Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe
Motherhood”. Dewasa ini, Program Keluarga Berencana (KB) sebagai pilar pertama, telah
dianggap berhasil (Saifudin, 2002). Program Keluarga Berencana (KB) adalah bagian yang
terpadu (Integral) dalam program Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk turut serta
menciptakan kesejahteraan ekonomi, sprititual dan sosial budaya penduduk Indonesia (Dep.
Kes RI, 1994).
Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran (Dep.
Kes RI, 1994). Metode KB yang dapat digunakan terdiri dari 2 macam yaitu metode
sederhana (kondom, spermiside, koitus interuptus, pantang berkala) dan metode efektif
(hormonal, mekanis dan metode KB darurat) (Manuaba, 1998).
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB suntik, ini
disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah. Cara ini mulai disukai masyarakat
kita dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai kontrasepsi suntikan untuk mencegah
kehamilan (1983) (Muchtar. R, 2002). Namun demikian KB suntik juga mempunyai banyak
efek samping, seperti amenorea (30%), spoting (bercak darah) dan menoragia, seperti halnya
dengan kontrasepsi hormonal lainnya dan dijumpai pula keluhan mual, sakit kepala (<1-17%)
(pusing), galaktorea (90%), perubahan berat badan (7-9%) (Hartanto, jones, 2005 ).
Ada beberapa hal yang dapat mendukung terwujudnya gerakan KB nasional. Pada tahun
2003 adalah bahwa lebih dari 198.012 orang wanita (67,53%) berstatus menikah pernah
menggunakan salah satu alat kontrasepsi dan sekitar 1.782.108 orang
wanita (51,66%) berstatus menikah sedang menjadi peserta KB aktif (Badan Pusat Statistik,
2003). Dalam pelaksanaannya, program KB nasional digunakan untuk menunda kehamilan,
menjarangkan kehamilan dan menghentikan kehamilan atau kesuburan. Salah satu alat
kontrasepsi yang efektif bisa menunda atau menjarangkan kehamilan adalah dengan
menggunakan Suntik KB (Hartanto, 2003).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 apa yang dimaksud dengan KB suntik ?
1.2.2 apa saja jenis-jenis KB suntik ?
1.2.3 bagaimana cara kerja KB suntik ?
1.2.4 bagaimana cara pemberian KB suntik ?
1.2.5 apa keuntungan dan kerugian dari Kb suntik ?
1.2.6 apa saja indikasi dan kontra indikasi dari KB suntik ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui praktek pembinaan akseptor khususnya KB suntik
1.3.2 Tujuan khusus
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan KB suntik
 Untuk mengetahui jenis-jenis KB suntik

1
 Untuk mengetahui cara kerja KB suntik
 Untuk mengetahui cara pemberian KB suntik
 Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari Kb suntik
 Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari KB suntik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan


melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia

2
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya
relatif murah dan aman.

Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan


kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai
suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.

2.2 jenis-jenis KB suntik

2.2.1 Suntikan 1 bulan / Kombinasi : contoh : cyclovem

1) Kandungan
Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang diberikan
satu bulan sekali. jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan injeksi I.M
sebulan sekali (Cyclovem).
2) Cara kerja
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga
mencegah pematangan dan pelepasan sel telur. Endometrium menjadi tipis dan atrofi
dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Selain itu akan merangsang timbulnya haid
setiap bulan.
3) Efektifitas
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam suntikan tersebut
telah dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100
wanita selama tahun pertama penggunaan.
4) Keuntungan & Kerugian
a) Keuntungan kb suntik 1 bulan
 Sangat efektif (99,6%)
 Risiko kesehatan kecil
 Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
 Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
 Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem
 Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam)
 Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun), kecuali Cyclofem
 Mencegah kehamilan ektopik
 Jangka panjang
 Sangat efektif walaupun klien terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang
telah ditentukan
 Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia
untuk mengikuti sterilisasi (tubektomi).
b) Kerugian KB suntik 1 bulan
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.

3
 Harus kembali ke sarana pelayanan.
 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
 Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual,
hepatitis B, atau infeksi HIV.
 Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga.
 Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsi
dan obat tuberklosis.
 Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
 Kemungkinan terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
5) Indikasi & kontraindikasi
a) Indikasi KB suntik 1 bulan
 Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang atau telah
mempunyai cukup anak sesuai keinginan tetapi belum ingin, belum siap atau
belum bisa ikut tubektomi saat ini
 Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi yang tidak perlu dipakai setiap
hari atau setiap bersenggama
 Klien tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen, atau
kalau meminumnya maka akan timbul gejala-gejala komplikasi pemakaian
esterogen
 Klien sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
 Usia reproduksi
 Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
 Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
 Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan
 Pascapersalinan dan tidak menyusui
 Anemia
 Nyeri haid hebat
 Haid teratur
 Riwayat kehamilan ektopik
 Sering menggunakan pil kontrasepsi
b) Kontraindikasi KB suntik 1 bulan
 Hamil atau diduga hamil
 Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
 Penyakit hati akut
 Usia lebih dari 35 tahun yang merokok
 Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (lebih
dari 180/110 mmHg)
 Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
 Keganasan payudara
6) Waktu Pemberian
a) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan

4
b) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain
untuk 7 hari.

c) Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja
dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.

d) Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan


pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil

e) Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.

f) Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan beri suntikan
kombinasi.

g) Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat


diberi.

h) Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut
menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat
diberikan tanpa perlu menunggu haid

i) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut
dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya

7) Manfaat kesehatan
a) Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan, menurunkan nyeri perut
b) Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat besi.
c) Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid
d) Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung
telur karena progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga
memepersulit penularan infeksi dari liang senggama atau serviks untuk
mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan berkurangnya
stimulasi dari sel epitel ovarium).
e) Mencegah terjadinya kanker endomertrium
f) Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit darah sickle cell
anemia
g) Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui.
h) Gambar KB Suntik 1 bulan

5
2.2.2 Suntikan/3 bulan : contoh : Depo provera, Depogeston

1) Kandungan
a) Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang
diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong).
Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa
progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita.
Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis dan
endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi
kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi
suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga berencana.
Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim
atau payudara pada wanita yang mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti
yang cukup tegas, bahkan sebaliknya.
b) Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung 200mg noratin
dion anontat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler.
Norigest adanah obat yang disuntikkan (secara Depot). 1 ampul Norigest berisi
200 mg Norethindore enenthate dalam larutan minyak. Larutannya merupakan
campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam perbandingan 4:6. Efek
kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lender cervix.
Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam
waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi
perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu
kepada setiap calon akseptor akan kemungkinan hal ini.
2) Cara Kerja
 Mencegah ovulasi

 Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma

 Menjadikan selaput lendir rahim tipis

 Menghambat pengangkutan gamet oleh tuba

3) Efektifitas

6
Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas yang sangat tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan sesuai jadwal
dan secara teratur.
4) Keuntungan & kerugian
a) Keuntungan KB suntik 3 bulan
 Sangat efektif
 Pencegahan kehamilan jangka panjang
 Tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual
 Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
 Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
 Sedikit efek samping
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
 Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause
 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
 Menurunkan kajadian penyakit jinak payudara
 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
 Menurunkan krisis anemia bulan sabit
b) Kerugian KB suntik 3 bulan
 Sering ditemukan gangguan haid

 Siklus haid yang memendek atau memanjang

 Perdarahan yang banayk atau sedikit

 Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak

 Tidak haid sama sekali

 Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan


 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B, atau infeksi virus HIV
 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
 Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan atau
kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan
obat suntikan dari deponya.
5) Indikasi & kontraindikasi
a) Indikasi KB suntik 3 bulan
 Usia reproduksi
 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui
 Setelah abortus atau keguguran
 Perokok
 Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia
 Menggunakan obat untuk epilepsi atau obat tuberklosis
7
 Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung esterogen
 Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
 Mendekati usia menopause
b) Kontraindikasi KB suntik 3 bulan
 Hamil atau dicurgai hamil
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
 Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
 Menderita kanker payudara
 Diabetes melitus

6) Gambar KB suntik 3 bulan

2.3 cara pemberian KB suntik 1 bulan dan 3 bulan


1. Waktu pemberian
 Setelah melahirkan : 6 minggu pasca salin
 Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah
keguguran (asal ibu belum hamil lagi)
 Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
2. Lokasi penyuntikan IM sampai daerah glutus
 Daerah bokong/pantat
 Daerah otot lengan atas
2.4 Cara penyimpanan
Disimpan dalam suhu 20-25°C
2.5 Cara penggunaan
1. Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intromuskuler
dalam di daerah pantat. Apabila suntik diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi
suntikannonsterat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai dengan
injeksi kelimadiberikan setiap 12 minggu.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil atau
iso propil alkohol 60-90% biarkan kulit kering sebelum disuntik
3. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara, kontrasepsi
tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar vial, upayakan
menghilangkannyadengan cara menghangatkannya.
2.6 Peringatan bagi akseptor
1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
2. Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan ektopik tergantung.
3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4. Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya penglihatan.
5. Peredarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam
waktu1 periode masa haid.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi
ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk
pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada
hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat
dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang
tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan
reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis,
peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya
untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan
ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi
suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua
di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
Progestin atau medroxyprogesterone diinjeksikan oleh tenaga kesehatan setiap tiga bulan
sekali. Tersedia 2 tipe injeksi. Tipe yang pertama adalah yang disuntikkan ke jaringan otot di
lengan maupun bokong, dan tipe kedua yaitu disuntikkan di bawah kulit. Masing-masing
tipe sangat efektif.
Progestin mengganggu siklus menstruasi. Sekitar sepertiga wanita yang menggunakan
kontrasepsi ini tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan setelah injeksi pertama.
Sedangkan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan bercak selama lebih
dari 11 hari setiap bulannya. Setelah kontrasepsi ini digunakan selama beberapa waktu,
perdarahan yang tidak teratur semakin jarang terjadi. Setelah 2 tahun, sebanyak 70% wanita
tidak akan mengalami perdarahan sama sekali. Ketika injeksi dihentikan, menstruasi
kembali teratur dalam waktu 6 bulan pada separuh wanita dan dalam waktu 1 tahun bagi tiga
perempat wanita lainnya. Kesuburan mungkin saja belum kembali seperti semula sampai
satu tahun setelah injeksi dihentikan.
Efek samping yang bisa muncul meliputi sedikit penambahan berat badan, sakit kepala,
menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi, dan menurunnya kepadatan tulang untuk
sementara waktu. Biasanya, kepadatan tulang akan kembali seperti semula setelah injeksi
dihentikan. Orang yang mendapatkan suntikan kontrasepsi hormonal, terutama remaja dan
wanita muda harus mengkonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D setiap hari untuk
membantu memelihara kepadatan tulang.
Medroxyprogesterone tidak meningkatkan risiko penyakit kanker, termasuk kanker
payudara. Medroxyprogesteron mengurangi risiko munculnya kanker endometrial, penyakit

9
radang pelvis (infeksi pada organ reproduksi wanita bagian atas), dan anemia karena
kekurangan zat besi. Interaksi dengan beberapa obat jarang ditemukan.

3.2 SARAN
Sebelum memberikan kontrasepsi ini pada klien,sebaiknya bidan menjelaskan kekurangan
dan kelebihan KB suntik,serta efek sampingnya,agar klien lebih siap dalam menghadapi hal-
hal yang timbul akibat pemakaian alat kontrasepsi ini

DAFTAR PUSTAKA

Notodiharjo, Riano. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana. Yogyakarta :


Kanisius.
10
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 200

Saifuddin, A.B., 2006, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan Bina
Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta

http://www.nextbio.com/b/home/home.nb?q=depo-progestin

http://www.medicinenet.com/medroxyprogesterone/article.htm

http://www.pubmedcentral.nih.gov/pagerender.fcgi?artid=1374922&pageindex=5#page

http://id.shvoong.com/exact-sciences/2007272-karakteristik-akseptor-kb-suntik/#ixzz1tnv17AtB

PROHEALTH, http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/

11

Anda mungkin juga menyukai