Anda di halaman 1dari 9

MODUL 01

EFISIENSI MESIN : PENENTUAN NILAI EFISIENSI MESIN UAP


PANAS
Arvian Syandika Pramasta, Argo Sakti Dharma, Humam, Cornelia Riasdita V
10217011, 10217020, 10217042, 10217062
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: arviansyandika@gmail.com

Asisten: Salsha W.F. / 10216101


Tanggal Praktikum: (18-09-2019)

Abstrak
Semua proses yang terjadi secara alami berlangsung pada satu arah saja dimana tidak dapat berlangsung pada arah
sebaliknya. Proses ini biasa disebut sebagai proses ireversibel. Kalau kita menyentuhkan benda yang bersuhu tinggi
(benda panas) dengan benda yang bersuhu rendah (benda dingin), kalor dengan sendirinya mengalir dari benda
bersuhu tinggi menuju benda bersuhu rendah. Untuk menjelaskan fenomena tersebut, dibuat suatu alat yang disebut
sebagai mesin kalor. Gagasan dasar dibalik penggunaan mesin kalor adalah kalor bisa diubah menjadi energi
mekanik hanya jika kalor dibiarkan mengalir dari tempat bersuhu tinggi menuju tempat bersuhu rendah. Selama
proses ini, sebagian kalor diubah menjadi energi mekanik (sebagian kalor digunakan untuk melakukan kerja),
sebagian kalor dibuang pada tempat yang bersuhu rendah. Pada praktikum kali ini, mesin kalor yang akan
digunakan adalah mesin uap panas tipe bolak-balik. Dimana pada mesin uap panas ini, memanfaatkan gerakkan
dari piston untuk menghasilkan panas. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mencari kalor yang ditransfer ke
reservoir, usaha, dan efisiensi dari mesin uap panas yang digunakan. Akan dilakukan dua percobaan, yaitu tanpa
menggunakan beban (variasi tegangan transformer), dan dengan menggunakan beban (variasi berat beban). Hal ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari adanya beban terhadap hasil dari mesin uap kalor.
Kata kunci : Efisiensi, Ireversibel, Kalor, Mesin Uap, Termodinamika.

I. Pendahuluan akan bertambah panas. Tapi kenyataannya tidak


Tujuan praktikum kali ini adalah seperti itu. Terdapat banyak proses ireversibel
menentukan jumlah panas yang mengalir dalam yang tampaknya berbeda satu sama lain, tapi
satu siklus, menentukan usaha atau kerja dalam semuanya berkaitan dengan perubahan bentuk
satu siklus, dan menentukan efisiensi dari energi dan perpindahan energi dari satu benda
mesin uap panas yang digunakan dalam ke benda lain. Untuk menjelaskan proses
praktikum kali ini. termodinamika yang terjadi hanya pada satu
Semua proses yang terjadi secara alami arah (proses ireversibel), para ilmuwan
berlangsung pada satu arah saja dimana tidak merumuskan hukum kedua termodinamika.
dapat berlangsung pada arah sebaliknya. Proses Hukum kedua termodinamika menjelaskan
ini biasa disebut sebagai proses ireversibel [2]. proses apa saja yang bisa terjadi di alam
Kalau kita menyentuhkan benda yang bersuhu semesta dan proses apa saja yang tidak bisa
tinggi (benda panas) dengan benda yang terjadi [1].
bersuhu rendah (benda dingin), kalor dengan Salah seorang ilmuwan yang bernama R. J.
sendirinya mengalir dari benda bersuhu tinggi E. Clausius (1822‐1888) membuat sebuah
menuju benda bersuhu rendah. Kita tidak pernyataan yang berbunyi “Kalor berpindah
pernah melihat proses sebaliknya, di mana dengan sendirinya dari benda bersuhu tinggi ke
kalor dengan sendirinya berpindah dari benda benda bersuhu rendah; kalor tidak akan
dingin menuju benda panas. Jika proses ini berpindah dengan sendirinya dari benda
terjadi, maka benda yang dingin akan bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi”.
bertambah dingin, sedangkan benda yang panas Pernyataan Clausius merupakan salah satu
pernyataan khusus hukum kedua menunjukkan bahwa hal tersebut tidak
termodinamika. Disebut pernyataan khusus mungkin terjadi. Selalu saja ada kalor yang
karena hanya berlaku untuk satu proses saja, terbuang. Dengan demikian, berdasarkan
yakni berkaitan dengan perpindahan kalor [1]. kekekalan energi, didapat kesimpulan sebagai
Karena pernyataan ini tidak berkaitan dengan berikut.
proses lainnya, maka kita membutuhkan
pernyataan yang lebih umum. Perkembangan 𝑄𝐻 = 𝑄𝐿 + 𝑊 (1)
pernyataan umum hukum kedua
termodinamika sebagiannya didasarkan pada Keterangan :
studi tentang mesin kalor. QH : Kalor yang mengalir dari hot
Gagasan dasar dibalik penggunaan mesin reservoir ke mesin (J)
kalor adalah kalor bisa diubah menjadi energi QL : Kalor yang mengalir dari mesin ke
mekanik hanya jika kalor dibiarkan mengalir cold reservoir (J)
dari tempat bersuhu tinggi menuju tempat W : Usaha atau Kerja mesin (J)
bersuhu rendah. Selama proses ini, sebagian
kalor diubah menjadi energi mekanik (sebagian Mesin uap menggunakan uap air sebagai
kalor digunakan untuk melakukan kerja), media penghantar kalor. Uap disebut sebagai
sebagian kalor dibuang pada tempat yang zat kerja mesin uap. Terdapat dua jenis mesin
bersuhu rendah. uap, yakni mesin uap tipe bolak balik dan mesin
uap turbin (turbin uap). Rancangan alatnya
sedikit berbeda tetapi kedua jenis mesin uap ini
mempunyai kesamaan, yakni menggunakan
uap yang dipanaskan oleh pembakaran minyak,
gas, batu bara atau menggunakan energi nuklir.
Mesin uap yang akan digunakan pada
praktikum kali ini adalah mesin uap tipe bolak
balik.

Gambar 1. Skema Perpindahan Kalor

Hot reservoir (HR) dan cold reservoir (LR)


disebut juga suhu operasi mesin. Kalor yang
mengalir dari tempat bersuhu tinggi diberi
simbol QH, sedangkan kalor yang dibuang ke
tempat bersuhu rendah diberi simbol QL. Ketika
mengalir dari tempat bersuhu tinggi menuju
tempat bersuhu rendah, sebagian QH diubah Gambar 2. Skema Kerja Mesin Uap Tipe
menjadi energi mekanik (digunakan untuk Bolak-Balik
melakukan kerja), sebagian lagi dibuang
sebagai QL. Sebenarnya kita sangat Air dalam wadah biasanya dipanaskan
mengharapkan bahwa semua QH dapat diubah pada tekanan yang tinggi. Karena dipanaskan
menjadi W, tapi pengalaman sehari‐hari pada tekanan yang tinggi maka proses
pendidihan air terjadi pada suhu yang tinggi. menginginkan agar jumlah kalor yang dibuang
Suhu berbanding lurus dengan tekanan. (QL) sesedikit mungkin. Bagaimanapun kalor
Semakin tinggi suhu uap, semakin besar masukan (QH) biasanya diperoleh dengan
tekanan uap. Uap bersuhu tinggi atau uap membakar minyak, batu bara, gas dll (bahan
bertekanan tinggi tersebut bergerak melewati bakar yang digunakan). Karenanya setiap mesin
katup masukan dan memuai terhadap piston. kalor pada dasarnya dirancang untuk memiliki
Ketika memuai, uap mendorong piston efisiensi sebesar mungkin. Walaupun kita
sehingga piston bergerak ke kanan. Sebagian sangat menginginkan keuntungan yang
kalor pada uap berubah menjadi energi kinetik. sebesar‐besarnya dari pengeluaran yang
Pada saat piston bergerak ke kanan, roda yang sekecil‐kecilnya, kenyataan menunjukkan
dihubungkan dengan piston berputar. Setelah bahwa efisiensi mesin uap biasanya sekitar 40
melakukan setengah putaran, roda menekan %. Hal ini menunjukkan bahwa setengah
piston kembali ke posisinya semula. Ketika bagian kalor yang diperoleh dengan membakar
piston bergerak ke kiri, katup masukan dengan bahan bakar terbuang percuma. Hanya setengah
sendirinya tertutup, sebaliknya katup bagian saja yang berubah menjadi energi
pembuangan dengan sendirinya terbuka. Uap mekanik.
tersebut dikondensasi oleh kondensor sehingga Panas QL yang ditransfer ke cooling water
berubah menjadi embun. Selanjutnya, air yang dari mesin uap panas menyebabkan kenaikan
berada di dalam kondensor dipompa kembali ke temperatur air. Namun selain karena proses
wadah untuk dididihkan lagi. Demikian tersebut, kenaikan temperatur juga disebabkan
seterusnya. Karena prosesnya terjadi secara oleh gaya gesek (WR), yaitu gesekan piston
berulang‐ulang maka piston bergerak ke kanan dalam silinder. Gaya gesek ini perlu
dan ke kiri secara terus menerus. Karena piston diperhitungkan sebagai bagian dari kerja
bergerak ke kanan dan ke kiri secara terus mekanik pada kesetimbangan energi.
menerus maka roda pun berputar secara terus Dalam praktikum kali ini, akan digunakan
menerus. Putaran roda biasanya digunakan suatu beban pada roda dari mesin uap yang
untuk menggerakan sesuatu (melakukan kerja). disebut sebagai prony brake. Prony brake akan
Efisiensi (η) mesin kalor merupakan memberikan torsi sebesar N pada poros engkol
perbandingan antara Usaha (W) yang dilakukan dari mesin uap panas. Prony brake akan
mesin dengan masukan kalor pada suhu tinggi memperlambat kecepatan perputaran mesin uap
(QH). Secara matematis bisa ditulis sebagai panas menjadi f. Untuk kerja mekanik yang
berikut. ditransmisikan ke poros engkel, digunakan
persamaan berikut.
𝑊
𝜂 = 𝑄𝐿+𝑊 (2)
𝑊 ′ = 2𝜋. 𝑁 (3)
Keterangan :
Keterangan :
η : Efisiensi
W’ : Kerja Mekanik yang ditransmisikan
W : Usaha atau Kerja (J)
ke poros engkol (J)
QL : Kalor yang mengalir dari mesin ke
N : Torsi (N.m)
cold reservoir (J)
Dalam menentukan nilai torsi (N),
Jika ingin menyatakan efisiensi mesin kalor
digunakan perumusan berikut.
dalam persentase, kalikan persamaan efisiensi
dengan 100 %. Berdasarkan persamaan
𝑁 = (𝐹 + 𝑚. 𝑔). 𝐿 (4)
efisiensi di atas, semakin banyak kalor yang
dibuang (QL) oleh suatu mesin kalor, semakin
Keterangan :
tidak efisien mesin kalor tersebut. Kita sangat
N : Torsi (N.m)
F : Resultan Gaya (N)
m : Massa beban (Kg) Keterangan :
g : Percepatan gravitasi ( 9,8 m/s2) QL : Kalor yang mengalir dari mesin ke
L : Panjang prony brake (m) cold reservoir (J)
QL’ : Kalor yang ditransfer ke cooling
Dengan perumusan untuk total kerja water (J)
mekanik per perputaran roda adalah sebagai WR : Gaya gesek mesin uap panas (J)
berikut.
II. Alat dan Bahan

𝑊 = 𝑊 + 𝑊𝑅 (5) 1. 1 Cooling water
2. 1 Termometer
Keterangan : 3. 1 Bejana
W : Total Kerja Mekanik (J) 4. 1 Catu Daya
W’ : Kerja Mekanik yang ditransmisikan 5. 1 Pompa Air
ke poros engkol (J) 6. 1 Dinamometer
WR : Gaya gesek mesin uap panas (J) 7. 1 Voltmeter
8. 1 Ammeter
Untuk daya yang ditransfer ke bagian 9. 1 Transformer
cooling water, digunakan perumusan sebagai 10. 1 Mesin Uap Panas tipe Bolak-Balik
berikut. 11. 1 Stopwatch
12. 1 Gelas Beker
𝛥𝑉 III. Metode Percobaan
𝑃 = 𝑐. 𝜌 𝛥𝑡
ΔT (6)
Pada praktikum kali ini, ada dua percobaan
yang dilakukan. Percobaan pertama adalah
Keterangan :
percobaan yang dilakukan tanpa beban,
P : Daya (Watt)
sedangkan percobaan kedua dilakukan dengan
c : Kapasitas Kalor (J/Kg.K)
beban (menggunakan prony brake). Kedua
ρ : Massa jenis air (Kg/m3)
percobaan tersebut dilakukan untuk mengamati
ΔV : Perubahan Volume (Liter)
bagaimana perubahan volume, suhu, dan
Δt : Selang waktu satu siklus (Sekon)
frekuensi dari satu siklus. Variasi yang
ΔT : Perubahan Suhu (Kelvin)
dilakukan pada percobaan pertama adalah
variasi tegangan dari transformer, sedangkan
Untuk kalor yang ditransfer ke cooling
untuk percobaan kedua adalah variasi beban
water, digunakan perumusan sebagai berikut.
dari prony brake.
𝑃
Pada percobaan pertama, dinyalakan
𝑄𝐿′ = 𝑓 (7) terlebih dahulu catu daya. Kemudian air
dibiarkan untuk memasuki sistem dan
Keterangan : memenuhi tabung. Tunggu sampai air kembali
P : Daya (Watt) keluar melalui tabung outlet. Setelah itu, diukur
QL’ : Kalor yang ditransfer ke cooling temperatur awal dari air yang keluar. Apabila
water (J) sudah diukur temperatur, dinyalakan
f : Frekuensi putaran roda (Hz) transformer dengan tegangan keluaran (U)
sebesar 12 Volt. Langkah selanjutnya adalah
Sedangkan untuk panas yang kembali ke menghidupkan mesin uap panas dengan
sistem (untuk menjalankan siklus selanjutnya), memutar flywheel searah jarum jam. Kemudian
dirumuskan sebagai berikut. ditunggu hingga mesin uap panas beroperasi
secara stabil. Jika sudah stabil, turunkan secara
𝑄𝐿 = 𝑄𝐿′ − 𝑊𝑅 (8) perlahan tegangan transformet menjadi 8 Volt.
Setelah itu, tunggu 5 menit. Selama menunggu Hubungan Antara Tegangan
5 menit, air yang keluar dari ujung tabung outlet Transformer dengan Kecepatan
diukur pada gelas beker. Setelah 5 menit lewat, 7 Rotasi
matikan transformer, kemudian variasikan
6
transformer untuk tegangan 8, 10, dan 12 Volt.
Pada percobaan kedua, diletakkan dua 5 R² = 0.9985
bagian prony brake pada poros engkol mesin 4

f (Hz)
uap panas. Kemudian pada salah satu sisinya,
dipasangkan beban dengan variasi massa 50, 3
100, dan 150 gram. Pada sisi lainnya 2
dipasangkan precision dynamometer yang
1
terpasang pada stand rod dengan leybold
multicamp untuk menyeimbangkan prony 0
8 9 10
brake dengan beban. Selanjutnya langkah U (V) 11 12 13
percobaan yang dilakukan sama dengan
percobaan 1, hanya saja tegangan tidak Gambar 3. Grafik Perbandingan Tegangan
divariasikan dan tetap pada 8 Volt. Transformer (U) dengan Frekuensi Kecepatan
Pada praktikum kali ini, hipotesis yang Rotasi (f) Untuk Percobaan Tanpa Prony Brake
dirumuskan adalah apabila semakin tinggi
tegangan dari transformer, maka akan semakin Untuk percobaan kedua yang
sedikit volume yang didapat di gelas beker. menggunakan prony brake dengan beban,
Selain itu juga akan semakin tinggi suhu yang digunakan tegangan transformer yang konstan
terbaca di termometer. U = 8 Volt. Kemudian panjang prony brake
IV. Data dan Pengolahan data yang digunakan sebesar L = 0,25 m. Digunakan
Berikut akan disajikan data dari percobaan pula percepatan gravitasi g = 9,8 m/s2. Berikut
pertama. Pada percobaan ini, selang waktu adalah tabulasi data percobaan kedua.
pengamatan Δt = 5 menit = 300 sekon, dengan
temperatur awal dari cooling water adalah 28,1 Tabel 2. Hasil Pengukuran Percobaan 2
℃. (pengerjaan dengan prony brake)

Tabel 1. Hasil Pengukuran Percobaan 1 𝛥𝑉


(pengerjaan tanpa prony brake) m f T ΔT ΔV 𝛥𝑡
N
(Kg (Hz (℃ (℃ (ml (m3/
(Nm) 3
𝛥𝑉 ) ) ) ) ) s) x
U ΔV f T ΔT 10-6
(V) (ml3) 𝛥𝑡 (Hz) (℃) (℃)
(m3/s) 0,0 39, 11, 0,122 1,40
3,2 422
1,433 5 3 2 5 7
8 430 3,5 38,6 10,5 39, 11,
x 10-6 0,1 3,1 0,245 426 1,42
1,413 3 2
10 424 5,1 41,8 13,7 0,1 39, 11, 0,367
x 10-6 2,9 429 1,43
1,407 5 4 3 5
12 422 6,5 46,8 18,7
x 10-6
Nilai dari torsi (N) pada tabel diatas, dicari
Kemudian akan dibuat grafik hubungan antara dengan menggunakan persamaan (4), dengan
tegangan transformer (U) dengan kecepatan mengasumsikan gaya total (F) = 0. Kemudian
rotasi (f). akan dibuat grafik hubungan antara torsi (N)
dengan kecepatan rotasi (f).
Hubungan Antara Torsi dengan Hubungan QL dan W dengan f
Kecepatan Rotasi
QL terhadap f W terhadap f
3.25
3.2 25
3.15
20
3.1
f (Hz)

QL, W (J)
3.05 15
3
2.95 10
2.9 R² = 0.9643
5
2.85
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0
N (Nm) 0 2 4 6 8
f (Hz)

Gambar 4. Grafik Perbandingan Torsi (N) dengan


Frekuensi Kecepatan Rotasi (f) Untuk Percobaan Gambar 5. Grafik Perbandingan Kalor Yang
Dengan Prony Brake Ditransfer Ke Reservoir dan Kerja Yang Dilakukan
terhadap Frekuensi
Kemudian, akan dilakukan perhitungan
terhadap efisiensi (η) , usaha (W), dan kalor V. Pembahasan
yang ditransfer ke cold rerservoir (QL). Data- Pengaruh dari waktu terhadap temperatur
data yang dibutuhkan ditabulasikan pada tabel dalam siklus kerja mesin uap panas adalah
3 di bagian lampiran. Untuk mendapatkan nilai semakin banyak waktu yang digunakan untuk
W’ pada tabel tersebut, digunakan persamaan kerja, makan akan semakin tinggi temperatur
(3), sedangkan nilai dari WR didapatkan pada yang terbaca oleh termometer. Hal ini
data raferensi dimana nilai WR berpasangan dikarenakan panas yang timbul dalam satu
untuk tiap nilai frekuensi (f). Selain itu untuk siklus dihasilkan oleh gesekan antar piston.
mendapatkan nilai W, digunakan persamaan (5) Dimana apabila semakin lama piston
dengan menjumlahkan W’ dengan WR. Nilai P bergesekan, maka akan semakin tinggi
didapatkan dengan menggunakan persamaan temperatur yang akan ditransfer ke reservoir.
(6). Kemudian dari nilai P tersebut, dengan Hubungan antara tegangan dengan
menggunakan persamaan (7), didapatkan nilai temperatur adalah berbanding lurus. Seperti
dari QL’. Dari nilai QL’, dapat ditentukan nilai yang ditampilkan pada tabel 1. Hal ini
dari QL melalui persamaan (8). Selanjutnya disebabkan karena semakin tinggi tegangan
untuk mencari efisiensi dari mesin kalor, yang digunakan, koil yang digunakan untuk
digunakan persamaan (2) dengan memanaskan udara disekitar piston juga akan
mengalikannya dengan 100 %. semakin panas. Ketika udara disekitar piston
Setelah memperoleh seluruh data hasil semakin panas, maka semakin tinggi pula
perhitungan diatas, akan dibuat grafik yang tekanan yang dihasilkan. Oleh karenanya piston
menunjukkan hubungan antara QL terhadap f, dapat bekerja lebih cepat, atau dalam kata lain
dan W terhadap f. frekuensi dari piston semakin tinggi. Hubungan
tersebut (tegangan dengan frekuensi) dapat
dilihat pada gambar 3.
Perhitungan efisiensi lebih tepat jika
menggunakan persamaan (2) dikarenakan
pembilang (W) dan penyebut (QL) sama-sama
besaran yang merepresentasikan parameter-
parameter yang berhubungan dengan cara kerja karenanya ketika frekuensi naik, maka suhu air
mesin uap itu sendiri. Untuk W, dengan pada tabung piston akan naik (tekanan naik),
mensubstitusikan persamaan (3) dan (4) ke sehingga perubahan volume akan membesar,
persamaan (5), akan didapatkan hubungan dan mengakibatkan daya dan QL membesar.
usaha dengan torsi (N). Untuk QL, dengan Untuk pengerjaan dengan beban, nilai dari QL
mesubstitusikan persamaan (6) dan (7) ke terlihat menurun (gambar 4). Hal ini terjadi
persamaan (8), dapat didapat hubungan QL karena ketika beban ditambah, maka akan
dengan perubahan volume dan waktu. memperkecil frekuensi dan secara otomatis
Pengaruh beban pada prony brake adalah akan membuat suhu air menjadi turun. Karena
menambah gaya gesek antara putaran flywheel suhu turun, maka perubahan volume pun akan
dengan prony brake. Semakin besar beban, menurun. Karena daya berbanding lurus dengan
maka gaya gesek yang dihasilkan semakin perubahan volume dan suhu, maka daya
besar pula. Dengan demikian torsi yang menurun. Dan ketika daya menurun, QL akan
dihasilkan juga semakin besar (tabel 2) menurun (persamaan (6) disubstitusikan ke
Akibatnya perputaran dari flywheel semakin persamaan (7)).
kecil, frekuensinya semakin kecil dan suhu air Hubungan antara f dengan W dapat
menurun. Oleh karena itu didapatkan grafik dilihat pada grafik di gambar 5 yang berwarna
menurun seperti pada gambar 4. Untuk merah. Untuk pengerjaan tanpa beban, W
temperatur sendiri tidak berubah karena semakin kecil ketika f semakin membesar. Hal
temperatur bergantung kepada tegangan, ini terjadi karena pada persamaan (5), nilai W
seperti yang sudah dibahas pada paragraf hanya dipengaruhi oleh WR saja, dan
sebelumnya. berdasarkan data referensi, ketika frekuensi
Efisiensi yang didapat dari percobaan 2 membesar, maka WR mengecil. Pada akhirnya
(menggunakan prony brake) adalah semakin menyebabkan W mengecil ketika f membesar.
tinggi ketika beban semakin berat (tabel 3). Hal Untuk pengerjaan dengan beban, nilai W akan
ini terjadi karena ketika beban semakin berat, semakin besar ketika beban semakin berat. Hal
maka akan memperbesar nilai torsi yang ada. ini dikarenakan beban berbanding lurus dengan
Ketika torsi semakin besar, maka usaha atau torsi (persamaan 4), dan torsi berbanding lurus
nilai dari W akan semakin besar juga dengan W (melalui bentuk W’).
(substitutsi persamaan (3) dan (4) ke persamaan VI. Kesimpulan
(5)). Untuk meningkatkan efisiensi, dapat 1. Jumlah panas yang keluar (QL) dalam
dilihat pada persamaan (2), bahwa yang harus satu siklus telah dihitung dan
ditabulasikan pada tabel 3 bagian
dilakukan adalah meningkatkan usaha dengan
lampiran.
memperkecil kalor QL. Hal tersebut dapat 2. Besar usaha (W) yang dilakukan
dilakukan dengan cara memperbesar beban dalam satu siklus telah dihitung dan
pada prony brake agar perubahan suhu pada ditabulasikan pada tabel 3 bagian
piston juga menurun, sehingga daya menurun lampiran.
dan QL ikut menurun. 3. Besar nilai efisiensi mesin (η) yang
Hubungan antara kecepatan rotasi (f) digunakan pada praktikum kali ini
telah dihitung dan ditabulasikan pada
dengan QL tanpa beban bisa dilihat di grafik
tabel 3 bagian lampiran.
pada gambar 5 yang berwarna biru. Ketika VII. Daftar Pustaka
kecepatan rotasi semakin tinggi, maka nilai QL [1] Serway, R.A., 1986, Physics for
semakin tinggi pula. Hal ini terjadi karena Scientist and Engineering With
seperti yang dibahas pada paragraf 3 bagian
Modern Physics. New York :
pembahasan, bahwa besarnya QL berbanding
Saunders College Publishing.
lurus dengan besarnya daya (P). Daya sendiri
berbanding lurus dengan perubahan suhu dan
perubahan volume terhadap waktu. Oleh
[2] Zemansky, Mark W, etal, 1968, Heat
and Thermodynamics 5th ed. McGraw
Hills.
LAMPIRAN

Tabel 3. Hasil Pengukuran Seluruh Percobaan

U W
Beb f N
Percob ( W’ R W P
an (H (Nm QL’ (J) QL (J) η (%)
aan V (J) (J (J) (Watt)
(Kg) z) )
) )
5,537098
0 8 3,5 0 0 1 1 63,21 18,06 17,06
56
81,323 15,94572 14,94572 6,271273
1 0 10 5,1 0 0 1 1
2 549 549 142
110,47 16,99686 15,99686 5,883439
0 12 6,5 0 0 1 1
96 154 154 115
0,12 0,76 1, 1,86 66,169 8,715782
0,5 8 3,2 20,678 19,578
25 93 1 93 6 406
0,24 1,53 1, 2,63 66,796 21,54735 20,44735 11,42946
2 0,1 8 3,1
5 86 1 86 8 484 484 011
0,36 2,30 1, 3,40 67,867 23,40268 22,30268 13,25484
0,15 8 2,9
75 79 1 79 8 966 966 964

Anda mungkin juga menyukai