BAB I
SENANTIASA BERSYUKUR
Bahan Alkitab:
I Korintus 15:57, I Tesalonika 5:18
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata syukur berarti terima kasih kepada Allah,
menyatakan perasaan lega, senang. Istilah yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk
syukur/ucapan syukur adalah eucharistia, yaitu ucapan syukur atas anugerah/karunia
yang diterima dari Tuhan. Jadi, ucapan syukur merupakan ungkapan rasa terima kasih
karena menerima anugerah yang besar dari Tuhan.
Tugas:
1. Amatilah orang-orang terdekatmu selama tiga hari. Perhatikanlah, apakah mereka
lebih sering bersyukur atau lebih banyak bersungut-sungut atau berbantah-bantah!
BAB II
BAGAIMANA KITA BERSYUKUR
Bahan Alkitab:
Kolose 3:16
Bagaimana kita dapat mengungkapkan rasa syukur kepada Allah Bapa? Tentu pada saat
mengalami kebaikan-Nya, kita mengucap syukur kepada-Nya dalam bentuk puji-pujian,
doa dan persembahan-persembahan.
C. Puji-pujian
Puji-pujian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ibadah kita kepada
Tuhan. Puji-pujian mengandung arti suatu pernyataan kekaguman dan pemujaan. Kita
dapat menaikkan puji-pujian kepada Allah melalui nyanyian syukur, baik perorangan
maupun kelompok, dan dapat kita lakukan dalam situasi dan kondisi apapun.
Rahasia supaya kita dapat memuji Tuhan setiap saat adalah puas dengan rancangan-Nya
atas hidup kita. Dan inilah yang dilakukan oleh Paulus (Kisah 16:25-26). Melalui puji-
pujian kepada Allah, kita memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Memperoleh kedewasaan iman
2. Meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan
3. Meningkatkan semangat dalam melakukan tugas kesaksian, pelayanan dan
persekutuan kita.
D. Berdoa merupakan pujian bagi Tuhan
Tentu kita sependapat dengan kata mutiara yang berbunyi, “Makin banyak berdoa
berarti makin banyak mengucap syukur”. Rasul Paulus menekankan bahwa, berdoa,
bersyukur dan bersukacita adalah tiga hal yang saling mempengaruhi (I Tes. 5:16-18).
Melalui doa, kita dapat menyatakan iman kepada Tuhan, sekaligus pujian akan
kemahakuasaan dan kemuliaan-Nya.
Jadi, baik puji-pujian, doa dan persembahan harus dilakukan denga sukacita. Itu berarti
melakukannya tanpa paksaan dan bukan karena pamrih. Kita melakukannya sebagai
ungkapan kerelaan atau keikhlasan hati karena telah menerima berkat Allah.
BAB III
HARGAILAH WAKTU
Bahan Alkitab:
Efesus 5:15-18, Mazmur 103:15-16.
BAB IV
MENGEMBANGKAN TALENTA
Bahan Alkitab:
Matius 25:15-28
Dalam Kamus Alkitab, talenta adalah ukuran timbangan sebesar 3.000 syikal = lebih
kurang 34 kilogram. Dalam Perjanjian Baru, talenta merupakan ukuran jumlah uang
yang sangat besar nilainya, yaitu 6.000 dinar. Pada waktu itu, upah seorang pekerja
dalam sehari adalah satu dinar. Ini berarti bahwa satu talenta bernilai sangat besar.
Talenta melukiskan anugerah atau karunia yang diberikan Tuhan kepada hamba-hamba-
Nya. Pemberian-Nya itu berbeda beda (ada yang diberi 5, 2 dan 1 talenta). Tuhan telah
memakai ukuran dalam pemberian-Nya, yaitu menurut keadaan atau kesanggupan tiap-
tiap hamba yang menerima. Jadi, Tuhan membagikan karunia-Nya sesuai dengan
kekuatan kita masing-masing.
Pengajaran dengan perumpamaan talenta akan mengingatkan orang percaya bahwa:
- Allah melengkapi setiap orang percaya dengan talenta yang kadar, jenis dan
jumlahnya berbeda, sesuai dengan kehendak Allah. Tuhan tidak menciptakan
manusia tanpa talenta.
- Talenta itu harus dikembangkan. Berdasarkan talenta yang diberikan Allah, setiap
orang percaya harus berjuang supaya hidupnya bermakna bagi kemanusiaan dan
kemuliaan nama Allah, sesuai dengan maksud dan kehendak Allah.
C. Ingatlah! Kita diberikan berbagai karunia atau talenta yang berbeda-beda, sesuai
dengan kesanggupan dan kebutuhan masing-masing. Kita harus menggunakan karunia
itu untuk kepentingan bersama, sehingga nama Tuhan dimuliakan.
BAB V
MENGASIHI DIRI SENDIRI
Bahan Alkitab:
Mazmur 8:5-7
1. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu” (Markus 12:30).
Efeus 5:29, “ Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya
dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat”,
BAB VI
MENGASIHI SESAMA MANUSIA
Bahan Alkitab:
Markus 12:30-31
Jadi, yang dimaksud dengan sesama kita adalah orang-orang terdekat kita dan orang-
orang yang tidak kita kenal. Kita harus mengasihi Allah dan juga mengasihi mereka.
Bahan Alkitab:
Yakobus 2:17
Kasih Allah membawa keselamatan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan
Yesus (Yohanes 3:16). Tuhan Yesus yang sudah lahir ke dunia, menderita, mati,
dikuburkan, bangkit pada hari yang ke tiga dan naik ke surga. Inilah berita Injil (berita
keselamatan), bagi manusia yang berdosa. Kita manusia yang mengakui diri kita sebagai
orang yang berdosa, meminta ampun kepada Allah dan bertobat, maka dosa itu akan
diampuni oleh darah Tuhan Yesus, dan kita menjadi “selamat”. Menaruh percaya,
berharap dan berserah itu adalah iman.
A. Pengertian Iman
Perjanjian Lama: iman dari kata “aman” artinya memegang teguh janji-janji Allah
tentang keselamatan dan meyakini dengan akal, dengan segenap kepribadian, dengan
cara hidupnya, kepada segala janji-janji Allah yang diberikan lewat firman dan
karyaNya.
Perjanjian Baru: iman dari kata pistis / pisteuo artinya mempercayai atau menerima
sebagai hal yang benar. Iman artinya mengamini dengan segenap kepribadian, cara
hidupnya kepada janji-janji Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus yang telah
mendamaikan orang berdosa dengan diriNya sendiri sehingga segenap kehidupan
beriman dikuasai oleh keyakinan.
Menurut Thomas Grome (ahli pendidikan agama Kristen) iman adalah:1. Believing. 2.
Trusting. 3. Doing (iman tanpa perbuatan adalah mati).
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
yang tidak bisa kita lihat. Iman Kristen adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat. Artinya, bahwa iman percaya itu akan terlihat dalam perbuatan. Iman percaya itu
dapat melihat dan meyakini sesuatu hal yang belum kita lihat. Contoh: tentang surga.
Kita yakin surga itu ada, meskipun kita belum melihat.
BAB VIII
HIDUP BERPENGHARAPAN
Bahan Alkitab:
Roma 15:13
C. Isi Pengharapan
Alkitab menjanjikan suatu harapan yang sesungguhnya dan pasti bagi manusia dan bagi
dunia. Harapan berasal dari Allah sendiri. Harapan tidak tergantung pada apa yang kita
miliki (contoh: kekayaan, kedudukan). Namun, karena percaya akan kemurahan Tuhan
Yesus yang tidak pernah berkurang, harapan menjadi kenyataan, dan harapan tidak akan
mengecewakan. Pengharapan ada karena iman kepada Tuhan Yesus dan berpegang pada
janji-janji Allah tentang keselamatan. Keselamatan sudah datang dan ada dalam pribadi
Tuhan Yesus (baca - Roma 8:24-25).
D. Wujud Pengharapan
1. Pengharapan melibatkan hati dan pikiran (Amsal 17:22).
2. Pengharapan tidak mengecewakan (Roma 5:5).
3. Pengharapan memampukan untuk melihat yang terbaik (Yeremia 29:11).
“Melalui firman-Nya, Tuhan berjanji akan memenuhi harapan kita. Pengharapan kepada
Allah adalah kunci keberhasilan setiap orang. Karena itu, pengharapan memerlukan hati
yang teguh, pikiran yang luas yang memampukan kita untuk dapat melihat yang terbaik,
bahkan hari esok yang lebih baik daripada hari ini. Pengharapan itu tidak akan
mengecewakan”.
E. Soal-soal latihan
1. Apakah arti pengharapan?
2. Apakah wujud dari pengharapan?
3. Apakah isi pengharapan?
4. Apakah arti bahwa Allah adalah sumber pengharapan?
5. Jelaskan bahwa pengharapan itu melibatkan hati dan pikiran!
6. Apakah dasar pengharapan bagi orang percaya?
7. Mengapa pengharapan itu tidak dapat dilihat?
8. Tuliskan 5 ayat yang berhubungan dengan pengharapan!
BAB IX
IMAN DAN PENGHARAPAN DALAM KETAATAN
Bahan Alkitab:
Ibrani 11:7
Tunduk dan taat, mempunyai arti yang sama. Rasul Paulus berbicara tentang ketaatan
dikaitkan dengan iman. Karena antara iman dan ketaatan mempunyai hubungan yang tak
terpisahkan. Iman bukan sekedar pernyataan yang dapat diucapkan dan dibicarakan.
Iman berbicara tentang realita pengalaman hidup di dalam Tuhan dengan menyerahkan
diri seutuhnya pada Allah dan mentaati segala perintah-Nya. Dalam Yakobus 2:17,
dikatakan “…jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya
adalah mati”.
Ketaatan yang harus dimiliki orang beriman:
- Ketaatan tanpa batas, tanpa pamrih, tanpa syarat (I Petrus 2:18).
- Ketaatan yang terus menerus (Yakobus 1:25).
- Ketaatan dalam kesucian hidup (Yakobus 1:27b).
Arti ketaatan bagi orang beriman adalah:
- Mendatangkan perlindungan (Keluaran 14:19-20).
- Mendatangkan mujizat Allah (Keluaran 14:21-22).
- Mendatangkan kuasa yang berlipat ganda (Keluaran 14:22).
Keluarga adalah alat pertama yang dipaki dan dipilih Allah untuk menyatakan rencana
keselamatan (keluarga Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub). Jadi, keluarga kristen adalah
keluarga yang terdiri atas orangtua dan anak-anak yang mendasarkan hidupnya di atas
kasih Allah. Oleh karena itu, dalam keluarga harus ada keharmonisan (ada ketaatan
didalamnya – suami istri, anak dan orangtua), supaya menjadi garam dan terang bagi
dunia ini.
BAB X
MENUMBUHKEMBANGKAN IMAN DAN PENGHARAPAN
Bahan Alkitab:
Roma 4:18
Hidup beriman artinya hidup yang didasarkan atas iman / mempunyai iman. Hidup
berpengharapan artinya hidup yang mempunyai harapan. Berbagai upaya untuk
menumbuhkembangkan iman dan pengharapan antara lain melalui ha-hal berikut:
A. Berdoa
Berdoa berarti berkomunikasi dengan Tuhan, mengadakan hubungan dengan Tuhan.
Berdoa berarti menyatakan/mengungkapkan segenap isi hati kepada Tuhan. Orang yang
tidak berdoa, pada hakekatnya tidak berhubungan dengan Tuhan. Jika ini dilakukan
terus-menerus, iman orang tersebut akan mati. Seperti kata Martin Luther, tokoh
reformasi, “Doa adalah nafas hidup orang beriman”. Orang yang tidak berdoa sama
halnya dengan orang yang tidak bernafas. Nafas adalah tanda kehidupan. Orang yang
tidak bernafas artinya mati. Demikian juga orang yang tidak berdoa pada hakekatnya
adalah mati.
B. Membaca Alkitab
Alkitab adalah firman Tuhan. Membaca Alkitab berarti membaca firman Tuhan. Orang
yang membaca Alkitab akan mengetahui siapa Tuhan, siapa dirinya, apa yang
dikehendaki Tuhan atas manusia dan apa yang harus dilakukan manusia menurut
kehendak Tuhan.
Mazmur 1:1-3, mengingatkan: behwa membaca Alkitab itu merupakan hal yang sangat
penting, karena akan berdampak dalam hidup kekristenan kita. (baca juga – Maz.
119:97-100).
Ingatlah: “Hidup beriman dan berpengharapan kepada Tuhan berarti hidup didasarkan
atas iman dan pengharapan kepada Tuhan, mempercayakan dan mengharapkan
sepenuhnya kepada Tuhan”.
E. Soal-soal latihan
1. Jelaskan pengertian hidup beriman dan berpengharapan!
2. Dengan cara apakah iman dan pengharapan itu dapat
berkembang dan berbuah?
3. Ceritakan dengan singkat pengalaman pribadimu berkaitan dengan hidup beriman
dan berpengharapan!
BAB XI
HIDUP YANG KREATIF DAN OPTIMIS
Bahan Alkitab:
Bilangan 14:6-9
KETAATAN (OBEDIENCE)
PDF | Print | Write e-mail
Banyak orang ingin berkat, tetapi tidak taat. Padahal, berkat datang dari ketaatan pada
perintah Tuhan, sedangkan kutuk datang dari ketidaktaatan (Ul. 11). Ketaatan adalah
sebuah kualitas karakter yang menentukan masa depan seseorang. Sejauh mana anda
diberkati adalah tergantung sejauh mana anda taat pada Tuhan. Namun lebih dari
sekedar berkat, yang lebih penting adalah apakah Tuhan masih menyertai kita atau tidak
dalam segala yang hal yang kita lakukan.
Yesus adalah Pribadi yang memberi contoh kepada kita bagaimana Ia menunjukkan
ketaatan pada Bapa dalam hidupNya selama 33 ½ tahun di bumi. Dan sekalipun Ia
adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat melalui apa yang telah dideritaNya (Ibr. 5:8).
Itulah sebabnya, Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di
atas segala nama (Fil. 2:9). Kesimpulannya, Allah sangat berkenan kepada orang yang
taat kepadaNya dalam situasi sulit sekalipun. Pertanyaannya, maukah anda menjadi
orang yang berkenan di hati Tuhan?
Ketika anda mendengar kata “taat”, apa yang muncul di pikiran anda? Gambaran
“positif” atau “negatif”? Apakah anda menyukai “ketaatan”? Ada orang yang tidak suka
“taat” karena merasa kebebasannya dibatasi. Anak-anak umumnya tidak suka mentaati
perintah orang tuanya. Apa reaksi mereka ketika orang tua meminta mereka belajar dulu
baru boleh main? Atau selama seminggu ini tidak boleh menonton televisi karena
sedang menghadapi ujian semester? Apakah mereka taat kepada perintah orang tua?
Anak-anak suka taat pada sesuatu yang mereka sukai. Mereka tidak suka taat pada
perintah yang mereka tidak sukai. Inilah kecenderungan manusia sejak kejatuhan Adam
dan Hawa. Cenderung mengikuti keinginan sendiri, cenderung memuaskan daging.
Ada orang yang tahu berzinah itu dosa, tetapi ia tetap saja melakukannya dengan
berbagai alasan. Pasangannya tidak menghargai dia. Pasangannya tidak mengasihi dia.
Penyebab yang sesungguhnya adalah ia tidak bersedia meninggalkan dosa yang
memberi dirinya kenikmatan. Tahu salah tetapi tidak mau taat kepada perintah Tuhan:
“Jangan berzinah”.
Kita tahu berbohong itu tidak benar, tetapi berapa sering kita berbohoing kalau ditanya:,
“Mengapa terlambat?” Alasannya macet. Padahal dari dulu Jakarta memang macet. Kita
berbohong ketika ditangkap polisi lalu lintas, berbohong demi mendapat order,
berbohong ketika ditanya istri. Mengapa kita berbohong padahal tahu perintah Tuhan:
”Jangan berdusta”? Banyak orang berkompromi terhadap dosa demi sebuah keuntungan
pribadi. Dari pembayaran pajak sampai tagihan pribadi dimasukkan ke tagihan kantor.
Demikian pula dengan janji. Dari janji kepada anak yang sampai janji mengembalikan
hutang atau barang pinjaman juga tidak ditepati. Dari klaim asuransi yang tidak jujur
sampai mecuri waktu kantor untuk berbisnis. Ini semua menunjukkan bahwa integritas
orang Kristen tidak lebih baik daripada integritas orang yang belum kenal Tuhan.
Berbagai alasan untuk berkompromi senantiasa muncul dalam bentuk label-label
“masalah” atau “kita memang manusia”, “maklum, banyak kelemahan” atau “daging
lemah”. Akibatnya, kita bukan menjadi Kristen pemenang. Kita kalah terhadap
kebiasaan dosa lama kita, kalah terhadap pornografi, kalah terhadap daging. Padahal,
kita percaya Yesus menang terhadap dosa dan kuasa kebangkitanNya ada dalam diri
kita. Masalah yang sebenarnya hanya satu: kita tidak mau taat sepenuhnya kepada
Tuhan.
Mari kita lihat lebih jauh, apa dan bagaimana sebenarnya ketaatan itu.
TAAT ADALAH KARENA KASIH
Yesus berkata: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”
(Yoh. 14:15).
Jika kita tidak taat, jangan-jangan sebenarnya kita tidak mengasihi Tuhan. Tiadk taat
artinya kita lebih mengasihi diri kita, mengasihi daging kita, mengasihi kenikmatan
dosa, sekalipun kita menyanyi ”aku cinta Yesus” berulang-ulang di ibadah. Kasih
diekspresikan dengan menghormati Tuhan. Menghormati Tuhan diekspresikan dengan
menuruti perintah-perintahNya. Taat tidak bisa dipaksa. Ketaatan yang lahir karena
terpaksa atau takut, hanya akan bertahan sementara. Taat pada Tuhan perlu dibangun di
atas hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan, kita
tidak akan kesulitan untuk melakukan perintah-perintahNya. Ketika anak saya
mengasihi saya, ia rela untuk tidak menuruti keinginannya, tetapi menuruti keinginan
ayahnya. Ia percaya apa yang dikatakan oleh ayahnya, itu yang terbaik bagi hidupnya.
Firman ini diucapkan oleh Nabi Samuel kepada Raja Saul waktu itu karena Raja Saul
tidak taat pada perintah Tuhan untuk membunuh semua orang Amalek, termasuk
binatang-binatang peliharaan mereka (1 Sam.). Tetapi Saul tidak taat, sehingga ia ditolak
oleh Tuhan untuk tetap menjadi raja Israel. Mengapa Saul tidak taat? Saul memilih
untuk menyenangkan hati rakyatnya dengan mengizinkan mereka mengambil kambing
domba Amalek. Ia juga ingin menyenangkan dirinya sendiri dengan membiarkan raja
Amalek, Agag, tetap hidup. Ada sebuah kebanggaan yang bisa dipamerkan di hadapan
umum. Kedagingan dan kesombongan melahirkan ketidaktaatan, dan ketidaktaatan
membuat Allah meninggalkan Saul.
Apakah ada lingkaran kebohongan atau keterikatan dosa dalam hidup kita?
Ketidaktaatan membuat kita jauh dari Tuhan, membuat hati kita tawar pada Tuhan,
membuat kita makin terpuruk. Yang kena bukan hanya diri kita, tetapi bisa juga
keluarga kita, anak-anak kita. Karena Abraham berbohong, pola kebohongan turun
kepada Ishak dan Yakub. Ishak berbohong ketika ia ditanya. Yakub juga berbohong.
Pilihlah taat lebih daripada kenikmatan dosa. Pilihlah taat pada panggilan Tuhan
daripada memiliki banyak uang dan harta. Pilihlah taat pada suara Roh Kudus sekalipun
dipandang rendah oleh manusia. Jangan seperti Saul. Demi pandangan manusia, demi
menyenangkan rakyatnya dan dirinya sendiri, ia memilih untuk mengambil kambing
domba jarahan dan menyisakan Raja Agag tetap hidup. Berkenan di hati Tuhan jauh
lebih penting daripada berkenan di hati manusia. Yesus berkata dalam Yoh. 15:10
“Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku
menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. ” Taat artinya membayar
harga untuk menuruti perintahNya.
Allah sangat menghargai “ketaatan”. Tuhan tidak mau hidup kita tidak taat, karena
ketidaktaatan akan melahirkan pemberontakan dan orang tersebut akan diserang oleh
kuasa gelap. Anak-anak kita mengalami sakit penyakit. Usaha kita gagal atau ‘dimakan’
orang. Pernikahan kita di ambang bahaya, dan sebagainya. Kompromi terhadap dosa
membuat kita tidak akan peka lagi kepada suara Tuhan. Salah dalam mengambil
keputusan dalam bisnis, keluarga maupun masa depan hidup kita sendiri. Tuhan
menghargai ketaatan anda. Dan Ia mau bukan hanya memberkati anda, tetapi menyertai
anda. Menolong anda di kala sulit, memberi hikmat di kala buntu, menguatkan anda di
kala lemah, memberi kemenangan di kala menghadapi peperangan. Untuk mengalami
semua itu, pilihlah taat kepada suara Tuhan dan FirmanNya.
Penatua Abbalove Ministries, Sumarno Kosasih