Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU

I. Latar Belakang

Selat Madura adalah selat yang terletak diantara Pulau Jawa dan Pulau Madura.
Seiring dengan perkembangan zaman, muncul sebuah gagasan untuk membangaun
jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura. Gagasan tersebut diprakarsai
oleh Prof. Dr. Sedyatmo. Dengan adanya jembatan tersebut diharapkan masyarakat dua
daerah tersebut dapat lebih mudah berhubungan, dan tidak tergantung dengan alat
transportasi laut.

Gambar 1. Jembatan Suramadu


Jembatan Suramadu merupakan proyek jembatan terbesar pertama di Indonesia
(dengan panjang sekitar 5,3 km) yang menghubungkan antara dua pulau yaitu Pulau
Jawa dan Pulau Madura. Pembangunan proyek dimulai sejak tahun 2001 dan selesai
tahun 2009. Peresmian jembatan suramadu akhirnya dapat dilaksanakan pada 10 juni
2009 oleh presiden susilo bambang yudhoyono. Dengan jembatan suramadu, yang akan
menghubungkan surabaya dengan pulau madura melalui jalan darat, diharapkan
ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif
akan membuat perkembangan Madura segera melejit, bersaing dengan daerah-daerah
lain.
Pembangunan proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) merupakan salah
satu proyek besar yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Oleh karena itu
manajemen proyek yang baik perlu dilakukan. Dengan manajemen proyek yang baik

Manajemen Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu Page 2


maka proyek tersebut juga akan berjalan dengan baik, baik dari segi biaya, jadwal,
maupun mutu (kualitas).

II. Manajemen Proyek Jembatan Suramadu


a. Organisasi dan SDM Proyek Suramadu
Organisasi merupakan hal yang penting dalam suatu proyek, fungsi organisasi yaitu :
 Organisasi merupakan sarana, dimana para anggota bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama.

 Di dalam organisasi terdapat pengaturan tentang bagaimana kerja sama itu


dilaksanakan.

 Adanya pembagian pekerjaan untuk mencegah duplikasi dan tumpang tindih kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan.

 Adanya suatu pembagian wewenang dan tanggung jawab.

Berikut ini adalah struktur organisasi dalam pembangunan proyek jembatan


suramadu

Gambar 1. Struktur Organisasi Proyek Suramadu

Manajemen Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu Page 3


PENANGGUNG JAWAB
Secara institusi Proyek Induk Pembangunan Jembatan Suramadu berada di bawah
pembinaan dan tanggung jawab Direktur Jenderal Prasarana Wilayah melalui Direktur
Prasarana Wilayah Tengah.
KONTRAKTOR
Pengadaan kontraktor dan konsultan dalam pelaksanaan pembangunan Jembatan Suramadu
dilakukan melalui lelang dan seleksi, sesuai dengan peraturan pemerintah yang ada berdasarkan
paket pekerjaan. Untuk pelaksanaa / kontraktor pekerjaan tahun anggaran 2003-2004, sebagai
pelaksana pekerjaan Causeway adalah :
Kontraktor Sisi Surabaya :
 Hutama Wijaya Agrabudi, JO, yang merupakan Joint Operation antara PT Hutama Karya,
PT Wijaya Karya dan PT Agrabudi Karyamarga

Kontraktor Sisi Madura :


 Adhi - Waskita, JO, yang merupakan Joint Operation antara PT Adhi Karya dan PT
Waskita Karya

Kontraktor Bentang Tengah


 Pekerjaan bentang tengah yang terdiri dari Approach Bridge dan Main Span, yang
pendanaannya berasal dari pinjaman China, pelaksanaan pekerjaan dibagi menjadi dua.

 Main Span (Cable Stayed) pelaksana pekerjaan adalah Consortium of Chinesse


Contractors yang terdiri dari perusahaan China Road and Bridge Corporation (CRBC)
dan China Harbour Engineering Consultant (CHEC).

 Approach bridge selaku kontraktor adalah perusahaan kontraktor BUMN Indonesia yang
bergabung dalam Consortium of Indonesia Contractors (CIC) yang terdiri PT Adhi Karya,
PT Hutama Karya, PT Waskita Karya dan PT Wijaya Karya dan CCC.

b. Studi Kelayakan Proyek Suramadu


Salah satu tahapan penting dalam proses pembangunan jembatan adalah studi kelayakan.
Ada tiga komponen utama studi kelayakan yaitu; analisis kebutuhan, kelayakan teknis, dan
kelayakan finansial dan ekonomi.

Manajemen Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu Page 4


Studi kelayakan dan pemasaran proyek pengembangan wilayah dan pembangunan
jembatan Surabaya-Madura yang disusun oleh Tim Studi Tri Nusa Bima Sakti, BPPT, PT.
Surabaya Industrial Estate Rungkut dan PT. Dhipa Madura Pradana, tahun 1993.

c. AMDAL (Analsis Mengenai Dampak Lingkungan)


Studi Andal yang merupakan kelanjutan dari AMDAL telah dilakukan oleh BPPT pada
tahun 1992. Namun, karena adanya penundaan studi tersebut akhirnya diulang kembali pada
tahun 2003 bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

d. Manfaat dan Dampak Proyek Suramadu


Benefit dalam proyek dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan
kesempatan kerja, perbaikan tingkat pendidikan, atau kesehatan, dan perubahan suatu sistem atau
struktur. Manfaat proyek dibagi menjadi 3 yaitu manfaat langsung, manfaat tidak langsung, dan
yang terakhir yaitu manfaat yang tidak dinyatakan dengan jelas.

Manajemen Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu Page 5


DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Vinky. Paper: Contruction Management (CM) pada Manajemen Proyek. 2005.
Medan: e-USU Repository Program Studi Teknik Arsitektur USU.
Web: http://www.scribd.com/doc/88862136/MANAJ-PROYKSURAMADU : MANAJ-
PROYKSURAMADU (diakses tanggal 22 Februari 2013 pukul 01.23)
Web: http://www.hutama-karya.com/project/jembatan-suramadu : Jemabatan Suramadu
(diakses tanggal 21 Februari 2013 pukul 22.00)

Manajemen Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu Page 6

Anda mungkin juga menyukai