Anda di halaman 1dari 19

Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu)

Sebagai Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta


Putu Aria Singsingan
Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa
Yogyakarta
Email : putu.ariaa@gmail.com Hp : 085714030968
ABSTRAK
Pembangunan kawasan perkotaan cenderung selalu identik dengan perwujudan dalam
bentuk fisik, baik itu dari segi bangunan maupun infrastruktur tambahan seperti jalan raya, tol
dan semacamnya. Hal ini tidak dapat dihindari karena hal tersebut sangat dibutuhkan pada
wilayah perkotaan, terlebih pada kawasan yang memiliki wilayah mobilitas tinggi dan sering
terjadi kemacetan disekitarnya. Kota Jakarta sebagai ibukota akan selalu bergantung pada
kawasan penunjang (hinterland) di sekitarnya. Terbatasnya ruang gerak pada ibukota
memaksa perluasan area perkembangan kota menjadi salah satu solusi yang sudah di terapkan
pada negara kita. Perluasan ini dimaksudkan agar daerah tersebut tidak terlalu terbebani
untuk memenuhi kebutuhan publik akan ruang hunian maupun ruang investasi. Demi
menunjang hal tersebut pada era pemerintahan sebelumnya sudah tercetus program-program
yang sifatnya melibatkan antar daerah dalam pembangunan suatu kawasan. Kerjasama antar
daerah ini pada akhirnya bertujuan untuk saling menguntungkan antar satu daerah dengan
daerah lain. Saat ini, daerah-daerah yang dilingkup kerjasama tersebut saat ini berkembang
sangat pesat baik dari segi pengembangan kawasan maupun ekonomi. Meskipun pada
akhirnya kerjasama yang dilakukan menjadi dilema tersendiri bagi pemerintah daerah yang
terlibat di dalamnya. Minimnya kemandirian dalam mengelola kawasan sendiri merupakan
salah satu dilema. Dalam tulisan ini penulis fokus pada analisis dampak pembangunan
infrastuktur jalan Tol BECAKAYU (Bekasi Cakung Kampung Melayu) yang sedang
dikerjakan kembali di tahun 2015. Adapun dampak yang dimaksud meliputi : lingkungan,
dampak sosial, sampai pada dampak ekonominya. Serta tidak lupa juga akan melihat peran
pemerintah daerah dalam program tersebut.
Kata kunci : Kerjasama Antar Daerah, Dampak Pembangunan, Tol Becakayu,
BAB I
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Selagi masih ada manusia
dimuka bumi pembangunan akan terus berlangsung. Baik didaerah maupun dikawasan
perkotaan hal tersebut berlaku sama. Dalam skala yang lebih besar pembangunan di suatu
negara merupakan visi yang dicita-citakan bersama. Hal tersebut nantinya tidak akan jauh
dari hakikat pembangungan itu sendiri yaitu maju, sejahtera dan berkeadilan. Cakupan makna
pembangunan pada era ke kini-an sangat lah luas. Tidak hanya pembangunan yang bersifat
fisik semata tetapi juga dapat berupa hal-hal yang non fisik seperti kesehatan, pendidikan,
keamanan dan lain-lain. Secara berlanjut, tahap demi tahapan semua sektor yang ada dalam
kehidupan manusia tak luput dari pembangunan.
Secara kasat mata pembangunan lebih terasa pada kawasan-kawasan yang memiliki
sumber kapital yang besar. Dengan asumsi dapat mengeksploitasi sumberdaya yang ada serta
kebutuhan akan faktor penunjang di dalamnya, pembangunan cenderung akan selalu gencar
pada kawasan-kawasan seperti ini. Lihatlah yang terjadi pada negeri kita ini. Daerah-daerah
yang memiliki sumber-sumber daya alam yang tinggi dan memiliki lokasi yang stategis
secara geografis akan selalu terasa perkembangan kawasannya. Setidaknya perkembangan
kawasan yang ada di area-area tersebut lebih baik dibanding kawasan-kawasan yang tidak
memiliki sumber kapital yang besar. Untuk lebih memudahkan imajenasi rangkaian tulisan
pada makalah ini kita perlu mempersempit bahasan kita dengan melihat pembangunan di
kawasan perkotaan. Kota sebagai pusat perekonomian suatu wilayah merupakan dambaan
bagi para pencari tuntutan ekonomi. Tingginya mobilitas, penghasilan yang tinggi, layanan
publik yang baik adalah beberapa alasan yang menjadikan kota tempat tujuan untuk hidup
masyarakat. Hal ini disebabkan dari efek pembangunan itu sendiri yang menjadikan wajah
kota lebih baik ketimbang daerah-daerah pelosok ataupun kabupaten pada umumnya.
Pembangunan sebuah kota dalam teori struktur tata ruang kota selalu menitik beratkan
kawasan tersebut sebagai Central Bussiness District (CBD) atau pusat-pusat dari kegiatan
ekonomi suatu wilayah. Memusatkan modal kapital yang ada dikawasan perkotaan secara
tidak langsung akan memicu proteksi untuk melindungi keberlangsungan eksplotiasi modal
tersebut. Proteksi yang dimaksud bertujuan agar kawasan atau wilayah kota akan selalu
terlindungi dan terjamin keberadaannya. Penjaminan ini dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara. Salah satunya dengan menjamin ketersediaan infrastruktur yang baik, tingkat
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

keamanan yang memadai, akses publik baik itu dari segi transportasi maupun ruas-ruas jalan
tersedia serta tercukupi untuk memenuhi kebutuhan kawasan perkotaan.
Terbatasnya lahan pada wilayah perkotaan juga menjadi kendala tersendiri dari segi
pengembangan kawasan. Pusat ekonomi yang ada dikota pasti akan selalu melakukan
perluasan-perluasan area karena pembangunan yang dilakukan secara berkelanjutan sangat
membantu memberikan kemudahan-kemudahan akses agar modal kapital ataupun investasi
terus berkembang didalamnya. Asumsi ini dibuat penulis berdasar pengamatan dan
pengalaman pada wilayah perkotaan, khususnya pada daerah Kota Bekasi dan Jakarta. Pada
area tersebut hampir dapat dikatakan tiap sudut-sudut kota merupakan kawasan komersil
yang dapat dijadikan lahan untuk mencari uang maupun investasi. Merebaknya ritel-ritel
perusahaan besar, gedung-gedung pencakar langit serta fasilitas infrastruktur jalan yang
memadai adalah gambaran umum kedua kota tersebut.
Sayangnya seiring dengan makin bertambahnya jumlah penduduk dari tiap tahun ke
tahunnya menciptakan permasalahan yang tidak kunjung selesai, yaitu kemacetan. Tidak
hanya dari segi jumlah penduduk saja yang menyumbang tumbuhnya suburnya permasalahan
ini tetapi juga peningkatan angka kepemilikan kendaraan ikut berperan besar langgengnya
kemacetan yang ada di Kota Bekasi. Pemerintah Kota tiap periodenya selalu berupaya
mencari solusi untuk memencahkan masalah ini dengan berbagai cara. Pelebaran jalan,
penambahan ruas jalan arteri pun menjadi solusi-solusi yang sifatnya hanya sementara. Barubaru ini pemerintah Kota Bekasi dan kota jakarta sedang gencar menggalakkan kembali
pembangunan tol becakayu (bekasi cakung kampung melayu). Adapun konsep tol itu sendiri
berupa tol layang yang akan melintas dari kawasan kalimalang (salah satu bagian dari
wilayah jakarta timur) sampai dengan bekasi.
Pemerintah bekasi bahkan sudah menetapkan peraturan daerah yang membahas terkait
penataan tata ruang yang ada dikawasan bekasi, yang salah satunya pembangunan tol
becakayu menjadi bagian dari kebijakan yang telah ditetapkan untuk 20 tahun kedepan.
Penulis dalam tulisan ini akan menganalisis dampak apa saja yang diberikan dari
pembangunan jalan tol ini? Serta apa peran yang dilakukan pemerintah dalam program
tersebut? Sehingga tulisan pada makalah ini akan bersifat elaboratif terhadap kebijakan yang
sedang dijalankan kembali pada tahun ini dan bersifat prediktif demi melihat efektisitas
program pembangunan yang ada di Kota Bekasi.
B. Rumusan Masalah
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang
dapat disusun adalah sebagai berikut:
Bagaimana dampak pembangunan Tol Becakayu pada perkembangan kawasan Kota Bekasi?
Dan apa peran pemerintah daerah dalam pembangunan tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini lebih ditujukan sebagai pembelajaran
dan memberikan gambaran tentang konsep pembangunan yang ada saat ini, terutama di
wilayah perkotaan. Pembangunan tidak hanya menjadi solusi atas permasalahan, tetapi di
dalamnya juga mengandung dilema-dilema tersendiri dari proses maupun keberlangsungan
pembangunan. Penulis ingin mengajak melihat realita pembangunan dengan menunjukan
dilema-dilema yang ada serta melihat bagaimana posisi pemerintah dalam pembangunan itu
sendiri.

BAB II
BEKASI DAN KEMACETAN
A. Kondisi umum bekasi saat ini

Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai


Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

Bekasi menurut literatur dan cerita ayah penulis yang mulai menetap sejak tahun
1980an, dahulunya merupakan kawasan pertanian, salah satu lumbung padi terbesar selain
karawang. Secara administratif merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, tetapi beberapa
orang sudah menganggap Bekasi merupakan bagian dari Jakarta, mungkin asumsi ini
berangkat dari fasad kota yang terlihat seperti Jakarta dan kemungkinan disebabkan karena
berbatasan langsung dengan Ibukota. Secara geografis kota ini terletak pada sebelah timur
Kota Jakarta. Posisinya yang berbatasan langsung dengan ibukota ini yang menyebabkan
mengapa kota ini memiliki pertumbuhan pembangunan yang sangat pesat dalam beberapa
dasawarsa ini. letak geografis tidak hanya menyebabkan wilayah Bekasi pesat dari segi
pembangunan ekonomi maupun infrastruktur, tetapi juga diiringi dengan selalu meningkatnya
pertumbuhan penduduk di tiap tahunnya. Statistik mencatat total penduduk yang menempati
Bekasi berjumlah 2,5 juta jiwa jumlah tersebut merupakan warga asli atau yang sudah tercatat
dan menjadi bagian penduduk Kota Bekasi, belum ditambah dari wialayah kabupaten serta
kaum urban yang selalu menambah sesak jumlah penduduk bekasi secara keseluruhan.
Pada kawasan-kawasan pusat Kota Bekasi misalnya sudah banyak berdiri apartemenapartemen yang menjulang tinggi, lahan yang terbatas menjadikan bangunan ini banyak
merebak di wilayah pusat kota. Belum lagi pusat-pusat perbelanjaan yang banyak merebak.
Tiap jengkal tanah yang ada di Kota Bekasi sudah mencapai pada harga yang tidak masuk
akal, tetapi masih lebih murah dibanding Jakarta. Semua adalah hal-hal imbas negatif dari
letaknya yang berdekatan dengan Jakarta. Kebanyakan dari pekerja Jakarta menjadikan
Bekasi tempat tinggal karena keterbatasan hunian dan mahalnya nominal yang harus
dikeluarkan untuk sekedar tidur di Jakarta. Sehingga menyebabkan Bekasi menjadi sasaran
hunian dan tempat primadona untuk bermukim.
B. Permasalahan yang timbul kemudian
Arus mobilisasi yang tinggi perharinya dapat dirasakan dan dilihat secara langsung di
tiap ruas-ruas jalan yang menghubungkan antara Bekasi dan Jakarta. Tak kurang dari 2,5 juta
jiwa berpindah setiap harinya melalui jalan utama, jalan arteri, jalan tol, serta kereta komuter.
Untuk memfasilitasi hal tersebut pemerintah sudah memfasilitasi dengan banyak membangun
ruas-ruas tol. Tercatat ada 6 akses masuk tol yang ada pada kawasan ini untuk menuju jakarta.
Terbagi kedalam 3 tol berada pada kabupaten bekasi dan 3 tol lagi berada dalam Kota Bekasi.
Namun itu tidak cukup untuk menampung banyaknya kapasitas kendaraan yang dibawa kaum
urban menuju jakarta. Tidak jarang sering kali kita mendengar di media-media elektronik
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

bahwa sering kali terjadi kemacetan pada arah menuju jakarta begitupun arah sebaliknya.
Fenomena ini sudah biasa terjadi pada Bekasi. Tidak hanya pada jalan utama maupun arteri,
tol pun yang notabene sebagai jalan yang bebas hambatan mengalami kemacetan. Tak
tanggung-tanggung kemacetan bisa terjadi sampai 2-3 jam. Padahal jika kendaraan tidak
teralalu padat kendaraan, rute terdekat Bekasi-Jakarta Timur (kawasan cakung) misalnya,
dapat ditempuh hanya dengan 30 menit. Tetapi dalam kondisi padat ini bisa memakan waktu
1-2 jam lamanya. Sangat-sangat tidak efisien.
C. Pembangunan tol becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) sebagai solusi
Berkaca pada kondisi umum yang ada diatas perlu kiranya penambahan ruas-ruas jalan
baru demi memecah kemacetan yang ada serta meminimalisir waktu tempuh para kaum
urban. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah ada ruang untuk penambahan lahan
jalan? Jika hanya sekedar pelebaran jalan tentu tidak terlalu membantu untuk mengurangi
volume jumlah kendaraan yang menjadi sumber kemacetan. Tentunya seperti pada pengantar
diatas bahwasanya permukiman perkotaan memiliki keterbatasan lahan dan sulit untuk
menemukan ruang-ruang baru karena sudah diisi penuh untuk kawasan permukiman dan
perdagangan. Sehingga solusi yang tercipta adalah pembuatan flyover di area-area jalan raya.
Kebijakan ini direalisasaikan dengan pembuatan jalan tol dengan menggunakan flyover pada
area Bekasi, Cakung (wilayah jakarta bagian timur) dan Kampung Melayu (wilayah jakarta
timur) atau disingkat becakayu.
Lahan yang digunakan dalam pembuatan tol ini menggunakan salah satu jalan arteri
yang melintasi kawasan kalimalang (sebagaian wilayah jakarta timur dan sebagian wilayang
bekasi barat). Lintasan dan lokasi yang terbatas ini lah yang menyebabkan salah satu pilihan
strategis yang paling dekat dengan jakarta adalah melalui jalan ini. Mungkin bisa untuk
membentangkan jalur-jalur tol baru tetapi yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah
tentang pembebasan lahan. Kota bekasi dengan penduduk mencapai 2,5 juta jiwa bisa
dikatakan sudah sangat sangat padat permukiman. Satu satunya hal yang memungkinkan
adalah tetap melawati area jalan tersebut atau dengan membuat tol layang diatas tol yang
sudah ada karena akan lebih ekonomis dalam segi anggaran1.

1 Ini sekaligun menjawab pertanyaan dari Frengky Hendrikus tentang apa ada
pembangunan jalan yang lain untuk mengurangi kemacetan kota bekasi?
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

(ilustrasi desain tol becakayu)


Berdasarkan situs resmi pekerjaan umum, tol layang Becakayu ini sejauh 21,04
kilomter (km) yang menghubungkan Jakarta dengan Kota Bekasi. Total investasi di Tol
Becakayu mencapai Rp 7,2 triliun. Dalam hal ini pemerintah Kota Bekasi hanya
berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Jakarta dan Kementerian PU untuk pengosongan
lahan yang akan dibangun tiang pancang tol Becakayu 2. Hal ini juga tertuang pada Rencana
Tata Ruang Wialayah Kota Bekasi dengan rentang waktu dari tahun 2011 sampai 2031.
Didalamnya disebutkan pada bagian ketiga pasal 10 ayat 1 dan 2 yang berbunyi sebagai
berikut3 :
1. Rencana pengembangan sistem transportasi darat sebagaimana tercantum dalam Pasal 9
ayat (1) huruf a meliputi : pengembangan sistem jaringan jalan, manajemen lalu intas,
dan pengembangan sistem jaringan kereta api;
2. Rencana pengembangan sistem jaringan jalan sebagaimana tercantum pada ayat (1),
meliputi :
a. rencana pembangunan jalan (commitment plan) regional strategis yang melintasi atau
berada di Kota Bekasi, yaitu :
2http://Tiang%20Pancang%20Tol%20Becakayu%20Mulai%20Dikerjakan%20di
%20Bekasi%20_%20Suara%20Pembaruan.htm, diunduh pada 10 April 2015
3 Perda Nomor 13 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wialayah Kota Bekasi
Tahun 2011-2031.
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

1. pengembangan jaringan jalan tol Bekasi - Cawang - Kampung Melayu/Becakayu


melalui koridor Kalimalang - Jalan Ahmad Yani sampai Jalan Agus Salim;
Jika dilihat dari konteks perda diatas, pembangunan tol becakayu merupakan bagian
dari rencana pembangunan jangka panjang yang di miliki Kota Bekasi. Pembangunan Jangka
Panjang biasanya mencakup jangka waktu 20 tahun. Rencana Jangka Panjang (Long Term
Planning) biasanya juga disebut sebagai perencanaan perpektif (Perpective Planning) yang
berisikan pembangunan secara umum. Dengan kata lain, perencanaan jangka panjang
berisikan pandangan jauh ke depan tentang kerangka pembangunan (Blueprint) yang disusun
sesuai dengan aspirasi masyarakat secara umum. Karena itu, perencanaan jangka panjang
lebih bersifat makro dan tidak sampai pada program kegiatan setiap hari secara rinci
(Sjafrizal : 31).
Wajar kiranya proyek ini sempat terhenti dan tersendat-sendat karena bukan merupakan
prioritas pembangunan jangka pendek yang dimiliki Kota Bekasi. Mungkin salah satu alasan
mengapa proyek ini dimulai kembali pekerjaannya karena didasari akan kebutuhan sarana
jalan tambahan. Kemacetan di Kota Bekasi seolah sudah menjadi tradisi yang sudah
dimaklumi oleh masyarakat yang tinggal didalamnya. Kemacetan dalam wajah kota dari
sudut manapun juga sulit jika kita nilai sebagai sebuah hal positif, justru malah bersifat
sebaliknya. Banyak kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat permasalahan ini. Statistik
yang dikeluarkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang di lansir harian kompas4 (13/3)
mencacat bahwa Jakarta setiap hari kedatangan 3,67 juta jiwa yang membawa 1,91 juta
kendaraan pribadi. Dari jumlah itu, sekitar 36 persen atau 1,33 juta jiwa yang membawa
700.000 kendaraan pribadi berasal dari Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Angka-angka
tersebut menunjukan fakta bahwa kemacetan bukan hanya didasari atas kepadatan penduduk
semata tetapi juga jumlah kendaraan yang sangat banyak. Padahal ruas dan volume jalan
yang ada terbatas sekali.
Selain atas asas kebutuhan pembangunan akan jalan juga didorong dari keinginan
Pemerintah Kota Bekasi yang mencanangkan pada tahun 2015 sebagai tahunnya
pembangunan infrastruktur. Mengingat pendapatan daerah yang selalu meningkat ditiap
tahunnya. Sepertinya pemerintah Kota berupaya melakukan investasi jangka panjang demi

4 http://news.kompas.com/padatnya-akses-bekasi-jakarta.htm , diunduh 10 april


2015.
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

menunjang tumbuh kembangnya perekonomian dikawasan bekasi yang tentunya akan


berdampak pada meningkatnya pemasukan daerah dimasa-masa yang akan datang.
Memang tidak dapat dipungkiri proyek pembangunan ini meski melibatkan Bekasi
sebagai area terdampak tetapi tidak lantas pembagian proyek seutuhnya diserahkan oleh
pemkot bekasi. Pemerintah Kota Jakarta nampaknya lebih berperan besar dalam program
pengembangan jalan ini. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah benar-benar
sudah ada kesepakatan penuh dari pemerintah daerah bekasi dan pusat? 5 . berdasar sumber
media cetak maupun perda terkait pembangunan tata ruang kota bekasi tidak dijelaskan
secara detail bentuk kesepahaman kerjasama antar pemerintah daerah, mengingat konteks
perda tersebut juga berupa perencanaan jangka panjang seperti yang dijelaskan diatas. Jadi
untuk perincian unit-unit pengerjaan sampai pada nota kesepahaman pembangunan antar
pemerintah tidak tertera. Namun dengan melihat fakta yang ada dilapangan bahwa proyek
tersebut kembali dilanjutkan dan juga tidak ada permasalahan ataupun memiliki masalah
yang diangkat media, penulis mengasumsikan bahwa kesepakatan pembangunan sudah
terjadi jauh sejak era pemerintahan Rahmat effendi dan Akhmad Syaikhyu6.
Penulis tidak memahami secara mendetail bagaimana proyek kerjasama antar
pemerintah ini berjalan. Tetapi jika dianalisis dari perkembangan berita sampai pada saat ini
(April 2015) kerjasama yang terbentuk hanya sebatas pendukung saja, seperti sterilisasi lahan
proyek yang kini menjadi lahan hunian bagi beberapa penduduk. Mengingat dari segi
anggaran serta kewenangan pemerintah daerah terbatas dalam proyek-proyek besar seperti
ini. Padahal pemerintah daerah juga memiliki kepentingan besar pula terutama untuk
mengatasi permasalahan kemacetan yang menjadi makanan sehari-hari Kota Bekasi.

BAB III
ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN DAN PERAN PEMERINTAH

5 Pertanyaan ini diajukan oleh nataniel.


6 Walikota dan Wakil Walikota Bekasi periode 2012-2017
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

A. Dampak positif
Proyek Tol yang mulai kembali digarap pada tahun 2015

ini menuai berbagai macam

persepsi dikalangan masyarakat. Keterbatasan lahan untuk membuat jalan menuju kota
Jakarta selalu menjadi persoalan yang seolah tidak ada solusinya. Demi menyiasatinya
pemerintah telah menerapkan pembuatan Tol Layang atau dengan membuat jalan raya
bertingkat jika dieksplisitkan secara sederhana. Penambahan rute transportasi ini diharapkan
mampu mengurai masalah kemacetan di ruas-ruas jalan menuju jakarta. Setidaknya ada
beberapa hal menurut analisa penulis yang perlu diperhatikan sebagai dampak dibangunnya
jalan bebas hambatan ini.
1. Penambahan sarana transportasi
Transportasi tidak hanya menyangkut tentang ketersediaan kendaraan pengangkut dari
suatu daerah ke daerah lain, tetapi juga meliputi sarana dan prasarana pendukungnya.
Infrastruktur jalan sebagai salah satu sarana transportasi berperan penting dalam penguraian
kemacetan. penambahan akses publik ini dinilai akan dapat memecah konsentrasi kemacetan
yang terpusat pada 3 tol dalam kota dan 2 jalan arteri serta jalan nasional yang menuju ke
Jakarta.
Selain bermanfaat memecah kemacetan, rute baru ini akan menimbulkan rute-rute
angkutan masal yang baru. Harapannya kedepan tidak hanya ada penambahan trayek-trayek
ke jakarta sebagai pengangkut masa ke jakarta. Tetapi juga ada pembatasan penggunaan akan
tol tersebut. Demi mendorong beralihnya kebiasaan masyarakat dari penggunaan kendaraan
pribadi ke angkutan massal, kiranya perlu penghususan salah satu tol dalam kota yang ada
untuk di khususkan penggunaannya kepada angkutan umum ataupun angkutan kendaraan
untuk industri.
2. Peningkatan sektor ekonomi
Apabila proyek ini terwujud dan dijalankan sektor lain yang akan terkena imbasnya
adalah sektor ekonomi. Peningkatan sarana transportasi akan memudahkan pergerakan arus
orang maupun barang atau komoditi yang melintasi daerah tersebut. Dengan minimnya waktu
tempuh yang diperlukan untuk menuju suatu daerah akan menghemat banyak hal, uang energi
sampai waktu yang pada akhirnya berimbas pada bertambahnya jam istirahat para pekerja
komuter.

Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai


Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

10

Peningkatan sarana transportasi mempunyai fungsi yang penting dan stategis dalam
perekonomian dan pembangunan. Menurut M.N. Nasution ada dua fungsi utama transportasi
dalam perekonomian dan pembangunan, adapun fungsi tersebut akan dijelaskan dibawah ini:7
1. Sebagai Penunjang (servicing facility)
Fungsi yang kemudian hadir dengan adanya transportasi baru akan dapat melayani
pengembangan sektor-sektor lain seperti pertanian, industri, perdagangan dan lainnya
yang bersifat ekonomis. Contoh : pembanguanan jalan akan dimanfaatkan untuk
mengangkut berbagai komoditas hasil pertanian dari daerah ke pasar-pasar perkotaan
secara lancar dan tepat waktu sampai pada konsumen, sehingga harganya tinggi, hal ini
tentunya akan menguntungkan pihak pedagang dan petani produsen. Selanjutnya petani
produsen akan meningkatkan produksinya, dan pedagang akan bertambah volume
kegiatannya. Jelaslah, bahwa pembangunan prasarana dan sarana transportasi menunjang
sektor pertanian dan perdagangan.
2. Sebagai Pendorong Pembangunan (promoting facility)
Pengadaan atau pembangunan fasilitas transportasi diharapkan dapat mendorong
moblitas penduduk dan selanjutnya akan meningkatkan produksi serta produktifitas,
meningkatkan pemasaran produk lokal yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan antar daerah.
B. Dampak negatif
Dua hal diatas dapat dikategorikan sebagai dampak positif dibangunnya jalan tol
becakayu. Penambahan insfrastruktur jalan akan mengurai kemacetan yang ada disekitaran
jalur penghubung Bekasi dan Jakarta, juga secara langsung maupun tidak langsung akan
meningkatkan perekonomian kawasan bekasi menjadi kawasan yang bernilai komersial
tinggi. Namun, jika dianalsis lebih dalam lagi, solusi penambahan lahan jalan ini dapat
dikatakan hanya bersifat sementara semata. Kemacetan memang terurai tetapi jika tidak
dibarengi dengan pengendalilan jumlah penduduk serta pembatasan kepemilikan kendaraan
ini akan terasa percuma. Bukan hal mengejutkan bila pasca diberlakukannya jalan setelah 1-2
tahun keadaan jalan akan sama macetnya dengan keadaan sekarang. Dengan kata lain
pembangunan yang dilakukan tidak sama sekali masuk dalam kategori berhasil memecahkan
permasalahan karena tidak mengena pada akar masalah. Adapun dampak negatif lain yang
ditimbulkan dari penerapan kebijakan ini dapat timbul beragam, berikut penjelasannya :
7 M.N. Nasution dalam Buku Transportasi dan Pengembangan Wialyah karya
Sakti Aji Adi Sasmita. Hal.11
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

11

1. Dampak Lingkungan
Pembangunan Tol layang ini salah satu bagiannya terletak di area resapan atau sodetan
menuju banjir kanal timur (BKT). Dengan asumsi lahan yang digunakan sebagai salah
satu kawasan serapan air berarti akan ada kencenderungan menimbulkan masalah lain
yaitu banjir.

2. Dampak Sosial
Seperti masalah-maslah klasik yang timbul pada pembangunan infrastruktur fisik pada
umumnya, pembangunan tol kali ini dihadapkan dengan penggusuran dan pengosongan
lahan yang ditempati permukiman-permukiman sementara ataupun kawasan berdagang
sementara yang ada di sepanjang jalan kalimalang (salah satu jalan arteri menuju
jakarta). Akan ada kelompok-kelompok keluarga yang akan kehilangan tempat tinggal
maupun tempat usaha nantinya.

(penggusuran proyek pembangunan)


C. Peran pemerintah dalam pembangunan
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

12

Pasca diberlakukannya otonomi daerah idealnya daerah kabupaten ataupun kota dapat
mengelola kawasannya secara mandiri menyesuaikan dengan kebutuhan yang dimiliki
kabupaten atau kota. Tetapi pada kasus becakayu, pemerintah kota hanya diberikan
wewenang dalam hal pembebasan lahan yang termasuk dalam proyek pembangunan.
Ironinya lagi disalah media online tempo interaktif8 di katakan bahwa waliKota Bekasi tidak
memiliki gambaran ataupun blueprint proyek yang akan dikembangkan. Lalu dimana prinsip
kemandirian mengelola daerah itu diterapkan? Sulit rasanya melihat kebijakan-kebijakan
yang diterapkan pemerintah Kota Bekasi tanpa melihat keterkaitan pemerintah jakarta
didalamnya.
Ketidakmandirian dalam pengelolaan ini tentunya menjadi masalah yang serius. Jika
suatu daerah pasrah saja dan bahkan tidak memiliki hak untuk ikut campur lantas apa
gunanya pemernitahan daerah? Sama saja menjadikan daerah ini menjadi boneka semata
yang bisa seenaknya dipermainkan dengan menotabene kan agenda pembangunan pusat.
Tetapi ketidakberdayaan dan manut nya pemerintah Kota Bekasi masih bisa dipahami.
Dilihat dari APBD yang didapat kota yang hanya berjumlah 3,9 Triliun ini menandakan
bahwa daerah penyangga ibukota sekelas bekasipun yang kemajuan pertumbuhan kotanya
pesat, perekonomiannya terus beranjak naik, tidak mampu mengelola kawasannya secara
mandiri. Terakhir bahkan pada di harian online kompas9 pemerintah Kota Bekasi mendapat
hibah dari pemerintah kota jakarta sebesar 98,1 Miliar. Nominal ini masih belum seberapa
dengan pengajuan yang diajukan Kota Bekasi yang bernilai 200Miliar. Ini mengindikasikan
juga daerah Kota Bekasi masih sangat kekurangan pendanaan demi menjalankan programprogram yang akan sudah dicanangkan, mengingat hibah bantuan tersebut sifatnya lebih pada
bantuan untuk pembangunan fisik.
Secara singkat pemerintah daerah dapat dikatakan memiliki peran yang sangat minimal
dalam pembangunan ini, padahal masih banyak sejumlah permasalahan yang mengintai
seperti yang sudah penulis paparkan pada dampak negatif pembangunan tol ini. Lantas
bagaimana peran pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut? 10 Sayang sekali. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut penulis hanya dapat mengatakan bahwa belum ada tindakan
8http://Tempointeraktif.com%20%20Wali%20Kota%20Bekasi%20Minta
%20Gambar%20Tol%20Becakayu.htm. , diunduh 10 April 2015.
9 http://megapolitan.kompas.com ,diunduh 20 April 2015.
10 Pertanyaan ini diajukan oleh Doni Ariasyah.
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

13

preventif untuk pencegahan permasalahan tersebut. Jangankan untuk berfikir progresif


kedepan, blueprint ataupun tata letak tol saja pemerintah belum mendapatkannya. Berdasar
desas desus yang ada dimedia, pemerintah tidak menginginkan rute tol tersebut dilalui areaarea tertentu namun nampaknya pemerintah pusat akan tetap melaksanakanya sesuai rencana
awal. Dari situ saja kita dapat berasumsi bahwa pemerintah daerah sangat tidak berdaya
dalam penanganan dampak negatif yang akan ditimbulkan. Sifatnya yang hanya sebagai
pendukung semata nantinya hanya akan memikirkan masalah ketika sudah terjadi. Penulis
membayangkan jika saja prediksi tulisan ini benar akan terjadi banjir misalnya. Penanganan
dan pencarian solusi hanya akan dilakukan pada saat hal tersebut benar-benar terjadi jadi
tingkat antisipasi ataupun langkah preventif akan dampak yang ditimbulkan hanya sekedar
wait and see saja.
Apapun alasannya peran pemerintah lokal dalam pembangunan kawasannya sendiri
sangat penting. Bukankah otonomi daerah telah menjamin bagi masing-masing daerah untuik
mengatur kawasannya sendiri? Lantas jika masih dikendalikan oleh daerah lain apa fungsi
pemerintahan daerah yang dikendalikan tersebut? Setidaknya secara minimal diberikan
keleluasaan mengatur dimana letak proyeknya agar tetap sesuai dengan Rencana tata ruang
kota, dalam kasus ini pada Kota Bekasi yang telah menetapkan peraturan daerahnya untuk
mengatur tata kota sedemikian rupa pada tahun 2011. Peran pemerintah juga seharusnya pro
aktif, dalam hal ini wajib mengusahakan tuntutan menyesuaikan kondisi kota. Bukan hanya
sekedar jadi pembersih jalan proyek utama saja.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan pembasahan makalah diatas. Penulis memiliki beberapa kesimpulan
inti. Pertama, pembangunan tidak selalu menjadi solusi sebuah permasalahan. Pembangunan
baik secara fungsi maupun konsepnya didalamnya terkandung potensi-potensi konflik
ataupun permasalahan baru nantinya. sehingga perlu kajian mendalam dan sangat hati-hati
dalam perumusan kebijakan yang menyangkut masalah ini. Kemudian hal yang kedua. Peran
pemerintah daerah, terutama bagi daerah yang masih bergantung dengan daerah lain dalam
dinamika kesehariannya cenderung tidak memiliki kemandirian dalam merencanakan

Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai


Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

14

program pembangunan, terutama pada bidang infrastruktur jalan. Hal ini dapat dilihat pada
kasus diatas. Betap lemahnya standing position pemerintah Kota Bekasi dalam program ini.
B. Saran
Ada dua saran yang dapat peneliiti ajukan dari bahasan tema makalah ini :
1. Pembuatan solusi atas permasalahan pada perkotaan hendaknya mempertimbangkan
secara matang sampai pada akar permasalaahan. Bukan hanya mengeluarkan
kebijakan yang hanya berdampak pada jangka waktu tertentu saja.
Adapun solusi lain yang bisa diterapkan pada kasus ini tidak hanya membuat sarana
dan prasarana fisik saja. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan
sebenarnya variatif, seperti : peningkatan pajak kendaraan. Salah satu akar dari
permalasahan kemacetan adalah banyaknya jumlah kendaraaan yang tidak terkendali
dan pertumbuhan serta urbaniasi penduduk dari beberbagai daerah ke bekasi tidak
terkendali. Jika mengkontekskan dengan kemacetan logika sederhanya adalah kita
harus membatasi jumlah kendaraan bukan menambah jumlah volume jalan.
Penambahan volume jalan hanya akan mengeluarkan biaya berlebihan yang sulit
ditanggung oleh pemerintah yang hanya memiliki PAD (Pendapatan Asli Daerah)
terbatas. Maka dari itu akan lebih efisien jika melakukan peningkatan pajak kendaraan
bermotor sampai 3 atau 5 kali lipat dengan yang ada sekarang. Memang terkesan
muluk, tetapi ini lah cara yang bisa dilakuakan pemerintah daerah untuk membantu
mengurangi kemacetan. Juga program pendukung lain terkait kebijakan ini adalah
tentang pengetatan kepemilikian SIM (Surat Ijin Mengemudi). Harapannya adalah
dengan sulitnya mendapatkan akses ijin ini akan membantu menstimulus masyarkat
untuk beralih untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi dan lebih beralih kepada
moda transportasi umum. Kemudian langkah selanjutnya adalah penambahan moda
transportasi masal dalam kota. Peningkatan berkali-kali lipat yang didapat dari pajak
kendaraan apabila kebijakan diatas diterapkan dapat dialihkan untuk pengadaan moda
transportrasi baru, seperti monorail atau kreta dalam kota atau bis-bis yang terhubung
ke semua daerah dan pusat-pusat kegiatan. Bahkan lebih ekstrim lagi penulis
membayangkan bahwa rute-rute keseluruhan trayek yang ada di kota bekasi dapat
dimiliki pemerintah minimal sebesar 80%, bila perlu dibuatg badan khusus yang
mengelola transportasi kota. Selanjutnya yang paling penting adalah penulis bercitacita menjadikan jalan tol menjadi jalan yang eksklusif untuk transportasi umum.
Kedepannya hanya moda angkutan umum saja yang boleh melintasi jalur tersebut
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

15

sekaligus mengembalikan makna jalan tol sebagai jalan bebas hambatan yang kini
hanya terkesan sebagai kisan semata. Moda transportasi pribadi akan dibiarkan
melawati jalur-jalur arteri sehingga tidak ada eksklusifitas menggunakan kendaraan
pribadi karena pasti akan berhadapan dengan kemacetan karena tidak diijinkannya
kendaraan pribadi melawati tol. Jika kebijakan ini diterapkan penulis yakin perlahan
masyarakat akan beralih pada moda transportasi umum seperi yang terjadi di jepang,
singapura, malaysia dan negara-negara lain yang jauh lebih modern perkembangan
kawasan kotanya11.
2. Pemerintah lokal seharusnya lebih pro aktif dalam program pembangunan
infrastruktur yang melibatkan daerahnya. Selain itu, acuan yang telah dibuat dalam
bentuk perda ataupun peraturan lainnya hendaknya tetap dipertahankan demi menjaga
wajah kota agar tetap berkesinambungan dengan kawasan-kawasan yang ada
didalamnya.

BAB V
BEKASI DI MASA DEPAN12
Bekasi saat ini sudah mencapai tahap kota metropolitan. Kepadatan penduduk dan
peningkatan pendapatan daerah yang terus terjadi di tiap tahunnya membatu sekaligus
menambah komplesitas wilayah kota ini, sehingga bekasi selalu di identikan dengan kota
yang memiliki kemacetan serupa sama halnya yang terjadi di Jakarta. Memang begitulah
kenyataannya. Di banding kota-kota lain bekasi Fasilitas-fasilitas jalan serta tol yang
memadai. Seolah-oleh infrastruktur fisik selalu jadi fokus dan prioritas utama kota ini.

11 Penyataan ini sekaligus menjawab pertanyaan Ibu Nelly tentang apakah ada
solusi lain untuk menyikapi permaslaahan yang ada di kota anda dan akar
permasalahan yang terjadi di kota bekasi?.
12 Bab ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan Ibu Nelly tentang apa yang
anda lakukan jika anda menjadi pemimpin di kota bekasi?
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

16

Tentunya itu merupakan hal yang baik karna selain dapat memberikan pelayanan
publik yang baik tetapi juga dapat menumbuh kembangkan investasi. Dengan pembangunan
yang sudah ada sampai sekarang ini saya memiliki imajenasi untuk membangun kota ini
sebagai kota transportasi. Mengapa? Seperti yang sudah dipaparkan pada saran atau langkah
kebijakan diatas. Sarana prasarana jalan yang ada sangat sayang jika hanya dimanfaatkan
pada pengguna kendaraan pribadi saja. Penulis ingin membuat kota yang terhubung kesemua
kawasan-kawasan penting baik itu kantor pemerintahan, rumah sakit, sekolah, dan fasilitas
publik lainnya. Begitu juga pada kawasan-kawasan perkantoran, perindustrian, pusat
perbelanjaan maupun perumahan. Seluruh pelosok kota harus terhubung pada transportasi,
bahkan jika perlu di sediakan banyak halte di area-area perumahan atau permukiman padat
penduduk untuk mengangkut mereka kepusat kota. Tidak hanya terhubung ke pelosok
perkotaan. Harpannya kedepan semua moda transportasi terhubung dengan moda transportasi
lainnya, seperti penyediaan rute ke arah stasiun kereta ataupun sampai pada bandara-bandara
yang ada dijakarta ataupun di tanggerang. Cukuplah hanya dengan satu kali naik penumpang
bisa ketempat mana saja yang mau dia tuju. Juga penyediaan transportasi yang variatif, tidak
hanya terbatas pada bus kota seperti transjakarta saja, tetapi akan banyak alternatif untuk
trnasportasi, semisal dengan mengadakan monorail ataupun kreta dalam kota yang banyak
diterapkan di banyak negara eropa yang sudah maju.
Kedepannya penulis sangat berharap citra akan daerah macet dan sulit dijangkau akan
hilang dan berganti dengan kota yang memiliki kemudahaan transportasi dan tata ruang yang
terbaik di Indonesia.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Sjafrizal. 2014, Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi Daerah, Depok :
Rajawali Press.
Adisasmita, Sakti Adji. 2011, Transportasi dan Pengembangan Wilayah, Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Peraturan Daerah :

Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai


Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

17

Perda Nomor 13 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wialayah Kota Bekasi Tahun 20112031.
Sumber Internet :
Suara Pembaruan, Tiang Pancang Becakayu Mulai Di Kerjakan, http://Tiang%20Pancang
%20Tol%20Becakayu%20Mulai%20Dikerjakan%20di%20Bekasi%20_%20Suara
%20Pembaruan.htm
Tempo Interaktif, Wali Kota Bekasi Minta Gambar Tol Becakayu http://Tempointeraktif.com
%20%20Wali%20Kota%20Bekasi%20Minta%20Gambar%20Tol%20Becakayu.htm
Kompas,
Berapa
Dana
http://megapolitan.kompas.com

Hibah

DKI

ke

Lima

Daerah

Tetangga?

Kompas, Padatnya akses bekasi jakarta, http://news.kompas.com/padatnya-akses-bekasijakarta.htm


Kompas, Siapa saja daerah tetangga yang mendapat hibah ? http://megapolitan.kompas.com

Lampiran daftar pertanyaan :


Mahasiswa :
1. (Frengky Hendrikus) Apa ada pembangunan jalan yang lain untuk mengurangi
kemacetan kota bekasi?
2. (Doni Ariansyah) bagaimana peran pemerintah untuk mengatasi dampak negatif
pembangunan tol tersebut?
3. (Nathaniel) apakah benar-benar sudah ada kesepakatan penuh dari pemerintah daerah
bekasi dan pusat
Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai
Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

18

Dosen :
1. Apakah ada solusi lain mengatasi kemacetan selain melakukan pembangunan jalan
tol?
2. Dalam poin saran dijelaskan tentang mengapa kebijakan yang dibuat tidak mencapai
pada akar permasalahan. Sebenernya akar permasalahan yang terjadi apa?
3.

Apa yang anda lakukan jika anda menjadi pemimpin di Kota Bekasi?

Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi Cakung Kampung Melayu) Sebagai


Tambahan Sarana Penghubung Antar Kota Bekasi-Jakarta |

19

Anda mungkin juga menyukai