Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTEK MAGANG PROFESI (PMP) II


STRATEGI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN
DI ERA GLOBAL

Disusun sebagai laporan akhir kegiatan PMP II Berbasis Riset pada Perpustakaan
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung
Hari/ Tanggal: Rabu, 18 Desember 2019

Abdurrahman Najiyulloh Faqihuddin 201722115


Ikhwan Maarifudin 201722061
Muhammad Fachri 201722118
Puji Ananda Putra 201722107
Samsudin 201722109
Toni Antoni 201722038
Zegaf Wicaksono 201722114

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL HIDAYAH


2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK MAGANG PROFESI II
DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
(UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Laporan Praktek Magang Profesi II Perpustakaan Universitas Islam Negeri


(UIN) Sunan Gunung Djati Bandung hari Rabu tanggal 18 Desember 2019,
disusun oleh:
Abdurrahman Najiyulloh Faqihuddin NIM : 201722115
Ikhwan Maarifudin NIM : 201722061
Muhammad Fachri NIM : 201722118
Puji Ananda Putra NIM : 201722107
Samsudin NIM : 201722109
Toni Antoni NIM : 201722038
Zegaf Wicaksono NIM : 201722114

Bogor, 29 Desember 2019


Menyetujui,
PEMBIMBING PMP, KETUA PRODI MPI,

(Sarifudin, S.Pd.I., M.Si.) (Heriyansyah, S.Pd.I., M.Si.)

Mengetahui,
KETUA STAI AL HIDAYAH

(Dr. Unang Wahidin, S.Pd.I., M.Pd.I.)


KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Kami Panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah ‘azza wa jalla yang telah
melimpahkan hidayah-Nya dan memberi penulis kesempatan dalam menyelesaikan
laporan Praktek Magang Profesi (PMP) II Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah
Bogor.

Kegiatan Praktek Magang Profesi (PMP) II ini merupakan salah satu upaya
dalam menjalin kerjasama yang baik dalam bidang manajerial pada suatu lembaga
pendidikan islam, harapan penulis dalam kegiatan Praktek Magang Profesi (PMP)
II ini akan memberi banyak manfaat terkhusus kepada penulis dan para mahasiswa
maupun bagi pembaca.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-


pihak terkait kegiatan Praktek Magang Profesi (PMP) II yang telah memberi
dukungan moral dan juga bimbingannya pada kami. Ucapan terima kasih ini kami
tujukan kepada :

1. Ustadz Dr. Unang Wahidin, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku ketua STAI Al Hidayah
Bogor
2. Ustadz Heriyansyah, S.Pd.I., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam
3. Ustadz Sarifudin, S.Pd.I., M.Si. selaku dosen pembimbing PMP 1I
4. Ustadz Dr. H. Opik Taufik Kurahman selaku kepala Perpustakaan UIN Bandung
5. Para Karyawan serta staf yang bertugas di Perpustakaan UIN Bandung
6. Orangtua, Istri dan teman-teman yang ikut mendukung proses kegiatan Praktek
Magang Profesi (PMP) II sampai selesai.
Susunan Laporan Praktek Magang Profesi (PMP) II ini sudah dibuat dengan
sebaik-baiknya, namun tentu masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu jika
ada kritik dan saran apapun yang sifatnya membangun bagi penulis, dengan senang
hati akan penulis terima.

Bogor, 29 Desember 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan informasi di era global seperti menuntut kemajuan


pula di berbagai aspek kehidupan manusia. Mau tidak mau, siap tidak siap manusia
juga harus dituntut untuk maju dan berkembang dalam mengikuti perkembangan
teknologi dan informasi. Tidak hanya manusia, salah satu yang dituntut untuk
berperan serta dalam mengiringi kemajuan teknologi dan informasi adalah bidang
pendidikan. Dalam bidang pendidikan, perpustakaan merupakan salah satu wahana
yang paling mendapat tuntutan kemajuan yang lebih pesat dibandingkan yang lain.

Perkembangan teknologi informasi sedemikian dahsyatnya.Tidak sampai hitungan


hari ke hari atau bulan ke bulan apalagi tahun ke tahun, hanya dalam hitungan menit
kemenit bahkan dari detik kedetik selalu saja muncul sesuatu atau informasi baru
di dalam internet. Beragam bentuk media sosial semakin berkembang seiring
semakin gencarnya inovasi perangkat komunikasi. Hiruk pikuk dunia maya seolah
nyata dan menjadi bagian dari keriuhan hidup manusia. Prilaku dan gaya hidup
manusia terutama para remaja menjadi berubah tak terkecuali dengan pola belajar,
pola mencari dan mendapatkan informasi atau pengetahuan pun ikut berubah.

Mereka tak lagi mengandalkan pengetahuan guru atau orang tua lagi untuk
mengetahui sesuatu yang mereka inginkan atau butuhkan. Cukup dengan
berselancar di google atau search engine lainnya, atau pun tanya ke sesama mereka
melalui grup/forum komunitasnya akan banyak menemukan berbagai alternatif
jawaban yang mereka butuhkan. Anak menjadi jarang membaca buku printed
karena telah banyak buku digital. Anak jadi jarang membeli buku ditoko karena
bisa pesan ditoko buku online. Anak lebih asyik berselancar di Google dari pada
berselancar di perpustakaan. Mereka enggan meminjam buku di perpustakaan
lantaran perpustakaan saat ini banyak yang ketinggalan zaman. Perpustakaan
identik dengan tempat yang tidak asyik, membosankan, koleksinya kuno alias tidak
up to date, pelayanannya masih manual belum otomasi, sehingga selain sulit dan
lama belum tentu apa yang dicari didapatkan.
Bagaimana dengan perpustakaan sekolah? Masih adakah tempat dihati atau
benak para siswa kita, ketika mereka membutuhkan informasi apakah lantas menuju
ke perpustakaan? Sungguh sebuah tantangan yang luar biasa tentunya ketika
perpustakaan sekolah dengan segala keterbatasannya harus dihadapkan pada era
informasi yang kini cenderung serba digital, serba cepat, serba instan, dan serba
baru. Bagaimanakah perpustakaan menghadapi tantangan tersebut? Pastinya
membutuhkan berbagai strategi atau cara-cara yang tepat dan ampuh untuk
diterapkan dalam mengelola dan mengembangan perpustakaan di era seperti
sekarang ini. Dalam tulisan singkat ini penulis mencoba mengetengahkan berbagai
problem perpustakaan sekolah di era digital dan bagaimana strategi
pengembangannya.

Perpustakaan dituntut harus memiliki kemajuan yang lebih pesat seiring


dengan kemajuan teknologi dan informasi saat ini disebabkan karena perpustakaan
merupakan sumber informasi dan sangat mendukung terlaksananya pendidikan di
berbagai pihak. Perpustakaan di era globalisasi saat ini dituntut tidak hanya untuk
menyediakan bahan-bahan pustaka yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar maupun sebagai bahan bacaan masyarakat luas, lebih dari itu
perpustakaan harus mampu menyediakan informasi yang terbaru dan aktual yang
bisa dijadikan referensi banyak pihak.

Kemajuan perpustakaan tidak hanya mengenai informasi yang dapat kita


peroleh melalui perpustakaan, tetapi juga segala upaya yang diperlukan
perpustakaan dalam menarik minat para pembacanya dengan kata lain kemajuan
teknologi dan informasi juga harus diterapkan dalam pengelolaannya.

Bagaimana dengan perpustakaan sekolah? Masih adakah tempat dihati atau


benak para siswa kita, ketika mereka membutuhkan informasi apakah lantas menuju
ke perpustakaan? Sungguh sebuah tantangan yang luar biasa tentunya ketika
perpustakaan sekolah dengan segala keterbatasannya harus dihadapkan pada era
informasi yang kini cenderung serba digital, serba cepat, serba instan, dan serba
baru. Bagaimanakah perpustakaan menghadapi tantangan tersebut? Pastinya
membutuhkan berbagai strategi atau cara-cara yang tepat dan ampuh untuk
diterapkan dalam mengelola dan mengembangan perpustakaan di era seperti
sekarang ini. Dalam tulisan singkat ini penulis mencoba mengetengahkan berbagai
problem perpustakaan sekolah di era digital dan bagaimana strategi
pengembangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistematika Promosi Perpustakaan?
2. Bagaimana Pengaplikasian IT pada Perpustakaan?
3. Apa yang dimaksud Perpustakaan Digital?
4. Apa yang dimaksud Perpustakaan Hybrid?
5. Bagaimana Sistematika Promosi Perpustakaan di Perpustakaan Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung?
6. Bagaimana Pengaplikasian IT pada Perpustakaan Perpustakaan Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandun?
C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana Sistematika Promosi Perpustakaan.
2. Mengetahui Bagaimana Pengaplikasian IT pada Perpustakaan.
3. Mengetahui Apa yang dimaksud Perpustakaan Digital.
4. Mengetahui Apa yang dimaksud Perpustakaan Hybrid.
5. Mengetahui Bagaimana Sistematika Promosi Perpustakaan di Perpustakaan
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
6. Mengetahui Bagaimana Pengaplikasian IT pada Perpustakaan Perpustakaan
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Promosi Perpustakaan
Di era globalisasi, informasi beredar dengan sangat bebas sehingga
ekstremnya tidak terkendali serta arusnya tanpa batas. Karena kondisi tersebut,
perpustakaan sekolah jika tidak dinamis dan menyesuaikan dengan tuntutan
masyarakat dan dunia global, tentu akan tersisihkan dan ditinggalkan
pengunjungnya.
Ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan oleh pustakawan
untuk pengembangan perpustakaan sekolah di era global. Diantaranya, dengan
promosi perpustakaan, aplikasi IT dalam dunia perpustakaan, perpustakaan
digital, perpustakaan hybrid, dan pengembangan perpustakaan sekolah dengan
paradigm kekinian.
1. Promosi Perpustakaan sebagai Tuntutan Zaman
Alison Arwell (dalam Prastowo, 2012: 385) mengungkapkan bahwa
program pengembangan perpustakaan sekolah pada umumnya selama ini
dianggap gagal. Hal tersebut dikarenakan kurangnya komunikasi antara
pihak perpustakaan dengan pihak-pihak terkait lainnya di sekolah. Pihak
sekolah antara lain adalah para administrator (kepala sekolah dan wakilnya),
guru, siswa, dan orang tua siswa, serta anggota masyarakat setempat. Dalam
mempromosikan dan memajukan perpustakaan, pustakawan harus peka
terhadap perubahan dan hal-hal baru yang semua belum tercakup dalam
program perpustakaan.
Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh oleh pustakawan untuk
mempromosikan perpustakaan sekolah. Pertama, mempromosikan
perpustakaan kepada administrator sekolah. Cara yang efektif adalah
dengan mengontak kepala sekolah dan menunjukan prestasi perpustakaan
yang didukung data statistic guru dan siswa yang memanfaatkan
perpustakaan.
Kedua, mempromosikan kepada orang tua siswa. Kontak antara
orang tua dan pustakawan harus dibina secara erat, bahkan sebaiknya
dengan seluruh keluarga juga diikutsertakan. Salah satu caranya dengan
mengadakan pertemuan, setidaknya satu atau dua kali dalam satu tahun.
Ketiga, mempromosikan perpustakaan kepada para guru. Guru adalah mitra
kerja yang sangat berharga bagi pengelola perpustakaan. Apabila guru dan
pustakawan bekerja sama, akan tercipta lingkungan belajar yang baik.
Pustakawan hendaknya berdiskusi dengan guru tentang buku atau barang
apa yang harus disediakan perpustakaan sekolah.
Keempat, mempromosikan perpustakaan kepada siswa. Siswa
adalah sasaran promosi perpustakaan yang paling mudah. Untuk promosi
jenis ini disarankan menggunakan promosi “mulut ke mulut”, karena
dianggap paling efektif. Jika anak-anak telah memiliki kesan yang positif
terhadap perpustakaan maka akan diikuti teman-teman lainnya yang semula
enggan untuk mengunjungi perpustakaan. Selain itu perlu juga diadakan
kontes di perpustakaan yang melibatkan siswa. Adakan kontes yang tidak
selalu terkait dengan kegiatan membaca, seperti mengarang, mendongeng,
menggambar dan lain sebagainya.
Kelima, mempromosikan perpustakaan kepada masyarakat luas.
Masyarakat sekitar sekolah harus dilibatkan ke dalam program
perpustakaan. Cobalah membuka perpustakaan bagi masyarakat.
2. Strategi Menarik Pengunjung
Ada banyak cara untuk menarik pengunjung ke perpustakaan. Salah
satunya dengan memberikan stimulus yakni sesuatu yang bisa membuat
pengunjung tertarik untuk datang ke perpustakaan. Berikut beberapa strategi
menurut Prastowo (2012: 389). Pertama, mengadakan kuis tentang sosok
para guru. Adakan acara ini semisal di awal tahun ajaran baru. Langkahnya,
ajaklah murid kelas satu untuk lebih mengenal guru. Buatlah satu potongan
kertas berisi nama guru. Satu potongan kertas lainnya diberikan kepada para
guru untuk diisi pernyataan yang menarik tentang dirinya. Kemudian siswa
diminta menjodohkannya.
Kedua, merayakan peristiwa keagamaan atau budaya. Acara lain
yang menarik dapat pula digelar dengan membuat majalah dinding untuk
memperingati hari perayaan tradisional atau pesta musiman. Gunakan
majalah dinding tersebut untuk menampung kreasi siswa.
Ketiga, mengadakan kuis tau tebakan judul buku. Dalam beberapa
minggu sebelum liburan semester, buatlah para siswa berkunjung ke
perpustakaan dengan membungkus sebuah buku yang popular dengan kertas
kado. Tulislah petunjuk kecil tentang buku tersebut dan gantilah petunjuk
tersebut setiap hari. Buatlah petunjuk tersebut dari yang paling mudah
hingga petunjuk yang paling sulit. Dengan demikian, siswa selalu penasaran
untuk mengetahui jawabannya.

3. Cara Mempromosikan Perpustakaan Sekolah

Salah satu tugas utama pustakawan adalah mempromosikan buku


dan meningkatkan gairah baca di antara para siswa. Banyak sekali cara yang
bisa ditempuh untuk itu. Misalnya, melalui bulletin, pesan-pesan atau
semboyan pada penanda halaman buku, menggelar bedah buku, acara
mendongeng dan acara lain yang melibatkan siswa untuk memasyarakatkan
buku dan kecintaan membaca. Adapaun tema-tema yang dapat digunakan
contohnya olahraga, perubahan musim, perjalanan ke luar angkasa, legenda,
dan lain sebagainya.
Rencanakan aktivitas tersebut dengan seksama agar siswa dapat
mengikuti tema yang ditetapkan. Promosikan dan pajanglah buku-buku
yang relevan dengan tema tersebut. Adakan kontes mendongeng dengan
tema sama yang dapat diikuti oleh para siswa dari berbagai kelompok.
Gerakan membaca buku juga bisa disosialisasikan melalui pembagian
penanda halaman buku, jajak pendapat buku favorit, atau dengan
mengadakan pertunjukan sandiwara boneka, memajang poster yang
mempromosikan buku. Dan masih banyak cara lainnya yang bisa dilakukan
oleh pustakawansekolah dalam rangka mempromosikan buku perpustakaan.
B. Aplikasi IT Perpustakaan
Seiring dengan perkembangan waktu, perkembangan Information and
Technology (IT) semakin pesat. Perkawinan antara perpustakaan dengan dunia
IT dalam pelayanan yang diberikan kepada pengguna adalah sesuatu yang
harus dilakukan. Maka dari tu, salah satu strategi pengembangan perpustakaan
di era global sekarang perlu dikembangkan. Bagi yang sudah menggunakannya
berarti harus dilestarikan dan ditingkatkan yaitu otomatisasi perpustakaan.
Selasa dijelaskan oleh Lasa HS, untuk meningkatkan kinerja
perpustakaan dan sesuai kemampuan perpustakaan sekolah, kiranya perlu
dipikirkan otomatisasi perpustakaan. Otomatisasi perpustakaan sebenarnya
merupakan proses atau hasil penciptaan mesin swatindak atau swakendali
dalam proses tersebut. Penerapan otomatisasi perpustakaan sekolah sebenarnya
lebih tepat apabila disebut dengan teknologi informasi. Yaitu teknologi
elektronik yang digunakan untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan,
dan pemanfaatan informasi. Dalam hal ini, tidak hanya terbatas pada
pemanfaatan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi juga melibatkan
unsur manusia.
Adapun pemanfaatan teknologi informasi unsur kegiatan perpustakaan
memiliki tujuan. Pertamai, meringankan pekerjaan. Kedua, memudahkan dan
memperlancar pelaksanaan tugas kepustakawanan. Ketiga, mempercepat
proses temu kembali akan informasi. Keempat, memperlancar kerjasama
informasi. Kelima, meningkatkan pelayanan informasi dan memanfaatkan
teknologi informasi.
Teknologi informasi dapat diaplikasikan pada kegiatan pengadaan,
inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, bibliografi, pengindeksan, dan
penelusuran literature. Diakui bahwa pemanfaatan IT ini membutuhkan biaya
yang cukup tinggi. Untuk itu, perlu dilakukan studi kelayakan, rancang bangun,
implementasi, dan evaluasi. Contoh aplikasi teknologi informasi dalam
kegiatan perpustakaan yang telah terintegrasi di antaranya kegiatan
inventarisasi, katalogisasi, penelusuran informasi, peminjaman, dan
pengembalian buku yang berjalan otomatis. Dalam sistem ini, pengguna dapat
melakukan fotokopi sendiri. Mereka lebih dahulu mengisikan kartu langganan
untuk sejumlah tertentu, seperti voucher pada handphone. Para pemakai juga
bisa bebas mem--browsing dengan internet di tempat selain perpus. Mereka
bisa men-download artikel tertentu atau mencetak pada public printer yang
tersedia. Setelah selesai proses peminjaman tersebut, peminjaman keluar
melewati pintu ber-alarm yang berfungsi sebagai pengontrol dan mencatat
pengunjung secara otomatis.

C. Perpustakaan Digital
Perpustakaan digital merupakan koleksi objek digital, termasuk teks,
video, audio yang disimpan dalam format media elektronik yang dilengkapi
dengan cara-cara untuk mengakses dan mengunduh, serta seleksi, organisasi
dan pemeliharaan koleksi tersebut (Witten, Bainbridge, Nichols, 2010:7).
Fahmi (2004) mendefinisikan perpustakaan digital sebagai sebuah sistem yang
terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, koleksi elektronik, staf pengelola,
pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan
berbagai jenis teknologi informasi.
Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan digital merupakan sebuah sistem
perpustakaan yang seluruh isi koleksi dan proses pengelolaan data beserta
layanannya berupa data-data dalam bentuk digital.
Selain itu perpustakaan digital juga memilik beberapa fungsi, tujuan, manfaat,
keunggulan serta kelemahan diantaranya :
Fungsi-fungsi yang disediakan perpustakaan digital, yaitu; Akses ke
sejumlah besar informasi bagi pengguna dimana saja dan kapan saja mereka
butuhkan; Akses ke sumber informasi utama; Mendukung konten multimedia
bersamaan dengan teks; Antarmuka yang user-friendly; Hypertext untuk
navigasi; Arsitektur klien-server; Pencarian dan pengambilan informasi yang
lebih maju; Integrasi dengan perpustakaan digital lainnya.
Tujuan dari perpustakaan digital, yaitu; Melancarkan pengembangan
sistematis dari prosedur mengumpulkan, menyimpan dan mengorganisasi
informasi dalam bentuk digital; Meningkatkan efisiensi proses penyampaian
informasi kepada pengguna; Mendorong usaha kooperatif dalam jaringan
sumber informasi riset, komputasi dan komunikasi; Menguatkan komunikasi
dan kolaborasi antar institusi pendidikan; Menjadi yang terdepan bagi generasi
dan dalam hal penyebaran ilmu pengetahuan.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan perpustakaan digital, yaitu;
Menghemat waktu; Menghemat tenaga; Menghemat tempat; Menghemat
biaya; Memperoleh informasi yang paling baru dengan cepat; Mempermudah
akses informasi dari berbagai sumber; dan Memberikan solusi secara mudah
untuk memindah dan mengubah bentuk informasi untuk berbagai kepentingan.
Beberapa keunggulan dari perpustakaan digital, yaitu; Memudahkan
seseorang dalam mengoleksi buku; Tidak hanya dapat mengoleksi buku yang
ada di basis data tetapi dapat menambahkan daftar koleksi buku melalui basis
data juga, sehingga bisa menjadi perpustakaan pribadi; Setiap pengguna dapat
mengakses perpustakaan digital tanpa harus datang ke perpustakaan, selama
pengguna mempunyai koneksi dengan internet; Akses ke perpustakaan digital
dapat dilakukan 24 jam dalam sehari, dapat diakses kapan saja, tanpa batas
waktu selama pengguna terhubung dengan internet; Informasi yang ada, dapat
diakses oleh pengguna secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan
jumlah orang yang banyak; Pengguna dapat menggunakan kata kunci dalam
pencariannya. Kata kunci yang tepat akan membantu pengguna mendapatkan
informasi yang akurat dan sesuai dengan kata kunci yang dicantumkannya.
Beberapa kelemahan perpustakaan digital, yaitu; Adanya masalah
dalam hukum hak cipta transfer dokumen lewat jaringan komputer karena
belum didefinisikan dengan jelas. Masalah ini masih jadi perdebatan dalam
proses pengembangan perpustakaan digital; Masih adanya pengguna yang
lebih menyukai membaca teks tercetak daripada teks elektronik; dan Proses
digitalisasi dokumen membutuhkan waktu yang cukup lama serta dibutuhkan
ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi
digital.
Dalam membuat sebuah perpustakaan digital, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan seperti :
Pengguna (users), Pengguna perpustakaan digital bukan hanya berarti anggota
perpustakaan melainkan juga pustakawan, staf operator perpustakaan, dan
teknisi yang terlibat dalam perpustakaan digital. Peran pengguna dalam
perpustakaan digital berfokus pada hasil perpustakaan digital akan dibuat.
Untuk mewujudkan sebuah perpustakaan digital yang berfungsi baik, maka
diperlukan konsultasi dengan para pengguna dimulai dengan pembicaraan
mengenai pemahaman pengguna terhadap teknologi hingga pelaksanaan
pelatihan aplikasi dan penetapan staf operator dalam membangun perpustakaan
digital.
Perangkat keras (hardware), Perangkat keras yang dibutuhkan dalam
mengembangkan sebuah perpustakaan digital tergantung pada seberapa
banyak koleksi dan tujuan dibuatnya perpustakaan digital itu sendiri. Semakin
besar perpustakaan, maka semakin banyak dan semakin canggih perangkat
keras yang dibutuhkan untuk mendukung operasional perpustakaan. Akan
tetapi, pada umumnya sebuah perpustakaan digital terdiri dari book scanner,
komputer, CD-ROM, CD writer drive, dan CD reader drive. Pemilihan
perangkat keras ini ditentukan oleh staf yang berhubungan dengan masalah
teknis perpustakaan dan juga kerja sama dengan penyedia perangkat keras
untuk digunakan dalam perpustakaan yang bersangkutan.
Perangkat Lunak (software), pembuat perpustakaan digital apakah akan
menggunakan perangkat lunak produksi sendiri atau menggunakan perangkat
lunak yang sudah ada.
Jaringan (network), Jaringan komputer merupakan bagian dari perpustakaan
digital yang penting sebagai penghubung berbagai sumber daya atau resources
seperti perangkat teknologi dan koleksi dokumen yang ada di perpustakaan.
Sebuah jaringan atau network , pada dasarnya terdiri dari komputer, NIC
(Network Interface Card), modem router, dan jaringan telepon.
Data, Data berperan sebagai sumber yang diperlukan untuk menciptakan suatu
informasi yang terdiri dari banyak karakter. Dalam perpustakaan, dikenal suatu
data yang sudah terstruktur yang digunakan sebagai identifikasi untuk
mengelola dokumen perpustakaan yang disebut dengan metadata.
Manual, Merupakan dokumentasi yang berisi penjelasan mengenai peraturan
dalam menggunakan perangkat keras dan lunak perpustakaan. Manual atau
prosedur harus dapat dipahami oleh seluruh pengguna perpustakaan untuk
mengoptimalkan penggunaan perpustakaan digital. Dalam menentukan
peraturan-peraturan manual, diperlukan komunikasi dengan pengguna
perpustakaan secara berkala.
Evaluasi, Jika perpustakaan digital telah dibuat, perlu dilakukan evaluasi untuk
menentukan apakah perpustakaan digital secara teknis sesuai dengan
perencanaan, efektif dan efisien dari segi ekonomi dalam memberikan
pelayanan kepada anggota perpustakaan, dan apakah perpustakaan diterima
oleh seluruh pengguna perpustakaan.

D. Perpustakaan Hybrid
Perpustakaan hybrid atau sering disebut perpustakaan hibrida adalah
perpustakaan yang menggunakan dua cara yaitu cara elektronik dan tercetak,
dipadukan untuk saling menunjang satu dengan yang lainnya. Perpustakaan
hybrid sering juga disebut perpustakaan campuran, yaitu bercampurnya koleksi
elektronik dengan koleksi non elektronik.
Sistem perpustakaan hybrid masih banyak yang menggunakannya di
Indonesia, mulai perpustakaan sekolah, perguruan tinggi, sampai perpustakaan
umum. Alasannya karena perpustakaan pada umumnya masih mengoleksi atau
mengadakan pembelian koleksi tercetak dan koleksi berbasis elektronik.
Ciri-ciri perpustakaan hybrid:
1. Perpustakaan hybrid memadukan antara perpustakaan berbasis elektronik
dengan perpustakaan berbasis cetak
2. Koleksinya perpustakaan hybrid biasanya terdiri atas bahan cetak dan
bahan noncetak
3. Perpustakaan hybrid memiliki koleksi tercetak yang setara dengan koleksi
digitalnya
4. Perpustakan hibrida memiliki konsep cakupan jasa informasi yang
mendukung ke arah koleksi elektronik atau digital tetapi tetap berbasis
cetak.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
hybrid:

Sarana dan
Koleksi Layanan SDM
prasarana
Menggabungkannya Memadukannya Membutuhkan Membutuhkan
koleksi buku dan cara elekronik pustakawan yang sarana dan
non buku misalnya: dan non bisa komputer prasarana
buku, majalah, dan elektronik dan perpustakaan
juga bahan-bahan misalnya pustakawan yang yang
berupa jurnal menggunakan mampu mendukung
elektronik, e-book software memelihara, tujuan
dan sebagainya (online) dan mengolah koleksi perpustakaan
menggunakan manual hybrid yaitu
tatap muka berbasis cetak
(offline) dan non cetak

Perpustakaan hybrid memiki memiliki tujuan sesuai dengan tujuan


perpustakaan pada umumnya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perpustakaan hybrid masih menerapkan sistem semi elektronik, sehingga
perpustakaan masih sangat sulit untuk temu balik koleksi cetak, membutuhkan
waktu baik dalam pencarian, pengolahan, maupun penemuannya di rak, bahkan
pustakawan sering sulit untuk mengontrol koleksi tercetaknya, dan perlu
sering-sering melakukan stock opname.

Perpustakaan hybrid senantiasa menyiapkan koleksi berbasis elektronik


dan berbasis cetak. Koleksi ini dipadukan dalam perpustakaan sehingga
memperluas cakupan jasa informasi. Alasan bertahannya perpustakaan hybrid
adalah karena masih banyak pemustaka yang mencari literatur berdasarkan
sumber aslinya, khususnya untuk kajian literatur pada penelitian atau tugas
akhir studi baik S1, S2, maupun S3.
BAB III
TEMUAN

A. Promosi Perpustakaan di UIN SGD

Terdapat berbagai bentuk-bentuk promosi perpustakaan UIN SGD yang


pada akhirnya dapat meningkatkan minat baca. Selain yang telah disebutkan diatas
contoh lain adalah promosi melalui bazar perpustakaan yang pelaksanaannya di
gabung dalam hari bahasa misalnya. Pelaksanaan bazar pun dapat dilaksanakan
secara tunggal yang dirangkaikan dengan kegiatan lain dalam satu even.
Pelaksanaan ceramah, seminar misalnya yang tercover dalam satu even kegiatan,
yang semata-mata bertujuan akhir untuk promosi perpustakaan.

Promosi lain adalah melalui wisata perpustakaan. tidak saja wisata ketempat-
tempat yang indah, unik, dan menarik, akan tetapi kunjungan ke perpustakaanpun
mengandung makna luas karena pada akhirnya dapat menambah wawasan bagi
pengguna. Kegiatan kunjungan ke perpustakaan seringkali di laksanakan
Perpustakaan-perpustakaan Umum yang ada di Indonesia. Perpustakaan membuat
program kunjungan perpustakaan atau yang lebih dikenal dengan Library Tour.
Sasarannya adalah anak sekolah. Jadi kegiatan ini diadakan untuk menumbuhkan
rasa kecintaan pada perpustakaan. Diluar negeri kegiatan ini sudah sering
dilaksanakan. Tidak heran jika perpustakaannya disesaki pengunjung. Di jepang
misalnya selain membaca dimulai dari usia dini, mereka membiasakan untuk
membaca beberapa jam seharinya, contohnya adalah teknologi di jepang yang
berkembang pesat akibat dari kebiasaan membaca. Masyarakatnya cerdas, banyak
terdapat penulis atau pengarang buku di negara matahari terbit tersebut.

Terkhusus Perpustakaan UIN SGD sangat memanfaatkan IT untuk


mempromosikan perpustakaannya, dari mulai website, iklan it=ntern kampus,
sampai promosi lisan pun digencarkan agar setiap orang terkhusus mahasiswa dapat
lebih care terhadap pentingnya minat baca.

Pusat Perpustakaan UIN Bandung berhasil bertransformasi menjadi rumah


ilmu. Berbagai event ilmiah terselenggara di ruang seminar Pusat Perpustakaan,
seperti seminar nasional, internasional, pelatihan, dan berbagai event ilmiah
lainnya. Para dosen dan civitas akademika UIN Bandung menjadikan Pusat
Perpustakaan sebagai sentra perbincangan pengetahuan.

B. Aplikasi IT di Perpustakaan UIN SGD


1. RFID
Mahasiswa baru mendapatkan kartu anggota perpustakaan berbasis
teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Kartu ini didesain
dalam bentuk card bank. Selain berteknologi RFID, kartu ini pun
dilengkapi dengan barcoding system, sehingga dapat digunakan transaksi
secara ganda, yaitu untuk bertransaksi menggunakan piranti ber-RFID atau
mesin scanner.
Kecepatan transaksi dengan menggunakan kartu RFID hanya
memerlukan waktu dua detik, sehingga memercepat antrian peminjaman.
Kartu dengan teknologi RFID merupakan terobosan baru dari Pusat
Perpustakaan UIN Bandung, yang proses produksinya dilakukan tidak di
dalam negeri, melainkan di luar negeri.
Kartu RFID ini menyimpan data lengkap mahasiswa, walaupun di
bagian muka kartu hanya tertulis Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Kartu
ini didesain dengan format minimalis, yaitu hanya menyimpan data tulisan
singkat. Identitas lembaga hanya tertulis dalam bentuk singkatan, yaitu
"SGD". Kata SGD merupakan identitas pokok untuk menyebut
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
2. POLLING TECHNOLOGY
Perpustakaan UIN Bandung tidak sekadar tempat menyediakan buku,
jurnal, dan majalah bagi para pemustaka. Lebih dari itu, Perpustakaan UIN
Bandung mengembangkan beberapa layanan teknologi informasi. Salah
satunya adalah teknologi polling online. Teknologi ini beralamat pada
laman: http://lib.uinsgd.ac.id/polling
Dengan mengusung laman tersebut, Perpustakaan UIN Sunan Gunung
Djati Bandung menjadi pelopor perpustakaan-perpustakaan di Indonesia
untuk menyediakan sumber informasi real time. Informasi yang
dibutuhkan tidak hanya dapat ditemukan di buku, jurnal, dan majalah yang
tersedia di perpustakaan, melainkan dapat didapat dari data-data yang
terkumpul melalui polling online.

Teknologi polling ini menampilkan hasil yang langsung diketahui


secara real time oleh para penggunanya. Siapapun yang terlibat dalam
suatu polling, ia langsung dapat mengetahui polling yang sedang
berlangsung, sehingga informasi yang tampil bukan hasil rekayasa
pengelola.
3. SMART LIBRARY
"Pusat Perpustakaan UIN Bandung layak untuk dikatakan sebagai
Perpustakaan Cerdas (Smart Library)," demikian kata Direktur Perguruan
Tinggi Islam, Prof.Dr. Amsal Bakhtiar, ketika berkunjung ke UIN
Bandung. Hal ini beliau sampaikan, karena segala layanan bidang
kepustakaan dapat diakses secara daring dan hanya memerlukan waktu
hitungan detik. Para pemustaka hanya masuk ke telpon selular masing-
masing untuk mendapatkan layanan keperpustakaan, kecuali mengambil
buku dari rak.
"Membaca karya-karya civitas akademika UIN Bandung dapat dibaca
melalui telpon genggam, yang penting ada kuota," kata Rektor, Prof.Dr.H.
Mahmud, M.Si, menambahkan pernyataan Direktur Diktis.
Pusat Perpustakaan UIN Bandung mengembangkan teknologi layanan
yang sangat canggih bagi para pemustaka, yaitu layanan perpanjangan
pinjaman secara online (dalam jaringan). Para pemustaka yang memiliki
buku pinjaman yang akan segera jatuh tempo dapat memerpanjang masa
pinjaman melalui smartphone atau fasilitas internet lainnya.
Pengembangan piranti teknologi perpustakaan ini merupakan komitmen
Pusat Perpustakaan UIN Bandung untuk memberikan kemudahan bagi
para pemustaka.
Caranya, para pemustaka cukup masuk ke salah satu website milik
Pusat Perpustakaan UIN Bandung, yaitu laman http://opac.uinsgd.ac.id Di
laman tersebut tersedia menu login. Melalui menu login, para pemustaka
dapat memasukkan Nomor Induk Mahasiswa atau nomor anggota yang
tertera dalam barcode. Setelah dimasukkan nomor keanggotaan,
dilanjutkan dengan mengklik menu login memasukkan pasword wifi
masing-masing pemustaka berupa nama masing-masing pemilik nomor.
Aplikasi akan menampilkan riwayat peminjaman, yang memuat perihal
data buku apa yang dipinjam, kapan mengembalikan, dan data-data lain
yang terkait pinjaman. Di data riwayat peminjaman akan muncul menu
"Perpanjang" berwarna biru. Bagi yang akan memerpanjang, cukup hanya
mengklik menu "Perpanjang" dan secara otomatis pinjaman buku yang
bersangkutan telah diperpanjang untuk satu kali masa pinjaman.
Bahan pustaka yang dapat diperpanjang melalui menu "Perpanjang"
otomatis adalah bahan pustaka yang akan jatuh tempo H-2. Menu
"Perpanjang" berwarna biru baru akan muncul di H-2 jatuh tempo,
sebelum itu tidak akan muncul.

Pengembangan aplikasi teknologi ini bagian dari jati diri Pusat


Perpustakaan UIN Bandung sebagai smart library.
4. MULTI PURPOSE STATION (MPS)
Pusat Perpustakaan UIN Bandung menambah piranti layanan
otomatis untuk peminjaman dan pengembalian. Piranti yang dimaksud
adalah mesin Multi Purpose Station (MPS), yang berbasis pada software
Radio Frequency Identification (RFID).
Melalui mesin MPS yang baru, durasi proses peminjaman dan
pengembalian buku sangat cepat, hanya membutuhkan hitungan detik.
Untuk proses peminjaman hanya membutuhkan waktu 1.3 detik, sedangkan
untuk pengembalian lebih cepat lagi.
Kehadiran MPS baru ini tidak lepas dari perhatian Rektor UIN
Bandung terhadap Pusat Perpustakaan, yang menginginkan agar
perpustakaan berbasis kepada teknologi digital yang serba modern. Rektor
UIN Bandung, Prof.Dr. H. Mahmud, M.Si, berobsesi agar perpustakaan
UIN Bandung menyajikan layanan yang serba digital dengan layanan serba
cepat dan prima.
5. SMART OPAC
Pusat Perpustakaan UIN Bandung merilis aplikasi Open Access
Catalog (OPAC) berbasis web yang dapat menelusuri pengertian setiap
suku kata berbahasa Indonesia berikut petunjuk rujukan dan tulisan yang
berhubungan. Aplikasi ini sangat membantu para pemustaka untuk
menemukan pengertian atau definisi setiap kata yang dicari.
Aplikasi ini dinamai dengan OPAC Cerdas, karena menjawab setiap
kata yang dimasukkan ke dalam kolom pencarian (seacrh). SMART OPAC
ini memuat seluruh definisi ilmiah untuk masing-masing kata dalam setiap
bidang ilmu.
Untuk menggunakan SMART OPAC pemustaka dapat masuk ke
laman: opac.uinsgd.ac.id Bahkan, melalui laman ini (pada menu login) juga
pemustaka dapat mengetahui status peminjaman dan jumlah denda
keterlambatan (apabila ada), kapan mengembalikan buku, dan kapan
terakhir meminjam atau mengembalikan buku.

Anda mungkin juga menyukai