Disusun sebagai laporan akhir kegiatan PMP II Berbasis Riset pada Perpustakaan
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung
Hari/ Tanggal: Rabu, 18 Desember 2019
Mengetahui,
KETUA STAI AL HIDAYAH
Bismillahirrohmanirrohim
Kami Panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah ‘azza wa jalla yang telah
melimpahkan hidayah-Nya dan memberi penulis kesempatan dalam menyelesaikan
laporan Praktek Magang Profesi (PMP) II Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah
Bogor.
Kegiatan Praktek Magang Profesi (PMP) II ini merupakan salah satu upaya
dalam menjalin kerjasama yang baik dalam bidang manajerial pada suatu lembaga
pendidikan islam, harapan penulis dalam kegiatan Praktek Magang Profesi (PMP)
II ini akan memberi banyak manfaat terkhusus kepada penulis dan para mahasiswa
maupun bagi pembaca.
1. Ustadz Dr. Unang Wahidin, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku ketua STAI Al Hidayah
Bogor
2. Ustadz Heriyansyah, S.Pd.I., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam
3. Ustadz Sarifudin, S.Pd.I., M.Si. selaku dosen pembimbing PMP 1I
4. Ustadz Dr. H. Opik Taufik Kurahman selaku kepala Perpustakaan UIN Bandung
5. Para Karyawan serta staf yang bertugas di Perpustakaan UIN Bandung
6. Orangtua, Istri dan teman-teman yang ikut mendukung proses kegiatan Praktek
Magang Profesi (PMP) II sampai selesai.
Susunan Laporan Praktek Magang Profesi (PMP) II ini sudah dibuat dengan
sebaik-baiknya, namun tentu masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu jika
ada kritik dan saran apapun yang sifatnya membangun bagi penulis, dengan senang
hati akan penulis terima.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mereka tak lagi mengandalkan pengetahuan guru atau orang tua lagi untuk
mengetahui sesuatu yang mereka inginkan atau butuhkan. Cukup dengan
berselancar di google atau search engine lainnya, atau pun tanya ke sesama mereka
melalui grup/forum komunitasnya akan banyak menemukan berbagai alternatif
jawaban yang mereka butuhkan. Anak menjadi jarang membaca buku printed
karena telah banyak buku digital. Anak jadi jarang membeli buku ditoko karena
bisa pesan ditoko buku online. Anak lebih asyik berselancar di Google dari pada
berselancar di perpustakaan. Mereka enggan meminjam buku di perpustakaan
lantaran perpustakaan saat ini banyak yang ketinggalan zaman. Perpustakaan
identik dengan tempat yang tidak asyik, membosankan, koleksinya kuno alias tidak
up to date, pelayanannya masih manual belum otomasi, sehingga selain sulit dan
lama belum tentu apa yang dicari didapatkan.
Bagaimana dengan perpustakaan sekolah? Masih adakah tempat dihati atau
benak para siswa kita, ketika mereka membutuhkan informasi apakah lantas menuju
ke perpustakaan? Sungguh sebuah tantangan yang luar biasa tentunya ketika
perpustakaan sekolah dengan segala keterbatasannya harus dihadapkan pada era
informasi yang kini cenderung serba digital, serba cepat, serba instan, dan serba
baru. Bagaimanakah perpustakaan menghadapi tantangan tersebut? Pastinya
membutuhkan berbagai strategi atau cara-cara yang tepat dan ampuh untuk
diterapkan dalam mengelola dan mengembangan perpustakaan di era seperti
sekarang ini. Dalam tulisan singkat ini penulis mencoba mengetengahkan berbagai
problem perpustakaan sekolah di era digital dan bagaimana strategi
pengembangannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistematika Promosi Perpustakaan?
2. Bagaimana Pengaplikasian IT pada Perpustakaan?
3. Apa yang dimaksud Perpustakaan Digital?
4. Apa yang dimaksud Perpustakaan Hybrid?
5. Bagaimana Sistematika Promosi Perpustakaan di Perpustakaan Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung?
6. Bagaimana Pengaplikasian IT pada Perpustakaan Perpustakaan Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandun?
C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana Sistematika Promosi Perpustakaan.
2. Mengetahui Bagaimana Pengaplikasian IT pada Perpustakaan.
3. Mengetahui Apa yang dimaksud Perpustakaan Digital.
4. Mengetahui Apa yang dimaksud Perpustakaan Hybrid.
5. Mengetahui Bagaimana Sistematika Promosi Perpustakaan di Perpustakaan
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
6. Mengetahui Bagaimana Pengaplikasian IT pada Perpustakaan Perpustakaan
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Promosi Perpustakaan
Di era globalisasi, informasi beredar dengan sangat bebas sehingga
ekstremnya tidak terkendali serta arusnya tanpa batas. Karena kondisi tersebut,
perpustakaan sekolah jika tidak dinamis dan menyesuaikan dengan tuntutan
masyarakat dan dunia global, tentu akan tersisihkan dan ditinggalkan
pengunjungnya.
Ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan oleh pustakawan
untuk pengembangan perpustakaan sekolah di era global. Diantaranya, dengan
promosi perpustakaan, aplikasi IT dalam dunia perpustakaan, perpustakaan
digital, perpustakaan hybrid, dan pengembangan perpustakaan sekolah dengan
paradigm kekinian.
1. Promosi Perpustakaan sebagai Tuntutan Zaman
Alison Arwell (dalam Prastowo, 2012: 385) mengungkapkan bahwa
program pengembangan perpustakaan sekolah pada umumnya selama ini
dianggap gagal. Hal tersebut dikarenakan kurangnya komunikasi antara
pihak perpustakaan dengan pihak-pihak terkait lainnya di sekolah. Pihak
sekolah antara lain adalah para administrator (kepala sekolah dan wakilnya),
guru, siswa, dan orang tua siswa, serta anggota masyarakat setempat. Dalam
mempromosikan dan memajukan perpustakaan, pustakawan harus peka
terhadap perubahan dan hal-hal baru yang semua belum tercakup dalam
program perpustakaan.
Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh oleh pustakawan untuk
mempromosikan perpustakaan sekolah. Pertama, mempromosikan
perpustakaan kepada administrator sekolah. Cara yang efektif adalah
dengan mengontak kepala sekolah dan menunjukan prestasi perpustakaan
yang didukung data statistic guru dan siswa yang memanfaatkan
perpustakaan.
Kedua, mempromosikan kepada orang tua siswa. Kontak antara
orang tua dan pustakawan harus dibina secara erat, bahkan sebaiknya
dengan seluruh keluarga juga diikutsertakan. Salah satu caranya dengan
mengadakan pertemuan, setidaknya satu atau dua kali dalam satu tahun.
Ketiga, mempromosikan perpustakaan kepada para guru. Guru adalah mitra
kerja yang sangat berharga bagi pengelola perpustakaan. Apabila guru dan
pustakawan bekerja sama, akan tercipta lingkungan belajar yang baik.
Pustakawan hendaknya berdiskusi dengan guru tentang buku atau barang
apa yang harus disediakan perpustakaan sekolah.
Keempat, mempromosikan perpustakaan kepada siswa. Siswa
adalah sasaran promosi perpustakaan yang paling mudah. Untuk promosi
jenis ini disarankan menggunakan promosi “mulut ke mulut”, karena
dianggap paling efektif. Jika anak-anak telah memiliki kesan yang positif
terhadap perpustakaan maka akan diikuti teman-teman lainnya yang semula
enggan untuk mengunjungi perpustakaan. Selain itu perlu juga diadakan
kontes di perpustakaan yang melibatkan siswa. Adakan kontes yang tidak
selalu terkait dengan kegiatan membaca, seperti mengarang, mendongeng,
menggambar dan lain sebagainya.
Kelima, mempromosikan perpustakaan kepada masyarakat luas.
Masyarakat sekitar sekolah harus dilibatkan ke dalam program
perpustakaan. Cobalah membuka perpustakaan bagi masyarakat.
2. Strategi Menarik Pengunjung
Ada banyak cara untuk menarik pengunjung ke perpustakaan. Salah
satunya dengan memberikan stimulus yakni sesuatu yang bisa membuat
pengunjung tertarik untuk datang ke perpustakaan. Berikut beberapa strategi
menurut Prastowo (2012: 389). Pertama, mengadakan kuis tentang sosok
para guru. Adakan acara ini semisal di awal tahun ajaran baru. Langkahnya,
ajaklah murid kelas satu untuk lebih mengenal guru. Buatlah satu potongan
kertas berisi nama guru. Satu potongan kertas lainnya diberikan kepada para
guru untuk diisi pernyataan yang menarik tentang dirinya. Kemudian siswa
diminta menjodohkannya.
Kedua, merayakan peristiwa keagamaan atau budaya. Acara lain
yang menarik dapat pula digelar dengan membuat majalah dinding untuk
memperingati hari perayaan tradisional atau pesta musiman. Gunakan
majalah dinding tersebut untuk menampung kreasi siswa.
Ketiga, mengadakan kuis tau tebakan judul buku. Dalam beberapa
minggu sebelum liburan semester, buatlah para siswa berkunjung ke
perpustakaan dengan membungkus sebuah buku yang popular dengan kertas
kado. Tulislah petunjuk kecil tentang buku tersebut dan gantilah petunjuk
tersebut setiap hari. Buatlah petunjuk tersebut dari yang paling mudah
hingga petunjuk yang paling sulit. Dengan demikian, siswa selalu penasaran
untuk mengetahui jawabannya.
C. Perpustakaan Digital
Perpustakaan digital merupakan koleksi objek digital, termasuk teks,
video, audio yang disimpan dalam format media elektronik yang dilengkapi
dengan cara-cara untuk mengakses dan mengunduh, serta seleksi, organisasi
dan pemeliharaan koleksi tersebut (Witten, Bainbridge, Nichols, 2010:7).
Fahmi (2004) mendefinisikan perpustakaan digital sebagai sebuah sistem yang
terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, koleksi elektronik, staf pengelola,
pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan
berbagai jenis teknologi informasi.
Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan digital merupakan sebuah sistem
perpustakaan yang seluruh isi koleksi dan proses pengelolaan data beserta
layanannya berupa data-data dalam bentuk digital.
Selain itu perpustakaan digital juga memilik beberapa fungsi, tujuan, manfaat,
keunggulan serta kelemahan diantaranya :
Fungsi-fungsi yang disediakan perpustakaan digital, yaitu; Akses ke
sejumlah besar informasi bagi pengguna dimana saja dan kapan saja mereka
butuhkan; Akses ke sumber informasi utama; Mendukung konten multimedia
bersamaan dengan teks; Antarmuka yang user-friendly; Hypertext untuk
navigasi; Arsitektur klien-server; Pencarian dan pengambilan informasi yang
lebih maju; Integrasi dengan perpustakaan digital lainnya.
Tujuan dari perpustakaan digital, yaitu; Melancarkan pengembangan
sistematis dari prosedur mengumpulkan, menyimpan dan mengorganisasi
informasi dalam bentuk digital; Meningkatkan efisiensi proses penyampaian
informasi kepada pengguna; Mendorong usaha kooperatif dalam jaringan
sumber informasi riset, komputasi dan komunikasi; Menguatkan komunikasi
dan kolaborasi antar institusi pendidikan; Menjadi yang terdepan bagi generasi
dan dalam hal penyebaran ilmu pengetahuan.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan perpustakaan digital, yaitu;
Menghemat waktu; Menghemat tenaga; Menghemat tempat; Menghemat
biaya; Memperoleh informasi yang paling baru dengan cepat; Mempermudah
akses informasi dari berbagai sumber; dan Memberikan solusi secara mudah
untuk memindah dan mengubah bentuk informasi untuk berbagai kepentingan.
Beberapa keunggulan dari perpustakaan digital, yaitu; Memudahkan
seseorang dalam mengoleksi buku; Tidak hanya dapat mengoleksi buku yang
ada di basis data tetapi dapat menambahkan daftar koleksi buku melalui basis
data juga, sehingga bisa menjadi perpustakaan pribadi; Setiap pengguna dapat
mengakses perpustakaan digital tanpa harus datang ke perpustakaan, selama
pengguna mempunyai koneksi dengan internet; Akses ke perpustakaan digital
dapat dilakukan 24 jam dalam sehari, dapat diakses kapan saja, tanpa batas
waktu selama pengguna terhubung dengan internet; Informasi yang ada, dapat
diakses oleh pengguna secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan
jumlah orang yang banyak; Pengguna dapat menggunakan kata kunci dalam
pencariannya. Kata kunci yang tepat akan membantu pengguna mendapatkan
informasi yang akurat dan sesuai dengan kata kunci yang dicantumkannya.
Beberapa kelemahan perpustakaan digital, yaitu; Adanya masalah
dalam hukum hak cipta transfer dokumen lewat jaringan komputer karena
belum didefinisikan dengan jelas. Masalah ini masih jadi perdebatan dalam
proses pengembangan perpustakaan digital; Masih adanya pengguna yang
lebih menyukai membaca teks tercetak daripada teks elektronik; dan Proses
digitalisasi dokumen membutuhkan waktu yang cukup lama serta dibutuhkan
ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi
digital.
Dalam membuat sebuah perpustakaan digital, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan seperti :
Pengguna (users), Pengguna perpustakaan digital bukan hanya berarti anggota
perpustakaan melainkan juga pustakawan, staf operator perpustakaan, dan
teknisi yang terlibat dalam perpustakaan digital. Peran pengguna dalam
perpustakaan digital berfokus pada hasil perpustakaan digital akan dibuat.
Untuk mewujudkan sebuah perpustakaan digital yang berfungsi baik, maka
diperlukan konsultasi dengan para pengguna dimulai dengan pembicaraan
mengenai pemahaman pengguna terhadap teknologi hingga pelaksanaan
pelatihan aplikasi dan penetapan staf operator dalam membangun perpustakaan
digital.
Perangkat keras (hardware), Perangkat keras yang dibutuhkan dalam
mengembangkan sebuah perpustakaan digital tergantung pada seberapa
banyak koleksi dan tujuan dibuatnya perpustakaan digital itu sendiri. Semakin
besar perpustakaan, maka semakin banyak dan semakin canggih perangkat
keras yang dibutuhkan untuk mendukung operasional perpustakaan. Akan
tetapi, pada umumnya sebuah perpustakaan digital terdiri dari book scanner,
komputer, CD-ROM, CD writer drive, dan CD reader drive. Pemilihan
perangkat keras ini ditentukan oleh staf yang berhubungan dengan masalah
teknis perpustakaan dan juga kerja sama dengan penyedia perangkat keras
untuk digunakan dalam perpustakaan yang bersangkutan.
Perangkat Lunak (software), pembuat perpustakaan digital apakah akan
menggunakan perangkat lunak produksi sendiri atau menggunakan perangkat
lunak yang sudah ada.
Jaringan (network), Jaringan komputer merupakan bagian dari perpustakaan
digital yang penting sebagai penghubung berbagai sumber daya atau resources
seperti perangkat teknologi dan koleksi dokumen yang ada di perpustakaan.
Sebuah jaringan atau network , pada dasarnya terdiri dari komputer, NIC
(Network Interface Card), modem router, dan jaringan telepon.
Data, Data berperan sebagai sumber yang diperlukan untuk menciptakan suatu
informasi yang terdiri dari banyak karakter. Dalam perpustakaan, dikenal suatu
data yang sudah terstruktur yang digunakan sebagai identifikasi untuk
mengelola dokumen perpustakaan yang disebut dengan metadata.
Manual, Merupakan dokumentasi yang berisi penjelasan mengenai peraturan
dalam menggunakan perangkat keras dan lunak perpustakaan. Manual atau
prosedur harus dapat dipahami oleh seluruh pengguna perpustakaan untuk
mengoptimalkan penggunaan perpustakaan digital. Dalam menentukan
peraturan-peraturan manual, diperlukan komunikasi dengan pengguna
perpustakaan secara berkala.
Evaluasi, Jika perpustakaan digital telah dibuat, perlu dilakukan evaluasi untuk
menentukan apakah perpustakaan digital secara teknis sesuai dengan
perencanaan, efektif dan efisien dari segi ekonomi dalam memberikan
pelayanan kepada anggota perpustakaan, dan apakah perpustakaan diterima
oleh seluruh pengguna perpustakaan.
D. Perpustakaan Hybrid
Perpustakaan hybrid atau sering disebut perpustakaan hibrida adalah
perpustakaan yang menggunakan dua cara yaitu cara elektronik dan tercetak,
dipadukan untuk saling menunjang satu dengan yang lainnya. Perpustakaan
hybrid sering juga disebut perpustakaan campuran, yaitu bercampurnya koleksi
elektronik dengan koleksi non elektronik.
Sistem perpustakaan hybrid masih banyak yang menggunakannya di
Indonesia, mulai perpustakaan sekolah, perguruan tinggi, sampai perpustakaan
umum. Alasannya karena perpustakaan pada umumnya masih mengoleksi atau
mengadakan pembelian koleksi tercetak dan koleksi berbasis elektronik.
Ciri-ciri perpustakaan hybrid:
1. Perpustakaan hybrid memadukan antara perpustakaan berbasis elektronik
dengan perpustakaan berbasis cetak
2. Koleksinya perpustakaan hybrid biasanya terdiri atas bahan cetak dan
bahan noncetak
3. Perpustakaan hybrid memiliki koleksi tercetak yang setara dengan koleksi
digitalnya
4. Perpustakan hibrida memiliki konsep cakupan jasa informasi yang
mendukung ke arah koleksi elektronik atau digital tetapi tetap berbasis
cetak.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
hybrid:
Sarana dan
Koleksi Layanan SDM
prasarana
Menggabungkannya Memadukannya Membutuhkan Membutuhkan
koleksi buku dan cara elekronik pustakawan yang sarana dan
non buku misalnya: dan non bisa komputer prasarana
buku, majalah, dan elektronik dan perpustakaan
juga bahan-bahan misalnya pustakawan yang yang
berupa jurnal menggunakan mampu mendukung
elektronik, e-book software memelihara, tujuan
dan sebagainya (online) dan mengolah koleksi perpustakaan
menggunakan manual hybrid yaitu
tatap muka berbasis cetak
(offline) dan non cetak
Promosi lain adalah melalui wisata perpustakaan. tidak saja wisata ketempat-
tempat yang indah, unik, dan menarik, akan tetapi kunjungan ke perpustakaanpun
mengandung makna luas karena pada akhirnya dapat menambah wawasan bagi
pengguna. Kegiatan kunjungan ke perpustakaan seringkali di laksanakan
Perpustakaan-perpustakaan Umum yang ada di Indonesia. Perpustakaan membuat
program kunjungan perpustakaan atau yang lebih dikenal dengan Library Tour.
Sasarannya adalah anak sekolah. Jadi kegiatan ini diadakan untuk menumbuhkan
rasa kecintaan pada perpustakaan. Diluar negeri kegiatan ini sudah sering
dilaksanakan. Tidak heran jika perpustakaannya disesaki pengunjung. Di jepang
misalnya selain membaca dimulai dari usia dini, mereka membiasakan untuk
membaca beberapa jam seharinya, contohnya adalah teknologi di jepang yang
berkembang pesat akibat dari kebiasaan membaca. Masyarakatnya cerdas, banyak
terdapat penulis atau pengarang buku di negara matahari terbit tersebut.