KONSEP Teori ASUHAN KEPERAWATAN
KONSEP Teori ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menonjol pada pasien DBD untuk datang kerumah sakit adalah
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran composmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7
dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan,
mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan
persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
manifestasi perdarahan pada kult , gusi (grade III. IV) , melena atau hematemesis.
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DBD biasanya mengalami serangan
5. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih
6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung
a. Kepala
1. Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk, kesimetrisan, adanya lesi atau tidak,
kebersihan rambut dan kulit kepala, warna, rambut, jumlah dan distribusi
rambut. Normal: simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan tanda-
b. Wajah
c. Mata
simetris mata kika, simetris bola mata kika, warna konjungtiva pink, dan
d. Telinga
2. Inspeksi : bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi telinga,
bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus, warna sama dengan
kulit lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat bantu dengar.
3. Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan tragus Normal: tidak ada nyeri
tekan.
e. Hidung
tanda2 infeksi). Normal: simetris kika, warna sama dengan warna kulit lain,
tidak ada lesi, tidak ada sumbatan, perdarahan dan tanda-tanda infeksi.
f. Mulut
1. Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut dan bibir, tekstur ,
lesi, dan stomatitis. Normal: warna mukosa mulut dan bibir pink, lembab,
langit2. Normal: gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi berlobang atau
kerusakan gigi, tidak ada perdarahan atau radang gusi, lidah simetris, warna
g. Leher
1. Inspeksi leher: warna integritas, bentuk simetris. Normal: warna sama dengan
kulit lain, integritas kulit baik, bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer
gondok.
Normal: tidak teraba pembesaran kel.gondok, tidak ada nyeri, tidak ada
h. Thorax
dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan, warna kulit
pembengkakan/penonjolan/edema
2. Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri, tractile fremitus.
teraba jelas.
3. Perkusi: paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan bandingkan satu sisi dengan
satu sisi lain pada tinggi yang sama dengan pola berjenjang sisi ke sisi)
i. Abdomen
1. Inspeksi : kuadran dan simetris, contour, warna kulit, lesi, scar, ostomy,
perut. Normal: simetris kika, warna dengan warna kulit lain, tidak ikterik
3. Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran kanan atas bergerak searah jarum
ginjal: nyeri. Normal: timpani, bila hepar dan limfa membesar=redup dan
4. Palpasi semua kuadran (hepar, limfa, ginjal kiri dan kanan): massa,
penonjolan tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan penumpukan cairan.
j. Eksremitas
ROM, kekuatan dan tonus otot. Normal: simetris kika, integritas kulit baik,
3. Tes reflex :tendon trisep, bisep, dan brachioradialis. Normal: reflek bisep dan
trisep positif
kulit, posisi dan letak, ROM, kekuatan dan tonus otot. Normal: simetris kika,
jelas
6. Tes reflex :tendon patella dan archilles.Normal: reflex patella dan archiles
positif
nadi lemah.
ptechiae, perdarahan gusi dan telinga, serta nadilemah, kecil, dan tidak teratur
c. Grade III : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah,nadi lemah, kecil
tidak teratur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin. berkeringat dan kulit
tampak biru.
7. Pengkajian primer
a. Airway
1) Inspeksi
2) Palpasi
Focal fremitus umumnya tidak seimbang antara kanan dan kiri selama ada
penumpukan sekret
3) Perkusi
4) Auskultasi
c. Circulation
1) Tekanan darah
mmHg
2) Nadi
3) Suhu
Hipertermia
d. Disability
GCS/AVPU
Menurut (Heriana, 2014, hal. 63-65) ada tiga hal yang dinilai dalam penilaian
Nilai
Mata membuka hanya kalau dirangsang kuat/ nyeri
2:
1: nyeri
Nilai
Pasien konfusi atau tidak orientasi penuh
4:
3: dibicarakan
3. Respon motorik
6: genggaman.
5: muskulus trapizius
4: diberikan
3: mengepal
2: mengepal,
Nilai
Sama sekali tidak ada respons
1:
B. Diagnosa
1. Hipertermi b.d Dalam 2x24 jam pasien 1. monitor suhu setiap 2 1. Mengetah
penanganan mengetahu
5. Kolaborasi: pasien.
kompres
akan
membantu
menurunk
an suhu
tubuh.
4. Penjelasan
yang
diberikan
akan
memotivas
i klien
untuk
kooperatif.
5.
Digunakan
untuk
menguran
gi demam
dengan
aksi
sentralnya
pada
hipotalam
us.
3. Instruksikan kepada
mengenai modivikasi
( misalnya,
menghentikan
kebiasaan merokok,
4. Monitor toleransi
pasien terhadap
aktivitas
5. Berikan dukungan
keluarga
yang berarti.
C. Implementasi
dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. (Perry &
Potter, 2005 )
Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawata bekerja dengan anggota
perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang bertahan
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan. Evaluasi terjadi kapan saja
perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien. Perawat
O : Data obyektif merupakan tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan
diagnose keperawatan
intervensi