Anda di halaman 1dari 7

Prognosis kanker serviks

Prognosis pada penyakit kanker serviks ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor
yang sudah diteliti dan mempunyai bukti keterkaitan yang kuat dengan angka kesintasan 5 tahun
adalah stadium. Selain stadium, penilaian melalui keterlibatan kelenjar getah bening juga terbukti
menentukan prognosis. Sebagai contoh, survival rate untuk wanita dengan stadium dini dan tanpa
keterlibatan nodus limfa pelvis adalah sebesar 86 persen sedangkan wanita dengan keterlibatan
nodus limfa hanya sebesar 74 persen. Kanker serviks yang tidak diobati atau tidak merespons
terhadap pengobatan juga menjadi faktor prognostik, dan diduga akan menyebabkan kematian
dalam waktu dua tahun setelah timbul gejala. Disamping itu, risiko tinggi terjadinya rekurensi
ditemukan pada pasien yang menjalani histerektomi. Beberapa faktor yang lain yang juga diduga
sebagai faktor pronostik pada kanker serviks adalah usia, ukuran tumor, pendidikan, paritas,
histopatologi, dan jenis pengobatan baik itu surgery, radiasi, kemoterapi, maupun kombinasi dari
ketiga opsi pengobatan tersebut

Karakteristik demografik (Usia, Status pernikahan, dan Pekerjaan)


Penelitian Movva tahun 2013 meneliti mengenai status demografik yang berperan secara
signifikan sebagai faktor prognostik pada kanker serviks. Penelitian ini juga membandingkan dua
populasi berbeda yaitu populasi Afrika Amerika (Negroid) dan Populasi Kaukasian. Dari
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pada ras Afrika Amerika jumlah penderita kanker
serviks diatas 50 tahun lebih banyak dibandingkan dengan Ras Kaukasian (54,1% pada ras Afrika
Amerika, 49,9% pada ras Kaukasian, p =0.02). Dari penelitian tersebut juga terlihat bahwa
terjadinya perbedaan tingkat kesadaran terhadap penyakit kanker serviks. Pada ras Kaukasian,
pasien lebih banyak terdeteksi pada stadium dini dibanding dengan ras Afrika Amerika (ras Afrika
Amerika 48,9% terdeteksi pada stadium 1 ; ras Kaukasian 59,6% terdeteksi pada stadium 1, p
<0.001)
Penelitian lain adalah penelitian Carneiro tahun 2017 yang meneliti tentang angka
kesintasan 5 tahun pada kanker serviks di rumah sakit rujukan, Amazon, Brazil. Dari analisis
bivariat pada penelitian tersebut didapatkan bahwa karakteristik demografik yaitu usia, pekerjaan,
dan jumlah anak (paritas), tidak signifikan bermakna sebagai faktor prognostik kanker serviks
(Usia p = 0.415, origin p = 0.272, pekerjaan p=0.258 dan angka paritas p=0.238), . Status
perkawinan secara statistik bermakna sebagai faktor prognostik kanker serviks (p < 0.001)
Gambar 2. Tabel faktor prognostic pada pasien kanker serviks
Selain itu faktor prognostik lain yang juga bermakna adalah tipe histopatologi, stadium, metastasis,
jenis treatment dan angka remisi. Penelitian lain adalah penelitian Purbadi tahun 2019 di RSCM
Jakarta. Purbadi meneliti mengenai faktor prognostik dengan kriteria inklusi pasien adalah stadium
awal dan sudah diterapi dengan radikal histerektomi dan limfadenektomi lalu dilakukan observasi
selama 86 bulan. Dari penelitian tersebut diteliti beberapa karakteristik demografi diantaranya
usia, angka pernikahan dan angka paritas. Uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang
signfikan antara ketiga faktor tersebut dengan angka kesintasan kanker serviks ( p = 0.123, 0.810,
0.686)

Peneltian serupa dilakukan di RSCM tahun 2014 juga menyimpulkan bahwa karakteristik
demografik tidak berpengaruh secar signifikan pada kanker serviks. Pada penelitian ini 41% subjek
penelitian adala penderita kanker serviks stadium 3. Usia, lamanya pendidikan, daerah tempat
tinggal, dan asuransi kesehatan tidak berpengaruh secara signifikan setelah dianalisis dengan cox
regression Nuranna
Histopatologi, lymph nodes metastasis, Lower third vagina invasion, treatment option
Katanyoo tahun 2017 meneliti tentang faktor prognostik pada pasien kanker serviks
stadium IIIb. Seperti diketahui sebelumnya menurut FIGO, stadium IIIb dibagi dua yaitu invasi
kanker ke dinding rongga pelvik dengan atau tanpa hidronefrosis dan dengan atau tanpa invasi ke
1/3 dinding bawah vagina. Penelitian ini membandingkan beberapa faktor pronostik pada pasien
dengan kanker serviks stadium IIIb

Dari penelitian tersebut dilakukan analisis univariat dan didapatkan ada beberapa faktor
yang signifikan berperan sebagai faktor prognostik kanker serviks. Total treaetment time yaitu
waktu yang dibutuhkan oleh pasien dari awal mendapat pengobatan sampai dinyatakan bersih dari
kanker menjadi salah satu faktor prognostik yang signifikan, tetapi secara analisis multivariat tidak
lagi signifikan karena telah disesuaikan dengan beberapa faktor salah satunya percepatan
repopulasi kanker serviks pada pasien yang mendapat brakiterapi. Faktor yang berperan secara
signifikan adalah keterlibatan invasi 1/3 dinding bawah vagina (p = 0.003). Faktor lain yang ikut
diteliti tetapi tidak berperan secara signifikan antara lain adalah modalitas terapi, anemia, dan
histopatologi. Pada penelitian ini tidak ada perbedaan mencolok pada keberhasilan terapi pasien
dengan radiasi saja atau dengan CCRT (Concurrent chemoradiation).
Penelitian Endo tahun 2014 di Hokkaido, Jepang meneliti tentang pasien kanker serviks
yang mendapat terapi CCRT. Dari penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa ukuran tumor
berperan sebagai faktor prognostic pada kanker serviks yang sudah stadium lanjut (advanced
stage) (p<0.05), dikarenakan pada stadium III dan IV ukuran tumor > 5cm, sudah tidak dapat
diterapi hanya dengan radiasi eksternal saja, berbeda dengan stadium awal yang masih bisa diterapi
dengan radiasi eksternal.
Penelitian Kim tahun 2009 juga meneliti tentang pilihan terapi pada pasien kanker serviks.
Penelitian ini mengevaluasi keberhasilan terapi pada pasien kanker serviks, yaitu dengan
memberikan terapi radiasi pada pasien yang sudah mendapat pemebedahan baik dengan atau tanpa
kemoterapi. Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa terapi radiasi luas mempunyai peran
yang signifikan untuk mengontrol kanker serviks yang hanya menyebar secara lokal. Penambahan
kemoterapi juga meningkatkan efikasi pengobatan, tetapi mempunyai angka toksisitas yang tinggi
dibandingkan dengan pemeberian radioterapi saja

Pada penelitian ini juga diteliti beberapa faktor lain tetapi stelah dilakukan analisis
univariat semuanya tidak signifikan berperan terhadap keberhaslan terapi kanker serviks. Beberapa
faktor lain yang diteliti diantaranya usia, stadium FIGO, ukuran tumor, keterlibatan metastasis
nodus limfatik (p>0.05).
Grading Histopatologi pada kanker serviks
Derajat histopatologi pada kanker serviks secara konvensional dinilai dengan
menggunakan sistem Broder, yang mana aspek yang dinilai ialah derajat keratinisasi, sitologi
atipikal, dan aktivitas pembelahan (mitotik). Tetapi sistem tersebut menurut WHO tidak lagi secara
signifikan dapat diterapkan dalam menentukan derajat differensiasi kanker serviks. WHO
berpendapat bahawa sistem klasifikasi derajat histopatologi pada kanker serviks harus berdasarkan
derajat keratinisasi, nuclear pleomorphism, ukuran nukleoli, frekuensi mitotik, dan juga derajat
nekrosis, tetapi belum ada standar baku yang mencakup derajat histopatologi tersebut.
McClugage pada tahun 2014 mengusulkan untuk dibuat sistem klasifikasi baru yang dapat
diterapkan dalam menentukan prognosis pada kanker serviks. Pada pengusulan sistem ini, sistem
grading hanya dapat diterapkan pada pasien dengan tipe histopatologi karsinoma sel skuamosa.
Sistem yang baru diusulkan ini sudah terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap prognosis
kanker serviks. Sistem ini sudah diterapkan pada kanker sel skuamosa di organ lain yaitu paru-

paru, rongga mulut dan kerongkongan.


Penelitian Matsuo tahun 2018 di California meneliti beberapa faktor yang berperan secara
signifikan terhadap kanker serviks. Faktor yang utama diteliti adalah peran dari diferensiasi tumor
pada kanker serviks tipe sel skuamosa. Dari penelitian ini ditemukan bahwa diferensiasi sel tumor
berperan secara signifikan terhadap survival kanker serviks. Penelitian ini juga mengemukakan
bahwa diferensiasi histopatologi ini juga lebih berperan sebagai faktor prognostik terutama pada
pasien dengan stadium awal. Tidak dijelaskan sistem skoring yang diapakai untuk menentukan
grading pada pasien ini. Selain itu hampir semua faktor prognostic yang dinilai pada penelitian ini
juga secara signifikan bermakna sebagai faktor prognostic kanker seviks, yaitu usia, ras, status
pernikahan, tahun didiagnosis, stadium, ukuran tumor,metastasis nodus limfatik, pemebdahan, dan
radioterapi.
Penelitian lain adalah penelitian Purbadi tahun 2019 di RSCM berpendapat bahwa
differensiasi sel tumor tidak berpengaruh terhadap kanker serviks. Penelitian ini
mengklasufikasikan differensiasi sel tumor menjadi tiga kelompok yaitu baik, sedang, dan buruk
tetapi tidak dijelaskan secara lansgung mengenai sitem skoring yang dipakai,

Anda mungkin juga menyukai