CANDI LOR

Sejarah pendirian

Keberadaan Candi Lor mulai ditemukan pertama kali pada tahun 1913 di masa
pemerintahan kolonial Belanda. Pada saat tersebut, di kawasan situs sejarah ini berhasil ditemukan 4
buah arca dari material perunggu dan semuanya menggambarkan ajaran Budha. Selain itu berhasil
ditemukan pula prasasti yang dinamakan prasasti Anjuk Ladang. Melalui prasasti dan bukti-bukti
sejarah lainnya, dapat diketahui bahwa Candi Lor dibangun pada masa pemerintahan Raja Mpu Sindok
sekitar tahun 859 Saka atau kurang lebih tahun 937 Masehi. Tujuan pendiriannya merupakan simbol
kemenangan raja tersebut atas musuh-musuhnya kerajaan berasal dari Melayu.

Desain bangunan dan arsitektur

Candi Lor menghadap kearah barat dan didirikan dari material utama batu merah. Pada
saat ini kondisinya banya yang mengalami kerusakan. Bahkan sebagian besar diantaranya sudah
terkena cengkeraman akar tanaman kepuh yang tumbuh subur diatasnya. Candi Lor mempunyai
ketinggian sekitar 9.30 meter dan panjang 12.40 meter dengan lebar 11 meter. Menurut dugaan candi
tersebut saat dibangun pertamakali menerapkan konsep dari ajarah Shiwa. Hal ini ditandai dengan
adanya penemuan arca Nandi dan Ganeha yang dapat ditemukan di sekitar kawasan halaman. Dibalik
kondisinya yang sudah terlanjur rusak, wisatawan tetap bisa mengamati jika di masa lalu candi
tersebut memiliki suatu ruang dalam bentuk segi empat. Sebagai buktinya, terdapat siku-siku sudut di
bagian atas tubuh candi. Di sebelah baratnya terdapat dua arca yang sayang sekali, kepalanya sudah
hilang. Meskipun demikian jika dilihat dari perwujudan tubuhnya, hampir dapat dipastikan bila
masing-masing dari arca tersebut adalah arca Siwa Mahadewa dan arca Ganesha. Sedangkan di
baratnya lagi ada lingga yoni yang sudah pecah dan rusak.Kemudian lagi, terdapat makam kuno yang
jumlahnya ada dua. Oleh masyarakat setempat, makam ini diyakini sebagai makam Yang Kerti dan
Yang Kerta. Keduanya merupakan abdi atau pelayan kesayangan Mpu Sindok.

M. AL-ALIF FIQIH MAULANA Mengetahui