‘AWALIMIBI - (Dengan AKU ada apa saja semua yang telah ADA,
dengan AKU akan ADA apa saja yang akan ADA, maka ADANYA
apa saja semua yang ADA di alam ini adalah DENGAN-Ku), ertinya
semua yang ada di dalam alam semesta ini baik yang GHAIB mahu
pun yang DZOHIR, ADA kerana diciptakan oleh-NYA !
N.O.K.T.A.H. ! <3 ~ Kalam Majnun ~
melepasi huruf 'BA',bertemu pula dengan husun 'SIN' & seterusnya kepada huruf 'MIM'....
SIN melambangkan 3 perkara yg perlu ada diwakili setiap 3 lekuk, untuk melengkapi MIM
perlu kepada yang membawa contoh yakni Muhammad SAW, barulah seterusnya mengenal
Allah SWT yg meliputi segalanya...Ar-Rahman & Ar-Rahim...
Kalimah Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Prinsip pokok pemikiran yang harus kita tanamkan pada qolbu dan jiwa kita adalah bahwa
Allah menurunkan Alqur’an sebagai penyempurnaan dari kitab-kitab suci yang ada
sebelumnya, hal ini berarti semua kitab suci yang sifatnya samawi termuat didalam
Alqur’anul karim dan kita juga harus percaya pada semua kitab sebelumnya. Sedangkan
Surat Al-Fateha, selain sebagai surat pembuka juga merupakan intisari dari Alqur’an dan
intisari dari Al-Fateha adalah Basmallah, kok bisa?
Dalam lafas Basmallah tersebut ada hal-hal prinsip yang harus kita pahami, yaitu Allah
adalah “Laista kamistlihi Syai’un” (tidak ada satupun yang mirip ataupun menyamai-NYA),
hal ini berarti keharusan yang berlaku bagi kita untuk pentauhidan dalam 4 hal:
1. Tauhidz Dzat (keesaan zat).
2. Tauhidus Sifat (keesaan sifat).
3. Tauhidul Asma’ (keesaan nama).
4. Tauhidul Af’al (keesaan perbuatan).
Keempat hal tersebut akan mampu kita pahami bila kita sudah musyahadah lidz-dzat.
Kalau kita kaji lebih mendalam intisari dari Basmallah adalah Allah, dalam lafas Allah
terkandung makna zat, sifat, asma’ dan af’al Allah, (sumber dari semua sumber/ sebab dari
semua sebab).
Dalam lafas Basmallah bertumpu atau diawali dari huruf (بBa), huruf Ba bertumpu pada
titik Ba, titik Ba mengisyaratkan Alif yang mengisyaratkan Bikana makana, Biyakunu
mayakunu, Fawajudul ‘awalimibi (Dengan AKU ada apa saja semua yang telah ada,
dengan AKU akan ada apa saja yang akan ada, maka adanya apa saja semua yang ada di alam
ini adalah dengan-KU), artinya semua yang ada di dalam alam semesta ini baik yang ghoib
maupun yang zohir ada karena diciptakan oleh-NYA.
Setelah huruf Ba diikuti dengan huruf (سSin), ini mengisyaratkan adanya kalam qodim
yang berbunyi bila ingin mengenalku lewatlah jalur Sin, ada apa dengan huruf Sin?!. Kalau
kita telaah lebih mendalam dari bentuk huruf sin yang terdiri dari 3 gerigi ini
mengisyarakan jalan Syari’at, Tareqat, dan Hakekat yang harus kita lalui agar kita benar-
benar mengerti dan memahami tentang Allah atau makrifatullah.
Dari huruf sin yang mengisyaratkan syari’at, tareqat, dan hakekat tadi, akan timbul
pertanyaan lagi lah makrifatnya mana? Jika ingin makrifat dengan benar dan selamat ya
ikuti huruf (مMim), karena huruf mim ini mengisyaratkan makrifat, kok bisa?, pada
hakekatnya Mim ini juga mengisyaratkan Muhammad Rosulullah. Jadi kalau ingin selamat
dan benar dalam mengkaji hakekat Allah ya ikuti ajaran Rosullulah SAW (agama
Islam) secara benar dan kafah (lurus) khususnya dalam menanamkan aqidah sebagai sumber
keimanan kita agar menjadi manusia yang sempurna (insan kamil), yaitu golongan orang-
orang yang senantiasa sujud kepada Allah. Coba kita perhatikan dengan seksama bahwa
orang yang sedang sujud itu melambangkan Muhammad karena saat orang sedang sujud
kepalanya melambangkan huruf (مmim), badan dan tangan melambangkan huruf (حHa),
bagian pinggul melambangkan huruf (مmim) dan kaki melambangkan huruf (دDal),
sedangkan orang yang sedang sholat itu melambangkan Ahmad karena sa’at kita tegak
sebelum takbiratul ihrom melambangkan huruf (اAlif), sa’at kita ruku’ melambangkan huruf
(حHa), sa’at kita sujud melambangkan huruf (مmim), dan sa’at kita duduk tahiyad
melambangkan huruf (دDal).
Insya Allah kalau kita istiqomah dalam mendalami agama islam kita akan mengenal Allah,
karena sesudah huruf (مmim) diikuti dengan lafas Allah (ingat keharusan pentauhidan
dalam 4 hal) yang maha rohman dan maha rohim, rohman dan rohim ini mengisyaratkan
bahwa dalam menjalani habluminannas kita harus mengedepankan sifat penuh kasih sayang
terhadap sesama makhluk Allah, sehingga dengan demikian akan terwujud bahwa Islam
sebenarnya rahmatan lil ‘alamin.
Lafas Allah terdiri dari huruf (اAlif), ( لLam awal), ( لLam akhir) dan (حHa), terdiri dari 4
huruf, Muhammad terdiri dari huruf (مmim), huruf (حHa), huruf (مmim) dan huruf (دDal)
terdiri dari 4 huruf, nama asli Rosulullah Ahmad juga 4 huruf, (اAlif), (حHa), (مmim), د
(Dal). Susunan lafas yang terdiri dari 4 huruf ini mengisyaratkan semua yang serba 4, ingat
bahwa kita diciptakan dari 4 unsur (tanah, air, api dan udara), 4 hakekat Allah (Dzat, Sifat,
Asma’ dan Af’al), 4 sifat Allah (Jalal, Jamal, Qohar dan Kamal), empat sifat Rosulullah
(Sidiq, Amanah, tablik dan fatonah), 4 malaikat mukarrobin (Jibril, Mika’il, Isrofil, Izro’il), 4
sahabat Rosul yang termasuk kulafaur rosyidin (Abubakar, Umar, Usman dan Ali), 4 bagian
diri manusia (Ruh Suci, Jiwa, Hati dan Jasad), 4 bagian tubuh manusia (Rasa, Akal, Daya dan
Nafsu), 4 macam makhluk ciptaan Allah (Malaekat, Jin, Syaiton dan Manusia), bener juga ya.
Dari uraian diatas maka benar apa yang difirmankan Allah dan diteruskan oleh Rosulnya,
bahwa siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya, caranya bagaimana? Ya
ikuti saja Aku (Muhammad Rosulullah) dengan cara mendalami agama Islam dalam artian
jangan terpaku hanya pada yang tersurat saja (Alquranul karim), tetapi juga harus mampu
menangkap dan menguraikan apa yang tersirat, lebih-lebih harus mampu menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari (hablumminannas dan hablumminallah) sehingga dengan
demikian Insyaa Allah kita akan selamat dunia dan akherat, amin. Sempurnakan dulu
hablumminannas baru sempurnakan hablumminallah. Janganlah kita mengejar kesempurnaan
hablumminallah dengan mengesampingkan hablumminannas.
Kata-kata Aku di atas, bisa bermakna Muhammad Rosulullah (yang tersurat) bisa juga
bermakna diri kita masing-masing, dalam hal ini qolbu (yang tersirat). Kalau kita senantiasa
mendengarkan suara Bahjatul qolbi (relung hati yang terdalam) sebagai kompas nafigasi
kehidupan kita sehari-hari insyaa Allah kita akan selamat fiddunya wal akherat. Dengan terus
menerus kita mengasah QOLBU, INSYAA Allah kita akan mencapai ma’rifat dan
musyahadah (penyaksian) terhadap Allah. karena Musyahadah terhadap Allah perlu sinar
kebenaran (Nur ma’rifat) yang tembus kejiwa, perasaan dan hati. Untuk mencapai
Musyahadah dapat ditempuh dengan 3 cara / alat, yaitu :
1. Bashiroh (pandangan batin);
2. ‘Ainul bashiroh (pandangan mata batin);
3. Syi’a-ul Bashiroh (nyala pandangan batin).
Tentu sajah untuk sampai kemaqom(posisi/tingkatan) tersebut kita perlu berusaha keras,
penuh kesadaran dan istiqomah, karena dalam penerapannya tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan, banyak hal-hal yang menghijab dan menghambat ma’rifat dan musyahadah.
Hal-hal yang dapat menghijab yaitu :
1. Keingkaran;
2. Kebodohan / ketidak mengertian (jahil);
3. Prasangka buruk (su’udzon);
4. Terlalu sibuk dengan urusan duniawi, mengabaikan urusan ukhrowi.
Faktor penghambat tercapainya ma’rifat dan musyahadah, disebabkan karena sifat-sifat al.:
1. Kasl (malas);
2. Futur (bimbang bin ragu alias lemah pendirian);
3. Malal (pembosan);
4. Syirik khofi :
a. Ria (suka pamer);
b. ‘Ujub (merasa paling hebat);
c. Sum’ah (membangga-banggakan diri biar dipuji);
d. Hijb / Hajb (tertutup hati karena merasa ilmunya sudah lebih dari cukup).
Tentu sajah semua hal tersebut harus kita atasi, caranya dengan RIYADLOH (latihan) secara
istiqomah dan kita tanamkan dalam diri dan jiwa kita rasa Khauf (takut terhadap murka dan
adzab Allah) serta Raja’ (selalu menggantungkan harapan terhadap rahmat Allah).
Dalam hal musyahadah kepada Allah, pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) cara
musyahadah, yaitu :
1. Musyahadah lidz-Dzat (Dzat).
Dalam musyahad lidz-Dzat ini kita harus menanamkan sifat dan sikap pentauhidan adanya
Allah, ingat bahwa Allah Laista kamistlihi syai’un (tidak ada satupun yang menyamainya
atau yang mirip dengan-NYA), dalam hal ini pentauhidan di dalam hal:
a. Tauhidz Dzat (keesaan zat).
b. Tauhidus Sifat (keesaan sifat).
c. Tauhidul Asma’ (keesaan nama).
d. Tauhidul Af’al (keesaan perbuatan).
ya bisa aja, karena huruf (لLam) dan (مMim) mengisyaratkan dua kalimah syahadat
“Laailah haillallaah Muhammadarrosulullaah” (betul apa tidak? Hayo).
(لLam) : mengisyaratkan Laailah haillallaah (tidak ada tuhan yang patut disembah selain AllaH),
huruf ini mengisyaratkan pentauhidan secara mutlak. Laailah haillahhuwa Wahuwa Robbul
Arsyil Adhim (Tidak ada Tuhan selain dia, Dialah Tuhan dari Arays yang agung).
(مMim) : mengisyaratkan Muhammadarrosulullah, Nabi Muhammad sebagai utusan, Nabi
Muhammad sebagai pembawa risalah, Nabi Muhammad yang membimbing dan mengajari
serta mendidik para sahabat dan secara estafet dari generasi ke generasi sampai pada kita,
sehingga kita bisa selamat fiddunya wal akherat.
SYAHADAT
yahadat merupakan rukun Islam yang pertama, dalam syahadat kita bersaksi
S
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. Dalam
bersaksi ini kita harus mengerti dan memahami hakekat dari seseorang yang
menjadi saksi. Untuk sanggup menjadi saksi tentunya kita harus tahu dan mengerti
dengan sendirinya apa yang menjadi kesaksian kita itu, jangan sampai kita
memberikan kesaksian atas dasar katanya (jarene si fulan), karena kesaksian yang dilandasi
karena cerita orang lain atau menurut orang lain, maka kesaksian kita lemah sekali dan suatu
saat kita sendiri menjadi tidak yakin apakah kesaksian kita itu benar sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya ataukah salah. Agar kita yakin akan kesaksian kita maka sudah seharusnya
kita wajib untuk mengetahui dan mempelajari tentang kesaksian kita itu (dalam hal ini
syahadat), sehingga kita menjadi yaqin seyaqin yaqinnya dan tidak mudah terombang-ambing
dalam menjalankan kewajiban hidup didunia ini.
Syahadat kalau kita kaji dari kata yang menyusunnya terdiri dari 7 kata dan 24 huruf, yaitu:
Alhamdulillah, berkat rakhmat dan ridho Allah, serta taufiq dan hidayah-NYA, akhirnya
pengkajian surat Al-Fateha bagian I bisa saya selesaikan, tentu saja masih sangat banyak
kekurangannya dan sangat jauh dari sempurna disebabkan karena kefakiran dan kebodohan
saya dalam memahami Firman-NYA, akhirnya semoga kajian sederhana ini dapat
bermanfaat dan menambah khasanah pengetahuan dalam memahami Firman-NYA, serta
meningkatkan taqwa dan iman kita semua, amin.