TENTANG
TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM
JAMINAN KESEHATAN
1
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5256);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 229,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5942);
6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 29) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 62);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
4 Tahun 2017 tentang standard tarif pelayanan
kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan
kesehatan.
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan ;
2
barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuantungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktifitas.
4. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pasuruan yang selanjutnya
disingkat RSUD adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah
dan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan badan layanan Umum
Daerah dan beralamatkan di jalan Raya Raci Bangil.
5. Direktur adalah Pimpinan RSUD Kabupaten Pasuruan yang diangkat
oleh Bupati Pasuruan dan bertindak sebagai Pejabat Pengelola RSUD.
6. Tarif adalah imbalan atas barang dan / atau jasa yang diberikan oleh
RSUD termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana dan
bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit
pelayanan.
7. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya
disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
8. Tarif Indonesian-Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif
INA-CBG’s adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan
kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan atas paket
layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit
dan prosedur.
9. Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif adalah pelayanan rawat jalan yang
diberikan di poliklinik dengan fasilitas khusus, yang buka sesuai
jadwal yang ditentukan antara dokter pemberi pelayanan dan RSUD.
10. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk
observasi, perawatan, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medis
dan/atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat
tidur di ruang rawat inap.
11. Rawat Inap Paviliun adalah pelayanan rawat inap yang diberikan di
ruang perawatan VIP dan VVIP.
12. Rawat Inap Bukan Paviliun adalah pelayanan rawat inap yang
diberikan di ruang perawatan untuk kelas 1, 2, dan kelas 3
BAB II
PELAKSANAAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN
Pasal 2
(1) Peserta jaminan kesehatan nasional yang menginginkan pelayanan
rawat jalan eksekutif, harus membayar tambahan biaya paket
pelayanan rawat jalan eksekutif paling banyak sebesar Rp 250.000
untuk setiap episode rawat jalan.
3
(2) Peserta jaminan kesehatan nasional yang menginginkan kelas
pelayanan rawat inap yang lebih tinggi dari haknya, harus membayar
selisih biaya/tambahan biaya setiap episode rawat inap dengan
ketentuan:
a. untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap dari kelas 3 ke kelas
2, dari kelas 3 ke kelas 1, dan dari kelas 2 ke kelas 1, harus
membayar selisih biaya antara tarif INA-CBG’s pada kelas rawat
inap lebih tinggi yang dipilih dengan tarif INA-CBG’s pada kelas
rawat inap yang sesuai hak peserta;
b. untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP dengan
fasilitas 1 (satu) tingkat diatas kelas 1, pembayaran tambahan
biaya ditentukan sebagai berikut :
i. untuk naik kelas dari kelas 1 ke kelas VIP, pembayaran
tambahan biaya paling banyak sebesar 75% (tujuh puluh
lima perseratus) dari Tarif INA CBG’s kelas 1. Bilamana tarif
kelas VIP, lebih kecil dari tarif INA CBG’s kelas 1, maka
diperhitungkan tarif selisih akomodasi ruangan antara kelas
VIP dan kelas 1;
ii. untuk naik kelas dari kelas 2 ke kelas VIP, adalah selisih tarif
INA CBG’s kelas 1 dengan tarif INA CBG’s kelas 2 ditambah
pembayaran tambahan biaya dari kelas 1 ke kelas VIP paling
banyak sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari Tarif
INA CBG’s kelas 1. Bilamana tarif kelas VIP lebih kecil dari
tarif INA CBG’s kelas 1, maka diperhitungkan selisih tarif INA
CBG’s kelas VIP ke kelas 1, kelas 1 ke kelas 2 ditambah
perhitungan selisih akomodasi ruangan ; dan
iii. untuk naik kelas dari kelas 3 ke kelas VIP adalah selisih tarif
INA CBG’s kelas 1 dengan tarif INA CBG’s kelas 3 ditambah
pembayaran tambahan biaya dari kelas 1 ke VIP paling
banyak sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari Tarif
INA CBG’s kelas 1. Bilamana tarif kelas VIP lebih kecil dari
tarif INA CBG’s kelas 1, maka diperhitungkan selisih tarif INA
CBG’s kelas VIP ke kelas 1, kelas 1 ke kelas 2, kelas 2 ke
kelas 3 ditambah perhitungan selisih akomodasi ruangan.
4
a. peserta;
b. pemberi kerja; dan/atau
c. asuransi kesehatan tambahan.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 3
Dengan berlakunya ketetapan ini, maka ketetapan lain sebelumnya
sepanjang mengenai tarif pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan
program jaminan kesehatan nasional dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Peraturan direktur ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan. Apabila ada
kekeliruan dalam peraturan ini akan dilakukan perubahan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Pasuruan
pada tanggal 09 Februari 2017