Anda di halaman 1dari 32

0

OKSIGEN (O) DAN SULFUR(S)

Penulis :
Dhes Retno Putri (1313023013)
Ewid Nur Anisa (1313023028)
Temu Riyadi (1313023078)

Mata Kuliah : Kimia Anorganik 1


Dosen : 1. Dr. Noor Fadiawati,M.Si.
2. M. Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc.

Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Bandarlampung
1

2014
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “oksigen dan sulfur”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah kimia anorganik 1. Selain itu makalah ini juga dapat menambah
wawasan mahasiswa mengenai karakteristik oksigen dan sulfur

Namun penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Bandarlampung, Desember 2014

Penyusun
1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan ......................................................................................................2

II. ISI
2.1 Sejarah Oksigen dan sulfur......................................................................3
2.2 Keberadaan..............................................................................................5
2.3 Sifat-Sifat Oksigen dan Sulfur.................................................................7
2.4 Alotrop Oksigen dan Sulfur.....................................................................9
2.5 Senyawaan.............................................................................................13
2.4 Pembuatan Oksigen dan Sulfur.............................................................23

III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA
2

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Secara kolektif, unsur-unsur golongan VIA disebut sebagai unsur kalkogen


(pembentuk bijih), karena sebagian besar bijih logam terdapat sebagai bentuk
oksida dan sulfida. Tiga unsur pertama dalam golongan ini yaitu oksigen,
sulfur dan selenium merupakan unsur nonlogam. Sifat utama nonlogam
terutama dijumpai pada oksigen dan sulfur, sedangkan pada selenium sifat ini
sedikit berkurang. Telurium bersifat semi logam, sedangkan polonium bersifat
semilogam yang bersifat radioaktif dengan umur pendek. Namun yang akan
dibahas pada makalah ini hanya unsur oksigen dan sulfur.

Oksigen adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai
lambang O dan nomor atom 8, merupakan unsur golongan kalkogen dan
dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya
menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini
berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2
yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan
unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan masse dan unsur
paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9%
volume atmosfer bumi. Semua kelompok molekul struktural yang terdapat
pada organisme hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung
oksigen. Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang,
gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh
sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan
pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup, Oksigen beracun bagi
organisme anaerob, yang merupakan bentuk kehidupan paling dominan pada
masa-masa awal evolusi kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi pada
3

atomsfer sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu. Terdapat pula alotrop oksigen
lainnya, yaitu ozon (O3).

sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan
nomor atom 16. Bentuknya adalah nonlogam yang tak berasa, tak berbau dan
multivalent. Sulfur dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin
kuning. di alam, sulfur dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfide dan sulfate. Sulfur memiliki alotrop S 1 sampai S8.
Untuk mengetahui keberadaan, sifat-sifat, alotrop serta kegunaannya akan
dibahas pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana keberadaan dan kelimpahan oksigen dan sulfur?
2. Bagaimana sifat-sifat oksigen dan Sufur serta senyawaannya?
3. Bagaimana isolasi oksigen dan sulfur?
4. Bagaimana alotrop dari Oksigen dan Sulfur?
5. bagaimana reaksi-reaksi yang terjadi pada oksigen dan sulfur serta
senyawaannya?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui keberadaan dan kelimpahan oksigen dan sulfur
2. Mengetahui sifat-sifat oksigen dan Sufur serta senyawaannya.
3. Mengetahui alotrop dari Oksigen dan Sulfur.
4. Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada oksigen dan sulfur serta
senyawaannya
4

II. PEMBAHASAN

Jari-jari atom dan ion dari golongan VIA meningkat dari atas ke bawah dalam satu
golongan. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah kulit elektron.
Energi ionisasi kelompok oksigen lebih kecil dibandingkan dengan kelompok
nitrogen. Dari atas ke bawah energi ionisasi menurun. Energi ionisasi oksigen
seharusnya lebih besar daripada N karena penurunan ukuran. Hal ini disebabkan
nitrogen telah terisi lengkap setengah orbital dan konfigurasinya stabil karena
konfigurasi setengah diisi dan terisi penuh. Sedangkan O kurang stabil sehingga
energi ionisasinya kecil. Oksigen unsur kedua yang paling elektronegatif setelah
fluor. Elektronegatifitas menurun dari atas ke bawah dalam satu golongan karena
peningkatan ukuran atom. Unsur-unsur golongan ini memiliki afinitas elektron
tinggi. Nilai menurunkan dari belerang ke polonium. Oksigen mempunyai afinitas
elektron rendah. Hal ini disebabkan ukuran kecil dari atom oksigen sehingga awan
elektron didistribusikan ke daerah kecil ruang dan karena itu menolak elektron
masuk. Dengan demikian, afinitas elektron oksigen nilainya lebih kecil daripada
yang lain. Secara umum, reaktifitas unsur golongan VI A dari atas kebawah akan
menurun. Penurunan ini sangat berkaitan erat dengan elektronegatifitas dari tiap
atom anggotanya. Atom O, anggota pertama dari golongan ini, mempunyai
elektronegativitas yang besar. Sehingga saat oksigen berikatan dengan unsur
logam, persenyawaan oksida logam yang dihasilkan berupa senyawa ionik.
Sedangkan atom S, yang lebih tidak reaktif dari atom O dengan elektronegatifitas
yang lebih kecil pula. Hanya akan berikatan dengan logam – logam dengan
reaktifitas tinggi (mempunyai elektropositif yang besar) misalnya unsur – unsur
golongan alkali, alkali tanah.

Sifat-sifat unsur yang masuk pada golongan VI A (O, S, Se, Te, Po) adalah
sebagai berikut :
5

 Dapat membentuk anion X2- dengan kecenderungan semakin ke bawah


semakin sulit.
 Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalen atau heksavalen. Dapat
berikatan dengan F dengan membentuk XF6 dengan kecenderungan semakin
ke bawah semakin sulit.
 Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan dengan hidrogen dengan
kecenderungan semakin ke bawah semakin kuat.
 Kecuali H2O, senyawa H2X bersifat racun dan berbau tak sedap.
 Kecuali Te2O, senyawa H2X larut dalam air.

II.1 Sejarah oksigen dan sulfur


II.1.1 Sejarah Oksigen
Asal usul nama berasal dari kata Yunani yang berarti gen oxy asam dan
membentuk (asam mantan). Pada tahun 1771 Scheele mendapatkan
oksigen dengan memanasi MnO2 dan H2SO4 (minyak vitriol) dan
menampung suatu “udara” yang disebut udara vitriol. Dikenalinya bahwa
gas ini berkaitan dengan bagian dari udara yang mendukung pembakaran,
namun karya tertua ini tidak diketahui oleh public sampai ia meninggal.
Kemudian Priestly pada tahun 1771 juga menghasilkan suatu udara yang
mirip dengan penemuan Scheele, Priestly menemukan gas yang sama
dengan memanasi KNO3 namun, Priestly tidak dapat mengenali dengan
jelas apa yang telah ia temukan. Baru pada bulan Agustus 1774 Priestly
menemukan gas yang sama dengan memanasi HgO dan menentukan
beberapa sifatnya.
Pada bulan September 1774 Scheele menguraikan hasil-hasilnya dalam
surat kepada Lavoisier dan bulan berikutnya Priestley mengunjungi paris
dan membahas udara baru itu dengan Lavoisier. Lavoisier memiliki
pandangan bahwa zat baru itu merupakan kunci untuk meneragkan
pembakaran. Lalu ia membuat contoh-contoh gas itu dan menerbitkan
sebuah laporan mengenai penemuan itu pada bulan mei 1775. Pada bulan
November 1775 muncul publikasi Priestley dan dalam pertengahan tahun
6

1776 hasil-hasil Scheele diterbitkan dalam sebuah majalah. Nama oxygine


pertama kali digunakan dalam publikasi pada tahun 1777 oleh Lavoisier.

II.1.2 Sejarah Sulfur


Menurut Genesis, belerang sudah lama dikenal oleh nenek moyang sebagai
batu belerang. Nama belerang berasal dari bahasa latin
yaitu sulphurium yang artinya batu belerang. Sulfur (Sanskrit, sulvere;
latin sulpur) dikenali semenjak zaman purbakala. Belerang terjadi secara
alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis. Sulfur diperoleh
dlam skala besar dari gas hidrokarbon alamiah seperti yang ada di Alberta
dan kanada yang terdapat sampai 30% H S. ini dapat dihilangkan melalui
2

interaksi dengan SO , yang diperoleh dari pembakaran sulfur dalam udara.


2

II.2 Keberadaan

Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di


biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling
melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan helium. Oksigen
mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi dan merupakan komponen utama
dalam samudera (88,8% berdasarkan massa). Gas oksigen merupakan
komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi, menduduki 21,0%
volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmosfer. Bumi memiliki
ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan planet-planet lainnya dalam
sistem tata surya karena ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di
atmosfernya. Bandingkan dengan Mars yang hanya memiliki 0,1% O2
berdasarkan volume dan Venus yang bahkan memiliki kadar konsentrasi yang
lebih rendah. Namun, O2 yang berada di planet-planet selain bumi hanya
dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang menimpa molekul-molekul beratom
oksigen, misalnya karbon dioksida. Air dingin melarutkan lebih banyak O2.
Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini merupakan akibat dari
siklus oksigen. Siklus biogeokimia ini menjelaskan pergerakan oksigen di
7

dalam dan di antara tiga reservoir utama bumi: atmosfer, biosfer, dan litosfer.
Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini adalah fotosintesis.
Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi dan proses
pembusukan menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan
kesetimbangan, laju produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000
keseluruhan oksigen yang ada di atmosfer setiap tahunnya. Oksigen bebas
juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan kelarutan O2 pada
temperatur yang rendah memiliki implikasi yang besar pada kehidupan laut.
Lautan di sekitar kutub bumi dapat menyokong kehidupan laut yang lebih
banyak oleh karena kandungan oksigen yang lebih tinggi. Air yang terkena
polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut. Para ilmuwan
menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis atau
jumlah O2 yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam
air itu seperti semula.
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-
mineral sulfide dan sulfate. Sulfur terdapat secara luas di alam sebagai unsur,
yaitu sebagai H2S dan SO2,, dalam bijih sulfida logam dan sebagai sulfat
seperti gips dan anhidrit (CaSO4)., magnesium sulafatdan sebagainya. Sulfur
diperoleh dalam skala besar dari gas hidrokarbon alamiah seperti yang ada di
Alberta, Kanada yang mengan dung sampai 30% H2S.
Dalam keadaan bebas, umumnya belerang ada digunung berapi. Unsur
belerang sedikit tersebar di alam, kira-kira separuh kelimpahan fosfor.
Senyawa sulfur sebagai impuritis dalam gas alam, minyak dan batu bara.
Unsur belerang diperoleh dari mata air panas dan kawasan gunung berapi
diberbagai belahan dunia. Misalnya di indonesia:

Gambar. Penambangan belerang di kawah ijen


8

Selenium dan tellurium kelimpahannya lebih sedikit namun lebih sering


terdapat sebagai mineral selenida dan tellurida dalam bijih sulfida, khususnya
sulfida Ag dan Au. Selenium dan tellurium didapatkan kembali dari debu asap
pada kilang pembakaran bijih sulfida.
Polonium terdapat dalam mineral U dan Th sebagai produk rangkaian
210
peluruhan radioaktif. Isotop yang paling mudah mudah diperoleh adalah Po
(138,4d) dapat dibuat dalam jumlah gram dengan iridiasi Bi dalam reaktor
nuklir :
209 210 210
Bi(n,ɣ) Bi Po

Po dipisahkan dengan penyubliman pada pemanasan. Ia bersifat radioaktif


yang intensif, dan diperlukan teknik penanganan yang khusus. Kimiawinya
mirip dengan Te namun dalm beberapa hal lebih mirip logam.

II.3 Sifat-sifat Oksigen dan Sulfur dan unsur segolongannya

Beberapa sifat fisika unsur-unsur keluarga belerang , terdaftar pada tabel


diatas. dengan bertambah besarnya nomor atom , kecenderungan yang penting
9

adalah: 1. Kenaikan titik leleh dan titik didih, 2. Bertambah besarnya jari-
jariatom dan 3. Berkurangnya energi ionisasi dan keelektronegatifan.

Sementara oksigen dan belerang merupakan nonlogam yang khas, dengan


daya hantar listrik dan panas yang rendah, telurium mendekati beberapa logam
dalam hal daya hantar listriknya. Juga telurium dan salah satu bentuk dari
selenium nampak seperti listriknya, meskipun rendah , sangat banyak
bertambah besar bila cahaya bersinar diatasnya. Maka selenium digunakan
dalam instrumen yang ditujukan untuk mengukur intensitas cahaya ( bahkan
cahay dari bintang) dan pengubah arus (switch) otomatis , yang menyalakan
lampu apabila matahari terbenan dan memadamkannya lagi pada fajar
menyingsing.

Salah satu alat pembuat fotokopi yang paling populer , bergantung pada daya
hantarcahaya(fotokonduktivitas) sebuah tromol berputar dari alumunium yang
dilapisi dengan selenium amorf , diberi muatan positif sambil dilindungi
terhadap cahaya . berikutnya tromol itu dikenakan cahaya yang dipantulkan
dari dokumen yang akan dipotokopi. Dimana tersinari oleh cahaya, tromol
10

selenium itu menghantarkan listrik dari alumunium yang menunjangnya ;


dimana ternaung dalam bayangan , tromol tetap bermuatan positif. Bubuk
pigmen yang bermuatan negatif ditaburkan diatas drum dan melekat pada
daerah-daerah yang bermuatan positif; lalu drum digulingkan diatas lembaran
kertas yang bermuatan positif , yang menarik pigmen bubuk (negtaif)
sehingga memberi gambara seperti dokumen aslinya. Langkah terakhir
melibatkan pemanasan kertas dan pigmen , untuk meleburkan dan memadu
yang terakhir ini pada kertas.

Seperti tercatat pada, selenium mungkin merah atau abu-abu, ini mengesankan
bahwa unsur ini terdapat dalam lebih dari satu bentuk kristalin. Polimorfisme
serupa juga diperlihatkan oleh belerang , tetapi bentuk kristal yang biasa dari
kedua unsur itu adalah kuning. Selain terdapat dari salah satu atau lebih
bentuk kristal yang biasa dari kedua selenium , dan telurium dapat dibuat
dalam keadaan plastik atau amorf dengan membekukan secara tiba-tiba
unsurnya yang cair dan panas . bila belerang padat terbentuk dengan cepat
sekali ( misalnya dengan menuangkan cairan yang mendidih kedalam air
dingin), molekul-molekul belerang itu tak mempunyai waktu untuk
menjuruskan ( mengorientasikan) diri mereka untuk membentuk kristal yang
berkembang dengan baik. Akibatnya, zat padat itu menjadi suatu massa dari
kristalit kecil-kecil sekali , yang tak mempunyai pola menyeluruh; yakni , zat
padat itu berbentuk amorf.

II.4 Alotrop Oksigen dan sulfur beserta sifat-sifatnya

Pada bagian ini hanya membahas alotrop oksigen dan sulfur. alotropi yaitu
kemampuan zat untuk terdapat lebih dari satu macam bentuk. Oksigen dapat
berada dalam bentuk dioksigen (O2) dan ozon (O3). O2 paramagnet pada
semua keadaan dasarnya mempunyai energi disosiasi yang agak tinggi
496KJ.Mol-1. Teori ikatan valensi sederhana menduga struktur elektron O=O
yang dengan perhitungan yang kuat, gagal untuk menghitung
paramagnetannya. Meskipun demikian , teori OM sederhana dengan mudah
11

memperhitungkan keadaan dasar triplet yang mempunyai sebuah ikatan


rangkap dua. Ada keadaan beberapa singlet yang letaknya lebih rendah, yang
penting dalam oksidasi fotokimia. Seperti NO, yang mempunyai satu elektron
tidak berpasangan dalam satu OM anti ikatan, molekul oksigen hanya
bergabung secara lemah dan perpasangan elektron sebenarnya untuk
membentuk spesies O4 yang simetris tidak terjadi, meskipun dalam padatan.
Baik cairan maupun padatan O2 berwarna biru pucat.
Aksi penarikan elektron menyendiri pada O2 menghasilkan O3 dengan
konsentrasi sampai dengan 10% . gas ozon kenampakannya biru dan
diamagnet. Ozon murni yang diperoleh dengan cairan bertingkat campuran
O2-O3 memberikan cairan biru tua yang mudah meledak. Aksi sinar
ultraviolet pada O2 menghasilkan runutan O3 pada atmosfer atas. Konsentrasi
maksimum adalah pada ketinggian 25 km. Merupakan kepentingan yang vital
utnuk melindungi permuakaan bumi dari pemanasan sinar ultraviolet secara
berlebihan. Ozon sangat endotermik
O3 3/2 O2 ΔH = - 142kj.mol-1
Namun ia hanya terdekomposisi secara lambat pada 250o tanpa adanya katalis
dan sinar ultraviolet. Molekul O3 simetris dan bengkok; < O-O-O , 117 o ;O-
O , 1,28o Å. Karena ikatan O-O berjarak 1,49Å dalam HOOH (ikatan tunggal)
dan 1,21 Å dalam O2 (ikatan rangkap dua), nampaknya ikatan-ikatan O-O
dalam O3 harus mempunyai sifat ikatan rangkap dua. Dalam bentuk pemerian
resonansi, dalam hal ini dapat diperhitungkan sebagai berikut:

Ozon adalah zat pengoksidasi yang jauh lebih kuat daripada O 2 dan bereaksi
dengan banyak senyawaan dalam kondisi dimana O2 tidak akan dapat
melakukannya, reaksi :
O3 + 2KI + H2O → I2 + 2KOH + O2
Adalah kuantitatif dan dapat digunakan sebagai analisis. Ozon digunakan
untuk oksidasi senyawaan organik dan dalam pemurnian air. Mekanisme
12

ksidasi mungkin melibatkan proses rantai radikal bebas demikian juga


intermediet dengan gugus –OOH. Dalam larutan asam , O 3 hanya diungguli
dalam kekuatan oksidasinya oleh F2, ion perxenat, atom oksigen, radikal OH,
dan sejumlah kecil spesies lainnya.
Potensial berikut menunjukkan kekuatan oksidasi O2 dan O3 dalam larutan
aqua biasa:
O2 + 4 H+ (10-7 M) + 4e 2H2O Eo = + 0,815V
O3 + 2H+ (10-7 M) + 2e O2 + H2O Eo= + 1,65V

Tahap pertama dalam reduksi O2 dalam pelarut aprotik seperti dimetil


sulfoksida dan piridin nampaknya menjadi suatu tahapan satu elektron
menghasilkan anion superoksida:
O2 + e O2-
Sedangkan dalam larutan aqua , terjadi tahapan dua elektron menghasilkan
HO2-:
O2 + 2e +H2O HO2- + OH-
Ini juga dapat dilihat dari potensial yang diberikan diatas , bahwa air netral
yang jenuh dengan O2 adalah suatu zat pengoksidasi yang cukup baik.
Misalnya, meskipun Cr2+ stabil terhadap oksidasi dalam air murni , dalam air
yang dijenuhi udara , ia teroksidasi cepat ; Fe2+ teroksidasi (hanya lambat
dalam asam, namun cepat dalam basa) menjadi Fe3+ dengan adanya udara,
meskipun dalam air bebas udara, Fe2+ sangat stabil :
Fe3+ + e Fe2+ Eo = +0,77 V
Banyak oksidasi oleh oksigen dalam larutan asam adalah lambat, namun laju
oksidasi mungkin bertambah secara besar-besaran denagn jumlah katalitik
logam transisi , khususnya Cu2+. O2 mudah larut dalam pelarut organik , dan
dengan hanya menuangkan cairan ini dalam udara, membuatnya jenuh dengan
O2. Ini harus benar-benar diingat bilamana menentukan kereaktifan bahan
yang peka terahadap udara dalam larutan dalam pelarut organik.
Pengukuran spektra elektron alkohol, eter, benzena, dan juga hidrokarbon
jenuh, memperlihatkan bahwa terdapat jenis reaksi pemindahan muatan
dengan molekul oksigen. Meskipun demikian, tidak ada pembentukan
13

kompleks yang sesungguhnya , karena panas pembentukannya diabaikandan


perubahan spektra adalah karena persinggungan antara molekul-molekul pada
jarak van der waals. Contoh klasik adalah pada N, N-dimetilanilin yang
menjadi kuning diudara atau oksigen , namun tidak lagi berwarna bilamana
oksigen dihilangkan. Suatu kompleks pemindahan muatan yang lemah
membuat suatu transisi elektron dalam molekul-molekul yang lebih luas ,
mereka juga merupakan peringkat pertama yang masuk akal dalam foto-
oksida.Dengan kompleks logam transisi tertentu, adduct O2 mungkin
terbentuk, kadang-kadang secara reversible . meskipun wujud O2 tetap
lengkap, kompleksnya mungkin diperikan mempunyai ion-ion O2- dan O22-
yang terkoordinasi , terikat pada logamnya dalam cincin beranggota tiga atau
sebagai gugus jembatan. O2 terkoordinasi lebih reaktif daripada O2 bebas, dan
senyawaan yang tidak langsung terkoordinasi dalam keadaan sedang, dapat
diserang dengan adanya kompleks logam.

Sulfur merupakan salah satu unsur yang dapat menghasilkan alotrop yang
paling banyak. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan fakta bahwa energi ikat
pada ikatan tunggal homonuklir S-S cukup besar, sehingga ikatan

yang luas dapat dibangun, atom S cenderung membentuk dua ikatan


tunggal sehingga hampir setiap jumlah atom dimungkinkan dihasilkan dalam
bentuk rantai tertutup, seperti S8.
Belerang rombik atau disebut juga belerang α terdiri dari molekul S 8.
Belerang rombik ini larut dalam alkohol, eter, dan karbon disulfida dan hasil
penguapan perlahan- lahan dari larutan belerang dalam pelarut-pelarut in
menghasilkan kristal oktahedral. Belerang rombik memiliki 16 cincin S8
dalam satu unit selnya. Belerang monoklinik disebut juga belerang β.
Belerang dalam bentuk ini mengkristal dari leburan belerang diatas 95,6oC
berbentuk jarum-jarum prisma. Jika belerang dipanaskan perlahan-lahan
dalam tabung reaksi akan meleleh menjadi cairan kuning terdiri dari molekul
S8. Titik leleh S α 113 oC dan titik leleh S β 119 oC dan suhu transisi kedua
modifikasi adalah 95,6 oC, dan titik leleh yang diamati bergantung pada
kecepatan pemanasan. Jika suhu dinaikkan warna menjadi gelap, dan cairan
14

menjadi kental karena cincin S8 mulai putus dan membentuk rantai.


Kekentalan bertambah sampai mencapai maksimum pada 200 oC ketika cairan
menjadi hitam. Jika suhu terus dinaikan kekentalan berkurang sampai pada
titik didih 444,6 oC. Uap terdiri dari S6, S4, dan S2.
Apabila cairan belerang yang mendidih dituangkan ke dalam air dingin,
akan diperoleh belerang plastic atau belerang γ berbentuk spiral. Jika
didiamkan bentuk rantai berubah menjadi bentuk belerang rombik bercincin
S8.

2.5 Senyawaan

Oksigen dengan konfigurasi elektron [He] 2s 2 2p4 adalah unsur yang sangat
elektronegatif (skala paulling = 3,5), nomor dua terbesar seelah fluor (skala
paulling = 4,1). Oleh karena itu, semua unsur bereaksi dengan oksigen
membentuk senyawa oksida, kecuali gas mulia. Selain itu, juga membentuk
senyawa peroksida dan superoksida. Ini dimungkinkan karena oksigen dapat
mempunyai beberapa bilangan oksidasi, dalam senyawanya, seperti pada
tabel berikut ini :

Oksidasi
Ranah sifat fisika yang diperlihatkan oleh oksida biner dari unsurnya
melengkapi ranah jenis ikatan mulai yang benar-benar ionik sampai yang
15

benar-benar kovalen. Pembentukan ion oksida dari molekul oksigen


memerlukan banyak energi , kira-kira 1000 KJ.mol-1 :
½ O2(g) O(g) ∆H=248 KJ.mol-1
O(g) + 2e O2- (g) ∆H=752 KJ.mol-1
Dalam pembentukan suatu oksida logam ionik, energi juga harus ditingkatkan
dalam penguapan dan pengionan atom logam. Keberadaan banyak oksida
ionik adalah suatu hasil energi kisi yang tinggi dari oksida yang mengandung
ion O2- bermuatan dua yang kecil (1,40 Å ). Bilamana energi kisi tidak
cukup untuk menyediakan energi yang diperlukan untuk menyelesaikan
pengionan , dibentuk oksida dengan sifat yang benar-benar kovalen ,
contohnya adalah BeO, SiO2, B2O3, dan sebagainya.
Molekul oksida yang benar-benar kovalen adalah senyawaan seperti CO2,
SO2, NO2, dan sebagainya, dimana ikatan ganda penting. Oksida kovalen
dengan ikatan tunggal juga dibentuk ;P4O10, adalah suatu contoh. Sifat kimia
oksida sebagai berikut :
Ion-ion O2- diskret terdapat banyak pada oksida tetapi ion-ion tersebut tidak
terdapat dalam larutan air akibat reaksi hidrolisis.
O2-(s) + H2O 2OH- K>1022
Jadi hanya oksida ion yang tidak larut dalam air , inert terhadap pelarut
tersebut. Oksida ion berfungsi sebagai anhidrida basa. Jika tidak larut dalam
air , oksida tersebut biasanya larut dalam asam , misalnya :
MgO(s) + 2H+(aq) → Mg2+(aq) +H2O
Pada beberapa kasus jika MgO merupakan produk pemijaran pada suhu
tinggi, bersifata sangat inert misalnya terhadap asam.
Oksida kovalen dari nonlogam biasanya bersifat asam , larut dalam air
menghasilkan larutan asam. Oksida tidak larut dari logam yang kurang
elektropositif dari golongan ini larut dalam basa , jadi ,
N2O5 + H2O → 2H+(aq) + 2NO3-(aq)
Sb2O5(s) + 2OH- +5H2O → 2Sb(OH)6-
Oksida basa dan oksida asam sering bergabung secara langsung membentuk
garam , seperti :
Na2O + SiO2 → Na2SiO3
Dipijar
16

Oksigen kovalen terkoordinasi dua


Senyawaan dengan rumus R2O tetap angular. Ikatannya dapat dianggap
melibatkan orbital hibrida sp3 dengan dua ikatan kovalen dua – elektron dan
dua pasangan menyendiri . ada keragaman yang luas , bergantung pada sifat
R dari sudut tetrahedral , misalnya H2O, 104,5o, Me2O, 111o. Bilaman atom
yang terikat pada oksigen mempunyai orbital d yang dapat dipakai , beberapa
sifat dπ –pπ seringkali terdapat dalam ikatan oksogen. Dan sudut X-O-X
bahkan mungkin lebih besar, misalnya H3Si-O-SiH3, > 150o , Si-O-Si dalam
kuarsa, 142o . ikatan linear X-O-X yang ekstrim terdapat dalam beberapa
kompleks logam transisi, misalnya [Cl5Ru-O-RuCr5]4-. Ikatan σ dibentuk oleh
hibrida sp pada O, jadi meninggalkan dua pasang elektron π dalam orbital p
yang murni. Ini dapat berinteraksi dengan orbital d π yang kosong pada atom
logam. Senyawaaan oksigen R2O berperilaku sebagai basa lewis , dan
bilamana R2O berfungsi sebagai suatu basa , atom oksigen menjadi
terkoordinasi menjadi -3, seperti pada contoh
Et3O + BF3 Et2OBF3
Pembentukan ion oksonium analog dengan pembentukan ion amonium,

NH3 + H+ NH4+
OH2 + H+ OH3+
Oksigen kurang bersifat basa daripada nitrogen , dan dengan demikian ion
oksonium kurang stabil . perlu dicatat bahwa ion dengan jenis OH 42+ tidak
banyak diperoleh meskipun OH3+ tetap mempunyai sebuah pasangan
menyendiri , karena tolakan elektrostatik ion bermuatan kepada proton lain
yang datang. Seperti NR3 , spesies OR3+ melakukan inversi cepat.

Oksigen berikatan ganda


Terdapat banyak senyawaan dengan oksigen berikatan ganda unikoordinasi.
Beberapa contoh adalah OSCl2, OPMe3, OV(acac)2, OUO2+. Order ikatan X-O
beragam dari benar-benar satu dalam amin oksida , misalnya , R 3N+O- melalui
beragam derajat ikatan –π samapi 2. Contoh ikatan – πyang paling sederhana
adalah dalam keton RR’ C=O dimana ada satu ikatan – π tegak lurus pada
bidang molekul.
17

Oksida adalah senyawa biner suatu unsur dengan oksigen. Sebagain besar
oksida diperoleh langsung dengan mereaksikan unsurnya langsung dengan
oksigen.oksida biner dari unsurnya melengkapi ranah jenis ikatan mulia yang
benmar-benar ionic sampai yang benar-benar kovalen. Oksida dapat
diklasifikasikan ke dalam lima golongan,yaitu oksida logam, oksida
nonlogam, oksida amfoter, oksida netral dan oksida campuran.Terdapat
beberapa cara pengelompokan oksida.

a. Oksida Logam
Oksida logam terbentuk antara unsur IA dan IIA dengan oksigen. Oksida
logam alkali atau alkali tanah kurang lebih akan larut dalam air dan
menunjukkan sifat basa. Natrium oksida Na2O adalah contoh khas oksida
basa. Jadi,
Na2O(s) + H2O → 2Na+(aq) + 2OH¯(aq)

(aq) menunjukkan bahwa spesi ini ada dalam larutan dalam air. Bahkan

oksida ini sedikit larut dalam air, oksida ini tetap basa bila bereaksi dengan

air. Semua oksida logam golongan IA bersifat mudah larut dalam air.

Kelarutan ini disebabkan terjadinya reaksi hidrolisis ion oksida menjadi ion

hidroksida. Sifat basa kuatnmya disebabkan oleh OH- contohnya:

K2O(S) + H2O  2KOH(aq)

Semua oksida logam IA maupun IIA bersifat sangat reaktif terhadap air,

sehingga harus disimpan dalam udara kering. Semua oksida logam IIA juga

bersifat basa,kecuali BeO yang bersifat amfoter. Makin kebawah dalam satu

golongan, sifat basa oksida logam IIA semakin kuat. Namun karena MgO

tidak larut dalam air, sifat basanya ditunjukkan oleh kemampuannya bereaksi

dengan H+ (karena bereaksi dengan asam) reaksinya:

MgO(s) + 2H+(aq)  Mg2+(aq) +H2O


18

MgO(s) + H2O tidak larut

Semua oksida logam mempunyai titik leleh di atas 19000C yang menunjukkan

sebagai senyawa ionik yang mengandung ion oksida, kecuali berilium oksida

merupakan senyawa kovalen.

b. Oksida netral atau inert


adalah oksida yang tidak bereaksi dengan asam maupun basa. Disamping itu
oksida netral juga bila dilarutkan dalam air tidak menghasilkan asam maupun
basa.misalnya:N2O,CO dan MnO2. bila MnO2 (atau PbO2) larut dalam
asam,misalnya dalam HCl, pekat, reaksinya adalah reaksi redoks,
menhhasilkan Mn2+ dan Cl2 namun bukan reaksi asam basa.
c. Oksida amfoter
Oksida ini berlaku sebagai basa terhadap asam kuat , dan sebagai asam
terhadap basa kuat.
ZnO + 2H+(aq) → Zn2+ + H2O
ZnO + 2OH- + H2O → Zn(OH) 42-
Terdapat oksida lain yang relatif inert , tidak larut baik dalam asam maupun
basa, misalnya N2O, CO, MnO2. Bila MnO2 (atau PbO2) larut dalam asam ,
misalnya dalam HCl pekat , reaksinya adalah reaksi redoks, menghasilkan
Mn2+ dan Cl2 , namun reaksi asam basa.
Terdapat banyak juga oksida ion yang non stokiometri , dan mencakup bidang
kimia yang luas mengenai campuran oksida logam. Bila suatu unsur
membentuk beberapa oksida, maka oksida dari unsur yang tingkat
oksidasinya lebih tinggi lebih bersifat asam , misalnya CrO bersifat basa,
Cr2O3 amfoter , dan CrO3 asam.

d. Oksida campuran
Oksida campuran terdiri dari dua macam oksida dari unsur sejenis,tapi
berbeda tingkat oksidasinya,oksida ini merupakan oksida ion yang
19

nonstoikiometri,contoh Fe3O4 merupakan campuran dari FeO dan Fe2O3. Bila


suatu unsur membentuk beberapa oksida yang biloksnya lebih tinggi bersifat
asam,contohnya Cr membentuk oksida CrO bersifat basa, Cr2O3 Bersifat
amfoter dan CrO3 bersifat asam.

e. Oksidasi Nonlogam
Oksida ini terbentuk dari oksigen dengan unsur-unsur nonlogam
seperti,nitrogen,sulfur,posfor,dan golongan ahalogen serta karbon dioksida.
Sebagian besar oksida non logam bersifat asam. Kekuatan asamnya
meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode dalam tabel periodik.
Dengan kata lain, keasaman menjadi lebih kuat dengan meningkatnya sifat
non logamnya. Contoh oksida nonlogam SO2,SO3,CO2,NO2,P2O5. Seperti
pada Sebagaimana unsur golongan 14, karbon memiliki dua oksida, CO dan
CO2, dan keasaman CO2 lemah (H2CO3 adalah asam lemah). Oksida karbon
berwujud gas tetapi oksida silikon dan unsur-unsur di bawahnya berwujud
padat. SiO2 tidak larut dalam air, tetapi oksida ini bersifat asam karena
bereaksi dengan basa.
SiO2 + 2NaOH → Na2SiO3 + H2O

SO3 dan P4O10 adalah oksida asam karena oksida ini bereaksi dengan air

menghasilkan proton.

Peroksida Dan Superoksida

Ini adalah senyawaan yang diturunkan berturut-turut dari O22- (Peroksida )


dan O2- (Superoksida).
Senyawa peroksida
Peroksida ionik dibentuk oleh logam alkali , Ca, Sr, dan Ba. Senyawa
peroksida yang banyak digunakan adalah hydrogen peroksida H2O2, yaitu
untuk pemutih pulp kertas, tekstil, kulit, lemak dan minyak rambut. Dalam
industry digunakan sebagai pereaksi kimia organic, polimer, obat-obatan, dan
produksi makanan. Hydrogen peroksida encer digunakan dalam rumah tangga
untuk antiseptic ringan dan pemutih kain.
20

Hidrogen peroksida murni merupakan cairan tak berwarna yang membeku


pada -0,46oC dan mendidih 150,2oC. Cairannya lebih kental dari pada air
dengan massa jenisnya 1,44225 g/mL (pada 25oC). Namun strukturnya tidak
planar, tetapi membentuk struktur yang disebut skew-chain. Hidrogen
peroksida mempunyai nilai pKa = 11,75, bersifat asam sangat lemah dan
sebagai proton akseptor, seperti ditunjukan dalam reaksi berikut ini :

H2O2 (aq) + H3O+(aq) H2O(aq) + H3O+ (aq)


Namun demikian, hydrogen peroksida merupakan oksidator kuat dalam
suasana asam maupun basa. Ini terlihat dari potensial reduksi standarnya :
H2O2 (aq) + 2H+(aq) + 2e- 2 H2O E0=+1,77 V (1)
O2(g) + 2H+(aq) + 2e- ↔ H2O2 (aq) E0=+0,69 V (2)
- - -
HO2 (aq) + H2O + 2e ↔ 3OH (aq) E0=+0,87 V (3)
Laju reaksi Hidrogen peroksida mudah terurai menjadi air dan oksigen
setelah disimpan lama. Reaksinya, sebagai berikut:
2 H2O2 (l) → 2 H2O + O2(g) ∆H= -197 kJ/mol
Penguraian ini dipercepat oleh adanya, panas , ion logam berat, dan kotoran.
Bahkan air dan oksigen yang menjadi produk penguraiannya juga
mempercepat proses penguraian selanjutnya. Terbentuknya oksigen dari hasil
penguraian itu dapat memicu terjadinya ledakan dan api. Oleh karena itu
hydrogen peroksida pekat harus disimpan dalam botol plastic khusus yang
bagian dalamnya dilapisi lilin dan tidak boleh menggunakan botol gelas.
Permukaan gelas umumnya mengandung alkali yang dapat mempercepat
proses penguraian.
Peroksida yang dijual di toko obat konsentrasinya hanya 2-3%. Biasanya
hidrogen peroksida yang dijual secara komersial adalah larutan encer yang
berisi sedikit stabilizer, dalam botol kaca atau polietilena untuk menurunkan
tingkat dekomposisi. 6% (w/v) hidrogen peroksida dapat merusak kulit,
menimbulkan bisul-bisul putih yang disebabkan oleh gelembung oksigen.
Hydrogen peroksida dapat dibuat melalui berbagai metode. Untuk pembuatan
di laboratorium dalam jumlah yang kecil, sering dilakukan melalui
21

penambahan barium peroksida ke dalam larutan asam sulfat, encer dan


dingin. Reaksinya sebagai berikut :
BaO2 (s) + H2SO4 (aq) → BaSO4 (s)+ H2O2 (aq)

Senyawa Superoksida
Senyawa superoksida Na, K, dan Rb dibuat dari peroksidanya. Contohnya
sebagai berikut :

K2O2 + O2 2KO2
Dalam sistem tertutup seperti pada kapal selam, kalium superoksida
digunakan untuk menghilangkan gas karbon dioksida hasil pernafasan para
kru kapal selam.
Reaksinya sebagai berikut :
4 KO2 (s) + 2CO2 (g) ↔2K2CO3 (s) + 3O2 (g)
Reaksi diatas memungkinkan terjadinya regenerasi gas oksigen yang
diperlukan untuk pernafasan.
Superoksida ionic, MO2, dibentuk oleh interaksi O2 dengan K, Rb, atau Cs
sebagai padatan Kristal kuning sampai jingga. NaO2 dapat diperoleh hanya
dengan reaksi Na2O2 dengan O2 pada 300 atm dan 500°C. LiO 2 tidak dapat
diisolasi. Superoksida alkali tanah, Mg, Zn, dan Cd hanya terdapat dalam
konsentrasi kecil sebagai larutan padat dalam peroksida. Ion O 2- mempunyai
satu elektron tidak berpasangan. Superoksida adalah zat pengoksidasi yang
sangat kuat. Mereka bereaksi kuat dengan air :
2 O2- + H2O → O2 + HO2- + OH-
2 HO2- → 2OH- + O2 (lambat)
Reaksi dengan CO2, yang melibatkan intermediet peroksokarbonat,
diguanakan untuk menghil angkan CO2 dan meregenerasi O2 dalam system
tertutup (misalnya kapal selam). Reaksi keseluruhan adalah
4MO2(s) + 2CO2(g) → 2M2CO3(s) + 3O2(g)

Senyawaan sulfur
a. Belerang Dioksida
22

Belerang dioksida adalah gas yang tak berwarna , menyesakkan nafas, yang
terbentuk bila belerang terbakar dalam udara:
S + O2 → SO2
Dihasilkan dalam jumlah-jumlah yang besarpada pemanggangan bijih sulfide
yang merupakan langkah pertama dalam banyak proses metalurgi. pirit besi
adalah salah satu contohnya:
4FeS2 + 11O2 → 2Fe2O3 + 8SO2
Gas ini digunakan sebagai fungisida (pembasmi cendawan) , fumigan ( asam
pembasni serangga), dan pengawet makanan.

b. Oksida dan Asam Oksi Belerang


Dari semua oksida keluarga belerang , hanya SO 2 dan SO3 yang banyak
kegunaanya. Keduanya larut dalam air, dengan yang pertama yang
menghasilkan asam sulfit H2SO3 dan yang terakhir menghasilkan asam sulfat,
H2SO4.

c. Hidrida
Semua unsur membentuk kovalen hidrida. Air H2O, hydrogen sulfida H2S,
hydrogen selenida H2Se, hydrogen telurida H2Te, dan hidrogen polonida
H2Po. Air merupakan cairan pada temperatur, tetapi yang lain tidak berwarna
dan mengeluarkan gas yang beracun. Semua dapat dibuat dari unsur tetapi
H2Te tidak. Pembuatan mudah H2S, H2Te, dan H2Se dengan mereaksikan
asam mineral pada logam sulfide, selenida, dan telurida, atau hidrolisis :
FeS + H2SO4 → H2S + FeSO4
FeSe + 2HCl → H2Se + FeCl2
Al2Se3 + 6H2O → 3H2Se + 2Al(OH)3
Al2Te3 + 6H2O → 3H2Te + 2Al(OH)3

Sulfida. Selenida, Dan Telurida


Sulfida logam adalah senyawaan penting dan dikenal baik. Karena terdapat
secara luas sebagai mineral , dan sering dijumpai di laboratorium dan industri
23

kimia. Selenida dan telurida mempunyai rumus dan struktur yang serupa ,
tetapi adalah relatif langka.
Diluar logam-logam grup IA dan IIA, sulfida logam ditandai secara khas oleh
larutannya yang sangat sedikit sekali. Ion sulfida dapat ditambahkan pada
pemisahan analisis atau komersial untuk mengendapkan ion logam , yang
membentuk sulfida yang sedikit larut.
Natrium sulfida, Na2S, adalah penting dalam industri kimia organik . ia
merupakan zat pereduksi , dan digunakan untuk menyiapkan zat pewarna dan
menghilangkan bulu dari kulit ternak. Kadmium sulfida ,CdS, disebut kuning
kadmium, dan merupakan pigmen komersial yang berharga. Natrium
selenida, Na2Se, adalah bahan aktif dalam shampo anti ketombe tertentu.

 Polisulfida Logam
Atom belerang bukan hanya cenderung untuk terikat bersama dalam belerang
unsur ( sebagai cincin dan rantai) , tetapi juga dapat melekatkan diri mereka
pada ion sulfida dengan membentuk polisulfida , sebagai contoh:
BaS + 2S → BaS3
Sulfida polisulfida
Ion polisulfida ukurannya berkisar dari S22- sampai S63-. Kristal polisulfida
yang paling terkenal , yaitu bijih besi yang umum , pirit, begitu mirip sekali
dengan
emas, sehingga disebut fool’s gold ( emas tipuan). Natrium polisulfida
digunakan untuk membuat karet sintetik, dan penting dalam pembuatan
rayon, metalurgi dan pengukirandi atas logam ( engraving).

d. Sulfat, Selenat, Telurat


Tawas (alum)
Tawas atau alum adalah garam rangkap terhidrasi , dalam mana 2 anion SO42-
tergabung dengan satu kation bermuatan satu , satu kation bermuatan tiga,
dan 12 molekul air kristal . rumus umunya dapat dituliskan sebagai berikut:
M+M3+(SO4)2.12H2O
24

M+ dapat berupa Na+, K+ atau ion + lainnya tertentu dan M3+ berupa Al3+, Fe3+
dan ion lain-lain tertentu.

 Tiosulfat
Dalam sejumlah senyawaan , sebuah atom belerang dianggap menggantikan
sebuah atom oksigen. Dalam menamakan senyawaan-senyawaan ini sering
digunakan awalan tio-[ bahasa yunani theion , brimstone ( belerang) ]
Belerang bereaksi dengan ion sulfit membentuk sebuah ion tiosulfat:
S + SO32- → S2O32-
Natrium tiosulfat pentahidrat , Na2S2O3. 5H2O, adalah bahan “hipo” yang
terkenal , yang digunakan oleh pemotret untuk melarutkan perak bromida
pada pengembangan pencucian film.

2.6 Pembuatan oksigen dan sulfur


a. Alotrop oksigen adalah dioksigen (O2) dan ozon (O3) .

Dioksigen (O2) adalah gas tak berwarna dan tak berbau menempati 21%
udara. Karena atom oksigen juga komponen utama air dan batuan, oksigen
adalah unsur yang paling melimpah di kerak bumi.

Metode produksi yang dipilih untuk oksigen tergantung pada jumlah elemen
yang diinginkan. Prosedur laboratorium adalah sebagai berikut:
1. dekomposisi termal dari garam tertentu, seperti kalium klorat atau kalium
nitrat:

Dekomposisi kalium klorat dikatalisis oleh oksida logam transisi;


mangan dioksida (pyrolusite, MnO2) sering digunakan. Suhu yang
diperlukan untuk mempengaruhi perubahan oksigen berkurang dari
400°C sampai 250 ° C dengan adanyan katalis.
25

2. Penguraian termal oksida logam berat:

Scheele dan Priestley menggunakan merkuri (II) oksida dalam persiapan


produksi oksigen.

3. Penguraian termal peroksida logam atau hidrogen peroksida:

Prosedur komersial awal untuk mengisolasi oksigen dari atmosfer atau


untuk pembuatan hidrogen peroksida tergantung pada pembentukan
barium peroksida dari oksida seperti yang ditunjukkan dalam persamaan.

4. Elektrolisis air yang mengandung proporsi kecil garam atau asam untuk
memungkinkan konduksi arus listrik:
26

ozon, merupakan alotrop oksigen yang sangat reaktif dan dapat merusak
jaringan paru-paru. Ozon diproduksi di atmosfer bumi ketika O2 bergabung
dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari pemisahan O2 oleh radiasi
ultraviolet (UV). Pembentukan Ozon di atmosfer adalah :
O2(g) + hv → O + O
O2(g) + O + M → O3(g) + M
Dalam persamaan reaksi tersebut dimana :
hv = energi radiasi ultraviolet
M = suatu media ( misal N2) yang diperlukan untuk menangkap kelebihan
energi tumbukan.
jika tidak ada M maka O3 yang terbentuk akan terurai secara spontan.
Pembentukan ozon dilaboratorium dengan melewatkan muatan listrik
kepada gas oksigen.
Pembentukan ozon di sekitar mesin listrik seringkali menimbulkan bau
yang tajam.

Proses untuk mengekstraksi belerang dijelaskan sebagai berikut:


a. Proses Frasch.
Cadangan bawah tanah belerang biasanya terdapat pada kedalaman
antara 150-750 m dan tebalnya kira-kira 30 m. Pipa berdiameter 20
cm dimasukkan hingga ke dasar endapan belerang. Pipa lain yang
lebih kecil, berdiameter 10 cm dan lebih pendek dimasukkan dalam
pipa pertama. Pipa terakhir, bediameter 2,5 cm dimasukkan ke dalam
pipa kedua. Pipa terakhir mempunyai panjang setengah dari pipa
pertama (lihat gambar di bawah ini).Mula-mula air bersuhu 165oC
dialirkan ke bawah melalui pipa pertama. Air panas ini akan
melelehkan belerang di sekitarnya dan mendorong cairan belerang
naik melalui pipa. Air bertekanan tinggi dipompa melalui pipa yang
paling kecil, menghasilkan buih bermassa jenis kecil yang akan naik
ke permukaan tanah melewati pipa berukuran sedang. Buih ini
mengandung belerang, udara, dan air. Di permukaan tanah, campuran
27

ini didinginkan dan menghasilkan kristal belerang berwarna kuning


dari cairannya yang berwarna ungu. Kristal belerang dihancurkan
dengan dinamit menjadi pecahan yang berukuran lebih kecil sehingga
mudah diangkut ke tempat lain.
28

III. PENUTUP

III.1Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Oksigen memiliki alotrop berupa O2 dan O3
2. Sulfur memiliki banyak alotrop diantaranya S6 , S2 dan S8
3. Oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa oksigen, yakni senyawa
oksida, peroksida, superoksida.
4. Kelimpahan oksigen dalam atmosfer 20,9% volume penyusun atmosfer
bumi.
5. Senyawaan belerang yang paling penting dalam industri dan dibuat dalam
jumlah yang besar dari asam lain adalah asam sulfat
6. Keelektronegatifan oksigen paling besar dalam satu golongan sehingga
oksigen dapat membentuk senyawa yang lebih bersifat ionik dibandingkan
dengan senyawa unsur lain.

III.2Saran
1. Bagi Penulis
Semoga karya tulis dapat membantu dalam memahami karakteristik
oksigen, sulfur dan unsur lainya dalam golongan VIA dan bisa menjadi
acuan bagi penyusun untuk membuat makalah yang lebih baik.
2. Bagi Mahasiswa
Semoga makalah ini menjadi suatu motivasi bagi para mahasiswa agar
meningkatkan minat belajarnya untuk mempelajari karakteristik oksigen,
sulfur dan unsur lainya dalam golongan VIA.
29

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F.A dan G. Wilkinson.2013. Kimia Anorganik Dasar.Jakarta: UI Press

Keenan, C. W.,dkk.1999.Ilmu Kimia untuk Universitas.Jakarta:Erlangga

Suyanta.2013.Kimia Unsur.Yogyakarta:UGM Press

Anda mungkin juga menyukai