Anda di halaman 1dari 10

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

61
ISSN : 2301-4717 p. 61-70
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

PENGARUH INTENSITAS MORAL DAN ETIKA PERSEPSIAN TERHADAP


INTENSI KEPERILAKUAN TERKAIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PADA PT. PUPUK ISKANDAR MUDA ACEH UTARA

1 2
Amru Usman , Hildayatun Nufus
1,2
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

amruusman@unimal.ac.id

Abstract: This study aims to know the effect of moral intensity and perceived ethics on behavioral
intentions related to accounting information system at PT. Pupuk Iskandar Muda, Aceh Utara. Sampling
technique used census sampling where all the population used as the samples so that the samlpe in this
study is 30. This study uses multiple linear regression analysis whit hypotesis testing using SPSS 16 for
windows to analyze the data of this study. The results show that Moral intensity has a significant effect on
behavioral intention relation to the accounting informasion system, Perceived ethical variables has a
significant effect on behavioral intention related to information system.

Keywords: Perceived Ethics, Moral aintensity, Perceived Ethics, Information system.

PENDAHULUAN pihak. Etika merupakan hal yang mendasari


Teknologi informasi merupakan suatu individu dalam membuat pilihan untuk bertindak
sarana bagi manajemen dalam mengelola bisnis etis atau tidak dalam suatu situasi etis (Hall,
dan membuat keputusan demi tercapainya tujuan 2009:149).
perusahaan. Setiap perusahaan tentunya memiliki Fenomena yang terjadi di PT. Pupuk
sistem informasi yang dapat mendukung proses Iskandar Muda Aceh Utara yaitu pada november
bisnisnya. Sistem informasi merupakan suatu 2017 terhentinyaproduksipupuk urea dan amonia
sistem pendukung operasi yang mengolah yang mengakibatkan terhentinya seluruh
transaksi dalam organisasi dimana dari sistem operasional di PT. PIM .Begitu pula dengan
tersebut nantinya akan dihasilkan laporan- system informasia kuntansi yang juga ikut
laporan yang berisi informasi yang akan terhenti selama 6 bulanlamanya. Pada saatitu
didistribusikan kepada para penggunanya (Leitch Manager tidak bias mengatasi hal tersebut yang
dan Davis, dalam Hartono, 2009:11). mengakibatkan target awal menjadi tidak
Salah satu sistem informasi yang ada tercapai. Dan hal ini menjadikan manager tidak
dalam perusahaan adalah sistem informasi bias mengambil keputusan yang tepat sesuai
akuntansi, yaitu merupakan bagian dari sistem dengan etika persepsian sebagai manager.
informasi manajemen yang mengolah data
akuntansi dari aktivitas rutin sehingga
menghasilkan informasi akuntansi dimana TINJAUAN PUSTAKA
informasi tersebut akan didistribusikan ke para Intensi Keperilakuan
penggunanya untuk mendukung pengambilan Intensi Keperilakuan didefinisikan
keputusan pengguna sistem informasi akuntansi sebagai suatu keinginan individu untuk
dan memunculkan berbagai isu etikaIsu-isu etika melakukan atau tidak melakukan perilaku yaitu
yang terjadi di berbagai lingkungan bisnis keinginan untuk berperilaku etis atau tidak etis
semakin bergejolak dikarenakan oleh semakin (Ajzen 1991). Sedangkan menurut Fishbein
ketatnya persaingan di dunia bisnis, yang (1975) dalam Davis et al. (1989), Intensi
menuntut perusahaan untuk mempertahankan Keperilakuan didefinisikan sebagai sebuah
bisnis yang dijalankannya dan tentunya ukuran dari kekuatan sebuah keinginan untuk
mengembangkan bisnis tersebut. Setiap melakukan suatu perilaku yang spesifik.
perusahaan memiliki tujuan untuk selalu perilaku pengambilan keputusan
berkembang dan perkembangan tersebut tidak dikembangkan di luar jalur teoridan penelitian
lepas dari peran akuntan internal dalam perilaku organisasi oleh psikolog kognitif dan
menjalankan fungsinya guna memenuhi ahli teori keputusandalam ilmu ekonomi dan
kebutuhan informasi akuntansi bagi berbagai informasi. Akan tetapi, barubaru ini muncul
62 AMRU USMAN, HIDAYATUN NUFUS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

kembaliminat mengenai perilaku pengambilan (concentration of effect) adalah sebuah fungsi


keputusan, dan kembali ke jalur bidangperilaku infers dari jumlah orang yang mempengaruhi dan
organisasi. (Robbins, 2008) dipengaruhi oleh sebuah tindakan yang
Meskipun teori pengambilan keputusan dilakukan.
klasik berjalan dalam asumsirasionalitas dan Intensitas Moral tidak memasukkan
kepastian, tetapi tidak begitu halnya dengan teori karakter dari pembuat keputusan, misalnya
keputusan perilaku. Ahli teori perilaku seperti perkembangan moral (Trevino, 1986);
pengambilan keputusan sependapat bahwa atau pengetahuan maupun nilai (Ferrel &
individu mempunyai keterbatasan kognitif. Gresham, 1985), juga tidak mempertimbangkan
Kompleksitas organisasi dan dunia secara umum faktor-faktor organisasi, seperti budaya
menyebabkan individu bertindak dalam situasi organisasi (Trevino, 1986) maupun kebijakan
ketidakpastian daninformasi begitu arnbigu dan perusahaan (Ferrel & Gresham, 1985). Intensitas
tidak lengkap. Kadang-kadang risiko dan Moral fokus pada isu moral, bukan pada
ketidakpastian ini menyebabkan pembuat pembawa moral (moral agent) maupun konteks
keputusan organisasi mempunyaikeputusan yang organisasi.
diragukan, atau tidak etis. Dikarenakan
ketidakpastian dan ambiguitas, sejumlah model Etika Persepsian
pengambilan keputusan telah ada selama Norma-norma individu dilekatkan
bertahuntahun.Dasar dan titik awal untuk dalam konsep-konsep pribadi individu yang
mengembangkan menganalisis berbagai didasarkan pada kepercayaan dan sistem nilai
modelperilaku pengambilan keputusan adalah yang dianut. Pemahaman norma-norma sosial
tetap mempertahankan tingkat dan arti membutuhkan penyesuaian nilai-nilai yang
rasionalitas. (Robbins, 2008) secara intrinsik menuntun perilaku dan
menentukan jika perilaku pengaruhan diterima
Intensitas Moral atau ditolak (Malhotra & Galleta, 2005). Masalah
Jones (1991) mengajukan sebuah Etika Persepsian adalah suatu pandangan
konstruk yang terkait dengan isu-isu moral yang bagaimana seorang individu memandang dan
dikenal dengan Intensitas Moral. Intensitas Moral menilai suatu situasi apakah termasuk ke dalam
adalah sebuah konstruk yang mencakup masalah etis atau tidak (Goles et al., 2006).
karakteristik-karakteristik yang merupakan Masalah Etika Persepsian yang dimiliki
perluasan dari isu-isu yang terkait dengan individu merupakan hasil dari pemahaman
imperatif moral dalam sebuah situasi. Intensitas norma-norma sosial. Setelah seorang individu
Moral bersifat multidimensi, dan komponen- melakukan penilaian terhadap karakteristik-
komponen bagiannya merupakan karakteristik karakteristik dari isu moral dan memiliki persepsi
dari isu-isu moral. terhadap sebuah situasi etis maka akan
Jones (1991) komponen-komponen dari mempengaruhi perilakunya kemudian (Goles et
karakteristik-karakteristik tersebut yaitu: (1) al., 2006) sehingga peneliti mengajukan
besaran konsekuensi (the magnitude of hubungan positif antara persepsi sebuah masalah
consequences), didefinisikan sebagai jumlah etika dan keinginan untuk berperilaku secara etis.
kerugian (atau manfaat) yang dihasilkan oleh
pengorbanan (atau kebermanfaatan) dari sebuah Etikaberasaldari kata ethos sebuah
tindakan moral; (2) konsensus sosial (social kata dari Yunani, yang diartikanidentikdengan
consensus) didefinisikan sebagai tingkat moral ataumoralitas.
kesepakatan sosial bahwa sebuah tindakan Keduaistilahinidijadikansebagaipedomanatauuku
dianggap jahat atau baik; (3) probabilitas efek ranbagitindakanmanusiadenganpenilaianbaikatau
(probability of effect) merupakan sebuah fungsi buruk dan beneratau salah (Syukry dan Halim :
bersama dari kemungkinan bahwa tindakan 2002).
tertentu akan secara aktual mengambil tempat
dan tindakan tersebut akan secara aktual Etikamelibatkananalisiskritismengenaiti
menyebabkan kerugian (manfaat) yang ndakanmanusiauntukmenentukansuatunilaibenar
terprediksi; (4) kesegeraan temporal (temporal dan salah darisegikebenaran dan keadilan.
immediacy) adalah jarak atau waktu antara pada Jadiukuran yang dipergunakanadalahnorma,
saat terjadi dan awal mula konsekuensi dari agama, nilaipositif dan unversalitas. Oleh
sebuah tindakan moral tertentu (waktu yang karenaitu,
makin pendek menunjukkan kesiapan yang lebih istilahetikaseringdikonotasikandenganistilah-
besar); (5) kedekatan (proximity) adalah perasaan istilah: tata krama, sopansantun, pedoman moral,
kedekatan (sosial, budaya, psikologi, atau fisik) normasusila, dan lain-lain yang berpijak pada
yang dimiliki oleh pembawa moral (moral agent) norma-norma tata
untuk si pelaku dari kejahatan (kemanfaatan) dari hubunganantarunsuratauantarelemendidalammas
suatu tindakan tertentu; (6) konsentrasi efek yarakat dan lingkungannya (Lubis : 2010).
63
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

Melakukan penelitian tentang Analisis


Sistem Informasi Akuntansi Pengaruh Intensitas Moral Terhadap Intensi
Pada perusahaan yang masih kecil skala Keperilakuan: Peranan Masalah Etika Persepsian
operasinya, pimpinan perusahaan masih dapat Dalam Pengambilan Keputusan Etis Yang Terkait
langsung terjun ke dalam setiap bagian pekerjaan Dengan Sistem Informasi Akuntansi.
sehingga ia dapat langsung mengetahui dan Hasil penelitian menunjukkan etika
mengawasi keadaan perusahaan. Dalam situasi persepsian dan intensitas moral memiliki
ini, fungsi akuntansi hanya diselenggarakan pengaruh signifikansinya terhadap intensi
secara informal saja atau diselenggarakan perilaku untuk membuat etis keputusan yang
sebagai bagian dari fungsi yang lain atau sama berkaitan dengan sistem informasi akuntansi.
sekali diabaikan dan diselenggarakan sekali
setahun pada saat informasi untuk tujuan fiskal 2. Dwijayanti (2009)
diperlukan. Hal ini disebabkan karena kedudukan Melakukan penelitian tentang Pengaruh
manajer dan pemilik terdiri dari satu atau Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,
beberapa orang saja serta terbatasnya jumlah Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Sosial
karyawan, dan pengelolaan dan supervisi terhadap Pemahaman Akuntansi.
dilakukan secara langsung dan pribadi, maka Hasil penelitian menunnjukkan kecerdasan
informai akuntansi belum dirasakan manfaatnya. emosional dan kecerdasan spiritual tidak
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi.
Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian ini penulis
mengacu kepada beberapa beberapa penelitian .Kerangka Konseptual
terdahulu, yang berkaitan dengan penelitian ini : Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah intensi keperilakuan ,
1. Mianingsih (2009) sedangkanvariabelindependennyaadalahintensitas
moral dan etika persepsian.

Intensitas Moral
(X1) Uji t
Intensi Keperilakuan

(Y)
Etika Persepsian
(X2)

Gambar1.KerangkaKonseptual

kuantitas dan karakteristik tertentu yang


METODOLOGI PENELITIAN ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
Objek dan Lokasi Penelitian 2006:55). Populasi pada penelitian ini adalah
Penelitian ini akan menguji Pengaruh lower manajer dan staf bagian akuntansi PT.
Intensitas Moral Dan Etika Persepsian Terhadap Pupuk Iskandar Muda Aceh
Intensi Keperilakuan Terkait Sistem Informasi Utara.Jumlahpopulasidalampenelitianini42.
Akuntansi Pada PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Sedangkansampel merupakan sebagian
Utara ( Jl. Medan-Banda Aceh PO. Box 021 atau wakil dari populasi yang diteliti. Arikunto
Krueng Geukuh, Aceh Utara). (2013:174). Teknik pengambilansampel yang
digunakandalampenelitianiniadalah probability
sampling. Karakteristik yang
menjadisampeldalampenelitianiniadalah lower
Populasi dan Sampel manajer dan staf bagian akuntasi PT. Pupuk
Populasi adalah wilayah generalisasi yang Iskandar Muda Aceh Utara. Dalam penelitian ini
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
64 AMRU USMAN, HIDAYATUN NUFUS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

menggunakan sensus jenuh dimana populasi dan X2 : Pelatihan E-Kinerja


sampel dipakai semua. b1,b2 : Koefisien regresi
e : Koefisien Eror
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer
dengan metode yang digunakan untuk
memperoleh data adalah metode dokumentasi HASIL PENELITIAN DAN
dan metode survei, dengan menggunakan teknik PEMBAHASAN
kuisioner yang
Uji Validitas
merupakan daftar pertanyaan terstruktur yang Uji validitas digunakan untuk mengukur
ditujukan kepada sampel. sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
Metode Analisis Data kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
Analisis regresi linear berganda yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
digunakan untuk menaksir bagaimana keadaan Menurut Ghozali (2006), validitas data dapat
(naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau diukur dengan membandingkan rhitung dengan rtabel
lebih variabel dependen sebagai faktor predictor (r product moment), dimana jika: (1). Jika r hasil
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Maka positif serta rhasil> rtabel, maka butir atau variabel
digunakan alat analisis regresi linier berganda tersebut valid; (2). Jika rhasil tidak positif serta rhasil
dengan formulasi sebagai berikut : < rtabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
Jadi rhasil untuk tiap item bisa dilihat
pada kolom corrected item-total correlation, dan
untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana n
Y = a + b1X1 + b2X2 +e adalah jumlah sampel (Ghozali, 2006), berarti df
Keterangan: = 94-2 = 92, dengan tingkat signifikansi 5%
Y : KepuasanPenggunaSistem didapat angka pada r tabel = 0,171 (uji dua sisi).
E-Kinerja Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabelberikut
a : Konstanta ini:
X1 :Kapabilitas Personal
Tabel 1 Hasil PengujianValiditas

No Butir Pertanyaan corrected item-total R tabel Keterangan


correlation
1 Intensitas Moral(X1)
a. X1Q1
b. X1Q2 0,721
c. X1Q3 0,588
d. X1Q4 0,739
e. X1Q5 0,601
f. X1Q6 0,602
g. X1Q7 0,498 0,361 Valid
h. X1Q8 0,388
0,721

2 Etika Persepsian (X2)


a. X2Q1 0,374
b. X2Q2 0,526
c. X2Q3 0,389
d. X2Q4 0,526 0,361 Valid
e. X2Q5 0,370
f. X2Q6 0,592
g. X2Q7 0,511
h. X2Q8 0,526
3 Intensi Keprilakuan 0,361 Valid
65
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

Terkait SIA(Y)
a. YQ1 0,519
b. YQ2 0,474
c. YQ3 0,724
d. YQ4 0,767
e. YQ5 0,453
f. YQ6 0,573
g. YQ7 0,374
h. YQ8 0,427

Sumber: diolah peneliti, 2018


Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, terlihat

bahwa dari 24 (dua puluh empat) butir Uji Reliabilitas


pertanyaan, semua mempunyai rhasil di atas rtabel Uji reliabilitas digunakanuntuk
(0,361). Hasil uji validitas menunjukkan bahwa mengukur suatu kuesioner yang merupakan
seluruh butir pertanyaan angket pada 2variabel indikator dari variabel atau kontruk. Suatu
independen danvariabeldependendinyatakan kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban
valid. Butir pertanyaan dikatakan valid karena seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
rhitung> rtabel dengan nilai signifikan setiap atau stabil.Pengujian reliabilitas dalam penelitian
pertanyaan 5%. Hal ini menunjukkan bahwa ini adalah dengan menggunakan rumus alpha.
masing-masing pertanyaan angket sahih dan Menurut Ghozali (2013: 47), adalah: (1). Jika
dapat dipercaya untuk mengambil data nilai hasil croanbach alpha> 0,60, maka butir
penelitian. atau variabel tersebut reliabel; (2). Jika nilai hasil
croanbach alpha< 0,60, maka butir atau variabel
tersebut tidak reliabel.Berikut ini adalah tabel
hasil pengujian reliabilitas:

Tabel 2 Hasil Pengujian Reliabilitas


Variabel Alpha Batasan Keterangan
Intensitas Moral(X1) 0,775 0,60 Reliabel
Etika Persepsian(X2) 0,882 0,60 Reliabel
Intensi Keprilakukan Terkait SIA (Z) 0,664 0,60 Reliabel

Sumber: diolah peneliti, 2018

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas terlihat bahwa hasil Uji Asumsi Klasik
croanbach alpha dari variabel Intensitas Uji Normalitas
Moral(X1) yaitu sebesar 0,775>0,60 , Etika Uji normalitas bertujuan untuk menguji
persepsian(X2) sebesar 0,882> 0,60, dan Intensi variabel independen dan variabel dependen
keprilakuan tekait SIA(Y) sebesar0,664> 0,60. keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.
Dengan demikian semua butir-butir variabel
pertanyaan di atas adalah reliabel
sehingga model regresi memenuhi asumsi
Gambar 2 Normal P-P Plot Of Regression normalitas.Selainituuntukmengujinormalitas juga
Standardized Residual. diujidenganmenggunakan one-sample
kolmogorovsmirnov test dimanajikaAsmp.sig. (2
Berdasarkan Gambar 2 grafik normal plot, Tailed) > 0,05
menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dikatakanbahwapenelitianterbesasdari uji
dalam penelitian ini karena grafik normal plot normalitas dan demikian juga sebaliknya.
terlihat titik-titik menyebar disekitar garis Pengujiandengan one sample
diagonal serta penyebaran mengikuti arah garis kolmogorvsmirnovdapatdilihat pada tabeldibawa
diagonal menunjukkan pola distribusi normal,

Berdasarkan tabel diatas terlihatbahwa


asymp.sig. (2-tailed) sebesar 0,757 artinya
asmp.sig. (2-tailed) > 0,05 (0,757 > 0,05)
sehingga dapat disimpulka data berdistribusi Uji Multikolienaritas
normal dan terbesar dari uji normalitas.
66 AMRU USMAN, HIDAYATUN NUFUS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Untuk menguji apakah terdapat multikoliniertas menggunakan nilai tolerance


interkorelasi yang sempurna diantara beberapa dan VIF (varian inflation factor). Berdasarkan
variabel bebas digunakan dalam persamaan hasil perhitungan dengan SPSS versi 17.0
regresi digunakan uji multikolinieritas. Uji didapatkan hasilsebagaiberikut:

Tabel 4. Hasil Pengujian Multikolinieritas


Variabel Collinearity Statistic Keterangan
Tolerance VIF
X1 0,753 1,329 Tidak ada multikolinearitas
X2 0,753 1,329 Tidak ada multikolinearitas

Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Dari Tabel 4 di atas terlihat bahwa nilai regresi yang dihasilkan tidak terjadi
tolerance dan nilai VIF menunjukkan tidak ada multikolinieritas.
satu variabel yang memiliki nilai VIF lebih dari
10 dan nilai tolerance juga menunjukkan tidak Analisis Regresi Linier Berganda
satu variabel bebas yang memiliki nilai tolerance Berdasarkan dari hasil uji analisis regresi linier
kurang dari 10%. Dan ini berarti tidak ada berganda dengan alat bantu komputer yang
korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih menggunakan program SPSS versi 17, dapat
dari 90%. Hasil itu menandakan bahwa model dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 5.Hasil AnalisisRegresi Linear Berganda

Coefficients
a
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1.963 4.191 .468 .643
X2 .318 .121 .320 2.631 .014
X1 .635 .123 .629 5.166 .000

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data Primer, 2018

Dari hasil regresi yang didapat maka 3. Nilai koofisien regresi variabel etika
dapat dibuat persamaaan regresi sebagai berikut : persepsian (b2) bernilai positif yaitu
Y1 = 1,963 + 0,318X1 +0,635X2 + e sebesar 0,635, maka dapat diartikan
bahwa setiap peningkatan etika persepsian
Persamaan regresi tersebut mempunyai sebesar 1% maka akan menaikkaan
arti sebagai berikut: tingkat intensi keprilakuan terkait sistem
1. Nilai konstanta (a) adalah 1,963, dapat informasi akuntansi sebesar 63,5%
diartikan jika Intensitas moral dan etika dengan asumsi variabel independen
persepsian nilainya 0 (nol), maka intensi lainnya tetap.
keprilakuan terkait sistem informasi
akuntansi adalah sebesar 1,963 satuan. Uji Parsial (Uji t)
2. Nilai koofisien regresi variabel intensitas Uji – t ini digunakan untuk
moral (b1) bernilai positif, yaitu 0,318, membuktikan pengaruh yang signifikan
maka dapat diartikan bahwa setiap antaravariabel independen terhadap variabel
peningkatan intensitassebesar 1% maka dependen, dimana apabila nilai t hitung lebih
akan menaikkan intensi keprilakuan besar dari t tabel menunjukkan diterimanya
terkait sistem informasi akuntansi sebesar hipotesis yang diajukan. Nilai t hitung dapat
31,8% dengan asumsi variabel independen dilihat pada hasil regresi dan nilai t tabel didapat
lainnya tetap. melalui sig. α =0,05 dengan df = n – k
67
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

1. Pengaruh intensitas moral Terhadap


intensi keprilakuan terkait sistem
infromasi akuntansi. 2. Pengaruh etika persepsianterhadap
Berdasarkan perhitungan statistik pada intensi keprilakuan terkait sistem
tabel 4.8 diatas diperoleh t hitung akuntansi.
sebesar 2,631 dan t tabel sebesar 2,048 Berdasarkan perhitungan statistik pada
diperoleh dari df=n-k (30-2=28) tabel 4.8 diatas diperoleh t hitung sebesar 5,166
dengan taraf sig. 0,05 sehingga dapat dan t tabel sebesar 2,048 diperoleh dari df=n-k
disimpulkan bahwa thitung > ttabel (30-2=28) dengan taraf sig. 0,05 sehingga dapat
(2,631> 2,048) maka H1 diterima dan disimpulkan bahwa thitung > ttabel (5,166>
H0 ditolak. Artinya intensitas moral 2,048) maka H2 diterima dan H0 ditolak. Artinya
berpengaruh terhadap intensi etika persepsian berpengaruh terhadap intensi
keprilakuan terkait sistem akuntansi. keprilakuan terkait sistem akuntansi.

Uji Simultan (Uji F)

Uji F variabel dependen secara simultan. Hasil uji F


dilakukanadalahuntukmengetahuipengaruhvariab dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
elindependenterhadap

Tabel 6. Hasil Uji F


ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


1 Regression 161.677 2 80.839 31.320 .000a
Residual 69.690 27 2.581
Total 231.367 29
a. Predictors: (Constant), X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Berdasarkan hasil pengujian statistik prediksi terhadap variabel dependen (Imam

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar Ghozali, 2011: 97).


31,320 dengan sig 0,000 artinya secara simultan
variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen. Maka menerima H3 dan
menolak H0 artinya secara simultan intensitas
moral dan etika persepsian berpengaruh terhadap
intensi keprilakuan terkait sistem informasi PENUTUP
akuntansi.
Koefisien Determinasi Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
Koefisien determinasi merupakan pembahasan yang telah diuraikan penulis maka
kuadrat dari koefisien korelasi sebagai ukuran penulis mengemukakan kesimpulan:
untuk mengetahui kemampuan dari masing
masing variabel yang digunakan. Koefisien 1. Hasil pengujian hipotesis diperoleh
determinasi (R²) mengukur seberapa jauh bahwa variabel intensitas moral
kemampuan model yang dibentuk dalam berpengaruh signifikan terhadap intensi
menerangkan variasi variabel independen. Nilai keprilakuan terkait sistem akuntansi
koefisien determinasi (R²) yaitu antara nol dan pada PT. Pupuk iskandar muda aceh
satu. Nilai R² yang kecil mengindikasikan utara. Hasil ini menunjukkan bahwa
variabel independen memberikan hampir semua Intensitas moral yang baik dapat
informasi yang dibutuhkan untuk dilakukannya
68 AMRU USMAN, HIDAYATUN NUFUS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

membuat karyawan lebik efektif dalam sehingga mencerminkan kondisi


melakukan pekerjaan nya terkait sistem perusahaan yang sebenarnya.
informasi akuntansi. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
2. Hasil pengujian hipotesi kedua menambahkan variabel lain sehingga
diperoleh bahwa variabel etika dapat diketahui banyak hal yang dapat
persepsian berpengaruh signifikan mempengaruhi intensi keperilakuan
terhadap intensi keprilakuan terkait terkait sistem informasi akuntansi.
sistem akuntansi pada PT. Pupuk 3. Kepada manajer ataupun karyawan agar
iskandar muda aceh utara. Hasil ini lebih efektif dan efisien dalam
menunjukkan etika persepsian yang baik mengambil sebuah keputusan terkait
bisa membuat manejer ataupun sistem informasi akuntansi agar dapat
karyawan lebih bertidak adil dalam memperoleh tujuan perusahaan.
membuat suatu keputusan yang terkait
sistem informasi akuntansi.
3. KEPUSTAKAAN
4. Pengujian hipotesis dengan uji F
dilakukan dengan membandingkan ArfanIkhsanLubis.
antara Fhitung dengan Ftabel, dan nilai (2010).AkuntansiKeperilakuan.Jakarta
signifikansinya menunjukkan bahwa :SalembaEmpat.
secara simultan intensitas moral dan
etika persepsian berpengaruh signifikan Ajzen. (1991). Organizational Behavior And
terhadap intensi keprilakuan terkait Human Decision Processes.
sistem informasi akuntansi pada PT.
Pupuk iskandar muda aceh utara. Bungin, M, Burhan. (2008). Penelitian
Dengan adanya intensitas moral dan Kualitatif. Jakarta, Kencana Pranada
etika persepsian yang baik maka akan Media Grup
membuat intensi keperilakuan lebih baik
dalam melakukan pekerjaan ataupun Dewi dan Godono. (2007). “Analisis
membuat keputusan yang terkait sistem Pengaruh Intensitas Moral Terhadap
informasi akuntansi pada PT. Pupuk Intensi Keperilakukan:Peranan
Iskandar Muda aceh utara. Masalah Etika Persepsiandalam
Pengambilan Keputusan Etis
YangTerkait Dengan Sistem
KeterbatasanPenelitian Informasi”. Simposium Nasional
Akuntansi X, UnhasMakasar.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Dwijayanti. (2009). Pengaruh Kecerdasan
Keterbatasan hasil penelitian tersebut antara Emosional, Kecerdasan Intelektual,
lain : Kecerdasan Spiritual Dan
1. Periode waktu yang digunakan dalam Kecerdasan Sosial Terhadap
penelitian hanya 1 tahun yaitu tahun 2017. Pemahaman Akuntansi. Skripsi.
2. Dalam penelitian ini terbatasnya hanya Universitas Pembangunan Nasional.
menggunakan 2 variabel yang masih “VETERAN”. Jakarta.
sangat lemah dalam menilai intensi
keperilakuan terkait sistem informasi Fajar Prakosa. (2010). Pengaruh Intensitas
akuntansi dan masih banyak faktor-faktor Moral Terhadap Etika Pengambilan
lain yang dapat digunakan dalam Keputusan Pengguna Sistem
menentukan intensi keperilakuan tersebut. Informasi. Universitas Budi Luhur.

Goles, T., Gregory B, Nocole B, Carloss


Saran
A,Barbara, H. (2006). “Moral
Intensity Andethical Decision-
Berdasarkanhasilpenelitian yang
Making: A Contextualextension”. The
telahdilakukan, Data Base For AdvancesIn Information
makapenilitimemberikanbeberapa saran Systems - Spring-Summer Vol. 37, Nos.
sebagaiberikut: 2 & 3, Pp. 86-95

1. Periode penelitian selanjutnya sebaiknya Ghozzali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis


lebih dari 2 tahun karena periode yang Multivariate Dengan Program Spss
lebih panjang diharapkan dapat Edisi Ketujuh. Semarang, Badan
memungkinkan tingkat kebenaran 100% Penerbit Universitas Diponegoro.
69
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

Hadi, Sutrisno. (2004). Metodologi


Research Jilid 3, Yogyakarta.

Hall. (2009).
https://dwiermayanti.wordpress.com/
2009/10/13/sistem-informasi-
akuntansi/. Diunduh pada 1 maret 2018

Indrianto, Nur dan Bambang, Supomo. (2011)


Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi Dan Manajemen, Edisi
Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Johari. (2008). Bionics by Examples: 250


Scenarios from Classical to Modern
Times.
70 AMRU USMAN, HIDAYATUN NUFUS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Anda mungkin juga menyukai