PROPOSAL
Oleh :
1102110088
UNIVERSITAS TELKOM
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
1102110088
Telah disetujui dan disahkan untuk mengikuti Seminar Proposal Tugas Akhir
Disetujui oleh,
Pembina,
II.6.3 Output...............................................................................................25
ii
III.1 Model Konseptual ................................................................................32
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Manfaat ISA100 Nirkabel ..................... Error! Bookmark not defined.
Tabel II.2 Protokol PROFIBUS (Referensi Model OSI)Error! Bookmark not
defined.
v
BAB I PENDAHULUAN
1
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di dunia industri, agar dapat bertahan
perusahaan di tuntut untuk memiliki daya saing yang lebih baik dari sisi kualitas
dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Hal tersebut dapat dimanfaatkan dengan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi sehingga mengakibatkan
perusahaan terus berkembang. Secara bersamaan permasalahan yang lebih
kompleks akan mulai naik ke permukaan. Kesalahan maupun keterlambatan dalam
komunikasi akan mengakibatkan menurunya efektifitas dan efisiensi produksi.
Setiap elemen produksi harus terhubung agar terjalin komunikasi yang baik di lantai
produksi. Sehingga suatu sistem terintegrasi sangat diperlukan untuk mengatasi hal
tersebut.
2
Gambar I.2 Pangsa Pasar Perangkat Otomasi
3
Pada industri manufaktur seringkali ditemukan proses produksi yang kompleks.
Dengan keterbatasan jumlah input dan output yang dimiliki oleh PLC maka sangat
dimungkinkan suatu industri perlu menggunakan lebih dari satu buah PLC yang
terkadang ditempatkan di lokasi yang berjauhan. Hal tersebut mengakibatkan
rumitnya penggunaan kabel sehingga proses troubleshooting akan sulit dilakukan
jika terjadi error. Sedangkan proses produksi diharuskan bekerja secara simultan.
Dengan adanya hal tersebut dibutuhkan fleksibilitas sistem yang baik, agar
perubahan-perubahan kecil yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses
produksi dapat dilakukan dengan mudah. Teknologi komunikasi wireless dapat
menyajikan komunikasi dengan fleksibilitas tinggi, dikarenakan untuk membentuk
jaringan antar PLC tidak lagi membutuhkan kabel yang terlalu banyak.
Perancangan sistem otomasi terpadu berbasis jaringan nirkabel bertujuan untuk
meminimasi ongkos, penggunaan kabel serta meningkatkan fleksibilitas suatu
proses produksi agar setiap stasiun kerja yang ada dapat bekerja secara simultan
dan dapat mengkomunikasikan kondisinya tanpa dibatasi oleh jarak dan kabel.
Perumusan masalah yang akan diangkat sebagai bahan penelitian tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
4
I.4 Batasan Penelitian
Batasan masalah pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Pada bab ini akan diberikan penjelasan tentang teori-teori dasar yang melandasi dan
mendukung pemikiran dan perancangan sistem. Kajian teori yang digunakan pada
penelitian kali ini yaitu konsep jaringan komputer.
Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap
merumuskan masalah penelitian, merumuskan hipotesis dan mengembangkan
5
model penelitian, mengidentifikasi dan melakukan operasionalisasi variabel
penelitian, merancang pengumpulan dan pengolahan data, melakukan uji
instrumen, merancang analisis pengolahan data.
6
BAB II LANDASAN TEORI
Jaringan komputer adalah hubungan antara dua atau lebih komputer, dan perangkat
seperti printer, hard drive, modem dan router yang terhubung satu sama lainya
sehingga dapat saling berkomunikasi, bertukar perintah, berbagi data, dan sumber
daya lainya. (John Gage, 1984). Jaringan komputer adalah himpunan. Menurut
Melwin (2005) jaringan computer adalah “interkoneksi” antara 2 komputer
autonomous atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau nirkabel.
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar
data/informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti: file, printer, media
penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll).
Jaringan komputer merupakan rancangan suatu sistem yang dapat digunakan untuk
menghubungkan suatu device ke device lainya melalui media transmisi kabel
maupun nirkabel sehingga masing-masing device dapat saling berbagi informasi.
Jaringan area local / Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang dibatasi oleh
area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah
kantor pada sebuah gedung, atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah. Biasanya
jarak antar node tidak lebih jauh dari sekitar 200 m. (Melwin, 2005).
7
Gambar II.1 Local Area Network (LAN)
Jaringan area luas / Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya
sudah menggunakan media wireless, sarana satelit ataupun kabel serat optic, karena
8
jangkauannya yang lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota atau antar kota dalam
suatu wilayah, tetapi mulai menjangkau area/wilayah otoritas negara lain.
9
1. Network Interface Card Nirkabel (NIC)
Network Interface Card merupakan perangkat yang harus dimiliki suatu perangkat
lainya untuk saling terhubung kedalam suatu jaringan komunikasi. NIC akan
memberikan alamat unik pada perangkatnya sehingga perangkat tersebut dapat
mengirim dan menerima data secara tepat. Ketika membangun suatu jaringan
komunikasi NIC pada setiap perangkat yang ingin dihubungkan haruslah memiliki
arsitektur yang sama.
2. Antena
10
Gambar II.5 Antena
3. Router Nirkabel
11
mengembangkan arsitektur logika komunikasi jaringan nirkabel. Dapat digunakan
sebagai standar yang akan menentukan prosedur penerapan sistem nirkabel dalam
mengkomunikasikan perangkat otomasi dengan dasar focus pada tingkat lapangan.
12
Network Menyediakan - IPv6 adressing : - Jaringan skala melalui
(3-NL) sarana Pengalamatan internet backbone IP
mentransfer global
variabel urutan - Backbone routing,
panjang data dari IPv6 access point.
sumber ke tujuan - Sesuai dengan
melalui satu atau 6LoWPAN.
lebih jaringan
serta melakukan
fungsi routing.
Data Link Menyediakan - Model jaringan mesh - Integrasi sederhana
(2-DDL) sarana untuk pada data link layer. menggunakan IPv6
mentransfer data - Keamanan AES128 - Integritas tinggi pada
antar entitas dari data link layer. AES128
jaringan dan - Konfigurasi jaringan - Konfigurasi diri
untuk mendeteksi mesh/Star/Hybrid. - Dapa diandalkan dan
dan mengoreksi - Hubungan perbaharuan yang
kemungkinan komunikasi redudant cepat.
adanya kesalahan pada - Fleksibel dan kinerja
yang akan timbul backbone;duocast. lebih baik untuk
dalam Physical - Channel hopping: aplikasi dengan
Layer. Pola multiple transmisi data efisien
hopping. yang berbeda jenis.
- Metode multiple - Deterministik dan
media access: transfer data yang
TDMA,CSMA, dan besar
hybrid. - Ketahanan terhadap
- Extensive wireless gangguan EM.
diagnostic. - Lick & Stcik sensors,
- Channel Blacklisting sesnor dengan harga
untuk koeksistensi. murah.
- Routing/Non-Routing
perangkat (I/O)
Physical Menentukan - IEEE 802.15.4, 2.4 - Penggunaan global
(1-PHY) spesifikasi fisik GHz ISM band tanpa lisensi
dan elektrik untuk - Transceiver tersedia
suatu perangkat, dari banyak sumber.
terutama - Desain untuk
hubungan antar berkesinambungan
perangkat dan dengan radio IEEE,
media transmisi. terutama WiFI
13
II.4 Profibus (Profesional Field Bus)
OSI-Layer Profibus
7 Application DPV0 DPV1 DPV2
6 Presentation
5 Session
-- Management
4 Transport
3 Network
2 Data Link FDL
1 Physical EIA-485 Optical MBP
Otomasi adalah suatu teknologi yang membuat sebuah proses dapat dikerjakan
tanpa bantuan manusia (Groover, 2001). Otomasi diimplementasikan dengan
menggunakan program perintah yang dikendalikan oleh sistem kontrol yang
kemudian akan dieksekusi oleh sistem kontrol.
14
minimnya tingkat partisipasi manusia. Beberapa contoh kasus sistem manufaktur
terotomasi, yaitu (Groover, 2001) :
15
c. Laju produksi menengah
d. Fleksibel dalam menghadapi variasi produk dengan rancangan yang
berbeda-beda
Secara garis besar komponen proses yang digunakan dalam penerapan sistem
otomasi terdiri dari input, controller dan output. Perangkat input dapat berupa
sensor atau tombol yang akan melanjutkan sinyal berupa arus listrik kepada modul
input yang terdapat pada controller. Suatu Controller dapat berupa Programable
Logic Controller (PLC) yang didalamnya terdapat logika pengguna yang akan
menentukan kondisi ON atau OFF dari output berupa motor, lampu, kumparan,
katup atau aktuator lainya.
a. Power Supply
Sebuah sistem otomasi membutuhkan power supply untuk dalam menjalan
proses secara otomatis. Secara prinsip, sumber tenaga sistem otomasi yang
diperlukan bersifat elektrikal. Selain itu terdapat alternatif sumber tenaga
seperti minyak bumi,energi solar, air, & angin.
b. Program Instruksi
Dalam merancang sistem yang terotomatis dibutuhkan sebuah instruksi
program, dimana intruksi tersebut merupakan instruksi yang dibuat oleh
engineer yang berisi perintah agar proses bergerak secara otomatis.
Power
Program of Control
Process
Instructions System
16
c. Sistem Kontrol
Sistem kontol merupakan elemen yang mengkonversi perintah dari program
agar proses berjalan sesuai dengan yang diperintahkan. Segala perintah yang
dibuat akan diolah oleh sistem kontrol, yang kemudian akan dieksekusi oleh
aktuator. Jenis-jenis sistem kontrol tersebut salah satunya seperti
Programmable Logic Controller & Micro-controller. Sistem pengendali pada
sistem otomasi dapat berupa close-loop atau open-loop system. Close-loop
system yang diilustrasikan pada Gambar II.1 disebut juga sebagai feedback
control system, yang mana output variable dibandingkan dengan input
parameter, dan perbedaaan-perbedaan diantara keduanya digunakan untuk
menggerakan output menjadi penyesuaian pada input.
Parameter Variable
Controller Actuator Process
Input Output
Feedback Sensor
Hal yang sangat berbeda dengan close-loop system, open-loop system beroperasi
tanpa adanya feedback, seperti yang terlihat pada Gambar II.2. Open-loop system
beroperasi tanpa adanya pengukuran output variable, sehingga tidak ada yang
dibandingkan antara nilai aktual dengan parameter input yang diinginkan.
Perbedaan dari open-loop system dan close-loop system adalah bila pada open-loop
system selalu terdapat resiko, karena tidak ada informasi bahwa aktuator sudah
bekerja sesuai dengan yang diharapkan pada proses. Tetapi keuntungannya, sistem
yang bekerja pada umumnya hanyalah sistem yang dengan rangkaian lebih
sederhana dan murah jika dibandingkan dengan close-loop system.
Parameter Variable
Controller Actuator Process
Input Output
17
Menurut Prof. Dr. H. Kirmann, otomasi industri memiliki hirarki dengan 7
tingkatan level yang dijelaskan pada gambar II.7 dan gambar II.8. Berikut
penjelasan mengenai masing-masing level otomasi industri :
18
Gambar II.10 Hirarki Otomasi Industri
19
II.6.1 Input
Dalam otomasi, input dikenal dengan istilah sensor. Istilah sensor digunakan untuk
elemen yang menghasilkan sinyal berhubungan dengan kuantitas yang akan diukur.
Sensor merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi variabel fisik seperti
temperatur, gaya atau tekanan (Groover, 2001). Sehingga dapat dikatakan bahwa
input dalam sistem otomasi merupakan suatu perangkat yang akan mendeteksi
suatu kondisi dan mengubahnya menjadi sinyal berupa arus listrik yang akan
diproses oleh komponen selanjutnya.
a. Analog sensor
b. Discrete sensor
Discrete sensor dibagi menjadi 2 jenis yaitu binary dan digital. Binary sensor
menghasilkan dua output sinyal, yaitu status switching “On” dan “Off”. Kedua
status ini dikonversikan ke bilangan biner dengan 1 untuk “On” dan 0 untuk “Off”.
Digital sensor menghasilkan sinyal digital.
II.6.2 Controller
Dalam otomasi, controller merupakan otak atau pusat pengendalian dari sistem.
Controller terdiri dari mikroprosesor sebagai pusat operasi matematik dan operasi
logika, memori sebagai penyimpan data, dan power supply.
20
(timing), pencacahan (counting) dan aritmetika guna mengontrol mesin-mesin dan
proses-proses dan dirancang untuk dioperasikan oleh para insinyur yang hanya
memiliki sedikit pengetahuan mengenai komputer dan bahasa pemrograman
(Bolton, 2006).
Tujuan PLC adalah untuk memonitor parameter proses yang penting dan untuk
menyesuaikan kegiatan proses. PLC dapat diprogram, dikontrol dan dioperasikan
oleh orang yang tidak terampil dalam mengoperasikan komputer. Pada dasarnya,
seorang operator PLC menggambar ladder diagram program kemudian diubah
menjadi bahasa komputer mesin dan dijalankan sebagai suatu program pengguna
(Reis dan Webb, 1999, p.4).
Terdapat 6 komponen penyusun utama dari sebuah PLC (Bolton, 2006) yaitu:
Power Supply Unit digunakan untuk mengkonversi arus AC menjadi arus DC yang
dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian – rangkaian di dalam modul – modul
interface input dan output.
Memory Unit merupakan suatu tempat di mana program yang digunakan untuk
melaksanakan fungsi pengendalian oleh mikroprosesor disimpan.
21
e. The input and output sections
The input and output sections merupakan bagian di mana prosesor menerima
informasi dan mengkomunikasikan informasi pengendalian ke perangkat –
perangkat eksternal.
a. PLC Compact
Pada PLC compact, I/O modules dan CPU berada dalam satu housing.
22
Gambar II.13 PLC Compact
b. PLC Modular
Pada PLC modular, I/O modules dan CPU tidak tergabung dalam satu housing, tapi
diletakkan pada rak dengan masing-masing dihubungkan melalui bus system.
23
a
d e
a. Power Rail merupakan satu garis vertikal sebagai rel arus ke seluruh rung.
b. Rung merupakan satu garis dari diagram sebagai tempat menuliskan symbol
operand (tempat simbol input atau output diletakan).
c. Branch merupakan cabang dari rung.
d. Contact merupakan simbol dari input yang dapat bertipe normally open atau
normally close.
e. Coil sebagai simbol dari output, juga dapat bertipe normally open atau normally
close.
a. Timers. Peralatan ini menghidupkan dan mematikan output pada interval waktu
yang ditentukan sebelumnya.
24
b. Drum Timers. Sebuah peralatan dengan banyak output on/off, yang masing-
masing dapat diatur secara terpisah dengan interval waktunya sendiri.
c. Counters. Sebuah komponen yang digunakan untuk menghitung jumlah sinyal
arus listrik yang masuk dan menyimpan hasilnya. Hasil yang tersimpan dapat
ditampilkan atau digunakan dalam beberap algoritma pengendalian.
II.6.3 Output
25
a. Electrical actuators
Electrical actuator merupakan jenis yang paling umum, terdiri dari motor listrik
dengan berbagai jenis, stepper motor, dan solenoid. Electrical actuator dapat berupa
linear (output berupa pemindahan linear) atau rotasi (pemindahan angular).
Electrical actuator terdiri dari arus alternating current (AC) dan direct current (DC).
b. Hydraulic actuators
c. Pneumatic actuators
Menurut Adi Purnomo Sopamena, Manager Product and Solution PT. Siemens
Indonesia 2012, software ini dimanfaatkan untuk memudahkan pengguna dalam
melakukan pengembangan dan pengawasan (comissioning) terhadap sistem
otomatisasi secara cepat, tepat dan efisien terhadap berbagai penggunaan perangkat
lunak secara terintegrasi. TIA PORTAL dirancang untuk memberikan efisiensi
yang lebih tinggi serta mudah digunakan baik oleh para pemula maupun
professional. Perangkat lunak, Simatic Step 7 V12 keluaran Siemens ini dapat
digunakan sebagai contoh perangkat lunak otomatisasi untuk Simatic PLC dan
26
Simatic WinCC V12 untuk Simatic HMI (Human Machine Interface) serta
visualisasi proses aplikasi.
27
Abstraksi:
28
Rancangan komunikasi data pada PLC yang berbasis wireless dapat digunakan
untuk proses pengendalian yang bersifat fleksibel dari segi pemrograman PLC dan
pengawasan dengan jarak yang jauh dan tidak memungkinkan adanya pengkabelan.
Abstraksi:
Industri manufaktur merupakan industri yang berkembang pesat saat ini. Aktivitas
industri yang dahulunya manual mulai beralih ke teknologi otomasi. Hal tersebut
memberikan pengaruh terhadap kualitas produk yang semakin baik.Teknologi
otomasi banyak digunakan untuk melakukan pengendalian dan pemantauan
terhadap suatu proses produksi ataupun proses kerja mesin. Penggunaan teknologi
otomasi diterapkan oleh perusahaan untuk mempermudah operator memantau
proses yang sedang berjalan secara langsung dan real time . Dalam dunia industri,
sistem dituntut untuk dapat bekerja selama 24 jam agar dapat memenuhi target
produksinya. Dalam kegiatan produksi sangat dimungkinkan peletakan mesin
sebagai alat produksi (plant) saling berjauhan antara satu dengan lainnya namun,
harus bekerja secara simultan dan terintegrasi. Letak plant yang berjauhan tentu
membutuhkan penggunaan kabel yang relatif lebih banyak untuk menghubungkan
peralatan otomasi yang berada di lantai produksi dengan Programmable Logic
Control (PLC). Penggunaan kabel sebagai penghubung antar peralatan otomasi
dengan PLC dapat dilakukan namun, tidak efisien dan menyebabkan waktu
troubleshooting relatif lama apabila terjadi kerusakan (putus).
29
Perancangan sistem otomasi yang diimplementasikan dalam tiga buah stasiun kerja
produksi yang meliputi : clay cutting, forming dan steaming digunakan sebagai uji
coba untuk penerapan sistem otomasi berbasis jaringan agar dapat saling
berkomunikasi, bekerja secara simultan dan terintegrasi serta menjamin proses
yang ada agar tetap berjalan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa perancangan sistem otomatisasi terintegrasi berbasis jaringan
telah berhasil dilakukan sehingga ketiga stasiun kerja yang diamati dapat bekerja
secara simultan dan terintegrasi tanpa dibatasi oleh jarak. Terciptanya komunikasi
(transfer data) antar PLC telah berhasil dilakukan dan sangat bermanfaat apabila
digunakan untuk proses pensignalan, controlling proses jarak jauh dan lebih
fleksibel dilakukan pengembangan dari segi pemprograman PLC.
Abstraksi :
30
dirancang sistem otomatisasi bebasis wireless pada proses pembuatan susu
pasteurisasi. Terdapat 3 plant yang dikontrol yaitu mixing and cooking plant,
bottling plant, dan packaging plant. PLC OMRON CP1E N30 digunakan sebagai
controller dengan menggunakan wireless sebagai komunikasi transfer data dengan
memanfaatkan modul ethernet dan access point dengan konfigurasi IP Address
sebagai addressing antara receiver dengan transmitter.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem otomasi berbasis jaringan nirkabel
untuk meminimasi penggunaan kabel, ongkos dan meningkatkan fleksibilitas
sistem sehingga proses produksi menjadi lebih cepat, akurat dan fleksibel pada
work station XYZ. Model konseptual pengerjaan penelitian ini dapat dilihat pada
gambar III.1.
MODEL KONSEPTUAL
Identifikasi Kebutuhan
Process Description
Perancangan Control
Philosophy
User Requirement
Specification
Perancangan
Perancangan Sistem
Perancangan Mini Komunikasi dan
Otomatisasi HMI
Plant Konfigurasi Jaringan
menggunakan PLC
Wireless
Sistem Otomatisasi
Proses XYZ Berbasis
Wireless
32
Penelitian ini dilakukan melalui dua penelitian yang saling terintegrasi, penelitian-
penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
33
III.2 Sistematika Pemecahan Masalah
Tahap Identifikasi
Perumusan Masalah
Perumusan Tujuan
Batasan Masalah
Tahap Inisiasi
Tahap Kreatif
Tahap Simulasi
Rancangan
Simulasi Hasil Rancangan Sistem
Verifikasi
34
III.2.1 Tahap Identifikasi
Tahap ini merupakan tahap studi awal terhadap objek penelitian untuk merancang
sistem otomatisasi stasiun kerja XYZ. Tahap ini diawali dengan melakukan
identifikasi masalah yang dihadapi pada stasiun kerja. Permasalahan yang dialami
pada stasiun kerja XYZ yaitu proses pengendalian masing-masing elemen kerja
yang masih belum terintegrasi.
Setelah didapatkan permasalahn yang terjadi di stasiun kerja yang diteliti maka
tahap selanjutnya dilakukan perumusan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian
yaitu merancang sistem kendali terintegrasi berbasis jaringan komunikasi nirkabel
pada stasiun kerja XYZ di PT. ABC.
Studi literatur ditujukan untuk lebih memahami teori yang akan digunakan dalam
menyelesaikan permasalahan. Studi literatur meliputi pengetahuan mengenai teori-
teori yang akan digunakan dalam pembuatan tugas akhir. Teori yang dipelajari
35
adalah teori mengenai sistem otomasi, jaringan komunikasi nirkabel, komunikasi
dan konfigurasi PLC serta pemrograman PLC.
Tahap ini merupakan tahapan dimana perancangan dari sistem yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Perancangan sistem terdiri dari perancangan mini plant,
perancangan komunikasi dan konfigurasi jaringan antar PLC dan perancangan
program PLC pada stasiun kerja XYZ.
Tahap simulasi hasil rancangan ini merupakan tahap dimana dilakukan simulasi
terhadap sistem yang telah dirancang. Tahap ini juga digunakan untuk menganalisis
kekurangan dan kelebihan dari sistem yang telah dirancang. Melalui simulasi hasil
rancangan ini, dapat dilakukan perbaikan lebih awal apabila terjadi suatu kesalahan
dari hasil rancangan yang telah dibuat.
Tahap kesimpulan dan saran merupakan tahap terakhir dalam penelitian rancangan
sistem. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa perancangan sistem otomatisasi
terpadu berbasis jaringan nirkabel proses XYZ dapat dilakukan. Berdasarkan
kesimpulan dari perancangan sistem yang dibuat, selanjutnya dapat memberi
rekomendasi saran berupa usulan-usulan untuk rancangan sistem yang lebih baik
untuk penelitian selanjutnya.
36
DAFTAR PUSTAKA
37