Anda di halaman 1dari 43

PERANCANGAN SISTEM OTOMASI TERPADU BERBASIS

NIRKABEL PADA STASIUN KERJA X,Y,Z DI PT.ABC

PROPOSAL

Oleh :

FAZRI SATRIA DHARMAWANPUTRA

1102110088

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI

UNIVERSITAS TELKOM

2014
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Tugas Akhir dengan Judul:

PERANCANGAN SISTEM OTOMASI TERPADU BERBASIS


NIRKABEL PADA STASIUN KERJA X,Y,Z DI PT.ABC

Oleh :

FAZRI SATRIA DHARMAWANPUTRA

1102110088

Telah disetujui dan disahkan untuk mengikuti Seminar Proposal Tugas Akhir

Program Studi Strata-1 Teknik Industri

Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom

Bandung, Desember 2014

Disetujui oleh,

Pembina,

(Haris Rachmat, ST., MT.)


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

I.1 Latar Belakang ..........................................................................................1

I.2 Rumusan Masalah .....................................................................................4

I.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................4

I.4 Batasan Penelitian .....................................................................................5

I.5 Manfaat Penelitian .....................................................................................5

I.6 Sistematika Penulisan ................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................7

II.1 Konsep Jaringan Komputer .......................................................................7

II.2 Jaringan Komunikasi Nirkabel ..................................................................9

II.3 ISA 100.11a .............................................................................................11

II.4 Profibus (Profesional Field Bus) .............................................................14

II.5 Definisi Otomasi......................................................................................14

II.6 Komponen Otomasi .................................................................................16

II.6.1 Input .................................................................................................20

II.6.2 Controller .........................................................................................20

II.6.3 Output...............................................................................................25

II.7 TIA PORTAL V.12 .................................................................................26

II.8 Penelitian Terdahulu ................................................................................27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................32

ii
III.1 Model Konseptual ................................................................................32

III.2 Sistematika Pemecahan Masalah .........................................................34

III.2.1 Tahap Identifikasi.............................................................................35

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................37

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Wireless Network ..................................................................................1


Gambar I.2 Pangsa Pasar Perangkat Otomasi ..........................................................3
Gambar II.1 Local Area Network (LAN) .................................................................8
Gambar II.2 Metropolitan Area Network (MAN) ....................................................8
Gambar II.3 Wide Area Network (WAN) ................................................................9
Gambar II.4 Network Interface Card .....................................................................10
Gambar II.5 Antena ................................................................................................11
Gambar II.6 Wireless Router..................................................................................11
Gambar II.7 Elemen-Elemen Sistem Otomasi .......................................................16
Gambar II.8 Close Loop System .............................................................................17
Gambar II.9 Open-loop System ..............................................................................17
Gambar II.10 Hirarki Otomasi Industri ..................................................................19
Gambar II.11 Level Otomasi Industri ....................................................................19
Gambar II.12 Sistem PLC ......................................................................................22
Gambar II.13 PLC Compact ..................................................................................23
Gambar II.14 PLC Modular ...................................................................................23
Gambar II.15 Diagram Ladder ...............................................................................24
Gambar II.16 Tampilan TIA PORTAL V.12 .........................................................27
Gambar III.1 Model Konseptual ............................................................................32
Gambar III.2 Sistematika Pemecahan Masalah .....................................................34

iv
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Manfaat ISA100 Nirkabel ..................... Error! Bookmark not defined.
Tabel II.2 Protokol PROFIBUS (Referensi Model OSI)Error! Bookmark not
defined.

v
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi semakin pesat dari waktu ke waktu, didukung


oleh kebutuhan akan komunikasi yang semakin meningkat. Pada era sekarang ini
pertukaran data dari satu media ke media lainya sudah dengan mudah dapat
dilakukan. Berbagai teknologi dapat digunakan untuk menghubungkan satu atau
lebih media komunikasi, baik menggunakan media penghubung kabel maupun
nirkabel. Teknologi komunikasi nirkabel atau biasa disebut teknologi komunikasi
wireless dapat digunakan untuk melakukan pertukaran data tanpa menggunakan
media perantara fisik, atau dengan kata lain transfer informasi dapat dilakukan
tanpa perlu terhubung oleh penghantar listrik secara langsung. Komunikasi nirkabel
juga memungkinkan untuk melakukan pertukaran informasi jarak jauh bahkan pada
lokasi yang sulit dihubungkan dengan kabel. Teknologi nirkabel saat ini sudah
dapat dengan mudah menghubungkan sebuah perangkat komunikasi hanya dengan
menambahkan sebuah transmitter dan receiver pada perangkat yang akan
dihubungkan ke jaringan. Penyesuaian protokol pada masing-masing perangkat
diperlukan sebagai standar atau aturan agar dapat terjalinya pertukaran data antara
dua atau lebih perangkat.

Gambar I.1 Wireless Network

1
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di dunia industri, agar dapat bertahan
perusahaan di tuntut untuk memiliki daya saing yang lebih baik dari sisi kualitas
dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Hal tersebut dapat dimanfaatkan dengan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi sehingga mengakibatkan
perusahaan terus berkembang. Secara bersamaan permasalahan yang lebih
kompleks akan mulai naik ke permukaan. Kesalahan maupun keterlambatan dalam
komunikasi akan mengakibatkan menurunya efektifitas dan efisiensi produksi.
Setiap elemen produksi harus terhubung agar terjalin komunikasi yang baik di lantai
produksi. Sehingga suatu sistem terintegrasi sangat diperlukan untuk mengatasi hal
tersebut.

Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini dapat menghasilkan peningkatan


kualitas dan kuantitas produksi. Maka dari itu pemanfaatan perkembangan
teknologi menjadi penting untuk dilakukan. Industri yang sedang berkembang saat
ini secara terus menerus menerapkan teknologi yang lebih canggih. Dari sekian
banyaknya teknologi, salah satu yang sering digunakan adalah teknologi otomasi.
Teknologi otomasi dapat menghasilkan peningkatan kecepatan produksi, efisiensi
penggunaan material, peningkatan keamanan kerja dan tingkat akurasi yang tinggi
dengan tenaga kerja manusia yang lebih sedikit (Mikel P. Groover). Maka dari itu
pemanfaatan perkembangan teknologi menjadi penting untuk dilakukan. Begitu
pula dengan pemanfaatan teknologi komunikasi yang dapat mendukung perusahaan
mewujudkan sistem yang terpadu dengan membangun rantai komunikasi antara
elemen produksi. Gambar I.2 menunjukan nilai investasi untuk penerapan teknologi
otomasi pada tahun 2010 yaitu sebesar 68,5 juta dolar Amerika dan akan terus
meningkat selama 6 tahun kedepan sebesar 4,3% hingga mencapai nilai investasi
sebesar 88,2 juta dolar Amerika pada tahun 2016.

2
Gambar I.2 Pangsa Pasar Perangkat Otomasi

Teknologi otomasi digunakan oleh banyak industri untuk pengendalian dan


pemantuan proses produksi dengan memanfaatkan sinyal arus listrik, perangkat
keras, pengendali, antar muka manusia dengan mesin, basis data dan perangkat
lunak. Hal ini dapat menjadikan proses produksi lebih optimal dikarenakan proses
produksi yang terjadi menggunakan mesin yang sudah dirancang menggunakan
berbagai macam perangkat sistem otomasi. Sehingga kesalahan produksi akibat
faktor kelelahan dan human error yang sebelumnya sering dilakukan karena
keterbatasan indera dan fisik operator dapat dieliminasi. Operator yang tergantikan
nantinya dapat dialokasikan untuk melakukan pemantauan proses produksi
menggunakan informasi yang dikirim oleh perangkat otomasi dari lapangan yang
selanjutnya informasi tersebut akan digunakan untuk mengetahui kondisi aktual di
lapangan. Oleh karena itu sistem yang terpadu dibutuhkan agar memudahkan
operator untuk mendapatkan informasi dari berbagai stasiun kerja produksi. Hal ini
dapat diwujudkan dengan mengkomunikasikan setiap perangkat pengendali yang
selanjutnya dihubungkan kedalam perangkat lunak yang disebut SCADA. Sehingga
informasi tersebut dapat diolah operator untuk analisis dan perbaikan proses
produksi agar secara terus menerus mencapai titik optimasi produksi yang lebih
baik. Kombinasi antara teknologi otomasi dengan teknologi komunikasi dapat
membentuk suatu sistem yang terpadu dengan memanfaatkan pertukaran data
antara Programmable Logic Controller yang masing-masingnya terhubung dengan
elemen-elemen proses dan pemantauan produksi dalam suatu industri.

3
Pada industri manufaktur seringkali ditemukan proses produksi yang kompleks.
Dengan keterbatasan jumlah input dan output yang dimiliki oleh PLC maka sangat
dimungkinkan suatu industri perlu menggunakan lebih dari satu buah PLC yang
terkadang ditempatkan di lokasi yang berjauhan. Hal tersebut mengakibatkan
rumitnya penggunaan kabel sehingga proses troubleshooting akan sulit dilakukan
jika terjadi error. Sedangkan proses produksi diharuskan bekerja secara simultan.
Dengan adanya hal tersebut dibutuhkan fleksibilitas sistem yang baik, agar
perubahan-perubahan kecil yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses
produksi dapat dilakukan dengan mudah. Teknologi komunikasi wireless dapat
menyajikan komunikasi dengan fleksibilitas tinggi, dikarenakan untuk membentuk
jaringan antar PLC tidak lagi membutuhkan kabel yang terlalu banyak.
Perancangan sistem otomasi terpadu berbasis jaringan nirkabel bertujuan untuk
meminimasi ongkos, penggunaan kabel serta meningkatkan fleksibilitas suatu
proses produksi agar setiap stasiun kerja yang ada dapat bekerja secara simultan
dan dapat mengkomunikasikan kondisinya tanpa dibatasi oleh jarak dan kabel.

I.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan diangkat sebagai bahan penelitian tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang komunikasi dan konfigurasi jaringan nirkabel antar


PLC pada stasiun kerja XYZ?
2. Bagaimana merancang sistem otomatisasi proses produksi berbasis jaringan
nirkabel pada stasiun kerja XYZ?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian


tugas akhir ini sebagai berikut :

1. Merancang komunikasi dan konfigurasi jaringan nirkabel antar PLC pada


stasiun kerja XYZ.
2. Merancang sistem otomatisasi proses produksi berbasis jaringan nirkabel
pada stasiun kerja XYZ.

4
I.4 Batasan Penelitian

Batasan masalah pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Pemrograman PLC menggunakan TIA PORTAL V.12.


2. Tidak membahas security pada jaringan nirkabel.
3. Masing-masing stasiun kerja dikontrol oleh satu PLC.

I.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Terciptanya komunikasi data nirkabel antar PLC yang digunakan pada


stasiun kerja XYZ.
2. Menghasilkan sistem kendali terintegrasi berbasis jaringan nirkabel pada
stasiun kerja XYZ.
3. Penerapan sistem dapat mengurangi beban kerja operator dan meminimasi
faktor kesalahan yang disebabkan oleh human error.

I.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Pada bab ini akan diberikan penjelasan tentang teori-teori dasar yang melandasi dan
mendukung pemikiran dan perancangan sistem. Kajian teori yang digunakan pada
penelitian kali ini yaitu konsep jaringan komputer.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap
merumuskan masalah penelitian, merumuskan hipotesis dan mengembangkan

5
model penelitian, mengidentifikasi dan melakukan operasionalisasi variabel
penelitian, merancang pengumpulan dan pengolahan data, melakukan uji
instrumen, merancang analisis pengolahan data.

6
BAB II LANDASAN TEORI

II.1 Konsep Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah hubungan antara dua atau lebih komputer, dan perangkat
seperti printer, hard drive, modem dan router yang terhubung satu sama lainya
sehingga dapat saling berkomunikasi, bertukar perintah, berbagi data, dan sumber
daya lainya. (John Gage, 1984). Jaringan komputer adalah himpunan. Menurut
Melwin (2005) jaringan computer adalah “interkoneksi” antara 2 komputer
autonomous atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau nirkabel.
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar
data/informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti: file, printer, media
penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll).

Jaringan komputer merupakan rancangan suatu sistem yang dapat digunakan untuk
menghubungkan suatu device ke device lainya melalui media transmisi kabel
maupun nirkabel sehingga masing-masing device dapat saling berbagi informasi.

Jaringan area local / Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang dibatasi oleh
area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah
kantor pada sebuah gedung, atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah. Biasanya
jarak antar node tidak lebih jauh dari sekitar 200 m. (Melwin, 2005).

7
Gambar II.1 Local Area Network (LAN)

Jaringan area metropolitan / Metropolitan Area Network (MAN) biasanya meliputi


area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar gedung dalam suatu daerah
(wilayah seperti propinsi atau negara bagian). Dalam hal ini jaringan
menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih
besar, sebagai contoh yaitu: jaringan beberapa kantor cabang sebuah bank didalam
sebuah kota besar yang dihubungkan antara satu dengan lainnya. (Melwin, 2005)

Gambar II.2 Metropolitan Area Network (MAN)

Jaringan area luas / Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya
sudah menggunakan media wireless, sarana satelit ataupun kabel serat optic, karena

8
jangkauannya yang lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota atau antar kota dalam
suatu wilayah, tetapi mulai menjangkau area/wilayah otoritas negara lain.

Gambar II.3 Wide Area Network (WAN)

Dengan adanya teknologi komunikasi jaringan nirkabel maka dimungkinkan untuk


dibentuk suatu area jaringan yang terhubung tanpa melalui media transmisi fisik
seperti kabel. Sehingga jaringan komunikasi memiliki sifat yang lebih fleksibel
untuk disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

II.2 Jaringan Komunikasi Nirkabel

Jaringan nirkabel merupakan salah satu konsep jaringan ang memungkinkan


komunikasi antar perangkat tanpa menggunakan media penghubung fisik. Media
transmisi yang paling umum sering digunakan dalam jaringan ini adalah melalui
gelombang radio, gelombang mikro, atau cahaya infra merah. Standar komunikasi
jaringan nirkabel mengadaptasi sekumpulan standar yang didasari oleh standar
IEEE 802.11 dengan kecepatan data mencapai 56 Mbps dan dapat beroperasi pada
pita frekuensi 2,4 GHz maupun 5 GHz. (Geier, 2005)

Dalam membentuk jaringan komunikasi nirkabel dibutuhkan beberapa kommponen


komunikasi, diantaranya sebagai berikut :

9
1. Network Interface Card Nirkabel (NIC)

Network Interface Card merupakan perangkat yang harus dimiliki suatu perangkat
lainya untuk saling terhubung kedalam suatu jaringan komunikasi. NIC akan
memberikan alamat unik pada perangkatnya sehingga perangkat tersebut dapat
mengirim dan menerima data secara tepat. Ketika membangun suatu jaringan
komunikasi NIC pada setiap perangkat yang ingin dihubungkan haruslah memiliki
arsitektur yang sama.

Gambar II.4 Network Interface Card

2. Antena

Antena merupakan media untuk mengirim dan menerima gelombang


elektromagnetik berdasarkan frekuensi penggunanya. Biasanya antenna sudah
terintegrasi pada NIC sehingga pengguna tidak memiliki terlalu banyak pilihan
tetapi dimungkinkan bila NIC memiliki konektor untuk pemasangan antena
eksternal.

10
Gambar II.5 Antena

3. Router Nirkabel

Router adalah perangkat dalam jaringan komunikasi yang berfungsi untuk


mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan, melalui sebuah proses yang
disebut routing. Proses ini terjadi pada 3 lapisan dari protokol OSI layer. Router
dapat digunakan sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk
meneruskan data ke jaringan lainya. Sehingga router dapat menghubungkan banyak
jaringan kecil kedalam sebuah jaringan yang lebih besar.

Gambar II.6 Wireless Router

II.3 ISA 100.11a

ISA 100.11a merupakan standar teknologi komunikasi jaringan nirkabel yang


dikembangkan oleh International Society of Automation (ISA) yang

11
mengembangkan arsitektur logika komunikasi jaringan nirkabel. Dapat digunakan
sebagai standar yang akan menentukan prosedur penerapan sistem nirkabel dalam
mengkomunikasikan perangkat otomasi dengan dasar focus pada tingkat lapangan.

Tabel II.1 Manfaat ISA100 Nirkabel (www.isawci.org)

OSI Layer Function Technology Benefits


Application Antarmuka - Protokol ISA 100 - Kemudahan integrasi
(7-AL) aplikasi mirip dengan dengan sistem host
perangkat lunak foundation fieldbus. kabel yang sudah
yang - Pemetaan objek, ada.
mengimplementa protokol pembuatan - Dapat diperluas
sikan komponen tunnel. untuk menutupi
komunikasi. - Dapat diperluas protokol aplikasi
Presentation Menetapkan menggunakan khusus.
(6-PL) konteks antara teknologi foundation - Terbuka untuk
entitas lapisan fieldbus, Profibus, berbagai
layer aplikasi, HART, dan legacy perkembangan dari
dimana entitas protocol. jenis perangkat dan
layer yang lebih ekosistem yang
tinggi dapat beragam.
menggunakan - Menjamin QoS dari
syntax dan AL.
semantics yang
berbeda.
Session Mengendalikan - Bit enkripsi keamanan - Keamanan yang
(5-SL) dialog atau State of the art kuat pada setiap
koneksi antar AES128. pesan untuk
komputer. - Join Key, Network ID, perlindungan dan
Menetapkan, keamanan end-to-end. kerahasiaan data.
mengatur, dan - Over-the-Air - Integritas dan
mengakhiri provisioning keabsahan pesan.
koneksi antar menggunakan PKI. - Perlindungan
populasi lokal - Keamanan Hop-by- serangan pesan.
dan remote Hop, dan keamanan
application. end-to-end.
- Time as security
material to guard
against replay
attacks.
Transport Menyediakan - UDP : Perangkat - Membuktikan masa
(4-TL) transfer data standar internet depan dan terukur.
transparan antara - Integrasi dengan
aplikasi end user. teknologi IP.

12
Network Menyediakan - IPv6 adressing : - Jaringan skala melalui
(3-NL) sarana Pengalamatan internet backbone IP
mentransfer global
variabel urutan - Backbone routing,
panjang data dari IPv6 access point.
sumber ke tujuan - Sesuai dengan
melalui satu atau 6LoWPAN.
lebih jaringan
serta melakukan
fungsi routing.
Data Link Menyediakan - Model jaringan mesh - Integrasi sederhana
(2-DDL) sarana untuk pada data link layer. menggunakan IPv6
mentransfer data - Keamanan AES128 - Integritas tinggi pada
antar entitas dari data link layer. AES128
jaringan dan - Konfigurasi jaringan - Konfigurasi diri
untuk mendeteksi mesh/Star/Hybrid. - Dapa diandalkan dan
dan mengoreksi - Hubungan perbaharuan yang
kemungkinan komunikasi redudant cepat.
adanya kesalahan pada - Fleksibel dan kinerja
yang akan timbul backbone;duocast. lebih baik untuk
dalam Physical - Channel hopping: aplikasi dengan
Layer. Pola multiple transmisi data efisien
hopping. yang berbeda jenis.
- Metode multiple - Deterministik dan
media access: transfer data yang
TDMA,CSMA, dan besar
hybrid. - Ketahanan terhadap
- Extensive wireless gangguan EM.
diagnostic. - Lick & Stcik sensors,
- Channel Blacklisting sesnor dengan harga
untuk koeksistensi. murah.
- Routing/Non-Routing
perangkat (I/O)
Physical Menentukan - IEEE 802.15.4, 2.4 - Penggunaan global
(1-PHY) spesifikasi fisik GHz ISM band tanpa lisensi
dan elektrik untuk - Transceiver tersedia
suatu perangkat, dari banyak sumber.
terutama - Desain untuk
hubungan antar berkesinambungan
perangkat dan dengan radio IEEE,
media transmisi. terutama WiFI

13
II.4 Profibus (Profesional Field Bus)

Profibus merupakan sebuah aturan untuk komunikasi fieldbus dalam teknologi


otomasi yang sudah terstandarisasi sebagai bagian dari aturan standar fieldbus yaitu
IEC 61158. Saat ini terdapat dua variasi profibus yang dapat digunakan, yaitu :

a. PROFIBUS DP (Decentralized Peripherals) digunakan untuk mengoperasikan


sensor dan aktuator melalui pengendali terpusat dalam suatu aplikasi otomasi.
b. PROFIBUS PA (Process Automation) digunakan untuk memantau alat ukur
atau instrumen melalui sistem kendali proses pada suatu aplikasi otomasi.
Seringkali digunakan dalam area berbahaya dan rawan ledakan. Penggunaanya
memungkinkan daya untuk dikirimkan melalui bus ke instrumen dengan
membatasi arus yang mengalir.

Tabel II.2 Protokol PROFIBUS (Referensi Model OSI)

OSI-Layer Profibus
7 Application DPV0 DPV1 DPV2
6 Presentation
5 Session
-- Management
4 Transport
3 Network
2 Data Link FDL
1 Physical EIA-485 Optical MBP

II.5 Definisi Otomasi

Otomasi adalah suatu teknologi yang membuat sebuah proses dapat dikerjakan
tanpa bantuan manusia (Groover, 2001). Otomasi diimplementasikan dengan
menggunakan program perintah yang dikendalikan oleh sistem kontrol yang
kemudian akan dieksekusi oleh sistem kontrol.

Sistem manufaktur terotomasi berlangsung di lantai paroduksi pada suatu produk-


produk fisik. Kegiatan produksi yang dilakukan seperti pemrosesan, perakitan,
inspeksi, serta perpindahan suatu material, dan dalam sebuah kasus yang yang
dikontrol oleh sebuah sistem kontrol. Proses tersebut dikatakan otomatis karena

14
minimnya tingkat partisipasi manusia. Beberapa contoh kasus sistem manufaktur
terotomasi, yaitu (Groover, 2001) :

1. Mesin-mesin yang bekerja dengan sistem otomasi digunakan untuk membuat


komponen sebuah produk,
2. Sistem perakitan yang terotomasi,
3. Sistem manufaktur pada proses operasi atau perakitan yang menggunakan
robot,
4. Sistem inspeksi yang digunakan untuk pengontrolan kualitas produk yang
terotomasi,
5. Pemindahan material dan penyimpanan terotomasi untuk mengintegrasikam
operasi-operasi manufaktur.

Sistem otomasi pada manufaktur dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu


(Groover, 2001):
1. Fixed Automation
Fixed Automation merupakan sebuah sistem yang urutan proses operasi nya
relatif tetap dengan menggunakan mesin yang cenderung tetap. Sistem operasi
yang menggunakan fixed automation biasanya sederhana.
2. Programmable Automation
Dalam programmable automation, sistem operasi dari sebuah proses produksi
dibuat berubah-ubah dengan sistem kontrol yang mengendalikan proses
tersebut. Urutan dari proses produksi tersebut diatur oleh sebuah program, yang
berupa kode instruksi dan kemudian dapat dibaca serta diterjemahkan ke dalam
sistem.
3. Flexible Automation
Flexible Automation merupakan pengembangan dari sistem programmable
automation. Flexible automation system adalah jenis sistem yang fleksibel
dengan kemampuan untuk membuat segala macam part atau produk yang
memiliki bentuk yang berbeda tanpa kehilangan waktu ketika sistem mengubah
suatu part dengan part lainnya. Karakteristik sistem ini sebagai berikut :
a. Investasi tinggi untuk peralatan khusus
b. Produksi bersifat continous dengan variasi produk

15
c. Laju produksi menengah
d. Fleksibel dalam menghadapi variasi produk dengan rancangan yang
berbeda-beda

II.6 Komponen Otomasi

Secara garis besar komponen proses yang digunakan dalam penerapan sistem
otomasi terdiri dari input, controller dan output. Perangkat input dapat berupa
sensor atau tombol yang akan melanjutkan sinyal berupa arus listrik kepada modul
input yang terdapat pada controller. Suatu Controller dapat berupa Programable
Logic Controller (PLC) yang didalamnya terdapat logika pengguna yang akan
menentukan kondisi ON atau OFF dari output berupa motor, lampu, kumparan,
katup atau aktuator lainya.

Groover menjelaskan bahwa secara umum sistem otomasi membutuhkan elemen-


elemen penunjang, yaitu (Groover, 2001):

a. Power Supply
Sebuah sistem otomasi membutuhkan power supply untuk dalam menjalan
proses secara otomatis. Secara prinsip, sumber tenaga sistem otomasi yang
diperlukan bersifat elektrikal. Selain itu terdapat alternatif sumber tenaga
seperti minyak bumi,energi solar, air, & angin.

b. Program Instruksi
Dalam merancang sistem yang terotomatis dibutuhkan sebuah instruksi
program, dimana intruksi tersebut merupakan instruksi yang dibuat oleh
engineer yang berisi perintah agar proses bergerak secara otomatis.

Power

Program of Control
Process
Instructions System

Gambar II.7 Elemen-Elemen Sistem Otomasi

16
c. Sistem Kontrol
Sistem kontol merupakan elemen yang mengkonversi perintah dari program
agar proses berjalan sesuai dengan yang diperintahkan. Segala perintah yang
dibuat akan diolah oleh sistem kontrol, yang kemudian akan dieksekusi oleh
aktuator. Jenis-jenis sistem kontrol tersebut salah satunya seperti
Programmable Logic Controller & Micro-controller. Sistem pengendali pada
sistem otomasi dapat berupa close-loop atau open-loop system. Close-loop
system yang diilustrasikan pada Gambar II.1 disebut juga sebagai feedback
control system, yang mana output variable dibandingkan dengan input
parameter, dan perbedaaan-perbedaan diantara keduanya digunakan untuk
menggerakan output menjadi penyesuaian pada input.

Parameter Variable
Controller Actuator Process
Input Output

Feedback Sensor

Gambar II.8 Close Loop System

Hal yang sangat berbeda dengan close-loop system, open-loop system beroperasi
tanpa adanya feedback, seperti yang terlihat pada Gambar II.2. Open-loop system
beroperasi tanpa adanya pengukuran output variable, sehingga tidak ada yang
dibandingkan antara nilai aktual dengan parameter input yang diinginkan.
Perbedaan dari open-loop system dan close-loop system adalah bila pada open-loop
system selalu terdapat resiko, karena tidak ada informasi bahwa aktuator sudah
bekerja sesuai dengan yang diharapkan pada proses. Tetapi keuntungannya, sistem
yang bekerja pada umumnya hanyalah sistem yang dengan rangkaian lebih
sederhana dan murah jika dibandingkan dengan close-loop system.

Parameter Variable
Controller Actuator Process
Input Output

Gambar II.9 Open-loop System

17
Menurut Prof. Dr. H. Kirmann, otomasi industri memiliki hirarki dengan 7
tingkatan level yang dijelaskan pada gambar II.7 dan gambar II.8. Berikut
penjelasan mengenai masing-masing level otomasi industri :

a. Administrasi, berupa keuangan, sumber daya manusia, dokumentasi


dan perencanaan jangka panjang
b. Perusahaan , menentukan target produksi, merencanakan
perusahaan dan sumber daya, mengkoordinir lokasi berbeda,
mengatur pesanan, memprediksi prilaku proses produksi di masa
depan khususnya untuk pemeliharaan peralatan, menelusuri indikasi
kunci keberhasilan untuk kepentingan optimasi aset.
c. Rekayasa/Produksi, mengatur pelaksanaan, sumber daya, alur kerja,
pengawasan kualitas, jadwal produksi, pemeliharaan, menyimpan
data pabrik dan produk untuk keperluan proses berikutnya dengan
cara yang aman, menelusuri proses produksi dan produk untuk
sistem manajemen dan informasi pabrik.
d. Pengawasan (SCADA), mengawasi lokasi dan produksi,
mengoptimalkan, melaksanakan operasi, visualisasi proses produksi
dalam berntuk panel display, menyimpan data proses dan
membukukan operasi produksi.
e. Kendali Grup/Area , mengendalikan suatu proses produksi antara
lain mengatur aktivitas beberapa unit kontrol proses produksi dan
melakukan penyesuaian parameter operasi. Kendali grup umumnya
merupakan sistem kontrol terdistribusi.
f. Kendali unit, Mengendalikan bagian dari kendali grup antara lain
seperti mengukur sampel, melakukan pengukuran, kalibrasi,
parameter operasi, urutan perintah operasi, proteksi, dan
penyambungan.
g. Field, mengakuisisi data (sensor dan aktuator) serta
mentransmisikan data. Level field berinteraksi dengan sistem
mekanis proses secara tidak langsung.

18
Gambar II.10 Hirarki Otomasi Industri

Gambar II.11 Level Otomasi Industri

19
II.6.1 Input

Dalam otomasi, input dikenal dengan istilah sensor. Istilah sensor digunakan untuk
elemen yang menghasilkan sinyal berhubungan dengan kuantitas yang akan diukur.
Sensor merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi variabel fisik seperti
temperatur, gaya atau tekanan (Groover, 2001). Sehingga dapat dikatakan bahwa
input dalam sistem otomasi merupakan suatu perangkat yang akan mendeteksi
suatu kondisi dan mengubahnya menjadi sinyal berupa arus listrik yang akan
diproses oleh komponen selanjutnya.

Berdasarkan output yang dihasilkan, sensor dibedakan menjadi (Groover, 2008) :

a. Analog sensor

Analog sensor digunakan untuk membangkitkan perubahan sinyal elektris berupa


perubahan arus (4-20 mA) atau tegangan (0-10 VDC) secara kontinyu sesuai sinyal
input-nya. Contoh sensor analog adalah temperatur, jarak, tekanan, berat,
dansebagainya.

b. Discrete sensor

Discrete sensor dibagi menjadi 2 jenis yaitu binary dan digital. Binary sensor
menghasilkan dua output sinyal, yaitu status switching “On” dan “Off”. Kedua
status ini dikonversikan ke bilangan biner dengan 1 untuk “On” dan 0 untuk “Off”.
Digital sensor menghasilkan sinyal digital.

II.6.2 Controller

Dalam otomasi, controller merupakan otak atau pusat pengendalian dari sistem.
Controller terdiri dari mikroprosesor sebagai pusat operasi matematik dan operasi
logika, memori sebagai penyimpan data, dan power supply.

Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu bentuk khusus sistem


kontrol berbasis mikroprosesor dengan memanfaatkan memori yang dapat
diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan juga untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsi seperti logika, sequencing, pewaktuan

20
(timing), pencacahan (counting) dan aritmetika guna mengontrol mesin-mesin dan
proses-proses dan dirancang untuk dioperasikan oleh para insinyur yang hanya
memiliki sedikit pengetahuan mengenai komputer dan bahasa pemrograman
(Bolton, 2006).

Tujuan PLC adalah untuk memonitor parameter proses yang penting dan untuk
menyesuaikan kegiatan proses. PLC dapat diprogram, dikontrol dan dioperasikan
oleh orang yang tidak terampil dalam mengoperasikan komputer. Pada dasarnya,
seorang operator PLC menggambar ladder diagram program kemudian diubah
menjadi bahasa komputer mesin dan dijalankan sebagai suatu program pengguna
(Reis dan Webb, 1999, p.4).

II.6.2.1 Komponen Penyusun PLC

Terdapat 6 komponen penyusun utama dari sebuah PLC (Bolton, 2006) yaitu:

a. Central Processing Unit (CPU)

CPU merupakan unit yang terdiri dari mikroprosesor yang menginterpretasikan


sinyal – sinyal input dan selanjutnya melaksanakan tindakan – tindakan
pengendalian sesuai dengan program yang telah tersimpan di dalam memory.

b. Power Supply Unit

Power Supply Unit digunakan untuk mengkonversi arus AC menjadi arus DC yang
dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian – rangkaian di dalam modul – modul
interface input dan output.

c. The Programming Device

Programming Device digunakan untuk memasukkan program yang dibutuhkan ke


dalam memory. Program tersebut dibangun dengan menggunakan perangkat ini dan
kemudian dipindahkan ke dalam PLC memory unit.

d. The Memory Unit

Memory Unit merupakan suatu tempat di mana program yang digunakan untuk
melaksanakan fungsi pengendalian oleh mikroprosesor disimpan.

21
e. The input and output sections

The input and output sections merupakan bagian di mana prosesor menerima
informasi dan mengkomunikasikan informasi pengendalian ke perangkat –
perangkat eksternal.

f. The Communications Interface

Communications Interface digunakan untuk menerima dan mentransmisikan data


dalam jaringan komunikasi dari atau menuju PLC remote lainnya. Bagian ini lebih
ditekankan pada tindakan – tindakan seperti device verification, data acquisition,
sinkronasi antara user applications dan connection management.

Gambar II.12 Sistem PLC

Berdasarkan bagaimana CPU dihubungkan dengan input/output, maka PLC dapat


dibagi dalam 2 (dua) tipe yaitu:

a. PLC Compact

Pada PLC compact, I/O modules dan CPU berada dalam satu housing.

22
Gambar II.13 PLC Compact

b. PLC Modular

Pada PLC modular, I/O modules dan CPU tidak tergabung dalam satu housing, tapi
diletakkan pada rak dengan masing-masing dihubungkan melalui bus system.

Gambar II.14 PLC Modular

II.6.2.2 Bahasa Pemograman PLC

Berdasarkan standar IEC 61131-3, terdapat lima bahasa pemrograman yang


digunakan pada PLC. Bahasa tersebut adalah Function Block Diagram, Statement
List, Structured Text, Sequential Function Chart, dan Ladder Diagram. Bahasa
pemrograman yang paling luas digunakan sekarang yaitu Ladder Diagram.
(Groover, 2008).

23
a

d e

Gambar II.15 Diagram Ladder

Elemen Ladder Diagram terdiri dari :

a. Power Rail merupakan satu garis vertikal sebagai rel arus ke seluruh rung.
b. Rung merupakan satu garis dari diagram sebagai tempat menuliskan symbol
operand (tempat simbol input atau output diletakan).
c. Branch merupakan cabang dari rung.
d. Contact merupakan simbol dari input yang dapat bertipe normally open atau
normally close.
e. Coil sebagai simbol dari output, juga dapat bertipe normally open atau normally
close.

Terdapat 3 pengurutan (sequencing) umum yang dapat digunakan dalam sistem


pengendalian diskrit, diantaranya sebagai berikut :

a. Timers. Peralatan ini menghidupkan dan mematikan output pada interval waktu
yang ditentukan sebelumnya.

24
b. Drum Timers. Sebuah peralatan dengan banyak output on/off, yang masing-
masing dapat diatur secara terpisah dengan interval waktunya sendiri.
c. Counters. Sebuah komponen yang digunakan untuk menghitung jumlah sinyal
arus listrik yang masuk dan menyimpan hasilnya. Hasil yang tersimpan dapat
ditampilkan atau digunakan dalam beberap algoritma pengendalian.

II.6.2.3 Cara Kerja PLC

Dalam kenyataannya prosesor PLC membutuhkan sejumlah waktu tertentu untuk


dapat menjalankan program pengguna selama satu siklus operasinya. Siklus operasi
PLC yang umum dan disebut scan terdiri dari tiga bagian yaitu : (1) input scan, (2)
program scan, (3) output scan. Selama berlangsungnya scan input , input untuk PLC
akan dibaca oleh prosesor dan status input akan disimpan dalam memori.
Selanjutnya program pengendali akan dijalankan selama proses scan program
berlangsung. Nilai input yang disimpan dalam memori akan digunakan dalam
perhitungan logika pengendalian untuk menentukan nilai output-nya. Akhirnya,
selama proses scan output berlangsung, nilai output akan diganti sesuai dengan nilai
perhitungan yang ada. Waktu untuk melakukan proses scan secara keseluruhan
akan disebut dengan waktu scan, dan waktu ini akan dipengaruhi oleh jumlah input
yang harus dibaca, kompleksitas fungsi kendali yang akan dilakukan, dan jumlah
output yang harus diubah (Groover, 2011, p.323).

II.6.3 Output

Aktuator merupakan perangkat keras yang mengubah sinyal perintah dari


pengendali menjadi perubahan dalam parameter fisik. Perubahan parameter fisik
biasanya bersifat mekanik seperti perubahan posisi atau kecepatan. Bergantung
pada jenis amplifier yang digunakan, kebanyakan aktuator dapat diklasifikasikan
menjadi salah satu dari tiga kategori berikut : (1) listrik, (2) hidrolik, dan (3)
pneumatik. Aktuator listrik adalah yang paling umum, aktuator tersebut termasuk
berbagai jenis motor AC dan DC, motor Stepper dan solenoid (relay) (Groover,
2011) berikut penjelasan kategori masing-masing aktuator :

25
a. Electrical actuators

Electrical actuator merupakan jenis yang paling umum, terdiri dari motor listrik
dengan berbagai jenis, stepper motor, dan solenoid. Electrical actuator dapat berupa
linear (output berupa pemindahan linear) atau rotasi (pemindahan angular).
Electrical actuator terdiri dari arus alternating current (AC) dan direct current (DC).

b. Hydraulic actuators

Hydraulic actuator menggunakan cairan untuk memperkuat sinyal perintah dari


controller. Hydraulic actuator terdiri dari peralatan linear dan peralatan rotasi.
Actuator ini sering digunakan ketika dibutuhkan gaya yang besar.

c. Pneumatic actuators

Pneumatic actuator menggunakan tekanan udara untuk mengatur kekuatan.


Pneumatic actuator juga terdiri dari peralatan linear dan peralatan rotasi.

II.7 TIA PORTAL V.12

Totally Integrated Automation Portal merupakan software yang digunakan dalam


pemograman sebuah sistem otomasi dengan menggunakan PLC Siemens. TIA
PORTAL itu sendiri merupakan perkembangan software sebelumnya yakni Simatic
Step7. Dari segi pemprograman dasar TIA PORTAL hampir sama dengan Simatic
S7. TIA PORTAL V.12 sudah diintegrasikan dengan Simatic HMI nya untuk
interface dalam proses monitoring plant.

Menurut Adi Purnomo Sopamena, Manager Product and Solution PT. Siemens
Indonesia 2012, software ini dimanfaatkan untuk memudahkan pengguna dalam
melakukan pengembangan dan pengawasan (comissioning) terhadap sistem
otomatisasi secara cepat, tepat dan efisien terhadap berbagai penggunaan perangkat
lunak secara terintegrasi. TIA PORTAL dirancang untuk memberikan efisiensi
yang lebih tinggi serta mudah digunakan baik oleh para pemula maupun
professional. Perangkat lunak, Simatic Step 7 V12 keluaran Siemens ini dapat
digunakan sebagai contoh perangkat lunak otomatisasi untuk Simatic PLC dan

26
Simatic WinCC V12 untuk Simatic HMI (Human Machine Interface) serta
visualisasi proses aplikasi.

Gambar II.16 Tampilan TIA PORTAL V.12

II.8 Penelitian Terdahulu

1. Peneliti Terdahulu: Galih Pratama

Judul Tugas Akhir : Perancangan Sistem Otomatisasi Berbasis WIRELESS Pada


Proses Penggilingan Teh Hitam Orthodoks Di PT.ABC

27
Abstraksi:

Semakin berkembangnya teknologi saat ini, mendorong berbagai bidang industri


untuk memanfaatkan teknologi tersebut untuk memenuhi permintaan pasar, salah
satunya adalah teknologi otomasi. Penerapan otomasi dapat meningkatkan tingkat
produktivitas, menciptakan proses pengendalian dan pemantauan operator terhadap
plant secara realtime dan menciptakan pengolahan data yang bersifat mandiri.
Distribusi informasi data dalam sistem otomasi dapat dilakukan dengan
menggunakan kabel (wireline) atau tanpa kabel (wireless). Pada umumnya di dunia
industri, masih menggunakan kabel sebagai media penghubung antara operator
dengan plant. Jaringan menggunakan kabel termasuk mahal dari segi kompleksitas
pemasangan dan perawatan, tingkat fleksibilitas yang rendah jika akan dilakukan
ekspansi pada perusahaan dan masih belum dapat mencapai performa yang
memuaskan. Jaringan wireless merupakan salah satu solusi dalam dunia industri
manufaktur saat ini. Jaringan wireless dapat membantu proses industri untuk
mengumpulkan lebih banyak data dari proses, memperkirakan kapan perawatan
peralatan dilakukan, meningkatkan efisiensi tenaga kerja melalui konektivitas
plant-wide network dan memberikan solusi konektivitas berbiaya rendah. Sistem
otomasi berbasis wireless menggunakan Programmable Logic Controller (PLC)
dapat diterapkan di berbagai bidang, salah satunya dalam proses pengolahan teh.
Pada proses pengolahan PT. ABC, masih memerlukan operator untuk mesin –
mesin yang digunakan sehingga menimbulkan peluang terjadinya human error dan
pencapaian produksi belum mampu memenuhi rencana kerja dan anggaran
produksi (RKAP) berdasarkan demand yang ada. Maka diperlukan pengendalian
terhadap mesin dalam proses pengolahan teh, khususnya proses penggilingan agar
penggunaan mesin lebih optimal dari segi kapasitas dan pengendalian jika terjadi
kesalahan mesin, adanya proses pemantauan dan pengendalian suhu yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas teh yang dihasilkan dan adanya pencatatan terhadap
data di plant. Perancangan sistem otomasi berbasis wireless menggunakan
Programmable Logic Controller (PLC) yang diimplementasikan pada proses
penggilingan teh dilakukan berdasarkan skenario proses usulan. Pada perancangan
sistem, uji coba dilakukan dengan membangun sebuah simulator plant untuk
membuat sistem otomasi yang bekerja secara terintegrasi dan berbasis wireless.

28
Rancangan komunikasi data pada PLC yang berbasis wireless dapat digunakan
untuk proses pengendalian yang bersifat fleksibel dari segi pemrograman PLC dan
pengawasan dengan jarak yang jauh dan tidak memungkinkan adanya pengkabelan.

2. Peneliti Terdahulu: Arjuna Naibaho

Judul Tugas Akhir : Perancangan Otomatisasi Terintegrasi Berbasis Jaringan Pada


Stasiun Kerja Clay Cutting, Forming dan Steaming Dengan Menggunakan PLC
SIEMENS S7-1200

Abstraksi:

Industri manufaktur merupakan industri yang berkembang pesat saat ini. Aktivitas
industri yang dahulunya manual mulai beralih ke teknologi otomasi. Hal tersebut
memberikan pengaruh terhadap kualitas produk yang semakin baik.Teknologi
otomasi banyak digunakan untuk melakukan pengendalian dan pemantauan
terhadap suatu proses produksi ataupun proses kerja mesin. Penggunaan teknologi
otomasi diterapkan oleh perusahaan untuk mempermudah operator memantau
proses yang sedang berjalan secara langsung dan real time . Dalam dunia industri,
sistem dituntut untuk dapat bekerja selama 24 jam agar dapat memenuhi target
produksinya. Dalam kegiatan produksi sangat dimungkinkan peletakan mesin
sebagai alat produksi (plant) saling berjauhan antara satu dengan lainnya namun,
harus bekerja secara simultan dan terintegrasi. Letak plant yang berjauhan tentu
membutuhkan penggunaan kabel yang relatif lebih banyak untuk menghubungkan
peralatan otomasi yang berada di lantai produksi dengan Programmable Logic
Control (PLC). Penggunaan kabel sebagai penghubung antar peralatan otomasi
dengan PLC dapat dilakukan namun, tidak efisien dan menyebabkan waktu
troubleshooting relatif lama apabila terjadi kerusakan (putus).

Perancangan sistem otomasi terintegrasi berbasis jaringan bertujuan untuk


menjamin proses-proses dalam setiap stasiun kerja yang ada agar tetap berjalan dan
dapat saling terhubung antara satu dengan lainnya tanpa dibatasi jarak atau letak
plant yang saling berjauhan. Terciptanya komunikasi (transfer data) antar PLC akan
memungkinkan proses-proses pada stasiun kerja yang berbeda dan berjauhan tetap
dapat bekerja secara simultan dan terintegrasi.

29
Perancangan sistem otomasi yang diimplementasikan dalam tiga buah stasiun kerja
produksi yang meliputi : clay cutting, forming dan steaming digunakan sebagai uji
coba untuk penerapan sistem otomasi berbasis jaringan agar dapat saling
berkomunikasi, bekerja secara simultan dan terintegrasi serta menjamin proses
yang ada agar tetap berjalan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa perancangan sistem otomatisasi terintegrasi berbasis jaringan
telah berhasil dilakukan sehingga ketiga stasiun kerja yang diamati dapat bekerja
secara simultan dan terintegrasi tanpa dibatasi oleh jarak. Terciptanya komunikasi
(transfer data) antar PLC telah berhasil dilakukan dan sangat bermanfaat apabila
digunakan untuk proses pensignalan, controlling proses jarak jauh dan lebih
fleksibel dilakukan pengembangan dari segi pemprograman PLC.

3. Peneliti Terdahulu : Aditya Budi Utomo

Judul Tugas Akhir : Perancangan Otomatisasi Berbasis Wireless Pada Proses


Pembuatan Susu Pasteurisasi

Abstraksi :

Teknologi otomasi banyak digunakan di dunia industri manufaktur untuk


melakukan pengendalian dan pemantauan terhadap suatu proses produksi ataupun
proses kerja mesin. Teknologi otomasi dapat diterapkan diberbagai bidang, salah
satunya industri pembuatan susu pasteurisasi. Kondisi lapangan di industri
manufaktur termasuk di dalamnya terdapat industri pembuatan susu pasteurisasi,
terdiri atas peralatan – peralatan yang letaknya berjauhan, ditambah pengendalian
plant di pabrik saat ini masih menggunakan kabel sebagai penghubung antara
operator dengan plant. Kelemahan dari penggunaan kabel tersebut adalah apabila
terjadi kerusakan kabel, operator akan kesulitan untuk mengidentifikasi kabel yang
rusak, hal ini dikarenakan pada kenyataannya kabel yang terdapat pada plant pabrik
akan sangat kompleks. Hal tersebut mengakibatkan operator akan membuang
banyak waktu, sehingga produksi pabrik akan semakin terhambat. Penggunaan
kabel yang semakin banyak, tentunya akan semakin memakan tempat, sehingga
bukan tidak mungkin memerlukan ruangan khusus untuk kabel tersebut yang
mengakibatkan munculnya biaya sewa. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini

30
dirancang sistem otomatisasi bebasis wireless pada proses pembuatan susu
pasteurisasi. Terdapat 3 plant yang dikontrol yaitu mixing and cooking plant,
bottling plant, dan packaging plant. PLC OMRON CP1E N30 digunakan sebagai
controller dengan menggunakan wireless sebagai komunikasi transfer data dengan
memanfaatkan modul ethernet dan access point dengan konfigurasi IP Address
sebagai addressing antara receiver dengan transmitter.

Dalam merancang sistem otomatisasi ini, pemecahan masalah yang dilakukan


terbagi menjadi lima tahapan, yaitu tahap studi awal, tahap inisialisasi, tahap
kreatif, tahap implementasi rancangan dan analisis serta tahap kesimpulan dan
saran. Tahap awal merupakan tahap identifikasi masalah yang ada dan penentuan
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Pada tahap inisialisasi dilakukan studi
literature dan studi lapangan. Tahap selanjutnya adalah tahap kreatif, dimana pada
tahap ini proses perancangan konfigurasi wireless, pembuatan program untuk PLC
(Programmable Logic Controller) dan integrasi PLC dengan Human Machine
Interface. Untuk mengetahui apakah hasil perancangan telah sesuai dengan tujuan
penelitian yang ingin dicapai maka setelah tahap kreatif dilakukan tahapan
implementasi rancangan dan analisis. Tahap akhir adalah kesimpulan dan saran
untuk penelitian kedepan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa perancangan


konfigurasi jaringan wireless pada PLC OMRON CP1E dengan modul ethernet
CP1W-CIF41 telah berhasil dirancang, sehingga proses kontrol bisa dilakukan
tanpa menggunakan kabel yang terhubung ke PC, perancangan program PLC pada
PLC OMRON CP1E N30 pada proses mixing and cooking plant, bottling plant, dan
packaging plant telah berhasil dirancang, sehingga proses berjalan sesuai dengan
skenario, dan perancangan simulator plant pada mixing and cooking plant, bottling
plant, dan packaging plant telah berhasil dirancang.

31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Model Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem otomasi berbasis jaringan nirkabel
untuk meminimasi penggunaan kabel, ongkos dan meningkatkan fleksibilitas
sistem sehingga proses produksi menjadi lebih cepat, akurat dan fleksibel pada
work station XYZ. Model konseptual pengerjaan penelitian ini dapat dilihat pada
gambar III.1.

MODEL KONSEPTUAL

Identifikasi Kebutuhan

Process Description

Perancangan Piping &


Instrumental Diagram

Perancangan Control
Philosophy

User Requirement
Specification

Perancangan
Perancangan Sistem
Perancangan Mini Komunikasi dan
Otomatisasi HMI
Plant Konfigurasi Jaringan
menggunakan PLC
Wireless

Sistem Otomatisasi
Proses XYZ Berbasis
Wireless

Gambar III.1 Model Konseptual

32
Penelitian ini dilakukan melalui dua penelitian yang saling terintegrasi, penelitian-
penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perancangan User Requirement Specification (URS) Sistem Otomatisasi pada


stasiun kerja XYZ di PT.ABC
2. Perancangan Sistem Otomatisasi Terintegrasi Berbasis Jaringan Komunikasi
Nirkabel pada stasiun kerja XYZ di PT.ABC

Fokus penelitian ini berada pada perancangan otomatisasi terintegrasi berbasis


jaringan nirkabel pada stasiun kerja XYZ di PT.ABC. Tahap awal yang akan
dilakukan adalah melakukan konfigurasi modul komunikasi nirkabel. Rancangan
jaringan nirkabel antar PLC dibangun dengan menggunakan modul komunikasi
nirkabel UNSY-WT6. Pada tahap ini perlu dilakukan konfigurasi dan perancangan
jaringan komunikasi antar PLC dan modul komunikasi wireless menggunakan
kabel RS485 agar setiap PLC dapat melakukan pertukaran data. PLC yang akan
digunakan adalah tiga buah PLC modular SIEMENS beritpe S7-300.

Setelah konfigurasi jaringan nirkabel antar PLC, akan dilakukan perancangan


sistem otomasi menggunakan PLC. Pada tahap ini akan dilakukan pemrograman
pada PLC SIEMENS S7-300 agar mampu melakukan fungsi pengendalian
berdasarkan skenario proses pada penelitian sebelumnya. Pemrograman PLC
tersebut dilakukan menggunakan aplikasi Tottaly Integrated Automation PORTAL
(TIA PORTAL) V.12 menggunakan bahasa pemrograman ladder diagram.

Tahap selanjutnya adalah merancang mini plant berdasarkan skenario proses


stasiun kerja XYZ di PR.ABC. Mini plant befungsi untuk mendemonstarsikan
proses produksi pada stasiun kerja XYZ yang sudah terotomatisasi. Mini Plant yang
dibangun menggunakan tiga PLC yang saling terhubung melalui media komunikasi
nirkabel. Setelah tahap perancangan mini plant, maka akan diperoleh sistem
otomatisasi berbasis jaringan nirkabel pada stasiun kerja XYZ di PT.ABC.

33
III.2 Sistematika Pemecahan Masalah

SISTEMATIKA PEMECAHAN MASALAH

Tahap Identifikasi

Perumusan Masalah

Perumusan Tujuan

Batasan Masalah

Tahap Inisiasi

Studi Literatur Studi Lapangan

1. Studi proses kerja stasiun XYZ


1. Studi Sistem Otomasi 2. Studi hardware dan software yang
2. Studi Komunikasi antar PLC melalui digunakan untuk pemrograman PLC
modul komunikasi nirkabel berbasis jaringan nirkabel
3. Studi pemrograman PLC 3. Studi konfigurasi perangkat komunikasi
jaringan nirkabel

Tahap Kreatif

Perancangan Sistem Otomatisasi Terpadu berbasis jaringan nirkabel


Pada Stasiun Kerja X,Y,Z

1. Perancangan konfigurasi antar PLC SIEMENS S7-300 dengan


modul komunikasi nirkabel UNSY-WT6
2. Perancangan komunikasi antar PLC SIEMENS S7-300
3. Perancangan mini plant
4. Perancangan program PLC

Tahap Simulasi
Rancangan
Simulasi Hasil Rancangan Sistem

Pengujian Hasil Rancangan

Verifikasi

Analisis Hasil Rancangan

Tahap Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran

Gambar III.2 Sistematika Pemecahan Masalah

34
III.2.1 Tahap Identifikasi

III.2.1.1 Perumusan Masalah

Tahap ini merupakan tahap studi awal terhadap objek penelitian untuk merancang
sistem otomatisasi stasiun kerja XYZ. Tahap ini diawali dengan melakukan
identifikasi masalah yang dihadapi pada stasiun kerja. Permasalahan yang dialami
pada stasiun kerja XYZ yaitu proses pengendalian masing-masing elemen kerja
yang masih belum terintegrasi.

III.2.1.2 Permusan Tujuan

Setelah didapatkan permasalahn yang terjadi di stasiun kerja yang diteliti maka
tahap selanjutnya dilakukan perumusan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian
yaitu merancang sistem kendali terintegrasi berbasis jaringan komunikasi nirkabel
pada stasiun kerja XYZ di PT. ABC.

III.2.1.3 Batasan Masalah

Tahap yang dilakukan setelah merumuskan tujuan yaitu menentukan batasan


masalah penelitian. Hal ini dilakukan untuk membuat penelitian lebih terfokus,
sehingga hasil penelitian dapat memberi jawaban pada permasalahan yang
ditetapkan. Pada penelitian ini tidak akan dibahas secara detail mengenai delay
pada proses komunikasi PLC, tidak membahas keamanan jaringan komunikasi dan
masing-masing stasiun kerja dikendalikan oleh satu PLC.

III.2.1.4 Tahap Inisiasi

Tahap ini merupakan tahap pemberlajaran komponen-komponen dan konsep-


konsep yang terlibat dalam sistem yang akan dirancang.

III.2.1.5 Studi Literatur

Studi literatur ditujukan untuk lebih memahami teori yang akan digunakan dalam
menyelesaikan permasalahan. Studi literatur meliputi pengetahuan mengenai teori-
teori yang akan digunakan dalam pembuatan tugas akhir. Teori yang dipelajari

35
adalah teori mengenai sistem otomasi, jaringan komunikasi nirkabel, komunikasi
dan konfigurasi PLC serta pemrograman PLC.

III.2.1.6 Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan memperlajari skenario proses pemantauan dan


pengendalian pada stasiun kerja XYZ, serta mempelajari hardware dan software
yang digunakan untuk pemograman PLC berbasis jaringan nirkabel dan konfigurasi
jaringan komunikasi antar PLC pada stasiun kerja XYZ.

III.2.1.7 Tahap Kreatif

Tahap ini merupakan tahapan dimana perancangan dari sistem yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Perancangan sistem terdiri dari perancangan mini plant,
perancangan komunikasi dan konfigurasi jaringan antar PLC dan perancangan
program PLC pada stasiun kerja XYZ.

III.2.1.8 Tahap Simulasi Rancangan

Tahap simulasi hasil rancangan ini merupakan tahap dimana dilakukan simulasi
terhadap sistem yang telah dirancang. Tahap ini juga digunakan untuk menganalisis
kekurangan dan kelebihan dari sistem yang telah dirancang. Melalui simulasi hasil
rancangan ini, dapat dilakukan perbaikan lebih awal apabila terjadi suatu kesalahan
dari hasil rancangan yang telah dibuat.

III.2.1.9 Tahap Kesimpulan dan Saran

Tahap kesimpulan dan saran merupakan tahap terakhir dalam penelitian rancangan
sistem. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa perancangan sistem otomatisasi
terpadu berbasis jaringan nirkabel proses XYZ dapat dilakukan. Berdasarkan
kesimpulan dari perancangan sistem yang dibuat, selanjutnya dapat memberi
rekomendasi saran berupa usulan-usulan untuk rancangan sistem yang lebih baik
untuk penelitian selanjutnya.

36
DAFTAR PUSTAKA

Bolton, W. 2006. Programmable Logic Controllers. 4th Edition. UK : Elsevier


Newnes.

Geier, J. 2005. In Wireless Networks First-Step. Cisco Press.

Groover, M. (2001). Automation,Production Systems and Computer Integrated


Manufacturing (Vol. 2nd Edition). New Jersey: Prentice Hall.

Groover, M. (2008). Automation, Production Systems, and Computer-Aided


Manufacturing (Vol. 3rd Edition). New Jersey: Prentice Hall.

BCC Research (2012). “Global Building Automation Market to Grow to $88,2


Billion in 2016. Dipetik Desember 1, 2014, dari website :
http://www.bccresearch.com/market-research/information-
technology/commercial-building-automation-products-technology-markets-
ift010c.html

37

Anda mungkin juga menyukai