Anda di halaman 1dari 5

hrslr-lr,r lrun Doxren

Tuiuqn lnrtruhrionql Khurut


l. Menjeloshon perbedoqn qntorq imbolon joso dohter dengon usoho
'loinnyo.
z. Menyebuthqn goris-goris besqr pedomon imbolqn iqso dohter.
3. Menguroihqn hql-holyong dilorong mengenoi imbolon jqsq dqlom
tronsqhsi teropeutih.

Pohoh Bqhqrqn
l. lmbolqn jqsq dohter dqn heuntungon pribodi.
2. Goris besor pedomqn imbolon joso dohter
3. Hql-holyqng dilqrqng mengenqi imbolon jqso.
4. lmbqlon josq yqng loyoh.
Jub-Pohoh Bqhasqn
l. lmbqlqn jqso dohter don torif podo peloyonon joso loinnyo.
2. lmbolon joso yong loyoh.
3. Gqris besor pedomon imbolon joso dohter.
4. Hql'hol yqng dilorqng mengenoi imbolon joso dolqm trqnsqhsi
teropeutih.

57
Etiho Kedohteron don Huhum Kesehoton

Dalam pasal 3 KODEKI dnyatakan bahwa "dalam melakukan peke{aan ke-


dokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang meng-
akibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi'i Profesi kedokteran lebih
menrpakan panggilan perikemanusiaan dengan mendahulukan keselamatan dan
kesehatan pasien serta tidak mengutamakan keuntungan pribadi. Walaupun salah
satu kewajiban pasien./keluarga dalam kontrak terapeutik adalah memberikan
imbalan jasa untuk dokter dan itu merupakan hak dokter, narnun tidak dapat
disamakan dengan imbalan jasa dalam usaha lainnya. Karena itu, dalam pelayanan
kedokteran tidak dikenal tarif dokter y^ng tetap ffix), tetapi yang wajar sesuai
kemampuan pasien,/keluarganya. Karena itu pula, imbalan jasa untuk dokter tidak
disebut upah ata:o gaji, tetapi disebut honorarium (pemberian yang diterima dengan
penuh penghormatan, honorab/e). Menurut Longman Dtbhbnary of Contemporary
English (1987), honoraium ls " a sun oltmoney ofiredforprofusional serztices,ifurdriclt
fo t*to* the person does not ash to be paid"
Akhir-akhir ini terlihat pergeseran daear profesi dokter dari ahrunn (tidak egois,
rela berbuat baih dan menolong orang lain) ke mateiahlsm. Dalam praktik sehari-
haritidak jarang seorang doker terlibat dalam berbagai godaan unfuk memperoleh
keuntungan pribadi, antara lain sebagai berikut.
1. Doker memperoleh persentase sebagai insentif dai biaya pemeriksaan
laboratorium, USG, Rontgen, CT:scan, MRI, dan pemeriksaan lain terhadap
pasien yang dirujuknya ke instalasi tersebut.
2. Dokter memperoleh persentase dan biaya kamar rawat inap rumah sakit,
tempat pasiennya dir aw at.
3. Dokter umum menerima insentif dari doker spesialis,/konsultan yang telah
memeriksa./menangani pasien yang dirujuknya.
4. Dokter spesialis di rumah sakit memberikan imbalan kepada tenaga paramedik
yang jaga karena merujuk pasien " tidak berman" kepada dokter spesialis
tersebut, walaupun ia bukan dokterjaga.
5. Dokter spesialis memberikan imbalan kepada tenaga paramedik karena meng-
attr agar pasien-pasien di rumah sakit pendidikan diiadikan pasien pribadi
dokter spesialis tersebut di rumah sakit swasta.
6. Pasien meminta agar imbalanjasa dokter dinaikkan dan sisa antarajasa dokter
sebenarnya dan yang dicantumkan dibagi 50-50V0 antara dokter dan pasien.
7. Dokter memperoleh imbalan dari perusahaan farmasi yang mengikat dokter
untuk menggunakan produk perusahaan tersebut secara terus menerus.
8. Dokter melakukan tindakan medik (diagnostik dan/atau terapi) yang tidak
diperlukan (oaer imtestigation dan atau ouer treatmen).
9. Dokter menyuruh pasien berobat ulang atau berkunjung ke rumah pasien
berkali-kali tanpa indikasi yang jelas.
10. Dokter menjaring keuntungan melalui uji klinis.

Fedomqn lmbqlon lqrq Dohter


Ada yang rnenyarankan imbalan jasa untuk dokter disesuaikan dengan harga
bahan pokok makanan fteras). Untuk konsultasi pada dokter umum kira-kira
&l I lmbalan Jslq Dohter

seharga 10 kgberas rata=r&ta, sedangkan untuk dokter spesialic ceharga 20 kgberas


ruta-rata, Pada waktu ini banyak rumah eakit di Indonesia telah memiliki tarif
rumah sakit untuk satu kali kunjungan dokter, biaya peroalinan normal, biaya
operasi keeil, sedang dan besar, biaya pemeriksaan penunjang yang dioeouaikan
dengan kemampuan pasien. Ada dokter yangmenyediakan kotak di tempatpraktik-
nya, dan pasien dapat memasukkan imbalan jasa seberapa marnpu dan ikhlas
setelah diperiksa dokter, Namun, jumlah dokter seperti ini dapat dihiarng dengan
jari, Di.daerah-daerah terpeneil imbalan jaca dok-ter kadang kala diberik-an dalam
bentuk natura sebagai tanda terima kasih.
Imbalan jasa untuk dokter pada gario besarnya berpedoman pada:
1. Kemampuan pasien/keluarga: ini dapat dinilai dari latar belakang peke{aan
pacien/keluarga, rumah saklt dan kelas tempat paoien dirawat dan apakah
imbalan jasa ditanggung pribadi atau perusahaan tempat pasien/keluarga
bekerja, atau oleh asuranai,
2. Sifat pertolongan yang diberikan: pelayanan kedokteran spesialistik tentu
memerlukan alx-alat yang eanggih sehingga imbalan. dapat ditingkatkan.
Imbalan jasa diperingan ataa dibebaskan pada pertolongan pertama pada
keeelakaan. Imbalan jasa dapat pula ditambahjika dokter dipanggil k-e nrmah
pasien.
3, Waktu pelayanan kedokteran; pada hari libur atau malam hari imbalan jaca
dapat ditambah, Sebaliknya paoien yang dirawat terlalu lama di rumah'caklt,
imbalan jasa sewajarnya dikurangi.

Imbalan jaoa yang jauh melebihi nilai wajar ataulazim tidak cesuai dengan mar-
tabat dan jabatan dokter, meokipun imbalan jasa tersebut seeuai dengan kesepakat-
an pasien/keluarga dengan dokternya. Seberiarnya yang lebih baik dalam me.
melihara hubungan dokter dengan pasiennya ialah adanya pihak ketiga dalam
menentukan imbalan jasa untuk berbagai jenis tindakan dokter, misalnya asuransi
kesehatan, dan pimpinan rumah eakit.
Imbalan jaoa untuk dokter tidak diminta dari teman sejawat (termaeuk dokter
grgr) dan keluarga kandungrrya, mahaoiswa kedokteran/kedokteran gigi, bidan,
perawat dan siapa pgp yang dikehendakinya (mipalnya, apoteker, pemuka agama,
aaEana kesehatan masyarakal, dan cemua yang alaab dengan dokternya),

Pcnlctqrsn
1. Pedoman dasar imbalan jasa doker ada-lah sebagai berik-ut.
a, Imbalan jasa dokter disesuaikan dengan kemampuan pasien, Kemampuan
pasien dapat diketahui dengan bertanya langsung dengan mempertimbang-
kan kedudukan/mata peneariann dan kelas di rumah eakit tempat pasien-
dlravrat,
b, Dari segi medik, imbalan jasa dokter ditetapkan dengan mengrngat karya
dan tanggung jawab dokter,
e, Besarnya imbalan jasa dokter dikomunikasikan dengan jelas kepada paoien.
Khususnya untuk tindakan yang diduga memerlukan bi ayabanyah"beoarnya
imbalanjasa dapat dikemukakan kepada paoien sebelum tindakan dilakukan,
60 Etiho Kedohteron don Huhum Kesehoton

dengan mempertimbangkan keadaan pasien. Pemberitahuan ini harus


dilakukan secara bl1'aksana agar tidak-menimbulkan rasa cemas atau ke-
bingungan pasien.
d. Imbalan jasa dokter sifatnya tidak mutlak dan pada dasarnya tidak dapat
diseragamkan. Dalam pasal 53 Undang-undang no. 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran dinyatakan bahwa pasien dalam menerima pelayanan
praktik kedokteran mempunyai kewajiban memberi imbalan jasa atas pe-
layanan yang diterima.
Imtialan jasa dapat diperingan atau sama sekali dibebaskan, misalnya;
. Jika ternyata bahwa biaya pengobatan seluruhnya terlalu besar untuk
pasien.
'Kareha penl'ulit-penyulit yang tidak terduga,biaya pengobatan jauh di
luar perhitungan semula.
Keringanan biaya rumah sakit diserahkan kepada kebijaksanaan pengelola
rumah sakit.
e. Bagi pasien yang mengalami musitiah akibat kecelakaan, pertolongan
pertama lebih diutamakan dari pada imbalan jasa
Dalam hal ada ketidakserasian mengenai imbalan jasa dokter yang diajukan
kepada Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia akan mendeirgarkan
kedua belah pihak sebelum menetapkan keputusannya.
Irnbalan dokter spesialis lebih besar bukan saja didasarkan atas kelebihan
pengetahrran dan keterampilan spesialis, melainkan juga atas kewajiban z
keharusan spesialis menyediakan alat kedokteran khusus untuk menjalankan
tugas spesialisasinya.
h. Imbalan jasa dapat ditambah dengan biaya perjalanan jika dipanggil ke
rumah pasien.
Jasa yang diberikan pada malam hari atau waktu libur dinilai lebih tinggi
dari biaya konsultasi biasa. Imbalanjasa dokter disesuaikan dengan keadaan
sehingga ketentuan imbalan jasa ini dapat berubah.
Dalam hal tersebut, ikutilah perasaan kemanusiaan. Janganlah menuntut
imbalan jasa lebih besar daripada yang disanggupi pasien dan mencari ke-
untungan dari penderitaan orang lain. Seorang dokter yang menerima
imbalan jasa yang besarnya jauh melebihi nilai yang lazim adalah tidak
sesuai dengan martabat jabatan. Menerima yang berlebihJebih itu, sedikit
banyak mengurangi wibawa dan kebebasan bertindak dokter tersebut ter-
hadap pasien.
Lain halnya dan tidak bertentangan dengan etik kalair seorang pasien
sebagai kgnang-kenangan dan tanda terima kasih dengan ikhlas memberi-
kan sesuatu kepada doktemya.
Tidak dibenarkan memberikan sebagian dari imbalan jasa kepada teman
sejawatnya yang mengonsultasikan pasien (dichotony) atau komisi untuk
orang yang langsung atau pun tidak langsung menjadi perantara dalam
hubungannya dengan pasien. Misalnya pengusaha hotel, bidan, dan perawat
yang mencarikan pasien (calo)
8a/ I lmbolon loso Dohter 6l

k. Imbalan jasa dokter yang bertugas memelihara kesehatin para karyawan


atau peke{a suatu perusahaan, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
banyaknya karyawan dan keluarganya, frekuensi kunjungan kepada per-
usahaan tersebut, dan sebagainya. Dokter tidak mengunjungr perusahaan
secara berkala dan hanya menerima karyawan yang sakit di tempat praktik-
nya tidak jarang te{adi. Ada imbalan yang tetap besarnya tiap bulan, ada
yang menurut banyaknya konsultasi, atau kombinasi kedua cara tersebut.
l. Perkiraan imbalan jasa dokter ditentukan bersama oleh Kepala Kantor
Wilayah Departemen Kesehatan,/Dinas Kesehaian dan Ikatan Dokter
Indonesia setempat.
2. Hal-hal yang dilarang adalah sebagai berikut.
a. Menjual contoh obat ftee sample) yang diterima cuma-cuma dari perusaha-
an farmasi.
b. Menjuruskan pasien untuk membeli obat tertentu karena dokter yang
bersangkutan telah menerima komisi dari perusahaan farmasi tertentu.
c. Mengizinkan penggunaan narna dan profesi sebagai dokter untuk kegiatan
pelayanan kedokteran kepada orang yang tidak berhak. Misalnya, dengan
namanya melindungi balai pengobatan yang tidak memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
d. Melakukan tindakan kedokteran yang tidak perlu atau tanpa indikasi yang
jelas karena ingin menarik pembayaran yang lebih banyak.
e. Kunjungan ke rumah pasien atau kunjungan pasien ke kamar praktik
hendaknya seperlunya saja agar jangan menimbulkan kesan seolah-olah
dimaksudkan untuk memperbanyak imbalan jasa. Hal ini perlu diperhatikan,
terutama oleh dokter perusahaan yang dibayar menurut banyaknya kon-
sultasi.
f Melakukan usaha untuk menarik perhatian umum dengan maksud supaya
praktik lebih dikenal orang lain dan pendapatannya bertambah, misalnya
mempergunakan iklan atau mengizinkan orang lain mengumumkan narna-
nya atalu hasil pengobatannya dalam surat kabar atau media massa lain.
g. Meminta dahulu sebagian atau seluruh imbalanjasa perawatan/pengobatan,
misalnya pada waktu akan diadakan pembedahan ata:u pertolongan ob-
stetrik
h. Meminta tambahan honorarium untuk dokter spesialis bedah/kebidanan
dan penyakit kandungan, setelah diketahui kasus yang sedang ditangani
ternyata sulit; yaitu pasien yang bersangkutan berada pada situasi sulit.
i. Menjual nama dengan memasang papan praktik di suatu tempat padahal
dokter yang bersangkutan tidak pernah atau jarang datang ke tempat
tersebut, sedangkan yang menjalankan praktik sehari-harinya dokter lain
bahkan orang yang tidak mempunyai keahlian yang sama dengan dokter
yang namanya terbaca pada papan praktik.
j. Mengeksploitasi dokter lain dengan pembagian persentasi imbalan jasa
tidak adil.
k Merujuk pasien ke tempat sejawat kelompoknya, walaupun di dekat tempat
praktiknya ada sejawat lain yang mempunyai keahlian yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai