Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di Indonesia, industri kreatif merupakan sebuah konsep baru
yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan
ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor
produksi mulai diakui dan memiliki peran yang sangat strategis
dalam pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis. Istilah
ekonomi kreatif dan industri kreatif mulai banyak dibicarakan pada
masa saat ini, pentingnya ekonomi kreatif bagi masa depan
ekonomi Indonesia. Implementasi konsep ekonomi kreatif ke bentuk
pengembangan industri kreatif adalah solusi cerdas dalam
mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi dan
pengembangan bisnis di era persaingan global.
Perkembangan di bidang industri sebagai bagian dari usaha
pembangunan ekonomi jangka panjang untuk menciptakan struktur
perekonomian yang lebih kokoh dan seimbang. Pembangunan jangka
panjang selanjutnya menghadapi tantangan yang lebih kompleks,
membutuhkan kesiapan yang lebih tangguh dalam berkompetinsi disegala
bidang. Pengembangan struktur khususnya industri kecil yang
berkembang saat ini adalah kerajinan Tenun Songket. KerajinanTenun
ini merupakan produk unggulan di Pekanbaru.
Tenun merupakan hasil kerajinan berupa kain dari bahan yang
dibuat benang(kapas, sutra, dan sebagainya) dengan cara
memasukkan bahan secara melintang pada lusi. Kehadiran pengusaha
tenun melayu di Riau ini membawa dampak positif terhadap tenun
menyangkut produksi dan pemasaran, baik kedalam maupun keluar
daerah Pekanbaru ini. Selanjutnya bagi para wanita, yaitu ibu-ibu dan

1
gadis-gadis yang sudah tamat atau yang putus sekolah (drop out) tersedia
satu harta karun yang perlu diolah, dikembangkan, dan ditingkatkan
dalam jumlah dan mutu produksinya. Harta karun yang saya maksudkan
adalah tenun songket yang sudah dan sedang tumbuh dan berkembang
dari masa kemasa dan dari generasi kegenerasi. Oleh karena itu segala
warisan lama berupa kebudayaan daerah, perlu dikembangkan dan
disebar luaskan sehingga dapat dihayati oleh seluruh bangsa Indonesia,
agar dapat tercapai iklim dan lingkungan hidup yang baik dan mandiri.
Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya dituntut melakukan
suatu usaha untuk mendatangkan hasil dan pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Di dalam Islam, bekerja merupakan suatu kewajiban
kemanusiaan. Tidak ada jalan untuk mendapatkan pekerjaan dan
mendapatkan kekayaan (harta), kecuali dengan usaha dan bekerja. Jadi
tidak aneh jika agama Islam memerintahkan pemeluknya untuk
bekerja,dan memberi nilai bobot atas perintah kerja. Sepadan dengan
perintah shalat, shadaqah dan jihad dijalan Allah.
Di Pekanbaru terdapat beberapa usaha tenun melayu,antara lain
usaha yang dikembangkan Ibu Mursidah pada tahun 1969 di Jalan Kayu
Manis Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru yang benama “Tenun
Melayu Wan Fitri” . Tenun Melayu Wan Fitri merupakan usaha turun
temurun dari keluarga ibu Mursidah. Ketika masih kecil ibu Mursidah
sudah diperkenalkan menenun oleh neneknya.Ibu Mursidah menekuni
bidang pertenunan bukan hanya karena neneknya adalah seorang
pengrajin tenun, melainkan karena setiap anak perempuan di Bukit Batu
diwajibkan untuk bertenun.
Pada awalnya ibu Mursidah menenun untuk menjaga dan
melestarikan kebudayaan tenun melayu. Seiring berjalannya waktu ibu
Mursidah mulai memikirkan untuk mendirikan usaha tenun miliknya
sendiri. Awalnya usaha tenun milik ibu Mursidah hanya usaha tenun

2
rumah tangga yang belum memiliki nama, hingga pada tahun 1993 ibu
Mursidah memberikan nama “Tenun Wan Fitri” untuk usaha tenun
miliknya. Pemberian nama “Wan Fitri” ini berdasarkan nama dari anak
bungsu ibu Mursidah. Pemberian nama tenun Wan Fitri ini bertujuan agar
masyarakat dapat membedakan hasil tenun milik ibu Mursidah dari hasil
tenun milik orang lain.1
Proses produksi ibu Mursidah dibatasi oleh alat yang sederhana
serta kurangnya tenaga kerja dan jumlah alat yang terbatas. Alat
pembuatan tenun yang sangat sederhana merupakan hambatan utama ibu
Mursidah dalam menjalankan usaha tenunnya, dalam pembuatan satu
lembar kain ibu Mursidah membutuhkan waktu selama 10 sampai 15 hari
waktu pengerjaan. Hal inilah yang menyebabkan produk yang dihasilkan
oleh ibu Mursidah hanya berupa kain untuk bahan pakaian dan kain
samping dan dalam jumlah yang terbatas karena pengerjaan produk kain
yang cukup lama. Produk yang dihasilkan oleh ibu Mursidah hanya untuk
dijual kepada tetangga-tetangga sekitar rumahnya.
Berdasarkan observasi sementara penulis seiring berjalannya
waktu industry kerajinan tenun melayu Wan Fitri mengalami
peningkatan. Mulai dari hasil produksi yang semakin meningkat, peminat
akan tenunpun semakin meningkat. Industry tenun Wan Fitri ini juga
mengikuti beberapa acara besar untuk mempromosikan hasil produksi
tenun seperti mengikuti acara pameran seni, Expo, dan di berbagai acara
lainnya. Industry tenun Wan Fitri ini memiliki pengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Semakin meningkatnya
kebutuhan-kebutuhan rumah tangga, tingkat ekonomi keluarga juga
semakin meningkat. Melalui usaha tenun Wan Fitri ini membantu
meningkatkan pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.

1
Hasil observasi sementara penulis di Usaha Tenun Wan Fitri, tanggal 20 November 2019.

3
Perkembangan yang terjadi di industri kerajinan tenun melayu
Wan Fitri mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang dibutuh dalam
menyelesaikan pesanan- pesanan dari pelanggan. Sampai dengan tahun
2017 ada 42 orang yang bekerja di industri kerajinan tenun Melayu Wan
Fitri milik ibu Mursidah. Alat yang digunakan untuk menenun di usaha
tenun Wan Fitri ini memiliki 8 alat yang manual bukan berupa mesin,
karena untuk tetap menjaga hasil tenun yang semaksimal mungkin. Alat
ini ada dua bentuk, ada yang berukuran kecil dan besar.
Semakin majunya industri tenun membuat para pengerajin tenun
harus berani membuat terobosan baru dalam hal produk yang dihasilkan,
hal ini juga dilakukan oleh industri kerajinan tenun Melayu Wan Fitri.
Usaha tenun Wan Fitri ini telah memproduksi hasil tenun sampai ke
berbagai daerah terutama di dalam daerah Pekanbaru sendiri, dan sampai
ke luar Daerah Pekanbaru, seperti Siak, dan sampai ke luar Riau seprti
Sumatera Barat. Selain bahan kain yang menjadi produk utama dari
industri kerajinan tenun Melayu Wan Fitri, ibu Mursidah menambahkan
hasil produk-produk lainnya, seperti sulam tekat, talam tepung tawar,
kotak hantaran, tas, alas meja, dompet, kotak memo, sarung bantal,
hiasan dinding dan kipas. Dari fenomena dan latar belakang di atas saya
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Usaha
Tenun Wan Fitri Dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga
di Jalan Kayu Manis Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru”.

4
B. Penegasan Istilah
Guna menghindari kesalahpahaman pengertian judul ini sekaligus
untuk memberikan kesamaan pandangan dan pemikiran terhadap
penelitian ini. Yang perlu diberikan penegasan istilah adalah:
1. Pengaruh Tenun Wan Fitri
Pengaruh adalah daya tarik yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang/benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang. Maksudnya adalah pengaruh merupakan suatu
daya yang timbul dari sesuatu baik itu orang maupun benda, serta
segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa
yang ada disekitarnya.
Tenun adalah yaitu memintal bahan-bahan tertentu yang dapat
dibuat menjadi benang yang kemudian dibuat kain atau sarung
dengan menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu. Alat yang
digunakan untuk menenun kain secara umum adalah gedokan
dan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). (1) Alat yang masih sangat
tradisional adalah gedokan yang difungsikan secara tradisional.
Penggunaan alat gedokan ini dalam membuat kain akan
menghasilkan kain dengan lebar 55 cm, sehingga untuk membuat
kain sarung dengan panjang 110 cm dengan panjang dua meter
dibutuhkan lebih banyak bahan dan waktu penyelesaian satu
buah kain sarung adalah 3 – 4 bulan. (2) ATBM (Alat Tenun
Bukan Mesin) dengan menggunakan alat ini, dalam satu hari
bisa dihasilkan 3 -5meter kain dengan lebar 70, 90, dan 110 cm.

2. Kebutuhan Keluarga
Kebutuhan adalah kebutuhan pokok untuk bertahan hidup
termasuk makanan, pakaian dan tempat tinggal. Keinginan adalah cara

5
untuk mengekspresikan kebutuhan. Misalnya, makanan merupakan
kebutuhan dasar yang berkaitan dengan kelangsungan hidup.2

Keluarga adalah orang-orang yang memiliki ikatan sosial-


biologis melalui pernikahan, kelahiran atau adopsi, tidak hidup
bersama, dan menggunakan sumber daya secara bersama-sama
(kolektif) untuk mencapai tujuan bersama.3

C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala yang dikemukakan
diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di
identifikasikan sebagai berikut :

a. Masyarakat memanfaatkan skill atau kratifitas mereka untuk


menenun

b. Tenunan yang di produksi masih menggunakan alat tradisioanl.

c. Usaha Tenun Wan Fitri ini berpengaruh terhadap pemenuhan


kebutuhan ekonomi keluarga.

2. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari
topik yang di persoalkan. Maka peneliti tertarik dan
memfokuskan kepada proses industri yaitu Pengaruh Usaha
Tenun Wan Fitri Dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi
Keluarga di Jalan Kayu Manis Kelurahan Payung Sekaki Kota
Pekanbaru.
2
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,1990),hlm, 9
3
Shinta Doriza, Ekonomi Keluarga, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2015),hlm,3

6
3. Rumusan Masalah
Seberapa Besar Pengaruh Usaha Tenun Wan Fitri Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga di Jalan Kayu Manis
Kelurahan Payung Sekaki Kota Pekanbaru?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Adapun tujuan dan kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Usaha Tenun Wan Fitri
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga di Jalan Kayu
Manis Kelurahan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini
adalah:
a. Manfaat praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi
bahan masukan dan evaluasi, sehingga dapat meningkatkan
kualitas dalam pemberdayaan masyarakat setempat.
b. Manfaat Akademik, Penelitian ini berguna sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan skripsi dan mendapatkan gelar
Sarjana Sosial S1 di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Pekanbaru Riau pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagikan menjadi 6 (enam)
bab yang masing-masing bab terdiri dari berbagai sub pendukung.
Berikut ini penjelasan tentang masing-masing bab :

7
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini bersikan tentang latar belakang masalah,
penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang kajian teori, kajian
terdahulu, dan kerangka berpikir.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang jenis dan pendekatan
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data , validitas data,
dan teknik analisia data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang Kondisi Geografis dan
Demografis, Ekonomi, Pendidikan, Beragama, Adat
Istiadat dan Sosial Budaya, Struktur Organisasi
Pemerintah.
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang menggambarkan hasil
penelitian dan pembahasan.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan tentang Kesimpulan dan Saran-
saran, daftar pustaka dan lampiran.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
Didalam penjelasan yang ada di sub bab ini dimaksudkan untuk
menjelaskan konsep-konsep teori yang memang berhubungan dengan
permasalahan yang akan dibahas didalam penelitian ini, karena penelitian ini
memang difokuskan kepada Pengaruh Usaha Tenun Wan Fitri Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga di Jalan Kayu Manis Kelurahan
Payung Sekaki Kota Pekanbaru
1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari suatu (orang
atau benda) yang ikut membentuk watak atau kepercyaan.

Menurut Wiryanto pengaruh adalah tokoh formal dan informal


dimasyarakat yang memiliki ciri cosmopolitan, motivatif, kompeten dan
aksesibel dibandingkan dengan pihak yang dipengaruhi.

Sedangkan menurut M. Suyanto pengaruh adalah nilai kualitas suatu


iklan media tertentu.

Menurut Uwe Becker pengaruh adalah kemampuan yang terus


berkembang dan tidak terlalu terkait dengan usaha memperjuangkan dan
tidak memaksakan kepentingan.4

2. Usaha Tenun
a. Tenun
Tenun adalah yaitu memintal bahan-bahan tertentu yang dapat
dibuat menjadi benang yang kemudian dibuat kain atau sarung
dengan menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu.

4
Hafied, Cangara, Komunikasi Politik.(Jakarta:Raja Grafindo,2009), Hlm. 411.

9
b. Usaha Tenun Wan Fitri
Tenun Wan Fitri adalah sebuah usaha yang berpusat dirumah,
begitu juga usaha Tenun Wan Fitri merupakan usaha yang
memproduksi hasil tenunan menjadi barang jadi yang bernilai
ekonomi yang mampu memperluas lapangan pekerjaan dan
memberikan pelayanan ekonomi kepada masyarakat dan
berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga,
mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Tenun adalah yaitu memintal bahan-bahan tertentu yang dapat
dibuat menjadi benang yang kemudian dibuat kain atau sarung
dengan menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu. Tenun Melayu
Wan Fitri merupakan salah satu tempat usaha yang memproduksi
kain tenun yang ada di Pekanbaru yang pada awalnya beralamatkan
di Jl. Kayu Manis. Usaha tenun ini didirikan oleh ibu Mursidah pada
tahun 1969. Tenun Melayu Wan Fitri merupakan usaha turun
temurun dari keluarga ibu Mursidah. Ketika masih kecil ibu
Mursidah sudah diperkenalkan menenun oleh neneknya.Ibu
Mursidah menekuni bidang pertenunan bukan hanya karena
neneknya adalah seorang pengrajin tenun, melainkan karena setiap
anak perempuan di Bukit Batu diwajibkan untuk bertenun.
Pada awalnya ibu Mursidah menenun untuk menjaga dan
melestarikan kebudayaan tenun melayu. Seiring berjalannya waktu
ibu Mursidah mulai memikirkan untuk mendirikan usaha tenun
miliknya sendiri. Awalnya usaha tenun milik ibu Mursidah hanya
usaha tenun rumah tangga yang belum memiliki nama, hingga pada
tahun 1993 ibu Mursidah memberikan nama “Tenun Wan Fitri”
untuk usaha tenun miliknya. Pemberian nama “Wan Fitri” ini
berdasarkan nama dari anak bungsu ibu Mursidah. Pemberian nama

10
tenun Wan Fitri ini bertujuan agar masyarakat dapat membedakan
hasil tenun milik ibu Mursidah dari hasil tenun milik orang lain.
Usaha Tenun Wan Fitri ini berkembangan sejak tahun 1969 sampai
saat ini.
a) Alat Tenun Yang Digunakan
Pada awal memulai usaha tenunnya ibu Mursidah
menggunankan alat tenun yang biasa disebut alat tenun gedogan.
Ibu Mursidah membuat sendiri alat tenun gedogan ini dengan
meminta bantuan dari penukang dengan memberikan contoh
gambar alat tenun gedogan milik neneknya. Bahan dasar untuk
membuat alat tenun gedogan ini adalah kayu yang tidak sulit
mendapatkan di kota Pekanbaru, hanya saja ada bagian dari alat
tenun gedogan ini yang harus didatangkan dari luar kota. Bagian
dari alat tenun gedogan tersebut adalah sisir yang harus
didatangkan dari kota Bandung.
Pada tahun 1981 ibu Mursidah masih menggunakan alat
tenun tradisional yang biasa disebut gedogan. Namun pada tahun
1993 ibu Mursidah mendapatkan bantuan dari salah satu
perusahaan swasta yang berada di Riau yang bergerak dalam
bidang industri minyak terbesar di Riau yaitu Caltex berupa dua
alat tenun yang biasa disebut dengan alat tenun bukan mesin
(ATBM). Alat tenun bukan mesin (ATBM) merupakan
pengembangan dari alat tenun gedogan sehingga tidak jauh
berbeda dari alat tenun gedogan. Pada periode ketiga ini, alat
tenun bukan mesin (ATBM) yang digunakan memiliki dua
ukuran yang berbeda. Pertama alat tenun bukan mesin (ATBM)
berukuran besar yang dapat menghasilkan kain tenun berukuran
1,15 m x 2 m yang biasa digunakan untuk membuat kain Ma.

11
Kedua alat tenun bukan mesin (ATBM) berukuran kecil yang
dapat menghasilkan kain tenun berukuran 90 cm x 2 m.
b) Tenaga Kerja
Awal mulanya ibu Mursidah mendirikan usaha tenun
karena keinginannya mempertahankan budaya menenun, seiring
berjalannya waktu ibu Mursidah memilih untuk menjadikan
menenun sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kehidupan
sehari-hari. Pada saat ibu mursidah mendirikan usaha tenun ibu
Mursidah kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang terampil
dalam menenun, karena masalah tersebut akhirnya ibu Mursidah
menjalankan usahanya dengan dibantu oleh kedua orang
putrinya, ibu Mursidah menenun sambil memberikan pelatihan
kepada kedua putrinya untuk menggunakan alat tenun miliknya.
Pada tahun 1992 ibu Mursidah mulai melatih 2 orang
pekerja yang berada di daerah tempat ibu Mursidah tinggal. Dari
sinilah jumlah tenaga kerja di industri kerajinan tenun melayu
Wan Fitri terus bertambah hingga pada akhir periode kedua ini
tepatnya pada tahun 2006 total jumlah tenaga kerjanya adalah 20
orang. Perkembangan yang terjadi di industri kerajinan tenun
melayu Wan Fitri mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang
dibutuh dalam menyelesaikan pesanan- pesanan dari pelanggan.
Sampai dengan tahun 2017 ada 42 orang yang bekerja di industri
kerajinan tenun Melayu Wan Fitri milik ibu Mursidah.
c) Produk yang Dihasilkan
Pada awal pariode pertama ini, proses produksi ibu
Mursidah dibatasi oleh alat yang sederhana serta kurangnya
tenaga kerja dan jumlah alat yang terbatas. Alat pembuatan tenun
yang sangat sederhana merupakan hambatan utama ibu Mursidah
dalam menjalankan usaha tenunnya, dalam pembuatan satu

12
lembar kain ibu Mursidah membutuhkan waktu selama 10
sampai 15 hari waktu pengerjaan. Hal inilah yang menyebabkan
produk yang dihasilkan oleh ibu Mursidah hanya berupa kain
untuk bahan pakaian dan kain samping dan dalam jumlah yang
terbatas karena pengerjaan produk kain yang cukup lama. Produk
yang dihasilkan oleh ibu Mursidah hanya untuk dijual kepada
tetangga-tetangga sekitar rumahnya.
Dengan bertambahnya jumlah alat yang digunakan dan
tenaga kerja maka produk yang dihasilkan juga banyak. Hal ini
menyebabkan ibu Mursidah memutuskan untuk menambah jenis
produk, seperti baju pengantin, selendang, tabir pengantin,
tanjak, bahan baju dan kain sarung. Semakin majunya industri
tenun membuat para pengerajin tenun harus berani membuat
terobosan baru dalam hal produk yang dihasilkan, hal ini juga
dilakukan oleh industri kerajinan tenun Melayu Wan Fitri. Selain
bahan kain yang menjadi produk utama dari industri kerajinan
tenun Melayu Wan Fitri, ibu Mursidah menambahkan hasil
produk-produk lainnya, seperti sulam tekat, talam tepung tawar,
kotak hantaran, tas, alas meja, dompet, kotak memo, sarung
bantal, hiasan dinding dan kipas.
3. Kebutuhan Ekonomi Keluarga
a. Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan adalah kebutuhan pokok untuk bertahan hidup
termasuk makanan, pakaian dan tempat tinggal. Keinginan adalah
cara untuk mengekspresikan kebutuhan. Misalnya, makanan

13
merupakan kebutuhan dasar yang berkaitan dengan kelangsungan
hidup.5
Menurut Murray, kebutuhan adalah sebuah konstruk yang
menunjukkan “sebuah dorongan dalam wilayah otak” yang
mengatur berbagai proses seperti persepsi, pikiran, dan tindakan
dengan maksud untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak
memuaskan. Sebuah kebutuhan dapat diakibatkan oleh proses
internal namun lebih dari sepuluh distimulasi oleh factor
lingkungan. Secara umum, sebuah kebutuhan disertai oleh perasaan
tertentu atau emosi dan ia memiliki sebuah cara khusus
mengekspresikan dirinya dalam mencapai resolusi.
Gardner Murphy menggambarkan kebutuhan itu diatas empat
kategori, yang terdiri dari
1) Kebutuhan dasar yang berkaitan bagian -bagian penting
tubuh misalnya kebutuhan untuk makan, minum, udara dan
sejenisnya.
2) Kebutuhan akan kegiatan, meliputi kebutuhan “untuk tetap
bergerak”
3) Kebutuhan sensori meliputi kebutuhan untuk warna, suara
ritme, kebutuhan yang berorientasi terhadap lingkungan
dan sejenisnya.
4) Kebutuhan untuk menolak sesuatu yang tidak
mengenakkan, seperti rasa sakit, ancaman dan sejenisnya.

Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak harus


terpenuhi oleh manusia untuk bertahan hidup. Kebutuhan tersebut
terdiri dari pemenuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan

5
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,1990),hlm, 9

14
cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur,
aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual,
kebutuhan kedua adalah Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
yang dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan
psikologis.

b. Ekonomi Keluarga
Ekonomi keluarga merupakan salah satu unit kajian ekonomi
pada unit paling kecil (keluarga) dari sistem ekonomi yang lebih
besar, semisal perusahaan dan negara. Kajian ekonomi keluarga
membahas tentang bagaimana keluarga menghadapi masalah
kelangkaan sumber daya untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan akan barang dan jasa, sehingga keluarga dituntut untuk
mampu menentukan pilihan berbagai macam kegiatan (atas
pekerjaan) guna mencapai tujuan.6
Ekonomi berarti urusan keuangan rumah tangga (orgaisasi,
negara) di masyarakat, istilah ekonomi biasanya berhubungan
dengan permasalahan kaya dan miskin, keluarga berarti ibu, bapak,
dan anak-anaknya satuan kekerabatan yang mendasar dalam
masyarakat
Status sosial ekonomi keluarga ini pada setiap lingkungan
masyarakat sengaja atau tidak sengaja terbentuk dengan sendirinya
dalam konteks ini Soekanto mengutip keterangan Ari Toleles yang
mengemukakan bahwa didalam tiap-tiap negara terdapat tiga
unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat, dan

6
Ibid,hlm 1

15
mereka yang ada ditengah-tenganya.7 Aspek-aspek Dalam
Ekonomi Keluarga

a. Ekonomi Keluarga Mampu


Suatu kenyataan yang tidak bisa disangkal lagi bahwa
ekonomi merupakan faktor yang menentukan prilaku seseorang
didalam masyarakat dan juga lingkungannya. Didalam
masyarakat terdapat kelas-kelas ekonomi yang dapat dikatakan
ekonomi keluarga yang lainnya.
b. Ekonomi Keluarga Sedang
Golongan ini dapat hidup ditengah-tengah masyarakat yang
bermacam-macam, didalam golongan ini seseorang tidak
berlebihan dalam membelanjakan hartanya juga tidak kekurangan
didalam mencukupi kebutuhan keluarganya.
c. Ekonomi Keluarga Tidak Mampu
Ekonomi keluarga tidak mampu (miskin) biasanya status ini
kebanyakan berasal dari pedesaan dan juga dari daerah
pemukiman masyarakat yang tertinggal. Akibat dari kemiskian
sangat berdampak pada kehidupan manusia, terutama pada
pendidikan.
Kajian ekonomi keluarga akan membahas tentang
kebutuhan dan keinginan keluarga. Kebutuhan adalah kebutuhan
pokok untuk bertahan hidup termasuk makanan, pakaian dan
tempat tinggal. Keinginan adalah cara untuk mengekspresikan
kebutuhan. Misalnya, makanan merupakan kebutuhan dasar yang
berkaitan dengan kelangsungan hidup.8

7
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,1990),cet ke 4,hlm,251
8
Ibid,hlm 9

16
B. Kajian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis juga melakukan penelusuran terhadap
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis
teliti, di antaranya adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Suriani dalam skripsinya yang berjudul
“Efektivitas Usaha Tenun Songket Melayu Riau Dilihat Dari Perspektif
Ekonomi Islam” pada tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada
pengusaha Tenun Songket Melayu Winda di Jalan Inpress Kelurahan
Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru. Penulis tertarik
meneliti usaha ini karena untuk mengetahui: apa saja model-model
usaha Tenun Songket Melayu Winda di Jalan Inpress Kelurahan
Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru, bagaimana
efektifitas usaha Tenun Songket Melayu Winda di Jalan Inpress
Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru,
bagaimana efektifitas usaha Tenun Songket Melayu Winda di Jalan
Inpress Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru di
tinjau menurut ekonomi Islam.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmayulis mahasiswa Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Tahun 2017 dengan Judul : “ Pengaruh Home
Industry Tenun Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Bukit Batu
Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis “.
Dari penelitian diatas, Penelitian yang akan saya lakukan lebih di fokus
kepada bagaimana ”Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga di Jalan Kayu
Manis Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru”.
C. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu
konsep secara singkat, jelas, dan tegas. Definisi konsep bertujuan untuk

17
merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan
menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari
salah pengertian yang dapat menghamburkan tujuan penelitian.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan definisi
konsep. Perumusan operasional ditujukan dalam upaya transformasi
konsep dalam dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat
diobservasi. Operasional konsep berarti menjadikan konsep yang semula
bersifat statis menjadi dinamis.
1. Variabel bebas (X) Pengaruh Usaha Tenun Wan Fitri
Usaha tenun Wan Fitri adalah sebuah usaha yang berpusat
dirumah, begitu juga usaha Tenun Wan Fitri merupakan usaha yang
memproduksi hasil tenunan menjadi barang jadi yang bernilai
ekonomi yang mampu memperluas lapangan pekerjaan dan
memberikan pelayanan ekonomi kepada masyarakat dan berpengaruh
dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, mengurangi
angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan indikator antara lain :
1. Membuka Lapangan Kerja.
2. Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk setempat
3. Meningkatkan Produksi Tenun.
4. Mengurangi angka pengangguran
5. Membantu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.

2. Variable Y Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga


Kebutuhan adalah kebutuhan pokok untuk bertahan hidup
termasuk makanan, pakaian dan tempat tinggal. Keinginan adalah cara
untuk mengekspresikan kebutuhan. terpenuhinya kebutuhan primer
dan sekunder, meliputi kebutuhan sandang, pangan, dan papan,

18
tabungan, dan meningkatkan SDM Misalnya, makanan merupakan
kebutuhan dasar yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dan
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan indicator antara lain :
a. Tercukupinya kebutuhan sandang, pangan, papan
b. Peningkatan tabungan
c. Meningkatkan daya beli
d. Terpenuhinya biaya pendidikan
e. Meningkatkan sumber daya manusia

19
Skema
Operasional Variabel

dd X
Variabel

Pengaruh Usaha Tenun Wan Fitri

1. Membuka Lapangan Kerja.


2. Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk setempat
3. Meningkatkan Produksi Tenun.
4. Mengurangi angka pengangguran
5. Membantu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.

Variabel Y

Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga

a. Tercukupinya kebutuhan sandang, pangan, papan


b. Peningkatan tabungan
c. Meningkatkan daya beli
d. Terpenuhinya biaya pendidikan
e. Meningkatkan sumber daya manusia

20
A. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya
masih sementara atau lemah kebenarannya dalam menerangkan fakta-fakta
atau kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk langkah
selanjutnya.

Kaidah pengujian signifikansi :


Ha : Adanya pengaruh yang signifikan antara Usaha Tenun Wan Fitri
terhadap Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga di Jalan Kayu
Manis Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.
Ho : Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara Usaha Tenun Wan Fitri
terhadap Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga di Jalan Kayu
Manis Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.
a. Jika r hitung ≥ r tabel, Maka Ho ditolak artinya signifikan
b. Jika r hitung ≥ r tabel, Maka Ho diterima artinya tidak signifikan
dengan taraf signifikan : α = 5% atau 0,05.

21
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskiptif, dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Lehmann
penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang
yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta dan sifat populasi tertentu , atau mencoba
menggambarkan fenomena secara detail.9
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang dilakukan di Jalan Kayu Manis
Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Waktu mengadakan
penelitian ini dilakukan sampai dengan selesainya penelitian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan objek penelitian. Adapun yang
menjadi populasi pada penelitian ini adalah karyawan yang bekerja
pada Usaha Tenun Wan Fitri yang berjumlah 42 orang.
2. Sampel
Menurut Arikunto sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karateristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel
menurutnya apabila subjek dalam penelitian kurang dari 100
populasi maka diambil secara keseluruhan sehingga penelitiannya

9
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: PT Fajar
Interpratama,2014), 62.

22
merupakan penelitian populasi10. Maka sampel pada penelitian ini
berjumlah 42 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
sebuah penelitian, observasi menjadi bagian hal terpenting
yang harus dilakukan oleh peneliti. Sebab dengan observasi
keadaan subjek maupun objek penelitian dapat dilihat langsung
oleh seorang peneliti. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan
seharian manusia dengan mengggunakan panca indra mata sebagai
alat bantu utama, selain panca indra lainnya seperti telinga,
penciuman, mulut, kulit. Observasi dalam penelitian ini yaitu
mengamati secara langsung fenomena yang terjadi pada
masyarakat.11
2) Kuesioner (Angket)
Angket atau kuesioner adalah usaha mengumpulkan
informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis
untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Yang mengarahkan
kepada permasalahan, tujuan, dan hipotesis penelitian. Adapun
skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rating Scale ini
digunakan untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur
persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala
kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.
Rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden
menjawab senang atau tidak, setuju atau tidak setuju, pernah atau
tidak perna adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model
rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari

10
Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2005), 17.
11
Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,1997), 97

23
jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu, rating
scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja
tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena
lainnya, seperti skala kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.
Yang penting dalam pengukuran rating scale adalah harus dapat
mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban
pada setiap item instrumen. Orang tertentu memilh jawaban angka
2 oleh orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang
lain yag juga memilih jawaban dengan angka 2.12 Dengan pilihan
jawaban sebagai berikut :
a. Untuk Jawaban (A) diberi skor 5
b. Untuk Jawaban (B) diberi skor 4
c. Untuk Jawaban (C) diberi skor 3
d. Untuk Jawaban (D) diberi skor 2
e. Untuk Jawaban (E) diberi skor 1
3) Dokumentasi
Menurut Arikunto dokumentasi adalah mencari dan
menentukan data mengenail hal-hal yang berupa foto, catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda, dan
sebagainya. Dokumnetasi dalam penelitian ini diperoleh dari
literatur atau arsip-arsip yang berupa gambaran umum lokasi
penelitian seperti profil dan lain sebagainya.
E. Uji Validitas Dan Realibilitas
1. Uji Validitas Data
Uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu
instrument dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas

12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung, Alfabeta,2017,
Hlm,97

24
diperoleh dengan cara mengkorelasikan setiap skor indicator
dengan total skor indicator variable.
Kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada
taraf signifikan 0,05.13 Pengukuran dikatakan valid jika mengukur
tujuannya dengan nyata dan benar. Berikut ini adalah criteria
pengujian tujuannya :
a. Jika r hitung≥ r tabel ( uji 2 sisi dengan sig. 0,05 ) maka
instrument atau item – item pertayaan berkorelasi signifikan
terhadap skor total ( dinyatakan valid ).
b. Jika r hitung≥ r tabel( uji 2 sisi dengan sig. 0,05 ) maka
instrument atau item – item pertayaan tidak berkorelasi
signifikan terhadap skor total ( dinyatakan tidak valid ).14
2. Uji Realibilitas
Uji realibilitas adalah untuk mengetahui konsisten alat
ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalka
dan tetap konsisten jika pengukur tersebut diulang. Untuk itu
uji realibilitas digunakan teknik alpha cronbach, dimana suatu
instrument dapat dikatan handal ( reliable ) bila memiliki
koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih.
3. Teknik analisis data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan uji statistic koefisien korelasi dengan menggunakan
beberapa cara sebagai berikut :
1. Analisis regresi linear sederhana

13
Riduan Sunnart, Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan Sosial, Ekonomi,
Komunikasi, dan Bisnis, Bandung. Alfabeta. 2013. Hlm. 348
14
Ibid. Hlm. 41

25
Analisis ini digunakan untuk menganalisis data penelitian
mengenai Pengaruh Usaha Tenun Wan Fitri Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Ekonomi Keluarga.
2. Persamaan regresi linear
Bentuk persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut :
Y + a + bX
Keterangan :
Y : variable tidak bebas atau variable terikat
X : variable bebas
a : nilai intercept konstan atau harga Y bila X = 0
b : koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan
variable independen yang didasarkan pada variable independen.
Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.
3. Koefisien korelasi
Metode analisis korelasi product moment yaitu korelasi yang
berguna untuk menentukan suatu besaran yang kuat pengaruh suatu
variable dengan variable lain. Teknik analisa data yang digunakan
penulis dalam penulisan ini adalah deskriptif kuantitatif menjelaskan
permasalahan yang diteliti dengan bentuk angka-angka dengan
menggunakan SPSS 23.
Tabel 3.1
Interpretasi koefisien korelasi nilai r
Interval koefisien Keterangan
0,90 – 1,00 Sangat kuat
0,70 – 0,90 Kuat
0,40 – 0,70 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah

26
DAFTAR PUSTAKA

Hasil observasi sementara penulis di Usaha Tenun Wan Fitri, tanggal 20


November 2019.

Soejono Soekanto, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja


Grafindo Persada.
Shinta Doriza, 2015, Ekonomi Keluarga, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Hafied, Cangara, 2009, Komunikasi Politik, Jakarta : Raja Grafindo.

Muri Yusuf, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Gabungan,


Jakarta : PT Fajar Interpratama.

Arikunto, 2005, Prosedur Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT Rineka


Cipta.

Saifudin Azwar, 1997, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung,


Alfabeta,2017.
Riduan Sunnart, 2013, Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan
Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, Bandung. Alfabeta.

27

Anda mungkin juga menyukai