Anda di halaman 1dari 35

HANDOUT BAHAN AJAR

TEKNIK PEMESINAN BUBUT


KELAS XII/II

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD ALVARITSI 5315160546

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL


TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019

1
PRAKATA

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi


mengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh, proses pencapaiannya melalui
pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirancang sebagai kesatuan yang
saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut Sesuai dengan konsep
kurikulum 2013 buku ini disusun mengacau pada pembelajaran scientific
approach, sehinggah setiap pengetahuan yang diajarkan, pengetahuannya harus
dilanjutkan sampai siswa dapat membuat dan trampil dalam menyajikan
pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak bersikap sebagai mahluk
yang mensyukuri anugerah Tuhan akan alam semesta yang dikaruniakan
kepadanya melalui kehidupan yang mereka hadapi. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan siswa dengan buku teks bahan ajar ini pada hanyalah usaha minimal
yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan,
sedangkan usaha maksimalnya siswa harus menggali informasi yang lebih luas
melalui kerja kelompok, diskusi dan menyunting informasi dari sumber sumber lain
yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Sesuai dengan pendekatan
kurikulum 2013, siswa diminta untuk menggali dan mencari atau menemukan
suatu konsep dari sumber sumber yang pengetahuan yang sedang dipelajarinya,
Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaiakan daya serap
siswa dengan ketersediaan kegiatan pembelajaran pada buku ini. Guru dapat
memperkaya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan kegiatan lain yang sesuai dan
relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam sekitarnya Sebagai edisi
pertama, buku teks bahan ajar ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan
dan penyempurnaannya, untuk itu kami mengundang para pembaca dapat
memberikan saran dan kritik serta masukannya untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas konstribusi tersebut, kami ucapkan
banyak terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan hal yang terbaik
bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi emas
dimasa mendatang.

Jakarta Juli 2019


Penyusun,

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PRAKARTA ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 5


A. Deskripsi .................................................................................................... 5
B. Prasyarat .................................................................................................... 6
C. Petunjuk Penggunaan ............................................................................... 6
D. Petunjuk Penggunaan Buku ...................................................................... 6
E. Tujuan Akhir................................................................................................ 7
F. Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti ..................................................... 8

BAB II ULIR CACING ....................................................................................... 9


A. Pendahuluan............................................................................................... 9
B. Aplikasi Roda Gigi Cacing ....................................................................... 10
C. Istilah-istilah Pada Roda Gigi Cacing ....................................................... 11
D. Efisiensi Roda Gigi Cacing ....................................................................... 13
E. Gaya-gaya Pada Roda Gigi Cacing .......................................................... 13
F. Perencanaan Roda Gigi Cacing ................................................................ 15
G. Proses Membubut Ulir Cacing .................................................................. 21
H. Ringkasan................................................................................................. 22
I. Latihan ..................................................................................................... 22

BAB III FACE PLATE ...................................................................................... 23


A. Pengertian ............................................................................................... 23
B. Proses Pembubutan Face Plate ............................................................... 24
C. Ringkasan................................................................................................. 25
D. Latihan ...................................................................................................... 25

3
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 26
LAMPIRAN ..................................................................................................... 27

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pasangan Gigi Cacing ............................................................... 10


Gambar 2.2 Worm Gear Mekanisme Power Ster .......................................... 10
Gambar 2.3 Worm Gear Dongkrak Mekanik ................................................. 11
Gambar 2.4 Cacing Dan Roda Gigi Cacing ................................................. 11
Gambar 2.5 Gaya-gaya Pada Roda Gigi Cacing .......................................... 14
Gambar 2.6 Profil Roda Gigi Cacing ............................................................. 15
Gambar 3.1 Face Plate ................................................................................. 23

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetens siswa dari sisi


pengetahuan, ketrampilan serta sikap secara utuh. Tuntutan proses
pencapaiannya melalui pembelajaran pada sejumlah mata pelajaran yang
dirangkai sebagai satukesatuan yang saling mendukung dalam mencapai
kompetensi tersebut. Buku teks bahan ajar ini berjudul “Teknik Pemesinan
Bubut ” berisi empat bagian utama yaitu: pendahuluan, pembelajaran, evaluasi,
dan penutup yang materinya membahas sejumlah kompetensi yang diperlukan
untuk SMK Program Keahlian Teknik Mesin pada Paket Keahlian Teknik
Pemesinan yang pada kelas XII semester 6.Materi dalam buku teks bahan ajar
ini meliputi, Bubut ulir cacing, Pembubutan menggunakan kacamata jalan/tetap,
membubut menggunakan face plate, Membubut benda rakitan. Buku Teks
Bahan Ajar ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapai sejumlah kompetensi yang diharapkan dalam dituangkan
dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.sesuai deng pendekatan scientific
approach yang dipergunakan dalam kurikulum 2013, siswa diminta untuk
memberanikan dalam mecari dan menggali kompetensi yang ada dala
kehidupan dan sumber yang terbentang disekitar kita, dan dalam
pembelajarannya peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan
menyesuaikan daya serap siswa dalam mempelajari buku ini. Maka dari itu,
guru diusahakan untuk memperkaya dengan mengkreasi mata pembelajaran
dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan bersumberdari
alam sekitar kita.
Penyusunan Buku Teks Bahan Ajar ini dibawah kordinasi Direktorat
Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, yang akan
dipergunakan dalam tahap awal penerepan kurikulum 2013. Buku Teks Bahan
Ajar ini merupakan dokumen sumber belajar yang senantiasa dapat diperbaiki,
diperbaharui dan dimutahirkan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan
zaman. Maka dari itu, kritik dan saran serta masukan dari berbagai pihak
diharapkan dapat meningkatkan dan menyempurnakan kualitas isi maupun
mutu buku ini

5
B. Prasyarat
Prasyarat untuk dapat mempelajari materi ini, siswa sebelumnya harus
mengausai materi diantaranya:
1. Kesehatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L)
2. Teknik gambar mesin
3. Teknik pengukuran
4. Teknik penanganan material
5. Teknik penggunaan perkakas tangan

C. Petunjuk Penggunaan
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan buku teks bahan
ajar ini, siswa perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu :

1. Langkah-langkah belajar yang ditempuh


a. Menyiapkan semua bukti penguasaan kemampuan awal yang diperlukan
sebagai persyaratan untuk mempelajari modul ini.
b. Mengikuti test kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari
buku teks bahan ajar ini
c. Mempelajari modul ini secara teliti dan seksama

2. Perlengkapan yang perlu disiapkan


a. Buku/modul Teknik Pemesinan Bubut
b. Pakaian untuk melaksanakan kegiatan praktik
c. Alat-alat ukur dan alat pemeriksaan benda kerja
d. Lembar kerja/ Job Sheet
e. Bahan/ material lain yang diperlukan f. Buku sumber/ referensi yang
relevan
g. Buku catatan harian
h. Alat tulis dan,
i. Perlengkapan lainnya yang diperlukan

D. Petunjuk Penggunaan Buku

Bacalah dan pahami isi buku ini untuk memudahkan proses kegiatan belajar.

1. Bagi Fasilitator/Guru
 Pastikan bahwa peserta didik yang akan mempelajari bahan ajar ini telah
mempelajari bahan-bahan ajar prasyarat secara tuntas.
 Bantulah peserta didik dalam mempelajari bahan ajar ini agar pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
 Identifikasi dan analisislah sarana-prasarana kegiatan belajar yang ada
disekolah serta dunia teknik bangunan untuk mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran.

6
 Berikan motivasi, bimbingan, dan pendampingan agar gairah belajar peserta
didik dapat meningkat.

2. Bagi Peserta Didik


Bacalah dengan cermat rumusan tujuan akhir dari kegiatan belajar ini. Tujuan
tersebut memuat kinerja yang diharapkan, kriteria keberhasilan, dan kondisi yang
diberikan dalam rangka membentuk kompetensi kerja yang akan dicapai melalui
bahan ajar ini.
 Bacalah dengan cermat materi setiap kegiatan belajar. Kerjakan tugas dan
jawablah pertanyaan tes. Lakukan kegiatan ini sampai peserta didik
menguasai hasil belajar yang diharapkan dengan tuntas.
 Jika dalam proses memahami materi ini peserta didik mendapatkan kesulitan,
diskusikan dengan teman-teman peserta didik atau konsultasikan dengan
fasilitator.
 Setelah peserta didik menuntaskan semua kegiatan belajar dalam bahan ajar
ini, pelajarilah bahan ajar selanjutnya.
 Peserta didik tidak dibenarkan melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya
apabila belum menguasai benar materi pada kegiatan belajar sebelumnya.

E. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari buku teks bahan ajar ini peserta diklat diharapkan
dapat:
1. Mengidentifikasi mesin bubut sesuai SOP
2. Menggunakan/menggoperasikan mesin bubut standar sesuai SOP
3. Mengidentifikasi alat potong mesin bubut
4. Menggunakan alat potong mesin bubut untuk berbagai jenis pekerjaan
5. Menerapkan parameter pemotongan mesin bubut
6. Menggunakan parameter pemotongan mesin bubut untuk berbagai jenis
pekerjaan
7. Menerapkan K3 L dalam proses pembubutan
8. Menerapkan teknik pemesinan bubut Menggunakan teknik pemesinan bubut
untuk berbagai jenis pekerjaan

7
F. Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti

Kelompok : Teknik Pemesinan


Mata Pelajaran : Pemesinan Bubut
Kelas : XII

Kompetensi Dasar Kompetensi Inti

3.16 Menerapkan prosedur teknik 4.16 Membuat ulir cacing


pembuatan ulir cacing
3.17 Menganalisis pembuatan 4.17 Menentukan pembuatan benda
benda kerja yang tak teratur yang kerja yang tak teratur menggunakan
dibubut menggunakan face plate
face plate
3.18 Menganalisis pembubutan 4.18 Menentukan pembuatan benda
benda kerja yang panjang kerja yang panjang
menggunakan kacamata menggunakan kacamata
jalan/tetap jalan/tetap
3.19 Menerapkan prosedur Teknik 4.19 Membuat benda kerja rakitan
pembuatan benda kerja yang komplek dengan
rakitan, dengan menggunakan berbagai cara
menggunakan berbagai cara sesuai dengan prosedur.

8
BAB II
ULIR CACING

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, dengan melalui mengamati, menanya,


pengumpulan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik dapat:
a. Menjelaskan pengertian dan Teknik prosedur pembuatannya
b. Menyebutkan bagian-bagian ulir cacing
c. Menjelaskan fungsi ulir caccing
d. menerapkan prosedur pembutan ulir cacing

A. Pengertian
Roda gigi cacing ialah suatu elemen transmisi yang dapat meneruskan daya
dan putaran pada poros yang bersilang. Roda gigi cacing mempunyai gigi yang
dipotong menyudut seperti pada roda gigi helik dan dipasangkan dengan ulir yang
dinamakan ulir cacing. Penggunaan roda gigi ini biasanya untuk mereduksi
kecepatan, roda gigi ini dalam operasionalnya akan “mengunci sendiri” sehingga
tidak dapat diputar pada arah yang berlawanan. Keuntungan dari roda gigi ini
adalah dengan memberikan input minimal dapat dihasilkan output dengan
kekuatan maksimal. Roda gigi ini biasanya digunakan untuk kecepatan-kecepatan
tinggi dengan kemampuan mereduksi kecepatan yang maksimal. Pasangan roda
gigi cacing terdiri dari seuah poros yang mempunyai ulir luar dan sebuah roda
cacing yang berkait dengan poros cacing tersebut. Perbandingan transmisi roda
gigi cacing dapat dibuat hingga perbandingan reduksi 1 : 100 dan cara kerjanya
halus atau hampir tanpa bunyi. Namun pada umumnya transmisi tidak dapat
dibalik untuk menaikkan putaran, yakni pada roda cacing ke cacing. Adapun
kekurangan dari transmisi roda gigi cacing adalah memiliki efisiensi mekanis (η)
yang rendah, terutama jika sudut kisarnya (γ) kecil. Dalam kerjanya, cacing dan
roda cacing terjadi gesekan yang cukup besar sehingga dapat menimbulkan
banyak panas, oleh sebab itu kapasitas transmisi roda gigi sering dibatasi jumlah
panas yang timbul.

9
Gambar 2.1 Pasangan roda gigi cacing

Antara cacing dan rodanya terjadi gesekan besar, sehingga menimbulkan banyak
panas. Itulah sebabnya mengapa kapasitas transmisi roda gigi cacing sering
dibatasi oleh jumlah panas yang timbul. Dalam praktek, roda gigi cacing sering
menggunakan permukaan cacing dari baja paduan dengan pengerasan kulit dan
roda cacing dari perunggu. Permukaan gigi harus difinish dengan baik, dan
pelumasan harus sesuai serta dijaga kelangsungannya. Konstruksi rumah dan
poros serta pemasangannya harus kokoh untuk menghindari lenturan dan
pergeseran aksial poros cacing.

B. Aplikasi roda gigi cacing


Pada umumnya roda gigi cacing digunakan untuk menghasilkan
perbandingan reduksi yang besar, sehingga dapat menghasilkan putaran yang
rendah namun mendapatkan torsi yang tinggi. Penggunaan roda gigi cacing antara
lain:

Gambar 2.2 Worm gear untuk mekanisme power stearing pada mobil

10
Gambar 2.3 Worm gear pada dongkrak mekanik

C. Istilah-istilah pada roda gigi cacing

Gambar 2.4 Cacing dan roda gigi cacing

11
1. Axial pitch (pa); disebut juga sebagai linear pitch, yaitu jarak aksial antara
puncak ke puncak ulir gigi cacing. Sedangkan untuk roda gigi cacing disebut
dengan circular pitch (pc).
2. Lead (l) adalah jarak lurus yang melalui titik putar ulir dalam satu putaran. Untuk
ulir single, lead sama dengan axial pitch, sedangkan untuk ulir putaran banyak
(multiple), lead adalah hasil perkalian antara axial pitch dan jumlah putaran.
l = pa . n n = jumlah putaran

3. Sudut lead (γ), adalah sudut antara ulir helix dan sumbu cacing.

4. Sudut tekan gigi, untuk roda gigi cacing sudut tekan umumnya diambil
berdasarkan sudut lead.

5. Pitch normal, adalah jarak tegak lurus antara dua ulir gigi cacing.

pn pa cos γ maka n cos γ

6. Sudut helix (αW), adalah sudut yang dibentuk antara ulir helix dengan sumbu
cacing. αW + γ = 90o

12
7. Rasio kecepatan (vR); adalah perbandingan antara jumlah gigi cacing
dengan jumlah gigi roda gigi cacing.
z
vR W
z

D. Efisiensi roda gigi cacing

Efisiensi roda gigi cacing didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja


roda gigi cacing dengan kerja cacing.

η tan γ cosφ μ
tan γ cosφ
tan γ μ

Dimana; φ = sudut tekan normal

γ = sudut lead

μ = koefisien gesek

Efisiensi akan maksimum jika; tan γ 1 μ2 μ

Untuk menghitung efisiensi bisa dilakukan juga dengan mengasumsikan


sebagai ulir segiempat, maka diperoleh pendekatan:

tan γ 1 μ tan
γ 1 μ tan γ tan γ

η 1 μ tan tan γ φ1
tan γ μ γ

φ1= sudut gesek, yang mana tan φ1 = μ

E. Gaya-gaya pada roda gigi cacing

Pada saat ulir cacing meneruskan putaran, sehingga akan menerima


beberapa gaya. Gaya-gaya pada cacing dan roda gigi cacing antara lain:

13
- Gaya Aksial; gaya yang bekerja sejajar dengan poros roda gigi cacing.

- Gaya Radial; gaya yang tegak lurus garis singgung, gaya ini menuju titik
pusat roda gigi.

- Gaya Tangensial; gaya yang sejajar dengan garis singgung, perputaran gaya
tangensial tergantung pada alur ulir gigi cacing tersebut, apakah ulir tersebut
bentuk ulir kanan atau ulir kiri.

FR FR

FA FT

Gambar 2.5 Gaya-gaya pada roda gigi cacing

1) Gaya tangensial pada cacing (FT):

2 T
FT W
DW

TW = Torsi pada roda cacing

DW = Pitch circle diameter roda gigi


cacing Gaya tangensial sama dengan gaya aksial pada
gear.
2) Gaya aksial pada cacing (FA):
F FT

14
A tan γ

Gaya aksial sama dengan gaya tangensial pada worm gear.

3) Gaya radial pada cacing (FR):

FR FA tanθ

θ = sudut tekanan normal (14,5o dan 20o


θ

F. Prencanaan roda gigi cacing

(a) Diameter luar cacing


(b) Diameter jarak bagi cacing

(c) Diameter inti cacing


(d) Sudut kisar
(e) Jarak bagi
(f) Kisar
(g) Tinggi gigi
(h) Tinggi kepala
(i) Tinggi kaki
(j) Jarak sumbu
(k) Diameter lingkaran kaki dari roda cacing
(l) Diameter jarak bagi dari roda cacing
(m) Diameter tenggorok roda cacing
(n) Diameter luar roda cacing

(o) Lebar roda cacing

Gambar 2.6 Profil roda gigi cacing

15
Rumus-rumus yang diperlukan dalam merencanakan roda gigi cacing
adalah;

a. Perbandingan gigi

Perbandingan transmisi atau perbandingan gigi untuk roda gigi cacing


adalah
z2
i

z1

dimana: z2 = jumlah gigi pada roda gigi


cacing z1 = jumlah ulir cacing

b. Menentukan modul

Jika mn adalah modul normal, ms adalah modul aksial dan γ adalah sudut
kisar,

ms mn
maka: cos

Untuk menentukan harga taksiran kasar ms dari jarak sumbu poros a dan
jumlah gigi z2 adalah:

2a
ms 12,7
z2
6,28

c. Diameter lingkaran jarak bagi

Diameter masing-masing lingkaran jarak bagi adalah:

z1 m n
d dan d m z
1 2 s 2
sin

16
d1 d2
a

2
d. Proporsi bagian-bagian roda gigi cacing
1,157mn ; c 0,157mn ; H
Untuk cacing:hk m n ; hf 2,157mn
dk1 d1
2hk ; dr1 d1 2hf
Untuk roda cacing:
dt d2
2hk ; dr 2 d1 2hf

e. Lebar roda gigi cacing

Jika sudut yang dibentuk oleh lengkungan gigi roda cacing adalah Ф, maka
lebar roda cacing dapat dipilih disekitar harga yang ditentukan yaitu:

.m
b n
b 0,577d atau 2,38 6,35
k1

cos
Lebar sisi gigi efektif be adalah:

be
dk1.sin
2
f. Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing rt dan diameter luar roda cacing
dk2 adalah:
rt d1 hk

2
d
dk dt 1 hk 1
2 2 cos
2
g. Beban lentur yang diijinkan Fab, adalah:

Fab ba be mn Y

17
h. Beban permukaan gigi yang diijinkan Fac, adalah:

Fac Kc d2 be K

Dimana: Kc = faktor ketahanan terhadap keausan (tabel 3)

Kγ = faktor sudut kisar (tabel 4)

Harga terkecil diantara Fab dan Fac diambil sebagai Fmin

Tabel Tegangan lentur yang diijinkan σba (kg/mm2)

Cacing Roda gigi cacing Kc (kg/mm2)

Baja (kekerasan HB 250) Perunggu fosfor 0,042


Baja celup dingin Besi cor 0,035
Baja celup dingin Perunggu fosfor 0,056
Baja celup dingin Perunggu fosfor yang dicil 0,085
Baja celup dingin Perunggu antimon 0,085
Baja celup dingin Damar sintesis 0,087
Besi cor Perunggu fosfor 0,106

i. Gaya tangensial

Beban tangensial roda gigi Ft biasanya dihitung tanpa memperhatikan


efisiensi mekanis, persamaannya adalah:

Ft 102 P M

Untuk mesin khusus seperti derek kapstan, daya dikalikan hanya dengan
efisiensi roda cacing ηw, sehingga persamaannya:

18
P M. w
F 102
t

Harga Fmin harus lebih besar dari Ft.

Dalam penerapannya, ada beberapa macam roda gigi cacing seperti roda gigi
cacing globoid dan roda gigi cacing samping. Roda gigi tersebut umumnya
dibuat dengan maksud untuk mengatasi kekurangan yang ada pada roda gigi
cacing silinder.

Contoh 1;

Sebuah roda gigi cacing ulir tiga (triple) dengan modul gigi 6 mm dan
diameter lingkaran jarak bagi (PCD) 50 mm. Jika jumlah roda gigi cacing 30,
sudut tekan 14,5o dan koefisien gesek 0,05.

Hitung; sudut lead gigi cacing, perbandingan kecepatan, jarak antar sumbu
dan efisiensi roda gigi.

Penyelesaian:
Diketahui: n= 3; m=6 ; DW = 50 mm ; zG = 30
φ = 14,5o ; μ = 0,05
a) Sudut lead :
m 6
tan γ n 3 0,36 maka γ tan 1 0,36
19,8o
DW 50

b) Perbandingan kecepatan:

vR z G 30 10
n 3

c) Jarak antar sumbu:

DG m zG 6 30 180
DW DG 50 180
a 115 mm

2 2

19
d) Efisiensi roda gigi:
η tan γ cosφ μ
tan γ cosφ
tan γ μ

tan19,8o cos14,5o 0,05 tan19,8o


η
0,858 atau 85,8%
cos14,5o tan19,8o
0,05
1 μ tan 1 0,05
γ tan19,8o
Atau: η 1 0,86 atau 86%
μ tan γ 1 0,05 tan19,8o

Contoh 2;

Sebuah roda gigi cacing dipergunakan untuk mentransmisikan daya 15 kW


pada putaran 2000 rpm untuk sebuah mesin dengan putaran 75 rpm. Cacing
mempunyai ulir triple dan diameter pitch 65 mm. Jumlah gigi pada roda gigi
cacing 90 dengan modul 6 mm. Sudut kontak gigi 20° dengan koefisien
gesek antar gigi 0,1.

Hitung: gaya tangensial yang beraksi pada gigi, gaya aksial dan radial pada
cacing, dan efisiensi roda gigi penggerak.

Penyelesaian:
Diketahui: P = 15 kW ; NW = 2000 rpm ; NG = 75 rpm ; n=3

DW = 65 mm ; ZG = 90 ; m = 6 ; φ = 20o ; μ= 0,1
a) Gaya tangensial:
P 60 15000 60 71,6 N.m 71600
T N.mm
2π NW 2π 2000
2
T 2 71600
F 2203 N
T
DW 65

b) Gaya aksial:

20
γ tan 1m n tan 16 3
15,5o
DW65

FA FT 2203 7953 N
tan γ tan15,5 o

FR FA tanφ 7953 tan20o 2895 N

c) Efisiensi roda gigi:


η tan γ cosφ μ tan γ
cosφ tan γ μ
0,701 atau
η tan15,5o cos20o 0,1 tan15,5o 70,1%
cos20o tan15,5o 0,1

G. Proses Membubut Ulir Cacing

Proses Membubut Ulir

Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada mesin bubut. Pada mesin
bubut
konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengula
ngan pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan
lama dan
hasilnya kurang presisi. Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses
pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkin
membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bevariasi dalam waktu relatif cepat
dan hasilnya presisi. Nama- nama bagian ulir segi tiga.

Proses bubut ulir dilakukan dengan cara :

 Memajukan pahat pada diameter luar ulir.


 Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
 Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja
dengan jarak bebas sekitar 10 mm.
 Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel
gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir.
 Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
 Jalankan mesin sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat,
kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar.

21
 Periksa kisar ulir yang dibuat (Gambar 7) dengan menggunakan kaliber ulir
(screw pitch gage). Apabila sudah sesuai maka
proses pembuatan ulir dilanjutkan.
 Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan,
hentikan
setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan p
ahat untuk membuat poros lurus).
 Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan
eretan atas.
 Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai.
 Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan
berulang-ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
 Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukur
anya (Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).

H. Ringkasan

1) Roda gigi dapat dibedakan berdasarkan posisi poros antara roda gigi
penggerak dan roda gigi yang digerakkan.
a. poros sejajar (roda gigi lurus, roda gigi helik , roda gigi helik
ganda, roda gigi dalam, roda gigi rack dan pinion)
b. Poros yang berpotongan (cacing dan roda cacing, roda gigi helik
c. Untuk poros yang bersinggungan (roda gigi paying/konis)

2) Langkah-langkah pembuatan roda gigi cacing akan meliputi:

a. Penyiapan benda kerja termasuk penentuan dimensi


b. Pemasangan Benda kerja
c. Pemilihan, pemasangan dan setting pisau frais
d. Penentuan pembagian dengan kepala pembagi
e. Pemotongan

I. Latihan
1. Apa yang dimaksud Roda gigi cacing!
2. Sebutkan macam-macam roda gigi!
3. Apa yang kalian ketahui tentang Sistem Matric?
4. Apa yang kalian ketahui tentang Sistem Diametral
Pitch?
5. Sebutkan bagian-bagian Roda gigi cacing!

22
BAB III
FACE PLATE

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, dengan melalui mengamati, menanya,


pengumpulan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik dapat:
a. Menjelaskan pengertian dan Teknik prosedur pembuatannya
b. Menyebutkan bagian-bagian face plate
c. Menjelaskan fungsi face plate
d. menerapkan prosedur pembutan benda kerja menggunakan face plate

A. Pengertian
Membubut dengan Faceplate adalah pembubutan yang dilakukan untuk
memegang benda kerja, dimana benda kerja tidak dimungkinkan dipegang dengan
menggunakan chuck karena alasan seperti bentuk dan ukurannya
sehingga penggunaan face plate merupakan cara yang dianggap paling
tepat. Dalam penggunaannya face plate ini akan tetap memperhatikan pedoman
pemasangan serta penyetelan, sebagaimnana yang telah dilakukan proses
pemasangan dan penyetelan benda kerja tidak beraturan.

Gambar 3.1 Face Plate

Metoda pemasangan benda kerja dengan face plate adalah sebagai berikut:

Benda kerja diklem secara langsung pada face plate Untuk pemasangan benda
kerja ini sebaiknya benda kerja dikbubut terlebih dahulu permukaannya (Facing), hal
ini dilakukan pada bahan yang mungkin dipasang secara langsung pada face
plate. Proses ini harus meyakinkan bahwa berbagai operasi pembubutan akan
dapat dilakukan. Pemasangan dibantu dengan ganjal paralle plates.
memperlihatkan produk penuangan (casting) yang dipasang dengan clamp secara
langsung pada face plate.

23
Sebagai contoh lainnya dimana benda kerja dijepit (di Clamp) secara langsung pada
face plate ini. Dalam proses ini dimana member of cone cluth benda kerja
diset terlebih dahulu yang kemudian akan dibubut dan dibor secara akurat pada
permukaan bagian konisnya Baut penyetel digunakan untuk menjepit dan
memberikan tekanan pada benda kerja melalui Clamp. Selanjutnya bagian dari
klem itu sendiri tidak boleh tergeser selama proses penyetelan dalam penjepitan.
Demikian pula dengan Clamp tersebut tidak boleh mengubah posisi benda kerja.
Jika terjadi hal yang membahayakan maka harus diganti dengan klem khusus.

Untuk menyetel kedudukan casting atau benda kerja dengan bentuk eksentrik dapat
dilakukan dengan langkah penyetelan sebagai berikut :

 Tempatkan face plate pada meja kerja menghadap ke atas,bersihkan permukaan


face plat dimana benda kerja akan ditempatkan dari kotoran dan debu.
 Tempatkan benda kerja diatas Parallel strip, dengan posisi pendekatan pada
posisi yang diinginkan diatas face plate.
 Kedudukan lubang pengeboran dari benda kerja mendekati titik sumbu face plate,
dengan menggunakan surface gauge atau pelengkapan yang sesuai lakukan
pengukuran dari bagian luar face plate.
 Lakukan penjepitan ringan pada benda kerja. Hindari pemakaian
baut yang terlalu panjang dari panjang yang diinginkan, kemudian
jepit benda kerja dengan clamp diatas parallel strips

B. Proses Pembubutan Menggunakan Face Plate

Persiapan Kerja
Tentukan putaran mesin
 Persiapkan pahat yang akan digunakan
 Kotak kunci (tool box)
 Pemasangan dan penyetelan pahat bubut.
 Pemasangan benda kerja pada faceplate. Bila diperlukan gunakan angel
plate dan v-block.

24
Langkah Kerja
 Lepas kepala tetap dari mesin bubut.
 Pasang faceplate sebagai pengganti kepala tetap
 Atur posisi penjepitan benda kerja pada permukaan faceplate
 Gunakan lubang dan alur yang tersedia pada faceplate untuk baut-baut
penjepitnya
 Atur posisi bagian benda kerja yang akan dibubut sesuai dengan titik senter
mesin
 Benda kerja siap dibubut.

C. Ringkasan
 Alat potong kerja bubut komplek dipilih sesuai bentuk benda kerja yang
diinginkan.
 Kerja bubut komplek antara lain, bubut Ulir, bubut Tirus, bubut Eksentrik,
bubut benda penjang, dan bubut dengan face plate.

D. Latihan
 Siapkan perangkat pahat untuk membuat ulir, membuat tirus, membuat
poros eksentrik dari pembubutan awal sampai akhir
 Urutakan pemakaian pahat dari masing-masing pembubutan tersebut, catat
dan buat laporannya

25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.teknikpemesinan.com/2019/03/pekerjaan-bubut.html

https://guruinsight.wordpress.com/2015/09/17/membuat-ulir-dan-roda-gigi-cacing/

http://mynewsmynewstech.blogspot.com/2017/03/roda-gigi-cacing-worm-gear.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569341/pendidikan/kerja-bubut-kompleks-ulir-
tirus-bubut-benda-panjang-face-plate.pdf

26
LAMPIRAN

Job sheet 1
Pembubutan Ulir Cacing
1. KOMPETENSI
Siswa Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi cacing dengan mesin bubut
Mengefrais bentuk alur roda gigi cacing dengan menggunakan alat bantu kepala
pembagi

2. SUB KOMPETENSI
Terampil mengefrais alur dalam pembuatan produk roda gigi cacing dengan presisi

3. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN


a. Mesin bubut, Mesin frais/ketam, dan Mesin slot dengan perlengkapannya
b. Pisau roda gigi lurus untuk M 1,5 x Z 30,
c. Pahat bubut rata HSS
d. Kikir rata halus
e. Height gauge, dan Mistar baja
f. Mistar ingsut / Vernier caliper
g. Bahan : Aluminium cor, Ø 50 x 28 mm

4. TINDAKAN KEAMANAN / KESELAMATAN


a. Jangan merubah kecepatan mesin saat mesin masih jalan/ hidup !!!
b. Letakkan semua alat ukur pada tempat yang aman/ terpisah dengan barang
kasar.
c. Pakailah alat pelindung mata selama membubut atau mengetam.
d. Dilarang membersihkan tatal mesin (sisa potongan bahan) selama mesin jalan/
hidup

5. LANGKAH KERJA / PROSEDUR


a. Susun dahulu prosedur kerja (WP) secara lengkap sesuai dengan format yang
berlaku
b. Chek ukuran bahan dan alat –alat bantu yang diperlukan
c. Siapkan mandrel dan bahan dasar (blank) roda gigi lurus dengan mesin bubut
d. Pasang blank roda gigi pada mandrel dengan sistem pengepresan/ mur baut
e. Pasang dan cekam mandrel pada chuck kepala pembagi dan senter tetap meja
ketam
f. Sentuhkan blank tepat dibawah pisau ketam sejajar dengan sumbu blank
g. Pilih jumlah pembagian putaran dan lobang pada keping pembagi yang digunakan
h. Lakukan pengetaman pada alur gigi pertama dengan kedalaman tipis sesuai
gambar job sheet.
i. Lanjutkan pengetaman alur gigi berikutnya sampai selesai
j. Pembuatan alur pasak dengan mesin slot sesuai ukuran gambar kerja
k. Rapikan dengan kikir dan chek hasil roda gigi sesuai gambar job sheet

27
l. Segera serahkan hasil pekerjaan anda dan minta penilaian kepada guru yang
bertugas.

Catatan:
1) Gunakan Acuan Teori Roda Gigi Cacing, Ukuran pasak/ Tabel Pasak , Teknik
sloting, Teknik pencekaman blank, Teknik membubut roda gigi cacing, Tabel RPM,
Tabel Sloting,
Metrologi, dan K3, serta SOP

28
Gambar Kerja Jobsheet

Keterangan :
1. Gunakan Acuan Teori Ulir Cacing & Roda Gigi Cacing, dan Tabel Suaian Luar ,
serta Tabel Ukuran Pasak
2. Mahasiswa wajib mengecek ulang bentuk dan ukuran gambar kerja diatas
3. Poros Ulir cacing akan berpasangan dengan Roda gigi cacing (PP 4 -1C)
dengan
Modul = 2,5 Z = 30 dengan Rasio putaran 1 : 30
4. Sesuaikan kembali secara proporsional ukuran Diameter Luar ulir cacing
dengan
ukuran Roda gigi cacingnya. Juga dengan ukuran efektif Rumah reducernya
5. Poros Ulir cacing dan Roda Gigi cacing sebagai bagian komponen dari alat
Reduser yang akan dirakit pada PP 5 semester berikutnya
6. Dikerjakan secara kelompok maksimum 4 orang mahasiswa

29
SOAL MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT
KELAS XII

1 Untuk membubut benda kerja yang panjang mesin bubut yang cocok untuk
digunakan adalah ....
A. Mesin bubut Standart
B. Mesin bubut meja
C. Mesin bubut beralas panjang
D. Mesin bubut revolver
E. Mesin bubut kepala

2. Untuk membubut benda kerja yang berdiameter besar, mesin bubut yang cocok
untuk digunakan adalah ....
A. Mesin bubut Standart
B. Mesin bubut meja
C. Mesin bubut beralas panjang
D. Mesin bubut revolver
E. Mesin bubut kepala

3. Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi pengaturan besar putaran mesin
bubut, kecuali ....
A. Jenis pekerjaan
B. Diameter pisau
C. Diameter benda kerja
D. Jenis/kualitas bahan
E. Tingkat kehalusan yang ingin dicapai

4. Setting pahat harus setinggi garis senter. Hal ini bertujuan agar ....
A. Agar sudut potong pahat menjadi besar
B. Agar sudut potong pahat menjadi kecil
C. Pada pekerjaan facing, permukaan tersayat habis
D. Kehalusan permukaan tercapai
E. Pahat tidak bergetar

5. Penjepitan pahat tidak boleh terlalu panjang dari bagian yang dijepit, hal ini
bertujuan agar ....
A. Momen yang terjadi pada pahat tidak terlalu besar
B. Pahat tidak bergetar
C. Pahat tidak patah
D. Pahat tidak rusak
E. Pahat tidak cepat tumpul

30
6. Bagian yang berfungsi untuk memberi tebal penyayatan pada benda kerja
adalah ....
A. Kepala tetap
B. Kepala lepas
C. Eretan atas
D. Eretan lintang
E. Eretan alas

7. Bagian yang berfungsi untuk memikul benda kerja yang panjang adalah ....
A. Kepala tetap
B. Kepala lepas
C. Eretan atas
D. Eretan lintang
E. Eretan alas

8. Yang mengatur cepat lambatnya gerakan eretan pada waktu gerak otomatis
adalah ....
A. Handel kecepatan
B. Handel feeding
C. Poros transportir
D. Poros pembawa
E. Batang penggerak otomatis

9. Bila panjang suatu benda yang dibubut 80,55 mm diinginkan menjadi 80,00 mm,
sedang ketelitian eretan atas 0,02 mm, maka eretan atas harus diputar maju ….
strip
A. 27
B. 18
C. 13
D. 4
E. 2

10. Diameter suatu benda yang dibubut 24, 40 mm diinginkan 24,00 mm, dengan
eretan lintang menggunakan pembagian tak langsung dengan ketelitian 0,01 mm,
maka eretan lintang harus dimajukan … strip.
A. 70
B. 50
C. 45
D. 35
E. 20

31
11. Diameter suatu benda yang dibubut 24, 50 mm diinginkan 24,00 mm, dengan
eretan lintang menggunakan pembagian langsung dengan ketelitian 0,02 mm,
maka eretan lintang harus dimajukan … strip.
A. 70
B. 50
C. 45
D. 35
E. 25

12. Pemasangan pahat yang benar adalah sebagai berikut, kecuali ….


A. Bagian yang keluar tidak boleh terlalu panjang
B. Pahat harus setinggi senter
C. Ganjal harus rata
D. Bagian pahat yang dijepit dipastikan terganjal dengan tinggi yang sama
E. Batang pahat harus lurus

13. Untuk menjepit benda yang tipis dibutuhkan alat jepit ....
A. Cekam Rahang 3 otomatis
B. Cekam Rahang 4 tidak otomatis
b
D. Pembawa dan plat pembawa
E.Kacamata jalan atau Penyangga tetap

14. Benda dengan kecepatan potong 628 m/menit berdiameter 100 mm, maka
kecepatan mesin harus diatur ... rpm
A. 2000
B. 1000
C. 500
D. 250
E. 100

15. Pada ukuran ulir M 12 x 1,5, maksud dari ukuran tersebut adalah ....
A. Metris, diameter kecil 12 mm, kisar 1,5 mm
B. Metris, diameter besar 12 mm, kisar 1,5 mm
C. Metris, diameter picth 12 mm, kisar 1,5 mm
D. Metris, diameter besar 12 mm, picth 1,5 mm
E. Metris, diameter luar 12 mm, kisar 1,5 mm

16. Fungsi alur pada pekerjaan membubut ulir untuk ....


A. Garis hias
B. Pengaman ulir
C. Ruang bebas agar tatal terlepas
D. Ruang bebas agar sney bebas
E. Memudahkan masuknya sney

32
17. Untuk memikul benda yang panjang dan lentur pada benda kerja, dan disayat
disebagian tempat, memerlukan alat bantu yaitu ....
A. Kepala lepas
B. Lathe dog
C. Steady rest
D. Follower rest
E. Senter putar

18. Untuk memikul benda yang panjang tapi tidak lentur pada benda kerja,
memerlukan alat bantu yaitu ....
A. Kepala lepas
B. Lathe dog
C. Steady rest
D. Follower rest
E. Senter putar

19. Untuk memikul benda yang panjang dan lentur pada benda kerja, dan disayat
diselruh panjang benda kerja, memerlukan alat bantu yaitu ....
A. Kepala lepas
B. Lathe dog
C. Steady rest
D. Follower rest
E. Senter putar

20. Jika kita memikul benda dengan plat pembawa, maka memerlukan alat bantu
yaitu ....
A. Kepala lepas
B. Lathe dog
C. Steady rest
D. Follower rest
E. Senter putar

21. Jika benda diputar dengan n = 200 rpm sedang tebal penyayataan tiap putaran
0,2 mm, maka besarnya feeding adalah ....
A. 20 mm
B. 30 mm
C. 40 mm
D. 50 mm
E. 60 mm

33
22. Bagian yang ditunjuk anak panah adalah ....

A. Poros pembawa
B. Poros penggerak
C. Poros otomatis
D. Poros transportir
E. Poros pilin

23. Bagian yang ditunjuk anak panah adalah ....

A. Kepala lepas
B. Lathe dog
C. Steady rest
D. Follower rest
E. Senter putar

24. Operator mesin bubut harus memenuhi persyaratan kerja antara lain, kecuali
....
A. Mampu membaca gambar
B. Mampu menyiapkan mesin
C. Mampu memahami intruksi kerja
D. Mampu menghitung ongkos kerja
E. Mampu melaksanakan K3

25. Operator mesin bubut harus mampu menyeting mesin. Di bawah ini adalah
pekerjaan menyeting mesin bubut, kecuali ....
A. Memahami intruksi kerja
B. Menentukan putaran
C. Mengatur putaran
D. Memasang alat potong
E. Memasang benda kerja

34
26. Peralatan K3 yang tidak boleh dipakai dalam pekerjaan membubut yaitu ....
A. Baju kerja
B. Kaca mata
C. Sarung tangan
D. Sepatu kerja
E. Topi

27. Bagian yang berfungsi untuk mengatur sistim putaran mesin disebut ....
A. Kepala tetap
B. Kepala lepas
C. Eretan atas
D. Eretan lintang
E. Eretan alas

28. Fungsi bubut yang benar adalah ….


A. Untuk membubut benda kerja dengan jalan menyayat dengan menggunakan
pahat penyayat
B. Untuk membuat benda sesuai yang dikehendaki, dengan jalan menyayat
dengan menggunakan pahat penyayat
C. Untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan jalan menyayat
menggunakan pahat penyayat
D. Untuk menyayat benda kerja agar menjadi bentuk tertentu dengan jalan
menyayat menggunakan pahat penyayat
E. Untuk membuat benda sesuai yang dikehendaki

29. Benda kerja dalam keadaan berputar dan pahatnya bergerak memanjang dan
melintang secara perlahan, pernyataan ini adalah menjelaskan ....
A. Fungsi mesin bubut
B. Prinsip kerja mesin bubut
C. Ukuran mesin bubut
D. Gerakan mesin bubut
E. Klasifikasi mesin bubut

30. Jarak maksimum antara senter kepala tetap sampai senter kepala lepas,
adalah yang dimaksud dengan ....
A. Gerakan mesin bubut
B. Ukuran mesin bubut
C. Panjang mesin bubut
D. Lebar mesin bubut
E. Tinggi mesin bubut

35

Anda mungkin juga menyukai