DISUSUN OLEH:
1
PRAKATA
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PRAKARTA ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 4
3
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 26
LAMPIRAN ..................................................................................................... 27
DAFTAR GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
5
B. Prasyarat
Prasyarat untuk dapat mempelajari materi ini, siswa sebelumnya harus
mengausai materi diantaranya:
1. Kesehatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L)
2. Teknik gambar mesin
3. Teknik pengukuran
4. Teknik penanganan material
5. Teknik penggunaan perkakas tangan
C. Petunjuk Penggunaan
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan buku teks bahan
ajar ini, siswa perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu :
Bacalah dan pahami isi buku ini untuk memudahkan proses kegiatan belajar.
1. Bagi Fasilitator/Guru
Pastikan bahwa peserta didik yang akan mempelajari bahan ajar ini telah
mempelajari bahan-bahan ajar prasyarat secara tuntas.
Bantulah peserta didik dalam mempelajari bahan ajar ini agar pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Identifikasi dan analisislah sarana-prasarana kegiatan belajar yang ada
disekolah serta dunia teknik bangunan untuk mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran.
6
Berikan motivasi, bimbingan, dan pendampingan agar gairah belajar peserta
didik dapat meningkat.
E. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari buku teks bahan ajar ini peserta diklat diharapkan
dapat:
1. Mengidentifikasi mesin bubut sesuai SOP
2. Menggunakan/menggoperasikan mesin bubut standar sesuai SOP
3. Mengidentifikasi alat potong mesin bubut
4. Menggunakan alat potong mesin bubut untuk berbagai jenis pekerjaan
5. Menerapkan parameter pemotongan mesin bubut
6. Menggunakan parameter pemotongan mesin bubut untuk berbagai jenis
pekerjaan
7. Menerapkan K3 L dalam proses pembubutan
8. Menerapkan teknik pemesinan bubut Menggunakan teknik pemesinan bubut
untuk berbagai jenis pekerjaan
7
F. Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
8
BAB II
ULIR CACING
Tujuan Pembelajaran
A. Pengertian
Roda gigi cacing ialah suatu elemen transmisi yang dapat meneruskan daya
dan putaran pada poros yang bersilang. Roda gigi cacing mempunyai gigi yang
dipotong menyudut seperti pada roda gigi helik dan dipasangkan dengan ulir yang
dinamakan ulir cacing. Penggunaan roda gigi ini biasanya untuk mereduksi
kecepatan, roda gigi ini dalam operasionalnya akan “mengunci sendiri” sehingga
tidak dapat diputar pada arah yang berlawanan. Keuntungan dari roda gigi ini
adalah dengan memberikan input minimal dapat dihasilkan output dengan
kekuatan maksimal. Roda gigi ini biasanya digunakan untuk kecepatan-kecepatan
tinggi dengan kemampuan mereduksi kecepatan yang maksimal. Pasangan roda
gigi cacing terdiri dari seuah poros yang mempunyai ulir luar dan sebuah roda
cacing yang berkait dengan poros cacing tersebut. Perbandingan transmisi roda
gigi cacing dapat dibuat hingga perbandingan reduksi 1 : 100 dan cara kerjanya
halus atau hampir tanpa bunyi. Namun pada umumnya transmisi tidak dapat
dibalik untuk menaikkan putaran, yakni pada roda cacing ke cacing. Adapun
kekurangan dari transmisi roda gigi cacing adalah memiliki efisiensi mekanis (η)
yang rendah, terutama jika sudut kisarnya (γ) kecil. Dalam kerjanya, cacing dan
roda cacing terjadi gesekan yang cukup besar sehingga dapat menimbulkan
banyak panas, oleh sebab itu kapasitas transmisi roda gigi sering dibatasi jumlah
panas yang timbul.
9
Gambar 2.1 Pasangan roda gigi cacing
Antara cacing dan rodanya terjadi gesekan besar, sehingga menimbulkan banyak
panas. Itulah sebabnya mengapa kapasitas transmisi roda gigi cacing sering
dibatasi oleh jumlah panas yang timbul. Dalam praktek, roda gigi cacing sering
menggunakan permukaan cacing dari baja paduan dengan pengerasan kulit dan
roda cacing dari perunggu. Permukaan gigi harus difinish dengan baik, dan
pelumasan harus sesuai serta dijaga kelangsungannya. Konstruksi rumah dan
poros serta pemasangannya harus kokoh untuk menghindari lenturan dan
pergeseran aksial poros cacing.
Gambar 2.2 Worm gear untuk mekanisme power stearing pada mobil
10
Gambar 2.3 Worm gear pada dongkrak mekanik
11
1. Axial pitch (pa); disebut juga sebagai linear pitch, yaitu jarak aksial antara
puncak ke puncak ulir gigi cacing. Sedangkan untuk roda gigi cacing disebut
dengan circular pitch (pc).
2. Lead (l) adalah jarak lurus yang melalui titik putar ulir dalam satu putaran. Untuk
ulir single, lead sama dengan axial pitch, sedangkan untuk ulir putaran banyak
(multiple), lead adalah hasil perkalian antara axial pitch dan jumlah putaran.
l = pa . n n = jumlah putaran
3. Sudut lead (γ), adalah sudut antara ulir helix dan sumbu cacing.
4. Sudut tekan gigi, untuk roda gigi cacing sudut tekan umumnya diambil
berdasarkan sudut lead.
5. Pitch normal, adalah jarak tegak lurus antara dua ulir gigi cacing.
6. Sudut helix (αW), adalah sudut yang dibentuk antara ulir helix dengan sumbu
cacing. αW + γ = 90o
12
7. Rasio kecepatan (vR); adalah perbandingan antara jumlah gigi cacing
dengan jumlah gigi roda gigi cacing.
z
vR W
z
η tan γ cosφ μ
tan γ cosφ
tan γ μ
γ = sudut lead
μ = koefisien gesek
tan γ 1 μ tan
γ 1 μ tan γ tan γ
η 1 μ tan tan γ φ1
tan γ μ γ
13
- Gaya Aksial; gaya yang bekerja sejajar dengan poros roda gigi cacing.
- Gaya Radial; gaya yang tegak lurus garis singgung, gaya ini menuju titik
pusat roda gigi.
- Gaya Tangensial; gaya yang sejajar dengan garis singgung, perputaran gaya
tangensial tergantung pada alur ulir gigi cacing tersebut, apakah ulir tersebut
bentuk ulir kanan atau ulir kiri.
FR FR
FA FT
2 T
FT W
DW
14
A tan γ
FR FA tanθ
15
Rumus-rumus yang diperlukan dalam merencanakan roda gigi cacing
adalah;
a. Perbandingan gigi
z1
b. Menentukan modul
Jika mn adalah modul normal, ms adalah modul aksial dan γ adalah sudut
kisar,
ms mn
maka: cos
Untuk menentukan harga taksiran kasar ms dari jarak sumbu poros a dan
jumlah gigi z2 adalah:
2a
ms 12,7
z2
6,28
z1 m n
d dan d m z
1 2 s 2
sin
16
d1 d2
a
2
d. Proporsi bagian-bagian roda gigi cacing
1,157mn ; c 0,157mn ; H
Untuk cacing:hk m n ; hf 2,157mn
dk1 d1
2hk ; dr1 d1 2hf
Untuk roda cacing:
dt d2
2hk ; dr 2 d1 2hf
Jika sudut yang dibentuk oleh lengkungan gigi roda cacing adalah Ф, maka
lebar roda cacing dapat dipilih disekitar harga yang ditentukan yaitu:
.m
b n
b 0,577d atau 2,38 6,35
k1
cos
Lebar sisi gigi efektif be adalah:
be
dk1.sin
2
f. Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing rt dan diameter luar roda cacing
dk2 adalah:
rt d1 hk
2
d
dk dt 1 hk 1
2 2 cos
2
g. Beban lentur yang diijinkan Fab, adalah:
Fab ba be mn Y
17
h. Beban permukaan gigi yang diijinkan Fac, adalah:
Fac Kc d2 be K
i. Gaya tangensial
Ft 102 P M
Untuk mesin khusus seperti derek kapstan, daya dikalikan hanya dengan
efisiensi roda cacing ηw, sehingga persamaannya:
18
P M. w
F 102
t
Dalam penerapannya, ada beberapa macam roda gigi cacing seperti roda gigi
cacing globoid dan roda gigi cacing samping. Roda gigi tersebut umumnya
dibuat dengan maksud untuk mengatasi kekurangan yang ada pada roda gigi
cacing silinder.
Contoh 1;
Sebuah roda gigi cacing ulir tiga (triple) dengan modul gigi 6 mm dan
diameter lingkaran jarak bagi (PCD) 50 mm. Jika jumlah roda gigi cacing 30,
sudut tekan 14,5o dan koefisien gesek 0,05.
Hitung; sudut lead gigi cacing, perbandingan kecepatan, jarak antar sumbu
dan efisiensi roda gigi.
Penyelesaian:
Diketahui: n= 3; m=6 ; DW = 50 mm ; zG = 30
φ = 14,5o ; μ = 0,05
a) Sudut lead :
m 6
tan γ n 3 0,36 maka γ tan 1 0,36
19,8o
DW 50
b) Perbandingan kecepatan:
vR z G 30 10
n 3
DG m zG 6 30 180
DW DG 50 180
a 115 mm
2 2
19
d) Efisiensi roda gigi:
η tan γ cosφ μ
tan γ cosφ
tan γ μ
Contoh 2;
Hitung: gaya tangensial yang beraksi pada gigi, gaya aksial dan radial pada
cacing, dan efisiensi roda gigi penggerak.
Penyelesaian:
Diketahui: P = 15 kW ; NW = 2000 rpm ; NG = 75 rpm ; n=3
DW = 65 mm ; ZG = 90 ; m = 6 ; φ = 20o ; μ= 0,1
a) Gaya tangensial:
P 60 15000 60 71,6 N.m 71600
T N.mm
2π NW 2π 2000
2
T 2 71600
F 2203 N
T
DW 65
b) Gaya aksial:
20
γ tan 1m n tan 16 3
15,5o
DW65
FA FT 2203 7953 N
tan γ tan15,5 o
Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada mesin bubut. Pada mesin
bubut
konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengula
ngan pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan
lama dan
hasilnya kurang presisi. Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses
pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkin
membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bevariasi dalam waktu relatif cepat
dan hasilnya presisi. Nama- nama bagian ulir segi tiga.
21
Periksa kisar ulir yang dibuat (Gambar 7) dengan menggunakan kaliber ulir
(screw pitch gage). Apabila sudah sesuai maka
proses pembuatan ulir dilanjutkan.
Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan,
hentikan
setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan p
ahat untuk membuat poros lurus).
Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan
eretan atas.
Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai.
Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan
berulang-ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukur
anya (Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).
H. Ringkasan
1) Roda gigi dapat dibedakan berdasarkan posisi poros antara roda gigi
penggerak dan roda gigi yang digerakkan.
a. poros sejajar (roda gigi lurus, roda gigi helik , roda gigi helik
ganda, roda gigi dalam, roda gigi rack dan pinion)
b. Poros yang berpotongan (cacing dan roda cacing, roda gigi helik
c. Untuk poros yang bersinggungan (roda gigi paying/konis)
I. Latihan
1. Apa yang dimaksud Roda gigi cacing!
2. Sebutkan macam-macam roda gigi!
3. Apa yang kalian ketahui tentang Sistem Matric?
4. Apa yang kalian ketahui tentang Sistem Diametral
Pitch?
5. Sebutkan bagian-bagian Roda gigi cacing!
22
BAB III
FACE PLATE
Tujuan Pembelajaran
A. Pengertian
Membubut dengan Faceplate adalah pembubutan yang dilakukan untuk
memegang benda kerja, dimana benda kerja tidak dimungkinkan dipegang dengan
menggunakan chuck karena alasan seperti bentuk dan ukurannya
sehingga penggunaan face plate merupakan cara yang dianggap paling
tepat. Dalam penggunaannya face plate ini akan tetap memperhatikan pedoman
pemasangan serta penyetelan, sebagaimnana yang telah dilakukan proses
pemasangan dan penyetelan benda kerja tidak beraturan.
Metoda pemasangan benda kerja dengan face plate adalah sebagai berikut:
Benda kerja diklem secara langsung pada face plate Untuk pemasangan benda
kerja ini sebaiknya benda kerja dikbubut terlebih dahulu permukaannya (Facing), hal
ini dilakukan pada bahan yang mungkin dipasang secara langsung pada face
plate. Proses ini harus meyakinkan bahwa berbagai operasi pembubutan akan
dapat dilakukan. Pemasangan dibantu dengan ganjal paralle plates.
memperlihatkan produk penuangan (casting) yang dipasang dengan clamp secara
langsung pada face plate.
23
Sebagai contoh lainnya dimana benda kerja dijepit (di Clamp) secara langsung pada
face plate ini. Dalam proses ini dimana member of cone cluth benda kerja
diset terlebih dahulu yang kemudian akan dibubut dan dibor secara akurat pada
permukaan bagian konisnya Baut penyetel digunakan untuk menjepit dan
memberikan tekanan pada benda kerja melalui Clamp. Selanjutnya bagian dari
klem itu sendiri tidak boleh tergeser selama proses penyetelan dalam penjepitan.
Demikian pula dengan Clamp tersebut tidak boleh mengubah posisi benda kerja.
Jika terjadi hal yang membahayakan maka harus diganti dengan klem khusus.
Untuk menyetel kedudukan casting atau benda kerja dengan bentuk eksentrik dapat
dilakukan dengan langkah penyetelan sebagai berikut :
Persiapan Kerja
Tentukan putaran mesin
Persiapkan pahat yang akan digunakan
Kotak kunci (tool box)
Pemasangan dan penyetelan pahat bubut.
Pemasangan benda kerja pada faceplate. Bila diperlukan gunakan angel
plate dan v-block.
24
Langkah Kerja
Lepas kepala tetap dari mesin bubut.
Pasang faceplate sebagai pengganti kepala tetap
Atur posisi penjepitan benda kerja pada permukaan faceplate
Gunakan lubang dan alur yang tersedia pada faceplate untuk baut-baut
penjepitnya
Atur posisi bagian benda kerja yang akan dibubut sesuai dengan titik senter
mesin
Benda kerja siap dibubut.
C. Ringkasan
Alat potong kerja bubut komplek dipilih sesuai bentuk benda kerja yang
diinginkan.
Kerja bubut komplek antara lain, bubut Ulir, bubut Tirus, bubut Eksentrik,
bubut benda penjang, dan bubut dengan face plate.
D. Latihan
Siapkan perangkat pahat untuk membuat ulir, membuat tirus, membuat
poros eksentrik dari pembubutan awal sampai akhir
Urutakan pemakaian pahat dari masing-masing pembubutan tersebut, catat
dan buat laporannya
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.teknikpemesinan.com/2019/03/pekerjaan-bubut.html
https://guruinsight.wordpress.com/2015/09/17/membuat-ulir-dan-roda-gigi-cacing/
http://mynewsmynewstech.blogspot.com/2017/03/roda-gigi-cacing-worm-gear.html
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569341/pendidikan/kerja-bubut-kompleks-ulir-
tirus-bubut-benda-panjang-face-plate.pdf
26
LAMPIRAN
Job sheet 1
Pembubutan Ulir Cacing
1. KOMPETENSI
Siswa Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi cacing dengan mesin bubut
Mengefrais bentuk alur roda gigi cacing dengan menggunakan alat bantu kepala
pembagi
2. SUB KOMPETENSI
Terampil mengefrais alur dalam pembuatan produk roda gigi cacing dengan presisi
27
l. Segera serahkan hasil pekerjaan anda dan minta penilaian kepada guru yang
bertugas.
Catatan:
1) Gunakan Acuan Teori Roda Gigi Cacing, Ukuran pasak/ Tabel Pasak , Teknik
sloting, Teknik pencekaman blank, Teknik membubut roda gigi cacing, Tabel RPM,
Tabel Sloting,
Metrologi, dan K3, serta SOP
28
Gambar Kerja Jobsheet
Keterangan :
1. Gunakan Acuan Teori Ulir Cacing & Roda Gigi Cacing, dan Tabel Suaian Luar ,
serta Tabel Ukuran Pasak
2. Mahasiswa wajib mengecek ulang bentuk dan ukuran gambar kerja diatas
3. Poros Ulir cacing akan berpasangan dengan Roda gigi cacing (PP 4 -1C)
dengan
Modul = 2,5 Z = 30 dengan Rasio putaran 1 : 30
4. Sesuaikan kembali secara proporsional ukuran Diameter Luar ulir cacing
dengan
ukuran Roda gigi cacingnya. Juga dengan ukuran efektif Rumah reducernya
5. Poros Ulir cacing dan Roda Gigi cacing sebagai bagian komponen dari alat
Reduser yang akan dirakit pada PP 5 semester berikutnya
6. Dikerjakan secara kelompok maksimum 4 orang mahasiswa
29
SOAL MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT
KELAS XII
1 Untuk membubut benda kerja yang panjang mesin bubut yang cocok untuk
digunakan adalah ....
A. Mesin bubut Standart
B. Mesin bubut meja
C. Mesin bubut beralas panjang
D. Mesin bubut revolver
E. Mesin bubut kepala
2. Untuk membubut benda kerja yang berdiameter besar, mesin bubut yang cocok
untuk digunakan adalah ....
A. Mesin bubut Standart
B. Mesin bubut meja
C. Mesin bubut beralas panjang
D. Mesin bubut revolver
E. Mesin bubut kepala
3. Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi pengaturan besar putaran mesin
bubut, kecuali ....
A. Jenis pekerjaan
B. Diameter pisau
C. Diameter benda kerja
D. Jenis/kualitas bahan
E. Tingkat kehalusan yang ingin dicapai
4. Setting pahat harus setinggi garis senter. Hal ini bertujuan agar ....
A. Agar sudut potong pahat menjadi besar
B. Agar sudut potong pahat menjadi kecil
C. Pada pekerjaan facing, permukaan tersayat habis
D. Kehalusan permukaan tercapai
E. Pahat tidak bergetar
5. Penjepitan pahat tidak boleh terlalu panjang dari bagian yang dijepit, hal ini
bertujuan agar ....
A. Momen yang terjadi pada pahat tidak terlalu besar
B. Pahat tidak bergetar
C. Pahat tidak patah
D. Pahat tidak rusak
E. Pahat tidak cepat tumpul
30
6. Bagian yang berfungsi untuk memberi tebal penyayatan pada benda kerja
adalah ....
A. Kepala tetap
B. Kepala lepas
C. Eretan atas
D. Eretan lintang
E. Eretan alas
7. Bagian yang berfungsi untuk memikul benda kerja yang panjang adalah ....
A. Kepala tetap
B. Kepala lepas
C. Eretan atas
D. Eretan lintang
E. Eretan alas
8. Yang mengatur cepat lambatnya gerakan eretan pada waktu gerak otomatis
adalah ....
A. Handel kecepatan
B. Handel feeding
C. Poros transportir
D. Poros pembawa
E. Batang penggerak otomatis
9. Bila panjang suatu benda yang dibubut 80,55 mm diinginkan menjadi 80,00 mm,
sedang ketelitian eretan atas 0,02 mm, maka eretan atas harus diputar maju ….
strip
A. 27
B. 18
C. 13
D. 4
E. 2
10. Diameter suatu benda yang dibubut 24, 40 mm diinginkan 24,00 mm, dengan
eretan lintang menggunakan pembagian tak langsung dengan ketelitian 0,01 mm,
maka eretan lintang harus dimajukan … strip.
A. 70
B. 50
C. 45
D. 35
E. 20
31
11. Diameter suatu benda yang dibubut 24, 50 mm diinginkan 24,00 mm, dengan
eretan lintang menggunakan pembagian langsung dengan ketelitian 0,02 mm,
maka eretan lintang harus dimajukan … strip.
A. 70
B. 50
C. 45
D. 35
E. 25
13. Untuk menjepit benda yang tipis dibutuhkan alat jepit ....
A. Cekam Rahang 3 otomatis
B. Cekam Rahang 4 tidak otomatis
b
D. Pembawa dan plat pembawa
E.Kacamata jalan atau Penyangga tetap
14. Benda dengan kecepatan potong 628 m/menit berdiameter 100 mm, maka
kecepatan mesin harus diatur ... rpm
A. 2000
B. 1000
C. 500
D. 250
E. 100
15. Pada ukuran ulir M 12 x 1,5, maksud dari ukuran tersebut adalah ....
A. Metris, diameter kecil 12 mm, kisar 1,5 mm
B. Metris, diameter besar 12 mm, kisar 1,5 mm
C. Metris, diameter picth 12 mm, kisar 1,5 mm
D. Metris, diameter besar 12 mm, picth 1,5 mm
E. Metris, diameter luar 12 mm, kisar 1,5 mm
32
17. Untuk memikul benda yang panjang dan lentur pada benda kerja, dan disayat
disebagian tempat, memerlukan alat bantu yaitu ....
A. Kepala lepas
B. Lathe dog
C. Steady rest
D. Follower rest
E. Senter putar
18. Untuk memikul benda yang panjang tapi tidak lentur pada benda kerja,
memerlukan alat bantu yaitu ....
A. Kepala lepas
B. Lathe dog
C. Steady rest
D. Follower rest
E. Senter putar
19. Untuk memikul benda yang panjang dan lentur pada benda kerja, dan disayat
diselruh panjang benda kerja, memerlukan alat bantu yaitu ....
A. Kepala lepas
B. Lathe dog
C. Steady rest
D. Follower rest
E. Senter putar
20. Jika kita memikul benda dengan plat pembawa, maka memerlukan alat bantu
yaitu ....
A. Kepala lepas
B. Lathe dog
C. Steady rest
D. Follower rest
E. Senter putar
21. Jika benda diputar dengan n = 200 rpm sedang tebal penyayataan tiap putaran
0,2 mm, maka besarnya feeding adalah ....
A. 20 mm
B. 30 mm
C. 40 mm
D. 50 mm
E. 60 mm
33
22. Bagian yang ditunjuk anak panah adalah ....
A. Poros pembawa
B. Poros penggerak
C. Poros otomatis
D. Poros transportir
E. Poros pilin
A. Kepala lepas
B. Lathe dog
C. Steady rest
D. Follower rest
E. Senter putar
24. Operator mesin bubut harus memenuhi persyaratan kerja antara lain, kecuali
....
A. Mampu membaca gambar
B. Mampu menyiapkan mesin
C. Mampu memahami intruksi kerja
D. Mampu menghitung ongkos kerja
E. Mampu melaksanakan K3
25. Operator mesin bubut harus mampu menyeting mesin. Di bawah ini adalah
pekerjaan menyeting mesin bubut, kecuali ....
A. Memahami intruksi kerja
B. Menentukan putaran
C. Mengatur putaran
D. Memasang alat potong
E. Memasang benda kerja
34
26. Peralatan K3 yang tidak boleh dipakai dalam pekerjaan membubut yaitu ....
A. Baju kerja
B. Kaca mata
C. Sarung tangan
D. Sepatu kerja
E. Topi
27. Bagian yang berfungsi untuk mengatur sistim putaran mesin disebut ....
A. Kepala tetap
B. Kepala lepas
C. Eretan atas
D. Eretan lintang
E. Eretan alas
29. Benda kerja dalam keadaan berputar dan pahatnya bergerak memanjang dan
melintang secara perlahan, pernyataan ini adalah menjelaskan ....
A. Fungsi mesin bubut
B. Prinsip kerja mesin bubut
C. Ukuran mesin bubut
D. Gerakan mesin bubut
E. Klasifikasi mesin bubut
30. Jarak maksimum antara senter kepala tetap sampai senter kepala lepas,
adalah yang dimaksud dengan ....
A. Gerakan mesin bubut
B. Ukuran mesin bubut
C. Panjang mesin bubut
D. Lebar mesin bubut
E. Tinggi mesin bubut
35