Oleh:
NIM : 21175021
JURUSAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah
Pengembangan Bahan Ajar Fisika ini dengan judul materi “Validitas,
Reliabilitas, Praktikalitas, dan Efektivitas Bahan Ajar Cetak (Bagian I)”
sampai dengan selesai. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam memperoleh nilai pada matakuliah Pegembangan Bahan Ajar
Fisika dalam studi Megister Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Padang.
Dalam penyelesaian makalah ini, banyak kendala yang ditemukan. Berkat
bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr.
Festiyed, M.S dan Bapak Dr. Asrizal, M.Si selaku dosen pembimbing pada
matakuliah Pengembangan Bahan Ajar Fisika.
Dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan. Untuk
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................. 3
KAJIAN TEORI .................................................................................................. 3
A. Landasan Agama .................................................................................... 3
BAB III.............................................................................................................. 25
PEMBAHASAN ................................................................................................ 25
A. Matriks Perbedaan ................................................................................ 25
ii
3. Matriks Perbedaan Kisi-Kisi Uji Validitas dan praktikalitas Bahan ajar 28
4. Matriks Perbedaan Instrumen Validitas dan Praktikalitas Bahan Ajar ... 69
B. Langkah-Langkah Pengembangan ........................................................ 70
B. Saran .................................................................................................... 81
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka
penyempurnaan kurikulum pendidikan di Indonesia. Sejalan dengan itu
Permendikbud No. 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA
menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan hendaklah bertujuan
mengembangkan kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap, dan kompetensi
keterampilan peserta didik.
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan kurikulum tersebut adalah
melalui bahan ajar. Melalui bahan ajar guru atau dosen akan lebih mudah
dalam melaksanakan pembelajaran dan peserta didik akan lebih terbantu dan
mudah dalam belajar. Bahan ajar didefinisikan sebagai objek atau perangkat
yang membantu guru untuk mempresentasikan pelajaran mereka secara logis
dan berurutan kepada siswa (Asrizal, Amran, Ananda, & Festiyed, 2017).
Salah satu bentuk bahan ajar yang umum dikembangkan untuk
pembelajaran adalah bahan ajar cetak. Dalam mengembangkan bahan ajar
cetak, tentu banyak hal yang harus diperhatikan guru sesuai dengan prosedur
pengembangan bahan ajar itu sendiri, agar bahan ajar yang dihasilkan
nantinya bisa merubah perilaku belajar siswa.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar salah
satunya adalah pengujian terhadap bahan ajar yang terdiri dari pengujian
validitas, reliabilitas, praktikalitas, dan efektivitas bahan ajar tersebut. Hal ini
bertujuan agar bahan ajar yang dikembangkan memiliki kualitas yang baik
dan layak untuk digunakan. Namun masih banyak guru yang kesulitan dalam
membedakan teknik pengujian pada tiap jenis bahan ajar cetak. Karena
struktur bahan ajar yang berbeda, tentu saja indikator pengujian terhadap
masing-masing bahan ajar tersebut juga berbeda. Oleh karena itu dalam
makalah ini akan dibahas mengenai uji validitas, praktikalitas, reliabilitas,
dan efektivitas terhadap bahan ajar cetak.
1
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, terdapat beberapa
perumusan masalah yang dapat dibuat, diantaranya:
1. Bagaimana validitas bahan ajar cetak pada handout, modul, buku ajar, dan
buku teks?
2. Bagaimana reliabilitas bahan ajar cetak pada handout, modul, buku ajar,
dan buku teks?
3. Bagaimana praktikalitas bahan ajar cetak pada handout, modul, buku ajar,
dan buku teks?
4. Bagaimana efektivitas bahan ajar cetak pada handout, modul, buku ajar,
dan buku teks?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah berasarkan rumusan masalah diatas
adalah:
1. Untuk menguraikan validitas bahan ajar cetak pada handout, modul, buku
ajar, dan buku teks.
2. Untuk menguraikan reliabilitas bahan ajar cetak pada handout, modul,
buku ajar, dan buku teks.
3. Untuk menguraikan praktikalitas bahan ajar cetak pada handout, modul,
buku ajar, dan buku teks.
4. Untuk menguraikan efektivitas bahan ajar cetak pada handout, modul,
buku ajar, dan buku teks.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Pengembangan
Bahan Ajar Fisika.
2. Bagi pembaca dapat membantu memahami cara menentukan validitas,
reliabilitas, praktikalitas, dan efektivitas bahan ajar cetak.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Agama
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu
proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu. Hal-hal ini dapat terlaksana dengan baik atas
ketersediaan bahan ajar yang baik sehingga materi-materi yang diajarkan
dapat tersampaikan dengan benar. Hal ini sejalan dengan Firman Allah dalam
Quran surat An-Nisa ayat 84 yang berbunyi :
B. Landasan Yuridis
Pendidikan memiliki tujuan mengembangkan potensi siswa dan
mecapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang
menjadi komitmen nasional dalam mengembangkan potensi siswa termaktub
dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN). Beberapa standar yang menjadi
pedoman pengembangan bahan ajar seperti standar isi, standar kompetensi
lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar
penilaian pendidikan, dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 pada pasal (20) terdapat makna bahwa guru dapat
mengembangkan materi pembelajaran.
Dalam pembelajaran dibutuhkan bahan ajar agar pembelajaran berjalan
dengan baik. Pengembangan bahan ajar hendaknya memperhatikan prinsip-
prinsip bahan ajar berikut: (1) mulai dari yang mudah untuk memahami yang
sulit, dari yang konkret untuk memahami yang abstrak; (2) pengulangan
memperkuat pemahaman; (3) umpan balik positif memberikan penguatan
terhadap pemahaman siswa; (4) motivasi yang tinggi merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan belajar; (5) mencapai tujuan; (6) mengetahui
hasil yang dicapai (Depdiknas, 2008).
Bahan ajar merupakan sumber belajar esensial penting yang diperlukan
pembelajaran dari mata pelajaran di sekolah untuk mendorong efisien guru
dan meningkatkan kinerja siswa. Dengan bahan ajar membuat pembelajaran
lebih menarik, praktis, dan realistik. Disamping itu penggunaan bahan ajar
dalam pembelajaran memungkingkan baik guru dan siswa dapat berpatisipasi
secara aktif dan membuat pembelajaran lebih efektif. (Asrizal, 2017)
5
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2016
menyatakan ketentuan tentang bahan ajar sebagai berikut.
1. Buku yang digunakan dalam satuan pendidikan terdiri dari buku teks dan
buku non teks pelajaran.
2. Buku yang digunakan dalam satuan pendidikan wajib memenuhi nilai dan
norma positif yang berlaku di masyarakat.
3. Buku yang digunakan dalam satuan pendidikanwajib mengandung kriteria
penilaian sebagai buku yang layak digunakan dalam satuan pendidikan.
Penerapan pembelajaran yang berkualitas merupakan suatu faktor
penentu keberhasilan pendidikan sains. Sesuai dengan standar proses
seharusnya pembelajaran sains dapat dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif,
dan memberikan ruang yang cukup untuk mengembangkan prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian siswa. Peserta didik dapat mengkonstruksi
pengetahuan tentang gejala alam melalui proses sains. Dengan proses sains
yang baik, peserta didik dapat mengembangkan sikap ilmiah seperti ingin tahu,
kritis, jujur, terbuka, objektif, tekun, dan sebagainya (Asrizal, 2013).
6
atau revisi. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan produk yang valid (Haspen,
2019).
2. Jenis-Jenis Validitas pada Bahan Ajar
a. Validitas Internal
Validitas internal adalah validitas yang bersumber dari pelaksanaan
penelitian itu sendiri. Validitas internal terbagi atas:
1) Uji Aspek kelayakan isi
Uji komponen kelayakan isi merupakan uji validitas dari sebuah konten
atau materi dari sebuah bahan ajar. Validitas isi disebut juga dengan validitas
kurikulum yang artinya suatu alat ukur yang dipandang valid sesuai dengan
kurikulum yang hendak diukur (Festiyed, 2017). Validitas isi diperoleh
dengan mengadakan sampling yang baik, yaitu dengan memilih item-item
yang refresentatif dari keseluruhan bahan-bahan yang berkenaan dengan hal
yang mengenai bahan pelajaran mungkin tidak sukar dicapai (Nasution,
1996).
Validitas isi perlu diperhatikan susunannya, harus seirama baik dari
peserta didik maupun pendidik agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam
konsep bahan ajar. Validitas isi disusun berdasarkan rancangaan atau program
yang telah ada sehingga akan meminimalisir terjadinya kesalahan tersebut.
Sugiyono (2012) mengatakan bahwa uji validitas ini dilakukan dengan
cara membandingkan rancangan yang disusun dengan rancangan yang telah
ada dan berkonsultasi pada ahlinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa uji
validitas isi ini dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan
materi dari pelajaran yang akan diajarkan, dimana dapat berkonsultasi dan
meminta pendapat serta rekomendasi terhadap isi dari bahan ajar dengan para
pakar yang dipandang memiliki keahlian dalam bidang tersebut.
Ada beberapa komponen kelayakan isi (Depdiknas, 2008), diantaranya:
a) Kesesuaian dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kurikulum Dasar
(KD)
b) Kesesuaian dengan perkembangan anak (peserta didik).
c) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
7
d) Kebenaran subtansi materi pelajaran
e) Manfaat untuk penambahan wawasan
f) Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai social
1) Aspek kebahasaan
Kriteria mengenai aspek kebahasaan ini menilai apakah informasi yang
disampaikan dalam bahan ajar sampai dengan baik kepada siswa sebagai
pembaca. Penggunaan bahasa dalam bahan ajar sangat berpengaruh, seperti
ragam bahasa, pemilihan dan penyusunan kata, dan kalimat efektif.
Jika isi sudah pas dengan aturan, format yang dipakai konsisten, dikemas
dengan menarik, namun ketika memakai bahasa yang sulit dimengerti atau
terlalu ilmiah dimana tidak ditingkat pemahaman peserta didik, maka hal ini
akan sia-sia.
Depdiknas (2008) menjelaskan bahwa ada beberapa komponen
kebahasaan yang harus diperhatikan, antara lain:
a) Keterbacaan
b) Kejelasan informasi
c) Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan
d) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)
2) Aspek Konstruk
Konstruk adalah yang berhubungan dengan fenomena dan objek yang
abstrak, namun gejalanya dapat diamati dan diukur (Festiyed, 2017).
Konstruk dapat diartikan sebagai konsep yang telah dibatasi pengertiannya
baik dari segi unsur, ciri dan sifatnya sehingga dapat diamati dan diukur.
Validitas konstruk disusun berdasarkan teori yang relevan (Sugiyono,
2012). Cara untuk menentukan validitas konstruk harus dilakukan proses
penelaahan teoritis dari suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, mulai
dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada
penjabaran dan penulisan butir-butir item instrumen.
Perumusan konstruk harus dilakukan berdasarkan sintesis dari teori-teori
mengenai konsep variabel yang hendak diukur melalui proses analisis dan
komparasi yang logis dan cermat. Validitas konstruk bertujuan untuk meneliti
8
komponen-komponen untuk sikap atau sifat yang diukur sesuai dengan yang
diharapkan (Nasution, 1996).
Depdiknas (2008) ada komponen penyajian dari validitas konstruk antara
lain mencakup:
a) Kejelasan tujuan (kriteria) yang ingin dicapai
b) Urutan sajian
c) Pemberian motivasi
d) Daya Tarik
e) Interaksi (pemberian stimulus dan respond)
f) Kelengkapan informasi
3) Aspek kegrafisan
Aspek kegrafisan maksudnya adalah bagaimana tampilan dan desain dari
sebuah bahan ajar. Depdiknas (2008), bahwa ada beberapa komponen
kegrafisan antara lain mencakup:
a) Penggunaan font; jenis dan ukuran
b) Layout atau tata letak
c) Ilustrasi, gambar, foto
d) Desain tampilan
2) Validitas Eksternal
Validitas Eksternal disebut juga dengan validitas empiris yaitu validitas
yang didasarkan pada kriteria yang ada diluar instrumen berdasarkan pada
fakta empiris atau pengalaman. Sebuah instrumen dikatakan validitas empiris
jika sudah diuji pengalamannya. Validitas eksternal terdiri dari:
1) Validitas Kesejajaran
Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas kesejajaran
apabila hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada. Kriteria
tersebut dapat berupa instrumen lain yang mengukur hal yang sama
tetapi sudah diakui validitasnya misalnya dengan tes standar. Validitas
kesejajaran dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen baik
bentuk tes maupun non tes (Widoyoko, 2012).
9
2) Validitas Prediksi
Prediksi adalah meramalkan atau memperkirakan fenoma,
kejadian, sesuatu hal yang belum terjadi dari kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi. Validatas prediksi ini biasanya
digunakan untuk menguji validitas instrumen dalam bentuk tes
(Widoyoko, 2012).
Validitas prediksi diperoleh apabila pengembilan skor kriteria
tidak bersamaan dengan pengambilan skor tes. Setelah subjek dikenai
tes yang akan dicari validitas prediksinya, lalu diberikan tenggang
waktu tertentu sebelum skir kriteria diambil dari subjek yang sama.
Sebagai alat pembanding validitas prediksi adalah nilai-niai diperoleh
setelah peserta tes mengikuti perkuliahan.
Prosedur validasi prediksi memerlukan waktu yang sangat lama
dan biaya yang sangat besar karena prosedur ini pada dasarnya bukan
pekerjaan yang dianggap selesai 18 setelah melakukan analisis,
melainkan berlangsung terus menerus dalam mengembangkan tes
sebagai prediktor yang baik (Widoyoko, 2012).
3. Cara Menentukan Validitas Bahan Ajar
Validasi produk dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar
atau tenaga ahli untuk menilai desain yang telah dirancang tersebut.
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui validitas pengembangan produk
adalah lembar angket validasi produk dari tenaga ahli. Lembar angket validasi
dari tenaga ahli disusun berdasarkan indikator-indikator yang ditentukan
untuk sebuah produk. Setiap pakar diminta untuk menilai produk tersebut,
sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.
Uji ahli atau Validasi dilakukan dengan responden para ahli
perancangan model atau produk. Kegiatan ini dilakukan untuk mereview
produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan. Proses validasi ini
disebut dengan Expert Judgement atau Teknik Delphi. Expert Judgement atau
Pertimbangan Ahli dilakukan melalui: (1) Diskusi Kelompok (group
discussion), dan (2) Teknik Delphi.
10
a. Group discussion
Group discussion adalah sutau proses diskusi yang melibatkan para pakar
(ahli) untuk mengidentifikasi masalah analisis penyebab masalah,
menentukan cara-cara penyelesaian masalah, dan mengusulkan berbagai
alternatif pemecahan masalah dengan mempertimbangkan sumber daya yang
tersedia. Dalam diskusi kelompok terjadi curah pendapat (brain storming)
diantara para ahli dalam perancangan model atau produk. Mereka
mengutarakan pendapatnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.
b. Teknik Delphi
Teknik Delphi adalah suatu cara untuk mendapatkan konsensus diantara
para pakar melalui pendekatan intuitif. Langkah-Langkah penerapan Teknik
Delphi dalam Uji-Ahli dalam penelitian pengembangan adalah sebagai
berikut:
1) Problem identification and specification.
Peneliti mengidentifikasi isu dan masalah yang berkembang di
lingkungannya (bidangnya), permasalahan yang melatar belakangi,
atau permasalahan yang dihadapi yang harus segera perlu
penyelesaian.
2) Personal identification and selection.
Berdasarkan bidang permasalahan dan isu yang telah
teridentifikasi, peneliti menentukan dan memilih orang-orang yang
ahli, manaruh perhatian, dan tertarik bidang tersebut, yang
memungkinkan ketercapaian tujuan. Jumlah responden paling tidak
sesuai dengan sub permasalahan, tingkat kepakaran (experetise), dan
atau kewenangannya.
3) Questionaire Design.
Peneliti menyusun butirbutir instrumen berdasarkan variabel
yang diamati atau permasalahan yang akan diselesaikan. Butir
instrumen hendaknya memenuhi validitas isinya (content validity).
Pertanyaan dalam bentuk open-ended question, kecuali jika
permasalahan memang sudah spesifik.
11
4) Sending questioner and analisis responded for first round.
Peneliti mengirimkan kuesioner pada putaran pertama kepada
responden, selanjutnya meriview instrumen dan menganalisis jawaban
instrumen yang telah dikembalikan. Analisis dilakukan dengan
mengelompokkan jawaban yang serupa. Berdasarkan hasil analisis,
peneliti merevisi instrument.
5) Development of subsequent Questionaires.
Kuesioner hasil review pada putaran pertama dikembangkan dan
diperbaiki, dilanjutkan pada putaran kedua, dan ketiga. Setiap hasil
revisi, kuesioner dikirimkan kembali kepada responden. Jika
mengalami kesulitan dan keraguan dalam merangkum, peneliti dapat
meminta klarifikasi kepada responden. Dalam teknik delphi biasanya
digunakan hingga 3-5 putaran, tergantung dari keluasan dan
kekomplekan permasalahan sampai dengan tercapainya konsensus.
6) Organization of Group Meetings.
Peneliti mengundang responden untuk melakukan diskusi panel,
untuk klarifikasi atas jawaban yang telah diberikan. Disinilah
argumentasi dan debat bisa terjadi untuk mencapai consensus dalam
memberikan jawaban tentang rancangan face-to-face contact, peneliti
dapat menanyakan secara rinci mengenai respon yang telah diberikan.
Keputusan akhir tentang hasil jajak pendapat dikatakan baik apabila
dicapai minimal 70% konsensus.
7) Prepare final report.
Peneliti perlu membuat laporan tentang persiapan, proses, dan
hasil yang dicapai dalam Teknik Delphi. Hasil Teknik Delphi perlu
diujicoba di lapangan dengan responden yang akan memakai model
atau produk dalam jumlah yang jauh lebih besar.
4. Analisis Data Validitas
Data yang telah didapatkan untuk uji validitas dihitung penskorannya.
Penskoran untuk masing-masing kategori menggunakan skala likert, dengan
ketentuan seperti Tabel 1 berikut.
12
Tabel 1. Penskoran Menggunakan Skala Likert
Keterangan:
A= nilai validitas
B= skor yang diperoleh
C= skor maksimum
Berdasarkan data yang diperoleh melalui persamaan (1), kriteria validasi
bahan ajar tersebut dapat menggunakan kategori yang ditunjukkan pada Tabel
2 di bawah ini.
Tabel 2. Kriteria Interpretasi Skor
Interval Kategori
30-39 Gagal
40-55 Kurang
56-65 Cukup
66-79 Baik
81-100 Baik Sekali
(Sumber: Arikunto, 2015).
13
D. Reliabilitas Bahan Ajar
1. Pengertian Reliabilitas
Relibilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely yang artinya percaya dan ability yang artinya dapat
dipercaya (Prastowo A, 2012). Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu
produk mampu menunjukkan konsistensi terhadap hasil pengukuran yang
diperlihatka dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabilitas dari bahan
ajar cetak dapat ditentukan dengan melihat nilai reliabilitas butir item angket
uji validitas yang diberikan pada validator. Pengolahan data dari angket yang
telah diisi validator dilakukan secara statistik.
2. Metode Menghitung Reliabilitas
Pengolahan data dari angket yang telah diisi validator dilakukan secara
statistik. Dalam Baswori (2012) dijelaskan bahwa terdapat tiga metode yang
dapat digunakan menghitung besarnya reliabilitas, yaitu: metode bentuk
paralel, metode tes ulang, dan metode belah dua.
a. Metode bentuk paralel (equivalent)
Tes paralel atau equivalen adalah dua buah tes yang mempunyai
kesamaan tujuan tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir soalnya
berbeda. Metode ini dikenal juga dengan double test double trial method.
Dengan metode ini, peneliti harus menyiapkan dua buah tes yang masing –
masing dicobakan pada kelompok siswa yang sama. Hasil dari kedua tes
ini dikorelasikan. Sehingga hasil tes yang memiliki koefisien tinggi adalah
instrumen yang reliabel dan dapat digunakan sebagai instrumen yang
teruji.
b. Metode tes ulang (test-retest method)
Dalam penggunaan metode ini, peneliti hanya memiliki satu seri tes,
tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena itu tes ini disebut juga single test
double trial method. Hasil dari kedua tes ini kemudian dihitung
korelasinya. Metode ini kurang efektif dilaksanakan. Apabila
pelaksanaannya dalam rentang waktu singkat, rata – rata siswa akan dapat
mengingat soal yang telah diujikan sebelumnya. Namun jika tenggang
14
waktunya terlalu lama, maka kondisi pengetahuan siswa juga akan
berbeda. Hal ini pastinya akan mempengaruhi reliabilitas instrumen.
c. Metode belah dua (split-half method)
Dalam penggunaan metode ini, peneliti hanya perlu satu kali
melakukan tes. Berbeda dengan dua metode sebelumnya, pada metode ini
nilai korelasi antara dua belahan data belum berarti nilai reliabilitas tes.
Pembelahan data disini maksudnya adalah membagi item atau butir soal,
bukan peserta tes atau siswa. Untuk mengetahui nilai keseluruhan,
digunakan rumus Spearman–Brown, yaitu:
Keterangan:
r½½ = korelasi antara skor – skor setiap belahan tes
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
Ada dua cara pembelahan butir soal, yaitu pembelahan ganjil genap
dan pembelahan awal akhir (Basrowi, 2010).
1) Pembelahan genap – ganjil
Pada metode ini, peneliti membagi item soal menjadi dua yaitu
kelompok soal bernomor genap dan ganjil. Misalkan kelompok ganjil
dengan X dan kelompok genap dengan Y. Pengolahan data dilanjutkan
dengan menghitung korelasi product moment dengan angka kasar
untuk mengetahui nilai reliabilitas separo tes. Nilai reliabilitas seluruh
tes kemudian dihitung dengan rumus Spearman – Brown.
2) Pembelahan awal – akhir
Sama halnya dengan metode pembelahan ganjil – genap,
pengolahan data dalam metode ini diawali dengan menghitung
reliabilitas untuk separo tes dengan korelasi product moment.
Kemudian diteruskan dengan Rumus Spearman – Brown untuk
reliabilitas seluruh tes.
15
Setelah menggunakan rumus korelasi product moment, dua
orang ahli mengajukan rumus lain. Flanagan menemukan rumus yang
perhitungannya menggunakan pembelahan ganjil – genap, sedangkan
Rulon menggunakan pembelahan awal – akhir.
Rumus Flanagan:
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes
s12 = varians belahan pertama (1), dalam hal ini varian item ganjil
s22 = varians belahan kedua (2), dalam hal ini varian item genap
st2 = varians skor total
Rumus Rulon:
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes
sd2 = varians beda (varians difference)
st2 = varians skor total
Syarat kedua metode pembelahan di atas adalah banyaknya item
harus genap sehingga dapat dibelah dan kedua belahan data seimbang.
Untuk mengatasi kesulitan ini, maka reliabilitas dapat dicari dengan
rumus Kuder dan Richardson. (Basrowi, 2012) Rumus yang
digunakan adalah K-R 20 dan K-R 21.
Selain rumus yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, masih ada
satu ahli yang merumuskan cara untuk menghitung reliabilitas, yaitu Hoyt.
Rumus Hoyt yaitu:
Keterangan:
r11 = reliabilitas seluruh soal
Vr = varians responden
16
Vs = varians sisa
Rumus Hoyt ini memerlukan langkah kerja yang lebih panjang dan
rumit dari beberapa rumus sebelumnya, sehingga rumus ini jarang digunakan
dalam pengolahan data penelitian.
Beberapa metode yang telah diuraikan di atas adalah metode yang
digunakan dalam menghitung reliabilitas instrument tes dalam bentuk soal
objektif. Bagaimana dengan soal uraian? Menilai soal uraian memerlukan
standar penskoran atau scoring untuk setiap butir soal. Untuk keperluan
mencarai reliabilitas soal uraian, digunakan rumus Alpha, yaitu:
Keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
σi2 = jumlah varians skor tiap – tiap item
σt2 = varians total
Untuk menentukan reliabilitas item angket bahan ajar dapat juga
dipakai rumus K-R 21 (Slameto,1988) yaitu:
n M (n N )
r 1
N 1 nSDt2
Keterangan:
M = Mean
n = Banyak soal
SD = Deviasi standar
Kriteria reabilitas suatu instrument dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 3. Kriteria Reliabilitas Suatu Instrumen
No Kriteria Reliabilitas Kriteria
1 0.90 < rıı ≤ 1.00 Reabilitas tinggi sekali
2 0.70 < rıı ≤ 0.90 Reabilitas tinggi
3 0.40 < rıı ≤ 0.70 Reablitas cukup
4 0.20 < rıı ≤ 0.40 Reabilitas rendah
17
5 0.00 < rıı ≤ 0.20 Reablitas sangat rendah
Sumber: (Arikunto, 2012)
Nilai r yang diperoleh di bandingkan dengan r tabel. Jika fhitung > ftabel,
maka di simpulkan item angket reliabel, dengan demikian maka dapat juga
disimpulkan bahwa bahan ajar cetak yang dirancang bersifat reliabel.
18
materi. Lembar angket uji kepraktisan menurut siswa juga disusun sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan dalam penggunaan produk.
Suatu produk dikatakan praktis jika guru dan siswa dapat menggunakan
produk tersebut dalam pembelajaran secara praktis dan efisien. Kepraktisan
sebuah bahan ajar dapat dilihat dari beberapa aspek, yakni penyajian yang
sistematis, contoh dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman, alat bantu
yang memudahkan, dan analisis data praktikalitas.
2. Cara Menghitung Praktikalitas
Analisis data angket praktikalitas bahan ajar mengikuti langkah-langkah
berikut.
1. Memberikan skor untuk setiap item jawaban sangat setuju (4), setuju (3),
tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju (1).
2. Menjumlahkan skor total tiap validator untuk seluruh indikator.
3. Pemberian nilai praktikalitas dengan cara menggunakan rumus:
x 100 %
Dimana P adalah nilai akhir, f adalah perolehan skor, dan N adalah skor
maksimum. Kriteria untuk menguji kepraktisan sama dengan kriteria untuk
menguji validitas. Kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
xi x
zi ...........................................................................................(8)
s
Keterangan :
xi = Skor yang diperoleh peserta didik ke-1
x = Skor rata-rata
S = Simpangan baku
20
c) Hitung peluang F(Zi) = P(Z≤Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
frekuensi normal baku, kemudian
d) Hitung proporsi S(Zi) dengan menggunakan proporsi Z1, Z2, Z3, … , Zn
yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini sama dengan S(Zi)
maka :
21
=n1-1 serta dkpenyebut = n2-1. Bila harga Ftabel>Fhitung berarti kelompok data
mempunyai varians yang homogen dan sebaliknya.
3. Uji Perbandingan Berkorelasi
Analisis uji perbandingan korelasi digunakan untuk menganalisis hasil
belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Perlakuan yang
diberikan adalah LKS Fisika materi Fluida untuk meningkatkan literasi baru
siswa. Dari analisis tersebut kita dapat mengetahui sejauh mana evektivitas
LKS Fisika tersenut dalam pembelajaran fisika. Untuk efektivitas produk
digunakan uji t. Sugiyono (2012;3017) menyatakan bahwa “untuk
membuktikan signifikan perbedaan hasil sistem kerja sebelum dan sesudah,
perlu diuji secara statistik dengan t-test berkorelasi”. Langkah-langkah untuk
analisis efektivitas produk menggunakan t-test berkorelasi seperti berikut:
Nilai rata-rata
Nilai rata-rata sampel sebelum diberi perlakuan.
X i
X ............................................................................................(11)
n
Nilai rata-rata sampel sesudah perlakuan
Yi
Y ..............................................................................................(12)
n
Keterangan :
SX
2
............................................................(13)
n /( n 1)
Nilai varian sesudah perlakuan
n f i .Yi ( f i .Yi ) 2
2
SY
2
.............................................................(14)
n /( n 1)
22
Keterangan :
f = Frekuensi data
n = Jumlah responden/data
Koefisien korelasi ( r )
Rumus :
n(XY ) (X )(Y )
rxy .......................................(14)
n(X 2
) (X ) 2 n(Y 2 ) (Y ) 2
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi nilai siswa
X Y
thitung ................................................(15)
S2
S S
2 SY
X
2r X
Y
nX nY n n
X Y
Keterangan:
X = Rata – rata hasi sebelum
Y = Rata-rata hasil sesudah
S X = Simpangan baku nilai sebelum
SY = Simpangan baku nilai sesudah
S X2 = Varians nilai sebelum
thitung. Kemudian, harga thitung bandingkan dengan harga t pada table distribusi
t dengan taraf signifikansi 5%. Sugiyono (2012) menyatakan “jika harga thitung
lebih kecil dari ttabel maka hipotesis kerja diterima”. Jadi, jika ternyata thitung <
ttabel maka hipotesis kerja diterima artinya produk yang dikembangkan efektif
digunakan untuk meningkatkan hail belajar siswa.
24
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam kegiatan pembelajaran dibutuhkan perangkat pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan
baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sejalan dengan pendapat Trianto (2012:96) bahwa perangkat pembelajaran
merupakan sekumpulan sumber belajar yang digunakan guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dapat dipahami
bahwa perangkat pembelajaran merupakan komponen penting sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran yang tidak
terlepas dari model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Dalam pengembangan bahan ajar, harus dilakukan pengujia uji validitas, reliabilitas, praktikalitas, serta efektivitas agar
dapat menentukan bagaimana kualitas dalam penggunaan bahan ajar tersebut. Sebelum itu kita harus mengetahui perbedaan dari
validitas, reliabilitas, praktikalitas, dan efektivitas terlebih dahulu. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
A. Matriks Perbedaan
1. Matriks Perbedaan Validitas, Reliabilitas, praktikalitas, dan efektifitas
Tabel 4. Matriks Perbedaan Validitas, Reliabilitas, Praktikalitas, dan Efektivitas
Jenis Handout Modul Diktat Buku Ajar Buku Teks LKS Pamflet
Dasar Kompetensi Rencana Hasil mengemas Rencana Hasil penelitian Kompetensi Kompetensi
menulis Dasar yang Pembelajaran kembali buku Pembelajaran / pemikiran Dasar yang Dasar yang
harus di capai referensi/buku harus di capai harus di capai
teks
Analisis: Dari segi dasar menulis setiap bahan ajar umumnya didahului dengan rencana pembelajaran ataupun kompetensi dasar yang
akan dicapai. Seperti penulisan handout, LKS, dan pamflet didahului dengan membuat kompetensi yang akan dicapai terlebih dahulu.
Sedangkan modul dan buku ajar didahului dengan membuat rencana pembelajran terlebih dahulu. Diktat didahului oleh hasil
referensi dan buku teks didahului dengan hasil penelitian dan pemikiran.
Pengguna Siswa untuk Siswa untuk Pendidik untuk Siswa untuk Pendidik untuk Siswa untuk Siswa untuk
utama belajar belajar mengajar belajar mengajar dan belajar belajar
meneliti
Analisis: Dari segi pengguna utamanya seluruh bahan ajar digunakan untuk siswa atau peserta didik yang digunakan dalam prosel
belajarnya. Kecuali buku teks dan diktat selain untuk peserta didik, juga digunakan untuk pendidik untuk mengajar.
Alur dan Sesuai Sesuai RPP Sesuai alur Sesuai RPP Sesuai alur Sesuai KD Sesuai
struktur Kompetensi Ada prosedur logika / Ada ilustrasi logika/uruta Ada prosedur Kompetensi
26
dasar belajar/kerja urutan Ada contoh n keilmuan kerja dasar
Ada Ada lembar keilmuan Ada studi Ada peta Ada soal Ada
Ringkasan kerja Ada contoh kasus keilmuan evaluasi kerja Ringkasan
Materi soal Ada soal Ada studi Materi
Ada Soal Ada soal latihan kasus dan Ada Soal
latihan (umpan ilustrasi
(umpan balik)
balik)
Analisis: Dari segi alur dan strukturnya setiap bahan ajar dibuat sesuai dengan kompetensi dasar, sesuai dengan RPP, dan sesuai
dengan alur urutan penelitian. Dalam setiap struktur bahan ajar juga terdiri dari KD, materi, serta evaluasi berbentuk soal-soal.
Bahasa Semi Semi-formal Formal Semi-formal Formal Formal Semi Formal
Formal Menggambar Mengatakan Menggambar Mengatakan Mengatakan Singkat,
Singkat, kan kan Padat, Jelas
Padat, Jelas
Analisis: Dari segi bahasa bahan ajar umumnya menggunakan bahasa semi-formal ataupun formal. Bahasa dalam setiap bahan ajar
cetak disusun dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
Publikasi Di edarkan Diedarkan Diedarkan Diterbitkan Diterbitkan Diedarkan di Disebarkan
dikalangan dikalangan dikalangan dan dan kalangan di kalangan
siswa siswa/mahasi siswa/mahasi disebarluas disebarluask siswa siswa
swa swa kan an
Ber-ISBN Ber-ISBN
Analisis: Dari segi publikasi setiap bahan jar dicetak dan diedarkan ke kalangan siswa/mahasiswa. Untuk buku ajar dan buku teks
diterbitkan dan disebarluaskan ke khalayak umum ataupun instansi pendidikan dan ber-ISBN.
Kepadatan Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan Substansi Sesuai dengan Sesuai dengan
materi Kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan pembahasannya Kebutuhan substansi materi
Bahan Ajar bahan ajar bahan ajar bahan ajar pada satu bidang Bahan Ajar
ilmu
Analisis: Dari segi kepadatan materi, setiap bahan ajar disusun sesuai dengan kebutuhan bahan ajar itu sendiri. Pada buku teks
kepadatan materinya disusun berdasarkan substansi pembahasan pada suatu bidang ilmu.
27
Belajar Mandiri Mandiri Terbimbing Mandiri Terbimbing Terbimbing Mandiri
Analisis: Dari segi belajar, setiap bahan ajar dapat dipelajari secara mandiri dan pada diktat, buku teks dan LKS dapat dipelajari
secara terbimbing/dengan bimbingan guru.
Tujuan Pembelajaran Pembelajaran Pengajaran Pembelajaran Penelitian dan Pembelajaran Pembelajaran
Penggunaan Pengajaran
Analisis: Dari segi tujuan penggunaan bahan ajar yaitu sema-sama digunakan untuk pembelajaran. Tapi, buku teks juga bisa
digunakan untuk penelitian dan pengajaran.
28
Materi sesuai Handout berisikan informasi
dengan pendukung yang sesuai
kemampuan dengan deskripsi materi
siswa pembelajaran.
4) Latihan Latihan sesuai isiContoh soal yang diberikan
materi dapat membantu siswa
mencapai tujuan
pembelajaran dan
memotivasi siswa untuk
belajar.
Fungsi Handout: Sumber materi Materi pada Handout
1. Sebagai rujukan, lengkap mengandung informasi yang
referensi dan sumber lengkap
untuk kajian ilmu
29
Validitas Konstrukadalahkerangkadarisuatukonsep. Kriteria Handout: Susunan buku Penyajian Handout (paling
konstruk Validitas konstruk bahan ajar pada Sesuai alur penulisan teks harus sedikit) berisi judul, KD,
dasarnya merupakan usaha untuk sistematis materi, latihan, penilaian
menunjukan bahwa bahan ajar benar-
benar mencerminkan konstruk yang sama Struktur dan penyusunan
dengan kriteria bahan ajar seharusnya. handout berurutan dan
sistematis
Validitas Pada komponen kebahasaan ini aspek Bahasa pada Sesuai kaidah Bahasa yang digunakan
Bahasa yang dinilai adalah apakah informasi Handout : Semi penulisan Bahasa sesuai dengan kaidah
yang disampaikan dalam bahan ajar formal dan sesuai Indonesia penulisan Bahasa Indonesia
sampai dengan baik kepada siswa sebagai kaidah penulisan yang baik dan benar..
pembaca.Depdiknas (2008) menjelaskan bahasa indonesia Pemanfaatan Penulisan bahasa
bahwa: ”Komponenkebahasaan antara yang baik dan benar bahasa secara menggunakan kalimat yang
lain mencakup:keterbacaan, kejelasan efektif dan efektif dan efesien
informasi, kesesuaian dengan kaidah efesien
bahasa Indonesia yang baik dan benar, Kejelasan Informasi yang disampaikan
pemanfaatan bahasa secara efektif dan informasi jelas
efisien (jelas dan singkat)”. Konsisten dalam
menggunakan istilah yang
menggambarkan konsep
Komunikatif Bahasa yang digunakan
adalah bahasa yang
komunikatif bagi siswa
Mudah dipahami Bahasa yang digunakan
mudah dipahami dan
memotivasi siswa untuk
belajar
30
Validitas Komponen kegrafisan berisi tentang Keterbacaan :
Kegrafisan bagaimana tampilan dan desain dari Mudah dibaca
sebuah bahan ajar. Depdiknas (2008) Ilustrasi sesuai Ilustrasi, grafis, gambar, foto
selanjutnya menjelaskan bahwa materi sesuai dengan materi
“komponen kegrafisan antara lain pembelajaran
mencakup: penggunaan font; jenis dan Tampilan Tampilan menggunakan
ukuran, lay out atau tata letak, ilustrasi, menarik warna dan desain menarik
gambar, foto, desain tampilan”. Penggunaan font Buku Teks menggunakan
yang jelas font yang jelas dan terbaca
Tata letak/ layout pada buku
Tata letak/ layout teks sudah seimbang dan
proporsional proporsional
Analisis: Dari kisi-kisi uji validitas Handout dapat disimpulkan bahwa yang dinilai pada Handout dari segi validitas isi
berupa kelengkapan unsur-unsur penyusunan Handout, seperti standar kompetensi KD, materi, dan latihan. Dari segi
validitas konstruknya berupa kesesuaian penyusunan Handout dengan alur penyusunannya. Dari segi bahasa berupa bahasa
semiformal dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dari segi kegrafikannya berupa tata letak,
kemenarikan handout, kemudahan dalam
31
praktis, mencakup dalam mengikuti Handout membantu siswa dalam
artinya mudah kemudahan struktur menghubungkan materi yang dipelajari
dan senang penggunaan, manfaat pembelajaran yang dengan kehidupan sehari-hari.
dalam bahan ajar dan baik.
pemakaiannya. kemenarikan bahan 2. Membantu Manfaat Handout Handout membantu pendidik untuk
Praktikalitas ajar pendidik dalam bagi pendidik mengajarkan materi pembelajaran
berkaitan memelihara Handout membantu pendidik untuk
dengan konsistensi mengajarkan materi pembelajaran
kemudahan penyampaian Buku teks dapat menunjang kegiatan pendidik
dan kemajuan materi di kelas. dalam memenuhi tuntutan K13
yang
didapatkan 3. Memberikan Manfaat Buku Teks Handout dapat menambah wawasan pembaca
siswa dengan informasi bagi pembaca (pendidik dan siswa)
menggunakan tambahan yang Handout dapat membantu pengetahuan
bahan ajar. mudah secara cepat ingatan dan penyempurnaan materi yang
oleh pendidik dan dipelajari.
peseta didik Handout dapat digunakan dimana saja dan
kapan saja.
Tujuan Penggunaan handout dalam pembelajaran
Pembuatan : dapat menghemat waktu dan efisien
1. Memudahkan Kemudahan digunakan dalam pembelajaran.
pendidik dalam penggunaan bagi
menyampaikan pendidik Handout praktis dan mudah dibawa karena
materi dapat disimpan
pembelajaran
2. Memberikan Kemudahan Penyajian materi pada Handout lebih praktis
kesempatan kepada penggunaan bagi dan dapat dipelajari oleh siswa secara
siswa untuk siswa berulang
mengulangi Bahasa yang digunakan pada handout mudah
pelajaran dipahami siswa
32
Uraian materi dan latihan yang ada pada
handout jelas dan sederhana
Handout praktis dan mudah dibawa karena
dapat disimpan
Handout dapat digunakan berulang-ulang
Siswa dapat belajar mandiri sesuai dengan
kemampuan belajarnya masing-masing
3. Menyediakan Kemenarikan Desain tampilan penyajian handout menarik
materi untuk dilihat
pembelajaran yang Isi materi dalam buku teks dilengkapi dengan
menarik bagi siswa ilustrasi, gambar, foto yang sesuai materi
Jenis font pada handout terbaca dengan jelas
Kombinasi warna yang digunakan dalam
handout sudah menarik
Analisis: Dari kisi-kisi praktikalitas handout dinilai dari segi kegunaan handout bagi guru dan siswa dan dari segi tujuan
pembuatannya. Indikator penilaiannya diantara lain manfaat bagi pendidik dan peserta didik, kemudahan pengguna bagi
pendidik, kemudahan pengguna bagi peserta didik, dan kemenarikan handout. Dari indikator tersebut dapat dilihat sub
indikatornya masing-masing pada tabel 7.
b. Modul
g) Tidak Validitas isi Modul yang digunakan Modul yang digunakan tidak
tergantung pada tidak bergantung pada bergantung pada bahan ajar lain
bahan ajar lain bahan ajar lain
h) Perkembangan Validitas isi Modul yang Modul yang dikembangkan sesuai
ilmupengetahua dikembangkan sesuai dengan ilmupengetahuan dan
n dan teknologi dengan teknologi
ilmupengetahuan dan
teknologi
35
i) Istilah yang Paparan informasi Paparan informasi bersifat
umum bersifat sederhana, sederhana, mudah dimengerti,
mudah dimengerti, serta serta menggunakan istilah yang
menggunakan istilah umum digunakan
yang umum digunakan
Komponen Kebahasaan Kesesuaian dengan Validitas Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan adalah
kaidah Bahasa Bahasa adalah bahasa yang bahasa yang komunikatif bagi
Indonesia yang komunikatif bagi siswa siswa
baik dan benar Informasi yang Informasi yang disampaikan jelas
disampaikan jelas
Kegrafikan Kesesuaiandengankaida
h Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
Penggunaanbahasa
secara efektif dan
efisien
Mudah dibaca dan Validitas Keseimbangan antara ilustrasi gambar dengan tulisan
dilihat kegrafikan Keterpaduan warna tulisan yang terdapat pada modul
Font yang digunakan jelas dan mudah dibaca
Tata letak layout yang teratur
Analisis: Dari kisi-kisi uji validitas modul dapat disimpulkan bahwa dari segi validasi isi yang dinilai berupa
judul/identitas, SK/KD, tujuan pembelajaran, isi, tugas, langkah-langkah praktikum, dll. Kalau dari segi validitas konstruk
yang dinilai berupa contoh dan ilustrasinya. Kalau dari segi bahasa yang dinilai kesesuaian bahasa denga kaidah bahasa
indonesia yang baik dan benar. Kalau dari segi kegrafikan yang di nilai berupa kemudahan dibaca dan keindahan dilihat.
36
Tabel 9. Kisi-kisi Angket Uji Praktikalitas Modul
c. Buku Ajar
Tabel 10. Kisi-Kisi Angket Uji Validitas Buku Ajar
39
Validitas Pada komponen Bahasa pada
Bahasa kebahasaan ini aspek Buku ajar :
yang dinilai adalah Semi formal dan Sesuai kaidah Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah
apakah informasi sesuai kaidah penulisan Bahasa penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan
yang disampaikan penulisan bahasa Indonesia benar.
dalam bahan ajar indonesia yang
sampai dengan baik baik dan benar
kepada siswa sebagai Pemanfaatan bahasa Penulisan bahasa menggunakan kalimat yang
pembaca. Depdiknas secara efektif dan efektif dan efesien
(2008) menjelaskan efesien
bahwa: ”Komponen
kebahasaan antara lain
Kejelasan informasi Informasi yang disampaikan jelas
mencakup:
keterbacaan, kejelasan
Komunikatif Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
informasi, kesesuaian
komunikatif bagi siswa
dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik
dan benar, Mudah dipahami Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan
pemanfaatan bahasa memotivasi siswa untuk belajar
secara efektif dan
efisien.
Validitas Komponen kegrafisan Keterbacaan
Kegrafisan berisi tentang Buku Teks :
bagaimana tampilan Mudah dibaca Ilustrasi sesuai materi
Ilustrasi, grafis, gambar, foto sesuai dengan
dan desain dari materi pembelajaran
sebuah bahan ajar. Tampilan menarik Tampilan menggunakan warna dan desain
Depdiknas (2008) menarik
selanjutnya Penggunaan font yang Buku Teks menggunakan font yang jelas dan
menjelaskan bahwa jelas terbaca
40
“komponen Tata letak/ layout Tata letak/ layout pada buku teks sudah
kegrafisan antara lain proporsional seimbang dan proporsional
mencakup:
penggunaan font; jenis
dan ukuran, lay out
atau tata letak,
ilustrasi, gambar, foto,
desain tampilan”.
Analisis: Dari kisi-kisi validitas buku ajar dapat disimpulkan bahwa yang dinilai dari segi isi berupa unsur-unsur
penyusunan buku ajar(pendahuluan, isi, penutup) dan fungsi buku ajar (sebagai sudut pandang modern dan bahan
bacaan). Dari segi konstruk yang dinilai berupa kriteria buku ajar (sesuai dengan kurikulum yang berlaku, adanya silabus,
dan sistematis). Dari segi bahasa yang dinilai yaitu bahasa yang digunakan semi formal dan sesuai dengan kaidan bahasa
indonesia. Dari segi kegrafisan yang dinilai yakni mudah dibaca serta keserasian tata letak yang proporsional.
41
pemakaiannya. bahan ajar dan karena disusun Buku ajar dapat digunakan untuk memotivasi
Praktikalitas kemenarikan bahan berdasarkan belajar siswa
berkaitan ajar kurikulum
dengan yang berlaku
kemudahan 2. Menjadi Manfaat Buku Ajar Buku ajar membantu pendidik untuk
dan kemajuan pegangan guru bagi pendidik mengajarkan materi pembelajaran
yang dalam Buku ajar dapat menjadi rujukan bagi
didapatkan menentukan pendidik dalam mengaktifkan siswa dalam
siswa dengan metode belajar
menggunakan pembelajaran Buku ajar dapat menunjang kegiatan pendidik
bahan ajar. dalam memenuhi tuntutan K13
3. Memberikan Manfaat Buku Ajar Buku ajar menambah wawasan bagi pembaca
pengetahuan bagi pembaca (pendidik maupun siswa)
bagi pendidik
maupun siswa
Tujuan
Pembuatan Buku
Ajar :
1) Memudahkan Kemudahan Penggunaan buku ajar membuat waktu
pendidik dalam penggunaan bagi pembelajaran lebih efektif dan efisien
menyampaikan pendidik Buku ajar dapat digunakan kapan saja dan
materi dimana saja, sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran pendidik
d. Buku Teks
Tabel 12. Kisi-kisi Angket Uji Validitas Buku Teks
44
Validitas Konstruk adalah Kriteria Buku
konstruk kerangka dari suatu Teks :
konsep. Validitas 1. Sesuai alur Susunan buku teks Penyajian buku teks (paling sedikit) berisi
konstruk bahan ajar penulisan harus sistematis judul, KD, materi, latihan, penilaian
pada dasarnya Struktur dan penyusunan buku teks berurutan
merupakan usaha dan sistematis
untuk menunjukan 2. Ada peta Peta konsep sesuai Penyajian peta konsep sesuai dengan uraian
bahwa bahan ajar keilmuan dengan materi materi pada setiap BAB
benar-benar 3. Ada studi Ilustrasi sesuai dengan Penggunaan ilustrasi dan studi kasus sesuai
mencerminkan kasus/ilustrasi materi dengan materi pada setiap BAB
konstruk yang sama
dengan kriteria bahan
ajar seharusnya.
Validitas Pada komponen Bahasa pada
Bahasa kebahasaan ini aspek Buku Teks :
yang dinilai adalah Formal dan Sesuai kaidah Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah
apakah informasi sesuai kaidah penulisan Bahasa penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan
yang disampaikan penulisan bahasa Indonesia benar.
dalam bahan ajar indonesia yang Pemanfaatan bahasa Penulisan bahasa menggunakan kalimat yang
sampai dengan baik baik dan benar secara efektif dan efektif dan efesien
kepada siswa sebagai efesien
pembaca. Depdiknas Kejelasan informasi Informasi yang disampaikan jelas
(2008) menjelaskan Komunikatif Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
bahwa: ”Komponen komunikatif bagi siswa
45
kebahasaan antara lain Mudah dipahami Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan
mencakup: memotivasi siswa untuk belajar
keterbacaan, kejelasan
informasi, kesesuaian
dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik
dan benar,
pemanfaatan bahasa
secara efektif dan
efisien (jelas dan
singkat)”.
Validitas Komponen kegrafisan Keterbacaan
Kegrafisan berisi tentang Buku Teks :
bagaimana tampilan Mudah dibaca Ilustrasi sesuai materi Ilustrasi, grafis, gambar, foto sesuai dengan
dan desain dari materi pembelajaran
sebuah bahan ajar. Tampilan menarik Tampilan menggunakan warna dan desain
Depdiknas (2008) menarik
selanjutnya
menjelaskan bahwa Penggunaan font yang Buku Teks menggunakan font yang jelas dan
“komponen jelas terbaca
46
kegrafisan antara lain Tata letak/ layout Tata letak/ layout pada buku teks sudah
mencakup: proporsional seimbang dan proporsional
penggunaan font; jenis
dan ukuran, lay out
atau tata letak,
ilustrasi, gambar, foto,
desain tampilan”.
Analisis: Dari kisi-kisi uji validitas buku teks dapat disimpulkan bahwa yang dapat dinilai dari segi validitas isi berupa
unsur-unsur penyusun buku teks (judul, KD, materi pembelajaran, latihan dan penilaian), fungsi buku teks, dan kepadatan
materi pada buku teks. Dari segi konstruk yang dinilai berupa kriteria buku teks (sesuai alur, ada peta keilmuan, ada studi
kasus). Dari segi bahasa yang dinilai berupa bahasa yang digunakan yajni bahasa formal dan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Dari segi kegrafikan yang dinilai berupa kemudahan buku teks untuk dibaca serta tata
letak harus proporsional.
47
dalam bahan ajar dan karena disusun Buku teks dapat digunakan untuk memotivasi
pemakaiannya. kemenarikan bahan berdasarkan belajar siswa
Praktikalitas ajar kurikulum yang
berkaitan berlaku
dengan 2. Menjadi Manfaat Buku Teks Buku teks membantu pendidik untuk
kemudahan pegangan guru bagi pendidik mengajarkan materi pembelajaran
dan kemajuan dalam Buku teks dapat menjadi rujukan bagi
yang menentukan pendidik dalam mengaktifkan siswa dalam
didapatkan metode belajar
siswa dengan pembelajaran Buku teks dapat menunjang kegiatan
menggunakan pendidik dalam memenuhi tuntutan K13
bahan ajar. 3. Memberikan Manfaat Buku Teks Buku teks menambah wawasan bagi pembaca
pengetahuan bagi pembaca (pendidik maupun siswa)
bagi pendidik
maupun siswa
Tujuan
Pembuatan Buku
Teks :
1. Memudahkan Kemudahan Penggunaan buku teks membuat waktu
pendidik dalam penggunaan bagi pembelajaran lebih efektif dan efisien
menyampaikan pendidik Buku teks dapat digunakan kapan saja dan
materi dimana saja, sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran pendidik
49
4. Matriks Perbedaan Instrumen Validitas dan Praktikalitas Bahan Ajar
Handout
Instrumen Validitas Handout
Petunjukpengisian
Berilah tanda check (v) pada kolom yang palingsesuaidenganpenilaian Anda.
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = setuju
4 = sangat setuju
No KOMPONEN 1 2 3 4
KELAYAKAN ISI
1 Topik yang disajikan dalam handout sudah sesuai
dengan tuntutan KI, KD, dan indikator yang
dirumuskan.
2 Uraian materi dan contoh yang diberikan relevan dan
menarik perhatian siswa
3 Handout berisikan informasi pendukung yang sesuai
dengan deskripsi materi pembelajaran.
4 Uraian materi pada handout mengacu pada pendekatan
saintifik.
5 Contoh soal yang diberikan dapat membantu siswa
dalam memahami materi.
6 Contoh soal yang diberikan dapat membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
untuk belajar.
7 Sumber materi berasal dari buku dan sumber relevan
lainnya
8 Sumber bacaan yang dimuat dalam Handout sudah
jelas
KEBAHASAAN
9 Bahasa yang digunakan merupakan bahasa baik dan
69
benar menurut kaidah tata bahasa Indonesia
10 Bahasa yang digunakan memotivasi siswa untuk
belajar.
11 Bahasa yang digunakan komunikatif
12 Informasi yang disampaikan jelas
13 Konsisten dalam menggunakan istilah yang
menggambarkan konsep.
PENYAJIAN
13 Penyajian Handout dimulai dari : Identitas, Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Petunjuk Belajar,
Informasi Pendukung, Materi Pembelajaran, Paparan
Isi Materi (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar,
Mengkomunikasi kan), Contoh-contoh soal, dan latihan
soal.
14 Struktur dan penyusunan Handout berurutan dan
sistematis
15 Pada handout di setiap halamannya disajikan gambar
yang menarik
16 Handout mempunyai desain tampilan yang sederhana
dan menarik
KEGRAFISAN
17 Desain cover handout sudah menarik
18 Jenis ukuran huruf yang digunakan pada handout sudah
bisa dibaca dengan jelas
19 Tata letak gambar pada handout sudah menarik.
20 Tata letak teks pada handout sudah menarik
21 Warna yang digunakan pada handout sudah menarik
22 Handout mempunyai tata letak dan lay out teratur
Komentar/saran validator:
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
70
Instrumen Uji Kepraktisan Handout Bagi Pendidik
A. Petunjuk
Berikut ini dikemukan sejumlah pernyataan sehubungan dengan uji kepraktisan
Handout. Untuk itu kepada Bapak dan Ibu sebagai praktisi dapat memberikan cek
(√) pada kolom yang sesuai dengan yang dirasakan untuk beberapa pilihan yaitu :
1 Sangat tidak setuju
2 Tidak Setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4
A. KemudahanPenggunaan
Penggunaan handout dalam pembelajaran dapat
1 menghemat waktu dan efisien digunakan dalam
pembelajaran.
Handout membantu pendidik untuk mengajarkan
2
materi pembelajaran
Handout dapat membantu pendidik dalam mendorong
3
keberanian siswa dalam berprestasi.
Handout dapat menunjang kegiatan pendidik dalam
4
memenuhi tuntutan K13
Uraian materi dan latihan yang ada pada handout jelas
5
dan sederhana
Handout dapat menambah wawasan pembaca
6
(pendidik dan siswa)
Handout praktis dan mudah dibawa karena dapat
7
disimpan
Uraian materi dan latihan yang ada pada handout jelas
8
dan sederhana
B. Kemenarikan Sajian
Desain tampilan penyajian handout menarik untuk
1
dilihat
2 Isi materi dalam buku teks dilengkapi dengan ilustrasi,
gambar, foto yang sesuai materi
3 Jenis font pada handout terbaca dengan jelas
Kombinasi warna yang digunakan dalam handout
4
sudah menarik
C. Manfaat
Handout membantu siswa dalam memahami konsep
1
fisika.
71
2 Handout dapat menggantikan catatan siswa.
Handout membantu siswa dalam menghubungkan
3
materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
Handout membantu pendidik untuk mengajarkan
4
materi pembelajaran
Bahasa yang digunakan pada handout mudah
5
dipahami siswa
Handout dapat menunjang kegiatan pendidik dalam
6
memenuhi tuntutan K13
Handout dapat menambah wawasan pembaca
7
(pendidik dan siswa)
Handout dapat membantu pengetahuan ingatan dan
8
penyempurnaan materi yang dipelajari.
Praktisi
...............…………....
NIP.
72
Instrumen Uji Kepraktisan Handout Bagi Siswa
A. Petunjuk
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan uji kepraktisan
Handout. Untuk itu kepada ananda sebagai praktisi dapat memberikan cek (√) pada
kolom yang sesuai dengan yang dirasakan untuk beberapa pilihan yaitu :
1 Sangat tidak setuju
2 Tidak Setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4
A. Kemudahan Penggunaan
Penggunaan handout dalam pembelajaran dapat
1 menghemat waktu dan efisien digunakan dalam
pembelajaran.
Materi yang ada di dalam handout mudah saya
2
dipahami.
Penyajian materi pada Handout lebih praktis dan dapat
3
saya pelajari secara berulang
Uraian materi dan latihan yang ada pada handout jelas
4
dan sederhana
Bahasa yang digunakan pada handout mudah saya
5
dipahami
Handout praktis dan mudah saya bawa karena dapat
6
disimpan
Saya dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuan
7
belajar saya
B. Kemenarikan Sajian
Desain tampilan penyajian handout menarik untuk
1
dilihat
2 Isi materi dalam buku teks dilengkapi dengan ilustrasi,
gambar, foto yang sesuai materi
3 Saya dapat membaca jelas font pada handout
Kombinasi warna yang digunakan dalam handout
4
sudah menarik
C. Manfaat
Handout membantu saya dalam memahami konsep
1
fisika.
2 Handout dapat menggantikan catatan saya.
Handout membantu saya dalam menghubungkan
3
materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
73
Handout dapat membantu pengetahuan ingatan saya
4
dan penyempurnaan materi yang saya pelajari.
Handout dapat saya gunakan dimana saja dan kapan
5
saja.
Handout membuat saya menjadi aktif dalam
6
pembelajaran fisika
7 Handout dapat memotivasi saya dalam belajar
Handout dapat menambah wawasan saya dalam
8
materi fisika
Praktisi
................…………....
74
Modul
Instrumen Validitas Modul
Petunjuk pengisian
Berilah tanda check (v) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian Anda.
1= kurang sesuai
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik/sesua
No Komponen 1 2 3 4
KELAYAKAN ISI
1 Materi dalam modul sesuai dengan topik modul
2 Modul berisi petunjuk belajar yang jelas bagi siswa
3 Materi dalam modul sesuai dengan tuntutan
kurikulum dan silabus
4 Materi dalam modul sesuai dengan kemampuan
siswa
5 Terdapat penilaian pada akhir pembelajaran
6 Soal-soal evaluasi dapat digunakan untuk mengukur
kompetensi siswa
7 Rumusan tujuan pembelajaran terspesifikasi
(khusus)
8 Modul dapat digunakan sendiri atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain
9 Isi modul dapat menyesuaikan perkembangan
ilmupengetahuan dan teknologi, fleksibel/luwes
digunakan diberbagai perangkat keras (hardware)
10 Modul terintegrasi dengan langkah-langkah
pembelajaran
KEBAHASAAN
11 Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
komunikatif bagi siswa
12 Informasi yang disampaikan tidak ambigu
13 Penulisan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
14 Penulisan menggunakankalimat efektif dan efisien
15 Paparan informasi bersifat sederhana, mudah
dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum
digunakan
PENYAJIAN
75
16 Modul menyajikan informasi yang mendorong
siswa untuk belajara secara ilmiah
17 Materi pembelajaran dikemas dalam unit-unit
kegiatan yang kecil/spesifik
18 Ketersediaan contoh dan ilustrasi yang mendukung
kejelasan pemaparan materi pembelajaran
Komentar/saran validator:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
...........................
76
Instrumen Uji Kepraktisan Modul Bagi Pendidik
A. Petunjuk
Berikut ini dikemukan sejumlah pernyataan sehubungan dengan uji kepraktisan
Modul. Untuk itu bapak/ibu sebagai praktisi dapat memberikan cek (√) pada kolom
yang sesuai dengan yang dirasakan untuk beberapa pilihan yaitu :
1 Sangat tidak setuju
2 Tidak Setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4
A. Kemudahan Penggunaan
Modul membuat waktu pembelajaran lebih efektif dan
1
efisien
Modul membantu pendidik untuk mengajarkan materi
2
pembelajaran
Modul menunjang kegiatan pendidik dalam memenuhi
3
tuntutan K13
Siswa dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuan
4
belajarnya masing-masing
Siswa dapat mengukur pemahaman terhadap materi
5
dengan melakukan evaluasi
Modul dapat digunakan berulang-ulang oleh pendidik
6
dan siswa
B. Manfaat
Penggunaan modul tidak bergantung pada bahan ajar
1
lain
Modul membantu meningkatkan pemahaman siswa
2
dengan baik
3 Materi dalam modul mudah dipahami siswa
Modul memudahkan siswa dalam belajar mandiri di
4
sekolah maupun di rumah
Modul dapat mengukur tingkat pemahaman siswa
5
terhadap materi pembelajaran
Modul dapat menjadi rujukan bagi pendidik dalam
6
mengajar dan siswa dalam belajar
Modul praktis dan mudah dibawa karena dapat
7
disimpan
Modul dapat digunakan untuk memotivasi belajar
8
siswa
9 Uraian materi dan latihan yang ada pada modul jelas
77
dan sederhana
10 Modul dapat digunakan kapan saja dan dimana saja
11 Modul dapat melatih sikap jujur siswa
Praktisi
...............…………....
NIP.
78
Instrumen Uji Kepraktisan Modul Bagi Siswa
A. Petunjuk
79
10 Modul dapat digunakan kapan saja dan dimana saja
11 Modul dapat melatih sikap jujur siswa
Praktisi
...............…………....
80
Buku Ajar
Petunjukpengisian
Berilah tanda check (v) pada kolom yang palingsesuaidenganpenilaian Anda.
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = setuju
4 = sangat setuju
No KOMPONEN 1 2 3 4
KELAYAKAN ISI
1 Isi halaman judul meliputi judul buku, pengarang,
nomor penerbitan, nama, tempat penerbit dan tahun
penerbit.
2 Daftar isi memuat tentang topic bacaan dan halaman
dimana topic tersebut berada
3 Kata pengantar dan kata sambutan ditulis oleh penulis
sebagai penjelas.
4 Materi yang disajikan setiap bab sesuai dengan materi
keilmuanya
5 Contoh dan latihan berhubungan dengan materi yang
disajikan
6 Lampiran yang disajikan sesuai dengan ilmu yang
dibahas
7 Kunci jawaban sesuai dengan soal dan latihan yang
diberikan
8 Materi yag disajikan mengandung informasi yang
terbarukan
9 Contoh kasus yang berikan memuat informasi yang
kaya dan berhubungan dengan informasi yang baru
10 Bahan materi atau informasi yang disajikan
mengandung pojok evaluasi dan remedial
11 Struktur dan penyusunan buku ajar berurutan dan
55
sistematis sesuai dengan aturan K-13
12 Peyajian silabus sesuai dengan K-13 dan sesuai dengan
KI dan KD yang akan dibahas.
13 Pemyusunan buku ajar terurut dari hal umum seperti
judul sampai materi latihan dan contoh soal
KEBAHASAAN
14 Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
15 Penulisan bahasa menggunakan kalimat yang efektif
dan efesien
16 Informasi yang disampaikan jelas
17 Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
komunikatif bagi siswa
18 Bahasa yan digunakan memotivasi siswa untuk belajar
PENYAJIAN
19 Penyajian buku teks (paling sedikit) berisi judul, KD,
materi, latihan, penilaian
20 Struktur dan penyusunan buku teks berurutan dan
sistematis
21 Penyajian peta konsep sesuai dengan uraian materi
pada setiap BAB
22 Penggunaan ilustrasi dan studi kasus sesuai dengan
materi pada setiap BAB
KEGRAFISAN
23 Ilustrasi, grafis, gambar, foto sesuai dengan materi
pembelajaran
24 Tampilan menggunakan warna dan desain menarik
25 Buku Teks menggunakan font yang jelas dan terbaca.
26 Tata letak/layout pada buku teks sudah seimbang dan
proporsional
Komentar/saran validator:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......
56
Instrumen Uji Kepraktisan Buku Ajar Bagi Pendidik
A. Petunjuk
Berikut ini dikemukan sejumlah pernyataan sehubungan dengan uji kepraktisan Buku
Ajar. Untuk itu kepada Bapak dan Ibu sebagai praktisi dapat memberikan cek (√) pada
kolom yang sesuai dengan yang dirasakan untuk beberapa pilihan yaitu :
1 Sangat tidak setuju
2 Tidak Setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4
A. Kemudahan Penggunaan
Penggunaan buku ajar membuat waktu pembelajaran
1
lebih efektif dan efisien
Buku ajar dapat digunakan kapan saja dan dimana
2
saja, sesuai dengan kebutuhan pendidik
Isi buku ajar secara keseluruhan mudah dipahami
3
oleh pendidik
Bahasa yang digunakan pada buku ajar mudah
4
dipahami
Uraian materi dan latihan yang ada pada buku ajar
5
jelas dan sederhana
Buku ajar praktis dan mudah dibawa karena dapat
6
disimpan
7 Buku ajar dapat digunakan berulang-ulang
Siswa dapat belajar mandiri sesuai dengan
8
kemampuan belajarnya masing-masing
B. Kemenarikan Sajian
Desain tampilan penyajian buku ajar menarik untuk
1
dilihat
2 Isi materi dalam buku ajar dilengkapi dengan
ilustrasi, gambar, foto yang sesuai materi
3 Jenis font pada buku ajar terbaca dengan jelas
Kombinasi warna yang digunakan dalam buku ajar
4
sudah proporsional
C. Manfaat
1 Buku ajar membantu siswa memahami materi
Buku ajar memfasilitasi siswa untuk dapat berlatih
2
memecahkan masalah
3 Buku ajar membantu siswa berpikir kritis
60
Buku ajar membantu pendidik untuk mengajarkan
4
materi pembelajaran
Buku ajar dapat menjadi rujukan bagipen didik
5
dalam mengaktifkan siswadalambelajar
Buku ajar dapat menunjang kegiatan pendidik
6
dalam memenuhi tuntutan K13
Buku ajar dapat digunakan untuk memotivasi
7
belajar siswa
Buku ajar menambah wawasan bagi pendidik
8
maupun siswa
Praktisi
………………………
NIP.
61
Instrumen Uji Kepraktisan Buku Ajar Bagi Siswa
A. Petunjuk
Berikut ini dikemukan sejumlah pernyataan sehubungan dengan uji kepraktisan Buku
Ajar. Untuk itu kepada ananda sebagai praktisi dapat memberikan cek (√) pada kolom
yang sesuai dengan yang dirasakan untuk beberapa pilihan yaitu :
1 Sangat tidak setuju
2 Tidak Setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4
A. Kemudahan Penggunaan
Penggunaan buku ajar membuat waktu pembelajaran
1
lebih efektif dan efisien
Buku ajar dapat saya gunakan kapan saja dan dimana
2
saja, sesuai dengan kebutuhan
3 Isi buku ajar secara keseluruhan mudah saya pahami
Bahasa yang digunakan pada buku ajar mudah saya
4
pahami
Uraian materi dan latihan yang ada pada buku ajar
5
jelas dan sederhana
Buku ajar praktis dan mudah saya bawa karena dapat
6
disimpan
7 Buku ajar dapat saya gunakan berulang-ulang
Saya dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuan
8
belajarnya masing-masing menggunakan buku ajar
B. Kemenarikan Sajian
Desain tampilan penyajian buku ajar menarik untuk
1
saya lihat
2 Isi materi dalam buku ajar dilengkapi dengan
ilustrasi, gambar, foto yang sesuai materi
Jenis font pada buku ajar terbaca dengan jelas oleh
3
saya
Kombinasi warna yang digunakan dalam buku ajar
4
menarik bagi saya
C. Manfaat
1 Buku ajar membantu saya memahami materi
Buku ajar memfasilitasi saya untuk dapat berlatih
2
memecahkan masalah
3 Buku ajar membantu saya berpikir kritis
62
Buku ajar membantu guru untuk mengajarkan saya
4
materi pembelajaran
Buku ajar dapat menjadi rujukan bagi guru dalamm
5
engaktifkan siswa dalam belajar
Buku ajar dapat menunjang kegiatan saya dalam
6
memenuhi tuntutan K13
Buku ajar dapat digunakan untuk memotivasi
7
belajar siswa
8 Buku ajar menambah wawasan bagi saya
Praktisi
……………………………....
63
Buku Teks
Petunjukpengisian
Berilah tanda check (v) pada kolom yang palingsesuaidenganpenilaian Anda.
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = setuju
4 = sangat setuju
No KOMPONEN 1 2 3 4
KELAYAKAN ISI
1 Isi materi buku teks sesuai dengan judul setiap
topik/BAB
2 Isi materi buku teks sesuai dengan kompetensi dasar
yang akan dicapai siswa
3 Materi pembelajaran buku teks sesuai dengan kaidah
keilmuan
4 Isi materi pada buku teks sesuai dengan kemampuan
siswa
5 Latihan yang diujikan sesuai dengan materi pada buku
teks
6 Terdapat penilaian pada akhir setiap bab
7 Materi pada buku teks mengandung informasi yang
lengkap
8 Buku teks mencantumkan referensi yang jelas
9 Sumber materi adalah pengembangan dari buku lain,
karya ilmiah dan hasil penelitian yang aktual
10 Materi pada buku teks dapat menambah wawasan
pengetahuan
11 Cakupan substansi materi pembelajaran lengkap pada
satu bidang kajian ilmu
KEBAHASAAN
12 Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
64
13 Penulisan bahasa menggunakan kalimat yang efektif
dan efesien
14 Informasi yang disampaikan jelas
15 Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
komunikatif bagi siswa
16 Bahasa yan digunakan memotivasi siswa untuk belajar
PENYAJIAN
17 Penyajian buku teks (paling sedikit) berisi judul, KD,
materi, latihan, penilaian
18 Struktur dan penyusunan buku teks berurutan dan
sistematis
19 Penyajian peta konsep sesuai dengan uraian materi
pada setiap BAB
20 Penggunaan ilustrasi dan studi kasus sesuai dengan
materi pada setiap BAB
KEGRAFISAN
21 Ilustrasi, grafis, gambar, foto sesuai dengan materi
pembelajaran
22 Tampilan menggunakan warna dan desain menarik
23 Buku Teks menggunakan font yang jelas dan terbaca.
24 Tata letak/layout pada buku teks sudah seimbang dan
proporsional
Komentar/saran validator:
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
..............
65
Instrumen Uji Kepraktisan Buku Teks Bagi Pendidik
A. Petunjuk
Berikut ini dikemukan sejumlah pernyataan sehubungan dengan uji
kepraktisan Buku Teks. Untuk itu kepada Bapak dan Ibu sebagai praktisi
dapat memberikan cek (√) pada kolom yang sesuai dengan yang dirasakan
untuk beberapa pilihan yaitu :
1 Sangat tidak setuju
2 Tidak Setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4
A. Kemudahan Penggunaan
Penggunaan buku teks membuat waktu pembelajaran
1
lebih efektif dan efisien
Buku teks dapat digunakan kapan saja dan dimana
2
saja, sesuai dengan kebutuhan pendidik
Isi buku teks secara keseluruhan mudah dipahami
3
oleh pendidik
Bahasa yang digunakan pada buku teks mudah
4
dipahami
Uraian materi dan latihan yang ada pada buku teks
5
jelas dan sederhana
Buku teks praktis dan mudah dibawa karena dapat
6
disimpan
7 Buku teks dapat digunakan berulang-ulang
Siswa dapat belajar mandiri sesuai dengan
8
kemampuan belajarnya masing-masing
B. Kemenarikan Sajian
Desain tampilan penyajian buku teks menarik untuk
1
dilihat
2 Isi materi dalam buku teks dilengkapi dengan
ilustrasi, gambar, foto yang sesuai materi
3 Jenis font pada buku teks terbaca dengan jelas
Kombinasi warna yang digunakan dalam buku teks
4
sudah proporsional
C. Manfaat
1 Buku teks membantu siswa memahami materi
Buku teks memfasilitasi siswa untuk dapat berlatih
2
memecahkan masalah
66
3 Buku teks membantu siswa berpikir kritis
Buku teks membantu pendidik untuk mengajarkan
4
materi pembelajaran
Buku teks dapat menjadi rujukan bagipen didik
5
dalam mengaktifkan siswadalambelajar
Buku teks dapat menunjang kegiatan pendidik
6
dalam memenuhi tuntutan K13
Buku teks dapat digunakan untuk memotivasi
7
belajar siswa
Buku teks menambah wawasan bagi pendidik
8
maupun siswa
Praktisi
………………………
NIP.
67
Instrumen Uji Kepraktisan Buku Teks Bagi Siswa
A. Petunjuk
Berikut ini dikemukan sejumlah pernyataan sehubungan dengan uji
kepraktisan Buku Teks. Untuk itu kepada ananda sebagai praktisi dapat
memberikan cek (√) pada kolom yang sesuai dengan yang dirasakan untuk
beberapa pilihan yaitu :
1 Sangat tidak setuju
2 Tidak Setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4
A. Kemudahan Penggunaan
Penggunaan buku teks membuat waktu pembelajaran
1
lebih efektif dan efisien
Buku teks dapat saya gunakan kapan saja dan dimana
2
saja, sesuai dengan kebutuhan
3 Isi buku teks secara keseluruhan mudah saya pahami
Bahasa yang digunakan pada buku teks mudah saya
4
pahami
Uraian materi dan latihan yang ada pada buku teks
5
jelas dan sederhana
Buku teks praktis dan mudah saya bawa karena dapat
6
disimpan
7 Buku teks dapat saya gunakan berulang-ulang
Saya dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuan
8
belajarnya masing-masing menggunakan buku teks
B. Kemenarikan Sajian
Desain tampilan penyajian buku teks menarik untuk
1
saya lihat
2 Isi materi dalam buku teks dilengkapi dengan
ilustrasi, gambar, foto yang sesuai materi
Jenis font pada buku teks terbaca dengan jelas oleh
3
saya
Kombinasi warna yang digunakan dalam buku teks
4
menarik bagi saya
C. Manfaat
1 Buku teks membantu saya memahami materi
Buku teks memfasilitasi saya untuk dapat berlatih
2
memecahkan masalah
68
3 Buku teks membantu saya berpikir kritis
Buku teks membantu guru untuk mengajarkan saya
4
materi pembelajaran
Buku teks dapat menjadi rujukan bagi guru dalamm
5
engaktifkan siswa dalam belajar
Buku teks dapat menunjang kegiatan saya dalam
6
memenuhi tuntutan K13
Buku teks dapat digunakan untuk memotivasi
7
belajar siswa
8 Buku teks menambah wawasan bagi saya
Praktisi
……………………………....
69
B. Langkah-Langkah Pengembangan
Contoh/implementasi bahan ajar pada pembelajaran fisika salah satunya
yakni LKS. Dimana format dari LKS itu sendiri yakni, judul, KD yang akan
dicapai, tujuan, waktu, alat dan bahan, informasi singkat berupa materi
pelajaran, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan dan laporan yang harus
dikerjakan oleh siswa. Disini LKS yang dikembangkan yakni berupa LKS
Fisika kelas XI bermuatan literasi baru. Kerangka dari LKS tersebut dapat
dilihat pada Gambar 1.
Judul
KD
Tujuan
Waktu
Informasi Langkah
Singkat Kerja
Tugas
Referensi
70
diperlukan kisi-kisi validitas dari instrumen tersebut. Kisi-kisi instrumen
validitas LKS Fisika dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Validitas LKS Fiska Bermuatan
Literasi Baru Untuk Siswa Sma Kelas XI
No Aspek Indikator Nomor Butir
1 Kelayakan Kesesuaian dengan KI, KD 1,2,3
Isi Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 6,11,12,14,15
, 18
Kesesuaian dengan kebutuhan bahan
8,9,10,13,17
ajar
Kebenaran substansi materi
4
pembelajaran
Manfaat untuk penambahan wawasan 5,16,19,20
Kesesuaian dengan nilai-nilai sosial 7
2 Penyajian Kejelasan tujuan (indikator)yang ingin
21
dicapai
Urutan sajian 22
Pemberian motivasi, daya Tarik 23,24
Interaksi (pemberian stimulus dan
25
respond)
Kelengkapan informasi 26,27
3 Kebahasaan Keterbacaan 28
Kejelasan Informasi 29
Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa
30
Indonesia yang baik dan benar
Pemanfaatan Bahasa secara efektif dan
31
efisien (jelas dan singkat)
4 Kegrafisan Penggunaan font, jenis dan ukuran 32
Layout atau tata letak 33
Ilustrasi, gambar, dan foto 34
Desain Tampilan 35,36
71
LEMBAR PENILAIAN VALIDITAS LKS FISKA MATERI FLUIDA UNTUK
MENINGKATKAN LITERASI BARU SISWA KELAS XI SMA
A. Petunjuk Pengisian
1. Melalui lembar penilaian ini Bapak/Ibu diminta pendapatnya tentang LKS
Fisika meteri fluida untuk meningkatkan literasi baru siswa kelas XI SMA.
2. Pendapat yang Bapak/Ibu berikan pada setiap butir pernyataan yang
terdapat dalam lembar validitas ini akan digunakan sebagai masukan untuk
menyempurnakan LKS dalam pengembangan LKS Fisika meteri fluida
untuk meningkatkan literasi baru siswa kelas XI SMA.
3. Mohon berikan pendapat Bapak/Ibu dengan memberikan tanda centang
( pada salah satu kolom angka (1, 2, 3, atau 4 pada skala berikut):
Skor Kategori Persentase pencapaian indikator (%)
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 – 25
2 Tidak Setuju (TS) 26 – 50
3 Setuju (S) 51 – 75
4 Sangat Setuju (SS) 76 – 100
4. Identitas Bapak/Ibu diisi dengan lengkap
Nama Validator :
Jurusan :
B. Lembar Penilaian Instrumen Validasi LKS Fisika
Skor
No Indikator
1 2 3 4
a) Kelayakan Isi
1 Materi di LKS sesuai dengan materi di kurikulum 2013
2 Materi di LKS sesuai dengan KD
Rumusan tujuan pembelajaran pada LKS sesuai dengan
3
KD
4 Substansi materi dalam bahan ajar sudah benar
Materi pada LKS dapat menambah wawasan
5 pengetahuan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan
LKS yang dibuat dapat meningkatkan pola pikir siswa
6
sesuai dengan perkembangannya
Petunjuk kerja dalam literasi baru pada LKS memuat
7
sikap sosial.
Literasi Teknologi
Langkah kerja dalam LKS menuntut siswa mampu
8
menggunakan computer
72
Langkah kerja dalam LKS menuntut siswa mampu
9
menggunakan virtual laboratorium
Langkah kerja dalam LKS menuntut siswa mampu
10
mengunakan internet
Langkah kerja dalam LKS menuntut siswa mampu
11
memahami hasil karya teknologi manusia
Langkah kerja dalam LKS menuntut siswa mampu
12
menghubungkan sains dan teknologi
Literasi Data
Langkah kerja dalam LKS menuntut siswa mampu
13
membaca data
Langkah kerja dalam LKS menuntut siswa mampu
14
menganalisis data
Langkah kerja dalam LKS menuntut siswa mampu
15
mengkomunikasikan hasil analisis data
Langkah kerja dalam LKS menuntut siswa mampu
16
membuat kesimpuln berpikir berdasarkan data
Literasi Manusia
Langkah kerja dan tugas dalam LKS menuntut siswa
17
mampu berkolaborasi dalam tim
Langkah kerja dan tugas dalam LKS menuntut siswa
18 mampumengkomunikasikan dalam bentuk tulisan
(membuat laporan) maupun lisan (mempresentasikan)
Langkah kerja dan tugas dalam LKS menuntut siswa
19
mampu berpikir kritis
Langkah kerja dan tugas dalam LKS menuntut siswa
20
mampu berpikir kreatif
b) Kelayakan Sajian
21 Tujuan yang ingin dicapai pada LKS jelas
22 LKS yang disajikan dari sederhana ke yang kompleks
LKS memungkinkan siswa terdorong untuk membaca
23
materi pada bahan ajar
Penyajian LKS dapat melatih keterampilan berfikir
24
kritis siswa
LKS memungkinkan terjadinya interaksi antara guru
25
dan siswa
26 Informasi yang disampaikan dalam LKS sudah lengkap
LKS fisika memenuhi kelengkapan sistematika LKS
sesuai Depdiknas 2008 berupa Judul, Kompetensi
27
Dasar, Tujuan, Alokasi Waktu, Peralatan dan Bahan,
Informasi singkat, Langkah Kerja, dan Tugas.
c) Kelayakan Bahasa
Konsisten dalam menggunakan istilah-istilah dan
28
symbol
29 Informasi yang disajikan dalam LKS sudah jelas
30 Penulisan kalimat dalam LKS sudah sesuai dengan
73
Kaidah Bahasa Indonesia
31 Bahasa yang digunakan dalam LKS sudah efektif
d) Kelayakan Kegrafikan
Penggunaan front (jenis dan ukuran) tulisan pada LKS
32
sudah proporsional
33 Lay out dan tata letak dalam LKS sudah proporsional
Ilustrasi, gambar, dan foto yang disajikan pada bahan
34
ajar sudah sesuai dengan materi
35 Gambar cover sudah mewakili isi LKS
Perpaduan warna pada setiap cover dan setiap
36
lembaran sudah proporsional
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………
2. Saran-saran
Setelah Bapak dan Ibu membaca LKS ini, apa sajakah saran-saran yang dapat
digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan LKS fisika bermuatan literasi
baru pada materi fluida untuk siswa SMA kelas XI?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………
Padang, Oktober 2020
Validator
(…………….........…)
NIP.
74
Setelah diuji kevalitannya, selanjutnya LKS perlu diuji kepraktisannya
bagi guru dan siswa. Berikut contoh lembar angket/instrumen praktikalitas
bagi guru dan siswa.
75
1 Cover LKS menarik untuk dilihat
Ilustrasi, gambar, dan foto yang disajikan pada LKS
2
menarik dalam mendukung materi yang dijelaskan
Gambar-gambar pada bagian langkah kerja pada LKS
3
cukup jelas untuk mendukung kegiatan eksperimen
Tampilan isi LKS menggunakan kombinasi warna yang
4
pas sehingga menarik untuk dibaca
Perpaduan warna pada cover dan setiap lembaran LKS
5
sudah proporsional
c) Kejelasan
Materi pada LKS sesuai dengan tuntutan materi fisika
1
Kurikulum 2013
2 Tujuan yang akan dicapai dalam LKS sudah jelas
3 LKS menyajikan materi secara sistematis
Penggunaan font (jenis dan ukuran) tulisan LKS
4
terbaca dengan jelas
5 Informasi yang disajikan dalam LKS sudah jelas
Materi yang disajikan dalam LKS jelas dan mudah
6
dipahami
Langkah kerja dalam LKS jelas dan mudah dipahami
7
saat melakukan eksperimen
d) Manfaat Bagi Guru
Secara Umum
LKS dapat menjadi rujukan bagi guru untuk menilai
1
keaktifan siswa dalam belajar
LKS dapat mendukung kegiatan guru dalam memenuhi
2
tuntutan Kurikulum 2013
3 LKS dapat membuat pembelajaran lebih menarik
LKS dapat digunakan guru untuk melatih kerja sama
4
siswa dalam belajar
Literasi Teknologi
Langkah kerja dalam LKS membantu guru dalam
5
menjelaskan cara menset eksperimen
Langkah kerja dalam LKS membantu guru dalam
6 menjelaskan penggunaan virtual laboratorium saat
eksperimen
Langkah kerja dalam LKS membantu guru dalam
7
menjelaskan variabel bebas saat eksperimen
Langkah kerja dalam LKS membantu guru dalam
8
menjelaskan variabel terikat saat eksperimen
Langkah kerja dalam LKS membantu guru dalam
9
menjelaskan variabel kontrol saat eksperimen
Literasi Data
Langkah kerja dalam LKS membantu guru dalam
10
meningkatkan kemampuan membaca data siswa
11 Langkah kerja dalam LKS membantu guru dalam
76
meningkatkan kemampuan mengumpulkan data siswa
Langkah kerja dalam LKS membantu guru dalam
12
meningkatkan kemampuan menganalisis data siswa
Langkah kerja dalam LKS membantu guru dalam
meningkatkan kemampuan menggunakan informasi
13
dalam mengkomunikasikan hasil analisis data oleh
siswa
Langkah kerja dalam LKS membantu guru dalam
14 meningkatkan kemampuan membuat kesimpulan
berdasarkan hasil analisis data oleh siswa
Literasi Manusia
Langkah kerja dan tugas dalam LKS membantu guru
15 dalam meningkatkan kemampuan berkolaborasi dalam
tim
Langkah kerja dan tugas dalam LKS membantu guru
16
dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa
Langkah kerja dan tugas dalam LKS membantu guru
17
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
Langkah kerja dan tugas dalam LKS membantu guru
18
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
77
Setelah diuji kepraktisannya meka dapat kita tentukan keefektivitasan
dari bahan ajar tersebut. Sugiyono (2012;30) menyatakan bahwa “untuk
membuktikan signifikan perbedaan hasil sistem kerja sebelum dan sesudah,
perlu diuji secara statistik dengan t-test berkorelasi”. Menentukan
keefektivitasan LKS dilakukan dengan cara menguji normalitas dan
homogenitasnya. Jika data terdistribusi normal dan homogen, maka
selanjutnya dilakukan uji t-test berkorelasi terhadap data yang didapatkan.
Rumus yang digunakan untuk uji t-test pada uji efektivitas LKS yaitu:
X Y
thitung ................................................(15)
2
S S 2 S SY
X
2r X
Y
nX nY n n
X Y
Keterangan :
X = Rata – rata hasi sebelum
Y = Rata-rata hasil sesudah
S X = Simpangan baku nilai sebelum
SY = Simpangan baku nilai sesudah
S X2 = Varians nilai sebelum
thitung. Kemudian, harga thitung bandingkan dengan harga t pada table distribusi
t dengan taraf signifikansi 5%. Sugiyono (2012) menyatakan “jika harga thitung
lebih kecil dari ttabel maka hipotesis kerja diterima”. Jadi, jika ternyata thitung <
ttabel maka hipotesis kerja diterima artinya penggunaan LKS Fisika materi
fluida bermuatan literasi baru efektif digunakan untuk pembelajaran fisika
untuk siswa kelas XI SMA.
C. Model pengembangan
Terdapat beberapa macam model pengembangan yang bisa diterapkan.
Salah satunya yaitu model pengembangan menurut Borg and Gall. Dalam
78
mengembangkan suatu bahan ajar, terdapat beberapa jenis metode
pengembangan yang bisa diterapkan. Salah satunya yaitu model
pengembangan R&D. Sugiyono (2012) menjelaskan bahwa metode penelitian
dan pengembangan adalah metode yang digunakan untuk membuat suatu
produk tertentu dan menguji kepraktisan dan efektivitas produk tersebut.
Prosedur penelitian dan pengembangan Reaserch dan Development (R&D)
berdasarkan (Sugiyono, 2012) adalah sebagai berikut.
Revisi Produksi
Produk Massal
79
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan
dapat mengatasi masalah tersebut.
3. Mendesain Produk
Dengan adanya potensi dan masalah, serta didapatkan solusi dari
permasalahan tersebut maka tahap selanjutnya yaitu membuat desain produk.
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
4. Memvalidasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk valid untuk digunakan, dalam hal ini sistem kerja baru
rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi desain
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli untuk
menilai desain yang telah dirancang tersebut.
5. Merevisi Desain
Setelah produk divalidasi, maka diketahui hasil validasi berupa
kelemahan dari produk yang dirancang serta masukan dari validator. Dalam
tahap ini, dilakukan revisi produk berdasarkan masukan-masukan yang
dikemukakan oleh tenaga ahli sesuai indikator yang dibuat. jika sudah valid,
selanjutnya produk diuji cobakan.
6. Menguji Coba Produk
80
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan,
kecermatan, dan kesahihan suatu instrumen. Validitas dari sebuah bahan
ajar menunjukkan tingkat kesahihan bahan ajar tersebut. Validitas ini
divalidasi oleh para ahli di bidang tersebut.
2. Reliabilitas adalah ketepatan dalam menilai apa adanya, artinya kapan
pun tersebut digunakanakan memberikan hasil yang sama atau relatif
sama. Bahan ajar yang dikembangkan tidak memerlukan reliabilitas.
3. Kepraktisan suatu bahan ajar diartikan sebagai kemudahan dalam
penyelenggaraan, pembuatan, dan dalam pemeriksaan atau penentuan
keputusan yang objektif, sehingga keputusan tidak menjadi bias dan
meragukan. Kepraktisan dihubungkan pula dengan efisien dan efektifitas
waktu dan dana keseluruhan pembuatan bahan ajar.
4. Keefektifan suatu bahan ajar biasanya dilihat dari potential efect berupa
kualitas hasil belajar, sikap, dan motivasi peserta didik.
B. Saran
Uraian tentang Pengembangan Bahan Ajar Cetak semoga dapat
membantu para guru dalam proses pengajaran. Materi pada makalah ini patut
dipahami oleh seorang guru karena dalam pengembangan bahan ajar yang
telah dikembangkang perlu diuji waliditas, reliabilitas, praktikalitas, dan
efektivitas sehingga bahan ajar layak digunakan dan membantu peserta didik
dalam pencapaian kompetensi .
81
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.
Ashar, R. (2014). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajar. Jakarta:
Referensi Jakarta.
Asnawir, U. M. (2017). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.
Asrizal, A. d. (2013). Pembuatan Modul Fisika Berbasis TIK Untuk
Mengintegrasikan Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran
Siswa SMAN 10 Padang Kelas X Semester 1. Jurnal Pillar Of
Physics Education, Vol.1, 30-38.
Asrizal, F. S. (2017). Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar IPA
Terpadu Bermuatan Literasi Era Digital Untuk Pembelajaran Siswa
SMP Kelas VIII. Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP) Vol.1, No.1.
Asrizal, S. R. (2013). Desain Bahan Ajar Sains Terpadu Mengintegrasikan
NilaiKarakter CerdasBerbasis ICT Untuk Pembelajaran Siswa SMP
Kelas VIII. Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Fisika.
Azwar. (2005). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Banowati, E. (2017). Buku Teks Dalam Pembelajaran di Kota Semarang.
Jurnal Geografi, Vol.4, No.2, 25.
Barroh, H. (2012). Pengembangan Buku Ajar Berjendela Pada Materi Sistem
Reproduksi Manusia Untuk SMP. Bio Edu, Vol.1, No.2, 3-7.
Baswori. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
Djamas, D. S. (2014). Perangkat Pembelajaran Strategi Pembelajaran
Fisika. Padang: UNP.
Festiyed, F. a. (2018). Effectiveness of Adaptive Contextual Learning Model
of Integrated Science by Integrating Digital Age Literacy on Grade
VIII Students. IOP Converence Series: Materials Science and
Enggineering, 1-8.
Goma, S. M. (2012). Pengaruh Pemberian Pamflet terhadap Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Inisiasi Menyusu Dini. Penelitian
Krya Ilmiah, 20-22.
Haspen, C. D. (2019). Meta-Analisis Pengembangan E-Modul Berbasis
Inkuiri Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika. Jurnal Penelitian
Pembelajaran Fisika, Vol.5, No.2, 180-187.
Hersandi, M. (2015). Brosur IPA Terpadu sebagai Bahan Ajar di SMP
ditinjau dari Aspek Keterbacaannya. Seminar Nasional Jurusan Fisika
FMIPA UM, 141-142.
Iskandar, B. J. (2016). Pengembangan Buku Teks Geografi Dengan Struktur
Penulisan Ensiklopedia. Jurnal Pendidikan, VOL.1, NO.2, 137-143.
82
Millah, E. d. (2012). Pengembangan Buku Ajar Materi Bioteknologi di Kleas
XII SMA IPIEMS Surabaya Berorientasi Sains, Teknologi,
Lingkungan, dan Masyarakat (SETS). E-Journal, Bio Edu, Vol.1, 87-
90.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses.
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang Bahan Ajar
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Guru.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan
Poerwadarminta, W. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Prastowo, A. (2013). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta:
Kencana.
83
LAMPIRAN
84