Anda di halaman 1dari 6

Ular Tembaga

APAKAH itu rupanya seperti ular sungguh-sungguh yang melingkar pada


kayu? Bukan. Ular itu dibuat dari tembaga. Yehuwa menyuruh Musa
mendirikannya supaya orang-orang dapat melihat padanya dan tinggal hidup.
Tetapi ular-ular yang di tanah itu adalah ular sungguh-sungguh. Ular-ular itu
telah menggigit orang-orang dan membuat mereka sakit. Tahukah kau
mengapa?Ialah karena orang-orang Israel telah melawan Yehuwa dan Musa.
Mereka mengeluh, ’Mengapa kamu memimpin kami ke luar dari Mesir untuk
mati di padang gurun? Tidak ada makanan atau minuman di sini. Dan kami
sudah muak makan manna.’Tetapi manna adalah makanan yang sehat. Dengan
mukjizat Yehuwa telah memberikannya kepada mereka. Dan dengan mukjizat
Ia juga telah memberikan mereka air. Tetapi orang-orang tidak berterima
kasih atas caranya Allah telah memelihara mereka. Maka Yehuwa
mengirimkan ular-ular berbisa ini untuk menghukum orang-orang Israel. Ular-
ular menggigit mereka, dan banyak dari mereka mati. Akhirnya mereka datang
pada Musa dan berkata; kami berkata-kata melawan Yehuwa dan engkau.
Berdoalah kepada Yehuwa supaya ular-ular ini dijauhkan dari kami.’

Maka Musa berdoa untuk mereka. Dan Yehuwa menyuruh Musa membuat ular
tembaga ini. Ia mengatakan untuk menaruhnya pada sebuah tiang, dan bahwa
setiap orang yang digigit harus melihat pada ular tembaga itu. Musa
mengerjakan persis seperti yang Allah suruh. Dan orang-orang yang digigit ular
melihat kepada ular tembaga itu dan mereka menjadi sehat kembali.

Ada sebuah pelajaran yang dapat kita ambil dari sini. Semuanya kita, sama
seperti orang-orang Israel yang digigit oleh ular-ular itu. Kita semua dalam
keadaan menuju kematian. Lihatlah di sekitarmu, dan kau akan melihat orang-
orang menjadi tua, sakit, dan mati. Ini disebabkan karena lelaki dan perempuan
yang pertama, Adam dan Hawa, berpaling dari Yehuwa, dan kita semua
keturunan mereka. Tetapi Yehuwa telah membuat jalan supaya kita dapat hidup
untuk selama-lamanya.

Yehuwa mengirimkan Putranya, Yesus Kristus, ke bumi. Yesus digantung pada


sebuah tiang, karena banyak orang berpikir bahwa ia jahat. Tetapi Yehuwa
memberikan Yesus untuk menyelamatkan kita. Jika kita melihat kepadanya,
jika kita mengikuti teladannya, maka kita dapat memperoleh kehidupan kekal.
Tetapi kita akan belajar lebih banyak tentang hal ini nanti.

Bilangan 21:4-9; Yohanes 3:14, 15.

ULAR TEMBAGA
Patung atau tiruan seekor ular dari tembaga yang dibuat Musa pada
waktu pengembaraan Israel di padang belantara. Di dekat perbatasan
Edom bangsa itu memperlihatkan semangat memberontak, mengeluh
mengenai manna yang diberikan secara mukjizat dan mengenai
persediaan air. Karena itu Yehuwa menghukum mereka dengan
mengirim ular-ular berbisa ke tengah-tengah mereka, dan banyak orang
tewas akibat gigitan ular. Setelah bangsa itu bertobat dan Musa
memohonkan belas kasihan bagi mereka, Yehuwa menyuruhnya
membuat sebuah patung berbentuk ular dan menaruh patung itu pada
sebuah tiang. Musa melakukan hal itu, dan ”memang, jika seekor ular
telah memagut seseorang dan orang itu menatap ular tembaga itu,
maka ia tetap hidup”.—Bil 21:4-9; 1Kor 10:9.
Alkitab tidak mengidentifikasi jenis ular berbisa mana yang Yehuwa kirim
ke tengah-tengah bangsa itu. Ungkapan Ibrani untuk ”ular-ular berbisa”
(han·nekha·syimʹ has·sera·fimʹ) di Bilangan 21:6 dapat berarti ”ular-ular
beracun”, mungkin dari efek terbakar atau radang akibat bisanya.
Orang Israel menyimpan ular tembaga itu dan belakangan dengan tidak
patut mulai menyembahnya, yakni dengan membuat asap korban
untuknya. Oleh karena itu, sebagai bagian reformasi agamanya, Raja
Hizkia dari Yehuda (745-717 SM) menyuruh agar ular tembaga yang
berumur lebih dari 700 tahun tersebut diremukkan karena bangsanya
telah menjadikan itu sebagai berhala. Menurut teks Ibrani, catatan
di 2 Raja-Raja 18:4 secara harfiah berbunyi, ”ia (seseorang) mulai
menyebut ular itu Nehustan”. Beberapa terjemahan tidak
menerjemahkan kata ”Nehustan” itu. (TL; TB; BIS; AT; Ro; RS) Dalam
kamus karya Koehler dan Baumgartner, arti istilah
Ibrani nekhus·tanʹ yang diusulkan adalah ”ular perunggu” dan ”berhala-
ular perunggu”. (Hebräisches und Aramäisches Lexikon zum Alten
Testament, Leiden, 1983, hlm. 653) Terjemahan Dunia Baru dengan
tepat mengatakan bahwa ular tembaga itu ”biasa disebut berhala-ular
tembaga”.
Yesus Kristus menjelaskan arti nubuat peristiwa di padang belantara
yang melibatkan ular tembaga itu ketika ia memberi tahu Nikodemus,
”Lagi pula, tidak seorang pun telah naik ke surga kecuali dia yang turun
dari surga, yaitu Putra manusia. Dan sebagaimana Musa mengangkat
ular itu di padang belantara, demikian pula Putra manusia harus
diangkat, agar setiap orang yang percaya kepadanya dapat
memperoleh kehidupan abadi.” (Yoh 3:13-15) Seperti ular tembaga
yang Musa taruh pada sebuah tiang di padang belantara, Putra Allah
harus dipantekkan pada sebuah tiang, sehingga bagi banyak orang ia
tampak sebagai pelaku kejahatan dan pedosa, seorang yang seperti
seekor ular selalu dianggap terkutuk. (Ul 21:22, 23; Gal 3:13; 1Ptr 2:24)
Di padang belantara, seseorang yang telah dipagut salah satu ular
berbisa yang Yehuwa kirim ke tengah-tengah orang Israel pastilah harus
menatap ular tembaga itu dengan iman. Demikian pula, untuk
memperoleh kehidupan abadi melalui Kristus, kita perlu memperlihatkan
iman kepadanya.

Sekarang kita tinggalkan istilah 'NEHUSTAN', dan kita masuk pada


penggambaran 'NEKHASH HANEKOSHET' di zaman Musa yang dalam
Perjanjian Baru ini dipakai oleh Yesus sebagai gambaran tentang perisiwa
penyalibanNya. Patung atau tiruan seekor ular dari tembaga yang dibuat Musa
pada waktu pengembaraan Israel di padang belantara. Di dekat perbatasan
Edom bangsa itu memperlihatkan semangat memberontak, mengeluh
mengenai manna yang diberikan secara mukjizat dan mengenai persediaan air.
Karena itu Allah menghukum mereka dengan mengirim ular-ular berbisa ke
tengah-tengah mereka, dan banyak orang tewas akibat gigitan ular. Setelah
bangsa itu bertobat dan Musa memohonkan belas kasihan bagi mereka,
Allahmenyuruhnya membuat sebuah patung berbentuk ular dan menaruh
patung itu pada sebuah tiang. Musa melakukan hal itu, dan memang, jika
seekor ular telah memagut seseorang dan orang itu menatap ular tembaga itu,
maka ia tetap hidup (Bilangan 21:4-9; 1 Korintus 10:9). Ular tidak selamanya
adalah lambang Iblis (seperti dalam Kejadian 3, Roma 16:20; 2 Korintus 11:3,
Matius 23:33; Wahyu 12:9,14,15; 20:2), contohnya adalah di :
1. Keluaran4:2-5, 28-30; Keluaran 7:8-12 - Sebagai tanda yang dibuat oleh
Musa dan harun dihadapan Firaun
2. Matius 10:16, orang Kristen ditantang menyamai kecerdikan ular.
3. Ulangan 8:15, 1 Korintus 10:9-10, Israel dihukum dengan serangan 'ular-ular
yang ganas' (Ibrani, NEKHASY SARAF), yang bisanya sangat mematikan
(Bilangan 21:4-9). Orang-orang Israel meminta Musa untuk berdoa syafaat
untuk menyelamatkan mereka dari serangan ular-ular ganas itu. Lalu Allah
menyuruh Musa membuat ular tembaga (Ibrani, NEKHASH HANEKOSHET),
Bilangan 21:9. Sehingga barangsiapa yang dipagut ular bila memandang
kepada ular tembaga akan hidup. Melalui peristiwa ini Allah memberikan
kelepasan kepada umat dan mengajar bahwa umat Allah harus sepenuhnya
menggantungkan diri kepada Allah saja, baik mengenai kelepasan dari
penyakit saat itu maupun pada peristiwa-peristiwa selanjutnya yang dilakukan
oleh imat dengan iman kepada Allah saja.
Orang Israel menyimpan ular tembaga itu dan belakangan dengan tidak patut
mulai menyembahnya, yakni dengan membuat asap korban untuknya. Oleh
karena itu, sebagai bagian reformasi agamanya, Raja Hizkia dari Yehuda (745-
717 SM) menyuruh agar ular tembaga yang berumur lebih dari 700 tahun
tersebut diremukkan karena bangsanya telah menjadikan itu sebagai berhala.

Berbicara tentang penyalibanNya yang akan datang, Tuhan Yesus Kristus


menggunakan gambaran peristiwa 'ular tembaga' yang ditinggikan pada
zaman Musa itu, sehingga semua orang dapat memandang dengan iman dan
tetap hidup. Tuhan Yesus Kristus menjelaskan arti nubuat peristiwa di padang
belantara yang melibatkan ular tembaga itu ketika ia memberi tahu
Nikodemus:
*Yohanes3:14-15
3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga
Anak Manusia harus ditinggikan,
3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Penggambaran ini adalah untuk melukiskan betapa besarnya makna


penyaliban yang akan terjadi itu. Yesus Kristus menyatakan sebuah gambaran
bahwa Ia ditinggikan di Kayu Salib karena dosa-dosa manusia, dan setiap orang
yang 'memandang' dan percaya kepadaNya dengan iman akan beroleh hidup
yang kekal.

Banyak orang tidak mengerti hal ini. Sebenarnya ular (tembaga)


melambangkan dosa yang akan ditanggung dalam Tuhan Yesus yang
ditinggikan (di kayu salib). Jadi peristiwa ini merupakan
suatu Tipologi / nubuat. "Penggoda" memang kadang-kadang dilambangkan
dengan ular, tetapi terkadang juga dilambangkan dengan "dosa" (lihat
Kejadian 4:7). Tuhan Yesus telah menanggung hukuman/kutuk atas dosa
manusia (ingat dosa manusia yang dimulai dari kehendak "ular"- Kejadian 3:1-
7)

Sekalipun "ular tembaga" itu pada awalnya merupakan benda sakral (yang
dikhususkan), yang dipakai TUHAN untuk menyelamatkan bangsa Israel, tetapi
setelah disimpan turun-temurun, benda itu kemudian menjadi berhala dan
diperlakukan sebagai "Penyelamat" . Tuhan tidak berkenan akan hal itu
sehingga bangsa Israel dihukum, hingga akhirnya muncul Hizkia, raja Yehuda
yang mengasihi TUHAN dan menghancurkan berhala itu: * 2 Raja 18:4

Sebenarnya "ular tembaga" bukanlah satu-satunya benda sakral (dibuat atas


perintah Allah) yang menjadi sakral, dan kemudian atas perlakuan manusia
kepada benda itu secara berlebihan akhirnya menjadi barang "berhala". Efod,
baju imam menurut Taurat, pernah pula menjadi berhala. Hanya efod ini
seluruhnya terbuat dari emas dan Gideonlah yang membuat efod. Namun,
tanpa sengaja ia menjadikannya berhala sehingga menjadi jerat bagi dirinya
dan seluruh keluarganya (Hakim 8:24-27).
Berkaca dari pengalaman ini, haruslah dikatakan bahwa umumnya setiap
benda yang bersifat sakral berpeluang menjadi berhala jika diperlakukan
secara berlebihan. Ini bahkan termasuk: salib, buku Alkitab, roti dan cawan
perjamuan, minyak urapan, air suci, dll., bahkan gedung gereja pun bisa
menjadi berhala jika itu lebih diutamakan daripada TUHAN Allah!

Anda mungkin juga menyukai