Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terminal merupakan tempat sekumpulan bus atau angkot mengawali dan mengakhiri lintasan
operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal
penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai perjalananya atau juga dapat
menyambung perjalanannya dengan mengganti (transfer) lintasan bus lainnya. Di lain pihak,
bagi pengemudi bus, bangunan terminal adalah tempat untuk memulai perjalanannya,
mengakhiri perjalannya dan juga sebagai tempat bagi kendaraan beristirahat sejenak, yang
selanjutnya dapat digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun
pengecekan mesin
Terminal termasuk salah satu unit pelayanan umum dalam hal transportasi yaitu dalam
pergerakan serta permindahan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain yang
merupakan simpul dari sitem jaringan transportasi. Sebagai simpul dalam sistem jaringan
perangkutan, Terminal tak dapat diabaikan karena mempunyai fungsi pokok sebagai tempat:
1. Mengendalikan atau mengatur lalu lintas angkutan.
2. Pergantian moda.
3. Naik-turun penumpang dan/atau bongkar/muat barang/muatan.
Dengan fungsi inilah sebuah terminal diharapkan dapat melayani setiap pengguna terminal
dalam hal ini penumpang angkutan umum dan sopir angkutan umum yang menggunakan jasa
pelayanan terminal.
Tempat-Tempat Umum (TTU) merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai
tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta dan atau
perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat. Setiap aktifitas yang dilakukan oleh
manusia sangat erat interaksinya dengan tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan
interaksi sosial, belajar maupun melakukan aktifitas lainnya. Tempattempat umum memiliki
potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan
kesehatan lainnya. Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan
menambah besarnya resiko penyebaran penyakit yang di akibatkan oleh vektor, sehingga perlu
dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik (Chandra,2006).
Terminal merupakan unit fasilitas untuk pelayanan umum, dalam hal inipergerakan manusia
dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai fasilitas umum, terminal harus dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya mulai dari penyediaan ruang
tunggu yang nyaman, pengaturan tempatpemberangkatan bis sesuai dengan tujuan sampai
dengan penertiban bis yang masuk ke terminal (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010).
B. Tujuan pratikum
1. Tujuan umum
Mendiskripsikan hygene sanitasi di lingkungan Terminal ALBN Ambawang
2. Tujuan khusus
a. Mendiskripsikan letak/lokasi gedung Terminal ALBN Sungai Ambawang.
b. Mendiskripsikan banguanan Terminal ALBN Sungai Ambawang.
c. Mendiskripsikan tamban dan urinior Terminal ALBN Ambawang.
C. Manfaat
Menambah pengetahuan mahasiswa tentang sanitasi tempaat-tempat umum (terminal)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian sanitasi
Santasi ialah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya penyakit menular dengan jalan
memutuskan mata rantai dari sumber penularan. Sanitasi atau kesehatan lingkungan pada
hakekatnya adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut
antara lain mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air minum,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara
lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang memfasilitasi
terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu
kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar
tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut,
panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata,
dan lain-lain (Chandra, 2006).
Sebagai gambaran umum, terminal merupakan sebuah ruang tempat berkumpulnya
berbagai macam angkutan umum. Di dalamnya terdapat informasi dari terminal itu sendiri
maupun dari angkutan umum yang ada dalam terminal tersebut.
Terminal adalah tempat umum terdiri dari pelataran/landasan terbuka dan sejumlah
bangunan permanen,semi permanen di mana terdapat perpaduan kegiatan usaha jasa pelayanan
penumpang dan atau barang dengan kendaraan bus atau angkutan umum.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 Tahun 1993, terminal adalah
sarana transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu simpul jaringan
transportasi.
B. Pengertian terminal
Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang mempunyai fungsi
utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga
sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan
penumpang dan barang, disamping juga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang
atau barang (Departemen Perhubungan, 1996).

C. Sanitasi Terminal
Menurut WHO, Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan
fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek
merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia (Kusnoputranto, 1986).
Sanitasi terminal itu sendiri merupakan suatu usaha untuk mengawasi, mencegah,
mengontrol, dan mengendalikan segala hal yang ada di lingkungan terminal terutama dapat
menularkan terjadinya penyakit, antara lain : Keadaan lingkungan luar terminal, keadaan
lingkungan dalam terminal, kontruksi bangunan terminal, sarana sanitasi lingkungan terminal,
perilaku hidup bersih dan sehat, fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja, dan fasilitas
penunjang lain.
Terminal angkutan darat sangat penting keberadaannya bagi masyarakat.Karena termasuk
tempat umum yang banyak didatangi masyarakat, walau hanya untuk transit, sanitasi dan
kebersihannya harus dijaga.Terminal bus adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya yang
didatangi oleh masyarakat untuk menunggu, naik, dan turun bus
Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan danmenaikkan
penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengaturkedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umumTerminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat
penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut :
1. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota
antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kotadalam propinsi,
angkutan kota dan angkutan pedesaan
2. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar
kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.
3. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.
Fasilitas terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utama dan fasilitas pendukung,semakin
besar suatu terminal semakin banyak fasilitas yang bisa disediakan
1) Fasilitas utama
a. jalur pemberangkatan kendaraan umum
b. jalur kedatangan kendaraan umum
c. tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di
dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum;
d. bangunan kantor terminal
e. tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar
f. menara pengawas
g. loket penjualan karcis
h. rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk
jurusan, tarif dan jadwal perjalanan
i. pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.
2) Fasilitas penunjang
a. kamar kecil/toilet
b. musholla
c. kios/kantin
d. ruang pengobatan
e. ruang informasi dan pengaduan
f. wartel

D. Terminal Berdasar Jumlah Arus Minimum Kendaraan Per Satuan Waktu.


1. Terminal tipe A: 50-100 kendaraan per jam.
2. Terminal tipe B: 25-50 kendaraan per jam
3. Terminal tipe C: < 25 kendaraan per jam.
Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan, menjadi:
a. Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan
dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi
serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
b. Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar
dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi.
E. KOMPONEN DAN KRITERIA SANITASI YANG BAIK DI TERMINAL
Berdasarkan keputusan Menteri No. 31 Tahun 1995 fasilitas terminal penumpang harus
dilengkapi dengan fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang terdiri atas:
I. Letak Terminal
Menentukan letak untuk membangun terminal harus disesuaikan dengan perencanaan tata
kota.
1. Bangunan Terminal
a. Tempat Parkir
Persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku adalah sebagai berikut:
b. Bersih dari sampah dan genangan – genangan air.
Tempat parkir yang bersih dari sampah dan genangan – genangan air akan
menguntungkan dari segi estetik dan kesehatan. Apabila tempat parkir kotor dengan
sampah –sampah dan genangan air, akan dapat menimbulkan kecelakaan dan juga
dapat menjadi sarang berbagai serangga dan tikus. Adanya genangan air tersebut akan
menciptakan tempat hidup dan berkembangnya nyamuk. Sedangkan kita ketahui bahwa
nyamuk merupakan serangga yang dapat menyebarkan berbagai macam penyakit pada
manusia seperti: malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah dan sebagainya.
c. Berlantai aspal atau beton.
Lantai aspal dan beton penting agar tempat tersebut tidak lekas rusak sehingga
tidak menimbulkan lubang – lubang yang dapat menjadi tempat genangan – genangan
air, juga agar menyenangkan bagi penumpang karena tidak terjadi goncangan –
goncangan kendaraan. Disamping itu, tempat parkir tidak akan menjadi becek bila
turun hujan, dan juga mudah dibersihkan dari sampah –sampah yang mengotori tempat
tersebut.
d. Tersedia tanda – tanda yang jelas.
Adanya tanda – tanda akan memudahkan dalam pengaturan parkir kendaraan,
sehingga tidak terjadi kesemrawutan parkir kendaraan.
2. Ruang tunggu
Yang penting diperhatikan mengenai ruang tunggu terminal agar tidak meninggalkan
masalah – masalah kesehatan adalah:
a. Lantai dibuat dari bahan kedap air dan tidak licin.
Hal tersebut dimaksudkan agar kotoran yang ada mudah dibersihkan juga agar
tidak membahayakan bagi orang karena kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat
licinnya permukaan lantai.
b. Tempat duduk bersih.
Tempat duduk yang bersih dan bebas dari kutu busuk, akan membuat orang
senang mendudukinya karena orang tidak perlu cemas pakaiannya akan kotor. Tempat
duduk tersebut jadi harus bebas dari kutu busuk sebab orang akan merasa terganggu
dengan adanya gigitan kutu busuk.
c. Ruang tunggu harus dan tersedia tempat – tempat sampah yang tertutup dan kedap air.
Ruang tunggu yang bersih akan menyenangkan orang dan membuat orang betah
di tempat tersebut untuk menunggu keberangkatan dan kedatangan dari terminal bus.
Untuk itu perlu dijaga kebersihan dan perlu tersedia tempat pengumpul sampah yang
tertutup dan kedap air. Bila tempat tersebut tidak bersih dan menimbulkan bau yang
tidak sedap dapat menimbulkan rangsangan pada penumpang untuk meludah/berdahak
sembarangan di lantai. Hal ini akan menyebabkan ruang tunggu tersebut akan menjadi
kotor lagi. Diantara mereka ini mungkin ada yang berpenyakit menular misalnya TBC
yang digilirannya akan dapat menular kepada orang lain. Disamping itu bau tersebut
bisa mengundang kedatangan serangga dan tikus sebagai vektor penyakit menular.
d. Penerangan yang cukup.
Di ruang tunggu terminal bus perlu diberi penerangan secukupnya agar menerangi
semua sudut ruang bagi orang – orang di tempat itu, sehingga hal – hal yang tidak
diinginkan seperti saling tabrakan/bersenggolan, barang – barang tertukar, pencurian
dan sebagainya tidak terjadi. Adapun penerangan minimal yang disyaratkan adalah 5
footcandles.
e. Sekeliling bangunan harus ada saluran pembuangan air kotor.
f. Ventilasi yang cukup.
Ventilasi yang cukup berguna untuk memberikan angin segar yang berasal dari
pertukaran udara kepada penumpang yang berada di ruang tunggu. Hal ini
dimaksudkan agar penumpang tidak merasa gerah.
g. Selalu dijaga kebersihannya.
3. Kantor dan Loket
Kantor merupakan tempat bekerja karyawan yang melakukan pekerjaan ketata
usahaan untuk pengelolaan terminal yang bersangkutan. Untuk itu perlu dipenuhi syarat –
syarat sanitasi yang berlaku. Adapun persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku
untuk kantor dan loket diterminal adalah:
a. Keadaan bersih dan teratur.
Karena kantor merupakan tempat bekerja, maka kantor perlu dijaga
kebersihannya serta barang – barang seperti meja, kursi, lemari dan sebagainya. Selain
itu juga harus diatur dengan rapi. Hal ini disamping memberikan pemandangan yang
menyenangkan, juga dapat menambah kegairahan kerja bagi karyawan.
b. Tersedia kotak – kotak sampah.
Adanya kotak – kotak sampah dimaksudkan untuk menampung semua sampah
kantor berupa kertas – kertas dan sebagainya agar kertas – kertas tersebut tidak
berserakan di dalam kantor. Di samping itu juga dapat menimbulkan kesan jorok.
Sampah tersebut dapat pula menimbulkan beberapa masalah seperti tempat
persembunyian serangga dan tikus serta bahaya kebakaran.
c. Ventilasi udara yang baik.
Ventilasi udara baik dimaksudkan untuk mengadakan pertukaran cahaya dalam
ruang kantor sehingga udara di dalam ruangan tetap bersih. Apabila ventilasi tidak
baik, maka pertukaran udara dalam ruangan tidak baik sehingga dapat kekurangan
udara segar. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kegairahan kerja bahkan lebih
parah lagi dapat mengakibatkan “heat strook” dan pingsan. Untuk itu maka ventilasi
harus diatur dengan baik sehingga pertukaran udara dalam ruangan kantor tersebut
dapat berjalan baik pula.
d. Loket berbatas kaca dengan lubang sempit.
Adanya kaca pada loket yang membatasi antara penjual dan pembeli karcis
dimaksudkan agar disamping memberikan cahaya yang cukup ke dalam loket, juga
untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit secara langsung antara
penjual dan pembeli karcis. Bila tidak dibatasi kaca, maka dapat terjadi penularan
penyakit melalui tetesan ludah halus (droples infection) seperti penyakit Tuberculosa,
Diptheri, Pertussis.
e. Penerangan.
Penerangan secukupnya di dalam kantor dan loket dimaksudkan agar karyawan
yang bekerja di lokasi dapat penerangan dengan baik, sehingga pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan baik pula. Apabila penerangan kurang, akan dapat menyebabkan
kerusakan/penyakit mata pada karyawan. Penerangan minimal yang di ijinkan dalam
kantor dan loket adalah 10 – 20 footcandles. Untuk menghindari terjadinya penularan
penyakit secara langsung dari karyawan terminal terhadap masyarakat pengunjung,
maka karyawan terminal terutama karyawan loket harus dalam keadaan sehat,
mempunyai sertifikat kesehatan, yang menunjukkan tidak menderita penyakit jalan
pernafasan yang menular dan tidak berpenyakit kulit atau mata.

4. Fasilitas P3K
Tempat umum seperti terminal kemungkinan terjadi kecelakaan adalah besar sekali.
Untuk itu perlu tersedia fasilitas P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), minimal
tersedia kotak P3K. Fasilitas tersebut penting untuk menolong orang yang mengalami
kecelakaan di terminal. Adapun tujuan dari pertolongan ini adalah:
a. Mencegah bahaya maut.
b. Mencegah kecelakaan.
c. Mencegah terjadinya infeksi
Agar dapat memberikan pertolongan yang layak kepada orang yang mengalami
kecelakan,sebelum si korban di bawa ke Rumah Sakit, perlu diperhatikan:
a. Adanya petugas yang terlatih dalam memberikan pertolongan pertama.
b. Adanya peralatan dan obat-obatan P3K yang baik dan cukup.
c. Adanya pengeras suara.
Ketersediaan pengeras suara penting di terminal guna memberikan pengumuman-
pengumuman atau perintah kepada karyawan terminal. Selain itu pengemudi juga dapat
menggunakannya untuk memberikan pengumuman.

5. Pagar Terminal
Sekeliling terminal perlu diberi pagar yang cukup tinggi dan kuat.Selain
dimaksudkan untuk menunjukkan batas-batas terminal,pagar juga perlu untuk menjaga
keamanan. Adanya pagar akan memperkecil kemungkunan terjadinya kecelakaan seperti
ditabrak kendaraan yang disebabkan oleh seseorang yang masuk terminal melalui
sembarangan tempat dan ia akan menyeberangi jalan raya ditempat yang bukan semestinya.
Selain fungsi diatas, pagar juga perlu untuk mencegah masuknya hewan peliharaan seperti
anjing, kambing, ayam dan sebagainya ke dalam terminal.

6. Pemadam Kebakaran
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran diterminal, maka di
tempat tersebut perlu tersedia alat pemadam kebakaran yang selalu siap digunakan. Pada
alat tersebut perlu dilengkapi dengan cara penggunaannya. Penempatan alat pemadam
kebakaran harus sedemikian rupa sehingga mudah dilihat dan dicapai agar segera cepat
digunakan apabila terjadi peristiwa kebakaran.
7. Pencahayaan
Di terminal terutama di tempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar terminal perlu
diberi pencahayaan yang cukup. Untuk tempat ini penerangan minimal yang dianjurkan
adalah 5 footcandles.
8. Bangunan Tempat Ibadah
Persyaratan sanitasi bagi rumah ibadah hampir sama dengan bangunan lain,akan
tetapi yang perlu diperhatikan adalah penyediaan air yang cukup serta pemeliharaan
kebersihan bangunan.

II. Fasilitas/Sarana Transportasi


1. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan pokok manusia,karena dapat digunakan untuk minum,
mandi dan keperluan lainnya, tetapi air dapat pula merupakan media untuk hidup dan
berkembangbiaknya bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Oleh karena itu air
bersih dalam terminal sangat penting sekali untuk keperluan warung-warung, cuci dan
pembersih kakus/wc umum.
Yang dimaksud dengan penyediaan air bersih disini adalah usaha penyediaan air
yang bebas dari kotoran-kotoran serta bebas bibit penyakit yang mungkin dapat
menimbulkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Kebutuhan akan air bersih ini
sebaiknya dipenuhi dari sumber air PAM, karena air dari sumber ini kebersihannya
terjamin. Apabila hal ini tidak mungkin, dapat pula diperoleh dari sumur pompa atau
sumur galian asal memenuhi syarat kesehatan.
2. Sarana Pembuangan Tinja/Urinoir dan Kamar Mandi Umum
Yang dimaksud dengan kakus umum adalah kakus yang diperuntukkan bagi
umum dan jumlahnya lebih banyak dan bentuknya lebih besar, disesuaikan dengan
kapasitas daya tampung.
Urinoir adalah suatu bangunan yang khusus sebagai tempat kencing untuk pria.
Diterminal, WC umum penting perannya guna melayani para pengunjung yang ingin
membuang kotoran, tetapi apabila fasilitas ini tidak memenuhi syarat kesehatan akan
mudah menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit menular. Disamping bahaya
pencemaran penyakit, WC yang tidak memenuhi syarat kesehatan juga dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan, misalnya tergelincir. Agar bahaya kesehatan itu dapat
dihindari, maka yang penting diperhatikan mengenai WC umum diterminal adalah:
a. WC harus memakai leher angsa.
WC umum di terminal perlu memakai leher angsa karena dengan
menggunakan leher angsa tersebut, maka bau tidak bisa keluar karena ditahan
oleh air yang tetap ada disitu. Maka, tidak akan mengundang kedatangan lalat
dan binatang lainnya.
b. Tersedia air bersih yang cukup.
Untuk membersihkan kotoran harus tersedia air pembersih yang cukup.
Bila air pembersih tidak cukup maka kotoran tidak akan tergelontor sehingga
WC akan bau, hal ini mengundang kedatangan lalat dan binatang lain yang
kemudian binatang tersebut dapat menghinggapi kotoran. Keadaan ini akan
menimbulkan penyakit seperti kolera, tyhus perut dan sebagainnya. Penyakit ini
dapat dipindahkan lalat keorang lain melalui makanan atau minuman serta alat-
alat yang dihinggapi.
c. Tersedia tempat cuci tangan dan sabun.
Adanya perlengkapan ini dimaksudkan untuk mencuci dan membersihkan
tangan bagi orang-orang yang baru selesai menggunakan WC. Hal ini penting
terutama bagi para penjaja makanan untuk umum. Dengan demikian tangan
mereka tidak mencemari makanan. Makanan yang tercemar akan berbahaya
bagi masyarakat konsumen makanan tersebut.
d. Tersedia tempat khusus untuk memelihara dan merawatnya.
Untuk menjaga kebesihan WC tersebut maka perlu ada petugas khusus
untuk menjaga kebersihannya. Ini dimaksudkan agar WC umum itu tetap
terpelihara kebersihannya dan tidak menjadi licin atau mampet. Bila lantainya
licin akan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan karena tergelincir. Apabila
lubang WC mampet, maka fasilitas tersebut tidak akan berfungsi lagi.
e. Ada pemisah antara WC wanita dan WC pria.
Pemisah ini perlu, karena bila tidak ada pemisah akan kurang baik dari
segi tatasusila/kesopanan.
f. Jumlah WC disesuaikan dengan jumlah pengunjung.
Untuk tempat umum, pembangunan WC umum perlu disesuaikan dengan
jumlah pengunjung yang datang. Jumlah wc yang ideal tempat umum adalah
WC untuk 40 pengunjung wanita dan satu WC urinoir untuk 60 pria.
Untuk sebuah terminal, syarat tentang WC umum yang harus dipenuhi
menurut Direktorat Higiene Sanitasi DepartemenKesehatan yaitu:
1) Jamban memakai leher angsa.
2) Jumlah jamban minimal 2 buah, 1 buah untuk pria dan 1 buah lagi untuk
wanita.
3) Urinoir bersih.
4) Jumlah urinoir minimal 1 buah untuk setiap 25 pengunjung pria rata-
rata/hari.
5) Pencahanyaan jamban dan urinoir dianjurkan minimal 1 footcandles.
6) Terlindung dari pandangan orang lain.

4. Pembuangan Air Kotor


Air kotor dalam terminal umumnya berasal dari air hujan dan air warung-warung, rumah
makan, air kakus/urinoir. Agar terminal tidak becek maka sebaiknya diberi saluran air
disekeliling bangunan. Beberapa hal yang bersifat umum pada saluran kotor diterminal
yang perlu diperhatikan:
a. Jangan menimbulakan genangan air terutama untuk air hujan dihalaman.
b. Saluran air pembuangan kotor harus diusahakan sedemikian rupa sehingga air
kotor dapat mengalir dengan baik dan lancar.
c. Saluran-saluran air kotor harus tertutup dan rapat dari serangga dan tikus.
d. Disamping ruji-ruji atau gawang-gawang pada pangkal dan ujung saluran untuk
mencegah masuknya kotoran dan sampah dari halaman, kamar mandi yang dapat
berupa daun-daun dan kertas, plastik dan lain-lain sehingga dapat menyebabkan
tersumbatnya saluran tersebut.

5. Sarana Pembuangan Sampah


Sampah diterminal umunya berasal dari warung-warung, rumah makan atau kios-
kios, penjual keliling, penumpang dan para karyawan. Untuk menghindari pengotoran
oleh sampah sebaiknya disediakan tong-tong atau bak sampah untuk penyimpanan
sementara yang dibuat dari bahan tahan karat dan memenuhi syarat sebagai tempat
sampah yang saniter, dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Penempatannya hendaknya didekat sumber sampah. Dan sebaiknya juga harus ada
tempat pengumpulan sementara untuk menampung sampah yang belum terangkut dalam
sehari. Kebersihan terminal hendaknya diperhatikan dengan menyapu dua sampai tiga
kali sehari.
Pembuangan sampah diterminal yang baik hendaknya dipenuhi dengan
memperhatikan tiga segi yaitu:
a. Segi Estetika
Cara pembuangan sampah harus dapat mengurangi dan menghilangkan
pemandangan yang tidak enak serta bau-bauan yang tidak sedap.
b. Segi Ekonomi
Pembuangan sampah harus mengurangi kerusakan yang mengakibatkan
perlunya tambahan pengeluaran/biaya untuk perbaikan dan pengeluaran yang lain
sehubungan dengan akibat tidak baiknya pembuangan sampah (misalnya
kerusakan jaringan pipa air, karyawan yang sakit).
c. Segi Hygiene dan Sanitasi
Pembuangan sampah harus dapat dicegah terjadinya perkembangbiakan
serangga dan tikus di terminal, serta tidak mengotori persediaan air minum. Cara
pembuangan sampah selanjutnya diterminal ada 3 tahap/fase pembuangan sampah
yaitu:
1) Tempat Sampah/Penampungan Sampah.
Jenis sampah yang berasal dari terminal dapat dibedakan menjadi dua
jenis sampah yaitu sampah kering dan sampah basah. Oleh karena itu tempat
penampungannya harus disesuaikan dengan jenis sampah tersebut. Untuk
sampah kering bisa dari papan biasa, sedangkan dari logam yang tidak
mudah berkarat untuk tempat penampungan sampah basah. Selain itu syarat-
syarat untuk tempat sampah ini adalah sebagai berikut:
a) Mempunyai konstruksi yang kuat.
b) Mudah dibersihkan, pengisian dan pengosongan sampah.
c) Untuk hal ini perlu dihilangkan adanya sudut lancip.
d) Tidak menyulitkan dalam pengangkutan selanjutnya.
e) Mempunyai tutup, murah dan tidak sulit untuk mendapatkannya.
2) Pengumpulan Sampah
Tempat sampah ini biasanya diletakkan dibagian-bagian tertentu yang
sesuai dengan keadaannya. Hal tersebut berguna untuk menampung
sementara sampah yang berasal dari tempat penyimpanan sampah sementara
yang untuk selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan sampah yang telah
disediakan oleh pemerintah.
Untuk pembuangan sampah di terminal bus, yang penting diperhatikan
adalah disamping tempat sampah yang perlu memenuhi syarat, juga
diperhatikan agar tempat sampah itu tersedia dalam jumlah yang cukup
untuk menampung volume sampah yang ada. Penempatannya juga harus
sedemikian rupa, sehingga memudahkan bagi orang untuk
menggunakannya dan mudah juga bagi petugas sampah mengangkutnya.
3) Pembuangan Sampah ke Tempat Akhir
Dalam tahap ini fasilitas yang digunakan oleh pemerintah dengan
menggunakan kendaraan pengangkutan sampah (truk) yang
pengangkutannya dilakukan 1-2 hari sekali dimana sampah tersebut
selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sampah resmi yang telah
ditentukan oleh dinas kebersihan.
III. Fasilitas Lainnya
1. Tempat cuci tangan.
Harus tersedia tempat cuci tangan yang baik minimal 1 buah yang dilengkapi dengan
sabun dan serbet kain.
2. Telepon umum.
Telepon umum dalam terminal perlu sekali untuk pengunjung dan sewaktu-waktu
digunakan dalam keadaan bahaya misalnya kebakaran. Penempatannya sebaiknya di
dekat ruang tunggu.
BAB III
METODOLOGI

A. Identitas Pratikum
Hari : rabu
Tanggal :
Pukul : 13.00 WIB – selesai.
Lokasi Praktikum : Terminal ALBN Sungai Ambawang
Acara Praktikum :
1. Pengukuran Fisik di Terminal ALBN Sungai Ambawang yang meliputi:
 Suhu
 Pencahayaan
 Kebisingan
2. Pengisian Formulir Sanitasi Terminal ALBN Sungai Ambawang
3. Dokumentasi Terminal ALBN Sungai Ambawang

B. Alat dan Bahan Praktikum :


Alat
1. Hygrometer
Sebuah alat yang menggabungkan antara fungsi termometer dengan hygrometer yaitu
alat untuk mengukur suhu udara dan kelembaban, baik di ruang tertutup ataupun di luar
ruangan.
2. Luxmeter
Untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat atau ruangan, alat ini
terdiri dari sebuah sensor dengan sel foto, dan layar panel. Untuk mengetahui besarnya
intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap
cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka akan semakin kecil
nilai yang ditunjukkan lux meter, hal ini membuktikan bahwa semakin jauh jaraknya
maka intensitas cahaya akan semakin berkurang.
3. Sound Level Meter
Sound Level Meter digunakan untuk dapat mengukur kebisingan antara 30 – 130 dB
dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20 sampai 20.000Hz.
Bahan
1. Fom ceklis
C. Prosedur Kerja :
1. Persiapan :
a. Membuat Surat Perijinan untuk melakukan pembelajaran praktikum Penilaiaan
Sanitasi di Terminal ALBN Sungai Ambawang
b. Membuat Formulir Penilaian Sanitasi Sarana Transportasi di Terminal ALBN Sungai
Ambawang
c. Meminjam alat pengukuran fisik
d. Meminjam kendaraan kampus
2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian dengan observasi terhadap seluruh variabel dalam formulir
penilaian
b. Mendokumentasikan hasil observasi
Membuat laporan hasil praktikum
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Nama : ALBN (Terminal Lintas Batas Negara) Sungai
Ambawang
Alamat : Jalan Alianyang Sei Ambawang Kubu Raya, Provinsi Kalimantan
Barat
Tanggal Pemeriksaan :
Nama Pemeriksa : Akmad Fajri
Alda Ekviana
Gorgonius Fhery Purwanto
Rizqon savero
1. Gambaran umum
Terminal Antar Lintas Batas Negara (ALBN) Sui Ambawang merupakan satu-
satunya terminal Internasional yang tergolong kedalam terminal type A yang terletak di
jalan Alianyang Sei Ambawang Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Terminal Antar
Lintas Batas Negara ini digunakan untuk melayani angkutan dalam dan luar. Terminal Bus
ALBN juga merupakan terminal terpadu dengan fungsi Angkutas Lintas Batas Negara
(ALBN), Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan
Angkutan Kota (AK/P).
Pembangunan terminal ALBN Sei Ambawang dimulai tahun 2002 dan
direncanakan selesai tahu 2013 dan rencna dioperasikan tahun 2013. Pembangunan
terminal ini memerlukan biara sekitar Rp. 104,678 Milyar yang terdiri dari dana APBN Rp.
80,359 Milyar dan APBD Porvinsi Rp. 24,319 Milyar, dengan luas lahan yang sudah
dibebaskan 3,17 Ha, sedangkan luas rencana pengembangannya 6,67 Ha.

2. Form ceklis Terminal Ambaawang


a. Nama dan jenis prasarana angkutan umum : Terminal ALBN Sei. Ambawang
b. Alamat : Jalan Alianyang Sei Ambawang Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat
c. Pemilik : Negara
d. Luas Area :
a. Tertutup / bangunan: .....................................m2
b. Terbuka: 3,17 m2

VARIABEL
KOMPONEN
UPAYA SKORE
No BOBOT YANG NILAI
KESEHATAN
DIPERIKSA
LINGKUNGAN
1 2 3 4 5 6

I PENYEHATAN LINGKUNGAN LUAR (Jumlah Bobot = 20)

1 Lokasi 5  Terhindar dari 25 125


pencemarn
kimia
Ket: lokasi dekat
dengan pabrik
 Terhindar 25 dari 125
pencemaran
fisika
Ket: lokasi
banyak terdapat
debu
Terhindar 25 dari
pencemaran
bakteri
Ket: lokasi
kotor, banyak
terdapat sampah
dan lalat
 Tidak terletak di 25 125
daerah banjir
2 Lingkungan di 5 Bersih 40
luar Bangunan
Tidak 30
memungkinkan
tempat
berkembangbia
k binatang
pengganggu
Dapat mencegah 30
masuk dan
berkembangbiak
binatang
pengganggu
3 Tempat/halaman 5 Bersih 40
parkir kendaraan
 Rata / tidak 30 150
bergelombang,
kuat dan kedap
air
Tidak 30
becek/tidak
berdebu
4 Pagar tembok 2  Terdapat pagar 50 100
tembok
pembatas yang
jelas
 Pagar tembok 50 100
bersih dan
terpelihara
5 Kualitas udara 3 □ Kadar debu 50
maksimal 0,26
mg/m3 udara
 Tingkat kebisingan
50 150
maksimal 70
dBA

II

A IMPLACEMENT
DERMAGA/TE
MPAT
PEMBERANGK
ATAN/TPT
KEDATANGAN
(Jumlah Bobot
= 2)
6 Emplacement/Der 2 Bersih 50
ma/tempat
pemberangkatan/
temt kedatangan
 Lantai kedap 50 100
air , rata dan
tidak licin

B RUANG
TUNGGU
(Jumlah bobot = 8)
7 Lantai 1  Kuat 20 20

Bersih 20
 Kedap air 15 15

 Rata 15 15

 Tidak licin 15 15

 Mudah 15 15
dibersihkan
8 Dinding & langit- 1 Bersih 40
langit
 Berwarna 15 15
terang
 Mudah 15 15
dibersihkan
Bebas 15
bercak/noda
Bebas sarang 15
laba-laba
9 Tempat duduk 2  Kuat 40 80

 Bersih 30 60

 Bebas serangga 30 60

10 Tempat sampah 2  Tersedia 40 80


minimal 1
buah tempat
sampah pada
radius 10 meter
 Terbuat dari 30 60
bahan yang
kuat, kedap air
dan ringan
 Dilengkapi 30 60
dengan
penutup
11 Kualitas udara 2  Pencahayaan 35 70
ruang tunggu minimal 100
lux
 Udara ruang 35 70
tidak
bau/pengap
 Tingkat 30 60
kebisingan <55
Dba

C RUANG
KANTOR
(Jumlah Bobot =
5)
12 Lantai 1  Kuat/utuh 20 20

Bersih 20

 Kedap air 20 20

 Rata 15 15

 Tidak licin 15 15

 Mudah 10 10
dibersihkan
13 Tempat duduk 2  Kuat 35 70

 Bersih 35 70

 Bebas kutu 30 60
busuk
14 Tempat sampah 2  Tersedia 40 80
minimal 1
buah tempat
sampah pada
setiap radius
10 m
 Terbuat dari 30 60
bahan yang
kuat, kedap air
dan ringan
 Dilengkapi 30 60
dengan
penutup

III
15 Penyehatan air 8 Tersedia air 35
bersih yang cukup
pada setiap
kegiatan
 Kondisi fisik 35 280
sarana air
bersih dalam
keadaan baik
Kualitas air 30
bersih di
laboratorium
secara
periodik baik
16 Toilet 6  Tersedia 35 210
minimal 2
toilet dalam
keadaan bersih
dan
tidak berbau
 Toilet dalam 35 210
keadaan
bersih dan
tidak berbau
 Toilet 30 180
dihubungkan
dengan sistem
pengolahan air
limbah/IPAL,
septic tank
17 Tempat sampah 3  Tersedia 50 150
di ruang terbuka minimal 1
tempat sampah
dalam keadaan
baik pada
setiap radius
20 m
 Tempat 25 75
sampah terbuat
dari bahan
yang kuat, anti
karat, ringan
dan mudah
dibersihkan
18 Tempat 5  Terletak pada 20 100
penampungan lokasi yang
sampah mudah
sementara dijangkau oleh
petugas
Tidak 20 100
permanen
□ Tersedia air 20 100
pembersih
yang cukup
□ Disekitarnya 20 100
bersih, tidak
becek/tidak
lembab dan
kedap air
 Tidak menjadi 10 50
tempat
berkembangbia
knya serangga
dan tikus
 Sampah 10
dibuang/diangk
ut <3 hari
sekali
19 Saluran air hujan 3  Terdapat 40 120
saluran
pembuangan
air hujan yang
kedap air
 Air dapat 30 90
mengalir
dengan lancar
 Saluran air 30 90
tidak
menimbulkan
bau

KENYAMANAN DAN KESELAMATAN (jumlah Bobot = 15)

IV
20 Pencahayaan 3  > 100 lux 100 300

 <100 lux 0

21 Kebisingan 3  >55 dBA 100 300

 <55 dBA 0

22 Ventilasi 3  Tidak berbau 50 150


(terutama gas
NH3 dan/H2S)
 Sirkulasi udara 50 150
cukup baik

23 Alat pemadam 2 Tersedia dalam 25


kebakaran jumlah yang
cukup
 Terletak pada 25 50
lokasi yang
mudah
dijangkau oleh
petugas
Dilengkapi 25
dengan
petunjuk
penggunaan
Ditera secara 25
periodik oleh
dinas pemadam
kebakaran
24 Kotak P3K 2  Tersedia kotak 100 200
P3K yang
berisi obat-
obatan dalam
keadaan baik
 Tidak tersedia 0
kotak P3K

25 Penjamah 5 Penjamah 40
makanan makanan tidak
berpenyakit
kulit, mata,
ISPA
Berperilaku 40
sehat, seperti:
memotong
kuku, cuci
tangan pakai
sabun, dan
menggunakan
APD
Berpakaian 20
bersih dan
utuh/tidak
sobek
26 Bahan makanan 3 Bahan 50
mentah makanan
mentah baik
dan segar
Bahan 50
makanan
mentah
disimpan pada
tempat
yang bersih
dan sehat
27 Makanan jadi 4 Makanan jadi 40
dalam
keadaan baik
dan sehat
Makanan jadi 40
tidak
ditempakan
pada wadah
yang terbuat
dari bahan
/logam
beracun (Cd,
Pb,
Cu, dll )
Makanan jadi 20
disimpan pada
tempat yang
bebas dari
debu dan
kotoran lain
serta gangguan
serangga
28 Peralatan 3 Peralatan 40
makanan dan makan/minum
minuman dalam keadaan
bersih
Peralatan 40
makan/minum
tidak
retak/gompel/p
ecah
Peralatan 20
makan/minum
yang siap
pakai
disimpan pada
tempat yang
bebas dari
pencemaran
70 2775 8725
Jumlah

Kriteria penilaian:
 Memenuhi syarat : Total skor 75% - 100 % dari total skor standar
 Tidak memenuhi syarat : Total skor <75% dari total skor standart
jumlah skor
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙
= 𝑥100% = ⋯ %
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
5450
= 𝑥100% = 62%
8725
Berdasarkan hasil praktikum penilaian sanitasi Terminal ALBN Sungai Ambawang
didapatkan hasil nilai sanitasi adalah 62% dapat disimpulkan bahwa Terminal ALBN
Sungai Ambawang termasuk dalam kategori “Tidak memenuhi syarat”.
B. Pembahasan
Terminal merupakan tempat-tempat umum, sehingga perlu memenuhi syarat-syarat
sanitasi tempat-tempat umum. Persyaratan minimal sanitasi terminal yang perlu ditetapkan
adalah sebagai berikut:
1. Penyehatan Lingkungan Luar
a. Letak Terminal
Menentukan letak untuk membangun terminal harus disesuaikan dengan
perencanaan tata kota. pada terminal ALBN jauh dari tata kota. Lokasi terhindar
dari pencemaran kimia,fisika dan pencemaran bakteri karena pada lokasi terminal
dengan jalan raya itu jauh kemungkinan tidak terjadi pencemaran kimia dan fisika
dan pada lokasi terminal tidak terdapat tumpukan sampah yang menyebabkan
timbulnya pencemaran bakteri di lokasi terminal ALBN Sungai Ambawang
terdapat pagar dan tembok yang jelas dan bersih. Tetapi pada inspeksi yang kami
lakukan pada waktu itu, keadaan terminal dalam kondisi yang kurang baik, yang
dimana keadaan terminal tersebut dalam keadaan kotor dan kurang bersih. Pada
keadaan seperti itu, tidak memungkinkan kalau terminal dapat menimbulkan
pencemaran biologi pada pengunjung terminal tersebut.
b. Lingkungan diluar bangunan
Tidak memungkinkan tempat berkembang biak binatang pengganggu
Dapat mencegah masuk dan berkembangbiak binatang pengganggu. Tettapi dari
hasil Observasi langsung yang kami lakukan, pada kondisi diluar bangunan masih
kuranglah bersih dari hasil observasi yang kami lakukan. Lingkungan tersebut
juga dapat memungkinkan tempat terjadinya perkembangan penyakit dikarenakan
lingkungan sekitar yang kurang bersih, contohnya masih terdapat genangan dari
air hujan pada selokan dan tempat-tempat minuman yang bias menampung air
hujan dan bianatang lainnya seperti tikus dll.dari keadaan luar lingkungan tersebut
juga masih memungkinkan masuk dan berkembangnya binatang pengganggu.
c. Tempat/halaman parkir kendaraan
Untuk keadaan halman pakir kendaraan yang kami lakukan observasi dari
tempat pakirnya tidak bergelombang, akan tetapi masih terdapat genangan air dan
masih banyakanya debu-debu pasir yang ada dilingkungan parkir kendaraan yang
masih kurang bersih.
d. Pagar dan tembok
Untuk pagar dan tembok pada lingkungan bangunan luar rumah sudahlah
baik dan layak. Pada pagar tembok pembatasnya sudah jelas dan pagar tembokk
bersih dan terpilihara.
e. Kualitas udara
untuk pengamatan kualitas udara kami tidak menghitung kadar debu yang
maksimal 0,26 mg3 udara tetapi kami menghitung tingkat kebisingan maksimal 70
dBA
2. Penyehatan rungan dan bangunan
a. Tempat keberangkatan dan datang
Tempat keberangkatan dan datang dari tempat kedatangan kurang bersih dan
kurang terawat dan untuk lantainya kedap air, rata dan tidak licin.
b. Ruang tunggu
Untuk ruang tunggu diterminal tersebut dari lantaiya kuat, kedap air, rata,
tidak licin, mudah dibersihkan, tetapi kurang bersih.
Dinding dan langit-langit, tempat duduk, tempat sampah dan kulitas udara
sudahlah baik dan sesuai penilaian pemeriksaan kesehatan, tetapi pada langit-langit
yang masih kurang bersih.
c. Ruang kantor
Untuk ruang kantor sudahlah baik, akan tetapi masih kurang bersih tetapi pada
komponen yang diperiksa untuk yang lainnya sudah memenuhi persyaratan yang
ada.

3. Fasilitas sanitasi
a. Penyediaan Air Bersih
Untuk penyedian air bersih ini masih mengalami kekurangan air. Oleh karena itu
air bersih dalam terminal sangat penting sekali untuk keperluan warung-warung,
cuci dan pembersih kakus/wc umum mengalami kekurangan air bersih. Yang
dimaksud dengan penyediaan air bersih disini adalah usaha penyediaan air yang
bebas dari kotoran-kotoran serta bebas bibit penyakit yang mungkin dapat
menimbulkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Kebutuhan akan air bersih ini
sebaiknya dipenuhi dari sumber air PAM, karena air dari sumber ini kebersihannya
terjamin. Apabila hal ini tidak mungkin, dapat pula diperoleh dari sumur pompa atau
sumur galian asal memenuhi syarat kesehatan.
b. Sarana Pembuangan Tinja/Urinoir dan Kamar Mandi Umum
Yang dimaksud dengan kakus umum adalah kakus yang diperuntukkan bagi
umum dan jumlahnya lebih banyak dan bentuknya lebih besar, disesuaikan dengan
kapasitas daya tampung.
Urinoir adalah suatu bangunan yang khusus sebagai tempat kencing untuk pria.
Diterminal, WC umum penting perannya guna melayani para pengunjung yang ingin
membuang kotoran, tetapi apabila fasilitas ini tidak memenuhi syarat kesehatan akan
mudah menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit menular. Disamping bahaya
pencemaran penyakit, WC yang tidak memenuhi syarat kesehatan juga dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan, misalnya tergelincir.
c. Sarana Pembuangan Sampah
Sampah diterminal umunya berasal dari warung-warung, rumah makan atau kios-
kios, penjual keliling, penumpang dan para karyawan. Untuk menghindari pengotoran
oleh sampah sebaiknya disediakan tong-tong atau bak sampah untuk penyimpanan
sementara yang dibuat dari bahan tahan karat dan memenuhi syarat sebagai tempat
sampah yang saniter, dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Penempatannya hendaknya didekat sumber sampah. Dan sebaiknya juga harus ada
tempat pengumpulan sementara untuk menampung sampah yang belum terangkut
dalam sehari. Tempat Sampah/Penampungan Sampah.
d. Untuk saluran pembuangan air hujannya masih kurang baik dikarenakan pada saluran
air yang ada di terminal banyak yang tergenang hal itu memungkinkan terjadinya
perkembangbiakan vector nyamuk untuk lingkungan terminal.
4. Kenyamanan dan keselamatan
Pada variable ini untuk pencahayaan,kebisingan, ventinasi dan kotak P3K sudah
memenuhi standard akan tetapi untuk alat pemadam kebakaran belum semuanya baik
dikarenakan masih kurangnya petunjuk pemakaian penggunaanya dan ditera secara
priode oleh dinas pemadam kebakaran.
5. Penyehatan makanan
Untuk penyehatan makanan untuk penjamah makanan, bahan makanan mentah, makanan
jadi dan peralatan makanan dan minuman pada variable ini sudah memenuhi persyaratan
yang ada ada pada komponen penilaiaan yang diformulir pemeriksaaan
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum penilaian sanitasi Terminal ALBN Sungai Ambawang
didapatkan hasil nilai sanitasi adalah 62% dapat disimpulkan bahwa Terminal ALBN Sungai
Ambawang termasuk dalam kategori “Tidak memenuhi syarat”.
Kriteria penilaian:
 Memenuhi syarat : Total skor 75% - 100 % dari total skor standar
 Tidak memenuhi syarat : Total skor <75% dari total skor standart
jumlah skor
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙
= 𝑥100% = ⋯ %
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
5450
= 𝑥100% = 62%
8725

B. Saran
Saran untuk petugas pengelola terminal tersebut:
1. Memperbaiki lingkungan sekitar yang kurang bersih di seluruh area lingkungan terminal,
sehingga tidak memungkinkan untuk tumbuhnya pencemaran bakteri.
2. Mencukupkan jumlah penyedian air bersih, dikarenakan air adalah kebutuhan manusia
yang sangat diperlukan dalam aktivitas dari sanitasi seperti keperluan penggunaan di
kantin, toilet dll.
3. Memperbaiki saluran air yan tergenang, dikarenakan air yang tergenang dapat menjadi
tempat perindukan vector nyamuk pada lingkungan sekitar terminal/
4. Membuat petunjuk pemakaian apar.
DAFTAR PUSTAKA

Hilal, Nur.2008. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Ssampah Padat. JKL Purwokerto.
Aboejoewono, A. 1985. Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan
Permasalahannya; Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus. Jakarta.
Candra Dermawan, 2006, Artikel Iptek - Bidang Teknologi Transportasi ITS: Sarana
Transportasi Lalu Lintas Darat Masa Depan.
Pengantar Kesehatan Lingkungan, Diterbitkan oleh EGC
Sanitasi Tempat-Tempat Umum. www. Google. Com
Terminal bus. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
www.vics.or.jp/english/vics/structure.html).

Anda mungkin juga menyukai