Anda di halaman 1dari 262

 

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
DITKESAD

TUGAS AKHIR

DEDE SUNARDI
0706230411

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM DIPLOMA III FARMASI KEKHUSUSAN RUMAH SAKIT
DEPOK
JULI 2010

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Farmasi

DEDE SUNARDI
0706230411

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM DIPLOMA III FARMASI KEKHUSUSAN RUMAH SAKIT
DEPOK
JULI 2010

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.
Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapangan Program DIII Farmasi Rumah Sakit di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Ditkesad ini dengan
lancar. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, semoga kita dapat menjadi golongan umatnya hingga
akhir zaman.
Tugas akhir ini berisi Laporan Praktek Kerja Lapangan yang
dilaksanakan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto
Ditkesad sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Farmasi Rumah Sakit, Departeman Farmasi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dra. Renni Septiani, Apt. sebagai pembimbing dari Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad, atas
bimbingan dan pengarahan selama PKL dan penyusunan laporan ini.
2. Santi Purna Sari S.Si, M.S.i sebagai dosen pembimbing,yang telah
dengan sabar membimbing penulis. Terimakasih atas segala
pengorbanan dan dukungan baik segi waktu, pemikiran dan semangat
3. Kolonel CKM Drs. Firdaus Apen, Apt. sebagai Kepala Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad,
atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan.
4. Dra. Azizahwati, Apt., M S. sebagai Ketua Program Diploma III
Farmasi, Departemen Farmasi FMIPA UI, atas pengarahannya dalam
penyusunan laporan ini.
5. Dr. Yahdiana Harahap, M S. sebagai Ketua Departemen Farmasi
FMIPA UI, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan.
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


vi

6. Keluarga tercinta, Papa, Mama, kakak, dan adik yang senantiasa


mendoakan dan memberikan dukungan penuh selama ini.
7. Seluruh Staf Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat
Gatot Soebroto Ditkesad. Terima kasih atas bantuan serta kekeluargaan
selama penulis berada di sana.
8. Seluruh Staf Pengajar dan Sekretariat Program Diploma III Farmasi,
Departemen Farmasi FMIPA UI. Terima kasih atas semua ilmu yang
telah tercurahkan, semoga bermanfaat dan menjadi amal yang terus
menerus mengalir hingga hari akhir.
6. Teman-teman seperjuangan selama PKL di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad, Agus, Dewi, Dian
dan Zia atas kebersamaan dan kerja keras kalian selama ini.
7. Sahabat-sahabatku di dalam maupun di luar kampus UI, yaitu Deri,
Gagas, Taufan, dan Fikri atas dukungan dan masukan selama ini.
9. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis cantumkan namanya satu-per
satu. Semoga amal kebaikan, doa dan bantuan selama ini kepada
penulis menjadi catatan timbangan kebaikan di akhirat kelak. Semoga
segala bantuan, dukungan dan do’a kepada penulis dibalas Allah
dengan kebaikan yang berlimpah.

Universitas Indonesia 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


vii

Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi


dalam dunia farmasi rumah sakit khususnya dan dunia farmasi pada
umumnya.

Penulis

Juli 2010

Universitas Indonesia 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN SAMPUL………………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3


2.1 Rumah Sakit ................................................................................ 3
2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)........................................ 13
2.3 Farmasi Klinik............................................................................. 15
2.4 Manajemen Farmasi .................................................................... 22
2.5 Evaluasi ....................................................................................... 25

BAB 3 TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN


DARAT GATOT SOEBROTO DITKESAD ................................... 27
3.1 Sejarah Perkembangan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.......... 27
3.2 Profil RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad ..................................... 30
3.3 Falsafah dan Tugas Pokok RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad .... 30
3.4 Kedudukan, Visi, Misi, dan Tujuan RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad ...................................................................................... 31
3.5 Struktur Organisasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad ............... 32
3.6 Komite Medik dan Komite Riset RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad ..................................................................... ................. 34
3.7 Komite Farmasi dan Terapi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad .. 36
3.8 Kriteria Pasien RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad ...................... 36

BAB 4 TINJAUAN LAPANGAN RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN


DARAT GATOT SOEBROTO ......................................................... 38
4.1 Jadwal Praktek Kerja Lapangan .................................................. 38
4.2 Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad ................... 39
4.3 Unit Gudang Material ................................................................. 60
4.4 Bagian Logistik, Bagian Perencanaan dan Pengendalian
Pengadaan Kesehatan dan Bagian Pengendalian Distribusi dan
Inventarisasi Material Kesehatan ................................................ 63
4.5 Unit Kesehatan Lingkungan........................................................ 67
4.6 Unit Bedah Sentral ...................................................................... 69

viii

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


ix

4.7 Administrasi Pasien dan Informasi Medis (Minpasien dan


Formed) ....................................................................................... 70

BAB 5 PEMBAHASAN .................................................................................. 71


5.1 Manajemen Farmasi Rumah Sakit .............................................. 74
5.2 Farmasi Klinik............................................................................. 84
5.3 Evaluasi ....................................................................................... 85

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 87


6.1 Kesimpulan ............................................................................... 87
6.2 Saran ......................................................................................... 87

DAFTAR PUATAKA….. ................................................................................... 89

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009,
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan. Untuk merealisasikan hal tersebut,
diperlukan upaya kesehatan yang menyeluruh dan dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004, upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan
pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit.
Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan
rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien.
Dalam melaksanakan fungsinya, rumah sakit dibantu oleh instalasi farmasi
rumah sakit yang merupakan bagian dari rumah sakit yang memiliki peran penting
dalam mewujudkan upaya kesehatan. Hal tersebut diperjelas dalam Undang-
Undang RI No. 44 Tahun 2009, bahwa Instalasi farmasi adalah bagian dari rumah
sakit yang bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan
mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan
teknis kefarmasian di rumah sakit. Instalasi farmasi rumah sakit memiliki
tanggung jawab terhadap peningkatan mutu pelayanan kefarmasian di rumah
sakit.


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


2

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit
yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas
dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan
farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.
Agar pelayanan farmasi berlangsung secara optimal dan kompetisi sumber
daya manusia dibidang kesehatan dapat dipertahankan dan ditingkatkan, perlu
adanya pendidikan dan pelatihan di lapangan. Oleh karena itu, Program Diploma
III Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia (Departemen Farmasi FMIPA UI) bekerja sama dengan
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad (RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad) memberikan kesempatan kepada calon Ahli Madya Farmasi
Rumah Sakit untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan mulai tanggal 1 April 2010 sampai
dengan 31 Mei 2010. Dengan dilaksanakannya PKL ini, para calon Ahli Madya
Farmasi Rumah Sakit diharapkan dapat menjadi tenaga kesehatan yang
profesional dan ikut berperan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat,
mampu memahami peran kerjanya dan mampu menerapkan pelayanan
kefarmasian di rumah sakit.

1.1 Tujuan
1) Mengetahui dan memahami tentang kegiatan kefarmasian yang
dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat
Gatot Soebroto Ditkesad baik kegiatan secara organisasi maupun kegiatan
kefarmasiannya.
2) Menerapkan teori yang telah didapat selama kuliah dan
membandingkannya dengan kegiatan di lapangan.
3) Mendidik para calon Ahli Madya Farmasi Rumah Sakit yang siap terjun ke
masyarakat sebagai tenaga kesehatan yang terlatih dan profesional.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit


2.1.1 Definisi Rumah Sakit
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
159b/ Menkes/ Per/ II/ 1988, rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan kesehatan dan penelitian. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2.1.2 Tugas Rumah Sakit


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.983/
Menkes/SK/XI/1992, rumah sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

2.1.3 Fungsi Rumah Sakit


Fungsi rumah sakit menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 164/ B/ Menkes/ Per/ II/ 1998 adalah sebagai berikut:

2.1.3.1 Fungsi professional


Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medis, pelayanan
penunjang medis, pelayanan keperawatan, pelayanan rehabilitasi kesehatan,
pencegahan serta peningkatan kesehatan; sebagai tempat pendidikan dan pelatihan
tenaga medis dan paramedis; sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu
dan teknologi bidang kesehatan.


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


4

2.1.3.2 Fungsi sosial


Rumah sakit pemerintah dan non pemerintah (swasta) harus memberikan
fasilitas perawatan pada penderita yang tidak mampu. Rumah sakit umum
pemerintah harus menyediakan 75% dari tempat tidur yang ada untuk pasien yang
tidak mampu, sedangkan rumah sakit non pemerintah (swasta) wajib menyediakan
25% dari kapasitas tempat tidur untuk pasien yang tidak mampu.

2.1.3.3 Fungsi rujukan


Fungsi rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah
yang timbul, baik vertikal maupun horizontal. Ada dua sistem rujukan yang
digunakan, yaitu: rujukan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
dengan bantuan sarana, teknologi, ketrampilan, kegiatan langsung melakukan
survei epidemiologi; dan rujukan media untuk penyembuhan dan pemulihan
penyakit, misalnya dengan menyuruh penderita dari puskesmas ke rumah sakit,
mengirim tenaga ahli, sampel darah, atau informasi.

2.1.4 Klasifikasi Rumah Sakit


Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
2.1.4.1 Berdasarkan Kepemilikan
Berdasarkan kepemilikan, klasifikasi rumah sakit dibedakan menjadi
rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta. Rumah sakit pemerintah adalah
rumah sakit yang dimiliki dan diselenggarakan oleh pemerintah. Di negara
Indonesia, rumah sakit pemerintah terdiri dari rumah sakit yang dikelola oleh
Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI), dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Siregar, 2004, p.
13).
Rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang dimiliki dan diselenggarakan
oleh yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum dan badan hukum lain
yang bersifat sosial. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 806b/ Menkes/ SK/ XII/ 1987, rumah sakit umum
diklasifikasikan menjadi rumah sakit umum swasta pratama, rumah sakit umum

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


5

swasta madya, dan rumah sakit umum swasta utama. Rumah sakit umum swasta
pratama adalah rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik
yang bersifat umum. Rumah sakit umum swasta madya adalah rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4
(empat) cabang. Rumah sakit umum swasta utama adalah rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik yang bersifat umum, spesialistik, dan
subspesialistik.

2.1.4.2 Berdasarkan Jenis Pelayanan


Berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas rumah sakit
umum dan rumah sakit khusus. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 983 / Menkes / SK / XI / 1992, rumah sakit umum adalah rumah
sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, dan
subspesialistik. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita
dengan berbagai jenis kesakitan, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk
berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatri, ibu
hamil, dan sebagainya. (Siregar, 2004, p. 13). 
Rumah sakit khusus, yaitu rumah sakit yang memberi pelayanan
diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik
bedah maupun non-bedah, seperti rumah sakit : kanker, bersalin, psikiatri,
pediatrik, mata, lepra, tuberculosis, ketergantungan obat, rumah sakit rehabilitasi
dan penyakit kronis. (Siregar, 2004, p. 13). 

2.1.4.3 Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur


Berdasarkan kapasitas tempat tidur, rumah Sakit terdiri dari: rumah sakit
dengan jumlah tempat tidur 50-99 tempat tidur, rumah sakit dengan jumlah tempat
tidur 100-199 tempat tidur, rumah sakit dengan jumlah tempat tidur 200-299
tempat tidur, rumah sakit dengan jumlah tempat tidur 300-399 tempat tidur, rumah
sakit dengan jumlah tempat tidur 400-499 tempat tidur, dan rumah sakit dengan
jumlah tempat tidur lebih dari 500 tempat tidur (Siregar, 2004, p. 14).

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


6

2.1.4.4 Berdasarkan Afiliasi Pendidikan


Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua jenis, yaitu
rumah sakit pendidikan dan rumah sakit nonpendidikan. Rumah sakit pendidikan
adalah rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan residensi dalam medik,
bedah, pediatrik, dan bidang spesialistik lain.  Dalam rumah sakit ini, residen
melakukan pelayanan / perawatan penderita di bawah pengawasan staf medik
rumah sakit. Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan
setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan. Rumah Sakit
pendidikan sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh menteri setelah berkoordinasi
dengan menteri yang membidangi urusan pendidikan. Berbeda halnya dengan
rumah sakit pendidikan, rumah sakit nonpendidikan merupakan rumah sakit yang
tidak memiliki program pelatihan residensi dan tidak ada afiliasi rumah sakit
dengan universitas (Siregar, 2004, p. 14).

2.1.4.5 Berdasarkan Status Akreditasi


    Rumah sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang
telah diakreditasi dan rumah sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit telah
diakreditasi adalah rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan
sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah
memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu (Siregar, 2004, p. 14).

2.1.4.6 Berdasarkan Unsur Pelayanan, Ketenagaan, Fisik, dan Peralatan


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.983/Menkes/SK/XI/
1992, rumah sakit dapat dibedakan menjadi: rumah sakit Kelas A yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan
subspesialistik luas dengan kapasitas 1000 tempat tidur; rumah sakit kelas B II
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan
subspesialistik terbatas dengan kapasitas 500-1000 tempat tidur; rumah sakit kelas
B I yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik dengan kapasitas 300-500 tempat tidur;
rumah sakit kelas C yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik sekurang-kurangnya spesialistik empat dasar lengkap dengan kapasitas

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


7

100-300 tempat tidur; dan rumah sakit kelas D yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar dengan kapasitas lebih
kurang 100 tempat tidur.

2.1.4.7 Berdasarkan lama tinggal di rumah sakit


Berdasarkan lama tinggal di rumah sakit, rumah sakit dapat
diklasifikasikan menjadi rumah sakit perawatan jangka pendek dan rumah sakit
perawatan jangka panjang. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah
sakit yang merawat penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari, misalnya
penderita dengan kondisi penyakit akut dan kasus darurat. Rumah sakit umum
pada umumnya adalah rumah sakit perawatan jangka pendek karena penderita
yang dirawat adalah penderita kesakitan akut yang biasanya pulih dalam waktu
kurang dari 30 hari.
Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat
penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih, misalnya penderita dengan
kondisi psikiatri. Rumah sakit perawatan jangka panjang contohnya adalah rumah
sakit jiwa.

2.1.5 Jenis Pelayanan dan Perawatan yang Diberikan di Rumah Sakit


2.1.5.1 Jenis Pelayanan
Berbagai pelayanan yang diberikan rumah sakit dapat dibagi atas dua
golongan, yaitu pelayanan utama dan pelayanan pendukung. Pelayanan utama
terdiri dari pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan kefarmasian.
Pelayanan pendukung berperan dalam mendukung pelayanan utama dalam
penegakan diagnosis dan perawatan penderita. Contoh pelayanan pendukung:
pelayanan laboratorium, pelayanan ahli gizi dan makanan, bank darah, dan lain-
lain.
Rumah sakit memberikan dua jenis dasar pelayanan kepada penderita yang
dirawat di rumah sakit, yaitu: pelayanan yang diberikan kepada penderita sakit
yang secara fisik tinggal di ruang perawatan rumah sakit, disebut pelayanan
penderita rawat tinggal; Pelayanan yang diberikan pada penderita sakit yang

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


8

datang ke rumah sakit, yang tidak memerlukan tinggal di ruang perawatan rumah
sakit, disebut pelayanan penderita rawat jalan.

2.1.5.2 Jenis Perawatan


Berdasarkan jenis perawatannya, perawatan dapat dibagi menjadi
perawatan penderita rawat tinggal dan rawat jalan. Dalam perawatan penderita
rawat tinggal di rumah sakit ada lima tahap pelayanan, yaitu : perawatan intensif,
adalah perawatan bagi penderita kesakitan hebat yang memerlukan pelayanan
khusus selama waktu kritis kesakitannya atau lukanya, suatu kondisi apabila ia
tidak mampu melakukan kebutuhannya sendiri sehingga Ia dirawat dalam ruang
perawatan intensif oleh staf medik dan perawat khusus; perawatan intermediet,
adalah perawatan bagi penderita setelah kondisi kritis membaik yang dipindahkan
dari ruang perawatan intensif ke ruang perawatan biasa, perawatan intermediate
merupakan bagian tebesar dari jenis perawatan kebanyakan rumah sakit;
perawatan swarawat, adalah perawatan yang dilakukan penderita yang dapat
merawat diri sendiri, yang datang ke rumah sakit untuk maksud diagnostik saja
atau penderita yang kesehatannya sudah cukup pulih dari kesakitan intensif atau
intermediet, dapat tinggal dalam suatu unit perawatan sendi; perawatan kronis,
adalah perawatan penderita dengan kesakitan atau ketidakmampuan jasmani
jangka panjang, mereka dapat tinggal dalam bagian terpisah rumah sakit atau
dalam fasilitas perawatan tambahan atau rumah perawatan yang juga dapat
dioperasikan oleh rumah sakit; perawatan rumah, adalah perawatan penderita di
rumah yang dapat menerima layanan seperti biasa tersedia di rumah sakit, di
bawah suatu program yang disponsori oleh rumah sakit. Perawatan rumah ini
adalah paling penting tetapi sangat sedikit diterapkan. Perawatan ini lebih mudah
dan merupakan jenis perawatan yang efektif secara psikologis.
Jenis perawatan lain adalah perawatan penderita rawat jalan. Perawatan ini
diberikan kepada penderita melalui klinik, yang menggunakan fasilitas rumah
sakit tanpa terikat secara fisik di rumah sakit. Mereka datang ke rumah sakit untuk
pengobatan atau untuk diagnosis; atau datang sebagai kasus darurat

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


9

2.1.6 Struktur Organisasi Rumah Sakit


Struktur organisasi rumah sakit berdasarkan Undang-Undang RI Nomor
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu setiap rumah sakit harus memiliki
organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel; organisasi rumah sakit paling
sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur
pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis,
satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan; Kepala
Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan
keahlian di bidang perumahsakitan; tenaga struktural yang menduduki jabatan
sebagai pimpinan harus berkewarganegaraan Indonesia; dan Pemilik Rumah Sakit
tidak boleh merangkap menjadi Kepala Rumah Sakit.

2.1.7 Ketenagaan Rumah Sakit


Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, ketenagaan rumah sakit dapat dikelompokkan dalam lima kategori
ketenagaan, yaitu rumah sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga
medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga
manajemen rumah sakit, dan tenaga nonkesehatan.

2.1.8 Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)


2.1.8.1 Definisi PFT
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1197Menkes/SK/X/2004,
PFT adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf
medis dengan staf farmasi sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili
spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari Farmasi
Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.

2.1.8.2 Tujuan PFT


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1197Menkes/SK/X/2004,
tujuan PFT adalah menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat,
penggunaan obat serta evaluasinya dan melengkapi staf profesional di bidang
kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


10

pengguaan obat sesuai dengan kebutuhan (merujuk pada SK Dirjen Yanmed


nomor YM.00.03.2.3.951).

2.1.8.3 Organisasi dan Kegiatan PFT


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1197Menkes/SK/X/2004,
susunan kepanitiaan PFT serta kegiatan yang dilakukan bagi tiap rumah sakit
dapat bervariasi sesuai dengan kondisi rumah sakit setempat. Susunan PFT seperti
dijelaskan sebagai berikut: PFT harus sekurang-kurangnya terdiri dari tiga dokter,
apoteker dan perawat (untuk rumah sakit yang besar tenaga dokter bisa lebih dari
tiga orang yang mewakili staf medis fungsional yang ada); ketua PFT dipilih dari
dokter yang ada di dalam kepanitiaan dan jika rumah sakit mempunyai ahli
farmakologi klinik, maka yang menjabat sebagai ketua adalah seorang
farmakologi; sekertaris PFT adalah apoteker dari instalasi farmasi atau apoteker
yang ditunjuk; PFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya dua bulan
sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan sekali (rapat PFT
dapat mengundang pakar-pakar dari dalam maupun dari luar rumah sakit yang
dapat memberikan masukan bagi pengelolaan PFT); segala sesuatu yang
berhubungan dengan rapat PFT diatur oleh sekertaris, termasuk persiapan dari
hasil-hasil rapat; serta PFT harus membina hubungan kerja dengan panitia di
dalam rumah sakit yang sasarannya berhubungan dengan penggunaan obat.

2.1.8.4 Fungsi dan Ruang Lingkup PFT


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1197Menkes/SK/X/2004,
fungsi dan ruang lingkup PFT antara lain: mengembangkan formularium di rumah
sakit dan merevisinya (pemilihan obat untuk dimasukan dalam formularium harus
didasarkan pada evaluasi secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta
harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan
produk obat yang sama); PFT harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak
produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis;
menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk
dalam kategori khusus; membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan
tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


11

penggunaan obat di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal
maupun nasional; melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit
dengan mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan
terapi (tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus
penggunaan obat secara rasional); mengumpulkan dan meninjau laporan
mengenai efek samping obat.; dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang
menyangkut obat kepada staf medis dan perawat.

2.1.8.5 Kewajiban PFT


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1197Menkes/SK/X/2004,
kewajiban PFT antara lain: memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah
sakit untuk mencapai budaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional;
mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularium rumah
sakit, pedoman penggunaan antibiotika dan lain-lain; melaksanakan pendidikan
dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat terhadap pihak-pihak yang
terkait; dan melaksanakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat dan
memberikan umpan balik atas hasil pengkajian tersebut.

2.1.8.6 Peran Apoteker dalam PFT


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1197Menkes/SK/X/2004,
peran apoteker dalam panitia ini sangat strategis dan penting karena semua
kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di seluruh unit
di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini. Agar dapat mengemban tugasnya
secara baik dan benar, para apoteker harus secara mendasar dan mendalam
dibekali dengan ilmu-ilmu farmakologi, farmakologi klinik, farmako epidemologi,
dan farmako ekonomi disamping ilmu-ilmu lain yang sangat dibutuhkan untuk
memperlancar hubungan profesionalnya dengan para petugas kesehatan lain di
rumah sakit.

2.1.8.7 Tugas Apoteker dalam PFT


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1197Menkes/SK/X/2004,
tugas apoteker dalam PFT antara lain: menjadi salah seorang anggota panitia

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


12

(wakil ketua/sekretaris); menetapkan jadwal pertemuan; mengajukan acara yang


akan dibahas dalam pertemuan; menyiapkan dan memberikan semua informasi
yang dibutuhkan untuk pembahasan dalam pertemuan; mencatat semua hasil
keputusan dalam pertemuan dan melaporkan pada pimpinan rumah sakit;
menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui oleh pimpinan kepada seluruh
pihak yang terkait; melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati
dalam pertemuan; menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, pedoman
penggunaan antibiotika dan pedoman penggunaan obat dalam kelas terapi lain;
membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan PFT;
melaksanakan pendidikan dan pelatihan; melaksanakan pengkajian dan
penggunaan obat; dan melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan
dan penggunaan obat pada pihak terkait.

2.1.9 Formularium
  Formularium adalah kumpulan informasi obat yang secara terus menerus
direvisi dan mengembangkan keputusan klinik dari para staf medik. Formularium
disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi yang merupakan buku pedoman bagi para
dokter dan perawat serta apoteker dalam penggunaan obat yang tersedia di rumah
sakit.
Kebutuhan akan formularium rumah sakit meningkat dengan adanya
faktor-faktor sebagai berikut: meningkatnya efek samping pada beberapa obat
baru yang potensial; tingginya praktek pemasaran yang komprehensif dari industri
farmasi; dan adanya tuntutan atau perhatian dari masyarakat umum dengan
adanya suatu pelayanan kesehatan yang terbaik dengan biaya yang rendah.
Komposisi formularium rumah sakit menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1197/ Menkes/ SK/ X/ 2004 adalah sebagai berikut: halaman
judul; daftar nama anggota PFT; daftar isi; informasi mengenai kebijakan dan
prosedur di bidang obat; produk obat yang diterima untuk digunakan; serta
lampiran.
Sistem yang dipakai adalah suatu sistem dimana prosesnya tetap berjalan
terus, dalam arti kata bahwa sementara formularium itu digunakan oleh staf
medis, di lain pihak PFT mengadakan evaluasi dan menentukan pilihan terhadap

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


13

produk obat yang ada di pasaran, dengan lebih mempertimbangkan kesejahteraan


pasien.
Tujuan dibuat formularium antara lain: memberikan informasi tentang
obat-obatan yang telah disetujui oleh PFT; informasi dasar mengenai kegunaan
dari tiap jenis obat; informasi mengenai kebijakan rumah sakit dan prosedur yang
mengatur penggunaan obat; dan informasi khusus tentang obat, seperti pengaturan
dosis dan singkatan yang biasanya digunakan di rumah sakit.

2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)


2.2.1 Definisi IFRS
IFRS adalah suatu unit / bagian di rumah sakit yang melakukan pekerjaan
kefarmasian dan memberikan pelayanan kefarmasian menyeluruh khususnya
kepada penderita, profesional kesehatan, rumah sakit, dan masyarakat pada
umumnya, dipimpin oleh seorang apoteker yang sah, kompeten, dan profesional
(Siregar, 2004, p. 26).

2.2.2 Visi IFRS


Pelayanan farmasi yang profesional dilihat dari aspek menajemen maupun
klinik dengan orientasi kepada kepentingan pasien sebagai individu, berwawasan
lingkungan dan keselamatan kerja berdasarkan kode etik (Siregar, 2004, p. 30).

2.2.3 Misi IFRS


Bertanggung jawab atas pengelolaan IFRS yang berdaya guna dan berhasil
guna; melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada tercapainya
hasil pengobatan yang optimal bagi pasien; dan berperan serta dalam program
pelayanan kesehatan rumah sakit untuk meningkatkan kesehatan bagi seluruh
lapisan masyarakat bagi pasien, maupun tenaga kerja itu sendiri (Siregar, 2004, p.
31).

2.2.4 Tujuan IFRS


Tujuan IFRS adalah sebagai berikut: turut berpartisipasi aktif dalam
penyembuhan penderita, dan memupuk tanggung jawab dalam profesi dengan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


14

landasan filosofi dan etika; mengembangkan ilmu dan profesi dengan konsultasi
pendidikan dan penelitian; mengembangkan kemampuan administrasi dan
manajemen penyediaan obat dan alat kesehatan di rumah sakit; meningkatkan
keterampilan tenaga farmasi yang bekerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit; dan
memperlihatkan kesejahteraan staf dan pegawai yang bekerja di lingkungan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan mengembangkan pengetahuan tentang farmasi
rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan.

2.2.5 Struktur Organisasi IFRS


Ketentuan susunan organisasi IFRS yang tercantum dalam Susunan
Organisasi dan Alat Kerja Rumah Sakit No.134 tahun 1978, antara lain instalasi
adalah sarana penunjang kegiatan Unit Pelaksana Fungsional; instalasi berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada direktur; besar kecilnya instalasi ditentukan
oleh beban kerja; dan instalasi dipimpin oleh tenaga atau pegawai dalam jabatan
fungsional.

2.2.6 Tugas dan Fungsi IFRS


Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 134/ Menkes/ SK/ IV/ 1978, IFRS bertugas dalam peracikan,
penyimpanan dan penyaluran obat-obatan, gas medik, alat kesehatan, alat
perawatan, gas medik, dan bahan kimia. Sedangkan IFRS seperti dalam SK
Menkes RI No.085/Menkes/Per/1989, bertugas dalam penyediaan dan
pengelolaan, penerangan, pendidikan, dan penelitian obat, gas medis dan bahan
kimia dan penyediaan dan pengelolaan alat kedokteran, alat perawatan dan alat
kesehatan. Untuk melaksanakan tugas dan pelayanan farmasi yang luas, IFRS
memiliki berbagai fungsi yang dapat digolongkan menjadi fungsi nonklinik dan
klinik.
Lingkup farmasi nonklinik adalah perencanaan, pengadaan, pembelian,
produksi, penyimpanan, pengemasan, distribusi, dan pengendalian semua
perbekalan kesehatan yang digunakan di rumah sakit. Lingkup farmasi klinik
mencakup fungsi farmasi yang dilakukan dalam program rumah sakit, yaitu

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


15

pemantauan terapi obat dan evaluasi penggunaan obat, sistem formularium,


penelitian, pengendalian infeksi di rumah sakit, dan program edukasi.

2.3 Farmasi Klinik


Farmasi klinik adalah penerapan pengetahuan obat oleh apoteker untuk
kepentingan penderita dengan memperhatikan kondisi penyakit, penderita, dan
kebutuhannya untuk mengerti terapi obatnya, meningkatkan keamanan,
kerasionalan, dan ketepatan penggunaan terapi obat oleh penderita . Pelayanan
farmasi klinik diberikan secara langsung sebagai bagian dari pelayanan penderita
dan/ atau memerlukan interaksi dengan penderita dan/ atau professional kesehatan
lain yang terlibat dalam perawatan penderita. Pelayanan ini memerlukan
hubungan professional dekat antara apoteker, penderita, dokter, perawat, dan lain-
lain yang terlibat memberikan perawatan kesehatan. Dengan kata lain, farmasi
klinik adalah pelayanan berorientasi penderita, berorientasi obat, dan berorientasi
antardisiplin.
                Tujuan farmasi klinik yaitu meningkatkan keuntungan terapi obat dan
mengoreksi kekurangan yang terdeteksi dalam proses penggunaan obat,
meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan farmasi rumah sakit, meningkatkan
efektifitas, keamanan, dan efisiensi penggunaan obat, dan meningkatkan
hubungan kerja sama dengan tenaga profesi kesehatan lain.
                Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan oleh tenaga farmasi dapat
berupa : 
2.3.1 Wawancara Pasien
Wawancara pasien adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memperoleh profil pengobatan pasien.

2.3.2 Pemberian Informasi Obat


Pemberian informasi obat dapat diberikan oleh apoteker, asisten apoteker,
ataupun ahli madya farmasi. Informasi obat biasanya dilakukan pada saat pasien/
kerabat pasien menebus obat di apotek, baik apotek rumah sakit ataupun apotek
diluar rumah sakit. Biasanya informasi yang diberikan berupa cara penggunaan
obat, lama penggunaan obat, waktu pemberian obat, dll. Manfaat pemberian

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


16

informasi kepada pasien antara lain: meningkatkan kepatuhan pasien; mencegah


kesalahan penggunaan obat; terbina hubungan profesional yang baik dengan
pasien; meningkatkan citra profesi farmasi; dan penambahan pendapatan.

2.3.3 Konseling Pasien


Secara terminologi, Konseling (Counsel) berarti memberikan nasihat.
Tetapi, definisi konseling itu sendiri mungkin berbeda-beda diantara kalangan
farmasis. Ada yang berpendapat bahwa konseling adalah pendidikan untuk pasien
dan ada pula yang mendefinisikan konseling sebagai upaya untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan
pengambilan dan penggunaan obat pasien, baik rawat jalan dan pasien rawat inap.
Namun kenyataannya di lapangan, ketiga pengertian ini berjalan berdampingan
dalam pelaksanaan konseling.
Berbeda dengan pemberian informasi obat, konseling obat hanya boleh
dilakukan oleh tenaga farmasis yang benar-benar mengerti tentang obat, yaitu
apoteker. Tujuan utama dilakukan konseling adalah agar kepatuhan pasien
tercapai. Seperti kita ketahui, berhasilnya suatu terapi tidak hanya ditentukan oleh
diagnosis dan pemilihan obat yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan pasien untuk
mengikuti terapi yang telah ditentukan. Untuk itu, konseling sangatlah
dibutuhkan.
Konseling pasien sebaiknya dilakukan pada setiap pasien, namun jumlah
pasien yang terlalu banyak (di rumah sakit) dan adanya keterbatasan waktu dan
sumber daya manusia, maka kriteria prioritas pemilihan pasien dapat didasarkan
pada: pasien dengan lebih dari 3 masalah/ gangguan kesehatan, pasien yang
menerima banyak obat, pasien yang menerima obat dengan indeks terapi sempit,
diperlukan teknis khusus dalam penggunaan obat, pasien berisiko tinggi
mengalami efek samping, pasien geriatri, dan pasien pediatri.
Dalam pelayanan konseling, sangat dibutuhkan kemampuan
berkomunikasi selain dasar keilmuan lainnya, dan tenaga farmasis yang
melakukan konseling (dalam hal ini apoteker) harus memiliki dan menggunakan
kemampuan tersebut untuk berinteraksi dengan pasien dan atau dengan
professional kesehatan lainnya.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


17

Dalam pelaksanaanya, muncul berbagai kendala dalam melaksanakan


konseling. Kendala tersebut antara lain: kendala yang berasal dari pasien, kendala
ini antara lain berupa perasaan marah, malu, sedih, takut, dan ragu-ragu dari
pasien. Hal ini dapat diatasi dengan bersikap empati, mencari sumber timbulnya
masalah tersebut, tetap bersikap terbuka, dan siap untuk membantu.
Kendala yang berasal dari latar belakang pendidikan, budaya, dan bahasa
pasien. Kendala ini dapat diatasi dengan menggunakan istilah sederhana dan dapat
dipahami oleh pasien, berhati-hati dalam menyampaikan hal yang sensitive, atau
menggunakan penterjemah.
Kendala yang berasal dari fisik dan mental pasien. Kendala ini dapat
diatasi dengan upaya menggunakan alat bantu yang sesuai dan melibatkan orang
yang merawatnya.
Kendala yang berasal dari tenaga farmasis, kendala ini dapat berupa
mendominasi percakapan, menunjukkan sikap yang tidak memberikan perhatian
dan tidak mendengarkan apa yang pasien sampaikan, cara berbicara yang tidak
sesuai (terlalu keras, sering mengulang suatu kata), menggunakan istilah yang
terlalu teknis yang tidak dipahami pasien, sikap dan gerakan badan yang tidak
sesuai yang dapat mengganggu konsentrasi pasien, sedikit atau terlalu banyak
melakukan kontak mata dengan pasien. Upaya untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan memberikan pasien kesempatan untuk menyampaikan masalahnya
dengan bebas, menunjukkan kepada pasien bahwa apa yang disampaikannya
didengarkan dan diperhatikan melalui sesekali anggukan kepala, kata ya, dan
sikap badan yang cenderung ke arah pasien, menyesuaikan volume suara dan
mengurangi kebiasaan mengeluarkan kata-kata yang mengesankan gugup dan
tidak siap, menghindari pemakaian istilah yang tidak dipahami oleh pasien, tidak
menyilangkan kedua tangan dan menghindari gerakan berulang yang tidak pada
tempatnya, dan menjaga kontak mata dengan pasien.
Kendala lingkungan, kendala ini dapat berupa tempat yang terbuka,
suasana yang bising, sering adanya interupsi, dan adanya partisi (kaca counter)
sehingga dapat mempengaruhi pasien dalam menerima konseling. Hal ini dapat
diatasi dengan menyediakan tempat khusus tertutup ataupun tidak menerima

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


18

telepon atau tamu lain sehingga memberikan rasa privasi dan nyaman kepada
pasien.

2.3.4 Ronde di ruang rawat


Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim dokter
dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan diadakan ronde adalah pemilihan obat,
menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi terapetik, menilai
kemajuan pasien, dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Kegiatan dalam
ronde adalah apoteker harus memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari
kunjungan tersebut kepada pasien; untuk pasien baru dirawat apoteker harus
menanyakan terapi obat terdahulu dan memperkirakan masalah yang mungkin
terjadi; apoteker memberikan keterangan pada formulir resep untuk menjamin
penggunaan obat yang benar; melakukan pengkajian terhadap catatan perawat
akan berguna untuk pemberian obat; dan setelah kunjungan membuat catatan
mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku dan buku ini
digunakan oleh setiap apoteker yang berkunjung ke ruang pasien untuk
menghindari pengulangan kunjungan.

2.3.5 Dispensing
2.3.5.1 Dispensing Sediaan Farmasi Pencampuran Obat Steril
Melakukan pencampuran obat steril sesuai kebutuhan pasien yang
menjamin kompatibilitas, dan stabilitas obat maupun wadah sesuai dengan dosis
yang ditetapkan. Kegiatannya adalah mencampur sediaan intravena kedalam
cairan infus; melarutkan sediaan intravena dalam bentuk serbuk dengan pelarut
yang sesuai; dan mengemas menjadi sediaan siap pakai. Faktor yang perlu
diperhatikan adalah ruangan khusus; lemari pencampuran Biological Safety
Cabinet; dan Hepa Filter.

2.3.5.2 Dispensing Sediaan Farmasi Berbahaya


Merupakan penganganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan siap
pakai sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan
pengendalian pada keamanan terhadap lingkungan, petugas maupun sediaan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


19

obatnya dari efek toksik dan kontaminasi, dengan menggunakan alat pelindung
diri, mengamankan pada saat pencampuran, distribusi, maupun proses pemberian
kepada pasien sampai pembuangan limbahnya. Secara operasional, dalam
mempersiapkan dan melakukan harus sesuai prosedur yang ditetapkan dengan alat
pelindung diri yang memadai sehingga kecelakaan terkendali.
Kegiatan ini meliputi melakukan perhitungan dosis secara akurat;
melarutkan sediaan obat kanker dengan pelarut yang sesuai; mencampur sediaan
obat kanker sesuai dengan protokol pengobatan; mengemas dalam kemasan
tertentu; dan membuang limbah sesuai prosedur yang berlaku. Faktor yang perlu
diperhatikan adalah pada pemberian obat kanker; ruangan khusus yang dirancang
dengan kondisi yang sesuai; lemari pencampuran Biological Safety Cabinet; Hepa
Filter; pakaian khusus; dan Sumber Daya Manusia yang terlatih.

2.3.5.3 Dispensing Sediaan Farmasi Parenteral Nutrisi


Merupakan kegiatan pencampuran nutrisi parenteral yang dilakukan oleh
tenaga yang terlatih secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan menjaga
stabilitas sediaan, formula standar dan kepatuhan terhadap prosedur yang
menyertai. Kegiatan yang dilakukan adalah mencampur sediaan karbohidrat,
protein, lipid, vitamin, mineral untuk kebutuhan perorangan dan mengemas ke
dalam kantong khusus untuk nutrisi. Faktor yang perlu diperhatikan adalah tim
yang terdiri dari dokter, apoteker, perawat, ahli gizi; sarana dan prasarana;
ruangan khusus; lemari pencampuran Biological Safety Cabinet; dan kantong
khusus untuk nutrisi parenteral.

2.3.6 Pengkajian Penggunaan Obat


Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi,
efektif, aman dan terjangkau oleh pasien. Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan
gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada pelayanan
kesehatan/dokter tertentu; membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan
kesehatan/dokter satu dengan yang lain; penilaian berkala atas penggunaan obat
spesifik; dan menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


20

2.3.7 Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan Informasi Obat merupakan suatu wadah dimana segala
informasi tentang obat dapat diperoleh agar memperoleh penggunaan obat secara
rasional. Tugas utama dari PIO ini adalah menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan obat baik yang berasal dari pasien, masyarakat umum,
maupun dari tenaga medis lainnya.
Pelayanan informasi obat dapat dilakukan oleh farmasis di ruangan
(apoteker ataupun asisten apoteker). Apabila farmasis di ruangan tidak bisa
menjawab pertanyaan yang diajukan, farmasi di ruangan dapat bertanya kepada
PIO lokal, jika PIO lokal tidak bisa juga menjawab, maka dapat bertanya ke PIO
regional, jika tidak bisa menjawab juga, PIO regional dapat bertanya kepada PIO
nasional. Hal ini tergambar seperti piramida seperti berikut :

Struktur Piramida Pelayanan Informasi Obat (PIO)

PIO Nas 

PIO 
Regional 

PIO Lokal 

Farmasi di Ruangan

Dalam pelayanan informasi obat dibutuhkan literatur dalam menjawab


pertanyaan. Literatur ini dapat berasal dari pustaka primer dan tersier. Contoh
pustaka primer adalah majalah farmasi . Keuntungan dari pustaka primer adalah
data lebih up to date dibandingkan pustaka tersier. Kerugian dari pustaka primer
ini adalah sulit didapat karena tidak semua orang berlangganan majalah. Selain
itu, kebenaran dari pustaka primer ini tidak bisa langsung kita percayai 100%,

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


21

karena pustaka primer tidak mengalami revisi seperti pustaka tersier sehingga
harus di telaah kritis terlebih dahulu.
Contoh pustaka tersier adalah ISO, MIMS, dll. Keuntungan dari pustaka
tersier ini adalah mudah didapat, selain itu kebenaran dari pustaka ini dapat 100%
kita percayai, karena pustaka ini selalu mengalami revisi setiap beberapa tahun
sekali.

2.3.8 Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. Tujuan pemantauan
dan pelaporan efek samping obat adalah menemukan efek samping obat sedini
mungkin terutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang; menentukan
frekuensi dan insidensi efek samping obat yang sudah dikenal sekali, yang baru
saja ditemukan; dan mengenal semua faktor yang mungkin dapat
menimbulkan/mempengaruhi timbulnya efek samping obat atau mempengaruhi
angka kejadian dan hebatnya efek samping obat. Kegiatan dalam pemantauan dan
pelaporan efek samping obat, antara lain menganalisa laporan efek samping obat;
mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi.

2.3.9 Pemantauan Kadar Obat dalam Darah


Melakukan pemeriksaan kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari
dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit. Tujuan kegiatan ini adalah
mengetahui kadar obat dalam darah dan memberikan rekomendasi kepada dokter
yang merawat. Kegiatan ini meliputi memisahkan serum dan plasma darah dan
memeriksa kadar obat yang terdapat dalam plasma dengan menggunakan alat
TDM; dan membuat rekomendasi kepada dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.

2.3.10 Pengkajian Penggunaan Obat


Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi,
efektif, aman dan terjangkau oleh pasien. Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


22

gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada pelayanan
kesehatan/dokter tertentu; membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan
kesehatan/dokter satu dengan yang lain; penilaian berkala atas penggunaan obat
spesifik; dan menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

2.4 Manajemen Farmasi


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1197/Menkes/SK/X/2004,
manajemen farmasi terdiri dari:
2.4.1 Perencanaan Perbekalan Farmasi
Perencanaan perbekalan farmasi adalah suatu proses kegiatan seleksi
perbekalan farmasi dan penentuan jumlah perbekalan dalam rangka pengadaan.
Tujuan perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk mendapatkan jenis dan
jumlah perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan menghindari
terjadinya kekosongan perbekalan farmasi.
Ada tiga metode perencanaan perbekalan farmasi, yaitu metode konsumsi,
yaitu metode perencanaan yang didasarkan atas analisis data konsumsi perbekalan
farmasi periode sebelumnya; metode epidemiologi, yaitu metode perencanaan
yang didasarkan pada data jumlah kunjungan, Bed Occupation Rate (BOR) atau
angka pemakaian tempat tidur, Length of Stay (LoS) lama hari rawat, frekuensi
penyakit dan standar pengobatan yang ada; dan kombinasi metode konsumsi dan
epidemiologi.
  Pedoman yang digunakan dalam perencanaan, antara lain DOEN,
Formularium Rumah Sakit, Standar Terapi Rumah Sakit, ketentuan setempat yang
berlaku; data catatan medik; anggaran yang tersedia; penetapan prioritas; siklus
penyakit; sisa persediaan; data pemakaian periode yang lalu; dan rencana
pengembangan.

2.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi


Merupakan kegiatan merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan
dan disetujui. Pengadaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
pembelian, baik melalui tender maupun pembelian langsung; leasing (menyewa);

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


23

meminjam; hibah / sumbangan / droping; penukaran; produksi steril dan nonsteril;


dan repair (memperbaiki).
2.4.2.1 Produksi
Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali
sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Kriteria obat yang diproduksi antara lain sediaan
farmasi dengan formula khusus; sediaan farmasi dengan harga murah; sediaan
farmasi dengan kemasan yang lebih kecil; sediaan farmasi yang tidak tersedia
dipasaran; sediaan farmasi untuk penelitian; ediaan nutrisi parenteral; dan
rekonstruksi sediaan obat kanker.

2.4.3 Penerimaan Perbekalan Farmasi


Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang
telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian melalui pembelian langsung,
tender, konsinyasi atau sumbangan. Pedoman dalam penerimaan perbekalan
farmasi adalah pabrik harus mempunyai Sertifikat Analisa; barang harus
bersumber dari distributor utama; harus mempunyai Material Safety Data Sheet
(MSDS); khusus untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai certificate of
origin; dan expire date minimal dua tahun.

2.4.4 Penyimpanan Perbekalan Farmasi


Penyimpanan dapat disebut sebagai jantung dari manajemen logistik
karena sangat menentukan kelancaran pendistribusian. Penyimpanan adalah suatu
kegiatan dan usaha untuk melakukan pengelolaan barang persediaan atau
inventoris di suatu tempat penyimpanan dan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan
fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari pencurian, dan
mempermudah pengawasan stok. Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan
perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan, dibedakan menurut
bentuk sediaan dan jenisnya; suhunya; kestabilannya; udah tidaknya
meledak/terbakar; dan tahan/tidaknya terhadap cahaya.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


24

2.4.5 Pendistribusian Perbekalan Farmasi


Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit
untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang atas
dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan
efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada; metode sentralisasi atau
desentralisasi; dan floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau
kombinasi.
Sentralisai adalah pendistribusian semua barang farmasi/obat untuk
seluruh user/pemakai dipusatkan atau dilakukan di satu tempat, yaitu gudang
farmasi/gudang pusat, baik yang berupa kebutuhan individu pasien, maupun
kebutuhan dasar ruangan di suplai langsung dari pusat pelayanan farmasi. Sistem
desentralisasi digunakan untuk rumah sakit yang mempunyai area yang luas dan
jarak antara depo/unit perawatan/pelayanan dan gudang jauh serta alat angkut
yang tidak memadai.
Desentralisasi adalah pendistribusian barang farmasi untuk seluruh
kebutuhan user/pemakai melalui depo farmasi yang berada disekitar unit
perawatan/pelayanan tersebut, baik untuk kebutuhan pasien individu maupun
kebutuhan dasar ruangan tidak lagi dilayani dari pusat pelayanan farmasi.
persediaan di depo farmasi disuplai oleh gudang pusat.
Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap merupakan
kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien
rawat inap di rumah sakit yang diselenggarakan secara sentralisasi dan atau
desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap di ruangan, sistem resep
perorangan, sistem unit dosis dan sistem kombinasi oleh satelit farmasi.
Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan merupakan kegiatan
pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat jalan
di rumah sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi dan atau desentralisasi
dengan sistem resep perorangan oleh apotik rumah sakit. Pendistribusian
perbekalan farmasi di luar jam kerja merupakan kegiatan pendistribusian
perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien di luar jam kerja yang

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


25

diselenggarakan oleh apotik rumah sakit/satelit farmasi yang dibuka 24 jam dan
ruang rawat yang menyediakan perbekalan farmasi emergensi.
Sistem pelayanan distribusi di rumah sakit meliputi sistem persediaan
lengkap di ruangan, sistem resep perorangan, dan sistem unit dosis. Sistem
persediaan lengkap di ruangan, yaitu pendistribusian perbekalan farmasi untuk
persediaan di ruang rawat merupakan tanggung jawab perawat ruangan; setiap
ruang rawat harus mempunyai penanggung jawab obat; dan perbekalan yang
disimpan tidak dalam jumlah besar dan dapat dikontrol secara berkala oleh
petugas farmasi. Sistem resep perorangan merupakan pendistribusian perbekalan
farmasi resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi
Farmasi. Sistem unit dosis merupakan pendistribusian obat-obatan melalui resep
perorangan yang disiapkan; diberikan/digunakan dan dibayar dalam unit dosis
tunggal atau ganda; dan yang berisi obat dalam jumlah yang telah ditetapkan atau
jumlah yang cukup untuk penggunaan satu kali dosis biasa. Kegiatan pelayanan
distribusi diselenggarakan di apotik rumah sakit dengan sistem resep perorangan,
satelit farmasi dengan sistem dosis unit, dan ruang perawat dengan sistem
persediaan di ruangan.

2.5 Evaluasi
2.5.1 Tujuan Evaluasi
2.5.1.1 Tujuan Umum Evaluasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197/Menkes/
SK/X/2004, tujuan umum dari evaluasi adalah agar setiap pelayanan farmasi
memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan dan dapat memuaskan pelanggan.

2.5.1.2 Tujuan Khusus Evaluasi


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197/Menkes/
SK/X/2004, tujuan khusus dari evaluasi, yaitu menghilangkan kinerja pelayanan
yang substandar; terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obat
dan keamanan pasien; meningkatkan efesiensi pelayanan; meningkatkan mutu
obat yang diproduksi di rumah sakit sesuai CPOB (Cara Pembuatan Obat yang

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


26

Baik); meningkatkan kepuasan pelanggan; dan menurunkan keluhan pelanggan


atau unit kerja terkait.

2.5.2 Metode Evaluasi


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197/Menkes/SK/
X/2004, metode evaluasi dapat dilakukan dengan cara audit, review, survei, dan
observasi. Audit dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah sudah sesuai
standar. Review dilakukan terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaan
sumber daya, penulisan resep. Survei dilakukan untuk mengukur kepuasan pasien,
dilakukan dengan angket atau wawancara langsung. Observasi dilakukan terhadap
kecepatan pelayanan antrian, ketepatan penyerahan obat.
 

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 3
TINJAUAN UMUM
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
DITKESAD

3.1 Sejarah Perkembangan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


Pembangunan Instalasi Rumah Sakit Militer di Nusantara pada awal abad
ke-19 adalah salah satu bagian dari strategi militer Belanda dalam rangka
mendukung politik kolonialisme untuk tetap mempertahankan tanah jajahan
Nederlands Indie, yang dikarenakan berbagai faktor yang mempengaruhi. Hal ini
juga merupakan salah satu alasan mengapa diperlukan adanya suatu Rumah Sakit
Lapangan serta tetap dipertahankannya Instalasi Rumah Sakit Militer meskipun
fasilitas pelayanan kesehatan baik Rumah Sakit Umum maupun Puskesmas sudah
menyebar sampai ke pelosok pedesaan.
Pada akhir abad ke 18, tepatnya tahun 1789 daratan Eropa digetarkan oleh
pecahnya Revolusi Prancis dibawah Napoleon Bonaparte. Perang terus terjadi
antara Prancis melawan Inggris, Rusia, Austria, Belanda, dan lain-lain. Pada akhir
abad ke-18 ini pula Verenigde Oost-Indische Companie (VOC) atau lebih akrab
dengan sebutan Kumpeni mengalami kebangkrutan. VOC dibubarkan dan diambil
alih oleh pemerintah Belanda pada tanggal 31 Desember 1799.
Dengan pengambil-alihan dan pembubaran VOC oleh pemerintah
Belanda, Raja Louis Napoleon pada tahun 1807 mengangkat Mr. Herman Willem
Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Pada awal Januari 1808
Daendels tiba di Pulau Jawa. Untuk meningkatkan ketahanan pemerintahannya,
Gubernur Jenderal Daendels bukan saja membangun jalan dari Anyer sampai
Panarukan yang selesai dalam waktu satu tahun, tetapi juga memperkuat
militernya dan salah satu upayanya adalah dengan membentuk Dinas Kesehatan
Militer (Militaire Geneeskundige Dients, MGD) dan mendirikan 3 Rumah Sakit
Militer (Groot Militaire Hospitalen) masing-masing di Jakarta (bukan di lokasi
RSPAD sekarang), Semarang, dan Surabaya.
Pada bulan Mei 1811, Daendels dipanggil pulang ke Belanda, dan pada
bulan September 1811 Pulau Jawa dikuasai oleh Inggris dan Thomas Stamford 

27 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


28

Rafles diangkat menjadi Letnan Gubernur Jawa. Penjajahan Inggris


berlangsung sampai tahun 1816. Menurut buku karangan Dr.D.Schoute
disebutkan bahwa “buiten hospital” ex VOC-lah yang mula-mula dijadikan RS
Militer Besar.
Adanya perubahan kebijakan dari Kabinet Gubernur Jenderal, Groot
Militaire Hospitalen yang sebelumnya bukan di lokasi RSPAD memaksa
dipindahkan ke lokasi RSPAD sekarang, yang terdiri atas : enam bangsal
perawatan sepanjang 837 kaki, dimana untuk setiap pasien diperhitungkan
Kebutuhan 2 ¼ kaki; bangsal perawatan pasien sakit jiwa; bangsal perwira
sepanjang 112 kaki yang dihubungkan dengan bangunan untuk perwira jaga dan
kantor sepanjang 30 kaki; sebuah apotek dan rumah dinas untuk apoteker; rumah
mandi dan rumah dinas untuk “badmeester”; kamar jenazah; dapur dan rumah
tinggal juru masak; gudang pakaian, rumah porter dengan tempat jaga; serta
kandang kuda dengan tempat keretanya ditambah dua bangunan masing-masing
untuk pekerja kasar dan tempat tahanan pekerja.
Pembangunan rumah sakit ini berjalan agak lama dan menurut catatan D.
Schoute diperkirakan selesai pada bulan Oktober 1836. Bangunan lama yang
sekarang tetap dipertahankan adalah bangunan yang saat ini digunakan sebagai
Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
Pada masa penjajahan Jepang, 8 Maret 1942, rumah sakit ini tetap
berfungsi sebagai rumah sakit militer dibawah Komando Angkatan Darat Jepang
dengan nama Rikugun Byoin. Setelah Jepang menyerah pada tentara sekutu
tanggal 15 Agustus 1945 dan diproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945, Rikugu Byoin kembali dikuasai oleh tentara sekutu
(KNIL), yang berubah nama menjadi Militaire Geneeskundige Dienst (Rumah
Sakit Jawatan Kesehatan Angkatan Darat) yang dikenal dengan nama "Leger
Hospitaal Batavia".
Sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tanggal 29
Desember 1949 yang merupakan pengakuan terhadap kedaulatan Republik
Indonesia maka diputuskan untuk melakukan pengalihan Instalasi militer kepada
Pemerintah RI termasuk "Leger Hospitaal Batavia". Leger Hospitaal Batavia
(Rumah Sakit Tentara Belanda) pada waktu itu berkapasitas 1000 tempat tidur,

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


29

lengkap dengan bagian anak dan bersalin serta sudah memiliki fasilitas perawatan
yang terbilang paling lengkap dan modern.
Pada tanggal 26 Juli 1950, Letkol dr. Satrio telah siap untuk melakukan
upacara serah terima Leger Hospitaal Batavia kepada pemerintah Indonesia. Dari
pihak Belanda diwakili oleh Letkol dr. Scheffers. Sejak saat itu Leger Hospitaal
Batavia resmi masuk dalam jajaran Djawatan Kesehatan Tentara Angkatan Darat
(DKTAD) dengan nama Rumah Sakit Tentara Pusat (RSTP), namun dengan
perkembangannya DKTAD berubah menjadi Djawatan Kesehatan Angkatan
Darat (DKAD) dan nama RSTP pun diganti dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat (RSPAD). Sebagai penghormatan untuk mengenang jasa Letjen TNI Gatot
Soebroto, dengan surat keputusan Kasad Nomor: Skep/ 582/ X/ 1970 tanggal 22
Oktober 1970 nama beliau ditetapkan sebagai nama RSPAD dan sejak saat itu
rumah sakit ini bernama ”Rumah Sakit Gatot Soebroto” disingkat RSGS.
Keberadaan pemeriksaan diagnostik yang mutakhir serta keasrian
bangunan pelayanan kesehatan, RSGS dipakai untuk tempat pemeriksaan dan
perawatan pejabat tinggi negara. Sesuai dengan tuntuan organisasi agar lebih
mudah pengucapannya, maka pada tanggal 4 Agustus 1977 dibuat keputusan
Kajan Kesad yang dituangkan dalam Surat Edaran Nomor E/ 18/ VIII/ 1977.
Akhirnya, nama rumah sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat Gatot Soebroto disingkat RSPAD Gatot Soebroto.
Tahun 1994 diresmikan Wahana Bina Balita tempat penitipan anak-anak
karyawan RSPAD, disini tumbuh kembang anak dibawah pengawasan dokter
umum, psikolog, dokter spesialis anak, dan pisikiater anak sedangkan bagi
keluarga yang sedang dirawat dibangun tempat penginapan Wisma Bermis.
Kemudian tahun 2000 diresmikan ruang perawatan khusus untuk
Kedokteran Militer yaitu suatu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
bagi prajurit Tentara Nasional Indonesia, yang mengalami korban tempur atau
latihan. Saat ini, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad merupakan rumah sakit tingkat
satu dan menjadi rujukan tertinggi di jajaran TNI yang memberikan perawatan
kesehatan untuk Prajurit TNI AD, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan masyarakat
umum. Melihat penampilan bangunan yang anggun seluas 115.010 m2 di atas
tanah 12.500 m2 serta diisi oleh 1.000 tempat tidur, RSPAD Gatot Soebroto

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


30

Ditkesad patut menjadi salah satu rumah sakit militer yang terkemuka dikawasan
Asia Tenggara.

3.2 Profil RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad yang terletak di Jl. Abdul Rachman
Saleh No. 24, Jakarta Pusat ini memiliki luas tanah sebesar 115.010 m2 dengan
luas bangunan 12.500 m2. RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad mempunyai kapasitas
tempat tidur lebih dari 1000 tempat tidur dan jumlah ini sangat fleksibel
tergantung perkembangan rumah sakit. Berdasarkan kapasitas tempat tidur dan
unit pelayanannya, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad merupakan Rumah Sakit tipe
A. Berdasarkan peraturan Dephankam, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad menjadi
rumah sakit rujukan tertinggi bagi seluruh angkatan dalam jajaran Dephankam
dan TNI.

3.3 Falsafah dan Tugas Pokok RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


3.3.1 Falsafah
Prajurit dan PNS TNI AD yang sehat dan siap melaksanakan tugas serta
keluarga Prajurit/ PNS yang terayomi kesehatannya.

3.3.2 Tugas pokok


Tugas Pokok RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad yaitu menyelenggarakan
fungsi perumahsakitan tertinggi di jajaran TNI AD, melalui upaya-upaya
pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif yang terpadu dengan pelaksanaan
kegiatan kesehatan promotif dan preventif.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut di atas, RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad melaksanakan: pelayanan perumahsakitan yang meliputi
segala upaya pekerjaan dibidang pelayanan medik, penunjang medik serta
keperawatan bagi personel TNI AD beserta keluarganya dalam rangka menunjang
tugas pokok TNI AD; rujukan dan supervisi yang meliputi segala upaya
pekerjaan di bidang rujukan pelayanan pasien dan penunjang diagnostik dari
rumah sakit tingkat Kodam serta melaksanakan supervisi teknis medis dan sistem/
majemen perumahsakitan; pendidikan dan pelatihan yang meliputi segala upaya

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


31

pekerjaan dengan menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan ditingkat


Diploma III, Strata 1, dan Pasca Sarjana serta melaksanakan pelatihan dalam
rangka peningkatan profesionalisme dan keterampilan bagi personel kesehatan
sesuai tingkat dan kebutuhan pelayanan kesehatan; riset yang meliputi segala
upaya pekerjaan dengan menyelenggarakan penelitian ilmiah, pengembangan
teknis medis, dan sistem perumahsakitan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan; dan pembinaan profesi tenaga kesehatan di Lingkungan
Kesehatan TNI AD yang meliputi segala upaya pekerjaan dibidang pemeliharaan
dan peningkatan profesionalisme melalui penyelenggaraan seminar, lokakarya,
temu ilmiah, dan penulisan karya ilmiah kesehatan dalam rangka alih teknologi.

3.4 Kedudukan, Visi, Misi, dan Tujuan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
3.4.1 Kedudukan
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad disingkat
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad adalah Badan Pelaksana Kesehatan,
berkedudukan dibawah Direktorat Kesehatan Angkatan Darat.

3.4.2 Visi
Visi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad adalah
“Menjadi Rumah Sakit Kebanggaan Prajurit”.

3.4.3 Misi
Misi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad, antara
lain :
3.4.3.1 Misi Utama
Menyelenggarakan fungsi perumahsakitan tingkat pusat dan rujukan
tertinggi bagi RS TNI AD dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.

3.4.3.2 Misi Khusus


Menyelenggarakan dukungan dan pelayanan kesehatan yang profesional
dan bermutu serta menyeluruh bagi prajurit/ PNS TNI AD dan keluarganya dalam
rangka meningkatkan kesiapan dan kesejahteraan.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


32

3.4.3.3 Misi Tambahan:


Sebagai Sub Sistem Kesehatan Nasional, RSPAD ikut meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui program Yanmasum.

3.4.4 Tujuan
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad didirikan dengan tujuan: melaksanakan
fungsi rujukan tertinggi bagi Rumah Sakit TNI/ TN AD serta masyarakat umum;
menjadi Center of Excellence Traumatology; menjadi rumah sakit yang memiliki
pelayanan spesialisasi dan subspesialisasi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi; tercapainya sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas
yang mampu mendukung pelayanan kesehatan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad;
serta melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum menuju
swakelola.

3.5 Struktur Organisasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


Berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/ 50.a/
XII/ 2006 tanggal 31 Desember 2006, tentang Perubahan Organisasi dan Tugas
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad (Orgas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad).
Organisasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad disusun dalam 4 (empat) eselon
sebagai berikut:
3.5.1 Eselon Pimpinan Rumah Sakit
Eselon pimpinan rumah sakit terdiri dari Kepala RSPAD Gatot Soebroto
(Karumkit); Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto (Wakarumkit); dan Ketua
Komite Medik.

3.5.2 Eselon Pembantu Pimpinan Rumah Sakit


Eselon pembantu pimpinan rumah sakit terdiri dari Ketua Badan
Penasehat; Ketua Komite Riset; Kepala Satuan Penagawasan Internal (KaSPI);
Direktur Pembinaan Pelayanan Medis (Dirbinyanmed); Direktur Pembinaan
Penunjang Medis (Dirbinjangmed); Direktur Pembinaan Penunjang Umum
(Dirbinjangum); dan Direktur Pembinaan Pengembangan (Dirbinbang).

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


33

3.5.3 Jabatan Struktural


Direktur Pembinaan Pelayanan Medis (Dirbinyanmed) membawahi:
Bagian Kedokteran (Bagdok); Bagian Keperawatan (Bagwat); Bagian
Pemeriksaan Kesehatan dan Pengujian Badan (Bagrikkesubad); Seksi Informasi
Medik (Siformed); dan Bagian Administrasi Pasien (Bagminpas).
Direktur Pembinaan Penunjang Medis, disingkat Dirbinjangmed,
membawahi Bagian Logistik (Baglog); Bagian Perencanaan dan Pengendalian
Pengadaan Perbekalan Kesehatan (Rendal Ada Bekkes); Bagian Pengendalian
Distribusi dan Inventarisasi Material Kesehatan (Daldisi Invent Matkes); dan
Bagian Perencanaan dan Pengendalian Alat Kesehatan (Rendal Ada Alkes).
Direktur Pembinaan Penunjang Umum, disingkat (Dirbinjangum)
membawahi: Bagian Administrasi dan Logistik Umum (Bagminlogum); Bagian
Administrasi Keuangan (Bagminku); Bagian Teknik (Bagnik); Seksi Rumah
Tangga (Sirumga); dan Seksi Penyediaan Makanan (Sidiamak).
Direktur Pembinaan Pengembangan (Dirbinbang) membawahi: Bagian
Pendidikan dan Pelatihan (Bagdiklat); Seksi Kerjasama; Bagian Kesehatan
Militer, disingkat Bagkesmil; Bagian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, disingkat
Bagilpengtek; dan Seksi Perpustakaan.

3.5.4 Eselon Pelayanan


Eselon pelayanan terdiri dari Sekretaris, disingkat Ses dan Kepala
Informasi Pengolahan Data, disingkat Kainfolahta. Ses dalam melaksanakan
tugasnya dibantu 1 (satu) Kepala Kelompok Administrasi yang dijabat seorang
PNS Gol. III/ b-c dan 5 (lima) Kepala Bagian yang masing-masing dijabat oleh
seorang Pamen Angkatan Darat berpangkat Letnan Kolonel CKM, terdiri dari
Kepala Bagian Tata Usaha, disingkat Kabag TU; Kepala Bagian Urusan Dalam,
disingkat Kabag Urdal; Kepala Bagian Pengamanan, disingkat Kabag Pam;
Kepala Bagian Administrasi Personel, disingkat Kabag Minpers; dan Kepala
Bagian Logistik, disingkat Kabag Log.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


34

3.5.5 Eselon Pelaksana


Eselom pelaksana terdiri dari: Kepala Departemen Bedah, disingkat Kadep
Bedah; Kepala Departemen Penyakit Dalam, disingkat Kadep Peny Dalam;
Kepala Departemen Kesehatan Jiwa, disingkat Kadep Keswa; Departemen
Obstetri dan Ginekologi, disingkat Kadep Obsgin; Kepala Departemen Ilmu
Kesehatan Anak, disingkat Kadep IKA; Kepala Departemen Jantung, disingkat
Kadep Jantung; Kepala Departemen Paru, disingkat Kadep Paru; Kepala
Departemen Mata, disingkat Kadep Mata; Kepala Departemen Saraf, disingkat
Kadep Saraf; Kepala Departemen Telinga, Hidung dan Tenggorokan, disingkat
Kadep THT; Kepala Departemen Kulit dan Kelamin, disingkat Kadep Peny.
Kulkel; Kepala Departemen Gigi dan Mulut, disingkat Kadep Gilut; Kepala
Instalasi Rehabilitasi Medik, disingkat Kainstal Rehab Medik; Kepala Instalasi
Radiologi dan Kedokteran Nuklir, disingkat Kainstal Radionuklir; Kepala
Instalasi Patologi, disingkat Kainstal Patologi; Kepala Instalasi Gawat Darurat,
disingkat Kainstal Gadar; Kepala Instalasi Kamar Operasi, disingkat Kainstal
kamar Operasi; Kepala Instalasi Rawat Jalan, disingkat Kainstal Watlan; Kepala
Instalasi Rawat Inap, disingkat Kainstal Wat Inap; Kepala Instalasi Anestesi dan
Reanimasi, disingkat Kainstal Anestesi dan Reanimasi; Kepala Instalasi Farmasi,
disingkat Kainstal Farmasi; Kepala Unit Kedokteran Militer, disingkat Kanit
Dokmil; Kepala Unit Pemeriksaan Kesehatan, disingkat Kanit Rikkes; Kepala
Unit Gizi, disingkat Kanit Gizi; Kepala Unit Gudang Materiil, disingkat Kanit
Gudmat; Kepala Unit Kesehatan Lingkungan dan Nosokomial, disingkat Kanit
Kesling dan Nosokomial; Kepala Unit Teknik, disingkat Kanit Teknik; Kepala
Unit Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, disingkat Kanit Diklatnakes;
dan Kepala Unit Penunjang Khusus, disingkat Kanit Jangsus. Struktur organisasi
RSPAD Gatot Soebroto dapat dilihat pada lampiran 1.

3.6 Komite Medik dan Komite Riset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
3.6.1 Komite medik
Berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/ 50.a/
XII/ 2006 tanggal 31 Desember 2006, tentang Perubahan Organisasi dan tugas
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad (Orgas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad),

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


35

Ketua Komite Medik merupakan jabatan fungsional jenjang utama dijabat oleh
seorang Perwira Tinggi AD berpangkat Brigadir Jenderal TNI berkualifikasi
Dokter Ahli, berperan sebagai Pa Ahli yang memiliki integritas, otonomi, dan
profesionalisme keilmuan kesehatan, merupakan pembantu utama Ka RSPAD
Gatot Soebroto yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan memberikan
nasehat/ pertimbangan/ saran di bidang pelayanan rumah sakit, baik diminta atau
tidak diminta serta melakukan pengawasan, pengendalian, dan penegakan kode
etik kesehatan, dengan tugas meliputi: memberikan saran dan pertimbangan
kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dalam penentuan standar
pelayanan, pengawasan, serta penilaian mutu pelayanan kesehatan; memberikan
saran dan pertimbangan medik kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
dalam rangka rujukan pasien ke rumah sakit lain, baik dalam negeri maupun luar
negeri; memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad di bidang pendidikan, pelatihan, serta pengembangan tenaga
kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad; memberikan saran dan
pertimbangan kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dalam
menegakkan etika profesi dan etika rumah sakit serta hukum kedokteran di
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad; dan memberikan saran dan pertimbangan
kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dalam supervisi perumahsakitan
terhadap rumah sakit tingkat Kodam.
Ketua Komite Medik adalah Perwira Ahli Kesatuan Angkatan Darat (Pa
Ahli Kesad) yang dipilih oleh dan dari seluruh Ketua SMF (Staf Medik
Fungsional) serta mendapat persetujuan dari Kepala RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad dan ditetapkan dalam jabatan dengan keputusan Kepala Staf Angkatan
Darat (Kasad), untuk masa jabatan 2 (dua) tahun. Ketua Komite Medik dapat
membentuk beberapa Sub Komite sesuai kebutuhan.
Pembentukan Sub Komite serta penetapan keanggotaannya ditetapkan oleh
Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad atas usulan Ketua Komite Medik. Dalam
melaksanakan tugasnya, Ketua Komite Medik dibantu Staf Medik Fungsional
sebagai anggota dan satu orang PNS Golongan III sebagai Kepala Kelompok
Administrasi (Kapokmin). Ketua Komite Medik dalam melaksanakan tugas dan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


36

kewajibannya bertanggung jawab kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto


Ditkesad.
3.6.2 Komite riset
Ketua Komite Riset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad adalah seorang
Perwira Ahli Fungsional yang memiliki kemampuan dan integritas di bidang riset
ilmu kesehatan, dengan tugas dan tanggung jawab meliputi memberikan saran
dan rekomendasi kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad terhadap
rencana kegiatan penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan oleh
setiap kecabangan ilmu kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dan
mengkoordinasikan, mengendalikan, serta mengawasi setiap pelaksanaan
penelitian dan pengembangan di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
Ketua dan anggota Komite Riset dipilih dari kalangan Perwira Menengah
Corps Kesehatan Militer (Pamen CKM) dan ditetapkan dengan keputusan Kasad
atas usul dari Dirkesad. Ketua Komite Riset dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh dua orang Pa Ahli Fungsional dan satu orang PNS sebagai pengatur
administrasi. Ketua Komite Riset dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
bertanggung jawab kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.

3.7 Komite Farmasi dan Terapi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


Komite Farmasi dan Terapi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad mulai
dirintis semenjak diterapkannya Farmasi Rumah Sakit pada tahun 1982 dengan
disusunnya Daftar Obat Essensial (DOE) rumah sakit edisi I. Tugas pokok Komite
Farmasi dan Terapi adalah sebagai garis komunikasi antara IFRS dengan Staf
Medik Fungsional. Komite Farmasi dan Terapi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
ini sendiri dibentuk setiap dua tahun sekali. Keberadaannya dinyatakan dengan
membuat dan merevisi DOE setiap 2-5 tahun sekali. DOE menjadi pedoman bagi
seluruh Dokter RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dalam penulisan resep dan
penggunaan obat-obat bagi pasien berhak.

3.8 Kriteria Pasien RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


Pasien RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad digolongkan menjadi:

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


37

3.8.1 Pasien Dinas


Pasien dari prajurit dan PNS TNI dan keluarganya yang terdiri dari istri/
suami yang sah, anak TNI/ PNS TNI yang belum bekerja/ belum menikah dan
berumur 21 tahun atau maksimal berumur 25 tahun (yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari Sekolah/ Perguruan Tinggi).

3.8.2 Pasien Askes


Pasien PNS Departemen beserta keluarga yang termasuk dalam Kartu
Askes dan Purnawirawan/ Pensiunan TNI/ PNS TNI dan keluarganya yang
termasuk dalam Kartu Askes.

3.8.3 Pasien swasta


Pasien yang mendapat pelayanan dari RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
selain anggota prajurit dan PNS TNI dan keluarganya. Pasien umum/ swasta
terdiri dari dua jenis, yaitu pasien umum bayar dan pasien jaminan perusahaan/
asuransi. Pasien umum bayar merupakan pasien yang mendapat pelayanan
kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dengan menggunakan pembayaran.
Pasien jaminan perusahaan/ asuransi merupakan pasien yang mendapat pelayanan
kesehatan dengan menunjukkan surat jaminan dari perusahaan/ asuransi tanpa
dipungut bayaran.
 

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 4
TINJAUAN LAPANGAN
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
DITKESAD

4.1 Jadwal Praktek Kerja Lapangan


Praktek Kerja Lapangan mahasiswa program Diploma III Farmasi Rumah
Sakit Universitas Indonesia di Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
dimulai sejak tanggal 1 April 2010 sampai 31 Mei 2010. Waktu kerja efektif
berlangsung pukul 07.30 sampai dengan 14.30. Berikut adalah jadwal kegiatan
Praktek Kerja Lapangan:
Tanggal Kegiatan Keterangan

Pengarahan dari Koordinator Praktek


Dra. Etty Susilo Murni, Apt
Kerja Lapangan
1 April 2010
Pengarahan dari Kasub Instal Rawat Mayor CKM Drs. Sutik
Jalan Aprianto, Apt
Pengarahan dari Kepala Instalasi
5 April 2010 Drs. Firdaus Apent, Apt
Farmasi
Praktek Kerja Lapangan di Apotek Mayor CKM Drs. Sutik
1-16 April 2010
Rawat Jalan Aprianto, Apt
Praktek Kerja Lapangan di Apotek
19-30 April 2010 Rawat Inap, Depo Farmasi Dokmil, Mayor CKM Drs. Ferry, Apt
dan Depo Farmasi PU
Praktek Kerja Lapangan di Unit Dra. Renni Septini, Apt
3-5 April 2010
Produksi
Orientasi di Sub Instal Haralkes dan Letkol CKM Drs. Jhon
6 Mei 2010
Gas medis Robert Simatupang, MM
Praktek Kerja Lapangan di Gudang
Letkol CKM Drs. Wawan
7,10,11 Mei 2010 Farmasi dan Orientasi di bagian Jang
Kusdiawan, Apt
Info & MESO
Orientasi di Unit Gudang Material
Letkol CKM Rojalih dan
12 Mei 2010 dan bagian Administrasi Pasien dan
Letkol Rini
Rekam Medis
Orientasi di Unit Kesehatan
14 Mei 2010 Letkol Dwi Joko
Lingkungan (Kesling)
17 Mei 2010 Orientasi di Lantai Perawatan Bedah Letkol Yuliasnah
Praktek Kerja Lapangan di Unit
18 Mei 2010 Pelayanan Restitusi dan Orientasi di Dra. Zaherni, Apt
Unit Pelayanan Jaga Cito
Orientasi di bagian Perencanaan
19 Mei 2010 Pengendalian, Perbekalan Kesehatan Mayor Drs. Mas’ud, Apt.
(Rendal Ada Bekkes)
20 Mei 2010 Orientasi di Unit Bedah Sentral Tata Usaha Bedah Sentral
21-31 Mei 2010 Mengerjakan Tugas Khusus Dra. Renni Septini, Apt

38 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


39

4.2 Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


4.2.1 Profil Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
Pada awalnya, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad hanya mempunyai
Rumah Obat (Rumob) yang dipimpin oleh seorang asisten apoteker bernama
Kapten Mufti. Namun, seiring dengan perkembangan ketenagaan dibidang
farmasi maka Rumob mulai dipimpin oleh para apoteker wajib militer.
Pada tahun 1969 terjadi perubahan nama Rumob menjadi Dinas Obat (Dis
Obat) yang dipimpin oleh Letkol Drs. Achmad Sukapraja. Kemudian Dis Obat
kembali mengalami perubahan nama menjadi Bag Sus Farmasi pada tahun 1977
yang dikepalai oleh Kabag Letkol Drs. Rivai Kahar. Dalam waktu yang
bersamaan, diadakan pemisahan pelayanan obat terhadap pasien rawat jalan dan
rawat inap. Pasien rawat jalan mengambil obat di Apotek rawat jalan dan pasien
rawat inap dilayani oleh empat cabang apotek sesuai dengan unit tempat pasien
dirawat.
Pada tahun 1979 Bag Sus Farmasi berubah nama menjadi Bagian Farmasi.
Bagian Farmasi dipimpin oleh seorang apoteker berpangkat Letnan Kolonel yang
pada saat itu dijabat oleh Letkol Drs. Padjarkasih. Kepala Bagian Farmasi
membawahi dua Kepala Urusan (Kaur), yaitu Kaur Rawat Jalan dan Kaur Rawat
Inap serta dua orang Paur, yaitu Paur Produksi dan Paur Perbekalan. Dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya, Kepala Bagian Farmasi bertanggungjawab
kepada Dirbinjangmed.
Penerapan Farmasi Rumah Sakit mulai dirintis pada tahun 1982.
Penerapan Farmasi Rumah Sakit dirintis bersamaan dengan dibentuknya Komite
Farmasi dan Terapi yang menghasilkan buku Daftar Obat Esensial Edisi I. Pada
tahun yang sama, Bagian Farmasi diberi kesempatan mengelola apotek yang
ditujukan untuk masyarakat umum guna melayani resep pasien umum atau swasta
yang berobat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Apotek ini merupakan unit
usaha RSPAD yang dikelola oleh Bagian Farmasi yang sampai saat ini sudah
mempunyai tiga cabang apotek, yaitu Apotek PKM I, Apotek PKM II, dan Apotek
PKM III.
Terjadi perubahan sistem distribusi pada tahun 1997. Sistem distribusi
untuk pelayanan rawat inap yang pada awalnya merupakan sistem desentralisasi

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


40

yang terdiri dari empat cabang, dirubah menjadi sistem sentralisasi. Untuk
meningkatkan kecepatan pelayanan pasien di rawat inap, maka pengiriman resep
dari ruangan ke apotek dikirim melalui faximile yang selanjutnya obat diantarkan
oleh petugas apotek masing-masing ruangan.
Pada tahun 2001, untuk meningkatkan pelayanan khusus pasien-pasien
Kedokteran Militer (pasien-pasien korban daerah operasi dan latihan) dibuat Depo
Khusus untuk melayani pasien tersebut.
Bagian Farmasi berubah menjadi Instalasi Farmasi pada tahun 2004
berdasarkan validasi organisasi dengan Kepala Instalasi yang dijabat oleh seorang
Apoteker berpangkat Kolonel yaitu Kolonel CKM Drs. Wahyudi Uun Hidayat,
Apt., Msc. Instalasi Farmasi merupakan unsur pelaksana di bidang pelayanan obat
dan suplai medis serta pemeliharaan alat kesehatan, sehingga Kepala Instalasi
Farmasi bertanggung jawab langsung kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad.
Dalam rangka peningkatan pelayanan pasien-pasien di unit perawatan
umum, pada tahun 2009 dibuat depo farmasi khusus untuk melayani pasien di unit
tersebut. Sistem distribusi yang diterapkan terdiri dari sistem unit dose, individual,
dan floor stock.
Instalasi Farmasi membawahi tiga Sub Instal, yaitu Sub Instal Yan Matkes
(Sub Instalasi Pelayanan Material Kesehatan); Sub Instal Haralkes (Sub Instalasi
Pemeliharaan Alat Kesehatan); dan Sub Instal Jang Info (Sub Instalasi Penunjang
dan Informasi). Kegiatan kefarmasian yang dilakukan antara lain: pelayanan rawat
jalan; pelayanan rawat inap; unit produksi; unit perbekalan; pelayanan 24 jam;
pelayanan farmasi klinik; pelayanan gas medis; pelayanan haralkes; unit
pendidikan, pelatihan dan pengembangan; KFT, tim-tim yang berkaitan dengan
farmasi; dan pelayanan khusus masyarakat umum (swasta).

4.2.2 Visi, Misi, dan Tugas Pokok Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad
4.2.2.1 Visi Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad adalah unit pelayanan
kebanggaan prajurit, khususnya pelayanan kesehatan di bidang kefarmasian.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


41

4.2.2.2 Misi Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


Misi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad, yaitu melaksanakan pelayanan
perbekalan kesehatan bagi TNI dan keluarganya yang berobat di RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad; memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga medis
maupun para medis secara berkesinambungan; mengembangkan kemampuan yang
dimiliki dengan memperhatikan faktor lingkungan dan perkembangan ilmu
pengetahuan sehingga mampu menjawab tantangan tugas masa depan;
melaksanakan fungsi kefarmasian dalam Panitia Farmasi dan Terapi;
melaksanakan fungsi pendidikan dan pelatihan bagi sarjana farmasi dan
kedokteran, mahasiswa Akademi Perawat (AKPER), siswa Sekolah Menengah
Farmasi (SMF) dan siswa Sekolah Pendidikan Keperawatan (SPK); melaksanakan
pelayanan obat bagi masyarakat umum yang berobat di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad; dan melaksanakan lain-lain fungsi sesuai dengan disiplin ilmu
kefarmasian.

4.2.2.3 Tugas Pokok Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


Tugas pokok Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad adalah
melakukan pengadaan, penyaluran, dan penyimpanan obat-obatan, alat kesehatan,
dan gas medis serta bahan kimia untuk keperluan pasien berhak (anggota
TNI/PNS beserta keluarganya) baik melalui unit-unit pelayanan farmasi, maupun
keperluan limited floor stock di ruangan poliklinik.

4.2.3 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


Struktur organisasi Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Rumah Sakit. Instalasi Farmasi
dipimpin oleh Kepala Instalasi Farmasi, yaitu seorang Apoteker Militer
berpangkat Kolonel CKM dan membawahi tiga Kepala Sub Instalasi, yaitu Kepala
Sub Instalasi Penunjang dan Informasi, Kepala Sub Instalasi Pelayanan Material
Kesehatan, dan Kepala Sub Instalasi Pemeliharaan Alat Kesehatan. Struktur
organisasi lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


42

4.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Personil Instalasi Farmasi RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad
4.2.4.1 Kepala Instalasi Farmasi
Kepala Instalasi Farmasi dijabat oleh seorang Perwira Menengah
(Pamen) TNI AD berkualifikasi apoteker dan berpangkat Kolonel CKM. Tugas
dan kewajiban Kepala Instalasi Farmasi, antara lain merencanakan,
menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kefarmasian; merencanakan dan
menyediakan material kesehatan meliputi obat dan suplai medis; melaksanakan
kegiatan informasi obat dan material kesehatan serta monitoring efek samping
obat; menyelenggarakan pemeliharaan alat kesehatan meliputi pemeliharaan
berkala dan perbaikan tingkat ringan, sedangkan untuk perbaikan tingkat sedang
dan berat dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain; menyusun,
mengevaluasi dan mengembangkan piranti lunak pelayanan obat dan suplai medis
serta pemeliharaan alat kesehatan; melaksanakan pembinaan personil dalam
lingkup Instalasi Farmasi; dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala
kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.

4.2.4.2 Kepala Sub Instalasi Pelayanan Material Kesehatan (Ka Sub Instal
Yan Mat Kes)
Ka Sub Instal Yan Matkes dijabat oleh seorang Perwira Menengah
(Pamen) TNI AD berkualifikasi apoteker dan berpangkat Letnan Kolonel CKM.
Tugas dan kewajiban Ka Sub Instal Yan Matkes, antara lain menyelenggarakan
semua kegiatan pelayanan obat dan suplai medis baik untuk pasien rawat jalan
maupun rawat inap; mengatur dan mengawasi persediaan obat dan suplai medis di
unit pelayanan rawat jalan dan rawat inap; memantau dan mengawasi penggunaan
obat dan suplai medis di lantai-lantai perawatan; mengkoordinir kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan oleh Kasi di lingkungan Sub Instal Yan Matkes; membuat
laporan pemakaian obat, suplai medis dan obat narkotika serta mengevaluasi dan
menindaklanjutinya; mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan
kewajiban para Kasi; melaksanakan pembinaan personil dalam lingkup Sub Instal
Yan Matkes; dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara periodik kepada
Kepala Instalasi Farmasi. Kasub Instal Yan Matkes membawahi tiga Kepala Seksi

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


43

(Kasi), yaitu Kepala Seksi Pelayanan Rawat Inap (Kasi Yan Wat Inap), Kepala
Seksi Pelayanan Rawat Jalan (Kasi Yan Wat Jalan), dan Kepala Urusan Pelayanan
Khusus (Kasi Yan Wat Khusus).
4.2.4.2.1 Kasi Yan Wat Inap
Kasi Yan Wat Inap dijabat oleh seorang Perwira Menengah (Pamen) TNI
AD berpangkat Mayor CKM atau PNS berpangkat golongan IV A dan
berkualifikasi apoteker. Tugas dan kewajiban Kasi Yan Wat Inap, antara lain
menyelenggarakan dan memimpin semua kegiatan pelayanan obat dan suplai
medis untuk pasien rawat inap; mengatur dan mengawasi persediaan obat dan
suplai medis beserta sarana dan prasarana di unit-unit pelayanan pasien rawat
inap; memantau dan mengawasi penggunaan obat dan suplai medis di ruang-ruang
perawatan; membuat laporan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan pasien
rawat inap secara periodik; membuat analisa, evaluasi dan tindak lanjut pelayanan
pasien rawat inap; melaksanakan pembinaan personil dalam lingkup seksi Yan
Wat Inap; dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara periodik kepada Kepala
Sub Instal Yan Matkes.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kasi Yan Wat Inap membawahi empat
Perwira Urusan (Paur), yaitu Perwira Urusan Pelayanan Rawat Inap A (Paur Yan
Wat Inap A); Perwira Urusan Pelayanan Rawat Inap B (Paur Yan Wat Inap B);
Perwira Urusan Pelayanan Rawat Inap C (Paur Yan Wat Inap C); dan Perwira
Urusan Pelayanan Rawat Inap D (Paur Yan Wat Inap D). Setiap Paur Yan Wat
Inap dijabat oleh seorang PNS berpangkat golongan III/A-B. Tugas dan
kewajibannya, antara lain mengkoordinir seluruh pelayanan obat dan suplai medis
pasien rawat inap masing-masing unit; membuat laporan obat-obat yang tidak
terlayani baik dalam jumlah maupun harganya setiap bulan; membuat laporan
jumlah resep setiap bulan beserta perincian (asal resep, harga resep dan klasifikasi
resep); membuat laporan pemasukan dan pengeluaran narkotika dan psikotropika
setiap bulan; melakukan stock opname setiap tahun; melaporkan keadaan personil;
membuat masukan dan saran ke Kasi Yan Wat Inap untuk perbaikan pelayanan;
dan melaporkan ke Kasi Yan Wat Inap permasalahan-permasalahan yang dihadapi
setiap hari. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi termasuk di dalamnya

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


44

jumlah persediaan obat yang banyak, sedikit dan kosong; komplain pasien;
keraguan analisa resep; penggantian obat; pemasukan dan pengeluaran obat.

4.2.4.2.2 Kepala Seksi Pelayanan Rawat Jalan (Kasi Yan Wat Jalan)
Kasi Yan Wat Jalan dijabat oleh seorang PNS berpangkat golongan IV A
dan kualifikasi apoteker. Tugas dan kewajiban Kasi Yan Wat Jalan diantaranya
menyelenggarakan semua kegiatan pelayanan obat dan suplai medis untuk pasien
rawat jalan; mengatur dan mengawasi persediaan obat, sarana dan prasarana di
unit-unit pelayanan pasien rawat jalan; melaksanakan tertib administrasi yang
menyangkut seluruh kegiatan pelayanan pasien rawat jalan; membuat laporan
yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan pasien rawat jalan secara periodik;
membuat analisa, evaluasi dan tindak lanjut pelayanan pasien rawat jalan;
melaksanakan pembinaan personil dalam lingkup seksi Yan Wat Jalan; dan
melaporkan pelaksanaan tugasnya secara periodik kepada Kepala Sub Instal Yan
Matkes.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kasi Yan Wat Jalan membawahi dua Paur,
yaitu Perwira Urusan Rawat Jalan A dan B; dan Perwira Urusan Rawat Jalan C,
D, dan Gigi dan Mulut. Setiap Perwira Urusan dijabat oleh seorang PNS
berpangkat golongan III/A-B dengan tugas dan kewajiban antara lain
mengkoordinir seluruh pelayanan obat dan suplai medis pasien rawat jalan
masing-masing unit; membuat laporan obat-obat yang tidak terlayani baik dalam
jumlah maupun harganya setiap bulan; membuat laporan jumlah resep setiap
bulan beserta perincian (asal resep, harga resep dan klasifikasi resep); membuat
laporan pemasukan dan pengeluaran narkotika dan psikotropika setiap bulan;
melakukan stock opname setiap tahun; melaporkan keadaan personil; membuat
masukan dan saran ke Kasi Yan Wat Jalan untuk perbaikan pelayanan; dan
melaporkan ke Kasi Yan Wat Jalan permasalahan-permasalahan yang dihadapi
setiap hari. Permasalahan-permasaahan yang dihadapi termasuk di dalamnya
jumlah persediaan obat yang banyak, sedikit dan kosong; komplain pasien;
keraguan analisa resep; penggantian obat; dan pemasukan dan pengeluaran obat.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


45

4.2.4.2.3 Kepala Urusan Pelayanan Khusus (Kaur Yan Khusus)


Kepala Urusan Pelayanan Khusus dijabat oleh seorang Perwira Utama
(Pama) TNI AD berpangkat Kapten CKM atau PNS berpangkat golongan III/C-D.
Tugas dan kewajibannya, antara lain mengkoordinir dan melaksanakan pelayanan
obat dan suplai medis yang diadakan melalui dana restitusi; mengatur dan
mengawasi persediaan obat, sarana, prasarana dan personil yang bertugas di
pelayanan farmasi di luar jam dinas (jaga cito); membuat laporan-laporan yang
berkaitan dengan kegiatan pelayanan yang dilayani melalui unit khusus; melayani
dan melaksanakan administrasi obat-obat khusus (obat narkotika, obat tumor, atau
obat yang harganya mahal); memeriksa dan mengendalikan pelayanan obat dan
suplai medis yang diadakan melalui dana restitusi; dan melaporkan pelaksanaan
tugasnya secara periodik kepada ka Sub Instal Yan Matkes.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kaur Yan Khusus membawahi dua unit,
yaitu Unit Pelayanan Restitusi dan Unit Pelayanan Jaga Cito. Tugas Unit
Pelayanan Restitusi, yaitu melayani resep atau copy resep dari pasien rawat inap
dan rawat jalan yang obatnya akan diajukan dengan memakai dana restitusi yang
sudah disetujui oleh Ka Instal Farmasi atau pejabat yang berwenang; melayani
permintaan obat-obat narkotika, seperti injeksi morfin, pethidin, dan fentanil;
melayani permintaan obat khusus, seperti albumin, obat tumor, dan lain-lain;
melaksanakan administrasi permintaan obat-obat yang diajukan ke gudang
farmasi; dan memeriksa tagihan restitusi yang akan dibayarkan ke apotek
langganan atau yang ditunjuk.

4.2.4.3 Kepala Sub Instalasi Pemeliharaan Alat Kesehatan (Ka Sub Instal
Haralkes)
Kasub Instal Haralkes dijabat oleh seorang Pamen TNI AD berkualifikasi
Apoteker dengan pangkat Letnan Kolonel CKM atau PNS golongan IV B. Tugas
dan kewajibannya, antara lain menyelenggarakan perencanaan program kerja
bidang pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan; memonitor inventaris alat
kesehatan di seluruh RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad; menyelenggarakan
perencanaan, penyimpanan, dan pendistribusian gas medis untuk seluruh RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad; menyusun laporan berkala seluruh kegiatan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


46

pemeliharaan alat kesehatan dan pendistribusian gas medis serta mengevaluasi


dan menindak lanjutinya; mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan
kewajiban para Kaur; melaksanakan koordinasi dengan Bagian Logistik mengenai
pengadaan gas medis; melaksanakan pembinaan personil dalam lingkup Sub
Instalasi Haralkes; dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara periodik kepada
Kepala Instalasi Farmasi.
Kasub Instal Haralkes membawahi dua Kaur, yaitu Kaur Nik Haralkes dan
Kaur Nik Gas Medis. Kaur Nik Haralkes dijabat oleh seorang Pamen TNI AD
berpangkat Kapten CKM. Kaur Nik Gas Medis dijabat oleh seorang PNS
berpangkat golongan III/C-D.
4.2.4.3.1 Kepala Urusan Pemeliharaan Teknik Alat Kesehatan (Kaur Nik
Haralkes)
Kaur Nik Haralkes dijabat oleh seorang Perwira Utama (Pama) TNI AD
berpangkat Kapten CKM. Tugas dan kewajiban Kaur Nik Haralkes, antara lain
mengkoordinir dan melaksanakan semua kegiatan pemeliharaan alat kesehatan;
menghimpun dan menyusun permintaan pemeliharaan dan perbaikan alat
kesehatan dari pengguna untuk dasar proses perbaikan alat kesehatan;
melaksanakan program pemeliharaan dan perbaikan per triwulan; membuat
laporan pelaksanaan program pemeliharaan dan perbaikan per triwulan; dan
melaporkan pelaksanaan tugasnya secara periodik kepada Kasub Instal Haralkes.

4.2.4.3.2 Kepala Urusan Teknik Pemeliharaan Instalasi Gas Medik (Kaur


Nik Har Instal Gas Medis)
Kaur Nik Har Instal Gas Medik dijabat oleh seorang PNS berpangkat
golongan III/C-D. Tugas dan kewajiban Kaur Nik Gas Medis, antara lain
mengkoordinir dan melaksanakan semua kegiatan distribusi gas medis; membuat
laporan pemasukan dan pengeluaran gas medis setiap bulan; mencatat dan
melaporkan setiap bulan mengenai peredaran tabung gas medis yang kosong;
melaporkan persediaan gas medis yang kosong dan terlambat pengirimannya;
melaksanakan stock opname setiap akhir tahun; melaporkan pelaksanaan tugasnya
secara periodik kepada Kasub Instal Haralkes.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


47

4.2.4.4 Kepala Sub Instalasi Penunjang dan Informasi (Ka Sub Instal Jang
dan Info)
Kasub Instal Jang & Info dijabat oleh seorang PNS berkualifikasi
Apoteker dan berpangkat golongan IV/A-B. Tugas dan kewajibannya, antara lain
merencanakan, menyediakan, menyimpan, dan mendistribusikan obat dan suplai
medis untuk kebutuhan seluruh RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad; melaksanakan
kegiatan informasi obat dan suplai medis serta monitoring efek samping obat,
khususnya bagi penderita rawat inap; menyusun, mengevaluasi, dan
mengembangkan piranti lunak pelayanan matkes serta pemeliharaannya;
memberikan informasi persediaan obat bulanan untuk seluruh unit pelayanan;
menerbitkan leaflet-leaflet mengenai informasi obat; merencanakan, menyiapkan,
dan mengevaluasi pemakaian obat-obat sitostatika; mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan tugas dan kewajiban para Kasi; melaksanakan pengembangan
pendidikan, pelatihan dan pelayanan kefarmasian; melaksanakan pembinaan
personil dalam lingkup Sub Instalasi Jang dan Info; dan melaporkan pelaksanaan
tugasnya secara periodik kepada Kepala Instalasi Farmasi.
Kasub Instal Jang dan Info membawahi dua Kasi, yaitu Kepala Seksi
Penunjang (Kasi Jang) dan Kepala Seksi Infomasi dan Monitoring Efek Samping
Obat (Kasi Info dan Meso).
4.2.4.4.1 Kepala Seksi Penunjang (Kasi Jang)
Kasi Jang dijabat oleh seorang PNS berpangkat golongan IV/A-B,
berkualifikasi apoteker. Tugas dan kewajiban Kasi Jang, antara lain membuat
rencana kebutuhan obat, suplai medis, dan kebutuhan produksi setiap triwulan;
membuat perencanaan, penanganan, dan pelaporan khusus untuk obat-obat
sitostatika; membuat laporan penerimaan dan pemakaian obat, suplai medis, dan
obat-obat yang diproduksi sendiri; membuat laporan penerimaan dan pemakaian
obat-obat narkotika dan psikotropika yang diminta melalui unit bekkes
(perbekalan kesehatan); melaporkan setiap obat-obat yang sudah mendekati
expired date dan persediaan yang kosong; melaksanakan stock opname obat dan
suplai medis setiap akhir tahun anggaran; melaksanakan dan mengawasi
penyimpanan obat dan suplai medis menurut peraturan yang berlaku;
melaksanakan koordinasi dengan Bagian Perencanaan dan Pengadaan mengenai

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


48

pengadaan bekkes (perbekalan kesehatan); melaksanakan evaluasi terhadap mutu


obat yang diproduksi disertai dengan tindak lanjutnya; melaksanakan pembinaan
personil dalam lingkup seksi penunjang; melaporkan pelaksanaan tugasnya secara
periodik kepada Kasub Instal Jang & Info.
Kasi Jang membawahi dua Kepala Urusan (Kaur), yaitu Kepala Urusan
Perbekalan Kesehatan dan Gudang (Kaur Bekkes dan Gudang); dan Kepala
Urusan Produksi (Kaur Produksi). Kaur Bekkes dan Gudang dijabat oleh seorang
PNS berpangkat golongan III/C-D dengan tugas dan kewajiban, antara lain
membuat laporan penerimaan dan pemakaian obat dan suplai medis setiap bulan;
membuat laporan penerimaan dan pemakaian obat-obat narkotika, psikotropika,
sitostatika, dan obat-obat khusus yang dilayani setiap bulan; mencatat dan
melaporkan setiap obat-obat yang mendekati expired date dan obat yang rusak;
melaporkan persediaan obat yang tidak ada di persediaan; dan melaksanakan
permintaan ke Unit Gudang Material (Gudmat).
Kepala Urusan Produksi dijabat oleh seorang PNS berpangkat golongan
III/C-D dengan tugas dan kewajiban, antara lain memproduksi obat sesuai dengan
formula yang ada di bawah pengawasan Kasi Jang; mencatat dan melaporkan
semua hasil produksi yang telah dibuat; mencatat dan melaporkan pengeluaran
hasil produksi; melakukan pemeriksaan mutu terhadap hasil produksi secara
organoleptis; mencatat dan melaporkan bahan baku yang tidak ada dalam
persediaan ke Kasi Penunjang; menyelenggarakan stock opname bahan baku dan
sediaan hasil produksi setiap akhir tahun anggaran.

4.2.4.4.2 Kepala Seksi Infomasi dan Monitoring Efek Samping Obat (Kasi
Info dan Meso)
Kepala Seksi Informasi dan Monitoring Efek Samping Obat (Kasi Info dan
Meso) dijabat oleb seorang PNS berpangkat golongan IV/A. Tugas dan kewajiban
Kasi Info dan Meso, antara lain melaksanakan kegiatan informasi obat kepada
tenaga medis, para medis, pasien dan keluarganya; melaksanakan monitoring efek
samping obat di setiap unit pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap; mendidik
dan membimbing para Sarjana Farmasi, siswa SMF, dan lain-lain yang
membutuhkan informasi tentang obat dan sistem pelayanan farmasi dalam praktek

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


49

kerja di Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad; membuat dan


menerbitkan brosur tentang obat baru yang beredar di pasaran secara periodik;
membuat edaran obat yang tersedia maupun tidak tersedia secara periodik;
melaksanakan kegiatan PKMRS bagi pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap beserta
keluarganya; melaksanakan koordinasi dengan Unit Rekam Medis dalam
pelaksanaan Monitoring Efek Samping Obat; melaksanakan pembinaan personil
dalam lingkup Sub Instal Info dan Meso; dan melaporkan pelaksanaan tugasnya
secara periodik kepad Kasub Instal Jang dan Info.
Kasi Info dan Meso membawahi Perwira Urusan Informasi Obat dan
Perwira Urusan Monitoring Efek Samping Obat. Perwira Urusan Informasi Obat
dijabat oleh seorang PNS berpangkat golongan III/A-B dengan tugas dan
kewajiban, antara lain membuat edaran obat-obatan dan suplai medis yang ada
setiap dua minggu sekali; mencatat dan mengedarkan informasi obat kepada
tenaga medis dan paramedis; membuat dan menginformasikan kepada unit
pelayanan tentang obat dan suplai medis yang mendekati expired date;
mengumpulkan dan mencatat semua informasi mengenai obat yang diterima dari
unit pelayanan Rawat Inap dan Rawat Jalan. Perwira Urusan Monitoring Efek
Samping Obat dijabat oleh seorang PNS berpangkat golongan III/A-B dengan
tugas dan kewajiban, antara lain mencatat semua keluhan-keluhan medis,
paramedis, dan pasien mengenai efek samping obat; melaksanakan pencatatan,
pelaporan, dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan efek samping obat bagi
pasien rawat inap dan rawat jalan; mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang
mempunyai resiko mengalami efek samping obat; dan menyiapkan, mengedarkan,
dan mengisi formulir efek samping obat.

4.2.5 Pelayanan Farmasi Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


4.2.5.1 Pelayanan Farmasi Rawat Inap
Pelayanan Farmasi Rawat Inap di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
disebut Instalasi Farmasi Rawat Mondok. Instalasi Farmasi Rawat Mondok
dipimpin oleh seorang apoteker sebagai Kasi Yan Wat Mondok.
Pelayanan farmasi rawat inap dilayani oleh Instalasi Farmasi Rawat Inap.
Instalasi Farmasi Rawat Inap terdiri dari empat pelayanan rawat inap, yaitu rawat

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


50

inap A, B, C, dan D. Rawat Inap A melayani pasien yang diantaranya mengalami


penyakit dalam, THT, mata, kulit dan kelamin serta pasca operasi. Rawat Inap B
melayani pasien kasus bedah, stroke, dan Unit Kedokteran Militer. Rawat Inap C
melayani pasien obstetrik, ginekologi, perawatan ilmu kesehatan anak dan bayi.
Rawat Inap D melayani pasien jantung, paru, dan jiwa.
Instalasi Farmasi Rawat Inap memiliki satu apotek rawat inap dan tiga
depo farmasi, yaitu Depo Farmasi Kedokteran Militer, Depo Farmasi Kamar
Operasi, dan Depo Farmasi Perawatan Umum. Waktu kerja efektif apotek rawat
inap dan depo-depo farmasi dimulai pukul 07.30-14.00 (Senin-Kamis) dan 07.30-
14.30 (Jumat).
Prosedur pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rawat Inap (berdasarkan
No. Protap/008/V/1997), yaitu resep yang dilayani adalah resep pasien yang
berhak yaitu anggota TNI/PNS TNI beserta keluarganya (suami, istri, anak sah
yang berumur 21 tahun kebawah, belum bekerja, belum menikah dan masih
sekolah); resep dikirim dari ruangan dalam jam kerja efektif melalui faksimili ke
Pelayanan Resep Rawat Inap; resep yang diterima diberi nomor, kemudian
dibukukan di masing-masing buku ruang perawatan serta dibuatkan etiket yang
sesuai (etiket yang digunakan di Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto dapat
dilihat pada lampiran 3); obat disiapkan (untuk parenteral dua hari pemakaian
dan peroral lima hari pemakaian, kecuali untuk hari libur akan disesuaikan dengan
lamanya hari libur); jika obat tidak tersedia, dokter penulis segera dihubungi
untuk ditawarkan obat sejenis yang ada sebagai pengganti; bila obat tersebut tidak
dapat diganti, maka dibuatkan salinan resep untuk dikirim ke Unit Pelayanan
Restitusi untuk ditindaklanjuti; khusus untuk lantai I dan II Perawatan Umum,
lantai I dan II Kebidanan, serta lantai IV, V, dan VI Bedah, dilayani secara unit
dose, yaitu dikemas per satu kali pemakaian untuk masing-masing pasien dan
disiapkan untuk pemakaian selama satu hari (kecuali hari libur pemberian
disesuaikan) dan obat dimasukkan ke wadah-wadah sesuai nama pasien; obat
yang sudah disiapkan, dicek dan diberi paraf, kemudian dimasukkan ke keranjang
obat masing-masing ruang perawatan; obat dikirim oleh petugas farmasi tiap dua
jam dengan buku ekspedisi ke ruang perawatan; setelah obat diserahkan, resep asli
diambil; bagian belakang kertas resep dilengkapi dengan nama penerima dan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


51

alamat untuk diadministrasikan di Instalasi Farmasi. Alur pelayanan resep rawat


inap selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4
Sistem distribusi obat pasien rawat inap terbagi atas tiga sistem, yaitu
sistem resep individual, unit dose dan floor stock. Sistem resep individual adalah
sistem di mana obat yang diberikan berdasarkan resep yang diberikan dokter pada
setiap pasien. Prosedur sistem resep individual yang diterapkan sesuai dengan No.
Protap/008/V/1997.
Pada sistem distribusi obat secara unit dose, permintaan obat pada
instruksi pengobatan tidak diserahkan seluruhnya kepada pasien, tetapi obat
disiapkan hanya untuk kebutuhan satu hari dan obat dikemas dalam bentuk satuan
dosis unit atau wadah untuk satu waktu pemberian (satu kemasan untuk satu
pemakaian, yaitu pagi, siang, sore, dan malam). Prosedur sistem unit dose, yaitu
resep dikirim dari ruangan melalui faksimili ke Pelayanan Resep Rawat Inap;
resep asli dilampirkan dalam sebuah map yang berisi status pasien dan lembar
pemberian obat, diberi nomor resep kemudian dicatat pada kartu stok; obat
disiapkan lalu dibagi ke dalam satu kemasan untuk satu kali pemakaian dalam
satu hari; kemasan yang berisi obat untuk satu hari pemakaian diletakkan dalam
kotak atau pot sesuai dengan nama pasien, lalu diberikan ke perawat yang
bertugas; kemasan untuk hari berikutnya (sisa obat yang ada), disimpan di Apotek
atau Depo Farmasi Rawat Inap; dan perawat memberikan obat kepada pasien
untuk satu kali pemakaian dalam sehari.
Sistem floor stock atau persediaan obat di ruangan atau lantai adalah
persediaan obat yang selalu ada dalam jumlah minimal dan terbatas di lantai atau
ruang perawatan, contohnya alkohol, verband, betadine dan kapas. Sistem ini
diterapkan pada setiap lantai perawatan pasien.
Apotek Rawat Inap terletak di gedung Instalasi Farmasi. Apotek ini
melayani Rawat inap C dan Rawat Inap D dengan jumlah SDM sebanyak lima
orang. Sistem distribusi yang diterapkan adalah sistem resep individual, kecuali
untuk pasien perawatan kebidanan lantai I dan II sistem yang diterapkan adalah
sistem unit dose.
Depo Farmasi Kedokteran Militer terletak di lantai VI Gedung Bedah.
Depo farmasi ini melayani Rawat Inap B dengan jumlah SDM sebanyak empat

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


52

orang. Depo ini berada dibawah pimpinan apoteker yang dibantu oleh asisten
apoteker. Alur pelayanan resep sama seperti di pelayanan rawat mondok, namun
resep tidak dikirim melalui fax, melainkan berupa resep asli. Alur pelayanan resep
di Depo Farmasi Dokmil dapat dilihat pada lampiran 5. Depo Farmasi Kamar
Operasi terletak di lantai II Gedung Bedah. Depo farmasi ini melayani kebutuhan
pasien selama operasi. Jumlah SDM di depo farmasi ini sebanyak dua orang.
Depo ini dibuat untuk menunjang Instalasi Kamar Operasi dalam manajemen
perbekalan farmasi sehingga pelayanan dan pengawasan perbekalan farmasi dapat
efisien.
Depo Farmasi Perawatan Umum terletak di lantai I Unit Perawatan
Umum. Depo Farmasi ini melayani Rawat Inap A dengan jumlah SDM sebanyak
empat orang. Sistem distribusi yang diterapkan adalah unit dose untuk pasien
yang dirawat pada lantai I, II, dan VI, sedangkan untuk pasien lantai III dan V
diterapkan sistem resep individual.
Pengadaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan di Apotek dan Depo
Farmasi Rawat Inap berasal dari gudang farmasi. Jumlah obat-obat dan
perbekalan kesehatan yang masuk dan yang keluar dicatat di kartu stok yang
kemudian dibuat laporannya setiap bulan. Kartu stock obat dapat dilihat pada
lampiran 6.

4.2.5.2 Pelayanan Farmasi Rawat Jalan


Apotek Rawat Jalan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto
Ditkesad melayani permintaan resep mulai dari pukul 07.30-14.00, namun
penyerahan atau pengambilan obat dilakukan hingga pukul 14.30. Khusus untuk
hari Jumat, loket pengambilan obat dibuka dengan waktu yang agak lebih
panjang, yaitu dari jam 07.30-15.00 WIB.
Dalam sehari, apotek rawat jalan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dapat
melayani sekitar 500 lembar resep dan sistem pendistribusian obatnya dilakukan
dengan sistem resep individual. Apotek rawat jalan melayani resep yang berasal
dari pasien berhak, yaitu anggota TNI/PNS TNI beserta keluarganya (suami, istri,
anak sah berumur 21 tahun ke bawah, belum bekerja dan masih sekolah).

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


53

Disamping itu, salinan resep tidak berlaku di apotek rawat jalan. Apotek rawat
jalan hanya melayani resep asli. Salinan resep dapat diambil di luar apotek.
Prosedur pelayanan resep di Apotek Rawat Jalan (berdasarkan
No.Protap/003/V/1997), yaitu hanya melayani pasien berhak; resep harus ditulis
oleh dokter RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dengan menggunakan blanko resep
dinas; resep masuk melalui loket penerimaan resep, tidak melayani resep iter;
resep diperiksa kelengkapan dan identitas pasien yang berisi nomor Catatan Medis
(C.M), nama pasien, nama penanggung yang berhak, pangkat atau golongan, NRP
atau NIP, tempat dinas dan kesatuan; resep diberi nomor urut dan tanda jam resep
masuk; resep masuk dicatat di buku register, distok, kemudian dibuat etiket; obat
diracik atau disiapkan sesuai dengan jenis dan ketentuannya yaitu penyakit akut
diberikan maksimal lima hari, penyakit kronis maksimal sepuluh hari, dan
antibiotik minimal lima hari pemakaian; bila obat sudah disiapkan, diperiksa
kembali oleh petugas dan diparaf lalu dibawa ke loket masing-masing; diserahkan
ke pasien atau keluarga pasien dengan memberi tanda terima (tanda tangan dan
nama jelas di bagian belakang resep) oleh pasien atau keluarga pasien; resep yang
dilayani akan disimpan selama tiga tahun; obat-obat yang tidak diambil dalam
tujuh hari, dimasukkan stok kembali; dan bila obat tersebut tidak tersedia, segera
dihubungi dokter penulis resep untuk diganti obat yang sejenis yang ada atau
dibuatkan salinan resep. Skema alur pelayanan resep rawat jalan dapat dilihat
pada lampiran 7.
Masing-masing resep yang telah dilayani di apotek rawat jalan ini
diberikan harga untuk laporan akhir bulan dalam administrasi. Laporan narkotika,
psikotropika, pemakaian obat, jumlah resep dengan perinciannya, laporan uang,
dan jumlah obat yang tidak didukung/tidak bisa dilayani juga dibuat setiap
bulannya.
Apotek rawat jalan memiliki gudang transit obat yang merupakan tempat
penyimpanan obat sementara yang akan digunakan. Permintaan obat ke urusan
perbekalan dilakukan satu bulan sekali dengan menyertakan lembar daftar
permintaan obat. Apabila dalam waktu tenggang tersebut persediaan di instalasi
farmasi rawat jalan habis, maka persediaan yang sangat dibutuhkan dapat diambil
sementara dari gudang farmasi dengan menggunakan bon sehingga untuk

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


54

permintaan yang akan datang hanya mengurangi dari jumlah yang tertera di bon
tersebut.
Selain pelayanan resep, pelayanan lain yang terjadi di apotek rawat jalan
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad adalah pelayanan farmasi klinik, yaitu berupa
pelayanan konseling dan informasi obat. Informasi obat dilakukan pada saat obat
diberikan, sedangkan konseling diberikan di suatu ruangan untuk pasien khusus
(HIV dan Diabetes). Kegiatan konseling ini dititikberatkan pada kepatuhan pasien
dalam meminum obat agar mencapai efek terapi yang optimal. Contoh kartu
konseling dapat dilihat pada lampiran 8.
Sumber Daya Manusia yang terdapat di apotek rawat jalan RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad berjumlah dua puluh orang dengan rincian empat belas orang
asisten apoteker dan enam orang non asisten apoteker. Setiap SDM memiliki
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan tambahan tugas administrasi.

4.2.5.3 Pelayanan Farmasi Khusus


4.2.5.3.1 Pelayanan Farmasi di Unit Pelayanan Restitusi
Personil di Unit Pelayanan Restitusi terdiri dari tiga orang asisten apoteker
dan satu orang juru obat. Unit Pelayanan Restitusi dalam melakukan tugasnya,
memiliki dua prosedur tetap, yaitu prosedur pelayanan obat restitusi untuk pasien
rawat inap dan prosedur pelayanan obat restitusi untuk pasien rawat jalan.
Prosedur pelayanan obat restitusi untuk pasien rawat inap, yaitu adalah resep yang
tidak ada di rawat inap dibuat salinan resep rangkap empat untuk diajukan ke Unit
Pelayanan Restitusi; salinan resep diberi nomor, dibukukan dan dicap
belakangnya untuk disetujui oleh Dirbinjangmed atau Ka Instalasi Farmasi dan
atau pejabat lain yang telah diberi wewenang; Ka Instalasi Farmasi akan
memeriksa kembali kemungkinan obat tersebut dapat diganti dengan obat yang
sejenis; obat yang tidak dapat diganti, direstitusi sesuai dengan jumlah yang
berlaku; setelah disetujui, resep tersebut dikirim ke apotek langganan, yaitu Kimia
Farma, untuk disiapkan, kemudian dikirim kembali ke unit restitusi; obat yang
diselesaikan di luar jam kerja dikirim ke Unit Penyediaan Cito untuk diantar atau
diambil oleh petugas masing-masing urusan yang memintanya. Sedangkan
prosedur pelayanan obat restitusi untuk pasien rawat jalan, yaitu resep yang tidak

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


55

ada di rawat jalan dibuat salinan resep; pasien rawat jalan langsung mengajukan
resep atau salinan resep ke Ka Instal Farmasi atau pejabat yang berwenang untuk
disetujui; setelah disetujui, salinan resep tersebut dibawa ke unit pelayanan
restitusi, salinan resep tersebut diberi nomor, dicatat, lalu dibukukan dan bagian
belakang resep diberi cap; obat direstitusi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
salinan resep tersebut dikirim ke apotek langganan, yaitu Kimia Farma untuk
disiapkan oleh Kimia Farma, kemudian dikirim ke unit pelayanan restitusi untuk
didistribusikan langsung ke pasien.
Kewenangan untuk menyetujui resep restitusi, antara lain obat dengan
harga di bawah atau sama dengan Rp 300.000,00 akan disetujui oleh Kasi Jang
Info atau apoteker yang berwenang; obat dengan harga Rp 300.000,00-Rp
1.000.000,00 akan disetujui oleh Ka Instal Farmasi; obat dengan harga Rp
1.000.000,00-Rp 3.000.000,00 akan disetujui oleh Dirbinjangmed; obat dengan
harga Rp 3.000.000,00-Rp 5.000.000,00 akan disetujui oleh Wakarumkit; obat
dengan harga di atas Rp 5.000.000,00 akan disetujui oleh Karumkit. Alur
pelayananan unit pelayanan restitusi (penyediaan cito) dapat dilihat pada
lampiran 9.

4.2.5.3.2 Pelayanan Farmasi di Unit Pelayanan Jaga Cito


Unit Pelayanan Jaga Cito adalah unit yang melayani obat cito yang berasal
dari poliklinik gawat darurat dan ruang perawatan di luar jam dinas atau jam kerja
dan pada hari libur. Mekanisme kerja di Unit Pelayanan Jaga Cito, yaitu Unit
Pelayanan Jaga Cito dibuka 24 jam pada hari libur dengan tiga shift dan di luar
jam dinas (hari kerja) dengan dua shift; resep yang dilayani berasal dari dokter
Gadar (Gawat Darurat) atau ruang perawatan masuk ke Unit Pelayanan Jaga Cito
untuk dicatat dan dibukukan; petugas jaga apotek memberikan obat sesuai
ketentuan yang berlaku (untuk Gadar, obat akut diberikan maksimal tiga hari dan
antibiotik lima hari, sedangkan untuk pasien yang dirawat diberikan untuk satu
hari pemakaian); obat yang ada disiapkan, sedangkan yang tidak ada, dipinjamkan
dari apotek PKM (Pelayanan Kesehatan Masyarakat) setelah itu diserahkan ke
pasien dengan disertai tanda tangan dan nama jelas; dan administrasi diselesaikan
oleh unit restitusi keesokan harinya.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


56

Alur pelayanan resep di unit pelayanan jaga cito dapat dilihat pada
lampiran 10. Personil di unit pelayanan jaga cito terdiri dari asisten apoteker
yang bertugas secara bergiliran.

4.2.5.4 Pelayanan Pemeliharaan Alat Kesehatan


Urusan pemeliharaan teknik alat kesehatan berfungsi untuk memelihara
alat kesehatan yang mencakup alat elekromedis dan non elektromedis yang tidak
habis pakai, misalnya tensimeter, kursi roda, stetoskop dan lain-lain serta alat-alat
canggih, seperti CT Scan, USG dan MRI. Personil yang ada terdiri dari tiga orang.
Apabila terjadi kerusakan pada alat kesehatan, maka dibuat laporan untuk
diserahkan ke Wakarumkit dengan tembusan Ka Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Gatot Soebroto Ditkesad. Selanjutnya dilakukan tinjauan lapangan. Jika kerusakan
pada alat kesehatan ringan atau kecil, maka ditangani sendiri oleh staf
pemeliharaan teknis alat kesehatan. Sebaliknya, jika kerusakan yang terjadi besar
dan tidak dapat dilakukan perbaikan oleh staf dari pihak rumah sakit, maka pihak
rumah sakit memanggil rekanan-rekanan untuk selanjutnya dilakukan negosiasi
harga. Setelah memperoleh kesepakatan, maka pihak rumah sakit bekerja sama
dengan rekanan yang ditunjuk, dan dibuatlah surat perjanjian kerja. Kemudian Ka
Rumkit mengeluarkan surat perintah kerja agar perbaikan dapat segera
dilaksanakan. Selanjutnya dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perbaikan
alat kesehatan. Setelah kegiatan pelaksanaan selesai, baik user, farmasi maupun
pihak rumah sakit membuat berita acara.

4.2.5.5 Pelayanan Gas Medis


Tugas Instalasi Gas Medis adalah memenuhi kebutuhan gas medis bagi
seluruh pasien di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dan melakukan koordinasi
ketersediaan gas medis dengan Bagian Logistik. Gas medis yang tersedia, antara
lain Oksigen (O2) baik dalam bentuk gas, maupun liquid (cairan); Gas N2O dan
N2; dan Gas CO2.
Gas oksigen didistribusikan ke ruang perawatan dengan dua cara yaitu
menggunakan sentral dan langsung dikirim ke pasien. Sedangkan gas N2O dan N2
digunakan hanya untuk kamar operasi dan didistribusikan dengan menggunakan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


57

sentral untuk satu gedung bedah. Pelayanan gas medis beroperasi selama 24 jam.
Dalam pengadaan kebutuhan gas medis, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad bekerja
sama dengan PT. Aneka Gas.
4.2.5.6 Pelayanan Farmasi Penunjang
4.2.5.6 .1 Pelayanan Perbekalan Kesehatan dan Gudang
Gudang farmasi merupakan sarana yang digunakan untuk menyimpan
obat-obatan dan material kesehatan dalam jumlah terbatas. Gudang farmasi terdiri
dari dua bagian, yaitu gudang obat dan gudang pembalut. Gudang obat merupakan
tempat menyimpan obat-obatan baik obat kering maupun basah. Gudang pembalut
merupakan tempat menyimpan alat kesehatan sekali pakai.
Personil di gudang farmasi terdiri dari lima orang. Sistem penyimpanan di
gudang farmasi berdasarkan bentuk sediaan (bentuk kering dan basah), disusun
secara alfabetis, dan menggunakan gabungan dari sistem FIFO (First in First Out)
dan FEFO (First Expired First Out ). Gudang farmasi melayani permintaan
bekkes dari instalasi farmasi rawat jalan, instalasi farmasi rawat inap, poliklinik,
dan unit produksi.
Prosedur-prosedur yang dilakukan oleh gudang farmasi, yaitu prosedur
pengeluaran perbekalan kesehatan dan prosedur pemasukan perbekalan kesehatan.
Prosedur pengeluaran perbekalan kesehatan, yaitu unit-unit yang meminta mengisi
Lembar Daftar Permintaan (LDP) obat dengan mencantumkan jumlah obat yang
diminta dan sisa obat yang ada di unit, lalu ditandatangani oleh Kepala Unit
masing-masing; obat dan alat kesehatan sekali pakai yang dikeluarkan dari
gudang farmasi maksimal untuk pemakaian dua minggu dan harus disetujui oleh
Paur Perbekalan; obat atau alat kesehatan sekali pakai yang diminta disiapkan dan
distok, kemudian diserahkan dengan disertai paraf di LDP oleh si penerima juga
formulir isian pertanggungjawaban pemakaian; setiap bulan gudang farmasi
membuat laporan pengeluaran obat atau alat kesehatan sekali pakai untuk
dilaporkan ke Dirbinjangmed; dan khusus obat yang sudah rusak atau kadaluarsa
dibuat administrasinya untuk dikembalikan ke Bagian Daldisi Invent Matkes
dengan tembusan Dirbinjangmed. Prosedur pemasukan perbekalan kesehatan,
yaitu petugas mengisi LDP obat yang disetujui Ka Instalasi Farmasi; LDP dikirim
ke Rendal Ada Bekkes untuk disetujui, jika sudah disetujui maka dibawa ke

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


58

Bagian Daldisi Invent Matkes untuk mendapatkan obat atau alkes; dan Obat yang
diambil dari Gudang Material dibawa ke gudang farmasi disusun berdasarkan
bentuk sediaan secara alfabetis, menggunakan sistem FIFO dan FEFO. Alur
pelayanan permintaan obat dari poliklinik ke bagian farmasi dapat dilihat pada
lampiran 11. Contoh LDP dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13.

4.2.5.6.2 Pelayanan Produksi


Produksi merupakan seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi penerimaan
dan penyiapan bahan baku serta bahan pengemas, pengolahan, pengemasan, dan
pengendalian mutu sehingga diperoleh produk jadi yang siap didistribusikan. Pada
bagian unit produksi terdiri dari tujuh personil, yaitu satu asisten apoteker, dua
juru resep, dua juru pelipatan kassa, dan dua tenaga non medis. Urusan produksi
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Bagian Anmaak, Bagian Pelipatan Kain Kassa,
dan Bagian Distribusi Cairan steril.
Obat yang diproduksi di bagian Anmaak merupakan obat-obat non steril
yang dibuat berdasarkan formula standar yang banyak dibutuhkan oleh pasien di
rumah sakit. Latar belakang diadakannya produksi obat yaitu banyaknya
permintaan dari unit pelayanan dan poliklinik, harga obat menjadi lebih murah,
dan untuk obat-obat yang tidak tersedia di pasaran. Tujuan dari produksi yaitu
untuk mengurangi harga atau biaya yang tinggi. Jumlah obat yang diproduksi
disesuaikan dengan jumlah kebutuhan pasien di rumah sakit.
Obat-obat nonsteril ini diproduksi sesuai jadwal yang ditetapkan. Bahan
baku yang digunakan untuk membuat obat-obat non steril ini diperoleh dari
gudang farmasi, apabila tidak ada di gudang farmasi, bahan baku dapat diperoleh
melalui gudang material. Sebelum pembuatan, bahan baku diperiksa secara
organoleptis, lalu bahan baku diproses untuk dibuat menjadi obat. Setelah obat
selesai dibuat, obat diperiksa secara organoleptis dan homogenitasnya. Kemudian
hasil jadi obat segera dikemas sesuai dengan tempat/wadah. Untuk obat dalam
bentuk cairan dimasukkan ke dalam botol-botol, sedangkan untuk obat dalam
bentuk salep dimasukkan dalam pot atau tube. Kemudian diberi etiket yang berisi
nama sediaan, kode/nomor produksi, dan tanggal produksi.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


59

Obat-obat nonsteril didistribusikan ke pelayanan rawat jalan, pelayanan


rawat inap, dan poliklinik. Untuk permintaan dari pelayanan rawat jalan melalui
buku ekspedisi dan untuk permintaan dari pelayanan rawat inap berdasarkan resep
yang dikirim ke pelayanan rawat inap, sedangkan permintaan dari poliklinik
berdasarkan LDP (Lembar Daftar Permintaan) yang telah ditandatangani oleh
dokter yang meresepkan. Obat-obat non steril yang diproduksi di bagian anmaak
diantaranya adalah OBH (obat batuk hitam), Betadine gargle, Lotio kumerfeldi,
Alkohol 70%, Hydrocortison 1%, Paracetamol supp, Salicyl talk, dan sebagainya.
Untuk pemusnahan obat-obat anmaak yang berbentuk cairan yang tidak
bersifat korosif dimusnahkan dengan cara dialirkan ke air yang mengalir deras.
Untuk sediaan salep, krim, dan obat luar berbentuk padatan lainnya dipanaskan
terlebih dahulu sampai mencair lalu dialirkan ke air yang mengalir deras.
Kassa yang dibuat terdiri dari empat macam bentuk lipatan, yaitu bentuk
tahu, ukuran 10x10 cm; ukuran 30x30 cm, untuk luka bakar; kassa gigi berbentuk
segitiga kecil; dan Lidi waten (lidi 20 cm, pada ujung lidi diberi kassa). Setelah
itu, kassa-kassa tersebut didistribusikan ke semua Unit Perawatan Umum, Lantai
Kebidanan, Ruang Gawat Darurat (Gadar), dan ICU. Kassa yang telah dilipat
disterilkan di Theatre Steririlization Supply Unit (TSSU) yang berada di bawah
Unit Bedah Sentral.
Di Bagian Distribusi Cairan Steril, cairan steril diperoleh dari Labiomed
(Lembaga Biomedis) dengan waktu pengiriman tiap tiga bulan. Cairan steril yang
didistribusikan oleh bagian ini merupakan cairan infus standar, seperti Ringer
Laktat, NaCl 0,9%, Dextrose 7% dan Dextrose 5%, Aquadest dan sebagainya.
Bagian ini melayani permintaan dari unit pelayanan rawat inap berupa resep
dokter dan dari poliklinik berupa LDP (Lembar Daftar Permintaan) untuk
penggunaan selama satu minggu.

4.2.5.7 Pelayanan Narkotika


Perencanaan narkotika disusun dalam recana kebutuhan tahunan narkotika
yang dibuat terpisah dan disusun berdasarkan data pencatatan dan pelaporan
rencana dan realisasi kebutuhan tahunan yang diaudit secara komprehensif.
Setelah itu, pengadaan narkotika dilakukan tiap tiga bulan yang dilakukan oleh

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


60

Rendal Ada Bekkes yang bekerja sama dengan PT. Kimia Farma. Pemesanan
Narkotika dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan (SP) yang ditanda
tangani oleh apoteker yang berwenang dengan dilengkapi nama jelas, nomor SIK,
SIA, dan stempel rumah sakit. Untuk satu lembar SP hanya untuk satu macam
narkotika.
Penyimpanan narkotika disimpan dalam lemari khusus yang dibuat
seluruhnya dari kayu yang kuat; mempunyai kunci ganda yang berlainan yang
memisahkan dua bagian penyimpanan, yaitu bagian pertama digunakan untuk
menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya serta persediaan narkotika dan
bagian kedua digunakan untuk menyimpan narkotika yang digunakan sehari-hari;
lemari khusus tersebut dibuat menempel pada tembok sehingga tidak dapat
dipindahkan; tidak dipergunakan untuk menyimpan bahan lain selain narkotika;
dan diletakkan di tempat yang aman dan yang tidak diketahui oleh umum.
Pengeluaran narkotika dari gudang farmasi ke apotek dan depo farmasi
dilakukan berdasarkan LDP tiap bulan untuk golongan narkotik yang digunakan
sehari-hari, seperti codein. Untuk golongan narkotik seperti morfin, petidin, dan
garam-garamnya, pengeluarannya dilakukan berdasarkan resep asli.
Setelah itu, laporan penggunaan narkotika dibuat, disampaikan, dan
disimpan setiap bulan atau paling lambat dilaporkan tanggal 10 bulan berikutnya.
Laporan ini dilaporkan kepada Sudin Yankes dengan tembusan ke Balai Besar
POM Provinsi setempat, PT. Kimia Farma, dan sebagai arsip rumah sakit.

4.3 Unit Gudang Material (Gumat)


Ka Unit Gudmat dijabat oleh seorang Pamen Angkatan Darat berpangkat
Letnan Kolonel CKM dan merupakan unsur pelaksana RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan di bidang
pergudangan. Tugas kewajibannya, antara lain menyelenggarakan penerimaan,
penyimpanan dan distribusi material kesehatan dan material umum; melaksanakan
kegiatan pemeliharaan sarana, prasarana gudang dan material yang tersimpan
didalamnya, agar sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan berfungsi baik serta siap
distribusi; menyelenggarakan administrasi pergudangan berdasarkan ketentuan
yang berlaku; mengusulkan penghapusan material kesehatan dan material umum

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


61

yang tidak layak pakai; melaksanakan pembinaan personel di jajaran Unit Gudang
Materil; melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad.
Kanit Gudmat dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh satu Kepala
Kelompok yang dijabat oleh seorang PNS Gol III/B-C dan dua Kepala Seksi yang
masing-masing dijabat oleh seorang Pamen Angkatan Darat berpangkat Mayor
CKM, terdiri dari Kepala Kelompok Administrasi (Kapokmin), Kepala Seksi
Gudang Material Kesehatan (Kasi Gudmatkes), dan Kepala Seksi Gudang
Material Umum (Kasi Gudmatum).
Kanit Gudmat dalam melaksanakan tugas kewajibannya
bertanggungjawab kepada Ka RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Dirbinjangmed dan
Dirbinjangum. Struktur organisasi unit gudang material dapat dilihat pada
lampiran 14.
Gudang Material di RSPAD Gatot Soebroto terdiri dari gudang obat,
gudang pembalut, gudang transit, dan gudang tahan api. Di rumah sakit ini
terdapat dua gudang obat, yaitu Gudang A1 Kering yang digunakan untuk
menyimpan obat-obat kering dan Gudang A1 Basah yang digunakan untuk
menyimpan obat-obatan basah. Contoh obat-obatan yang ditempatkan di Gudang
A1 kering menyimpan bentuk sediaan paat dan bahan baku padat, suhu dalam
Gudang A1 kering diatur sejuk. Gudang A1 Basah menyimpan sediaan semi
padat, cair, dan bahan baku cair. Gudang A1 basah dilengkapi dengan lemari
pendingin yang digunakan untuk obat yang termolabil, termasuk suppositoria.
Gudang pembalut yang dikenal dengan gudang A2 digunakan untuk
menyimpan alat kesehatan sekali pakai antara lain kapas, kassa, catheter, dan
syringe. Gudang transit digunakan untuk penyimpanan sementara ketika
dilakukan pemeriksaan penerimaan barang. Sedangkan gudang tahan api
digunakan untuk menyimpan barang yang mudah terbakar dan beracun.
Barang farmasi disusun secara alphabet dengan memperhatikan pula
sistem FEFO dan FIFO. Sistem FEFO (first expired first out) adalah barang yang
mendekati kadaluarsa akan diprioritaskan untuk terlebih dahulu dipergunakan dan
sistem FIFO (first in first out) adalah barang yang pertama kali datang akan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


62

diprioritaskan untuk dipergunakan terlebih dahulu sehingga dengan kedua sistem


ini kualitas barang farmasi dapat dipertahankan.
Mekanisme penerimaan material, yaitu berdasarkan PPnM (contoh SPPM
dapat dilihat pada lampiran 15), disertai dengan kontrak/SPDN/SPP/BP; diterima
oleh Tim Komisi Penerimaan Barang, disaksikan oleh Ka Unit Gumat dan
rekanan; dan dibuat Berita Acara Penerimaan Barang (BA). Contoh BA dapat
dilihat pada lampiran 16 dan contoh lampiran BA pada lampiran 17.
Mekanisme penyimpanan material di Unit Gudang Material yaitu
disimpan di gudang penyimpanan material sesuai dengan jenisnya; dicatat di kartu
penerimaan material (contoh dapat dilihat pada lampiran 18); dicatat di kartu
persediaan material (warna merah) dan kartu pertanggungjawaban (warna putih),
contoh dapat dilihat pada lampiran 19 dan 20; Persyaratan tempat pemeliharaan
material yaitu material kesehatan ditempatkan pada suhu sejuk (21-23°C), kecuali
untuk obat-obatan yang harus disimpan pada suhu tertentu; sirkulasi udara cukup
baik; cukup penerangan listrik; dan aman dari pencurian, kebakaran, kebocoran,
dan hewan pengerat.
Mekanisme pengeluaran material di Unit Gudang Material, yaitu material
dikeluarkan dari gudang penyimpanan berdasarkan SPPM (contoh SPPM dapat
dilihat pada lampiran 21); dibuat Bukti Penyerahan (BP); dicatat di buku
pengeluaran material; dicatat di kartu persediaan material dan kartu
pertanggungjawaban. Mekanisme pengembalian material di unit ini, yaitu Kadep
membuat nota dinas pengembalian material ke Wakarumkit; dari Wakarumkit
diteruskan ke Dirbin yang bersangkutan; dari Dirbin diteruskan ke Ketua Panitia
Pencelaan atau Penghapusan Material; Panitia Pencelaan atau Penghapusan
Material memeriksa tingkat kerusakan material dan dibuat Berita Acara
Pencelaan/Penghapusan Material; sesuai dengan Berita Acara tersebut, material
dapat dikembalikan ke Gudang Disposal dilengkapi dengan daftar mutasi
inventaris (formulir mutasi inventaris tersedia di Unit Gumat). Sedangkan
mekanisme penghapusan material di unit ini yaitu setelah barang disposal
dianggap cukup untuk dihapus, maka dibuat surat permohonan penghapusan
material ke Ditkesad; Ketua Panitia Pencela/Penghapusan Material membuat
konsep surat permohonan penghapusan material ke Ditkesad dan dikoordinasikan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


63

ke Dirbin yang bersangkutan; dan setelah disetujui oleh Dirbin yang


bersangkutan, maka surat usulan penghapusan ditandatangani oleh Karumkit.
Urusan Disposal di Unit Gudang Material bertugas menerima, menyimpan
dan menginventaris material kesehatan yang tidak dapat dipakai lagi.
Pengembalian barang rusak menggunakan berita acara kerusakan dan mutasi
inventaris yang disetujui Dirbinjangmed, kemudian Unit Gumat mengusulkan
kepada Ka Rumkit (Kepala Rumah Sakit) untuk dimusnahkan.

4.4 Bagian Logistik, Bagian Perencanaan dan Pengendalian Pengadaan


Kesehatan dan Bagian Pengendalian Distribusi dan Inventarisasi
Material Kesehatan
Bagian Logistik (Baglog), Bagian Perencanaan dan Pengendalian
Pengadaan Perbekalan Kesehatan (Rendal Ada Bekkes) dan Bagian Pengendalian
dan Distribusi dan Inventarisasi Material Kesehatan (Daldisi Invent Matkes)
berada di bawah Dirbinjangmed.

4.4.1 Bagian Logistik


Tugas dan kewajiban Bagian Logistik yaitu menyusun perjanjian-
perjanjian kontrak atau Surat Perjanjian Kontrak pesanan material sesuai
peraturan yang berlaku dengan rekanan yang disetujui; menyelenggarakan kontrak
pesanan kepada rekanan yang ditunjuk sesuai dengan keputusan panitia
lelang/panitia penilai harga; meneliti kelengkapan administrasi pengadaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku; menyelenggarakan pengarsipan terhadap segala
kegiatan pengadaan; membuat laporan tiap triwulan kepada Irjenad (Inspektorat
Jendral Angkatan Darat) dan tembusan Ditkesad (Direktorat Kesehatan Angkatan
Darat); menyiapkan TBCK (Tanda Bukti Copy Kontrak) untuk tim Irjenad sampai
penyelesaian; dan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, bertanggung
jawab kepada Dirbinjangum.

4.4.2 Rendal Ada Bekkes


Tugas dan kewajiban Rendal Ada Bekkes, antara lain menyusun dan
menghimpun permintaan dari pemakai untuk pembuatan program tahunan;

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


64

menyusun rencana program pengadaan per triwulan; menyusun program


pelaksanaan per triwulan yang disesuaikan dengan plafon dana; dan mengadakan
koordinasi dengan lembaga terkait mengenai droping perbekalan kesehatan dan
obat. Kepala Bagian Rendal Ada Bekkes membawahi Urusan Perencanaan
Perbekalan Kesehatan dan Urusan Pengendalian Pengadaan Perbekalan
Kesehatan. Struktur organisasi Bag Rendal Ada Bekkes dapat dilihat pada
lampiran 22.
Tugas dan kewajiban Urusan Perencanaan Perbekalan Kesehatan, antara
lain menyusun dan menghimpun permintaan dari pemakai untuk dasar pembuatan
program tahunan; menyusun rencana program pengadaan per triwulan; menyusun
program pelaksanaan per triwulan yang disesuaikan dengan plafon dana; dan
mengadakan koordinasi dengan lembaga terkait mengenai droping perbekalan
kesehatan dan obat. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban Urusan Perencanaan
Perbekalan Kesehatan bertanggung jawab kepada Kabag Rendal Ada Bekkes.
Rencana kebutuhan disusun berdasarkan data kebutuhan satu tahun dari tiap
departemen (user). Pengajuan kebutuhan dilakukan sebelum tahun anggaran baru.
Program induk data perencanaan kebutuhan satu tahun disesuaikan dengan dana
yang tersedia.
Rencana kebutuhan disusun berdasarkan data kebutuhan satu tahun dari
setiap departemen. Pengajuan kebutuhan dilakukan sebelum tahun anggaran baru.
Program induk data perencanaan kebutuhan satu tahun disesuaikan dengan data
yang tersedia.
Tugas dan kewajiban Urusan Pengendalian Pengadaan Perbekalan
Kesehatan, antara lain menyusun perjanjian-perjanjian kontrak/Surat Perjanjian
Kontrak pesanan material sesuai peraturan yang berlaku dengan rekanan yang
disetujui; menyelenggarakan kontrak pesanan kepada rekanan yang ditunjuk
sesuai dengan keputusan panitia lelang/panitia penilai harga; meneliti
kelengkapan administrasi pengadaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
menyelenggarakan pengarsipan terhadap segala kegiatan pengadaan; membuat
laporan tiap triwulan, kepada Irjenad (Inspektorat Jenderal Angkatan Darat) dan
tembusan Ditkesad (Direktorat Kesehatan Angkatan Darat); dan menyiapkan
persiapan TBCK (Tanda Bukti Copy Kontrak) untuk tim Irjenad sampai

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


65

penyelesaian. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab


kepada Kabag Rendal Ada Bekkes.
Dasar penyusunan perencanaan yang dibuat oleh Bagian Rendal Ada
Bekkes, yaitu mengacu pada kebutuhan setiap user; mengacu pada stok obat yang
ada di Gudmat atau persediaan yang masih ada di Gudmat; rencana pengiriman
obat dari pusat (Pusat Kesehatan TNI dan Ditkesad); dan anggaran dana yang
akan turun. Sumber dana diperoleh dari dana budgeter dan dana nonbudgeter.
Dana budgeter, tiap triwulan terdiri dari Dana Rutin Bekal Kesehatan
(RBK) dan Dana Pemeliharaan Kesehatan (DPK). Dana RBK berasal dari APBN
dan dipakai untuk satu tahun, jika dana tidak habis maka sisanya dikembalikan
kepada negara. Sedangkan Dana DPK berasal dari permotongan gaji pegawai
setiap bulan sebesar 2%.
Dana nonbudgeter yang berupa obat-obatan berasal dari Pusat Kesehatan
TNI; Direktorat Kesehatan Angkatan Darat LAFIAD (Lembaga Farmasi
Angkatan Darat) dan LABIOMED (Lembaga Biomedis); Produksi sendiri untuk
produk-produk nonsteril; Sumbangan yang tidak tetap dari Depkes; Dana intern
rumah sakit berasal dari pendapatan rumah sakit dari pasien-pasien swasta yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan obat.
Belanja bekkes melalui sistem tender dilaksanakan dengan ketentuan,
antara lain tender kurang dari 50 juta dilaksanakan oleh panitia yang dibentuk
oleh Karumkit dan tender lebih dari 50 juta dilaksanakan di Ditkesad.

4.4.3 Daldisi Invent Matkes


Tugas dan kewajiban Daldisi Invent Matkes, antara lain menerima berkas
pelaksanaan program dari Rendal Ada Bekkes sebagai dasar pemasukkan material
kesehatan; mengadakan koordinasi dengan Gudmat akan adanya perubahan atau
pemasukan material kesehatan sesuai dengan kontrak suatu surat pesanan;
membuat PPnM (Perintah Penerimaan Material) sesuai kontrak atau surat pesanan
dan mengadakan pencatatan perubahan material kesehatan pada kartu stok;
melaksanakan distribusi dan pengembalian sesuai kebutuhan berdasarkan
permintaan dari pemakai; melaksanakan pengurangan dalam kartu stok material
kesehatan setelah pendistribusian; pengendalian distribusi obat dengan Gudmat;

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


66

membuat PPM (Perintah pengeluaran Material) sesuai material kesehatan yang


dikeluarkan; membuat laporan berkala tentang kegiatan yang telah dilakukan; dan
bertanggung jawab kepada Dirbinjangmed. Unit ini juga bertugas mengendalikan
material kesehatan yang ada di Unit Gudmat dengan menggunakan buku
pengendalian yang berisi data material kesehatan yang ada di Unit Gudmat.
Selain itu, unit ini juga mengurus administrasi pendistribusian barang
dengan membuat SPPM (Surat Perintah Pengeluaran Material) untuk
mengeluarkan barang dari Unit Gudmat untuk didistribusikan ke gudang farmasi,
departemen, dan poliklinik. Daldisi Invent Matkes merupakan bagian administrasi
logistik dimana bagian ini adalah inventarisasi kekayaan rumah sakit. Di bagian
ini dipimpin oleh Kabag (gol IV/A-B) yang dibantu oleh tiga Kaur, yaitu Kaur
Daldisi Bekkes, Kaur Daldisi Alkes, dan Kaur Invent Matkes.
Kaur Daldisi Bekkes bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan
di bagian Urusan Daldisi Bekkes. Tugasnya, yaitu menerima reprogram dari
Rendal Ada Bekkes sebagai dasar kerja sama dengan Baglog (Bagian Logistik)
dimana kemungkinan terjadi pemunculan kontrak dengan Gudmat untuk
kemungkinan pemasukkan matkes dan dengan Instalasi Farmasi untuk
kemungkinan pemasukkan Matkes dengan dukungan dananya. Kaur Bekkes ini
menangani masalah medical supply, obat-obat A1 basah atau A2 kering, bahan
baku basah atau kering, reagensia, O2, hemodialisa, obat tumor, dan lainnya.
Kaur Daldisi Alkes bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan di
Bagian Daldisi Alkes. Kegiatan Bagian Daldisi Alkes yaitu melaksanakan
administrasi pemasukan dan pengeluaran Alkes dari dukungan dana intern dan
Yanmasum serta sumbangan-sumbangan; melaksanakan administrasi perbaikan
alat kesehatan dukungan dana budgeter RBK; melaksanakan administrasi
permohonan prinmin dan pembuatan PPM ke Ditkesad setelah ada kontrak dan
berita acara; melaksanakan adiministrasi pembuatan PPnM Penerimaan dan PPM
Pengeluaran sesuai kebutuhan user; dan melaksanakan administrasi kegiatan
pemotongan atau penambahan kartu kendali.
Kaur Invent Matkes bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan di
Bagian Invent Matkes. Bagian ini mendata keberadaan dan jumlah alat kesehatan
yang dimiliki RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dan perbekalan kesehatan dengan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


67

melaksanakan kegiatan, antara lain melaksanakan kegiatan pengontrolan alat


kesehatan keseluruhan lantai-lantai (user RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad)
kemudian dituangkan dalam blangko KS yang ditandatangani oleh Kaur user dan
Dirbinjangmed kemudian dijadikan kartu gantung ruangan; melaksanakan
pembuatan buku inventarisasi dasar KS X; penambahan item alat kesehatan pada
buku inventaris dilaporkan pada blangko M3 atau M3A; dan pengurangan item
alat kesehatan yang rusak, tidak layak pakai atau didisposal dilaporkan pada
blangko P3A. Struktur organisasi Daldisi Invent Matkes dapat dilihat pada
lampiran 23. Blangko KS, blangko M3, blangko M3A dan blangko P3A dapat
dilihat pada lampiran 24, 25, 26 dan 27.

4.5 Unit Kesehatan Lingkungan (Kesling)


Pada tahun 1999/2000 RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad membentuk Tim
Kesehatan Lingkungan dan belum masuk dalam struktur organisasi RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad. Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 28.
Berdasarkan struktur organisasi yang baru tahun 2004, organisasi Kesling sudah
terstruktur dengan nama “Unit Kesling”. Unit Kesling mempunyai dua Seksi
Pengendalian Kesehatan, yaitu: Seksi Pengendalian Kesehatan Lingkungan (Seksi
Dalkesling) dan Seksi Pengendalaian Nosokomial.

4.5.1 Seksi Dalkesling


Seksi Dalkesling memilki upaya pelaksanaan kesehatan dan lingkungan di
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad. Upaya-upaya
tersebut, antara lain penyehatan ruang dan bangunan, parameter yang dipantau
adalah intensitas cahaya, kebisingan, partikel debu, suhu dan kelembaban, serta
koloni kuman; penyehatan makanan dan minuman, parameter yang dipantau
adalah kematangan makanan secara fisik, bebas senyawa toksik dan mikrobiologi
kuman; penyehatan air bersih, diadakannya pemeriksaan rutin di lab kesling
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dan pemeriksaan pembanding ke Lab. BTKL
Depkes RI/BLK Dinas Kesehatan DKI Jakarta satu tahun sekali; penyehatan
tempat pencucian atau laundry; pengelolaan limbah padat, pemisahan sampah
medis dan nonmedis dengan kantong plastik; pengendalian serangga, tikus, dan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


68

binatang pengganggu dengan survei jentik nyamuk A. aegypti, pengendalian pest


control dilaksanakan setiap hari, dan pembuangan kucing, berkoordinasi dengan
Dinas Peternakan dan Perikanan DKI Jakarta; sterilisasi dan disinfeksi dengan
menggunakan mikrozoid dengan metode pengkabutan; perlindungan radiasi;
penanganan dan pengawasan sampah radioaktif; dan pemantauan lingkungan
kerja.
Limbah yang berasal dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot
Soebroto Ditkesad dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu limbah cair
dan limbah padat. Limbah cair berasal dari berbagai macam unit, seperti
laboratorium, ruang perawatan, dapur, laundry dan bahan radioaktif. Kandungan
limbah cair ini sangat kompleks sehingga mempengaruhi kesehatan pada
lingkungan hidup. Badan pembuangan limbah cair yang berasal dari Rumah Sakit
Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad adalah Sungai Ciliwung. Sebelum
dialirkan ke badan sungai, limbah dikelola terlebih dahulu untuk meminimalkan
berbagai zat berbahaya yang terkandung didalamnya. Penanganan limbah cair ini
menggunakan sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
IPAL terdiri dari lima unit, yaitu IPAL Laundry dan Jenazah; IPAL
Rehabilitasi Medis; IPAL Paru; IPAL IKA; IPAL Jiwa; dan IPAL yang terdapat
di Paviliun Kartika. Dalam IPAL, limbah diolah dengan menggunakan metode
sedimentasi yang menggunakan lumpur aktif.
Limbah padat dibedakan menjadi sampah medis dan sampah non medis.
Sampah medis ditempatkan dalam kantong plastik yang berwarna kuning dan
kemudian akan dihancurkan ke dalam incenerator, sedangkan sampah non medis
ditempatkan dalam kantong plastik berwarna hitam dan dibuang di tempat
pembuangan sampah.

4.5.2 Seksi Pengendalian Nosokomial


Kegiatan Tim Dalin Infeksi Nosokomial yaitu melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan di setiap instalasi atau unit terkait; pemantauan hasil bakteri
pada AC, sterilisasi, mutu air dan koloni kuman di kamar operasi; melaksanakan
pemeriksaan HbsAg dan serum anti HbsAg secara bertahap kepada personil
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dan dilanjutkan dengan pemberian vaksin

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


69

hepatitis B; melakukan orientasi/sosialisasi tentang pengendalian infeksi


nosokomial terhadap pegawai baru/peserta didik yang akan memasuki lahan
praktek di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad; membuat laporan bulanan dan
triwulan tentang infeksi nosokomial, laporan tersebut disampaikan ke Depkes;
Mengadakan penelitian tentang infeksi nosokomial; mengadakan pelatihan,
pengawasan dan pencegahan tentang infeksi nosokomial bagi petugas kesehatan
di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad; dan mengadakan seminar tentang infeksi
nosokomial.

4.6 Unit Bedah Sentral


Unit Bedah Sentral merupakan bagian dari Instalasi Kamar Operasi yang
memiliki tugas melayani obat-obat untuk pasien yang akan dioperasi. Instalasi
Kamar Operasi memiliki sepuluh kamar operasi, yang biasanya digunakan untuk
operasi kraniotomi, bedah, THT, mata, kebidanan, jantung dan gigi. Terdapat dua
depo farmasi di Kamar Operasi yang letaknya terpisah namun bersebelahan,
kedua depo ini bertugas melayani dua macam pasien yaitu pasien dinas dan pasien
swasta. Obat-obatan yang tersedia di depo farmasi merupakan obat-obat standar
yang diperlukan dalam operasi dan juga tersedia medical supply. Penyiapan obat-
obatan ini dilakukan pagi hari sebelum operasi. Biasanya jadwal operasi
dikirimkan ke depo farmasi sehari sebelumnya. Obat-obat disiapkan sesuai
permintaan lalu di letakkan ke dalam keranjang untuk diambil oleh perawat dan
dibawa ke dalam ruang kamar operasi.
Di dalam Instalasi kamar Operasi terdapat ruang TSSU (Theatre
Sterillisasi Supply Unit), yang berfungsi untuk mensterilisasikan alat-alat, barang-
barang untuk operasi dan tidak termasuk cairan obat. TSSU melayani sterilisasi
dari seluruh bagian.
Terdapat dua cara sterilisasi di TSSU ini, yaitu: Uap panas dan Gas.
Sterilisasi uap panas menggunakan autoklaf pada suhu 1350C dan tekanan
3 Br. Waktu sterilisasi yang digunakan adalah 45 menit dan sudah termasuk
proses sterilizing selama tujuh menit. Batas kadaluarsa untuk barang yang sudah
disterilisasi adalah 3x24 jam. Sebelum barang-barang yang akan disterilisasi harus
diberikan sebuah indikator berupa autoclave tape yang sudah diberi tanggal dan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


70

bulan proses sterilisasi dilakukan. Setelah barang-barang telah mengalami proses


sterilisasi maka autoclave tape yang di tempelkan tadi akan berwarna kehitaman.
Alat yang digunakan pada sterilisasi gas adalah Stery Vac, yang dijalankan
dengan pada suhu 600C dan tekanan 0.78 Br. Waktu yang diperlukan untuk proses
sterilisasi adalah 6 jam dan sudah termasuk proses Irizing selama 3 jam. Alat ini
digunakan untuk mensterilisasikan alat-alat yang tahan panas.

4.7 Administrasi Pasien dan Informasi Medis (Minpasien dan Formed)


Bagian Minpasien dan Formed dipimpin oleh seorang kepala bagian
berpangkat Letnan Kolonel CKM. Bagian ini melayani proses administrasi pasien
baik pasien berhak maupun pasien askes, mulai proses mendaftar sampai proses
pembuatan kartu berobat serta penyimpanan catatan medis pasien. Pengolahan
data pasien telah dilakukan secara komputerisasi. Struktur organisasi administrasi
pasien dan informasi medis dapat dilihat pada lampiran 29.
Kepala Bagian MinPasien dan Formed membawahi dua kepala seksi yaitu
Kasi Administrasi Pasien dan Kasi Informasi Medis. Secara garis besar, proses
pelayanan administrasi pasien adalah pasien mendaftar di loket penerimaan pasien
rawat inap atau rawat jalan baik pasien baru maupun pasien lama. Petugas akan
memberikan nomor urut poliklinik kepada pasien, selanjutnya petugas akan
mencari catatan medis pasien bagi yang sudah terdaftar, sedangkan untuk pasien
yang belum mendaftar, petugas akan meng-input data pasien ke komputer untuk
pembuatan catatan medisnya. Petugas akan mencari Catatan Medis (CM) pasien
dan mencatat CM sesuai dengan poliklinik yang dituju dalam Laporan Harian
Poliklinik atau buku ekspedisi kemudian CM diantar ke poliklinik yang dituju.
Alur pasien rawat inap dan rawat jalan dapat dilihat di lampiran 30 dan 31,
sedangkan alur rekam medis pasien baik pasien rawat inap maupun pasien rawat
jalan dapat dilihat di lampiran 32 dan 33.
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad telah terakreditasi A dan dijadikan
rumah sakit rujukan tertinggi bagi angkatan darat. Selain melayani pasien berhak,
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad juga melayani pasien swasta/umum. Pelayanan
pasien baik untuk rawat inap maupun rawat jalan mencapai lebih dari 1000 orang
tiap bulannya.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 5
PEMBAHASAN

Rumah Sakit pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad (RSPAD


Gatot Soebroto Ditkesad) merupakan rumah sakit rujukan tertinggi bagi anggota
TNI. Selain itu, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad juga merupakan salah satu
rumah sakit pilihan bagi masyarakat umum untuk memperoleh pengobatan. Lebih
dari 60 tahun RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad berkontribusi untuk dunia
kesehatan. Selama kurun waktu tersebut, RSPAD telah mengalami sejumlah
perubahan dalam sistem manajerial ataupun dalam stuktur organisasi. Perubahan
tersebut membuat pelayanan RSPAD menjadi lebih baik dan lebih profesional
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan kepada para pasiennya,
terutama para prajurit TNI. Sesuai dengan visi RSPAD Gatot Soebroto “Menjadi
Rumah Sakit Kebanggaan Prajurit”, rumah sakit ini akan senantiasa memperbaiki
dan terus mengembangkan pelayanan dalam bidang kesehatan
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad merupakan rumah sakit tipe A, yaitu
rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik luas dan subspesialistik luas, dengan kapasitas 1000 tempat tidur atau
lebih. RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad memiliki 13 departemen pelayanan
kesehatan, 8 instalasi, dan 8 unit. Selain itu, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
juga merupakan rumah sakit pendidikan yang membina serta mendidik tenaga
kesehatan dari berbagai bidang, seperti tenaga farmasi tingkat diploma dan
apoteker, asisten farmasi, tenaga keperawatan dan kebidanan.
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad setiap harinya melayani 300-500 pasien.
Dengan banyaknya pasien yang masuk, dapat dikatakan bahwa RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad telah melaksanakan misi utama dalam menyelenggarakan
fungsi perumahsakitan tingkat pusat dan rujukan tertinggi bagi anggota TNI. Pada
tanggal 6 Januari 2000, RSPAD Gatot Soebroto telah mendapatkan akreditasi
penuh atas 12 pelayanan yang dimilikinya. Pelayanan tersebut adalah administrasi
manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan,
rekam medis, farmasi, K3, radiologi, laboratorium, kamar operasi, pengendalian
infeksi di rumah sakit, dan perinatal resiko tinggi. Rumah sakit ini pun telah 

71 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


72 

terakreditasi untuk 16 pelayanan yang dimilikinya pada tahun 2005. Akreditasi


tersebut diharapkan dapat memacu para tenaga kesehatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien. Mengingat akreditasi penuh
yang telah dicapai, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dituntut lebih profesional
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan..
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, khususnya
dalam hal teknologi dan informasi. Hal tersebut menuntut pelaksanaan pelayanan
kesehatan dengan sistem komputerisasi sehingga pelayanan lebih yang cepat dan
tepat. Dalam hal ini, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad belum menerapkan sistem
komputerisasi secara menyeluruh dan merata di setiap aspek pelayanan sehingga
pelayanan yang diberikan relatif lebih lama dan data yang dihasilkan
kemungkinan besar kurang tepat. Hal ini terlihat pada rekapitulasi data yang
masih dilakukan secara manual. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan secara
bertahap untuk mewujudkan sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang
optimal.
Dalam melaksanakan suatu organisasi, termasuk rumah sakit, jumlah
personil yang cukup sangatlah penting untuk menunjang kinerja rumah sakit.
Dipandang dari aspek struktural dan manajerial, kinerja rumah sakit belum
sepenuhnya optimal karena adanya kekurangan SDM sehingga ditemukan adanya
rangkap jabatan yang mengakibatkan terjadi fungsi ganda. Selain itu, kekurangan
SDM mengakibatkan pelayanan yang diterima pasien terkesan agak lamban,
misalnya di loket pendaftaran pasien dan depo farmasi rawat jalan. Untuk itu,
perlu ada penambahan jumlah personil agar kinerja semakin meningkat dan
profesional.
Dalam pengoplosan sediaan injeksi diperlukan kondisi khusus, yaitu
dilakukan dalam keadaan steril. Namun, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad belum
menerapkan hal tersebut karena belum tersedianya fasilitas IV Admixture
sehingga pengoplosan sediaan injeksi dilakukan di lantai perawatan. Di samping
itu, pengoplosan obat sitostatika juga dilakukan di lantai perawatan sehingga
kemungkinan petugas terpapar obat sitostatika cukup besar. Oleh karena itu,
diharapkan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad segera mendapatkan dukungan
untuk tersedianya fasilitas IV Admixture.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


73 

RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad adalah Badan Pelaksana Kesehatan yang


berkedudukan di bawah Direktorat Kesehatan Angkatan Darat. Dalam
menjalankan sistem kesehatannya, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad memperoleh
dukungan dari dana budgeter dan dana non budgeter. Dana budgeter yang
diterima RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad merupakan sumber dana utama, yaitu
Dana Rutin Bekal Kesehatan (RBK) dan Dana Pemeliharaan Kesehatan (DPK).
Dana RBK adalah dana yang diperoleh dari APBN dan harus dipakai untuk 1
tahun. Jika dana tersebut tidak habis maka harus dikembalikan kepada negara,
sedangkan dana DPK adalah dana yang diperoleh dari pemotongan gaji pegawai
setiap bulannya. Dana non budgeter yang diterima RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad yaitu berupa obat-obatan, yang berasal dari Pusat Kesehatan TNI,
Direktorat Kesehatan Angkatan Darat, LAFIAD, dan LABIOMED, produksi
sendiri untuk produk-produk non steril, sumbangan yang tidak tetap dari Depkes,
dana intern rumah sakit yang berasal dari pendapatan rumah sakit dari pasien-
pasien swasta.
Dalam melaksanakan fungsinya, rumah sakit dibantu oleh instalasi
farmasi. Begitu pula di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad, instalasi farmasi
merupakan unit pelaksana kesehatan fungsional yang berperan penting dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan kefarmasian di
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad merupakan bagian yang ditata secara
profesional dan berorientasi kepada pelayanan pasien dengan menitikberatkan
pada penyediaan dan penggunaan obat secara tepat, aman, dan bermutu.
Selama masa pengabdiannya, pelayanan kefarmasian di RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad telah mengalami berbagai perubahan sistem manajerial.
Perubahan yang terjadi terkait dengan pelayanan kefarmasian yang dimulai dari
tahun 1969. Pada tahun 1982, dirintis penerapan Farmasi Rumah Sakit dengan
dibentuknya Komite Farmasi dan Terapi yang menghasilkan Buku Daftar Obat
Essensial edisi I. Pada tahun 1997, terjadi perubahan dalam sistem pendistribusian
obat untuk pasien rawat inap dari sistem desentralisasi menjadi sistem
sentralisasi. Saat ini sistem pendistribusian yang diterapkan adalah sistem
kombinasi sentralisasi dan desentralisasi. Pelayanan kefarmasian RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang disebut dengan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


74 

Instalasi Farmasi. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab langsung kepada


Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
Pelayanan kefarmasian yang terdapat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
antara lain, pelayanan rawat jalan, rawat inap, unit produksi, unit perbekalan,
pelayanan 24 jam, dan pelayanan farmasi klinik. Pembahasan selanjutnya pada
bab ini terkait dengan manajemen farmasi, farmasi klinik, dan evaluasi.
5.1 Manajemen Farmasi Rumah Sakit
5.1.1 Perencanaan Perbekalan Farmasi
Perencanaan perbekalan farmasi merupakan proses kegiatan dalam
pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar
perencanaan yang telah ditentukan.
Metode yang digunakan dalam perencanaan perbekalan farmasi di RSPAD
Gatot Soebroto adalah pola konsumsi, yaitu metode perencanaan yang didasarkan
atas analisis data konsumsi perbekalan farmasi periode sebelumnya. Perencanaan
ini dibuat di akhir tahun dan dilakukan sebelum tahun anggaran baru. Proses
perencanaan didasarkan pada kebutuhan tiap user (masing-masing unit pemakai)
yang kemudian dihimpun dalam formulir permintaan yang diserahkan ke bagian
pengadaan (Rendal Ada Bekkes).
Dalam melakukan perencanaan dipengaruhi oleh empat dasar yang
dijadikan sebagai acuan dasar, yaitu perencanaan didasarkan atas kebutuhan user,
jumlah stok perbekalan farmasi yang ada di gudang material, alokasi dana yang
turun, dan perencanaan pengiriman perbekalan farmasi dari pusat (Puskes TNI
dan Direktorat Kesehatan Angkatan Darat). Perencanaan kebutuhan perbekalan
farmasi di rumah sakit ini juga dilakukan sesuai dengan formularium rumah sakit
yang telah ditetapkan sebagai acuan, yang dikenal dengan nama Daftar Obat
Esensial Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad (DOE
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad).
Dari uraian di atas, perencanaan yang dilakukan sudah berjalan baik
karena sesuai dengan prosedur dan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses perencanaan perbekalan farmasi.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


75 

5.1.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi


Setelah perencanaan dilakukan, tahap selanjutnya adalah pengadaan
perbekalan farmasi. Pengadaan perbekalan farmasi di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad dilakukan dengan tiga cara, yaitu sistem tender, produksi, dan donasi.
Sistem tender yang diterapkan adalah berdasarkan kebutuhan per triwulan dan
juga mengacu kepada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Rendal ada Bekkes
akan menunjuk rekanan yang sesuai dengan keputusan panitia lelang/panitia
penilai harga, rekanan yang memberikan harga termurah akan menjadi penyedia
perbekalan farmasi sesuai dengan surat perjanjian kontrak.
Pengadaaan dengan cara produksi dilakukan sendiri oleh Instalasi Farmasi
RSPAD Gatot Soebroto. Kegiatan produksi meliputi penerimaan dan penyiapan
bahan baku, pengolahan, pengemasan, dan pengendalian mutu sehingga diperoleh
produk jadi yang siap didistribusikan. Produk yang dihasilkan adalah sediaan
nonsteril, misalnya OBH, krim, salep, suppositoria, bedak, dan lain sebagainya.
Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tidak memproduksi sediaan
steril karena mempertimbangkan dana yang dibutuhkan cukup besar dan fasilitas
yang ada belum mendukung. Tapi, mendistribusikan cairan steril yang diperoleh
dari Labiomed. Beberapa cairan steril yang didistribusikan adalah NaCl 0,9%,
Dextrose 5%, Ringer Laktat, dan lain-lain. Unit produksi juga melakukan
pelipatan kassa yang selanjutnya didistribusikan ke Unit Perawatan Umum, ICU,
Lantai Kebidanan, Ruang Gawat Darurat, dan Unit Bedah Sentral. Selanjutnya,
kassa yang telah dilipat disterilkan di Theatre Sterilization Supply Unit (TSSU).
Khusus untuk Unit Bedah Sentral, kassa yang didistribusikan tidak dalam bentuk
lipatan, tetapi masih dalam gulungan. Hal ini dapat terjadi karena kebutuhan yang
sangat banyak, jauh lebih besar daripada unit lain, sedangkan tenaga di unit
produksi kurang sehingga unit produksi tidak dapat memenuhi kebutuhan kassa
yang telah dilipat.
Pengadaan perbekalan farmasi dengan cara donasi diperoleh dari LAFIAD
(Lembaga Farmasi Angakatan Darat) dan LABIOMED (Lembaga Bio Medis)
yang merupakan lembaga di bawah Direktorat Kesehatan Angkatan Darat
(Ditkesad). Selain itu, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad mendapat bantuan dari

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


76 

Departemen Kesehatan untuk pengadaan obat-obat HIV/AIDS dan untuk


pengadaan obat-obat kanker, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad mendapatkannya
dari Puskes TNI. Jika obat yang dibutuhkan pasien tidak ada dalam stock, resep
dapat dilayani melalui pelayanan restitusi yang bekerja sama dengan Kimia
Farma. Pengadaan dengan cara donasi dapat meringankan anggaran perbekalan
kesehatan, tetapi perbekalan kesehatan yang didonasikan tidak selalu sesuai
dengan kebutuhan.
Untuk pengadaan perbekalan farmasi juga harus ditinjau dari alokasi dana
yang tersedia. Apabila terjadi kekosongan perbekalan farmasi di unit tertentu,
maka langkah yang dilakukan adalah dengan mengajukan restitusi. Setelah itu,
diproses oleh pihak yang berwenang dan bila disetujui akan diajukan ke Apotek
Kimia Farma atau melakukan peminjaman ke Yanmasum Farmasi. Pengadaan
perbekalan farmasi terkadang juga terjadi kelebihan stok sehingga anggaran
perbekalan kesehatan yang digunakan kurang efisien. Hal itu terjadi mungkin
dikarenakan bukan pihak Instalasi Farmasi sendiri yang langsung menangani
masalah pengadaan.
Berdasarkan pemaparan di atas, proses pengadaan perbekalan farmasi di
Gatot Soebroto Ditkesad sudah berjalan cukup baik karena dilakukan sesuai
prosedur dan adanya langkah-langkah alternatif demi pemenuhan kebutuhan dan
pengoptimalan pelayanan kefarmasian.

5.1.3 Penerimaan Perbekalan Farmasi


Penerimaan adalah tahap setelah pengadaan dilakukan. Penerimaan
merupakan kegiatan yang penting karena pada proses inilah dapat disaring
perbekalan farmasi yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Jumlah, jenis, kualitas,
ukuran, kadaluarsa, dan lain-lain harus sesuai dengan dengan yang tercantum
dalam kontrak. Sebelum barang diterima, harus dicocokan terlebih dahulu oleh
tim komisi.
Penerimaan perbekalan farmasi di RSPAD Gatot Soebroto berdasarkan
turunnya Surat Perintah Penerimaan Material (PPnM). Perbekalan farmasi yang
diterima di RSPAD Gatot Soebroto, tidak langsung ditempatkan di gudang
material tetapi diletakkan di gudang transit untuk dilakukan pengecekan oleh tim

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


77 

komisi yang disaksikan oleh anggota Gudmat RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
dan perwakilan dari rekanan. Pengecekan perbekalan farmasi meliputi
kelengkapan dokumen, jenis, jumlah, dosis, kemasan, tanggal kadaluarsa, dan
spesifikasi lain yang telah ditetapkan dalam Surat kontrak Jual Beli / Surat
Perintah Pembelian Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Material/barang
yang telah selesai diperiksa segera disimpan di gudang penyimpanan (Gudang
Material). Jika ada perbekalan farmasi yang tidak sesuai dengan kualitas dan
kuantitas yang dibutuhkan, perbekalan tersebut segera dikarantina.

5.1.4 Penyimpanan Perbekalan Farmasi


Setelah dilakukan penerimaan, selanjutnya dilakukan penyimpanan.
Penyimpanan merupakan kegiatan dan usaha untuk melakukan pengelolaan
perbekalan farmasi di suatu tempat penyimpanan agar kualitas perbekalan farmasi
dapat dipertahankan, terhindar dari kerusakan fisik, pencarian dilakukan dengan
mudah dan cepat, aman dari pencurian, dan mempermudah pengawasan stok.
Penyimpanan perbekalan farmasi di gudang dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis, kelas farmakologi, alfabet, dan lain sebagainya. Sedangkan
untuk penyusunannya ada beberapa sistem, misalnya FIFO, FEFO, dan LIFO.
Penyimpanan awal perbekalan farmasi di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad adalah di gudang material. Setelah dilakukan pengecekan oleh tim
komisi di gudang transit, perbekalan farmasi segera dimasukkan ke gudang
material. Gudang Material RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad terdiri dari gudang
obat, gudang pembalut, dan gudang tahan api. Gudang obat digunakan untuk
menyimpan obat-obatan. Gudang pembalut digunakan untuk menyimpan alat
kesehatan sekali pakai atau disposable. Gudang tahan api digunakan untuk
menyimpan perbekalan farmasi yang mudah terbakar.
Penyimpanan perbekalan farmasi di gudang material dikalsifikasikan
berdasarkan jenisnya, yaitu A1 kering, A1 basah, dan A2 pembalut yang
selanjutnya disusun secara alfabet dan dengan kombinasi sistem FIFO dan FEFO.
Gudang A1 kering menyimpan perbekalan farmasi yang sediaanya kering, seperti
tablet, kapsul, kaplet, dan lail-lain. Gudang A1 basah menyimpan perbekalan
farmasi berbentuk cair, seperti sirup, suspensi, emulsi dan lain sebagainya.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


78 

Gudang A2 pembalut adalah gudang untuk menyimpan alat kesehatan sekali pakai
atau disposable seperti kapas, syringe, verband, dan lain sebagainya.
Penyimpanan dilakukan dengan kombinasi sistem FIFO dan FEFO. FIFO
(First In First Out) adalah penyimpanan perbekalan farmasi yang disimpan
terlebih dahulu diprioritaskan untuk digunakan terlebuh dahulu sedangkan FEFO
(First Expired First Out) adalah penyimpanan perbekalan farmasi yang
mempunyai tanggal kadaluarsa paling dekat diprioritaskan digunakan terlebih
dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah pebekalan farmasi yang sudah
kadaluarsa tetapi belum digunakan.
Terdapat beberapa perbekalan farmasi yang membutuhkan kondisi
penyimpanan khusus, misalnya supositoria dan vaksin yang membutuhkan suhu
penyimpanan yang relatif rendah disimpan di lemari pendingin. Selain itu, untuk
perbekalan farmasi yang mudah terbakar disimpan di gudang tahan api.
Untuk obat narkotik dan psikotropik tidak disimpan di gudang material
terlebih dahulu, tetapi langsung disimpan di gudang farmasi. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti penyalahgunaan
narkotik dan psikotropik.
Lokasi Gudang Material RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad cukup mudah
dijangkau sehingga akses ke gudang farmasi cukup efisien. Dari segi desain,
gudang material sudah cukup memenuhi standar, seperti penyimpanan di rak-rak,
kemudahan pergerakan, sirkulasi udara, penyimpanan perbekalan farmasi dengan
kondisi khusus, dan tersedianya alat indikator kebakaran, dan terdapatnya
penggunaan palet untuk penyimpana perbekalan farmasi yang tidak disimpan di
rak.
Pencatatan stok perbekalan farmasi yang masuk dan keluar dicatat dalam
kartu stok meja dan kartu stok yang diletakkan di dekat perbekalan farmasi. Di
gudang material tidak terdapat kartu stok yang dekat dengan perbekalan farmasi,
hanya mempunyai kartu stok meja. Hal tersebut memperbesar kemungkinan
ketidakcocokan antara stok dalam kartu stok dan stok fisik yang selanjutnya akan
menimbulkan masalah pada stock opname. Selain itu, pencatatan stok di gudang
material masih dilakukan secara manual. Belum terlaksananya sistem
komputerisasi agak mempengaruhi keakuratan data.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


79 

Berdasarkan pemaparan di atas, Gudang Material RSPAD Gatot Soebroto


Ditkesad sudah memenuhi standar dalam hal penyusunan perbekalan farmasi,
penyimpanan perbekalan farmasi dengan kondisi khusus, lokasi gudang material
yang cukup mudah diakses, dan desain gudang yang sudah cukup sesuai.
Pembahasan selanjutnya adalah penyimpanan di gudang farmasi di
Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Perbekalan farmasi di gudang
farmasi dikirim dari gudang material. Penyimpanan di gudang farmasi tidak jauh
berbeda dengan penyimpanan di gudang material. Penyimpanan di gudang
farmasi juga dipisahkan atas A1 kering, A1 basah, dan A2 pembalut. Penyusunan
dilakukan dengan sistem FIFO dan FEFO. Penyimpanan di gudang farmasi secara
farmakologi dan alfabet karena tenaga yang di gudang farmasi merupakan tenaga
farmasi yang memahami pengelompokkan secara farmakologi.
Penyimpanan di gudang farmasi juga menggunakan rak, dilengkapi
dengan lemari pendingin untuk perbekalan farmasi yang membutuhkan suhu
penyimpanan yang relatih rendah, seperti vaksin dan supositoria. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, penyimpanan narkotik dan psikotropik langsung
disimpan di gudang farmasi yang disimpan di lemari yang terkunci dan terpisah
dengan obat-obat lain.
Gudang perbekalan farmasi di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad telah
memenuhi standar. Ditinjau dari lokasinya, gudang perbekalan farmasi utama di
rumah sakit ini, yaitu gudang material terletak pada posisi yang strategis sehingga
memudahkan perpindahan barang baik dari supplier ke gudang material maupun
dari gudang material ke setiap unit pengguna. Selain itu, gudang ini dilengkapi
dengan safety regulatory yang baik, ukuran gudang yang dapat memenuhi
kapasitas kebutuhan, dan desain gudang yang cukup memudahkan mobilitas
petugas. Dari segi penyusunan, perbekalan farmasi sudah dikelompokkan dan
ditata dengan baik dan rapi. Obat-obat yang memerlukan penyimpanan khusus
seperti narkotik dan psikoptropik disimpan di dalam lemari khusus yang dibuat
terpisah sesuai standar manajemen farmasi. Begitu pula dengan penyimpanan
obat-obat termolabil, obat-obat tersebut disimpan di dalam lemari pendingin. Dari
segi fasilitas, sarana dan prasarana yang tersedia sudah cukup memadai kebutuhan
gudang.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


80 

Dilihat dari segi ketenagakerjaan, perbandingan beban kerja dengan


jumlah tenaga kerja farmasi kurang sebanding sehingga dibutuhkan penambahan
tenaga kerja yang berlatar belakang pendidikan farmasi. Prosedur administrasi
penyimpanan perbekalan farmasi juga masih dilakukan secara manual sehingga
memperlambat kinerja petugas dan memungkinkan terjadinya ketidakakuratan
data.

5.1.5 Pendistribusian Perbekalan Farmasi


Tahap berikutnya setelah penyimpanan adalah pendistribusian. Kegiatan
pendistribusian dilaksanakan menggunakan tiga sistem, yaitu sistem resep
individual, unit dose, dan floor stock. Sistem distribusi resep individual diterapkan
di rawat jalan dan sebagian rawat mondok. Sistem distribusi obat secara unit dose
diterapkan untuk bagian kebidanan, melayani ruang perawatan umum lantai 1, 2
dan 6, serta lantai 6 perawatan bedah (Depo Farmasi Kedokteran Militer/Dokmil).
Sistem floor stock atau persediaan obat di ruangan/lantai adalah persediaan obat
yang selalu ada dalam jumlah minimal di lantai atau ruang perawatan, diterapkan
di Kedokteran Militer, Instalasi Kamar Operasi dan setiap lantai di Unit
Perawatan Umum (PU) yang ditangani oleh perawat ruangan. Untuk
pendistribusian obat di luar jam kerja dan hari libur, Instalasi Farmasi RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad menyelenggarakan Unit Pelayanan Jaga Cito.
Pada instalasi farmasi rawat jalan, resep yang dilayani setiap harinya
mencapai 300-500 resep atau bahkan lebih. Hal ini menunjukkan kegiatan
pendistribusian obat kepada pasien di instalasi farmasi rawat jalan cukup padat.
Dari seluruh resep yang masuk, banyak di antaranya merupakan resep racikan.
Hal tersebut semakin menyebabkan padatnya kegiatan pelayanan.
Instalasi farmasi rawat jalan melayani pasien berhak dengan jam buka
apotek dimulai pukul 07.30 dan ditutup pada 14.30, kecuali untuk hari Jumat
sampai pukul 15.30. Dari segi penerapan, prosedur penanganan resep berjalan
dengan cukup baik, mulai dari resep diterima sampai penyerahan obat ke pasien.
Setiap alur dilakukan oleh petugas yang berbeda sehingga memperkecil kesalahan
pemberian obat. Namun, ada yang sedikit membedakan penanganan resep di sini
dengan teori, yaitu penulisan etiket dilakukan setelah resep diterima dan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


81 

pencatatan stok. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pelayanan dan kurangnya
personil yang ada.
Setelah resep diterima, petugas memberikan kode pada resep dan kartu
pengambilan obat ke pasien. Pemberian kode resep dibedakan dengan penggunaan
spidol biru untuk kesatuan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad, sedangkan spidol
merah untuk nonkesatuan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Pada resep pasien
yang berasal dari kesatuan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad disertakan pula kartu
barcode. Kartu ini memiliki nomor atau angka yang sfesifik untuk tiap anggota.
Nomor tersebut dimasukkan ke dalam program komputer yang secara langsung
akan menyimpan data pasien dan riwayat pengobatannya. Sehingga penggunaan
sistem barcode ini cukup penting untuk memonitor distribusi obat dan
meminimalisir penyalahgunaan obat. Ruangan yang tersedia di Apotik Rawat
Jalan cukup efektif dengan tersedianya rak/lemari untuk obat keras dan tablet,
serta tempat peracikan dan tempat cairan terpisah, serta cukup luas sehingga
membantu pergerakan petugas.
Penyerahan obat kepada pasien dilakukan di dua loket berbeda, loket
pertama untuk anggota TNI beserta keluarga dan loket lainnya untuk karyawan
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Sering terjadinya pasien tidak mengambil obat
dihari yang sama (esok hari atau terkadang dua hari setelahnya), menyebabkan
cukup banyak item obat yang tersisa. Hal ini mungkin dikarenakan lamanya resep
ditangani dan jam dinas instalasi farmasi ini yang hanya sampai jam 14.30 sesuai
dengan jam dinas rumah sakit. Untuk obat yang tidak diambil setelah satu
minggu, tidak dapat diambil oleh pasien yang bersangkutan. Obat tersebut bila
masih dalam keadaan baik, akan digunakan kembali, namun untuk obat
campuran/racikan tidak dapat digunakan lagi. Tidak sedikit pula pasien
kehilangan nomor untuk mengambil obat, sehingga menyulitkan petugas untuk
mencari obatnya. Selain itu, terkadang terjadi pelayanan resep yang tidak sesuai
nomor urut sehingga pasien dengan nomor resep lebih kecil terkadang memprotes
atas hal tersebut.
Saat ini pendataan resep dan obat masih dilakukan secara manual sehingga
kemungkinan terjadinya data yang tidak akurat semakin besar. Di samping itu,

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


82 

pelayanan resep juga memakan waktu lebih lama jika pendataan resep dan obat
masih dilakukan secara manual.
Ketentuan pemberian obat yang berlaku di instalasi farmasi rawat jalan
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad diantaranya adalah untuk antibiotik diberikan
seluruhnya (sesuai yang tercantum dalam resep) atau diberikan minimal untuk 5
hari pemakaian. Untuk pasien akut diberikan obat untuk pemakaian maksimal 5
hari sedangkan untuk pasien kronik diberikan maksimal untuk pemakaian 10 hari.
Apabila obat-obat tidak tersedia di intalasi farmasi rawat jalan maka akan
dibuat salinan resep agar obat tersebut dapat ditebus di apotek luar atau diajukan
ke bagian restitusi. Instalasi farmasi rawat jalan memiliki gudang transit sebagai
tempat penyimpanan obat. Setiap obat yang ada di gudang tersebut memiliki kartu
stok untuk memudahkan pengendalian dan pengawasan obat di apotek rawat jalan.
Instalasi Farmasi Rawat Mondok RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad terdiri
dari Apotek Rawat Mondok, Depo Farmasi Kedokteran Militer, dan Depo
Farmasi Perawatan Umum. Ketiganya melayani pasien berhak dan keluarganya
yang dirawat. Pelayanan resep dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 14.00,
sedangkan untuk penyerahan obat sampai pukul 14.30 WIB. Resep diterima
menggunakan faksimili yang dikirim dari masing-masing lantai perawatan atau
dikirim langsung ke masing-masing depo oleh petugas.
Instalasi Farmasi Rawat Mondok ini menggunakan kombinasi sistem
sentralisasi pada Apotek Rawat Mondok dan sistem desentralisasi pada Depo
Farmasi Kedokteran Militer, Depo Farmasi perawatan Umum, dan Depo farmasi
Instalasi Kamar Operasi.
Resep yang masuk ke Apotek Rawat Mondok diberi nomor dan kode
masing-masing lantai dan unit perawatan. Kode yang diberikan yaitu spidol merah
untuk resep perawatan jantung dan paru; spidol biru untuk resep perawatan
obstetrik dan ginekologi; spidol hitam untuk resep perawatan Ilmu Kesehatan
Anak (IKA), jiwa dan bayi; spidol hijau untuk resep Intensive Care Unit (ICU).
Sistem distribusi obat di pelayanan rawat mondok terbagi menjadi resep
individual dan unit dose. Hanya resep dari lantai 1 dan 2 Kebidanan yang
menggunakan sistem unit dose. Sistem resep unit dose belum dapat diterapkan di

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


83 

seluruh ruang perawatan dikarenakan keterbatasan SDM di apotek dan dana yang
tersedia.
Ketentuan pemberian obat yang diberikan maksimal 2 hari untuk injeksi
dan 5 hari untuk obat per oral. Apabila dalam resep tertera jumlah obat yang
melebihi ketentuan, pemberian obat akan disesuaikan dengan jumlah maksimal
yang diperbolehkan. Jika pasien yang bersangkutan akan pulang, maka
permintaan obat akan diberikan semua. Obat yang telah disiapkan, diambil oleh
petugas dari masing-masing lantai perawatan
Obat-obat dan perbekalan kesehatan dicatat pada kartu stok secara
terpisah, yaitu kartu stok untuk sediaan basah, kering, dan perbekalan kesehatan
lainnya. Untuk obat-obat yang tidak tersedia, diberikan salinan resep rangkap 4
(arsip direstitusi, data Kimia Farma, penagihan, dan untuk beberapa arsip
lainnya), diproses melalui pelayanan restitusi. Depo Farmasi Dokmil yang terletak
di lantai 6 Unit Bedah menyediakan obat yang dibutuhkan oleh pasien yang
dirawat di bagian Dokmil. Depo Farmasi Dokmil ini melayani pasien TNI dan
keluarganya di lantai 3, 4, 5 dan 6. Sedangkan lantai 6 Dokmil khusus untuk
pasien TNI yang terluka di medan pertempuran atau daerah operasi militer.
Namun, karena saat ini sudah jarang sekali terjadi perang, lantai 6 Dokmil
digunakan untuk pasien yang mengalami kasus bedah.
Resep yang diterima di unit ini merupakan resep asli yang langsung
diantar oleh perawat dari masing-masing lantai. Lalu resep diberi kode dan nomor.
Kemudian obat disiapkan oleh petugas depo. Setelah obat disiapkan, obat diambil
oleh petugas dari masing-masing lantai. Sistem distribusi yang digunakan adalah
sistem distribusi individual dan unit dose. Sistem unit dose hanya diterapkan
untuk pasien lantai 6.
Ketentuan pemberian obat sama dengan di Apotek Rawat Mondok, yaitu 2
hari untuk sediaan injeksi dan 5 hari untuk sediaan oral. Apabila dalam resep
tertera jumlah obat yang melebihi ketentuan, pemberian obat akan disesuaikan
dengan jumlah maksimal yang diperbolehkan. Jika pasien yang bersangkutan akan
pulang, maka permintaan obat akan diberikan semua.
Obat-obat dan perbekalan kesehatan dicatat pada kartu stok secara
terpisah, yaitu kartu stok untuk sediaan basah, kering, dan perbekalan kesehatan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


84 

lainnya. Untuk obat-obat yang tidak tersedia, diberikan salinan resep rangkap 4
(arsip direstitusi, data Kimia Farma, penagihan, dan untuk beberapa arsip
lainnya), diproses melalui pelayanan restitusi. Pelayanan obat yang direstitusi
terkadang membutuhkan waktu yang lama sehingga terkadang suka dititipkan di
Unit Pelayanan Jaga Cito, hal itu disebabkan obat tersedia pada waktu di luar jam
kerja.
Depo Farmasi Perawatan Umum (PU) melayani resep dari lantai 1-6 PU,
kecuali lantai 4 yang merupakan pasien swasta. Depo Farmasi PU melayani resep
pasien yang menderita penyakit dalam.Sistem distribusi yang diterapkan adalah
sistem distribusi individual dan unit dose. Sistem individual diterapkan untuk
pasien lantai 3 dan 5, sedangkan sistem unit dose diterapkan untuk pasien lantai 1,
2, dan 6.
Resep dari lantai perawatan dikirim melalui faksimili atau diantar
langsung oleh petugas dari masing-masing lantai. Lalu resep diberi kode dan
nomor. Kemudian obat disiapkan oleh petugas depo. Setelah obat disiapkan, obat
diambil oleh petugas dari masing-masing lantai. Ketentuan pemberian obat sama
dengan di Apotek Rawat Mondok dan Depo Farmasi Dokmil
Untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi pasien/masyarakat umum,
Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad menyelenggarakan Yanmasum
Farmasi yang terbagi menjadi PKM I, PKM II dan PKM III yang tersebar di
lokasi-lokasi strategis rumah sakit.

5.2 Farmasi Klinik


Pelayanan farmasi klinik di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dilaksanakan
di instalasi farmasi rawat jalan dan rawat inap. Penerapan farmasi klinik
dilaksanakan dengan baik di Instalasi Farmasi Rawat Jalan. Pelayanan farmasi
klinik yang diterapkan berupa pemberian informasi obat dan kegiatan konseling.
Informasi obat yang diberikan meliputi cara penggunaan obat, waktu penggunaan
obat, indikasi obat, dan sebagainya. Akan tetapi, informasi tersebut tidak
diberikan kepada semua pasien yang mengambil obat karena keterbatasan tenaga
kerja. Informasi tersebut biasanya diberikan hanya untuk pasien yang perlu
mendapatkan informasi lebih lanjut tentang obat yang digunakan, sedangkan

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


85 

kegiatan konseling diutamakan untuk penderita HIV, diabetes dan jantung.


Kegiatan konseling ini juga lebih ditujukan kepada pasien yang baru mengidap
suatu penyakit yang belum tahu dalam hal penggunaan obatnya, pasien yang
mendapatkan obat yang memiliki efek beresiko dan pasien yang mengkonsumsi
obat secara rutin dalam penggunaannya guna memperpanjang masa hidupnya.
Di Instalasi Farmasi Rawat Inap, kegiatan konseling hanya dilakukan jika
pasien membutuhkan atau jika pasien masih mengonsumsi obat ketika pulang.
Pemantauan efek terapi dan efek samping obat sangat penting dilakukan oleh
apoteker yang berwenang.
Secara keseluruhan, pelayanan farmasi klinik oleh Instalasi Farmasi
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad sudah dilaksanakan, tetapi belum sepenuhnya
optimal karena keterbatasan tenaga apoteker yang harus melayani pasien yang
banyak.

5.3 Evaluasi
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad merupakan rumah sakit yang memiliki
jumlah pasien yang sangat banyak dengan berbagai macam kasus penyakit. Untuk
pengadaan obat dan perbekalan kesehatan berkaitan erat dengan hal tersebut.
Evaluasi perlu dilakukan terutama terkait dengan sistem manajemen farmasi untuk
menilai serta membandingkan hasil pelayanan dengan standar pelayanan yang
telah ditetapkan rumah sakit.
KFT (Komite Farmasi dan Terapi) adalah sekelompok penasehat dari staf
medik yang bertindak sebagai garis komunikasi staf medik dan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit. Dalam mengevaluasi penggunaan obat, Komite Farmasi dan Terapi
(KFT) memiliki peranan penting. Selain itu, KFT juga mengembangkan kebijakan
untuk pengelolaan pemberian obat dan mengelola sistem formularium. Komite ini
merupakan suatu kelompok pemberi rekomendasi kebijakan yang berkaitan
dengan terapi obat bagi staf medik dan kepala rumah sakit. KFT telah menyusun
Formularium Rumah Sakit sejak tahun 1982 yang dibuat dengan nama Daftar
Obat Esensial (DOE) RSPAD Edisi I. Saat ini, Daftar Obat Esensial RSPAD
sudah diterbitkan sampai edisi VIII.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


86 

Evaluasi perbekalan farmasi di RSPAD Gatot Soebroto dilakukan oleh


KFT dalam bentuk audit satu tahun penyelenggaraan kefarmasian atau disebut
dengan stock opname. Stock opname dilakukan untuk mengevaluasi
pengadministrasian perbekalan farmasi. Dari kegiatan tersebut dilakukan evaluasi
meliputi proses perencanaan perbekalan farmasi, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian dan penghapusan perbekalan farmasi.
Evaluasi tersebut telah berjalan, tetapi masih terdapat kemungkinan
adanya kendala-kendala yang timbul, seperti ketidakcocokan data. Hal ini
dikarenakan sistem olah data masih dilakukan secara manual. Data yang tidak
valid mungkin terjadi akibat dari human error sehingga mempengaruhi stock
opname satu tahun.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1) Kegiatan kefarmasian yang diterapkan di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
sebagian besar sudah sesuai dengan teori yang didapat selama kuliah.
2) Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dikepalai oleh perwira
berpangkat kolonel dengan kualifikasi apoteker yang bertanggungjawab
langsung kepada Kepala Rumah Sakit.
3) Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad telan menjalankan
manajemen farmasinya dengan cukup baik.
4) Kegiatan kefarmasian yang diselenggarakan, yaitu pelayanan farmasi
rawat jalan, pelayanan farmasi rawat inap, unit produksi, unit perbekalan,
pelayanan 24 jam, pelayanan farmasi klinik, pelayanan gas medik,
pelayanan haralkes, unit pendidikan, pelatihan dan pengembangan, KFT,
dan pelayanan khusus masyarakat umum (swasta).
5) Seluruh kegiatan kefarmasian sudah berjalan cukup baik, tapi ada
beberapa yang belum optimal, diantaranya pada pelayanan farmasi klinik
dan unit produksi pada sediaan steril.
6) RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad selaku rumah sakit pendidikan, telah
membina serta mendidik para calon ahli madya farmasi rumah sakit
dengan baik membuat wawasan dan keterampilannya semakin bertambah
dengan mempelajari berbagai problematika yang dihadapi di lapangan
sehingga siap terjun ke masyarakat sebagai tenaga kesehatan yang terlatih
dan profesional.

6.2 Saran
1) Sistem komputerisasi perlu diterapkan secara bertahap dan menyeluruh
agar database seluruh aspek pelayanan dapat menghasilkan pendataan
yang akurat dan perlu dilakukan penambahan personil, terutama di
Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad agar kegiatan
kefarmasian berjalan optimal dan cepat dalam pelayanan.

87
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


88

2) Penambahan jumlah tenaga kesehatan terutama apoteker guna


meningkatkan pelayanan farmasi klinik.
3) Penyediaan fasilitas IV admixture sebagai sarana penyiapan obat
parenteral dan sitostatika yang aman dan bermutu.

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


DAFTAR PUSTAKA

Departermen Kesehatan Republik Indonesia. (1978). Keputusan Menteri


Kesehatan No.134 tahun 1978. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departermen Kesehatan Republik Indonesia. (1987). Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 806b/Menkes/SK/XII/1987. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.

Departermen Kesehatan Republik Indonesia. (1988). Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/Per/II/1988. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.

Departermen Kesehatan Republik Indonesia. (1989). Keputusan Menteri


Kesehatan RI No.085/Menkes/Per/1989 Jakarta : Departemen Kesehatan
RI.

Departermen Kesehatan Republik Indonesia. (1992). Keputusan Menteri


Kesehatan RI No.983/ Menkes/ SK/ XI/ 1992. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.

Departermen Kesehatan Republik Indonesia. (1998). Keputusan Menteri


Kesehatan No. 164/ B/ MenKes/ Per/ II/ 1998. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.

Departermen Kesehatan Republik Indonesia. (1999). Keputusan Menteri


Kesehatan RI No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departermen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri


Kesehatan No.1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang RI Nomor


44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Organisasi dan Tugas Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto
Ditkesad. (2006). Keputusan Kasad Nomor Kep/ 50/ XII/ 2006. Jakarta:
Tentara Nasional Indonesia Markas Besar Angkatan Darat.

Organisasi dan Tugas Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto
Ditkesad. (2006). Keputusan Kasad Nomor Kep/ 50.a/ XII/ 2006. Jakarta:
Tentara Nasional Indonesia Markas Besar Angkatan Darat.

89

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


90
 

Siregar, Charles. (2006). Farmasi Klinik : Teori dan penerapan. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Siregar, Charles., & Amalia, Lia. (2004). Farmasi Rumah Sakit : Teori &
Penerapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
 

Universitas Indonesia

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


LAMPIRAN

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 1
Struktur Organisasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 2
Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 3
Etiket untuk Apotek di Instalasi Farmasi
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 4
Alur Pelayanan Resep di Apotek Rawat Mondok
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 5
Alur Pelayanan Resep di Depo Dokmil
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 6
Kartu Stok Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 7
Alur Pelayanan Resep di Apotek Rawat Jalan
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 8
Kartu Konseling Apotek Rawat Jalan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 9
Alur Pelayanan Restitusi di Unit Penyediaan Cito
(Pelayanan Restitusi) RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

10 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 10
Alur Pelayanan Resep di Unit Pelayanan Jaga Cito
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

11 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 11
Alur Permintaan Obat dari Poliklinik ke Instalasi Farmasi
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

12 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 12
Lembar Daftar Permintaan Obat ke Gudang Farmasi

13 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 13
Lembar Daftar Permintaan Obat ke Unit Gudang Material

14 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 14
Struktur Organisasi Unit Gudang Material
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

   

15 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 15
Surat Perintah Penerimaan Material (PPnM)

16 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 16

Berita Acara Penerimaan Barang


Unit Gudang Material RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

17 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 17
Lampiran Berita Acara Penerimaan Barang
Unit Gudang Material RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

18 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 18
Kartu Penerimaan Harian
Unit Gudang Material RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

19 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 19
Kartu Persediaan
Unit Gudang Material RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

20 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 20
Kartu Pertanggungan Jawab
Unit Gudang Material RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

   

21 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 21
Surat Perintah Pengeluaran Material (PPM)

22 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 22

Struktur Organisasi Rendal Ada Bekkes

23 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 23
Struktur Organisasi Daldisi dan Invent Matkes

24 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 24
Blanko KS X (Daftar Peminjaman Alkes)

   

25 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 25
Formulir M3 (Penambahan Item Alkes)

26 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 26
Formulir M3A (Penambahan Item Alkes)

27 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 27
Formulir P3A (Pengurangan Item Alkes)

   

28 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 28
Struktur Organisasi Unit Kesehatan Lingkungan
dan Infeksi Nosokomial

   

29 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 29
Struktur Organisasi
Bagian Administrasi Pasien dan Informasi Medis

30 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 30
Alur Pasien Rawat Inap

31 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 31
Alur Pasien Rawat Jalan

32 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 32
Alur Rekam Medis Pasien Rawat Inap

33 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 33
Alur Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

   

34 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


Lampiran 34

Daftar Singkatan

35 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


TUGAS KHUSUS

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS RESEP DI PELAYANAN FARMASI DI LUAR JAM DINAS


DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT
GATOT SOEBROTO DITKESAD PADA BULAN APRIL 2010

TUGAS KHUSUS

DEDE SUNARDI
0706230411

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM DIPLOMA III FARMASI KEKHUSUSAN RUMAH SAKIT
DEPOK
JULI 2010

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS RESEP DI PELAYANAN FARMASI DI LUAR JAM


DINAS RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT
SOEBROTO DITKESAD PADA BULAN APRIL 2010

TUGAS KHUSUS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Farmasi

DEDE SUNARDI
0706230411

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA ALAM


PROGRAM DIPLOMA III FARMASI KEKHUSUSAN RUMAH SAKIT
DEPOK
JULI 2010

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN SAMPUL....................................................................................... . ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3


2.1 Resep ........................................................................................... 3
2.2 Apotek ....................................................................................... 3
2.3 Keadaan Darurat ......................................................................... 4
2.4 Obat ....................................................................................... 4

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 7


3.1 Tempat Pelaksanaan .................................................................... 7
3.2 Waktu Pelaksanaan ..................................................................... 7
3.3 Metode ........................................................................................ 7
3.4 Cara Kerja ................................................................................... 7
3.5 Penyajian Data ............................................................................ 8

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 9


4.1 Analisis Resep yang Mengandung Obat KDM di
Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad ....................................................................... 9
4.2 Analisis Sumber Resep yang Masuk di Pelayanan Farmasi di
Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad ..................... 17

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 21


5.1 Kesimpulan ................................................................................. 21
5.2 Saran............................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

iii
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


DAFTAR GAMBAR

4.1 Grafik Perbandingan Resep Bertuliskan Cito dan Resep Tidak


Bertuliskan Cito..................................................................................... 10
4.2 Grafik Perbandingan Resep yang Mengandung Obat KDM dan yang
Tidak Mengandung Obat KDM Pada Resep Bertuliskan Cito.............. 11
4.3 Grafik Lima Besar Obat KDM pada Resep yang Bertuliskan
Cito......................................................................................................... 12
4.4 Grafik Sepuluh Obat yang Paling Banyak Diresepkan pada Resep
Bertuliskan Cito..................................................................................... 13
4.5 Grafik Perbandingan Resep yang Mengandung Obat KDM dan yang
Tidak Mengandung Obat KDM pada Resep Tidak Bertuliskan Cito.... 14
4.6 Grafik Lima Besar Obat KDM pada Resep yang Tidak Bertuliskan
Cito......................................................................................................... 15
4.7 Grafik Sepuluh Obat yang Paling Banyak Diresepkan pada Resep
Tidak Bertuliskan Cito........................................................................... 16
4.8 Grafik Sepuluh Besar Unit yang Paling Banyak Memasukkan Resep
Bertuliskan Cito..................................................................................... 18
4.9 Grafik Sepuluh Besar Unit yang Paling Banyak Memasukkan Resep
Tidak Bertuliskan Cito........................................................................... 19

iv
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


DAFTAR TABEL

2.1 Daftar Obat Kegawatdaruratan Medis (KDM)...................................... 6


4.1 Perbandingan Resep Bertuliskan Cito dan Resep Tidak Bertuliskan
Cito......................................................................................................... 9
4.2 Perbandingan Resep yang Mengandung Obat KDM dan yang Tidak
Mengandung Obat KDM Pada Resep Bertuliskan Cito......................... 10
4.3 Lima Besar Obat KDM pada Resep yang Bertuliskan
Cito......................................................................................................... 11
4.4 Sepuluh Obat yang Paling Banyak Diresepkan pada Resep
Bertuliskan Cito..................................................................................... 12
4.5 Perbandingan Resep yang Mengandung Obat KDM dan yang Tidak
Mengandung Obat KDM pada Resep Tidak Bertuliskan Cito.............. 14
4.6 Lima Besar Obat KDM pada Resep yang Tidak Bertuliskan Cito........ 15
4.7 Sepuluh Obat yang Paling Banyak Diresepkan pada Resep Tidak
Bertuliskan Cito..................................................................................... 16
4.8 Sepuluh Besar Unit yang Paling Banyak Memasukkan Resep
Bertuliskan Cito..................................................................................... 18
4.9 Sepuluh Besar Unit yang Paling Banyak Memasukkan Resep Tidak
Bertuliskan Cito..................................................................................... 19

v
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


DAFTAR LAMPIRAN

1 Tabel Rekapitulasi Resep Bertuliskan Cito yang Masuk ke Pelayanan


Farmasi di Luar Jam Dinas pada Bulan April 2010….............................. 2
2 Tabel Rekapitulasi Resep Tidak Bertuliskan Cito yang Masuk ke
Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas pada Bulan April 2010................ 33

vi
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009, pekerjaan
kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Dalam hal ini, tenaga
kefarmasian sangat dibutuhkan .
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, yang dimaksud
dengan tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian
yang terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian ( tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana
farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten
apoteker).
Salah satu pekerjaan kefarmasian yang dilakukan oleh tenaga kefarmasian
adalah pelayanan obat atas resep dokter. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, Resep adalah permintaan tertulis
dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Secara
umum, isi resep meliputi : Nomor Resep, Tanggal Resep, Nama Dokter, Nama
Pasien, Ruang Perawat, dan Nama Obat. Pada kondisi tertentu, seringkali pada
resep tertera catatan/tulisan tambahan yang terletak di bagian atas resep, salah
satunya adalah tanda bertuliskan cito!.
Cito dalam bahasa kedokteran berarti segera. Penambahan kata cito pada
bagian atas resep dimaksudkan agar apoteker / asisten apoteker mendahulukan
proses skrining resep dan penyiapan resep obat tersebut. Hal ini dikarenakan
pasien membutuhkan penanganan pengobatan dengan segera (proses cepat) untuk
mengurangi kesakitan atau hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan
pasien. Jadi, penandaan cito pada resep adalah untuk pengobatan dalam keadaan
gawat darurat, bukan atas permintaan pasien yang menginginkan hasil segera. 


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.



 

Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad


adalah apotek yang melayani obat cito yang berasal dari poliklinik gawat darurat
dan ruang perawatan di luar jam dinas atau jam kerja dan pada hari libur
(Kebijakan dan Prosedur Pelayanan Farmasi No. 22/11/2004 Tentang Prosedur
Pelayanan Obat di Luar Jam Dinas di Apotek Jaga Cito). Berdasarkan definisi
tersebut, resep yang dilayani adalah resep yang bertuliskan cito dan biasanya
mengandung obat-obat yang bersifat emergency dan life saving (obat penyelamat
hidup). Obat-obat tersebut digunakan untuk keadaan Kegawatdaruratan Medis
(KDM) yang penanganannya harus segera disediakan.
Namun, dalam prakteknya di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,
Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas juga melayani resep yang tidak bertuliskan
cito dan tidak bersifat emergency. Kondisi ini memberikan peluang kepada pihak
lain untuk menyalahgunakan fungsi Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas. Resep
yang tidak bertuliskan cito dan tidak bersifat emergency sering dimasukkan ke
apotek untuk mendapatkan pelayanan resep yang lebih cepat. Hal ini tentu
merugikan pasien yang benar-benar membutuhkan pertolongan segera karena
pelayanannya terhambat oleh resep yang tidak bertuliskan cito dan tidak bersifat
emergency.
Dalam rangka peningkatan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit,
seluruh unit dari instalasi farmasi harus berjalan sesuai dengan fungsi dan
tugasnya, termasuk Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot
Soebroto. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis resep obat yang masuk ke
Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto.

1.2 Tujuan
1) Mengetahui resep yang masuk ke Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas
pada bulan April 2010 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad yang termasuk
golongan Obat Kegawatdaruratan Medis (KDM) atau tidak
2) Mengetahui unit yang paling banyak meresepkan ke Pelayanan Farmasi di
Luar Jam Dinas pada bulan April 2010 di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad.
 

Universitas Indonesia 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker
untuk menyerahkan obat kepada pasien (Anief, 2004). Resep adalah permintaan
tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku
(Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).
2.1.1 Penulisan Resep
Dalam resep harus memuat: Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter,
dokter gigi, dan dokter hewan; tanggal penulisan resep (inscription); tanda R/
pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat atau komposisi obat
(invacatio); aturan pemakaian obat yang tertulis (signature); tanda tangan atau
paraf dokter penulis resep sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku; tanda
seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal (Anief, 2004).
2.1.1.1 Resep Cito
Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menulis di
bagian kanan atas resep: Cito, Statim, Urgen, P.I.M.= periculum in
mora=berbahaya bila ditunda, resep ini harus dilayani dulu (Anief, 2004)

2.2 Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51
tahun 2009). Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan No.
1027/MENKES/SK/IX/2004).
2.2.1 Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas
Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas adalah apotek yang melayani obat
cito yang berasal dari poliklinik gawat darurat dan ruang perawatan di luar jam

3
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.



 

gawat darurat dan ruang perawatan di luar jam dinas atau jam kerja dan pada hari
libur (Kebijakan dan Prosedur Pelayanan Farmasi No. 22/11/2004 tentang
Prosedur Pelayanan Obat di Luar Jam Dinas di Apotek Jaga Cito).

2.1 Keadaan Darurat


Keadaan darurat adalah keadaan dimana penerima pelayanan kesehatan
sangat membutuhkan sediaan farmasi yang tidak dapat ditunda penggunaannya
dalam jangka waktu tertentu karena dapat membahayakan jiwa penerima
pelayanan kesehatan yang bersangkutan (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 72 Tahun 1998).
Kriteria atau tolak ukur yang dapat dipakai untuk menentukan bahwa
pasien berada dalam keadaan emergency, menurut literatur luar negeri terdapat 4
macam keadaan :
1. Pasien dalam keadaan shock,
2. Terdapat pendarahan (haemorrhage),
3. Patah tulang (fractures)
4. Kesakitan (pain). (Guwandi, 1996)

2.4 Obat
Obat adalah suatu zat yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rokhaniah pada manusia atau hewan, memperbagus badan dan bagian badan
manusia.
Berdasarkan jenisnya, obat dapat dikelompokkan menjadi obat tradisional,
obat jadi, obat paten, obat baru, obat essensial, obat generik berlogo, obat wajib
apotek dan obat cito. Obat tradisional adalah obat jadi atau obat berbungkus yang
berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral, dan atau sediaan galenik
atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang usaha pengobatannya berdasarkan
pengalaman.
Obat jadi yaitu obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria, atau bentuk lain yang mempunyai

Universitas Indonesia 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.



 

nama teknis sesuai dengan Formulariun Indonesia atau buku lain. Obat paten
adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama sipembuat atau
yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang
memproduksinya.
Obat baru ialah obat yang terdiri atau berisi suatu zat, baik sebagai bagian
yang berkhasiat maupun yang tak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut,
bahan pembantu, atau komponen lain yang belum dikenal hingga tidak diketahui
khasiat dan keamanannya. Obat essensial adalah obat obat yang paling dibutuhkan
untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak yang meliputi
diagnosa, profilaksis terapi dan rehabilitasi.
Obat generik berlogo adalah obat essensial yang tercantum dalam Daftar
Obat Essensial Nasional (DOEN) dan mutunya terjamin karena diproduksi sesuai
dengan persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (C.P.O.B) dan diuji ulang
oleh Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan. Obat Wajib
Apotek ialah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker di
apotek (Anief, 2000).

2.3.2 Obat Kegawatdaruratan Medis (KDM )


Obat Kegawatdaruratan Medis (KDM) adalah obat-obatan yang
diindikasikan untuk keadaan Kegawatdaruratan Medis (KDM) (Priyanto, 2009, p.
141).

Universitas Indonesia 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.



 

Tabel 2.1 Daftar Obat Kegawatdaruratan Medis (KDM) (Priyanto, 2009,


p. 141)
No  Klasifikasi  Golongan Obat  Nama Obat 
Metaproterenol 
β2‐adrenergik atau β2‐agonis  Salbutamol 
Terbutalin/Bricasma 
Kafein 
Obat cito pada   Teophyllin 
Derivat Xantin 
1  saluran pernapasan  Aminophillin 
 (asma)  Theobromin 
Atropin Sulfat 
Ekstrak Belladon 
Antikolinergik 
Skopolamin 
Ipatropium Bromida 
Glikosida Jantung  Digoksin 
β1‐adrenergik  Dobutamin 
   Dopamin 
Obat cito pada  
2  α, β1, β2 ‐adrenergik  Epinefrin 
kardiovaskuler 
Diuretik  Furosemid 
   Nitrogliserin 
   Sodium Bicarbonat (Bic Nat) 
   Larutan Dekstrosa 40‐50% 
Obat cito pada  
3     Glukagon 
diabetes melitus 
   Insulin Reguler 
   Diazepam 
   Flumazenil 
   Lidokain/Xylocain 
4  Obat cito pada neurologi     lorazepam 
   Mannitol 
   Nalokson 
   Fenitoin 

Universitas Indonesia 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Pelaksanaan


Pengambilan data dilakukan terhadap resep yang terdapat di Pelayanan
Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad di Jalan Dr. Abdul
Rahman Saleh No. 24, Jakarta Pusat, 10410

3.2 Waktu Pelaksanaan


Pengumpulan data berupa resep-resep yang masuk ke Pelayanan Farmasi
di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad periode Januari-Mei 2010
dilaksanakan selama tiga minggu, yaitu pada tanggal 21 Mei–11 Juni 2010.

3.3 Metode
Observasi ini dilakukan dengan menggunakan metode retrospektif, yaitu
evaluasi resep yang dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan. Pengambilan data
dilakukan terhadap resep-resep obat bukan alat kesehatan (alkes) yang masuk ke
Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad periode
Januari-Mei 2010.

3.4 Cara Kerja


1) Resep yang masuk di Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad periode Januari-Mei 2010 dipisahkan antara resep yang
bertuliskan cito dan yang tidak bertuliskan cito;
2) Resep direkapitulasi berdasarkan nama obat
3) Mengkategorikan obat sesuai daftar obat KDM
4) Menghitung jumlah resep yang mengandung obat KDM pada resep yang
bertuliskan cito dan tidak bertuliskan cito
5) Mengambil lima obat KDM yang paling banyak diresepkan pada resep
bertuliskan cito dan tidak bertuliskan cito
6) Mengambil sepuluh obat yang paling banyak diresepkan dari resep yang
bertuliskan cito dan tidak bertuliskan cito serta mengkategorikannya
berdasarkan daftar obat KDM

7
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.



 

1) Menghitung jumlah lembar resep yang bertuliskan cito dan tidak


bertuliskan cito dari setiap unit.

3.1 Penyajian Data


Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.

Universitas Indonesia 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Resep yang Mengandung Obat KDM di Pelayanan Farmasi di


Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad pada bulan April 2010
Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
adalah apotek yang melayani obat cito yang berasal dari poliklinik gawat darurat
dan ruang perawatan di luar jam dinas atau jam kerja dan pada hari libur
(Kebijakan dan Prosedur Pelayanan Farmasi No. 22/11/2004 tentang Prosedur
Pelayanan Obat di Luar Jam Dinas di Apotek Jaga Cito).
Resep-resep yang masuk ke Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad terdiri dari resep yang bertuliskan cito dan yang tidak
bertuliskan cito.
Data rekapitulasi resep yang bertuliskan cito dan yang tidak bertuliskan
cito dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2. Dari data tersebut dapat
diketahui jumlah lembar resep yang masuk ke Pelayanan Farmasi di Luar Jam
Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
Berdasarkan analisis resep yang masuk ke Pelayanan Farmasi di Luar Jam
Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad pada bulan April 2010, diperoleh
perbandingan resep yang bertuliskan cito dan yang tidak bertuliskan cito. Data
lengkap perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1.

Tabel 4.1 Rekapitulasi resep yang bertuliskan cito dan yang tidak bertuliskan cito
Lembar Resep 
RESEP 
Jumlah  % 
Bertuliskan Cito !  480  32,06% 
Tidak bertuliskan Cito !  1017  67,94% 
Total  1497  100% 


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


10 
 

Bertuliskan cito Tidak bertuliskan cito

67,9
94% 3
32,06%

Gambar 4.1
4 Perbanddingan Reseep Bertulisk
kan Cito daan Resep Tidak Bertulliskan
Cito

Beerdasarkan data
d di atass, terlihat bahwa
b resepp yang masuuk ke Pelay
yanan
Farmasi di
d Luar Jam
m Dinas RS
SPAD Gato
ot Soebrotoo Ditkesad didominasii oleh
resep yanng tidak berrtuliskan ciito yaitu seebanyak 1017 lembar resep (67,9
94%).
Nilai terseebut cukup besar bila dibandingk
kan dengan resep bertuuliskan cito yang
hanya berj
rjumlah 4800 lembar resep (32,06%
%). Data di
d atas menuunjukkan bahwa
b
Pelayanann Farmasi dii Luar Jam Dinas
D RSPA
AD tidak seecara khusuus melayani resep
obat yang bertuliskann cito.
4.1.1 Reseep Bertuliskan Cito
Dilihat dari data
d rekapituulasi resep yang bertulliskan cito pada lampiiran 1
dapat dikeetahui daftarr obat yang digolongkaan berdasarkkan nama oobat yang diisertai
kategori obat
o berdasaarkan daftar obat KDM
M.
Beerdasarkan analisis ressep yang bertuliskan
b cito, diperroleh perseentase
resep yanng menganddung obat KDM sepeerti yang teertera padaa Tabel 4.2
2 dan
Gambar 4.2.
Tab
bel 4.2 Jumllah resep beertuliskan ciito yang meengandung oobat KDM
Lem
mbar Resep 
RESSEP 
Jumlah  Perseentase (%) 
Mengandungg Obat KDM
M 39  8,13 
Tidaak Mengandung Obat KD
DM  441  9
91,87 
TOTTAL  480  100 

Unive onesia 
ersitas Indo
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


11 
 

Mengandungg Obat KDM Tidak Menggandung Obat K
KDM

8
8,13%

91,8
87%

Gaambar 4.2 Perbanding


P an Resep yaang Menganndung Obatt KDM dan yang
Tidak Meengandung Obat KDM
M Pada Reesep Bertulliskan
Cito
Beerdasarkan data di ataas, pada reesep yang bertuliskan
b cito, hany
ya 39
lembar ressep yang mengandung
m M (8,13 %). Jika meruujuk pada Daftar
g obat KDM D
Obat KDM
M, penulisann tanda citoo pada resep
p belumlah tepat karenna sebagian besar
resep yangg bertuliskaan cito tidakk mengandu
ung obat KD
DM. Dalam
m hal ini maaksud
penulisan tanda cito pada
p resep di Pelayanaan Farmasi di Luar Jam
m Dinas RS
SPAD
Gatot Soeebroto Ditkkesad munggkin lebih ditujukan pada
p penyiiapan obat yang
segera sajaa.
Dilihat dari data obat KDM pad
da resep yaang bertuliskan cito dapat
diketahui lima obat KDM yangg paling baanyak diresepkan. Datta tersebut dapat
dilihat padda Tabel 4.33 dan Gambbar 4.3.
T
Tabel 4.3 Lim
ma besar obbat KDM paada resep yaang bertulisskan cito
Lembar ressep 
NO  Nam
ma Obat 
JML  % 
1  Lidoccaine inj  5  12,82% 
2  Dopaamin inj  4  10
0,26% 
3  Dobutamin inj  4  10
0,26% 
4  Dextrosa 40%‐50 % 4  10
0,26% 
5  Diaze
epam Inj  4  10
0,26% 

Unive onesia 
ersitas Indo
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


12 
 

6
5
4
3
2
1
0
Lidocaine inj
L Dopamin iinj Dobutam
min inj Dextrosa 40%‐ D
Diazepam inj
50%

Diiagram 4.3 Lima Besarr Obat KDM


M pada Reseep yang Berrtuliskan Ciito

Beerdasarkan data
d di atas,, bahwa obaat KDM yaang sering ddigunakan adalah
a
mbar resep yang
Lidocaine inj sebanyak 5 lembaar resep (12,,82 %) dari 39 total lem
bertuliskann cito yang mengandunng obat KD
DM.

Dilihat dari data


d rekapituulasi resep yang bertulliskan cito pada lampiiran 1
dapat dikeetahui daftarr obat yang digolongkaan berdasarkkan nama oobat yang diisertai
jumlah lem
mbar resep.
Beerdasarkan hal
h itu, dapaat diperoleh
h sepuluh jennis obat yanng paling baanyak
diresepkann ke Pelayaanan Farmassi di Luar Jam Dinas pada
p April 2010. Data
bulan A
tersebut daapat dilihat pada Tabell 4.4 dan Gaambar 4.4.
Taabel 4.4 Seepuluh Obaat yang Paaling Banyaak Diresepkkan pada Resep
R
Beertuliskan cito
c
Leembar Resep

No  Namaa Obat  K
KDM/NON KD
DM 
Jumlaah  %

1  Paarasetamol taab 76 15,83%  NON KDM

2  Ass. Mefenamaat tab 45 9,3
38%  NON KDM

3  Raanitidin inj 38 7,9
92%  NON KDM

4  NBB 5000 inj 33 6,8
88%  NON KDM

5  Ceefotaxime injj 31 6,4
46%  NON KDM

6  Cyyprofloxacin ttab  31 6,4
46%  NON KDM

7  Keetoprofen supp  27 5,6
63%  NON KDM

8  Ommeprazole kaaps  26 5,4
42%  NON KDM

9  Ceeftriaxone injj  26 5,4
42%  NON KDM

10  Ceefadroxil kap  25 5,2
21%  NON KDM

Unive onesia 
ersitas Indo
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


13 
 

80
70
60

lembar resep
50
40
30
20
10
0

Gaambar 4.4 Sepuluh Obat


O yang Paling
P Banyyak Direseppkan pada Resep
R
Bertuliskaan Cito

Taabel dan Gaambar di ataas menunju


ukkan bahw
wa sepuluh oobat yang paling
p
banyak diresepkan pada
p resep yang berttuliskan citto adalah oobat yang tidak
termasuk kategori
k obbat KDM. Penulisan
P kaata ‘cito’ paada resep yaang mengan
ndung
obat terseebut belumllah tepat kaarena obat tersebut tiddak termasuuk kategorii obat
KDM. Diilihat dari banyaknya resep yang menganddung obat ttersebut, haal ini
terjadi karrena banyaak perawat dari tiap unit
u memassukkan reseep ke Pelay
yanan
Farmasi di
d Luar Jam
m Dinas deengan alasan
n persediaaan obat terssebut habiss atau
pengadaann yang dim
minta tiap bulan
b tidak sesuai denngan jumlahhnya. Pelay
yanan
Farmasi di
d Luar Jam
m Dinas hannya menduk
kung obat-oobat selamaa satu hari untuk
u
unit peraw
watan. Olehh karena ituu, ketika obat yang dikkonsumsi paasien habis,, para
perawat suuka memassukkan reseep lagi ke Pelayanan
P F
Farmasi di Luar Jam Dinas
D
dengan tujjuan untuk mendapatkaan obat yan
ng lebih ceppat. Pernyataaan di atas dapat
dimaklum
mi mengingaat pada fakktanya bahw
wa Fungsi Instalasi F
Farmasi RS
SPAD
Gatot Soeebroto Ditkkesad lebih diutamakaan dalam unnsur pelayaanan dan proses
p
pengadaann obat-obatt tersebut dilakukan
d oleh
o Dirbinnjangmed yyang disesu
uaikan
dengan annggaran yanng ada.

Unive onesia 
ersitas Indo
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


14 
 

4.1.2 Reseep yang Tid


dak Bertuliiskan Cito
Dilihhat dari data rekapitulaasi resep yan
ng tidak berrtuliskan citto pada lam
mpiran
2 dapat diketahui
d daaftar obat yang digollongkan berrdasarkan nnama obat yang
disertai kaategori obat berdasarkaan daftar obaat KDM.
Berddasarkan annalisis padda resep yaang tidak bertuliskan
b cito, dipeeroleh
persentasee resep yangg menganduung obat KD
DM seperti yang terterra pada Tabeel 4.5
dan Gambbar 4.5.

Tabel 4.5 Jumlah Resep


R Tidakk Bertuliskaan cito yangg Menganduung Obat KD
DM

Leembar resep 
Nama Obat
JML %

Mengaandung obatt KDM  96  9,4
44% 
Tidak meenandung ob
bat KDM  921 90,56% 
TOTAL  1017 10
00% 

Mengaandung Obat KDM T
Tidak Mengan dung Obat KD
DM

90,5
56%
9,44%

Gaambar 4.5 Perbanding


P an Resep yaang Menganndung Obatt KDM dan yang
T
Tidak Meengandung Obat KD
DM pada Resep Tidak
T
B
Bertuliskan Cito

Beerdasarkan data
d di atass, pada reseep yang tidaak bertuliskkan cito, terrdapat
96 lembarr resep yangg menganduung obat KD
DM (9,44 %).
% Jika meruujuk pada sistem
penulisan resep yang baik, seharrusnya resep
p yang menggandung obbat KDM diisertai
tanda pennulisan cito pada pojokk kanan ataas lembar resep.
r Hal iini dimaksu
udkan

Unive onesia 
ersitas Indo
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


15 
 

agar resepp yang menngandung obbat KDM teersebut dappat disiapkaan dengan segera
untuk pasiien yang meembutuhkann tindakan pengobatan
p kegawatdarruratan med
dis.
Dilihat dari data
d obat KD
DM pada resep
r yang tidak
t bertulliskan cito dapat
diketahui lima obat KDM yangg paling baanyak diresepkan. Datta tersebut dapat
dilihat padda Tabel 4.66 dan Gambbar 4.6.

Tabel 4.6 Limaa besar obat KDM padaa resep yangg tidak bertuuliskan cito
Lembar ressep 
NO
O  Nama O
Obat 
JM
ML  % 
1  Phenytoin inj  1
16  16,66% 
2  Furosemide inj  1
13  13,54% 
3  Lidocain
ne inj  1
12  12,50% 
4
4  Dobutam
min inj  1
11  11,46% 
5  Dopamin inj  8  8,33% 

20
15
10
5
0
Phenytoin in
nj Furosemid
de inj Lidoccaine inj Do
obutamin inj Dopamin in
nj

Gaambar 4.6 Lima Besarr Obat KDM


M pada Ressep yang T
Tidak Bertulliskan
Cito

Beerdasarkan data
d di atas,, bahwa obaat KDM yaang sering ddigunakan adalah
a
Phenytoinn inj sebanyaak 16 lembaar resep (16
6,66 %) darii 96 total leembar resep yang
tidak bertuuliskan cito yang menggandung obaat KDM.

Dillihat dari data rekappitulasi reseep yang tiidak bertuliiskan cito pada
lampiran 2 dapat dikketahui daftaar obat yan
ng digolongkkan berdasaarkan namaa obat
yang diserrtai jumlah lembar
l reseep.

Unive onesia 
ersitas Indo
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


16 
 

Beerdasarkan hal
h itu, dapaat diperoleh
h sepuluh jennis obat yanng paling baanyak
diresepkann ke Pelayaanan Farmassi di Luar Jam Dinas pada
p bulan A
April 2010. Data
tersebut daapat dilihat pada Tabell 4.7 dan Gaambar 4.7.
Taabel 4.7 Seepuluh Obaat yang Paaling Banyaak Diresepkkan pada Resep
R
Tiidak Bertuliiskan cito

Le
embar Resep

No  Namaa Obat  K
KDM/NON KD
DM 
Jumlaah  %

1  Paarasetamol taab 140
0 15,83%  NON KDM

2  Ass. Mefenamaat tab 118
8 38% 
9,3 NON KDM

3  Ammoxycyllin tabt 90 7,9
92%  NON KDM

4  Saangobiad tab 78 6,8
88%  NON KDM

5  Raanitidine inj 70 6,4
46%  NON KDM

6  Cyyprofloxacin ttab  69 6,4
46%  NON KDM

7  Neeuralgad tab  68 5,6
63%  NON KDM

8  Neeurobiad tab b  59 5,4
42%  NON KDM

9  Raanitidine tab  56 5,4
42%  NON KDM

10  Ceeftriaxone injj  51 5,2
21%  NON KDM

160
1 140
Lembar Resep

1
140 118
1
120
1
100 90
78
80 70 69 68
59 56
60 51
40
20
0

Diiagram 4.7 Sepuluh Obat


O yang Paling
P Banyyak Direseppkan pada Resep
R
Tidak Berttuliskan Citto

Saama halnya seperti padda resep yaang bertuliskkan cito, ddari sepuluh
h obat
yang paliing banyakk diresepkaan pada reesep yang tidak berttuliskan cito di
Pelayanann Farmasi di
d Luar Jam
m Dinas RS
SPAD Gatott Soebroto Ditkesad adalah
a
obat yang tidak termaasuk kategoori obat KDM
M. Dalam hal
h ini penuulisan resep tanpa

Unive onesia 
ersitas Indo
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


17 
 

disertai kata ‘cito’ di pojok kanan atas lembar resep sudah benar. Tapi, bila dilihat
dari banyaknya resep yang mengandung obat tersebut, hal ini terjadi karena
banyak perawat dari tiap unit memasukkan resep ke Pelayanan Farmasi di Luar
Jam Dinas dengan alasan persediaan obat tersebut habis atau pengadaan yang
diminta tiap bulan tidak sesuai dengan jumlahnya. Pelayanan Farmasi di Luar Jam
Dinas hanya mendukung obat-obat untuk satu hari bagi unit perawatan. Oleh
karena itu, ketika obat yang dikonsumsi pasien hari ini habis, besoknya para
perawat suka memasukkan resep lagi ke Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas
dengan tujuan untuk mendapatkan obat yang lebih cepat. Pernyataan di atas dapat
dimaklumi mengingat pada faktanya bahwa Fungsi Instalasi Farmasi RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad dalam hal ini lebih diutamakan dalam unsur pelayanan
dan proses pengadaan obat-obat tersebut untuk tiap unit dilakukan oleh
Dirbinjangmed yang disesuaikan dengan anggaran yang ada.

4.2 Analisis Sumber Resep yang Masuk di Pelayanan Farmasi di Luar Jam
Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
melayani resep dari seluruh unit di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad, baik resep
bertuliskan cito maupun yang tidak bertuliskan cito. Pemantauan sumber resep di
Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad perlu
dilakukan untuk mengetahui unit tujuan pendistribusian obat dari Pelayanan
Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Selain itu,untuk
mengetahui ketepatan dari suatu unit dalam meresepkan obat ke Apotik Jaga Cito
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
Berdasarkan data rekapitulasi resep yang bertuliskan cito dan yang tidak
bertuliskan cito pada lampiran 1 dan lampiran 2, dapat diketahui unit asal resep
dari tiap obat.
Berikut adalah hasil pengolahan data resep yang masuk ke Pelayanan
Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad pada bulan April
2010 menurut unit asal resep. Pada resep bertuliskan cito dapat dilihat pada Tabel
4.8 dan Gambar 4.8 sedangkan pada resep yang tidak bertuliskan cito pada Tabel
4.9 dan Gambar 4.9.

Universitas Indonesia 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


18 
 

Taabel 4.8 Seepuluh Besaar Unit yan


ng Paling Banyak
B Mem
masukkan Resep
R
Beertuliskan Cito
C ke Peelayanan Faarmasi di L
Luar Jam Dinas
D
RS
SPAD Gatoot Soebroto Ditkesad
Lem
mbar Resep
No Uniit
Jumlahh %
1 Instaalasi Gawat Darurat
D 182 37,922%
2 Peraawatan Umum
m 91 18,966%
3 Peraawatan ObGyyn 54 11,255%
4 Peraawatan Anakk 25 5,211%
5 Peraawatan Bedahh 21 4,377%
6 Kedokteran Miliiter 21 4,377%
7 OKG
G 17 3,544%
8 Tidaak diketahui asalnya 16 3,333%
9 Kam
mar Bersalin 15 3,122%
10 Peraawatan Paru 14 2,922%

200

150
Lembar Resep

100

50

0
IGD PU ObGyn IKA Bedah DokMil OK
KG KB Paru ICU
U

Gaambar 4.8 Sepuluh


S Besar Unit yan
ng Paling Banyak
B Mem
masukkan Resep
R
B
Bertuliskan Cito

Unive onesia 
ersitas Indo
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


19 
 

Taabel 4.9 Sepuluh Besaar Unit yan


ng Paling Banyak
B Mem
masukkan Resep
R
Tiidak Bertulliskan Cito ke Pelayaanan Farmaasi di Luarr Jam
Diinas RSPAD
D Gatot Soeebroto Ditkeesad
Lem
mbar Resep 
No  Unitt 
Jumlah
h  %

1  Instaalasi Gawat D
Darurat  347 34,12% 
2  Peraawatan ObGyyn  151 14,85% 
3  Peraawatan Anakk  87  8,55
5% 
4  ICU  80  7,86
6% 
5  Peraawatan Bedaah  66  6,49
9% 
6  Kam
mar Bersalin 49  4,82
2% 
7  Peraawatan Umum  49  4,82
2% 
8  Peraawatan Jantu
ung  26  2,55
5% 
9  Peraawatan Paru 19  1,87
7% 
10  Unitt Stroke  19  1,87
7% 

400
0
350
0
300
0
Lembar Resep

250
0
200
0
150
0
100
0
50
0
0

Gaambar 4.9 Sepuluh


S Beesar Unit yaang Paling Banyak
B Mem
masukkan Resep
R
Tidak Berttuliskan Citto

Daari tabel daan gambar diatas, terrlihat bahw


wa Instalasi Gawat Daarurat
merupakann unit yangg paling bannyak memasukkan reseep ke Pelayyanan Farmasi di
Luar Jam Dinas, baikk yang bertuuliskan cito maupun tiddak bertulisskan cito. Hal
H ini
mungkin disebabkann karena Instalasi Gaawat Darurrat adalah unit peraw
watan

Unive onesia 
ersitas Indo
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


20 
 

pertama pada keadaan gawat darurat sehingga obat-obat di instalasi ini yang
paling sering digunakan, sedangkan persediaan obat di lemari dan trolley gawat
darurat jumlah dan jenisnya terbatas. Selain itu, Instalasi Gawat Darurat adalah
salah satu unit perawatan yang masih beroperasi di luar jam dinas dan ketika hari
libur. Sehingga jika Instalasi Gawat Darurat kekurangan obat dan memerlukan
obat yang bersifat segera (emergency), hanya Apotik Jaga Cito RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad yang dapat melayani resep di luar jam dinas dan hari libur.

Universitas Indonesia 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari resep obat yang masuk ke Pelayanan
Farmasi di Luar Jam Dinas RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad pada bulan April
2010 :
1) Lembar resep yang masuk sebanyak 1497 resep dan sebanyak 135 lembar
resep (9,02 %) diantaranya mengandung obat Kegawatdaruratan Medis
(KDM) yang terdiri dari 39 lembar resep (28,89 %) pada resep yang
bertuliskan cito dan 96 lembar resep (71,11 %) pada resep yang tidak
bertuliskan cito
2) Unit yang paling banyak meresepkan obat ke Pelayanan Farmasi di Luar
Jam Dinas adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebanyak 529 lembar
resep (35,34 %) dari 1497 lembar resep.

5.2 Saran
1) Pihak Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad memberikan
sosialisasi secara menyeluruh ke setiap tenaga kesehatan mengenai
pengertian dan fungsi Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas sesuai dengan
kebijakan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
2) Melihat bahwa Pelayanan Farmasi di Luar Jam Dinas di RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad tidak hanya melayani resep-resep yang mengandung
obat KDM, untuk meminimalkan penyalahgunaan Pelayanan Farmasi di
Luar Jam Dinas maka resep-resep yang masuk ke Pelayanan Farmasi di
Luar Jam Dinas sebaiknya dibatasi pada resep yang bertuliskan CITO.

21 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. (2000). Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1998). Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. (2007). Farmakologi dan Terapi


(Ed. Ke-5). Jakarta: Gaya Baru.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Keputusan Menteri


Kesehatan RI No. 1027/ Menkes/ SK/ X/ 2004 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Direktorat Kesehatan TNI AD RSPAD Gatot Soebroto. (2004). Kebijakan dan


Prosedur Pelayanan Farmasi No. 22/11//2004 tentang Prosedur Pelayanan
Obat Diluar Jam Dinas di Apotik Jaga Cito. Jakarta: Direktorat Kesehatan
TNI AD RSPAD Gatot Soebroto.

Guwandi, J. (1996). Dokter dan Hukum. Jakarta : Monella.

Priyanto. (2009). Toksikologi, Mekanisme, Terapi Antidotum, dan Penilaian


ktorat Resiko. Depok: Leskonfi (Lembaga Studi dan Konsultasi
Farmakologi).

22 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


LAMPIRAN

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lampiran 1

Rekapitulasi Resep Bertuliskan Cito yang Masuk ke Pelayanan Farmasi di Luar Jam
Dinas pada Bulan April 2010

No. Tgl. ∑
No Nama Obat Asal R/ Dokter Kategori
R/ R/ R/
IGD 547 7 Irja D
Lt. 4 Paru 686 9 Rianti NON
1 Acyclovir tab 4
Lt. 2 PU 858 11 Ety KDM
IGD 1391 18 Tatiyana
NON
2
Acyclovir zalf Lt. 4 Paru 686 9 Rianti 1 KDM
Lt. 6 PU 362 4 Anna
KB 399 5 Fitri
Lt. 4 Paru 1460 18 Shinta
NON
3 Adona inj Lt. 6 PU 1511 19 Wishnu 7
KDM
Lt. 3 PU 1532 20 Hari
IGD 1559 21 Marethania
Lt. 1 PU 1584 21 Luki
OKG 597 8 Jimmy NON
4 Alinamin-F inj 2
Lt. 1 Obst 1393 18 Fitri KDM
NON
5 1
Allopurinol tab/Reucid IGD 1131 15 Josefina KDM
NON
6 1
Alprazolam tab Lt. 6 PU 909 11 Budi KDM
IGD 334 4 Tatiyana NON
7 Ambroxol tab 2
IGD 484 6 Liza KDM
Lt. 6 PU 363 4 Anna
NON
8 Ambroxol syr IKA 2 482 6 Shinta 3
KDM
IGD 483 6 Shinta
NON
9 1
Amikacin SO4 inj/Amikin R. Bayi 1865 25 Dian KDM
NON
10
Aminofusin L 600 inf ICU 1172 15 Ufi 1 KDM
NON
11
Aminofusin Paed inf 1027 13 Novita 1 KDM
NON
12
Aminoleban inf Lt. 6 PU 350 4 Anna 1 KDM
Lt. 1 PU 946 11 Lisa
13 Aminophylline inj 2 KDM
Lt. 4/2 1872 25 Ichsan
IGD 260 4 Husnah
Lt. 5/2 713 10 Eddy
NON
14 Amlodipine tab/Amdixal Lt. 3 PU 1541 20 5
KDM
IGD 1675 23 Liza
1751 24 Keny


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 1 Obst 166 3 Jimmy


Lt. 1 Obst 167 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 170 3 Jimmy
Abd.
IGD 176 3 Djannah
Abd.
IGD 178 3 Djannah
IGD 243 3 Husnah
IGD 298 4 Tatiyana
IGD 300 4 Tatiyana
IGD 328 4 Tatiyana NON
15 Amoxycylin kaps/Amoksan 19
IKA 2 332 4 Dame KDM
IGD 493 7 Tannov
IGD 652 9 Ayu
IGD 810 11 Hanna
IGD 931 11 Husnah
IGD 1382 18 Syarif
Lt. 6 PU 1529 20 Michael
IGD 1813 24 Hanna
IGD 2105 29 Tannov
IGD 2117 29 Sri D
IKA 1 137 2 Yopie
Abd.
IGD 155 3 Djannah
IGD 483 6 Shinta NON
16 Amoxycylin syr/Amoksan 6
KDM
IGD 1453 18 Husnah
IGD 1721 23 Tannov
IGD 1962 26 Irja D
IKA 1 290 4 Bebet NON
17 Amoxycylin inj/Amoksan 2
IGD 723 10 Mia KDM
IGD 365 4 Liza
IGD 444 6 Liza
IGD 613 8 Liza
IGD 635 8 Liza
IGD 706 10 Mia
Lt. 2 PU 857 11 Ety
Antasida tab/Dexanta/ IGD 868 11 Martika NON
18 19
Lafimag IGD 878 11 Martika KDM
IGD 1166 15 Liza
IGD 1169 15 Liza
Lt. 6/2
(Dokmil) 1193 16 Budi
IGD 1337 17 Jimmy
IGD 1338 18 Hanna
IGD 1645 22 Liza


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1664 22 Liza


IGD 1674 23 Liza
IGD 1813 24 Hanna
Lt. 2 Jantung 1826 24 Hanna
IGD 1990 26 Irja D
Lt. 2 Jantung 24 1 Haikal
IGD 73 2 Mia
Lt. 1 Obst 168 3 Jimmy
IGD 242 3 Jimmy
Lt. 2 PU 255 4 Jimmy
IGD 357 4 Dame
IGD 366 5 Liza
KB 415 5 Fitri
IGD 460 6 Liza
IGD 583 8 Liza
IGD 810 11 Hanna
Antasida syr/Dexanta/ Lt. 5/2 837 11 Hanna NON
19 24
Lafimag/Mylanta/Polysilane Lt. 4 Paru 885 11 Yuniar KDM
IKA 2 1114 14 Sri D
IGD 1131 15 Josefina
Lt. 6 PU 1238 16 Budi
IGD 1282 17 Lisa
IGD 1378 18 Tatiyana
IGD 1403 18 Tatiyana
IGD 1484 19 Hanna
Lt. 2 Jantung 1755 24 Renny
Lt. 2 Gyn 1522 20 Agus
Lt. 6 PU 2042 27 Shinta
Lt. 1 Paru 2075 28 Retno
NON
20 Anusol supp IGD 1387 18 Syarif 1 KDM
Lt. 6 PU 772 10 Syachril
NON
21 As. Folat tab/FA/Folavit Lt. 6 PU 1491 19 Wishnu 3
KDM
1751 24 Keny
IGD 89 2 Mia
Lt. 1 Obst 160 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 162 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 165 3 Jimmy
NON
22 As. Mefenamat tab/Ponstand Lt. 1 Obst 166 3 Jimmy 45
KDM
Lt. 1 Obst 167 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 168 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 169 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 170 3 Jimmy


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 360 4 nishal


IGD 430 6 Yulinda
IGD 493 7 Tannov
IGD 548 7 Gusti
IGD 652 9 Ayu
IGD 658 9 Doroty
KB 681 9 Yuda
683 9 Tannov
KB 698 9 Yuda
Lt. 2 Gyn 736 10 Fitri
Lt. 5/2 748 10
Lt. 5/2 835 11 Hanna
Lt. 5/2 852 11 Ganda
IGD 1123 14 Gusti
IGD 1124 15 Gusti
IGD 1139 15 Ganda
IGD 1382 18 Syarif
IGD 1402 18 Syarif
IGD 1411 18 Syarif
IGD 1481 19 Ekkian
IGD 1559 21 Marethania
IGD 1628 22 Subhana
IGD 1689 23 Umar
OKG 1718 23 Jimmy
Lt. 2 Jantung 1754 24 Renny
Lt. 2 Jantung 1755 24 Renny
Lt. 5/2 1768 24 Handrianto
Lt. 5/2 1769 24 Handrianto
Lt. 5/3 1770 24 Handrianto
Lt. 2 Gyn 1839 25 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1841 25 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1844 25 Jimmy
IGD 1863 25 Dicky
IGD 1956 26 Christin
IGD 2009 27 Dani
Lt. 4 Paru 2032 28 Shinta
NON
23 1
Asering Lt. 6 PU 580 8 Velma KDM
IGD 504 7 Tannov
Asetosal tab/Aspirin/Aspilets/ Lt. 2 Jantung 838 11 Agus NON
24 4
Ascardia/Thrombo Aspilets Lt. 2 Jantung 1076 14 Sri D KDM
Pav. Kartika 1775 24 Tati
NON
25 Atropin SO4 tab Lt. 3 PU 1120 14 Luki 1 KDM


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 615 8 Husnah


KB 698 9 Yuda
Attapulgit aktif tab/ NON
26 ICU 754 10 Tati 5
Neo Diare/New Diatab KDM
IGD 1298 17 Renny
Lt. 6 PU 2042 27 Shinta
IGD 583 8 Liza NON
27 Bellapheen tab 2
IGD 1675 23 Liza KDM
Betahistine Meyslate tab/ IGD 583 8 Liza NON
28 2
Merislon/Mertigo IGD 2078 28 Tannov KDM
NON
29
Bisacodyl tab/Dulcolax Lt. 2 Gyn 986 12 Yuda 1 KDM
Lt. 6 PU 1078 14 Jimmy
1269 17 Umar
NON
30 Bisacodyl supp/Dulcolax Lt. 4 Paru 1797 24 Yuniar 5
KDM
Lt. 2 Gyn 1861 25 Jimmy
IGD 2161 30 Febi
IGD 867 11 Martika NON
31 Braxidin tab 2
IGD 1980 26 Martika KDM
Abd.
IGD 178 3 Djannah
IKA 2 319 4 Dame
IGD 347 4 Tatiyana
IGD 365 4 Liza
Bromheksin tab/Solvonad/ IGD 449 6 Liza NON
32 10
Bisolvon/Hexon KDM
IGD 581 8 Liza
IGD 714 10 Mia
IGD 1399 18 Tatiyana
IGD 1643 22 Liza
IGD 2117 29 Sri D
NON
33
Bromheksin HCl syr/Bisolvon Lt. 5/2 713 10 Eddy 1 KDM
NON
34 Ca Gluconas inj Lt. 2 Gyn 792 10 Jimmy 1 KDM
NON
35 CaCO3 kaps 1751 24 Keny 1 KDM
Lt. 6/2
(Dokmil) 756 10 Christin
Calcitriol kaps/Kolkatriol/ Lt. 6/2 NON
36 3
Ostriol (Dokmil) 757 10 Christin KDM
IGD 1956 26 Christin
IGD 504 7 Tannov
IGD 583 8 Liza
IGD 618 8 Liza NON
37 Captopril tab/Captensin 13
Lt. 3 PU 695 9 Rico KDM
Lt. 5/2 713 10 Eddy
Lt. 2 Jantung 838 11 Agus


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Jantung 1076 14 Sri D


Lt. 2 PU 1417 18 Hanna
Lt. 2 Gyn 1522 20 Agus
1751 24 Keny
IGD 1916 25 Mia
IGD 1990 26 Irja D
Lt. 6 PU 1995 26 Velma
Lt. 1 Obst 160 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 162 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 165 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 168 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 169 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 194 3 Aidrus
IGD 334 4 Tatiyana
IGD 347 4 Tatiyana
IGD 457 6 Liza
IKA 2 566 7 Fenny
IGD 634 8 Liza
Lt. 2 Gyn 736 10 Fitri
Lt. 6/2 756 10 Christin NON
38 Cefadroxil kap 25
Lt. 6/2 KDM
(Dokmil) 757 10 Christin
Lt. 5/2 835 11 Hanna
Lt. 5/2 853 11 Aditya
IGD 1166 15 Liza
IGD 1399 18 Tatiyana
IGD 1664 22 Liza
Lt. 5/2 1769 24 Handrianto
Lt. 5/2 1770 24 Handrianto
IGD 1829 24 Hanna
Lt. 2 Gyn 1844 25 Jimmy
IGD 1956 26 Christin
IGD 2078 28 Tannov
OKG 43 1 Yuda
OKG 119 2 Jimmy
OKG 120 2 Jimmy
Lt. 1 Obst 161 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 163 3 Jimmy NON
39 Cefotaxime inj 31
KB 399 5 Fitri KDM
OKG 420 6 Fitri
IKA 2 482 6 Shinta
Lt. 6 PU 580 8 Velma
OKG 597 8 Jimmy


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 738 10 Fitri


Lt. 3 PU 769 10 Yopie
Lt. 2 Gyn 789 10 Jimmy
Lt. 2 Jantung 839 11 Agus
OKG 967 12 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1354 18 Fitri
Lt. 1 Obst 1393 18 Fitri
Lt. 1 Paru 1436 18 Maria
KB 1449 18 Yuda
Lt. 6/2 1744 24 Yulinda
Lt. 6 PU 1749 24 Anna
OKG 1779 24 Jimmy
OKG 1780 24 Jimmy
OKG 1787 24 Reggy
Lt. 2 Gyn 1885 25 Yopie
Lt. 6/2 1911 25 Dicky
OKG 1947 25 Jimmy
OKG 1948 25 Jimmy
OKG 2104 28 Farha
IGD 2108 29 Nishal
OKG 2137 29 Fitri
Lt. 5/2 712 10
Lt. 5 PU 919 11 Budi
1027 13 Novita NON
40 Ceftazidime inj 6
IGD 1792 24 Pratiwi KDM
R. Bayi 1865 25 Dian
Lt. 6 PU 1976 26 Anna
IGD 46 2 Satria
Lt. 6/2 100 2 Putu
Lt. 1 Obst 164 3 Jimmy
IGD 228 3 Adrel
IGD 418 5 Febi
Lt. 6/2
(Dokmil) 496 7 Terawan
IKA 2 565 7 Fenny NON
41 Ceftriaxone inj 26
IGD 666 9 Yadi KDM
OKG 702 9 Jimmy
ICU 752 10 Tati
Lt. 5 PU 918 11 Budi
Lt. 5 PU 1163 15 Farieda
IGD 1180 15
IGD 1188 16 Liza
Lt. 6 PU 1237 16 Budi


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1242 16 Tannov


Lt. 6 PU 1423 18 Velma
Lt. 4 Paru 1419 18 Shinta
Lt. 5/2 1567 21 Yadi
Lt. 1 PU 1584 21 Luki
Lt. 6/2
(Dokmil) 1694 23 Ichsan
Lt. 5/2 1746 24 Ganda
Lt. 5/2 1747 24 Ganda
Lt. 5/2 1771 24 Denny
Lt. 6 PU 2125 29 Velma
Lt. 6/2 2188 30 Ganda
NON
42 Cendolyteers tts mata Lt. 6 PU 10 1 Herman 1 KDM
IGD 1401 18 Tatiyana NON
43 Cendoxitrol tts mata 2
Lt. 5 PU 1809 24 Anna KDM
IGD 635 8 Liza NON
44 Cephalexin kaps 2
IGD 1412 18 Tatiyana KDM
IGD 2 1 Husnah NON
45 Citicholin tab/Brainact 2
Unit Stroke 504 7 Tannov KDM
Lt. 1 PU 389 5 Kenny
IGD 588 8 Liza
IGD 418 5 Febi
Citicholin inj/Brainact/ Lt. 6/2 619 8 Michael NON
46 8
Neulin ICU 752 10 Tati KDM
Lt. 6 PU 1171 15 Budi
Lt. 2 PU 1417 18 Hanna
Lt. 1 PU 1915 25 Lira
OKG 220 3 Ayu
NON
47 Clindamycin tab/Prolic KB 405 5 Fitri 3
KDM
Lt. 2 PU 857 11 Ety
IGD 612 8 Liza
NON
48 Clobazam tab IGD 620 8 Liza 3
KDM
Lt. 2 Jantuing 997 12 Budi
NON
49
Clopidogrel tab/CPG IGD 2 1 Husnah 1 KDM
50 Combivent inhaler Lt. 4/2 1872 25 Ichsan 1 KDM
IGD 615 8 Husnah
IGD 1298 17 Renny
Co-trimoxazole tab/ NON
51 Lt. 6 PU 1316 17 Anna 5
Bactrim/Bactrimad KDM
IGD 1674 23 Liza
IGD 1729 23 Irja D
CTM tab/ IGD 227 3 Dame NON
52 12
Klorfeniramin Maleat tab/ 298 4 Tatiyana KDM


 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Alleron IGD 328 4 Tatiyana


IGD 347 4 Tatiyana
IGD 586 8 Husnah
IGD 714 10 Mia
IGD 1338 18 Hanna
IGD 1391 18 Tatiyana
IGD 1401 18 Tatiyana
IGD 1409 18 Tatiyana
Lt. 2 Jantung 1506 19 Hanna
IGD 1721 23 Tannov
IKA 2 109 2 Besty
IGD 931 11 Husnah
NON
53 Curcuma tab Lt. 6 PU 1470 19 Wahyu 5
KDM
Lt. 6 PU 1749 24 Anna
Lt. 6 PU 2042 27 Shinta
NON
54 1
Curcuma plus syr IGD 483 6 Shinta KDM
IGD 12 1 Adrel
IGD 66 2 Mia
IGD 79 2 Okky
Lt. 6/2
(Dokmil) 299 4 Umar
IGD 365 4 Liza
IGD 430 6 Yulinda
IGD 449 6 Liza
IGD 548 7 Gusti
IGD 581 8 Liza
683 9 Tannov
Lt. 5/2 748 10
Lt. 5/2 852 11 Ganda
IGD 961 12 Farieda NON
55 Cyprofloxacin tab 31
KDM
IGD 1031 13 Okky
IGD 1092 14 Gusti
1102 14 Ratih
IGD 1123 14 Gusti
IGD 1124 15 Gusti
IGD 1158 15
IGD 1348 18 Nishal
IGD 1411 18 Syarif
IGD 1481 19 Ekkian
IGD 1484 19 Hanna
IGD 1513 19 Okkian
IGD 1518 20 Okkian
IGD 1559 21 Marethania

10 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1589 21 Ichsan


IGD 1628 22 Subhana
IGD 1689 23 Umar
IGD 2159 30 Tannov
IGD 2161 30 Febi
IGD 492 7 Retno
Lt. 1 PU 946 11 Lisa
NON
56 Cyprofloxacin drip, inj Lt. 6 PU 1422 18 Velma 5
KDM
Lt. 6 PU 1471 19 Rita
Lt. 6 PU 1749 24 Anna
Lt. 6/2 NON
57 Cysteine tab (Dokmil) 496 7 Terawan 1 KDM
NON
58 Desferal inj Lt. 6 PU 1491 19 Wishnu 1 KDM
Abd.
IGD 178 3 Djannah
IGD 347 4 Tatiyana
IGD 484 6 Liza
IGD 506 7 Irja D
Dexametasone tab/ IGD 606 8 Liza NON
59 11
Fortecortin/Oradexon IGD 714 10 Mia KDM
IGD 1310 17 Renny
IGD 1338 18 Hanna
IGD 1402 18 Syarif
IGD 1664 22 Liza
IGD 1961 26 Irja D
KB 131 2 Jimmy
Dexametasone inj/ IGD 547 7 Irja D NON
60 4
Fortecortin/Oradexon Lt. 1 PU 946 11 Lisa KDM
KB 2111 29 Farha
NON
Dextrosa 5 % 1
Lt. 6 PU 724 10 Syachril KDM
NON
Dextrosa 10 % 1
Lt. 6 PU 922 11 Budi KDM
61 IGD 1792 24 Pratiwi
Lt. 1 Obst 2012 27 Astrid
Dextrosa 40 % 4 KDM
Lt. 6 PU 2017 27 Anna
IGD 2106 28 Tannov
IGD 346 4 Liza
IGD 484 6 Liza
617 8 Liza
Diazepam tab/Valium/ NON
62 IGD 723 10 Mia 9
Stesolid KDM
Lt. 6 PU 921 11 Budi
IGD 1118 14 Sri D
IGD 1338 17 Hanna

11 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 1444 18 Lisa


IGD 1664 22 Liza
Lt. 6 PU 1316 17 Anna
Diazepam 5 mg, 10 mg, NON
63 IGD 2107 29 Tannov 3
tube rektal/Stesolid KDM
IGD 2107 29 Tannov
Lt. 6 PU 121 2 Rahmaayanti
Diazepam Inj/Valium/ Lt. 6 PU 1077
64 4 KDM
Stesolid Lt. 6 PU 1316 17 Anna
Lt. 6 PU 1335 17 Budi
NON
65
Diazink tab/Zinkid IGD 1378 18 Tatiyana 1 KDM
NON
66
Difenhidramin HCl inj Lt. 2 Gyn 737 10 Yuda 1 KDM
NON
67 Digoxin tab/Lanoxin Lt. 2 Jantung 838 11 Agus 1 KDM
NON
68
Diltiazem HCl tab Lt. 2 PU 1417 18 Hanna 1 KDM
NON
69
Diltiazem HCl inj/Herbesser Lt. 3 PU 1133 15 Luki 1 KDM
IGD 534 7 Irja D
Dobutamin inj/ IGD 546 7 Irja D
70 4 KDM
Dobutrex/Dobuject Lt. 6 PU 1245 17 Hendra
ICU 2 1340 18 Dame
298 4 Tatiyana
IGD 366 5 Liza
IGD 484 6 Liza
Lt. 5 PU 919 11 Budi
Lt. 6 PU 994 12 Bimo
Lt. 6 PU 1037 13 Budi
Lt. 5 PU 1163 15 Farieda NON
71 Domperidone tab/Vometa 14
IGD 1378 18 Tatiyana KDM
Lt. 6 PU 1442 18 Velma
Lt. 6 PU 1471 19 Rita
IGD 1643 22 Liza
Lt. 6 PU 1648 22 Velma
IGD 1721 23 Tannov
Lt. 6 PU 1749 24 Anna
IGD 714 10 Mia
NON
72 Domperidone syr/Vometa IGD 723 10 Mia 3
KDM
IGD 1558 21 Shinta
IGD 534 7 Irja D
IGD 546 7 Irja D
73 Dopamin inj 4 KDM
Lt. 6 PU 1245 17 Hendra
ICU 2 1340 18 Dame
NON
74 Doxycycline kap KB 698 9 Yuda 1 KDM

12 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Abd.
IGD 155 3 Djannah
Abd.
IGD 176 3 Djannah
NON
75 Ephedrin HCl tab IGD 714 10 Mia 6
KDM
IGD 1643 22 Liza
IGD 1721 23 Tannov
IGD 1920 25 Mia
NON
76 1
Ericaf tab IGD 1675 23 Liza KDM
NON
77 1
Erythromycin tab KB 681 9 Yuda KDM
IGD 344 4 Tatiyana
NON
78 Esprison tab/Myonal/Myori IGD 1399 18 Tatiyana 3
KDM
IGD 1456 18 Husnah
NON
79 1
Ethambutol HCl tab/Ethambutol Lt. 5/2 749 10 Nishal KDM
NON
80 1
Fluoxetine HCl kaps/Kalxetin Lt. 2 Jantuing 997 12 Budi KDM
Lt. 5/2 588 8 Umar
NON
81 Fosfomycin inj/Fosmicin Lt. 6/2 966 12 Ihsan 3
KDM
Lt. 6/2 1003 12 Ihsan
IKA 2 332 4 Dame
Lt. 2 Jantung 839 11 Agus
NON
82 Furosemide tab/Lasix Lt. 2 Jantung 1076 14 Sri D 5
KDM
Lt. 5/2 1772 24 Umar
Lt. 6 PU 2136 29 Velma
ICU 752 10 Tati NON
83 Gelatin inf/Gelofusine 2
ICU 1172 15 Ufi KDM
Gentamicin SO4 crim/ Lt. 2 Gyn 315 4 Yuda NON
84 2
Garamycin IGD 1391 18 Tatiyana KDM
Lt. 6 PU 317 4 Syachril
Gentamicin SO4 inj/ NON
85 IKA 1 718 10 Agus 3
Gentamerk/Garamycin KDM
Lt. 2 Gyn 2015 27 Nanik
Abd.
IGD 155 3 Djannah
Abd.
IGD 176 3 Djannah
NON
86 Glyceril Guayacolas tab/GG IGD 714 10 Mia 6
KDM
Lt. 3 PU 1133 15 Luki
IGD 1721 23 Tannov
IGD 2057 27 Dame
NON
87 1
Glyceryl trinitrate kaps/Nitrokaf Pav. Kartika 1775 24 Tati KDM
NON
88 1
Haemaccel inf Lt. 6 PU 1442 18 Velma KDM
Lt. 2 PU 255 4 Jimmy NON
89 Haes Steril 6 % inf/ Voluven 4
Lt. 6 PU 362 4 Anna KDM

13 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 1 PU 390 5 Syafruddin


Lt. 2 PU 857 11 Ety
Lt. 1 Obst 166 3 Jimmy NON
90 Heparin gel, zalf/Thrombophob 2
Lt. 1 Obst 980 12 Astrid KDM
Lt. 2 Gyn 419 5 Jimmy NON
91 Heparin inj 2
Lt. 6 PU 663 9 Budi KDM
Lt. 6 PU 580 8 Velma
NON
92 HP Pro tab Lt. 6 PU 1470 19 Wahyu 3
KDM
Lt. 6 PU 1995 26 Velma
NON
93
Ibuprofen syr/Proris IKA 1 137 2 Yopie 1 KDM
Lt. 5 PU 1163 15 Farieda
94 Insulin Aspart inj/Novorapid Lt. 3 PU 1587 21 Luki 3 KDM
Lt. 6 PU 1995 26 Velma
NON
95 1
Interhistin tab IGD 1310 17 Renny KDM
NON
96 1
Isoksuprin inj/Duvadilan KB 238 3 Astrid KDM
NON
97 1
Isoniazida tab/INH Lt. 6 PU 772 10 Syachril KDM
Lt. 2 Jantung 838 11 Agus
Isosorbide Dinitrat tab/ NON
98 Lt. 2 Jantung 1076 14 Sri D 3
ISDN/Fasorbid KDM
Lt. 2 Jantung 1754 24 Renny
OKG 120 2 Jimmy NON
99 KA-EN MG3 inf Lt. 6/2 2
KDM
(Dokmil) 1190 16 Agus
Abd.
IGD 155 3 Djannah NON
100 Kalk tab 2
Abd. KDM
IGD 178 3 Djannah
Lt. 6 PU 42 1 Haikal
Lt. 6 PU 210 3 Maryatun
IKA 2 332 4 Dame
NON
101 KCl tab/KSR Lt. 1 PU 390 5 Syafruddin 7
KDM
ICU 1172 15 Ufi
IKA 2 1259 17 Tati
Lt. 5/2 1601 21 Syarif
NON
102 1
Ketesse tab IGD 1158 15 KDM
NON
103 1
Ketoprofen tab/Pronalges IGD 1387 18 Syarif KDM
OKG 43 1 Yuda
OKG 119 2 Jimmy
Ketoprofen supp/Kaltrofen/ OKG 120 2 Jimmy NON
104 27
Profenid/Urogesix KB 399 5 Fitri KDM
OKG 420 6 Fitri
IGD 548 7 Gusti

14 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

OKG 597 8 Jimmy


617 8 Liza
OKG 702 9 Jimmy
Lt. 5/2 748 10
IGD 1092 14 Gusti
IGD 1124 15 Gusti
Lt. 2 Gyn 1354 18 Fitri
Lt. 1 Obst 1393 18 Fitri
Lt. 2 PU 1416 18 Hanna
Lt. 6 PU 1442 18 Velma
KB 1449 18 Yuda
Lt. 5/2 1567 21 Yadi
Lt. 6/2
(Dokmil) 1694 23 Ichsan
Lt. 5/2 1772 24 Umar
OKG 1779 24 Jimmy
OKG 1780 24 Jimmy
IGD 1801 24 Renny
OKG 1947 25 Jimmy
OKG 1948 25 Jimmy
2113 29 Amiyati
IGD 2161 30 Febi
IGD 12 1 Adrel NON
105 Ketorolac tab 2
Lt. 6 PU 1103 14 Ganda KDM
IGD 46 2 Satria
Lt. 6/2 100 2 Putu
IGD 228 3 Adrel
IGD 248 3 Adrel
IGD 568 8 Gusti
IGD 666 9 Yadi
Lt. 5/2 712 10
Lt. 6 PU 1077 NON
106 Ketorolac inj 16
IGD 1180 15 KDM
Lt. 5/2 1567 21 Yadi
Lt. 6/2 1744 24 Yulinda
Lt. 5/2 1746 24 Ganda
Lt. 5/2 1771 24 Denny
IGD 2038 27 Ganda
IGD 2108 29 Nishal
Lt. 6/2 2188 30 Ganda
NON
107
KL Aspartat tab/Aspar K Lt. 2 Jantung 838 11 Agus 1 KDM
IGD 418 5 Febi NON
108 Kloramfenikol inj/Chloramex 2
Lt. 6 PU 1607 21 Luki KDM

15 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 6 PU 10 1 Herman
Kloramfenikol zalf, tts mata/ NON
109 809 11 Nishal 3
Kemicetin/Cendo Fenicol KDM
IGD 1402 18 Syarif
NON
110 Lactacyd liq OKG 220 3 Ayu 1 KDM
IGD 1378 18 Tatiyana NON
111 Lactobacillus scht/Lacto-B 2
IGD 1645 22 Liza KDM
IGD 66 2 Mia
IGD 73 2 Mia
IGD 347 4 Tatiyana
IGD 457 6 Liza
Lt. 2 PU 858 11 Ety
IGD 1102 14 Ratih
NON
112 Lafidryl syr IGD 1105 14 Ratih 13
KDM
Lt. 2 Gyn 1327 17 Ayu
IGD 1409 18 Tatiyana
IGD 1558 21 Shinta
IGD 1962 26 Irja D
IGD 2078 28 Tannov
Lt. 3 PU 2142 29 Amiyati
NON
113 1
Lafihistin tab Lt. 2 PU 858 11 Ety KDM
NON
114 1
Lafimycort cream B. Pastik 2150 30 Denny KDM
Lt. 1 Obst 161 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 162 3 Jimmy
NON
115 Laktulosa syr/Lactulax Lt. 1 Obst 232 3 Astrid 5
KDM
Lt. 6 PU 1648 22 Velma
IGD 2161 30 Febi
Lt. 2 Gyn 736 10 Fitri NON
116 Laxadine syr 2
IGD 1387 18 Syarif KDM
IGD 1068 14 Liza NON
117 Levofloxacin inj, drip 2
ICU 2 1880 25 Sri W KDM
KB 153 3 Jimmy
Lt. 5/2 327 4 Nishe
118 Lidocaine inj/Xylocaine KB 399 5 Fitri 5 KDM
KB 693 9 Yuda
Lt. 2 Gyn 2015 27 Nanik
Lt. 6/2
(Dokmil) 395 5 Eddy NON
119 Lidocaine gel/Xylocaine 2
KDM
Lt. 6/2 1911 25 Dicky
NON
120 Lisinopril tab Lt. 1 PU 1586 21 Luki 1 KDM
NON
121 Loratadine tab IKA 2 971 12 Besty 1 KDM
122 Lovenox inj Lt. 2 Jantung 839 11 Agus 3 NON

16 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Cefedroxil 1643 22 Liza KDM


ICU 2 1880 25 Sri W
IGD 77 2 Mia
IGD 346 4 Liza
IGD 484 6 Liza
NON
123 Lytamin syr IGD 1282 17 Lisa 7
KDM
IGD 1643 22 Liza
IGD 1663 22 Liza
IGD 1962 26 Irja D
IGD 418 5 Febi
124 Manitol inf 2 KDM
ICU 752 10 Tati
Mecobalamin tab/ Lt. Obst 375 5 Sasmoyohati NON
125 2
Methycobal/Kalmeco Lt. 3 PU 1587 21 Luki KDM
NON
126 1
Mecobalamin inj/Kalmeco IGD 2 1 Husnah KDM
NON
127 Mediamer tab IGD 260 4 Husnah 1 KDM
IGD 1571 21 Erna NON
128 Meloxicam tab 2
Lt. 5/2 1747 24 Ganda KDM
Lt. 6 PU 1103 14 Ganda NON
129 Meropenem inj 2
Lt. 6 PU 1426 18 Velma KDM
Lt. 4 Paru 23 1 Shinta
IKA 1 44 2 Astrid
Lt. 6 PU 121 2 Rahmayanti
Lt. 6 PU 183 3 Maryatun NON
130 Metampiron inj/Novalgin 8
IKA 1 745 10 Agus KDM
ICU 2 935 11 Sri W
ICU 2 936 11 Sri W
IKA 2 1198 16 Besty
KB 693 9 Yuda
NON
131 Methergin inj KB 978 12 Yuda 3
KDM
KB 979 12 Yuda
IKA 2 109 2 Besty
NON
132 Methicol tab/Methioson Lt. 5 PU 1163 15 Farieda 3
KDM
Lt. 6 PU 2042 27 Shinta
311 4 Dame
IGD 365 4 Liza
IGD 449 6 Liza
Methylprednisolone tab/ IGD 581 8 Liza NON
133 8
Lameson IGD 961 12 Farieda KDM
IGD 1166 15 Liza
Lt. 6/2
(Dokmil) 1193 16 Budi
IGD 1643 22 Liza

17 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 1 PU 390 5 Syafruddin


Methylprednisolone inj/ IGD 492 7 Retno NON
134 4
Medixon Lt. 5 PU 918 11 Budi KDM
IGD 1955 26 Dame
KB 415 5 Fitri
IGD 457 6 Liza
IGD 460 6 Liza
IGD 583 8 Liza
617 8 Liza
IGD 634 8 Liza
IGD 635 8 Liza
Lt. 3 PU 770 10 Yopie
Metoklopramide tab/ IGD 1166 15 Liza NON
135 18
Primperan IGD 1169 15 Liza KDM
IGD 1399 18 Tatiyana
IGD 1513 19 Okkian
IGD 1645 22 Liza
IGD 1674 23 Liza
Lt. 2 Gyn 1522 20 Agus
Lt. 2 Gyn 1840 25 Jimmy
Lt. 2 PU 2031 27 Hendra
IGD 2105 29 Tannov
IGD 346 4 Liza
Metoklopramide syr/ NON
136 IGD 484 6 Liza 3
Primperan KDM
IGD 1664 22 Liza
IGD 632 8 Liza
Metoklopramide inj/ Lt. 2 Gyn 789 10 Jimmy NON
137 4
Primperan Lt. 2 Gyn 1355 18 Fitri KDM
Lt. 6/2 1911 25 Dicky
IGD 548 7 Gusti
Lt. 6 PU 665 9 Maryatun
IGD 1123 14 Gusti NON
138 Metronidazole tab 5
Lt. 6/2 KDM
(Dokmil) 1694 23 Ichsan
IGD 1733 24 Yulinda
Lt. 1 Obst 140 2 Jimmy
Lt. 1 Obst 141 2 Jimmy
Lt. 1 Obst 164 3 Jimmy
Metronidazole inj, drip/ 407 5 Budi NON
139 14
Metrofusin Lt. 6 PU 1103 14 Ganda KDM
Lt. 1 Obst 1393 18 Fitri
Lt. 6/2
(Dokmil) 1742 Yulinda
Lt. 6 PU 1787 24 Reggy

18 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

KB 1922 25 Jimmy
OKG 1947 25 Jimmy
Lt. 4 Paru 1952 25 Shinta
Lt. 1 Obst 1983 26 Jimmy
Lt. 6 PU 2168 30 Anna
Lt. 6/2 2188 30 Ganda
1627 22 Fitri
NON
140 MgSO4 40 % inj 1708 23 Jimmy 3
KDM
KB 2111 29 Farha
OKG 43 1 Yuda
OKG 120 2 Jimmy
OKG 420 6 Fitri NON
141 Misoprostol tab/Cytotec 6
KB 978 12 Yuda KDM
KB 979 12 Yuda
KB 2111 29 Farha
Na Bicarbonat tab/ Lt. 6 PU 772 10 Syachril NON
142 2
Bicnat/Sodium Bicarbonat Lt. 6 PU 1894 25 Farieda KDM
Lt. 2 Gyn 313 4 Yuda
Na Bicarbonat inj/
143 Lt. 6 PU 1894 25 Farieda 3 KDM
Sodium Bicarbonat/Meylon
Lt. 2 Gyn 2119 29 Fitri
OKG 150 3 Jimmy NON
145 Na. Diklofenak tab/Voltadex 2
Lt. 5/2 835 11 Hanna KDM
Lt. 6 PU 665 9 Maryatun
Lt. 5 PU 961 12 Farieda
N-acetylcysteine scht/ Lt. 3 PU 1133 15 Luki NON
146 6
Fluimucil Lt. 6 PU 1151 15 Maryatun KDM
1627 22 Fitri
KB 2111 29 Farha
NON
147 1
NaCl kaps Lt. 6 PU 1492 19 Anna KDM
IGD 492 7 Retno
Lt. 2 Gyn 313 4 Yuda
Unit Stroke 639 8 Nanik NON
148 NaCl 0,9 %/NaCl 3 %/NaCl inf 6
Lt. 5 PU 919 11 Budi KDM
Lt. 6 PU 1077
Lt. 2 Gyn 1885 25 Yopie
IGD 666 9 Yadi
Lt. 6 PU 1103 14 Ganda
Netilmicin inj/Netromycin/ NON
149 Lt. 5/2 1567 21 Yadi 5
Hypobach KDM
Lt. 5/2 1747 24 Ganda
Lt. 6/2 2188 30 Ganda
IGD 76 2 Mia NON
150 Neuralgad tab 18
IGD 260 4 Husnah KDM

19 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 334 4 Tatiyana


IGD 344 4 Tatiyana
IGD 365 5 Liza
IGD 581 8 Liza
IGD 583 8 Liza
IGD 613 8 Liza
ICU 2 893 11 Yuni
IGD 1105 14 Ratih
IGD 1169 15 Liza
IGD 1189 16 Josefina
Lt. 6/2
(Dokmil) 1193 16 Budi
IGD 1455 18 Husnah
IGD 1675 23 Liza
IGD 1961 26 Irja D
IGD 1990 26 Irja D
Lt. 1 Paru 2075 28 Retno
OKG 150 3 Jimmy
IGD 227 3 Dame
IGD 357 4 Dame
IGD 485 6 Shinta
IGD 583 8 Liza
IGD 868 11 Martika NON
151 Neurobiad tab/NB 12
IGD 878 11 Martika KDM
IGD 959 11 Shinta
IGD 1337 17 Jimmy
IGD 1399 18 Tatiyana
IGD 1675 23 Liza
IGD 1920 25 Mia
IGD 31 1 Haikal
Lt. 6/2
(Dokmil) 1193 16 Budi NON
152 Neurobiad inj/NB 4
KDM
IGD 1455 18 Husnah
Lt. 3 PU 1833 25 Harry
Lt. 6 PU 993 12 Bimo
IGD 1348 18 Nishal
NON
153 Neurobiad 5000 tab/NB Lt. 5/2 1769 24 Handrianto 5
KDM
Lt. 5/3 1770 24 Handrianto
IGD 2057 27 Dame
IGD 228 3 Adrel
IGD 252 4 Jimmy
NON
154 Neurobiad 5000 inj/NB Lt. 2 PU 255 4 Jimmy 33
KDM
IGD 365 5 Liza
Lt. 1 PU 389 5 Kenny

20 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 426 6 Liza


IGD 439 6 Liza
IGD 454 6 Liza
IGD 486 7 Liza
IGD 504 7 Tannov
IGD 620 8 Liza
IGD 621 8 Liza
IGD 632 8 Liza
ICU 753 10 Tati
IGD 868 11 Martika
IGD 1068 14 Liza
IGD 1170 15 Liza
Lt. 6/2
(Dokmil) 1414 18 Cristian
Lt. 6/2
(Dokmil) 1450 18 Cristian
IGD 1477 19 Hanna
Lt. 1 PU 1585 21 Luki
Lt. 1 PU 1586 21 Luki
Lt. 3 PU 1587 21 Luki
IGD 1645 22 Liza
IGD 1671 22 Sri D
Lt. 4 Paru 1698 23 Yuniar
Lt. 3 PU 1808 24 Hanna
IGD 1817 24 Hanna
Lt. 6/2
(Dokmil) 1874 25 Umar
Lt. 6/2
(Dokmil) 1875 25 Umar
IGD 1901 25 Mia
IGD 2058 27 Dame
IGD 2091 28 Josefina
NON
155 NH4Cl tab /Amonium Klorida IGD 1920 25 Mia 1 KDM
OKG 119 2 Jimmy
Lt. 1 Obst 165 3 Jimmy
NON
156 Nifedipine tab Lt. 3 PU 695 9 Rico 5
KDM
1627 22 Fitri
KB 2111 29 Farha
Lt. 3 PU 1120 14 Luki
Norepinephrine inj/
157 ICU 1172 15 Ufi 3 KDM
Adrenalin/Vascon
Lt. 2 Gyn 1862 25 Farha
IGD 227 3 Dame
NON
158 OBH syr/Potio Nigra IGD 485 6 Shinta 7
KDM
IGD 824 11 Hanna

21 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 4 Paru 1018 13


Lt. 5/2 1164 15 Handrianto
IGD 1465 18 Husnah
IGD 1920 25 Mia
Lt. 2 Jantung 24 1 Haikal
IGD 66 2 Mia
IGD 73 2 Mia
IGD 242 3 Jimmy
IGD 328 4 Tatiyana
IGD 444 6 Liza
IGD 457 6 Liza
IGD 460 6 Liza
617 8 Liza
IGD 634 8 Liza
IGD 635 8 Liza
Lt. 6 PU 665 9 Maryatun
Lt. 2 PU 857 11 Ety NON
159 Omeprazole kaps/OMZ/Ozid 26
IKA 2 992 12 Fenny KDM
Lt. 6 PU 994 12 Bimo
Lt. 6 PU 1077
IGD 1092 14 Gusti
Lt. 5 PU 1163 15 Farieda
IGD 1169 15 Liza
Lt. 6 PU 1442 18 Velma
Lt. 6 PU 1471 19 Rita
IGD 1645 22 Liza
IGD 1674 23 Liza
Lt. 6 PU 1749 24 Anna
IGD 1916 25 Mia
Lt. 6 PU 2136 29 Velma
IGD 142 2
Lt. 2 PU 255 4 Jimmy
390 5 Syafruddin
Lt. 5/2 588 8 Umar NON
160 Omeprazole inj/OMZ 8
Lt. 5 PU 918 11 Budi KDM
Lt. 6 PU 1237 16 Budi
ICU 1632 22 Yudi
IGD 1691 23 Tannov
NON
161
Ondansetron tab/Narfoz IGD 242 3 Jimmy 1 KDM
Lt. 4 Paru 126 2 Mia
Lt. 6/2 NON
162 Ondansetron inj/Narfoz/Frazon 5
(Dokmil) 496 7 Terawan KDM
Lt. 5/2 588 8 Umar

22 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 6 PU 1077
Lt. 6 PU 1647 22 Velma
KB 698 9 Yuda
IGD 1412 18 Tatiyana NON
163 Oralit scht 4
IGD 1645 22 Liza KDM
IGD 1674 23 Liza
Lt. 6/2
(Dokmil) 756 10 Christin
Lt. 6/2 NON
164 Ossoral tab 3
(Dokmil) 757 10 Christin KDM
IGD 1956 26 Christin
OKG 120 2 Jimmy
KB 153 3 Jimmy
KB 399 5 Fitri
KB 693 9 Yuda
OKG 967 12 Jimmy
Oxytocin inj/Syntocinon/ KB 978 12 Yuda NON
165 12
Pitogin KB 978 12 Yuda KDM
KB 1580 21 Astrid
OKG 1779 24 Jimmy
OKG 1780 24 Jimmy
OKG 1947 25 Jimmy
OKG 1948 25 Jimmy
NON
166 1
Pan Amin G inf IKA 1 1218 16 Soroy KDM
IGD 632 8 Liza NON
167 Pantoprazole inj/Pantozol 2
Lt. 6 PU 1647 22 Velma KDM
Lt. 6 PU 42 1 Haikal
IGD 66 2 Mia
IGD 73 2 Mia
IKA 2 109 2 Besty
IKA 2 110 2 Besty
Lt. 1 Obst 160 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 163 3 Jimmy
IGD 227 3 Dame
Paracetamol tab/PCT/ NON
168 IGD 243 3 Husnah 76
Sanmol/Farmadol KDM
IGD 255 4 Jimmy
IGD 298 4 Tatiyana
IGD 300 4 Tatiyana
IKA 2 332 4 Dame
IGD 346 4 Liza
IGD 347 4 Tatiyana
IGD 365 4 Liza
IGD 366 5 Liza

23 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 1 PU 390 5 Syafruddin


KB 415 5 Fitri
IGD 449 6 Liza
IGD 460 6 Liza
IGD 484 6 Liza
Lt. 6 PU 580 8 Velma
IGD 581 8 Liza
IGD 586 8 Husnah
IGD 634 8 Liza
IGD 635 8 Liza
IGD 723 10 Mia
Lt. 2 Gyn 737 10 Yuda
Lt. 2 Gyn 738 10 Fitri
IGD 810 11 Hanna
Lt. 2 PU 857 11 Ety
IGD 868 11 Martika
IGD 878 11 Martika
ICU 2 893 11 Yuni
Lt. 5 PU 919 11 Budi
IGD 931 11 Husnah
Lt. 2 Gyn 986 12 Yuda
Lt. 6 PU 993 12 Bimo
Lt. 6 PU 994 12 Bimo
Lt. 6 PU 1037 13 Budi
Lt. 2 Jantung 1076 14 Sri D
IGD 1105 14 Ratih
IKA 2 1114 14 Sri D
IGD 1118 14 Sri D
IGD 1166 15 Liza
IKA 2 1274 17 Martika
IGD 1282 17 Lisa
IGD 1348 18 Nishal
1386 18 Tatiyana
IGD 18 Tatiyana
Lt. 1 Obst 1393 18 Fitri
IGD 1399 18 Tatiyana
IGD 1399 18 Tatiyana
IGD 1403 18 Tatiyana
IGD 1412 18 Tatiyana
Lt. 6 PU 1442 18 Velma
IGD 1456 18 Husnah
Lt. 4 Paru 1460 18 Shinta
IGD 1465 18 Husnah

24 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 6 PU 1471 19 Rita


Lt. 2 Jantung 1506 19 Hanna
Lt. 3 PU 1587 21 Luki
Lt. 6 PU 1648 22 Velma
IGD 1664 22 Liza
IGD 1674 23 Liza
IGD 1721 23 Tannov
Lt. 2 Jantung 1755 24 Renny
Lt. 4 Paru 1797 24 Yuniar
IGD 1813 24 Hanna
Lt. 2 Jantung 1826 24 Hanna
IGD 1920 25 Mia
Lt. 1 PU 2029 27
IGD 2057 27 Dame
Lt. 1 Paru 2075 28 Retno
IGD 2117 29 Sri D
Abd.
IGD 155 3 Djannah
Abd.
IGD 176 3 Djannah NON
169 Paracetamol syr/PCT/Sanmol 5
IGD 1453 18 Husnah KDM
IGD 1834 25 Hanna
IGD 2048 27 Shinta
IKA 1 145 3 Alvian NON
170 Paracetamol supp/PCT 2
IGD 242 3 Jimmy KDM
NON
171 1
Permanganat Kalicus pulv/PK IKA 2 345 4 Dame KDM
NON
172 1
Phenobarbital tab/Luminal IGD 1920 25 Mia KDM
IKA 1 44 2 Astrid
IGD 418 5 Febi NON
173 Phenytoin kaps/Dilantin 4
1039 12 Novita KDM
Lt. 6 PU 1335 17 Budi
IKA 1 44 2 Astrid
174 Phenytoin inj/Dilantin Lt. 6/2 624 8 Michael 3 KDM
Lt. 6 PU 1787 24 Reggy
IGD 2 1 Husnah
NON
175 Piracetam inj IGD 139 2 Aditya 3
KDM
Lt. 6 PU 1171 15 Budi
NON
176 Piroxicam tab/Pirofel/Feldene IGD 1131 15 Josefina 1 KDM
IGD 328 4 Tatiyana NON
177 Prednison tab 2
IGD 1721 23 Tannov KDM
IKA 2 332 4 Dame NON
178 Propanolol tab 3
Lt. 6 PU 665 9 Maryatun KDM

25 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 5 PU 1163 15 Farieda


NON
179 Pyrazinamida tab/Pirazinamid Lt. 5/2 749 10 Nishal 1 KDM
Lt. 6 PU 42 1 Haikal
IGD 254 4 Husnah
IGD 357 4 Dame
IGD 615 8 Husnah
IGD 652 9 Ayu
Lt. 3 PU 770 10 Yopie
Lt. 4 Paru 817 11 Yuniar
Lt. 5/2 852 11 Ganda
IGD 867 11 Martika
IGD 931 11 Husnah
IGD 1092 14 Gusti
NON
180 Ranitidine tab/Rantin IGD 1298 17 Renny 23
KDM
IGD 1310 17 Renny
IGD 1337 17 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1253 18 Fitri
IGD 1382 18 Syarif
IGD 1409 18 Tatiyana
IGD 1476 19 Ganda
IGD 1484 19 Hanna
Lt. 2 Gyn 1522 20 Agus
Lt. 2 Gyn 1843 25 Jimmy
IGD 1980 26 Martika
IGD 2105 29 Tannov
IGD 46 2 Satria
Lt. 6/2 100 2 Putu
IGD 139 2 Aditya
IGD 228 3 Adrel
IGD 418 5 Febi
IGD 492 7 Retno
IGD 568 8 Gusti
IGD 588 8 Liza
NON
181 Ranitidine inj/Rantin OKG 597 8 Jimmy 38
KDM
Lt. 6/2 619 8 Michael
IGD 666 9 Yadi
ICU 752 10 Tati
Lt. 3 PU 768 10 Yopie
Lt. 3 PU 769 10 Yopie
IKA 1 840 11 Catur
IKA 1 841 11 Catur
Lt. 1 PU 946 11 Lisa

26 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 6 PU 950 11 Sasmayani


Lt. 6 PU 993 12 Bimo
Lt. 3 PU 1054 Harry
Lt. 3 PU 1055 Harry
Lt. 6 PU 1103 14 Ganda
Lt. 2 Gyn 1355 18 Fitri
Lt. 1 Paru 1436 18 Maria
Lt. 5/2 1567 21 Yadi
Lt. 1 PU 1585 21 Luki
Lt. 1 PU 1586 21 Luki
Lt. 6/2
(Dokmil) 1694 23 Ichsan
Lt. 5/2 1747 24 Ganda
1751 24 Renny
IGD 1834 25 Hanna
Lt. 2 Gyn 1840 25 Jimmy
Lt. 6/2 1911 25 Dicky
IGD 2038 27 Ganda
Lt. 6 PU 2042 27 Shinta
Lt. 1 Paru 2075 28 Retno
2113 29 Amiyati
Lt. 6/2 2188 30 Ganda
NON
182 Rifampisin tab/Rifampisin Lt. 6 PU 772 10 Syachril 1 KDM
Lt. 2 PU 255 4 Jimmy
ICU 752 10 Tati
Lt. 6 PU 993 12 Bimo NON
183 Ringer Laktat inf/RL 6
Lt. 6 PU 994 12 Bimo KDM
Lt. 6 PU 1103 14 Ganda
Lt. 5/2 1747 24 Ganda
IGD 347 4 Tatiyana
IGD 484 6 Liza NON
184 Salbutamol tab/AVentolin 4
IGD 485 6 Shinta KDM
IGD 1643 22 Liza
185 Salbutamol Neb/Ventolin Neb Lt. 2 Gyn 2119 29 Fitri 1 KDM
IGD 547 7 Irja D
NON
186 Salicyl talk IGD 586 8 Husnah 3
KDM
IGD 613 8 Liza
Lt. 1 Obst 160 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 162 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 165 3 Jimmy NON
187 Sangobion tab/Sangobiad tab 20
Lt. 1 Obst 166 3 Jimmy KDM
Lt. 1 Obst 167 3 Jimmy
Lt. 1 Obst 168 3 Jimmy

27 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 1 Obst 169 3 Jimmy


Lt. 1 Obst 170 3 Jimmy
Lt. 5/2 464 6 Yulinda
KB 681 9 Yuda
Lt. 2 Gyn 737 10 Yuda
IGD 1189 16 Josefina
Lt. 2 Gyn 1253 18 Fitri
Lt. 2 Gyn 1355 18 Fitri
Lt. 2 Gyn 1356 18 Fitri
Lt. 2 Gyn 1840 25 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1841 25 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1842 25 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1844 25 Jimmy
IGD 1916 25 Mia
NON
188 Simvastatin tab Lt. 6 PU 1995 26 Velma 1 KDM
NON
189 sistenol tab Lt. 6 PU 1562 21 Anna 1 KDM
NON
190 SNMC inj Lt. 6 PU 1749 24 Anna 1 KDM
IKA 2 332 4 Dame
Spironolactone tab/ NON
191 Lt. 2 Jantung 1076 14 Sri D 3
Aldactone/Letonal KDM
Lt. 5 PU 1163 15 Farieda
Abd.
IGD 178 3 Djannah
IGD 347 4 Tatiyana
IGD 365 4 Liza
IGD 449 6 Liza
IGD 457 6 Liza NON
192 Stopfluad tab 10
KDM
IGD 483 6 Shinta
IGD 1105 14 Ratih
IGD 1298 17 Renny
KB 1449 18 Yuda
IGD 1961 26 Irja D
Lt. 6 PU 1077
NON
193 Sucralfate tab/Ulsidex Lt. 5 PU 1163 15 Farieda 3
KDM
IGD 1571 21 Erna
IGD 243 3 Husnah
IGD 254 4 Husnah
IGD 615 8 Husnah
NON
194 Sucralfate syr/Inpepsa Lt. 6 PU 665 9 Maryatun 7
KDM
IGD 1142 15 Irja D
IGD 1556 21 Dame
IGD 1691 23 Tannov
195 Sultamicillin inj/Bactesyn Lt. 5 PU 662 8 Farieda 1 NON

28 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

KDM
NON
196 1
Terazosin HCl tab/Hytrin Lt. 5/2 1772 24 Umar KDM
IGD 347 4 Tatiyana
NON
197 Theophyllin tab IGD 485 6 Shinta 3
KDM
IGD 506 7 Irja D
IGD 89 2 Mia
IGD 139 2 Aditya
IGD 248 3 Adrel NON
198 Tinoridina kap/Nonflamin 6
IGD 548 7 Gusti KDM
IGD 1689 23 Umar
IGD 1863 25 Dicky
IGD 464 6 Yulinda
IGD 613 8 Liza
IGD 654 9 Doroty
IGD 706 10 Mia
IGD 1032 13 Okky
NON
199 Tramadol tab/Tramal IGD 1092 14 Gusti 11
KDM
IGD 1513 19 Okkian
IGD 1518 20 Okkian
Lt. 6 PU 1529 20 Michael
Lt. 2 Gyn 1842 25 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1843 25 Jimmy
IKA 2 332 4 Dame NON
200 Tramadol supp/Tramal 2
OKG 967 12 Jimmy KDM
IGD 139 2 Aditya
Lt. 6/2
(Dokmil) 299 4 Umar
Lt. 5/2 588 8 Umar
IGD 588 8 Liza
Lt. 6/2 619 8 Michael
Lt. 1 Obst 991 12 Astrid NON
201 Tramadol inj/Tramal 13
Lt. 3 PU 1101 14 Luki KDM
Lt. 4/2 1264 17 Hamid
Lt. 2 Gyn 1355 18 Fitri
Lt. 2 Gyn 1356 18 Fitri
Lt. 5/2 1746 24 Ganda
Lt. 6 PU 1787 24 Reggy
OKG 2137 29 Fitri
Lt. 2 Gyn 312 4 Yuda
Lt. 2 Gyn 986 12 Yuda
NON
202 Tranexamic acid tab/Transamin Lt. 2 Gyn 1253 18 Fitri 10
KDM
IGD 1411 18 Syarif
OKG 1718 23 Jimmy

29 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 1839 25 Jimmy


Lt. 2 Gyn 1841 25 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1842 25 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1843 25 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1886 25 Jimmy
OKG 43 1 Yuda
OKG 150 3 Jimmy
Unit Stroke 354 4 Nunik
Lt. 5/2 588 8 Umar
Lt. 2 Gyn 791 10 Jimmy
Lt. 2 Gyn 792 10 Jimmy
NON
203 Tranexamic acid inj/Transamin Lt. 2 Gyn 1108 14 Jimmy 13
KDM
Lt. 2 Gyn 1109 14 Jimmy
Lt. 4/2 1264 17 Hamid
Lt. 2 Gyn 1356 18 Fitri
Lt. 4 Paru 1460 18 Shinta
Lt. 1 PU 1584 21 Luki
Lt. 2 Gyn 1839 25 Jimmy
NON
204 Trifluoperazine HCl tab/Stelazin IGD 1556 21 Dame 1 KDM
NON
205 Trihexyphenidyl tab/THP/Artane IGD 1556 21 Dame 1 KDM
IGD 79 2 Okky
617 8 Liza NON
206 Ultracet tab 4
809 11 nishal KDM
IGD 1031 13 Okky
Lt. 6 PU 580 8 Velma NON
207 Urdafalk kaps 2
Lt. 6 PU 1749 24 Anna KDM
NON
1
208 Valethamate Br inj/Epidosin KB 1580 21 Astrid KDM
Abd.
IGD 155 3 Djannah
Abd. NON
209 Vit. B complex tab 3
IGD 176 3 Djannah KDM
IGD 1628 22 Subhana
Lt. 6 PU 772 10 Syachril
NON
210 Vit. B12 tab Lt. 6 PU 1491 19 Wishnu 3
KDM
1751 24 Keny
Abd.
IGD 155 3 Djannah NON
211 Vit. B6 tab 2
Abd. KDM
IGD 176 3 Djannah
Abd.
IGD 155 3 Djannah
Abd. NON
212 Vit. C tab 5
IGD 176 3 Djannah KDM
Lt. 3 PU 1133 15 Luki

30 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1338 18 Hanna


IGD 1401 18 Tatiyana
OKG 43 1 Yuda
IGD 228 3 Adrel
IGD 365 5 Liza
OKG 420 6 Fitri
Lt. 5/2 588 8 Umar
OKG 702 9 Jimmy
ICU 753 10 Tati
Lt. 6 PU 949 11
NON
213 Vit. C inj IGD 1068 14 Liza 17
KDM
Lt. 4/2 1264 17 Hamid
1627 22 Fitri
Lt. 4 Paru 1698 23 Yuniar
IGD 1721 23 Tannov
Lt. 3 PU 1833 25 Harry
ICU 2 1880 25 Sri W
KB 2111 29 Farha
OKG 2137 29 Fitri
NON
214
Vit. E tab 1627 22 Fitri 1 KDM
Lt. 6 PU 665 9 Maryatun NON
215 Vit. K tab 2
IKA 2 1418 18 Besty KDM
Lt. 5/2 588 8 Umar
Lt. 4/2 1264 17 Hamid NON
216 Vit. K inj 4
Lt. 4 Paru 1460 18 Shinta KDM
Lt. 6 PU 2094 28 Farieda
IGD 444 6 Liza
IGD 460 6 Liza
IGD 634 8 Liza
IGD 635 8 Liza
IGD 867 11 Martika
IGD 1166 15 Liza
Vytazim tab/Trypanzim/ IGD 1169 15 Liza NON
217 14
Enzymplex IGD 1298 17 Renny KDM
IGD 1484 19 Hanna
IGD 1645 22 Liza
IGD 1674 23 Liza
IGD 1916 25 Mia
IGD 1980 26 Martika
IGD 2092 29 Tannov
IGD 568 8 Gusti NON
218 Yall Kolon 4
IGD 1180 15 KDM

31 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 1354 18 Fitri


Lt. 2 Gyn 1451 18 Yuda
Yodium Povidon NON
219 1
gargle/Betadine IGD 457 6 Liza KDM
IGD 66 2 Mia
IGD 73 2 Mia
IGD 254 4 Husnah
IGD 449 6 Liza
IGD 457 6 Liza
IGD 581 8 Liza
IGD 810 11 Hanna
Lt. 2 PU 857 11 Ety NON
220 Yudhavit tab 16
Lt. 2 PU 858 11 Ety KDM
IGD 1102 14 Ratih
IGD 1139 15 Ganda
IGD 1484 19 Hanna
Lt. 5/2 1747 24 Ganda
IGD 1813 24 Hanna
Lt. 1 PU 2029 27
IGD 2117 29 Sri D
NON
221 ZnSO4 tab IGD 1412 18 Tatiyana 1 KDM

32 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lampiran 2

Rekapitulasi Resep Tidak Bertuliskan Cito yang Masuk ke Pelayanan Farmasi di


Luar Jam Dinas pada Bulan April 2010

No. Tgl. ∑
No Nama Obat Asal R/ Dokter Kategori
R/ R/ R/
IGD 929 11 Hanna
IGD 995 12 Irja D
IGD 1082 14 Ratih NON
1 Acyclovir tab 6
IGD 1083 14 Ratih KDM
IGD 1810 24 Renny
IGD 2093 28 Tannov
IGD 929 11 Hanna
IGD 995 12 Irja D
NON
2 Acyclovir zalf IGD 1592 21 Irja D 5
KDM
IGD 1810 24 Renny
IGD 2093 28 Tannov
ICU 195 3 Ufi
Pav. Kartika 345 4 Andi
Lt. 6 PU 448 6 Harry
IGD 505 7 Irja D
IKA 2 609 8 Nanik
NON
3 Adona inj Lt. 6 PU 630 8 Dwi 11
KDM
940 11 Ichsan
Lt. 3 PU 955 12 Ety
Lt. 4 Paru 1324 17 Shinta
Lt. 6 PU 1441 18 Velma
Lt. 3 PU 1936 25 Ety
Lt. 2 Jantung 578 8 Martika
NON
4 Adona tab IKA 1 1263 17 Ardika 3
KDM
Lt. 3 PU 1583 21 Luki
ICU 2 88 2 Nadia
ICU 2 92 2 Nadia
IKA 1 143 3 Aditya
NON
5 Albumin Human 20 % IKA 1 247 3 Aditya 7
KDM
749 10 Sri W
752 10 Martika
ICU 2 2055 27 Sri W
OKG 501 7 Budi
Lt. 1 Obst 653 9 Astrid NON
6 Alinamin-F inj 4
1014 12 Ayu KDM
OKG 1692 23 Budi

33 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Unit Stroke 758 10 Sholihul


Unit Stroke 851 11 Azis
NON
7 Allopurinol tab/Reucid 1156 15 Josefina 5
KDM
1368 18 Umar
Lt. 6 PU 2154 30 Renny
397 5 Erna NON
8 Alprazolam tab 2
Lt. 1 Obst 1848 25 Jimmy KDM
IGD 25 1 Josefina
IGD 925 11 Hanna NON
9 Ambroxol tab 4
IGD 1278 17 Renny KDM
IGD 2072 28 Joosefima
Lt. 6 PU 37 1 Anna
IGD 83 2 Irja D
NON
10 Ambroxol syr IGD 911 11 Irja D 5
KDM
IGD 1677 23 Irja D
IGD 1985 26 Martika
IKA 1 516 7 Yopi
IKA 1 517 7 Aditya
IKA 1 907 11 Aditya NON
11 Amikacin SO4 inj/Amikin 6
IKA 1 956 12 Handryanto KDM
Lt. 6 PU 1750 24 Anna
Lt. 1 Obst 1785 24 Farha
NON
12 Aminofusin L 600 inf ICU 1153 15 Ufi 1 KDM
NON
13 Aminofusin Paed inf ICU 2 2153 30 Nadia 1 KDM
NON
14 Aminoleban inf/Aminofluid ICU 989 12 Ufi 1 KDM
ICU 2 559 7 Ufi
15 Aminophylline inj 2 KDM
ICU 799 10 Dame
NON
16 Amiparen inj Lt. 3/2 1312 17 Hamid 1 KDM
NON
17 Amitriptyline tab Lt. 6 PU 1400 18 Velma 1 KDM
Unit Stroke 39 1 A. Hamid
IGD 144 3 Dian
Lt. 6 PU 212 3 Maryatun
297 4 Irja D
ICU 2 326 4 Yuni
Amlodipine tab/Amdixal/ NON
18 Unit Stroke 463 6 Nadia 15
Norvask KDM
Lt. 6 PU 531 7 Luki
Unit Stroke 759 10 Sholihul
Unit Stroke 851 11 Azis
Unit Stroke 905 11 Azis
Lt. 3/2 920 11 Dian

34 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Unit Ginjal 964 12 Luki


Lt. 5/2 1322 17 Astrid
Lt. 6 PU 1539 20 Maryatun
IGD 1882 25 Mia
IKA 1 20 1 Astrid
IKA 1 146 3 Aditya
NON
19 Amoxycylin inj/Amoksan IKA 1 246 3 Aditya 5
KDM
IKA 2 813 Hanna
IGD 925 11 Hanna
IGD 25 1 Josefina
IGD 83 2 Irja D
IKA 1 151 3 Catur
IGD 270 4 Irja D
IGD 563 7 Tannov
IGD 567 8 Tannov
IGD 607 8 Husnah
IGD 700 10 Tannov
IGD 760 10 Irja D
IGD 1035 13 Dame NON
20 Amoxycylin syr/Amoksan 20
IGD 1059 14 Dame KDM
IKA 1 1197 16 Denny
IGD 1347 18 Hanna
IGD 1678 23 Irja D
IGD 1748 24 Pratiwi
IGD 1996 26 Irja D
IGD 2063 28 Tannov
IGD 2128 29 Husnah
IGD 2169 30 Irja D
IGD 2175 30 Irja D
Lt. 1 Obst 14 1 Jimmy
KB 17 1 Yuda
IGD 53 2 Josefina
IGD 57 2 Mia
Lt. 1 Obst 62 2 Yuda
Lt. 1 Obst 63 2 Yuda
Lt. 1 Obst 64 2 Yuda NON
21 Amoxycylin tab/Amoksan 90
KDM
IGD 75 2 Irja D
IGD 99 2 Irja D
KB 154 3 Jimmy
IKA 1 159 3 Wahyono
Abd.
IGD 171 3 Djannah
IGD 221 3 Adrel

35 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IKA 2 223 3 Najib


Lt. 1 Obst 267 4 Ridho
IGD 338 4 Irja D
IGD 396 5 Erna
KB 438 6 Farha
Lt. 1 Obst 459 6 Farhan
IGD 643 9 Tannov
KB 656 9 Yuda
IGD 659 9 Tannov
Lt. 3 PU 671 9 Handrianto
689 9 Tannov
IKA 2 717 10 Najib
Lt. 1 Obst 732 10 Fitri
KB 733 10 Yuda
Lt. 1 Obst 734 10 Fitri
IGD 786 10 Irja D
Lt. 1 Obst 826 11 Astrid
IGD 865 11 Martika
Lt. 1 Obst 910 11
IGD 911 11 Irja D
Lt. 1 Obst 912 11 Farha
IGD 917 11 Martika
Lt. 1 Obst 960 12 Astrid
IKA 1 1026 13 Denny
IGD 1048 13 Hanna
ICU 2 1106 14 Syaufi
IGD 1144 15 Liza
Pav. Kartika 1179 15 Prihadi
IGD 1220 16 Syarif
Lt. 5/2 1228 16 Terawan
IGD 1229 16 Tannov
IGD 1230 16 Tannov
IGD 1296 17 Renny
Lt. 1 Obst 1362 18 Astrid
IGD 1408 18 Mia
Lt. 1 Obst 1443 18 Astrid
IGD 1485 19 Hanna
IGD 1497 19 Hanna
IGD 1505 19 Hanna
KB 1519 20 Farha
KB 1520 20 Fitri
KB 1521 20 Farha
IGD 1531 20 Dame

36 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1534 20 Dame


IGD 1537 20 Marethania
Lt. 2 Jantung 1544 20 Shinta
Lt. 2 Gyn 1545 20 Yuda
Lt. 1 Obst 1570 21 Jimmy
IGD 1590 21 Erna
IGD 1595 21 Erna
Lt. 3 PU 1652 22 Dwi
Lt. 2 Gyn 1690 23 Jimmy
1694 23 Jimmy
IGD 1704 23 Tannov
IGD 1728 23 Tannov
IGD 1753 24 Pratiwi
Lt. 1 Obst 1766 24 Farha
Lt. 1 Obst 1777 24 Farha
IGD 1782 24 Pratiwi
Lt. 1 Obst 1811 24 Farha
IGD 1845 25 Mia
Lt. 1 Obst 1847 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1848 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1849 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1850 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1853 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1854 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1855 25 Jimmy
IGD 1918 25 Mia
IGD 1927 25 Andi
THT 1959 26 Arifia
IGD 1972 26 Martika
Lt. 6 PU 2041 27 Syafruddin
IGD 2064 28 Tannov
IGD 2066 28 Tannov
IGD 2079 28 Tannov
KB 2173 30 Rizal
Lt. 1 Obst 1203 16 Astrid NON
22 Ampisilin kaps 2
Lt. 1 Obst 1233 16 Jimmy KDM
KB 18 1 Yuda
IGD 99 2 Irja D
IGD 118 2 Irja D
Antasida tab/Dexanta/ NON
23 Lt. 2 PU 268 4 Lira F 42
Lafimag/Magtra KDM
IGD 440 6 Liza
IKA 2 540 7 Fenny
IKA 3 542 7 Fenny

37 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

KB 570 8 Jimmy
IGD 576 8 Liza
IGD 593 8 Liza
IGD 595 8 Liza
Lt. 3 PU 694 9 Tannov
IGD 746 10 Irja D
IGD 785 10 Irja D
818 11
IGD 864 11 Martika
IGD 1094 14 Sri D
IGD 1129 15 Irja D
1156 15 Josefina
Lt. 2 PU 1211 16 Hendra
Lt. 6 PU 1213 16 Hendra
IGD 1296 17 Renny
Lt. 6 PU 1307 17 Anna
IGD 1326 17 Jimmy
IGD 1343 17 Hanna
KB 1555 21 Fitri
IGD 1560 21 Liza
IGD 1639 22 Liza
IGD 1686 23 Irja D
IGD 1687 23 Irja D
KB 1707 23 Jimmy
IGD 1738 24 Irja D
IGD 1783 24 Pratiwi
IGD 1830 Hanna
IGD 1923 25 Andi
1971 26 Husnah
IGD 1973 26 Martika
IGD 1988 26 Irja D
IGD 1991 26 Irja D
IKA 2 2043 27 Novita
Lt. 3/2 2157 30
IGD 2182 30 Irja D
IGD 15 1 Haikal
Lt. 1 Obst 123 2 Jimmy
Lt. 2 Jantung 188 3 Dame
Antasida susp/Dexanta/ Lt. 2 Gyn 204 3 Astrid NON
24 44
Lafimag/Magtra IGD 206 3 Butet KDM
IGD 3 Dame
IGD 253 4 Husnah
IGD 259 4 Irja D

38 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 346 4 Dame


IGD 435 6 Liza
IGD 461 6 Shinta
IKA 2 541 7 Fenny
IGD 563 7 Tannov
IGD 634 8 Liza
Lt. 2 Gyn 626 8 Yuda
Lt. 2 PU 744 10 Mia
IGD 776 10 Irja D
IGD 808 Hanna
IGD 928 11 Hanna
Lt. 5/2 943 11 Rico
Pol. Peny.
Dlm 958 12 Kenny
IGD 1048 13 Hanna
IGD 1147 15 Liza
Lt. 3 PU 1152 15 Dwi
IGD 1165 15 Josefina
KB 1187 16 Fitri
Lt. 1 Obst 1232 16 Jimmy
Lt. 1 Obst 1233 16 Jimmy
IGD 1331 17 Jimmy
IGD 1406 18 Mia
IGD 1497 19 Hanna
IGD 1551 20 Shinta
Lt. 3 PU 1652 22 Dwi
Lt. 2 PU 1658 22 Dwi
Lt. 2 PU 1702 23 Renny
IGD 1704 23 Tannov
Lt. 1 Obst 1727 23 Jimmy
IGD 1805 24 Pratiwi
Lt. 1 Obst 1852 25 Jimmy
IKA 2 2000 26 Astrid
IGD 2049 27 Shinta
Lt. 1 Obst 2069 28 Astrid
Lt. 2 PU 2074 28
IGD 2170 30 Tannov
KB 656 9 Yuda NON
25 Ardium tab 2
Pav. Kartika 1653 22 Ety KDM
IGD 1619 21 Astrid NON
26 Artemisin inj 2
ICU 1789 24 Nanik KDM
NON
27 1
As. Amino Ess tab/Ketosteril Unit Ginjal 964 12 Luki KDM
28 As. Folat tab/FA/Folavit ICU 41 1 Sri W 12 NON

39 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 55 2 Gunawan KDM


Lt. 6 PU 212 3 Maryatun
Lt. 2 Gyn 436 6 Gunawan
Lt. 1 Obst 437 6 Jimmy
IKA 2 538 7 Fenny
IGD 673 9 Hendarmin
Lt. 3 PU 696 9 Tannov
Lt. 6 PU 951 11 Sasmayani
Unit Ginjal 964 12 Luki
Lt. 1 Obst 1363 18 Astrid
Lt. 6 PU 1539 20 Maryatun
Lt. 1 Obst 14 1 Jimmy
IGD 32 1 Dany
Lt. 1 Obst 59 2 Yuda
Lt. 1 Obst 60 2 Yuda
Lt. 1 Obst 61 2 Yuda
Lt. 1 Obst 62 2 Yuda
Lt. 1 Obst 63 2 Yuda
Lt. 1 Obst 64 2 Yuda
Lt. 5/2 70 2 Astrid
IGD 101 2 Irja D
KB 154 3 Jimmy
Lt. 4/2 179 3 Astrid
Lt. 2 Gyn 205 3 Astrid
IGD 256 4 Husnah
Lt. 1 Obst 267 4 Ridho
As. Mefenamat tab/ Lt. 1 Obst 272 4 Ridho NON
29 118
Ponstand/Mefinal Lt. 1 Obst 273 4 Ridho KDM
Lt. 1 Obst 275 4 Ridho
Lt. 1 Obst 277 4 Ridho
Lt. 1 Obst 281 4 Ridho
Lt. 1 Obst 301 4 Yuda
Lt. 5/2 304 4 Christin
Lt. 1 Obst 337 4 Yuda
IGD 338 4 Irja D
Pav. Kartika 345 4 Andi
KB 438 6 Farha
Lt. 1 Obst 459 6 Farhan
IGD 521 7 Gusti
Lt. 5/2 527 7 Denny
IGD 567 8 Tannov
573 8 Denny
Lt. 2 Jantung 578 8 Martika

40 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 5/2 687 9 Doroty


Lt. 1 Obst 728 10 Fitri
Lt. 1 Obst 790 10 Fitri
KB 733 10 Yuda
Lt. 1 Obst 734 10 Fitri
Lt. 1 Obst 735 10 Fitri
Lt. 4 Paru 777 10 Shinta
Lt. 5/2 781 10 Ganda
KB 787 10 Fitri
818 11
Lt. 4/2 820 11 Agus
Lt. 1 Obst 826 11 Astrid
Lt. 4/2 874 11 Umar
Lt. 1 Obst 876 11 Farha
IGD 877 11 Ganda
Lt. 1 Obst 910 11
Lt. 1 Obst 912 11 Farha
Lt. 1 Obst 960 12 Astrid
IGD 987 12 Irja D
Lt. 6 PU 1038 13 Budi
1128 1128 Jursal
IGD 1157 15 Josefina
Lt. 1 Obst 1203 16 Astrid
Lt. 1 Obst 1232 16 Jimmy
IGD 1244 17 Syarif
1255 17 Fitri
1256 17 Fitri
1257 17 Fitri
Lt. 2 Gyn 1272 17 Fitri
Lt. 5/2 1285 17 Ganda
1291 17
IGD 1346 18 Nishal
Lt. 1 Obst 1360 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1361 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1362 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1364 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1365 18 Astrid
IGD 1377 18 Mia
IGD 1413 18 Syarif
Lt. 1 Obst 1443 18 Astrid
IGD 1467 18 Syarif
IGD 1485 19 Hanna
IGD 1517 19 Okkian

41 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 1545 20 Yuda


Lt. 5 PU 1566 21 Dwi
Lt. 1 Obst 1570 21 Jimmy
KB 1572 21 Ayu
IGD 1596 21 Ichsan
Lt. 1 Obst 1609 21 Ayu
Lt. 1 Obst 1610 21 Ayu
Lt. 1 Obst 1623 22 Astrid
Lt. 1 Obst 1650 22 Ayu
Pav. Kartika 1653 22 Ety
IGD 1687 23 Irja D
Lt. 1 Obst 1727 23 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1756 24 Farha
Lt. 2 Gyn 1759 24 Farha
IGD 1762 24 Pratiwi
IGD 1761 24 Yulinda
Lt. 1 Obst 1766 24 Farha
Lt. 1 Obst 1777 24 Farha
Lt. 1 Obst 1785 24 Farha
IGD 1809 24 Subhan
IGD 1810 24 Renny
Lt. 1 Obst 1811 24 Farha
Lt. 1 Obst 1847 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1848 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1850 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1853 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1854 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1856 25 Jimmy
IGD 1881 25 Dicky
IGD 1918 25 Mia
THT 1959 26 Arifia
IGD 1972 26 Martika
IGD 1973 26 Martika
ICU 2 1977 26 Nanik
IGD 1997 26 Irja D
Lt. 6 PU 2041 27 Syafruddin
Lt. 2 Gyn 2062 28 Budi
IGD 2079 28 Tannov
IGD 2109 29 Nishal
2114 29 Renny
IGD 2116 29 Yadi
Lt. 2 Gyn 2118 29 Jimmy
IGD 2141 30 Marethania

42 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

NON
30 1
As. Salisilat 1 % zalf Lt. 2 PU 982 12 Lilik KDM
Lt. 2 Pav. NON
31 Asering inj Kartika 1174 Hanna 1 KDM
IGD 6 1 Husnah
Neurologi 7 1 Abd. Hamid
158 3 Rico
Lt. 2 Gyn 436 6 Gunawan
Lt. 2 Jantung 660 9 Agus
1075 14 Prihadi
IGD 1094 14 Sri D
ICU 1132 15 Sri W
Asetosal tab/Aptor/Aspirin/ Pav. Kartika 1178 15 Hanna
NON
32 Aspilets/Ascardia/ IGD 1201 16 Tannov 19
KDM
Thrombo Aspilets
Lt. 2 PU 1221 16 Rico
Lt. 2 Jantung 1544 20 Shinta
IGD 1981 26 Irja D
IGD 1999 26 Martika
IGD 2003 26 Martika
Lt. 3 PU 2010 27 Irja D
Lt. 2 Jantung 2133 29 Husnah
Lt. 6 PU 2154 30 Renny
Lt. 6 PU 2167 30 Yongkie
Atracurium besylate NON
33 1
inj/Notrixum ICU 977 12 Ufi KDM
Lt. 6 PU 34 1 Anna
Lt. 2 Gyn 203 3 Astrid
IGD 264 4 Husnah
IGD 310 4 Irja D
397 5 Erna
Lt. 6 PU 471 6 Farieda
IGD 490 7 Irja D
IGD 491 7 Irja D
IGD 503 7 Irja D
Attapulgit aktif tab/ NON
34 Lt. 3 PU 667 9 Tannov 25
Neo Diare/New Diatab KDM
IGD 808 Hanna
IGD 938 11 Lisa
ICU 974 12 Ufi
ICU 2 996 12 Ufi
IGD 1053 Hanna
Lt. 3 PU 1231 16 Rita
IGD 1296 17 Renny
IGD 1297 17 Renny
Lt. 3 PU 1309 17 Renny

43 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1568 21 Erna


Lt. 6 PU 1696 23 Velma
IGD 1703 23 Irja D
IGD 1837 25 Hanna
IGD 2182 30 Irja D
IGD 2183 30 Irja D
1069 14 Freddy
1070 14 NON
35 Benovit-C tab 4
Lt. 1 Obst 1202 16 Astrid KDM
Lt. 1 Obst 1363 18 Astrid
NON
36 1
Berotec neb Unit Stroke 463 6 Nadia KDM
IGD 545 7 Irja D
Lt. 3 PU 981 12 Amiyati
Betahistine Meyslate tab/ NON
37 Lt. 2 PU 1446 18 Hanna 5
Merislon/Mertigo KDM
Lt. 5 PU 1566 21 Dwi
Lt. 6 PU 1598 21 Erna
ICU 2 293 4 Yuni
Betametason cream, zalf/ Lt. 5/2 780 10 Nishal NON
38 4
Betason/Skizon Lt. 6 PU 1527 20 Lilik KDM
1706 23 Brahm
NON
39 Bio-ATP tab Pav. Kartika 2189 30 1 KDM
Unit Stroke 288 4 Azis
Lt. 4/2 333 4 Marsono
Lt. 4/2 428 6 Andreas NON
40 Bisacodyl tab/Dulcolax 6
Lt. 2 Gyn 475 6 Feby KDM
Lt. 1 Obst 1040 13 Astrid
Lt. 4 Paru 1954 26 Yuniar
ICU 743 10 Tati
Lt. 2 Gyn 881 11 Farha
Lt. 3/2 898 11 Umar
Lt. 2 Gyn 1064 14 Yuda
NON
41 Bisacodyl supp/Dulcolax Lt. 2 Gyn 1065 14 Yuda 9
KDM
Lt. 2 Gyn 15 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1928 25 Jimmy
Lt. 4 Paru 1954 26 Yuniar
Lt. 2 Gyn 2109 29 Yuda
IGD 102 2 Irja D
Lt. 2 Jantung 214 3 Wahyu
ICU 555 7 Ufi NON
42 Bisoprolol tab 6
Unit Ginjal 964 12 Luki KDM
Lt. 2 Jantung 984 12 Shinta
Lt. 2 Jantung 1199 16 Agus

44 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 972 12 Irja D NON


43 Braxidin tab 2
IGD 1979 26 Martika KDM
IGD 53 2 Josefina
IGD 57 2 Mia
IGD 90 2 Mia
577 8 RSGS
IGD 747 10 Mia
Bromheksin HCl tab/Solvonad/ NON
44 Lt. 1 Obst 816 11 Ayu 11
Bisolvon/Hexon KDM
IGD 1253 17 Irja D
IGD 1408 18 Mia
IGD 1845 25 Mia
IGD 1927 25 Andi
IGD 2131 29 Sri D
Lt. 5/2 307 4 Christin
IGD 576 8 Liza
Lt. 1 Paru 726 10 Maria
1070 14
Bromheksin HCl syr/Solvonad/ IGD 1229 16 Tannov NON
45 10
Bisolvon/Hexon 1284 17 Ayu KDM
1626 22 Bon
Lt. 4/2 1870 25 Ichsan
Lt. 4 Paru 1889 25 Yuniar
Lt. 3/2 2157 30
NON
46
Bromheksin HCl inj/Solvonad ICU 2 115 2 Nadia 1 KDM
NON
47 Bromocriptine tab KB 1572 21 Ayu 1 KDM
IGD 938 11 Lisa
IGD 939 11 Lisa NON
48 Buscopan tab 4
IGD 1297 17 Renny KDM
Lt. 6 PU 1869 25 Lira
IGD 95 2 Irja D NON
49 Ca Gluconas inj 2
ICU 1577 21 Nadia KDM
ICU 41 1 Sri W
Abd.
Lt. 5/2 172 3 Djannah
Lt. 6 PU 212 3 Maryatun NON
50 CaCO3 kaps 7
Lt. 3 PU 696 9 Tannov KDM
Lt. 6 PU 951 11 Sasmayani
Unit Ginjal 964 12 Luki
Lt. 6 PU 1539 20 Maryatun
Calcitriol kaps/Kolkatriol/ IGD 592 8 Christin NON
51 2
Ostriol Lt. 5/2 1285 17 Ganda KDM
52 Captopril tab/Captensin IGD 144 3 Dian 17 NON

45 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Abd. KDM
Lt. 5/2 175 3 Djannah
Lt. 6 PU 212 3 Maryatun
IGD 258 4 Irja D
Lt. 5/2 341 4 Eddy
IGD 423 6 Astrid
Lt. 2 Jantung 660 9 Agus
IGD 866 11 Martika
Lt. 3 PU 945 11 Ety
IGD 1201 16 Tannov
Lt. 2 PU 1221 16 Rico
Lt. 5/2 1322 17 Astrid
Lt. 2 Jantung 1682 23 Irja D
IGD 1882 25 Mia
IGD 1999 26 Martika
Lt. 3 PU 2010 27 Irja D
IGD 2160 30 Irja D
ICU 2 117 2 Nadia
NON
53 Carbamazepine tab/Tegretol ICU 2 294 4 Yuni 3
KDM
ICU 953 12 Sri W
NON
54 Cebex tab IGD 808 Hanna 1 KDM
NON
55
Cefadroxil syr IGD 549 7 Irja D 1 KDM
Lt. 1 Obst 59 2 Yuda
Lt. 1 Obst 61 2 Yuda
IGD 249 Jimmy
IGD 264 4 Husnah
Lt. 1 Obst 272 4 Ridho
Lt. 1 Obst 273 4 Ridho
Lt. 1 Obst 274 4 Ridho
Lt. 1 Obst 275 4 Ridho
Lt. 1 Obst 277 4 Ridho
Lt. 1 Obst 281 4 Ridho NON
56 Cefadroxil tab 39
Lt. 1 Obst 301 4 Yuda KDM
Lt. 1 Obst 337 4 Yuda
IGD 576 8 Liza
IGD 595 8 Liza
Lt. 5/2 687 9 Doroty
Lt. 1 Obst 728 10 Fitri
Lt. 1 Obst 730 10 Fitri
Lt. 1 Obst 735 10 Fitri
Lt. 1 Obst 876 11 Farha
Lt. 2 Gyn 879 11 Farha

46 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IKA 1 1016 13 Rachmanto


IGD 1147 15 Liza
IKA 2 Fenny 15 Fenny
Lt. 1 Obst 1202 16 Astrid
IGD 1217 16 Syarif
IKA 1 1263 17 Ardika
Lt. 2 Gyn 1272 17 Fitri
Lt. 1 Obst 1360 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1361 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1364 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1365 18 Astrid
Lt. 2 Gyn 1709 23 Jimmy
Lt. 1 Obst 1727 23 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1756 24 Farha
Lt. 2 Gyn 1759 24 Farha
IGD 1795 24 Renny
Lt. 1 Obst 1856 25 Jimmy
Lt. 2 Gyn 2118 29 Jimmy
IGD 2131 29 Sri D
NON
57 Cefixim tab IGD 2129 29 Marethania 1 KDM
ICU 41 1 Sri W
KB 56 2 Jimmy
Lt. 1 Obst 123 2 Jimmy
ICU 195 3 Ufi
Lt. 5/2 306 4 Christin
KB 329 4 Yuda
Pav. Kartika 345 4 Andi
Lt. 2 Gyn 421 6 Yuda
Lt. 6 PU 448 6 Harry
OKG 501 7 Budi
KB 524 7 Jimmy NON
58 Cefotaxime inj 50
KB 524 7 Jimmy KDM
Lt. 6 PU 528 7 Yopie
IKA 2 539 7 Fenny
IKA 2 541 7 Fenny
Lt. 6 PU 630 8 Dwi
IKA 1 650 9 Ria
Lt. 1 Obst 653 9 Astrid
Lt. 2 Jantung 660 9 Agus
IKA 1 675 9 Catur
Lt. 3 PU 694 9 Tannov
Lt. 1 Obst 727 10 Fitri

47 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 1 Obst 729 10 Fitri


Lt. 1 Obst 742 10 Fitri
Lt. 2 Jantung 782 10 Irja D
811 10 Fitri
KB 819 11 Fitri
OKG 1013 12 Ayu
Lt. 6 PU 1038 13 Budi
Lt. 1 Obst 1073 14 Agus
IGD 1168 15 Ganda
KB 1185 16 Fitri
IGD 1239 16 Tannov
Lt. 1 Paru 1249 17 Retno
Lt. 2 Gyn 1270 17 Fitri
1286 17 Ichsan
Lt. 1 Paru 1289 17 Renny
Lt. 1 Obst 1570 21 Jimmy
IKA 1 1582 21 Yopie
Lt. 1 Obst 1636 22 Ichsan
Lt. 6 PU 1681 23 Anna
OKG 1692 23 Budi
OKG 1714 23
IGD 1722 23 Yulinda
IKA 1 1764 24
2059 27 Yuda
Lt. 6 PU 2095 28 Farieda
Lt. 3 PU 2099 28 Kenny
Lt. 3 PU 2100 28 Kenny
OKG 2120 29 Fitri
R. Bayi 33 1 Astrid
Lt. 5 PU 699 10 Ety
Lt. 6 PU 765 10 Syachril
Lt. 5/2 932 11 Rico
Lt. 3 PU 944 11 Ety
NON
59 Ceftazidime inj Lt. 3 PU 1096 14 Ety 11
KDM
IGD 1404 18 Syarif
IGD 1410 18 Syarif
Lt. 5/2 1507 19 Tyas
IKA 1 1763 24
IGD 1784 24 Pratiwi
IKA 1 1 1 Dyah
Lt. 1 Obst 58 2 Yuda NON
60 Ceftriaxone inj 51
Lt. 1 Obst 60 2 Yuda KDM
158 3 Rico

48 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

ICU 2 196 3 Ufi


KB 229 3 Astrid
Lt. 1 Obst 278 4 Ridho
ICU 2 352 4 Nanik
Lt. 4/2 495 7 Sri D
Lt. 4 Paru 497 7 Shinta
Lt. 2 Gyn 535 7 Yuda
KB 564 7 Jimmy
IGD 574 8 Liza
599 8 Robert
Lt. 1 Obst 603 8 Ayu
IKA 2 609 8 Nanik
OKG 636 8 Eliza
ICU 677 9 Nadia
Lt. 2 Gyn 678 9 Yuda
IGD 701 9 Ety
Lt. 1 Obst 731 10 Fitri
Lt. 1 Obst 827 11 Astrid
Lt. 1 Obst 828 11 Astrid
Lt. 1 Obst 829 11 Astrid
ICU 2 873 11 Yuni
ICU 2 894 11 Yuni
Unit Stroke 904 11 Azis
Lt. 6 PU 948 11 Sasmayani
Lt. 2 PU 962 12 Soroy
ICU 963 12 Ufi
ICU 973 12 Ufi
Lt. 6 PU 999 12 Saptadi
Lt. 1 Obst 1042 13 Astrid
IGD 1130 15 Irja D
IGD 1149 15 Liza
IGD 1217 16 Syarif
IGD 1226 16 Tannov
IGD 1234 16 Syarif
Lt. 3/2 1312 17 Hamid
IGD 1392 18 Syarif
Lt. 6 PU 1400 18 Velma
Lt. 5/2 1473 19 Ganda
IGD 1487 19 Ichsan
Lt. 6/2 20 Marethama
Lt. 6 PU 1539 20 Maryatun
IGD 1561 21 Astrid
IGD 1622 22 Ichsan

49 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 5/2 1688 23 Ganda


Lt. 6/2 1743 24 Ichsan
KB 1778 24 Farha
IGD 2148 30 Yadi
NON
61 1
Cendolyteers tts mata 1069 14 Freddy KDM
IGD 67 2 Mia
KB 373 5 Amalia
655 9
NON
62 Cendoxitrol tts mata IGD 1041 13 Hanna 7
KDM
1069 14 Freddy
IGD 1717 23 Ety
IGD 1921 25 Mia
IGD 635 8 Liza
IGD 1253 17 Irja D
NON
63 Cephalexin kaps Pav. Kartika 1653 22 Ety 5
KDM
1737 24 Risa
Lt. 3/2 2157 30
ICU 41 1 Sri W
NON
64 Chrome inj ICU 2 116 2 Nadia 3
KDM
Lt. 2 Gyn 1271 17 Fitri
NON
65 Cimetidine inj Lt. 1 Obst 1498 19 Farha 1 KDM
ICU 2 996 12 Ufi NON
66 Cinnarizine tab/Stugeron 2
ICU 1029 13 Nanik KDM
IGD 6 1 Husnah
NON
67 Citicholin tab/Brainact ICU 2 873 11 Yuni 3
KDM
IGD 2141 30 Marethania
ICU 132 2 Astrid
158 3 Rico
Lt. 5/2 201 3 Handrianto
Unit Stroke 286 4 Azis
Unit Stroke 287 4 Azis
Lt. 5 PU 318 4 Syahril
Lt. 6 PU 349 4 Anna
Citicholin inj/Brainact/ IGD 423 6 Astrid NON
68 23
Bralin/Nicholin/Takelin Lt. 4/2 495 7 Sri D KDM
IGD 701 9 Ety
ICU 2 894 11 Yuni
Unit Stroke 904 11 Azis
ICU 973 12 Ufi
Pav. Kartika 1178 15 Hanna
IGD 1201 16 Tannov
Lt. 2 PU 1221 16 Rico

50 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1226 16 Tannov


Unit Stroke 1457 18 Nadia
Unit Stroke 1459 18 Nadia
Lt. 6 PU 1598 21 Erna
IGD 1619 21 Astrid
IGD 1999 26 Martika
Lt. 3 PU 2010 27 Irja D
797 10 Fitri
Lt. 1 Obst 844 11 Astrid
IGD 1100 14 Gusti
NON
69 Clindamycin tab Lt. 5 PU 1564 21 Dwi 7
KDM
KB 2008 27 Astrid
Lt. 2 Gyn 2062 28 Budi
Lt. 6 PU 2179 30 Tannov
Lt. 2 Jantung 376 5 Frilya
ICU 2 996 12 Ufi NON
70 Clobazam tab 4
ICU 1029 13 Nanik KDM
IGD 2180 30 Tannov
Unit Ginjal 964 12 Luki NON
71 Clonidine HCl tab/Catapres 2
Lt. 6 PU 1539 20 Maryatun KDM
ICU 555 7 Ufi
Lt. 2 Jantung 984 12 Shinta
1075 14 Prihadi NON
72 Clopidogrel tab/CPG/Plavix 6
Lt. 2 Jantung 1544 20 Shinta KDM
IGD 1981 26 Irja D
Lt. 2 Jantung 2046 27 Shinta
Lt. 4/2 820 11 Agus
1255 17 Fitri
1256 17 Fitri
1257 17 Fitri
NON
73 Co-Amoxyclav tab/Amoxyclav KB 1572 21 Ayu 9
KDM
Lt. 1 Obst 1609 21 Ayu
Lt. 1 Obst 1610 21 Ayu
Lt. 1 Obst 1623 22 Astrid
Lt. 1 Obst 1650 22 Ayu
Lt. 6 PU 804 10 Hartati
Lt. 1 Obst 816 11 Ayu NON
74 Codein HCl tab 4
Pav. Kartika 1178 15 Hanna KDM
Lt. 6 PU 1374 18 Velma
NON
75 Collistine tab IKA 2 2171 30 Mia 1 KDM
Lt. 2 Gyn 585 8 Yuda
76 Combivent inhaler 3 KDM
711 10 Fitri

51 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 880 11 Farha


IGD 29 1 Haikal
IGD 215 3
IGD 310 4 Irja D
397 5 Erna
IKA 2 443 6 Novita
IGD 490 7 Irja D
IGD 491 7 Irja D
IGD 503 7 Irja D
IGD 593 8 Liza
Co-trimoxazole tab/Bactrim/ NON
77 Lt. 3 PU 667 9 Tannov 19
Bactrimad KDM
Lt. 1 PU 762 10 Djoko
KB 787 10 Fitri
IGD 808 Hanna
Lt. 3 PU 1231 16 Rita
Lt. 3 PU 1309 17 Renny
IGD 1703 23 Irja D
IGD 1837 25 Hanna
IKA 1 1903 25 Dicky
IGD 2183 30 Irja D
Co-trimoxazole syr/Bactrim/ IGD 218 3 Dame NON
78 2
Bactrimad IGD 771 10 Irja D KDM
IGD 25 1 Josefina
IGD 53 2 Josefina
IGD 206 3 Butet
IGD 264 4 Husnah
Lt. 1 Obst 445 6 Farha
IKA 2 541 7 Fenny
577 8 RSGS
IGD 747 10 Mia
Lt. 1 Obst 816 11 Ayu
CTM tab/ 818 11
NON
79 Klorfeniramin Maleat tab/ IGD 925 11 Hanna 30
KDM
Chlorphenon
IGD 1082 14 Ratih
IGD 1083 14 Ratih
IGD 1253 17 Irja D
IGD 1347 18 Hanna
Lt. 2 Gyn 1439 18 Fitri
IGD 1534 20 Dame
Lt. 6 PU 1543 20 Velma
IGD 1574 21 Erna
Lt. 6 PU 1696 23 Velma
IGD 1761 24 Pratiwi

52 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1810 24 Renny


IGD 1845 25 Mia
IGD 1881 25 Dicky
IGD 1927 25 Andi
IGD 1963 26 Tannov
IGD 2036 27 Shinta
IGD 2063 28 Tannov
IGD 2072 28 Josefina
IGD 2131 29 Sri D
IGD 111 2 Irja D
IKA 2 190 3 Najib
IKA 2 209 3 Najib
IGD 985 12 Shinta NON
80 Curcuma tab 8
IGD 1165 15 Josefina KDM
Lt. 2 PU 1211 16 Hendra
IKA 2 1599 21 Novita
Lt. 6 PU 1681 23 Anna
Lt. 4/2 13 1 Astrid
IGD 32 1 Dany
Lt. 6 PU 37 1 Anna
ICU 40 1 Sri w
Lt. 5/2 70 2 Astrid
IGD 94 2 Irja D
IGD 101 2 Irja D
IGD 111 2 Irja D
IGD 128 2 Nishal
Lt. 4/2 179 3 Astrid
Lt. 5/2 304 4 Christin
Lt. 5/2 305 4 Christin
IGD 414 5 Astrid NON
81 Cyprofloxacin tab 69
IGD 456 Yulinda KDM
Lt. 6 PU 471 6 Farieda
IGD 498 7 Irja D
IGD 521 7 Gusti
Lt. 5/2 527 7 Denny
573 8 Denny
IGD 592 8 Christin
Lt. 3 PU 605 8 Dwi
Lt. 1 Paru 726 10 Maria
IGD 779 10 Irja D
Lt. 5/2 781 10 Ganda
IGD 785 10 Irja D
Lt. 1 Obst 815 11 Ayu

53 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 4/2 874 11 Umar


Lt. 4/2 875 11 Umar
IGD 930 11 Rico
Pol. Peny.
Dlm 958 12 Kenny
IGD 972 12 Irja D
IGD 985 12 Shinta
ICU 989 12 Ufi
Lt. 5/2 1005 12 Ichsan
IGD 1122 15 Sri D
IGD 1157 15 Josefina
IGD 1185 15 Danny
Lt. 2 Gyn 1196 16 Yopie
IGD 1244 17 Syarif
Lt. 5/2 1285 17 Ganda
1291 17
IGD 1293 17 Renny
IGD 1366 18 Mia
1368 18 Umar
Lt. 6 PU 1400 18 Velma
IGD 1413 18 Syarif
IGD 1454 18 Husnah
IGD 1467 18 Syarif
IGD 1494 19 Irja D
IGD 1517 19 Okkian
IGD 1530 20 Shinta
IGD 1568 21 Erna
IGD 1573 21 Ichsan
Lt. 5/2 1668 22 Ganda
Lt. 4/2 1740 24 Ichsan
IGD 1791 24 Renny
IGD 1804 24 Marethania
IGD 1806 24 Renny
IGD 1812 24 Marethania
IGD 1818 24 Hanna
IGD 1830 Hanna
IGD 1864 25 Mia
IGD 1881 25 Dicky
IGD 2016 27 Umar
2050 27 Yuda
IGD 2109 29 Nishal
IGD 2130 29 Marethania
Pav. Kartika 2140 29 Ruswhandi

54 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 2163 30 Irja D


ICU 132 2 Astrid
Abd.
Lt. 1 PU 136 2 Djannah
Lt. 6 PU 342 4 Syahril
Lt. 6 PU 343 4 Syahril
ICU 2 559 7 Ufi NON
82 Cyprofloxacin drip, inj 10
KDM
ICU 799 10 Dame
ICU 2 863 11 Yuni
Lt. 1 Paru 1044 13 Retno
Lt. 6 PU 1681 23 Anna
Lt. 6 PU 1893 25 Anna
IGD 57 2 Mia
IGD 90 2 Mia
IGD 130 2 Dian
IGD 256 4 Husnah
IGD 269 4 Irja D
IGD 398 5 Erna
KB 524 7 Jimmy
IGD 545 7 Irja D
577 8 RSGS
IGD 659 9 Tannov
IGD 747 10 Mia
Dexametasone tab/ Lt. 1 Obst 816 11 Ayu NON
83 24
Fortecortin/Oradexon IKA 1 1016 13 Rachmanto KDM
ICU 2 1106 14 Syaufi
ICU 1162 15 Ufi
IGD 1347 18 Hanna
IKA 2 1379 18 Besty
IGD 1408 18 Mia
IGD 1574 21 Erna
IGD 1595 21 Erna
IGD 1845 25 Erna
IGD 1864 25 Erna
Lt. 5/2 2090 28 Erna
IGD 2131 29 Sri D
ICU 2 196 3 Ufi
IKA 1 378 5 Aditya
IGD 396 5 Erna
Dexametasone inj/Fortecortin/ NON
84 IKA 1 447 6 Aditya 19
Oradexon/Kalmethasone KDM
Lt. 6 PU 448 6 Harry
Lt. 2 Gyn 465 6 Feby
KB 524 7 Jimmy

55 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

KB 525 7 Jimmy
Lt. 2 Gyn 535 7 Yuda
KB 564 7 Jimmy
ICU 677 9 Nadia
711 10 Fitri
811 10 Fitri
KB 819 11 Fitri
Lt. 1 Obst 845 11 Astrid
ICU 973 12 Ufi
IKA 1 1145 15 Agus
IGD 1761 24 Pratiwi
Lt. 1 Obst 2069 28 Astrid
IGD 1963 26 Tannov NON
85 Dextromethorphan tab/DMP 2
IGD 2063 28 Tannov KDM
ICU 195 3 Ufi NON
86 Dextrosa 5 % 2
IGD 455 Yulinda KDM
Lt. 2 Gyn 684 9 Ayu
Lt. 2 Gyn 685 9 Ayu
IGD 710 10 Mia
87 Dextrosa 40 % 913 11 Rico 7 KDM
Lt. 6 PU 969 12 Velma
KB 1569 21 Astrid
Pav. Kartika 2139 29 Ety
Lt. 4/2 645 9 Aditya
Diazepam Inj/Valium/ Lt. 4/2 795 10 Astrid
88 4 KDM
Stesolid IGD 957 12 Husnah
1730 23 Agus
IKA 2 180 3 Arifin
Lt. 5/2 348 4 Sri W
Lt. 6 PU 402 5 Budi
Lt. 6 PU 403 5 Budi
Lt. 2 PU 661 9
Lt. 3 PU 671 9 Handrianto
IKA 2 794 10 Amalia
Diazepam tab/Valium/ IKA 2 813 Hanna NON
89 25
Stesolid Lt. 2 Gyn 924 11 Farha KDM
998 12 Amiyati
ICU 1049 13 Nanik
ICU 2 1110 14 Syaufi
IGD 1147 15 Liza
Pav. Kartika 1178 15 Hanna
Pav. Kartika 1224 16
IGD 1244 17 Syarif

56 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1413 18 Syarif


Lt. 4/2 1438 18 Handrianto
Lt. 4/2 1511 19 Astrid
Lt. 5 PU 1566 21 Dwi
Pav. Kartika 1625 22 Tugas
Neurologi 1680 23 Hamid
Lt. 2 Gyn 1928 25 Jimmy
ICU 2 1977 26 Nanik
IGD 2166 30 Irja D
Diazepam tube rektal/ R. Bayi 1437 18 Besty NON
90 2
Stesolid 2115 29 Josefina KDM
IGD 52 2 Josefina
IGD 503 7 Irja D
NON
91 Diazink tab/Zinkid IGD 771 10 Irja D 5
KDM
IGD 887 11 Martika
IGD 1512 19 Irja D
NON
92 Difenhidramin HCl syr/Benadryl 1
Lt. 2 Gyn 1155 15 TOTO KDM
NON
93 1
Digenta cream Lt. 2 PU 982 12 Lilik KDM
IGD 102 2 Irja D
Lt. 2 Jantung 214 3 Wahyu NON
94 Digoxin tab/Lanoxin 4
IGD 673 9 Hendarmin KDM
Lt. 2 Jantung 2133 29 Husnah
ICU 560 7 Ufi
95 Digoxin inj/Lanoxin 2 KDM
Lt. 2 Jantung 660 9 Agus
IGD 1201 16 Tannov NON
96 Diltiazem HCl inj/Herbesser 2
Lt. 2 PU 1221 16 Rico KDM
NON
97 DMPA tab Lt. 1 Obst 1850 25 Jimmy 1 KDM
Lt. 5 PU 452 6 Farieda
IGD 494 Tannov
Unit Stroke 1060 14 Nanik
Lt. 6 PU 1067 14 Budi
Lt. 5/2 1119 14 Astrid
Dobutamin inj/
98 Lt. 5/2 1121 15 Azis 11 KDM
Dobutrex/Dobuject
IGD 1182 16 Liza
Lt. 6 PU 1216 16 Hendra
Lt. 6 PU 1266 17 Anna
ICU 2 1464 18 Nadia
Lt. 2 Jantung 2021 27 Shinta
Lt. 6 PU 951 11 Sasmayani NON
99 Domperidone inj 2
IGD 2166 30 Irja D KDM
100 Domperidone syr/Vometa/ IGD 90 2 Mia 3 NON

57 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Vomidone/Novotil IGD 549 7 Irja D KDM


IGD 1677 23 Irja D
Lt. 6 PU 34 1 Anna
401 5 Budi
Lt. 6 PU 404 5 Budi
Lt. 6 PU 470 6 Farieda
Lt. 6 PU 471 6 Farieda
Lt. 6 PU 589 8 Velma
IGD 595 8 Liza
IGD 751 10 Irja D
IGD 952 11 Husnah
Domperidone tab/Vometa/ NON
101 Lt. 1 Paru 1136 15 Susie 19
Vomidone/Novotil KDM
IGD 1278 17 Renny
Lt. 2 Jantung 1302 17 Bore
IGD 1619 21 Astrid
Lt. 6 PU 1681 23 Anna
Lt. 6 PU 1910 25 Farieda
IGD 1949 26 Ichsan
IGD 1979 26 Martika
1982 26 Velma
Pav. Kartika 2140 29 Ruswhandi
Lt. 5 PU 452 6 Farieda
IGD 494 Tannov
Lt. 6 PU 1067 14 Budi
IGD 1182 16 Liza
102 Dopamin inj 8 KDM
Lt. 6 PU 1216 16 Hendra
Lt. 6 PU 1266 17 Anna
ICU 1440 18 Ufi
Lt. 4 Paru 1683 23 Yuniar
NON
103 Dydrogesterone tab/Duphaston KB 569 8 Jimmy 1 KDM
IGD 113 2 Mia
IKA 1 1016 13 Rachmanto
NON
104 Ephedrin HCl tab IGD 1253 17 Irja D 5
KDM
IGD 1927 25 Andi
IGD 1963 26 Tannov
401 5 Budi
Lt. 6 PU 664 9 Tannov
IGD 1230 16 Tannov NON
105 Escovit tab 6
IGD 2064 28 Tannov KDM
Lt. 3 PU 2088 28 Tannov
Lt. 6 PU 2179 30 Tannov
106 Esprison tab/Myonal/Myori Pav. Kartika 1625 22 Tugas 3 NON

58 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1828 24 Marethania KDM


IGD 2180 30 Tannov
NON
1
107 Ethambutol HCl tab/Ethambutol IGD 111 2 Irja KDM
NON
108 Etoricoxib tab/Arcoxia IGD 1809 24 Subhan 1 KDM
NON
109 Famotidine tab IGD 1183 15 Danny 1 KDM
NON
110 Feracrylum 1 %/Hemolok IGD 1752 24 Marethania 1 KDM
NON
111
Fluconazol tab/Zemyc Lt. 4 Paru 777 10 Shinta 1 KDM
NON
112
Fluconazol inf/Diflucan ICU 523 7 Ufi 1 KDM
Flunarizine tab/ Lt. 2 PU 661 9 NON
113 2
Degrium/Unalium IGD 2166 30 Irja D KDM
Lt. 2 Jantung 376 5 Frilya NON
114 Fluoxetine HCl kaps/Kalxetin 2
Lt. 6 PU 1526 20 Yurike KDM
ICU 522 7 Ufi NON
115 Fosfomycin inj, drip/Fosmicin 2
IGD 1225 16 Syarif KDM
ICU 2 38 1 Sri W
ICU 2 293 4 Yuni
ICU 2 330 4 Yuni NON
116 Fujimin kaps 6
ICU 523 7 Ufi KDM
ICU 974 12 Ufi
ICU 975 12 Ufi
Lt. 2 Jantung 660 9 Agus
IKA 2 717 10 Najib
Lt. 2 Jantung 983 12 Shinta NON
117 Furosemide tab/Lasix 6
Lt. 3 PU 1134 15 Hendra KDM
IGD 1728 23 Tannov
IGD 1818 24 Hanna
IGD 102 2 Irja D
Lt. 2 Jantung 214 3 Wahyu
ICU 2 326 4 Yuni
Lt. 2 PIS 500 Joko
Lt. 6 PU 773 10 Anna
Lt. 2 Jantung 782 10 Irja D
118 Furosemide inj/Lasix IGD 866 11 Martika 13 KDM
Lt. 6 PU 948 11 Sasmayani
Lt. 2 Jantung 1199 16 Agus
Lt. 2 Jantung 1276 17 Lisa
Lt. 6 PU 1539 20 Maryatun
IGD 1619 21 Astrid
Lt. 2 Gyn 29 Fitri
119 Gelatin inf/Gelofusine ICU 41 1 Sri W 19 NON

59 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

ICU 132 2 Astrid KDM


ICU 134 2 Astrid
ICU 135 2 Astrid
ICU 2 196 3 Ufi
ICU 2 339 4 Yuni
ICU 2 340 4 Yuni
ICU 383 5 Sri W
ICU 2 523 7 Ufi
ICU 677 9 Nadia
ICU 963 12 Ufi
ICU 973 12 Ufi
ICU 975 12 Ufi
ICU 976 12 Ufi
ICU 13 Nanik
ICU 1084 14 Ufi
1303 17 Sri W
1304 17 Sri W
ICU 2 1635 22 Nadia
Unit Stroke 758 10 Sholihul NON
120 Gemfibrozil kaps 2
Unit Stroke 851 11 Azis KDM
Abd.
IGD 171 3 Djannah
Lt. 1 Obst 273 4 Ridho
Lt. 1 Obst 281 4 Ridho
Gentamicin SO4 zalf, crim/ Lt. 4 Paru 590 8 Shinta NON
121 8
Garamycin/Licogenta KDM
Lt. 1 Obst 728 10 Fitri
Lt. 1 Obst 790 10 Fitri
Lt. 1 Obst 734 10 Fitri
Lt. 1 Obst 1855 25 Jimmy
Lt. 6 PU 35 1 Anna
Lt. 6 PU 184 3 Maryatun
Lt. 2 Jantung 422 6 Martika
Lt. 6 PU 448 6 Harry
Lt. 2 Jantung 518 7 Martika
ICU 2 559 7 Ufi
Gentamicin SO4 inj/ Lt. 2 Jantung 579 8 Martika NON
122 15
Gentamerk/Garamycin 599 8 Robert KDM
IGD 672 9 Yadi
IKA 1 674 9 Rio
Lt. 5/2 1005 12 Ichsan
IKA 1 1197 16 Denny
Lt. 1 Paru 1838 25 Retno
Lt. 4 Paru 1965 26 Shinta

60 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 2148 30 Yadi


NON
Glimepiride tab/Amaryl/Gluvas 1
123 Lt. 6 PU 423 6 Astrid KDM
NON
124 Glucosamine tab IGD 1074 14 Edu 1 KDM
IGD 57 2 Mia
IGD 90 2 Mia
IGD 1408 18 Mia
IGD 1795 24 Renny NON
125 Glyceril Guayacolas tab/GG 8
IGD 1845 25 Mia KDM
IGD 1927 25 Andi
IGD 1963 26 Tannov
IGD 2063 28 Tannov
ICU 41 1 Sri W
ICU 2 116 2 Nadia
NON
126 Glyceryl trinitrate kaps/Nitrokaf ICU 555 7 Ufi 5
KDM
Lt. 2 Jantung 984 12 Shinta
Pav. Kartika 1179 15 Prihadi
NON
127 1
Haemaccel inf Lt. 6 PU 3 Maryatun KDM
ICU 2 38 1 Sri W
ICU 45 2 Sri W
ICU 2 115 2 Nadia
ICU 2 117 2 Nadia
Lt. 6 PU 283 4 Farieda
Lt. 6 PU 284 4 Farieda
Lt. 6 PU 285 4 Farieda
ICU 2 352 4 Nanik
NON
128 Haes Steril 6 % inf/Voluven Lt. 5 PU 452 6 Farieda 17
KDM
Lt. 3 PU 476 Harry
ICU 522 7 Ufi
ICU 2 554 7 Ufi
ICU 2 559 7 Ufi
IKA 2 609 Nanik
IGD 783 10 Irja D
ICU 977 12 Ufi
ICU 1086 14 Yudith
NON
129 1
Haloperidol tab Lt. 1 Obst 1848 25 Jimmy KDM
NON
130 1
Hemobion kaps IGD 1950 26 KDM
433 6 M. Irfan NON
131 Hepabalance kaps 2
ICU 555 7 Ufi KDM
Lt. 2 Gyn 374 5 Fitri NON
132 Heparin gel, zalf/Thrombophob 11
Lt. 6 PU 468 6 Farieda KDM

61 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 1 PU 477 6 Harry


Lt. 3 PU 605 8 Dwi
IKA 2 625 8 Liza
Lt. 1 Obst 825 11 Astrid
Lt. 2 Gyn 882 11 Farha
Pav. Kartika 1222 16
Lt. 2 Gyn 1270 17 Fitri
Pav.
Darmawan 1736 24 Yulia
Pav. Kartika 1773 24 Priyadi
Lt. 2 Jantung 422 6 Martika
Lt. 2 Gyn 436 6 Gunawan
Lt. 2 Gyn 582 8 Intan NON
133 Heparin inj 6
Lt. 2 Gyn 708 10 Yuda KDM
Lt. 2 Jantung 1682 23 Irja D
Lt. 2 PU 1860 25 Lira
NON
134 Hidroklortiasida tab/HCT IGD 207 3 Dame 1 KDM
NON
135 Hydrokortison 1 %, 2,5 % cream 1905 25 Sri W 1 KDM
Lt. 5/2 251 4 Fadil
NON
136 Ibuprofen tab/Proris Lt. 2 PU 1958 26 Amiyati 3
KDM
Lt. 2 PU 1998 26 Amy
NON
137 Illos IGD 3 1 Husnah 1 KDM
ICU 963 12 Ufi
Unit Stroke 1006 12 Hartono
Lt. Paru 1136 15 Susie
138 Insulin Aspart inj/Novorapid 6 KDM
IGD 2024 27 Shinta
ICU 28 Sri W
Lt. 6 PU 2095 28 Farieda
Lt. 3 PU 796 10 Yongkie NON
139 Interhistin tab 2
IGD 1254 17 Renny KDM
NON
1
140 Isoksuprin inj/Duvadilan KB 1606 21 Astrid KDM
IKA 2 98 2 Besty
NON
141 Isoniazida tab/INH IGD 111 2 Irja 3
KDM
ICU 2 1464 18 Nadia
IGD 144 3 Dian
Lt. 2 Jantung 660 9 Agus
Isosorbide Dinitrat tab/ Lt. 6 PU 1539 20 Maryatun NON
142 6
ISDN/Fasorbid Lt. 2 Jantung 1544 20 Shinta KDM
IGD 1981 26 Irja D
IGD 2003 26 Martika
143 Kabiven inf ICU 135 2 Astrid 4 NON

62 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

ICU 976 12 Ufi KDM


ICU 1084 14 Ufi
ICU 2 1635 22 Nadia
NON
145
KA-EN 3B inf Lt. 2 Gyn 1314 17 Fitri 1 KDM
Lt. 2 PIS 739 10 Soroy
913 11 Rico NON
146 KA-EN MG3 inf 4
Lt. 4/2 1292 17 Ichsan KDM
1317 17 Fitri
Lt. 1 Obst 437 6 Jimmy
IGD 1296 17 Renny NON
147 Kalk tab 4
IGD 1795 24 Renny KDM
IGD 1881 25 Dicky
ICU 2 196 3 Ufi
IGD 233 3 Dame
ICU 2 293 4 Yuni
ICU 2 330 4 Yuni
Lt. 6 PU 471 6 Farieda
ICU 2 559 7 Ufi
668 Rico
NON
148 KCl tab/KSR Lt. 3 PU 669 9 Rico 15
KDM
IKA 2 716 10 Najib
Lt. 1 PU 725 10 Yongkie
Unit Stroke 759 10 Sholihul
Lt. 2 PU 814 10 Jimmy
Unit Stroke 905 11 Azis
Lt. 2 Jantung 1199 16 Agus
Lt. 5/2 1398 18 Tyas
Lt. 6 PU 802 10 Velma
913 11 Rico NON
149 KCl inf/KSR 4
Lt. 6 PU 1424 18 Velma KDM
Lt. 3 PU 1909 25 Lira
NON
150 1
Ketesse tab IGD 1183 15 Danny KDM
KB 17 1 Yuda
KB 22 1 Yuda
Lt. 5/2 201 3 Handrianto
IGD 256 4 Husnah
Ketoprofen supp/Kaltrofen/ KB 320 4 Yuda NON
151 29
Profenid/Urogesix/Pronalges KB 329 4 Yuda KDM
Lt. 2 Gyn 421 6 Yuda
OKG 501 7 Budi
KB 524 7 Jimmy
KB 525 7 Jimmy

63 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

KB 564 7 Jimmy
599 8 Robert
811 10 Fitri
KB 895 11 Farha
Neurologi 1000 12 Abd. Hamid
OKG 1013 12 Ayu
1014 12 Ayu
Lt. 3/2 1072 14 Okkian
Pav. Kartika 1178 15 Hanna
Lt. 2 PU 1211 16 Hendra
IKA 1 1306 17 Nishal
1368 18 Umar
IGD 1377 18 Mia
Lt. 1 Obst 1636 22 Ichsan
Lt. 5/2 1668 22 Ganda
IGD 1695 23 Yulinda
OKG 1714 23
IGD 2016 27 Umar
OKG 2120 29 Fitri
IGD 1217 16 Syarif NON
152 Ketoprofen tab/Pronalges 2
OKG 1692 23 Budi KDM
NON
153
Ketoprofen inj/Kaltrofen IGD 1622 22 Ichsan 1 KDM
ICU 41 1 Sri W
Lt. 4/2 495 7 Sri D
IGD 666 9 Yadi
IKA 1 675 9 Catur
Lt. 5 PU 699 10 Ety
IGD 1168 15 Ganda NON
154 Ketorolac inj/Remopain 12
IGD 1234 16 Syarif KDM
IGD 1410 18 Syarif
Lt. 5/2 1473 19 Ganda
Lt. 6/2 20 Marethania
Lt. 5/2 1688 23 Ganda
IGD 1722 23 Yulinda
158 3 Rico
NON
155 KL Aspartat tab/Aspar K Lt. 2 Jantung 660 9 Agus 3
KDM
ICU 1789 24 Nanik
Lt. 6 PU 530 7 Atun NON
156 Kloramfenikol inj/Chloramex 2
IGD 575 8 Liza KDM
Abd.
Kloramfenikol zalf, tts mata/ IGD 171 3 Djannah NON
157 Kemicetin/Cendo Fenicol/ 14
Lt. 5/2 173 3 Budiman KDM
Lafimycetin
Lt. 1 Obst 208 3 Najib

64 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Unit Stroke 240 3 Azis


IGD 249 Jimmy
ICU 2 894 11 Yuni
Lt. 1 Obst 1360 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1361 18 Astrid
IGD 1517 19 Okkian
IGD 1596 21 Ichsan
Lt. 2 PU 1658 22 Dwi
IGD 1761 24 Pratiwi
IGD 1803 24 Pratiwi
THT 1959 26 Arifia
IGD 52 2 Josefina
IGD 218 3 Dame
IGD 435 6 Liza
Lactobacillus scht/ IGD 593 8 Liza NON
158 8
Lacto-B/Lacbon/ProBi Lt. 2 PU 744 10 Mia KDM
IGD 771 10 Irja D
IGD 887 11 Martika
IGD 1512 19 Irja D
IGD 101 2 Irja D
IGD 253 4 Husnah
Lt. 1 Obst 314 4 Yuda
IGD 414 5 Astrid
IGD 446 6 Shinta
IGD 461 6 Shinta
Lt. 1 Obst 502 7 Astrid
Lt. 3 PU 605 8 Dwi
IGD 659 9 Tannov
IGD 760 10 Irja D
IGD 776 10 Irja D
Lt. 2 PU 784 10 Yongkie NON
159 Lafidryl syr 30
IGD 785 10 Irja D KDM
IGD 814 10 Jimmy
IGD 886 11 Martika
IGD 1041 13 Hanna
Lt. 3/2 1071 14 Umar
IGD 1254 17 Renny
IGD 1293 17 Renny
IGD 1452 18 Husnah
IKA 1 1582 21 Yopie
IGD 1590 21 Erna
Lt. 2 PU 1657 22 Dwi
IGD 1748 24 Pratiwi

65 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1782 24 Pratiwi


IGD 1803 24 Pratiwi
IGD 1805 24 Pratiwi
IGD 1996 26 Irja D
IGD 2169 30 Irja D
IGD 2174 30 Irja D
IGD 130 2 Dian
NON
160 Lafihistin tab IGD 1864 25 Mia 3
KDM
1905 25 Sri W
Lt. 1 Obst 14 1 Jimmy
Lt. 1 Obst 267 4 Ridho
Lt. 1 Obst 272 4 Ridho
Lt. 1 Obst 273 4 Ridho
Lt. 1 Obst 275 4 Ridho
Lt. 1 Obst 277 4 Ridho
Lt. 1 Obst 445 6 Farha
Lt. 2 Jantung 473 6 Liza
Lt. 1 Obst 653 9 Astrid NON
161 Laktulosa syr/Lactulax 17
KDM
ICU 743 10 Tati
Lt. 1 Obst 826 11 Astrid
Lt. 1 Obst 1360 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1362 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1364 18 Astrid
Pav. Kartika 1654 22
Pav.
Darmawan 1735 24 Priyadi
Lt. 1 Obst 1853 25 Jimmy
Lt. 6 PU 529 7 Anna
KB 787 10 Fitri
1368 18 Umar
Lt. 6 PU 1493 19
NON
162 Laxadine syr Lt. 1 Paru 1563 21 Retno 9
KDM
Lt. 1 Obst 1570 21 Jimmy
Pav. Kartika 1653 22 Ety
Lt. 1 Obst 1852 25 Jimmy
IGD 1949 26 Ichsan
NON
163 1
Levofloxacin tab IGD 1560 21 Liza KDM
Lt. 6 PU 765 10 Syachril
NON
164 Levofloxacin inj,drip ICU 2 1711 23 Nadia 3
KDM
Lt. 2 Jantung 2023 27 Shinta
KB 5 1 Jimmy
165 Lidocaine inj/Xylocaine KB 18 1 Yuda 12 KDM
KB 22 1 Yuda

66 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

KB 54 2 Jimmy
Lt. 2 PIS 424 6 Toto
KB 787 10 Fitri
IKA 1 830 11 Nishal
KB 856 11 Fitri
KB 876 11 Farha
KB 895 11 Farha
KB 1184 16 Fitri
KB 1778 24 Farha
Lt. 6/2
(Dokmil) 213 3 Giantoro
NON
166 Lidocaine gel/Xylocaine IGD 941 11 Husnah 3
KDM
Abd.
Pav. Kartika 1656 22 Djannah
NON
1
167 Linkomisina HCL kap/Linchopar IKA 2 377 5 Nonie KDM
IGD 392 5 Astrid
NON
168 Loratadine tab IGD 1966 26 Martika 3
KDM
ICU 2181 30 Sri W
ICU 195 3 Ufi
Lt. 6 PU 423 6 Astrid
Lt. 2 Jantung 472 6 Liza
ICU 514 7 Ufi
ICU 523 7 Ufi
Lt. 2 Jantung 550 7 Irja D
Lt. 2 Jantung 551 7 Irja D
Lt. 2 Jantung 660 9 Agus
Lt. 2 Jantung 782 10 Irja D
ICU 974 12 Ufi
ICU 977 12 Ufi NON
169 Lovenox inj 21
KDM
Lt. 2 Jantung 983 12 Shinta
ICU 1029 13 Nanik
ICU 13 Nanik
Lt. 2 Jantung 1043 13 Dame
ICU 1086 14 Yudith
1088 14 Syaufi
ICU 1143 15 Ufi
ICU 1154 15 Ufi
Pav.
Darmawan 1735 24 Priyadi
1890 25 Sri W
IGD 65 2 Irja D
IGD 75 2 Irja D NON
170 Lytamin syr 21
IGD 91 2 Irja D KDM
IGD 99 2 Irja D

67 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 222 3 Najib


IGD 461 6 Shinta
IGD 549 7 Irja D
IGD 563 7 Tannov
689 9 Tannov
IGD 697 9 Josefina
IGD 700 10 Tannov
IGD 786 10 Irja D
IKA 1 1263 17 Ardika
IGD 1328 17 Lisa
IGD 1592 21 Irja D
1594 21 Erna
IGD 1677 23 Irja D
IGD 1845 25 Mia
IGD 1996 26 Irja D
IGD 2174 30 Irja D
IGD 2175 30 Irja D
IGD 701 10 Ety
171 Manitol 20 % inf/Manitol 2 KDM
IGD 1226 16 Tannov
IGD 750 10
Mecobalamin tab/ NON
172 1090 14 3
Kalmeco/Methycobal KDM
1649 22 Dwi
Lt. 6 PU 423 6 Astrid
Mecobalamin inj/ ICU 963 12 Ufi NON
173 4
Kalmeco/Methycobal Lt. 6 PU 1598 21 Erna KDM
IGD 1619 21 Astrid
NON
174 Meloxicam tab Neurologi 1000 12 Abd. Hamid 1 KDM
ICU 523 7 Ufi
Lt. 6 PU 970 12 Velma
ICU 974 12 Ufi
Meropenem inj/ NON
175 ICU 976 12 Ufi 7
Meropex/Meronem KDM
ICU 989 12 Ufi
ICU 1084 14 Ufi
ICU 1086 14 Yudith
Lt. 6 PU 36 1 Anna
KB 56 2 Jimmy
IKA 1 96 2 Aditya
Metampiron inj/ Lt. 2 Gyn 112 2 Jimmy NON
176 21
Novalgin/Antalgin IGD 128 2 Nishal KDM
Lt. 6 PU 448 6 Harry
ICU 2 873 11 Yuni
Lt. 1 Obst 1073 14 Agus

68 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IKA 1 1145 15 Agus


IKA 1 1197 16 Denny
Lt. 3/2 1312 17 Hamid
Lt. 2 Gyn 1439 18 Fitri
ICU 1474 19 Ufi
ICU 2 1578 21 Nadia
IKA 1 1582 21 Yopie
Unit Stroke 1608 21 Nadia
Lt. 5/2 1700 23 Ganda
Lt. 5/2 1701 23 Ganda
IKA 1 1764 24
Lt. 6 PU 2045 27 Shinta
KB 2089 28 Farha
Lt. 2 Gyn 55 2 Gunawan
Lt. 2 Gyn 1545 20 Yuda NON
177 Methergin tab 4
KB 1637 22 Yuda KDM
Lt. 2 Gyn 1690 23 Jimmy
NON
178
Methergin inj KB 895 11 Farha 1 KDM
IGD 111 2 Irja D NON
179 Methioson tab 2
IKA 2 190 3 Najib KDM
IKA 2 309 4 Dame
IGD 576 8 Liza
Lt. 2 PU 982 12 Lilik
IGD 1147 15 Liza
IGD 1254 17 Renny
Methylprednisolone tab/ IKA 1 1263 17 Ardika NON
180 12
Lameson Lt. 6 PU 1267 17 Anna KDM
IGD 1293 17 Renny
Lt. 6 PU 1400 18 Velma
IGD 1560 21 Liza
IGD 1803 24 Pratiwi
IGD 1966 26 Martika
IGD 289 4 Irja D
Lt. 3 PU 336 4 Hanna
Methylprednisolone inj/ NON
181 ICU 2 559 7 Ufi 5
Medixon KDM
Lt. 5 PU 1565 21 Dwi
Lt. 4/2 1883 25 Astrid
IGD 3 Dame
IGD 259 4 Irja D
Metoklopramide tab/ NON
182 Lt. 2 Gyn 262 4 Yuda 27
Primperan KDM
IGD 310 4 Irja D
IGD 346 4 Dame

69 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 3 PU 391 5 Astrid


Lt. 1 Obst 437 6 Jimmy
KB 601 8 Farha
Lt. 1 Obst 651 9 Astrid
Lt. 2 Gyn 703 10 Yuda
IGD 764 10 Irja D
IGD 939 11 Lisa
IGD 954 12 Lisa
IGD 987 12 Irja D
Lt. 2 PU 1211 16 Hendra
Lt. 6 PU 1213 16 Hendra
Lt. 6 PU 1307 17 Anna
Lt. 2 Gyn 1315 17 Fitri
IGD 1331 17 Jimmy
IGD 1494 19 Irja D
KB 1707 23 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1759 24 Farha
IGD 1783 24 Pratiwi
Lt. 2 PU 2112 29 Irja D
Lt. 5 PU 2126 29 Sri D
IGD 2151 30 Irja D
IGD 2186 30 Irja D
KB 78 2 Jimmy
Lt. 6 PU 282 4 Farieda
IGD 289 4 Irja D
Lt. 3 PU 336 4 Hanna
IGD 632 8 Liza
Lt. 5/2 781 10 Ganda
IGD 910 11 Hanna
Metoklopramide inj/ OKG 1013 12 Ayu NON
183 16
Primperan Lt. 2 Gyn 1314 17 Fitri KDM
IGD 1568 21 Erna
Lt. 2 Gyn 1709 23 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1757 24 Farha
IKA 1 1764 24
IGD 1822 24 Hanna
Lt. 2 Gyn 1836 25 Fitri
Lt. 2 Gyn 1951 26 Jimmy
Metoklopramide syr/ IGD 1147 15 Liza NON
184 2
Primperan IGD 1805 24 Pratiwi KDM
Lt. 1 Obst 71 2 Yuda
NON
185 Metronidazole tab Lt. 5/2 305 4 Christin 7
KDM
IGD 435 6 Liza

70 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 6 PU 665 9 Maryatun


IGD 1217 16 Syarif
1284 17 Ayu
IGD 1761 24 Yulinda
Lt. 1 Obst 58 2 Yuda
Lt. 1 Obst 278 4 Ridho
Lt. 1 Obst 314 4 Yuda
KB 598 8 Astrid
Lt. 1 Obst 603 8 Ayu
OKG 636 8 Eliza
IKA 1 650 9 Rio
IKA 1 674 9 Rio
Lt. 1 Obst 727 10 Fitri
Metronidazole inj, drip/ Lt. 1 Obst 729 10 Fitri NON
186 20
Metrofusin Lt. 1 Obst 731 10 Fitri KDM
Lt. 1 Obst 827 11 Astrid
Lt. 1 Obst 828 11 Astrid
Lt. 1 Obst 829 11 Astrid
IKA 1 897 11 Haryanto
Lt. 6 PU 1038 13 Budi
Lt. 3/2 1312 17 Hamid
IGD 1487 19 Ichsan
Lt. 3 PU 1902 25 Lira
ICU 2181 30 Sri W
KB 787 10 Fitri
811 10 Fitri NON
187 Metronidazole supp/Flagyl 4
KB 819 11 Fitri KDM
Lt. 1 Obst 845 11 Astrid
NON
1
MgSO4 pulv/Garam Inggris Lt. 4/2 1900 25 Astrid KDM
188
MgSO4 40 % inj/MgSO4 inj KB 320 4 Yuda NON
2
KB 656 9 Yuda KDM
NON
1
189 Miconazole zalf 1349 17 Ufi KDM
NON
190 Midazolam inj/Dormicum IGD 1621 22 Erna 1 KDM
NON
191 Minirin Spray ICU 383 5 Sri W 1 KDM
KB 54 2 Jimmy
KB 229 3 Astrid
680 9 Yuda
NON
192 Misoprostol tab/Cytotec KB 1184 16 Fitri 7
KDM
Lt. 1 Obst 1362 18 Astrid
KB 1637 22 Yuda
KB 1676 23 Jimmy

71 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

ICU 560 7 Ufi


ICU 977 12 Ufi NON
193 Myloz inj 4
ICU 2 1111 14 Sri W KDM
2061 28 Sri W
194 Na Bicarbonat fl/Meylon Lt. 2 Gyn 331 4 Yuda 1 KDM
IKA 2 543 7 Fenny
Lt. 6 PU 948 11 Sasmayani
Lt. 6 PU 1266 17 Anna
1368 18 Umar
NON
195 Na Bicarbonat tab IKA 1479 19 Okkian 9
KDM
Lt. 6 PU 1539 20 Maryatun
Lt. 4 Paru 1683 23 Yuniar
R. Bayi 1868 25 Dian
Lt. 2 Gyn 2034 27 Yuda
Lt. 5/2 70 2 Astrid
Lt. 1 Obst 278 4 Ridho
Lt. 5/2 687 9 Doroty
IGD 968 12 Ichsan
IGD 1074 14 Edu
1128 1128 Jursal
Lt. 2 Jantung 1302 17 Bore
Na. Diklofenak IGD 1639 22 Liza NON
196 16
tab/Voltadex/Voltaren/Cataflam Lt. 2 Gyn 1690 23 Jimmy KDM
Lt. 2 Gyn 1705 23 Jimmy
Lt. 2 Gyn 1709 23 Jimmy
Lt. 1 Obst 1849 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1855 25 Jimmy
IGD 1972 26 Martika
2165 30 Yongkie
IGD 2180 30 Tannov
NON
197
Na. Diklofenak gel/Voltadex Lt. 2 Jantung 188 3 Dame 1 KDM
Lt. 4/2 315 4 Astrid
IGD 644 9 Widodo
Lt. 1 Obst 732 10 Fitri
Lt. 6 PU 765 10 Syachril
N-acetylcysteine scht/ Lt. 1 Obst 793 10 Fitri NON
198 10
Fluimucil IGD 911 11 Irja D KDM
1070 14
Lt. 6 PU 1374 18 Velma
IKA 2 1381 18 Besty
Lt. 4/2 1798 24 Astrid
199 NaCl kaps ICU 2 554 7 Ufi 3 NON

72 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 6 PU 802 10 Velma KDM


Lt. 3 PU 1909 25 Lira
Lt. 2 PIS 424 6 Toto
Lt. 2 PIS 487 7 Soroy
ICU 2 559 7 Ufi
IGD 657 9 Doroty
NON
200 NaCl 0,9 %/NaCl 3 %/NaCl inf Lt. 6/2 20 Marethania 9
KDM
IGD 1752 24 Marethania
IGD 1761 24 Yulinda
Lt. 6 PU 2095 28 Farieda
IGD 2129 29 Marethania
NON
201 Neostigmin inj/Prostigmin ICU 132 2 Astrid 1 KDM
Lt. 6/2
(Dokmil) 148 3 Yudi
Netilmicin inj/Netromycin/ Lt. 6/2 NON
202 3
Hypobach (Dokmil) 149 3 Yudi KDM
Lt. 6/2
(Dokmil) 1876 25 Umar
Lt. 6/2
(Dokmil) 11 1 Aditya
IGD 101 2 Irja D
ICU 2 114 2 Nadia
Lt. 2 Gyn 203 3 Astrid
Lt. 2 Gyn 204 3 Astrid
IGD 258 4 Irja D
IGD 269 4 Irja D
IGD 291 4 Irja D
IGD 392 5 Astrid
ICU 2 411 5 Claudia
577 8 RSGS
IGD 613 8 Liza NON
203 Neuralgad tab 68
IGD 644 9 Widodo KDM
IGD 673 9 Hendarmin
IGD 865 11 Martika
Lt. 5/2 902 11 Rico
IGD 954 12 Lisa
965 12 Umar
IGD 985 12 Shinta
IGD 987 12 Irja D
IGD 1015 12 Irja D
1070 14
IGD 1079 14 Irja D
IGD 1094 14 Sri D
IGD 1122 15 Sri D

73 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1129 15 Irja D


IGD 1144 15 Liza
1156 15 Josefina
IGD 1194 16
IGD 1229 16 Tannov
IGD 1230 16 Tannov
Lt. 2 Jantung 1275 17 Renny
Lt. 1 Paru 1289 17 Renny
Lt. 2 Jantung 1302 17 Bore
IGD 1326 17 Jimmy
IGD 1341 17 Hanna
IGD 1342 17 Hanna
IGD 1343 17 Hanna
IGD 1389 18 Mia
IGD 1406 18 Mia
Lt. 1 Paru 1482 19 Retno
IGD 1531 20 Dame
IGD 1560 21 Liza
Lt. 1 Paru 1563 21 Retno
IGD 1590 21 Erna
Lt. 3 PU 1652 22 Dwi
Lt. 2 PU 1657 22 Dwi
Lt. 2 Jantung 1682 23 Irja D
IGD 1686 23 Irja D
IGD 1719 23 Tannov
IGD 1728 23 Tannov
Pav. Kartika 1774 24
IGD 1807 25 Mia
IGD 1818 24 Hanna
Lt. 3 PU 1908 25 Lira
IGD 1988 26 Irja D
IGD 2036 27 Shinta
IGD 2039 27 Dame
IGD 2060 27 Dame
IGD 2064 28 Tannov
Lt. 6/2
(Dokmil) 2071 28 Liza
Lt. 5 PU 2126 29 Sri D
IGD 2151 30 Irja D
Lt. 6 PU 2154 30 Renny
IGD 2160 30 Irja D
Lt. 1 Obst 2172 30 Rizal
IGD 2180 30 Tannov

74 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 2186 30 Irja D


IGD 6 1 Husnah
Neurologi 7 1 Abd. Hamid
IGD 15 1 Haikal
IGD 29 1 Haikal
ICU 40 1 Sri w
IGD 118 2 Irja D
IGD 206 3 Butet
IGD 207 3 Dame
297 4 Irja D
IGD 346 4 Dame
IGD 364 5 Dame
IGD 396 5 Erna
IGD 446 6 Shinta
IGD 498 7 Irja D
IGD 746 10 Irja D
IGD 864 11 Martika
IGD 952 11 Husnah
Pol. Peny.
Dlm 958 12 Kenny
IGD 987 12 Irja D
IGD 1015 12 Irja D NON
204 Neurobiad tab/NB/Neurodex 59
IGD 1023 13 Dame KDM
IGD 1048 13 Hanna
IGD 1082 14 Ratih
IGD 1083 14 Ratih
IGD 1129 15 Irja D
IGD 1243 17 Syarif
IGD 1244 17 Syarif
IGD 1326 17 Jimmy
IGD 1331 17 Jimmy
IGD 1341 17 Hanna
IGD 1343 17 Hanna
IGD 1405 18 Tatiyana
IGD 1452 18 Husnah
IGD 1454 18 Husnah
IGD 1494 19 Irja D
IGD 1530 20 Shinta
IGD 1534 20 Dame
IGD 1538 20 Dame
IGD 1551 20 Shinta
Lt. 6 PU 1598 21 Erna
IGD 1639 22 Liza

75 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1686 23 Irja D


IGD 1687 23 Irja D
Lt. 5/2 1688 23 Ganda
IGD 1715 23 Ganda
IGD 1762 24 Pratiwi
IGD 1790 24 Renny
IGD 1791 24 Renny
IGD 1988 26 Irja D
IGD 1991 26 Irja D
IGD 1997 26 Irja D
IGD 2036 27 Shinta
IGD 2039 27 Dame
IGD 2049 27 Shinta
IGD 2060 27 Dame
Lt. 5/2 2090 28 Agus
Lt. 6 PU 2095 28 Farieda
IGD 2116 29 Yadi
2165 30 Yongkie
IGD 505 7 Irja D
1161 15 Dwi NON
205 Neurobiad inj/NB
IGD 1388 18 Mia 4 KDM
IGD 2160 30 Irja D
Lt. 3 PU 671 9 Handrianto NON
206 Neurobiad 5000 tab/NB 2
ICU 2 873 11 Yuni KDM
ICU 195 3 Ufi
IGD 217 3 Dame
Lt. 1 PU 263 4 Lira F
Lt. 2 PU 268 4 Lira F
Lt. 3 PU 391 5 Astrid
ICU 2 559 7 Ufi
IGD 571 8 Liza
IGD 575 8 Liza
IGD 594 8 Liza
NON
207 Neurobiad 5000 inj/NB IKA 2 609 8 Nanik 33
KDM
611 8 Liza
Lt. 1 Obst 653 9 Astrid
ICU 677 9 Nadia
IGD 807 10 Hanna
Lt. 6/2 822 11 Nishal
IGD 954 12 Lisa
ICU 963 12 Ufi
ICU 973 12 Ufi
Neurologi 1000 12 Abd. Hamid

76 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

1090 14
IGD 1149 15 Liza
Lt. 1 Obst 1232 16 Jimmy
Lt. 1 Obst 1233 16 Jimmy
IGD 1486 19 Hanna
IGD 1877 25 Andi
Lt. 3 PU 1934 25 Ety
IGD 1967 26 Tannov
IGD 1968 26 Tannov
IGD 1986 26 Martika
IGD 1988 26 Irja D
Lt. 1 Obst 2069 28 Astrid
Lt. 3 PU 2099 28 Kenny
IGD 2156 30 Irja D
NON
208 1
NH4Cl tab/Amonium Klorida IGD 113 2 Mia KDM
KB 18 1 Yuda
KB 524 7 Jimmy
KB 525 7 Jimmy
KB 656 9 Yuda
Lt. 1 Obst 734 10 Fitri
Lt. 1 Obst 793 10 Fitri
NON
209 Nifedipine tab/Farmalat 797 10 Fitri 13
KDM
811 10 Fitri
Lt. 1 Obst 844 11 Astrid
Lt. 1 Obst 845 11 Astrid
Lt. 1 Obst 1848 25 Jimmy
KB 2008 27 Astrid
Lt. 6 PU 2154 30 Renny
NON
210 Nimodipin inj/Nimotop Lt. 6 PU 423 6 Astrid 1 KDM
NON
211 Nistatin drop 1594 21 Erna 1 KDM
212 Nitroglycerin inj/Nitrocine IGD 866 11 Martika 1 KDM
ICU 560 7 Ufi
Norepinephrine inj/ ICU 974 12 Ufi
213 4 KDM
Vascon/Raivas ICU 1084 14 Ufi
IGD 1182 16 Liza
IGD 53 2 Josefina
IGD 113 2 Mia
Lt. 1 Obst 267 4 Ridho NON
214 OBH syr/Potio Nigra 23
IGD 269 4 Irja D KDM
IGD 338 4 Irja D
IGD 364 5 Dame

77 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 398 5 Erna


IGD 643 9 Tannov
Lt. 1 Obst 816 11 Ayu
Lt. 5/2 932 11 Rico
IGD 1048 13 Hanna
Lt. 5/2 1228 16 Terawan
IGD 1239 16 Tannov
IGD 1253 17 Irja D
Lt. 5/2 1473 19 Ganda
IGD 1530 20 Shinta
IGD 1551 20 Shinta
Lt. 2 Jantung 1682 23 Irja D
IGD 1710 23 Tannov
IGD 1807 25 Mia
IGD 1882 25 Mia
IGD 2072 28 Josefina
IGD 2079 28 Tannov
Lt. 6 PU 34 1 Anna
Lt. 6 PU 49 2 Anna
IGD 435 6 Liza
Lt. 6 PU 471 6 Farieda
Lt. 3 PU 476 Harry
Lt. 6 PU 589 8 Velma
IGD 595 8 Liza
IGD 808 Hanna
IGD 939 11 Lisa
IGD 952 11 Husnah
Pol. Peny.
Dlm 958 12 Kenny
Omeprazole kaps/OMZ/ Lt. 2 PU 1211 16 Hendra NON
215 24
Ozid/Rocer IGD 1297 17 Renny KDM
IGD 1331 17 Jimmy
Pol. Peny.
Dlm 1472 19 Syafruddin
IGD 1560 21 Liza
Lt. 6 PU 1681 23 Anna
Lt. 6 PU 1781 24 Anna
Poli Peny.
Dlm 1954 26 Diany
1982 26 Velma
Lt. 2 Jantung 2133 29 Husnah
Pav. Kartika 2140 29 Ruswhandi
Lt. 5 PU 2158 30 Farieda
2165 30 Yongkie

78 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Unit Stroke 191 3 Azis


Lt. 5/2 201 3 Handrianto
Lt. 6 PU 282 4 Farieda
Unit Stroke 288 4 Azis
ICU 677 9 Nadia
IGD 783 10 Irja D
Lt. 2 PU 784 10 Yongkie
940 11 Ichsan
Lt. 2 PU 962 12 Soroy
NON
216 Omeprazole inj/OMZ ICU 963 12 Ufi 19
KDM
ICU 973 12 Ufi
ICU 974 12 Ufi
ICU 977 12 Ufi
ICU 13 Nanik
IGD 1130 15 Irja D
Lt. 3/2 1312 17 Hamid
Lt. 6 PU 1400 18 Velma
Lt. 4 Paru 26 Shinta
Lt. 2 Gyn 2034 27 Yuda
Ondansetron tab/ Lt. 5/2 1350 18 Umar NON
217 2
Narfoz/Frazon IGD 2166 30 Irja D KDM
ICU 41 1 Sri W
ICU 2 116 2 Nadia
ICU 195 3 Ufi
IGD 233 3 Dame
Lt. 5 PU 452 6 Farieda
ICU 2 489 7 Nadia
Ondansetron inj/ ICU 677 9 Nadia NON
218 14
Narfoz/Frazon/Lametic Lt. 2 PU 814 10 Jimmy KDM
ICU 975 12 Ufi
Lt. 3/2 1072 14 Okkian
Lt. 3 PU 1096 14 Ety
Lt. 3/2 1312 17 Hamid
Lt. 6 PU 1892 25 Farieda
Pav. Kartika 2098 28 Bambang
IGD 218 3 Dame
IGD 435 6 Liza
IGD 593 8 Liza
NON
219 Oralit scht KB 698 9 Yuda 7
KDM
IKA 2 813 Hanna
IGD 938 11 Lisa
Lt. 2 PU 962 12 Soroy
220 Ossoral tab IGD 592 8 Christin 2 NON

79 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 5/2 1285 17 Ganda KDM


KB 5 1 Jimmy
KB 18 1 Yuda
KB 22 1 Yuda
KB 54 2 Jimmy
KB 78 2 Jimmy
104 2 Ridho
292 4 Yuda
KB 329 4 Yuda
KB 564 7 Jimmy
680 9 Yuda
KB 787 10 Fitri
Oxytocin inj/Syntocinon/ KB 856 11 Fitri NON
221 24
Pitogin/Piton-S KB 876 11 Farha KDM
KB 895 11 Farha
1014 12 Ayu
KB 1184 16 Fitri
KB 1185 16 Fitri
KB 1431 18 Yuni
KB 1569 21 Astrid
KB 1637 22 Yuda
OKG 1714 23
KB 1778 24 Farha
KB 2011 26 Astrid
OKG 2120 29 Fitri
NON
222 Pan Amin G inf Lt. 2 PIS 739 10 Soroy 1 KDM
ICU 41 1 Sri W
NON
223 Pantoprazole inj/Pantozol ICU 195 3 Ufi 3
KDM
Lt. 2 Gyn 1271 17 Fitri
IKA 1 1 1 Dyah
IGD 15 1 Haikal
KB 17 1 Yuda
KB 22 1 Yuda
Lt. 6 PU 34 1 Anna
Lt. 6 PU 49 2 Anna
Paracetamol tab/PCT/ NON
224 IGD 52 2 Josefina 140
Sanmol/Farmadol/Pamol KDM
IGD 57 2 Mia
IGD 65 2 Irja D
IGD 90 2 Mia
IGD 91 2 Irja D
IGD 94 2 Irja D
IGD 99 2 Irja D

80 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

ICU 2 117 2 Nadia


IGD 118 2 Irja D
Lt. 1 Obst 123 2 Jimmy
Abd.
Lt. 1 PU 136 2 Djannah
Abd.
IGD 171 3 Djannah
IKA 2 180 3 Arifin
ICU 2 196 3 Ufi
IGD 206 3 Butet
IKA 2 223 3 Najib
Lt. 2 PU 268 4 Lira F
Lt. 1 Obst 274 4 Ridho
Lt. 6 PU 282 4 Farieda
Lt. 6 PU 283 4 Farieda
Lt. 6 PU 284 4 Farieda
Lt. 6 PU 285 4 Farieda
IGD 289 4 Irja D
Lt. 3 PU 336 4 Hanna
IGD 364 5 Dame
Lt. 3 PU 391 5 Astrid
IGD 396 5 Erna
397 5 Erna
401 5 Budi
Lt. 6 PU 404 5 Budi
IGD 440 6 Liza
Lt. 1 Obst 445 6 Farha
IGD 446 6 Shinta
Lt. 6 PU 470 6 Farieda
IGD 498 7 Irja D
KB 524 7 Jimmy
IKA 2 540 7 Fenny
IKA 3 542 7 Fenny
Lt. 6 PU 589 8 Velma
IGD 637 9 Husnah
Lt. 2 PU 661 9
Lt. 6 PU 664 9 Tannov
Lt. 3 PU 671 9 Handrianto
689 9 Tannov
Lt. 3 PU 694 9 Tannov
IGD 697 9 Josefina
IGD 715 10 Mia
IKA 2 716 10 Najib
IGD 746 10 Irja D

81 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 751 10 Irja D


IGD 760 10 Irja D
IGD 776 10 Irja D
IGD 779 10 Irja D
IGD 785 10 Irja D
IKA 2 794 10 Amalia
IKA 2 813 Hanna
IGD 814 10 Jimmy
818 11
IGD 864 11 Martika
IGD 917 11 Martika
Lt. 2 PU 934 11 Hanna
ICU 988 12 Ufi
ICU 989 12 Ufi
IKA 1 1016 13 Rachmanto
IGD 1023 13 Dame
IKA 1 1026 13 Denny
ICU 13 Nanik
IGD 1048 13 Hanna
IGD 1079 14 Irja D
ICU 1084 14 Ufi
IGD 1129 15 Irja D
IGD 1147 15 Liza
Lt. 3 PU 1152 15 Dwi
IGD 1165 15 Josefina
Pav. Kartika 1178 15 Hanna
IGD 1194 16
Lt. 1 Obst 1202 16 Astrid
Lt. 6 PU 1213 16 Hendra
IGD 1220 16 Syarif
Lt. 3 PU 1231 16 Rita
IGD 1239 16 Tannov
IGD 1273 17
Lt. 2 Jantung 1276 17 Lisa
Lt. 6 PU 1307 17 Anna
Lt. 3 PU 1309 17 Renny
Lt. 1 Paru 1313 17 Retno
Lt. 4 Paru 1325 17 Shinta
IGD 1326 17 Jimmy
IGD 1328 17 Lisa
IGD 1331 17 Jimmy
IGD 1339 17 Hanna
IGD 1347 18 Hanna

82 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1366 18 Mia


Lt. 6 PU 1374 18 Velma
IGD 1389 18 Mia
IGD 1405 18 Tatiyana
IGD 1406 18 Mia
Lt. 2 Gyn 1439 18 Fitri
IGD 1454 18 Husnah
IGD 1486 19 Hanna
IGD 1497 19 Hanna
IGD 1505 19 Hanna
IGD 1537 20 Marethania
IGD 1538 20 Dame
IGD 1551 20 Shinta
IGD 1560 21 Liza
Lt. 6 PU 1598 21 Erna
IGD 1600 21 Astrid
IGD 1619 21 Astrid
Lt. 2 PU 1658 22 Dwi
Neurologi 1680 23 Hamid
Lt. 2 PU 1702 23 Renny
IGD 1704 23 Tannov
IGD 1720 23 Tannov
Lt. 2/2 1731 23 Irja D
IGD 1738 24 Irja D
IGD 1830 Hanna
Lt. 1 Obst 1848 25 Jimmy
Lt. 6 PU 1910 25 Farieda
IGD 1927 25 Andi
1982 26 Velma
IGD 1991 26 Irja D
2050 27 Yuda
IGD 2064 28 Tannov
IGD 2066 28 Tannov
KB 2067 28 Farha
Lt. 3 PU 2088 28 Tannov
Lt. 5/2 2090 28 Agus
Lt. 2 PU 2112 29 Irja D
IGD 2127 29 Husnah
IGD 2131 29 Sri D
IGD 2163 30 Irja D
IGD 2166 30 Irja D
IGD 2182 30 Irja D
225 Paracetamol syr/PCT/Sanmol IGD 25 1 Josefina 40 NON

83 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 75 2 Irja D KDM


IGD 83 2 Irja D
IKA 1 151 3 Catur
IGD 264 4 Husnah
IGD 270 4 Irja D
IGD 461 6 Shinta
IGD 532 7 Irja
IKA 2 539 7 Fenny
IKA 2 541 7 Fenny
IGD 549 7 Irja D
IGD 700 10 Tannov
IGD 786 10 Irja D
Lt. 6 PU 804 10 Hartati
ICU 2 861 11 Yuni
888 Bon
IGD 925 11 Hanna
IGD 1035 13 Dame
IGD 1059 14 Dame
IKA 1 1197 16 Denny
IGD 1370 18 Hanna
IKA 2 1379 18 Besty
IKA 1 1380 18 Besty
IGD 1408 18 Mia
IGD 1512 19 Irja D
IGD 1530 20 Shinta
IGD 1592 21 Irja D
IGD 1595 21 Erna
IGD 1659 22 Liza
IGD 1678 23 Irja D
IGD 1748 24 Pratiwi
IGD 1783 24 Pratiwi
IGD 1810 24 Renny
IGD 1845 25 Mia
IKA 2 1859 25 Dian
IKA 2 1904 25 Lisa
IGD 2063 28 Tannov
IGD 2128 29 Husnah
IGD 2174 30 Irja D
IGD 2175 30 Irja D
IKA 2 622 8 Aditya
IGD 779 10 Irja D NON
226 Paracetamol supp 9
IGD 1059 14 Dame KDM
Lt. 2 Jantung 1468 18 Sri D

84 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

ICU 1474 19 Ufi


Lt. 6 PU 1539 20 Maryatun
IGD 1678 23 Irja D
IGD 1991 26 Irja D
Lt. 2 PU 2112 29 Irja D
NON
227
Paracetamol inj ICU 393 5 Claudia 1 KDM
NON
228
Paracetamol drops/Sanmol IGD 887 11 Martika 1 KDM
IGD 113 2 Mia
IGD 1278 17 Renny
Phenobarbital tab/ NON
229 IGD 1296 17 Renny 5
Luminal/Sibital KDM
IGD 1347 18 Hanna
IKA 2 2123 29 Fenny
IKA 1 1 1 Dyah
ICU 2 196 3 Ufi
ICU 2 294 4 Yuni
NON
230 Phenytoin kaps/Dilantin ICU 383 5 Sri W 7
KDM
Lt. 5/2 902 11 Rico
Lt. 6 PU 1372 18 Velma
IKA 2 2123 29 Fenny
IKA 1 96 2 Aditya
Lt. 4/2 495 7 Sri D
IKA 1 515 7 Agus
IKA 1 591 8 Yopie
Lt. 6/2 624 8 Michael
ICU 677 9 Nadia
IKA 1 690 9 Aditya
Lt. 6/2 755 10 Nishal
231 Phenytoin inj/Dilantin 16 KDM
Lt. 6/2 822 11 Nishal
Lt. 6/2 899 11 Aditya
IGD 957 12 Husnah
ICU 973 12 Ufi
IKA 1 1145 15 Agus
Lt. 6/2 1373 18 Velma
IGD 1620 22 Astrid
IGD 2176 30 Tannov
Neurologi 7 1 Abd. Hamid
Lt. 6/2 NON
232 Piracetam kaps/Neurotam 3
(Dokmil) 11 1 Aditya KDM
1283 17 Ayu
Lt. 5 PU 318 4 Syahril
NON
233 Piracetam inj/Neurotam IGD 701 10 Ety 5
KDM
IGD 1999 26 Martika

85 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 3 PU 2010 27 Irja D


Lt. 6 PU 2167 30 Yongkie
NON
1
234 Pirimetamin tab Lt. 5 PU 1564 21 Dwi KDM
Abd. NON
1
235 Piroxicam tab/Feldene Lt. 5/2 172 3 Djannah KDM
NON
236 Polacel tab/Celestamin IKA 1 159 3 Wahyono 1 KDM
IGD 25 1 Josefina
IGD 53 2 Josefina
IKA 2 230 3 Najib
IGD 925 11 Hanna
IGD 1296 17 Renny
NON
237 Prednison tab IGD 1795 24 Renny 11
KDM
IGD 1806 24 Renny
IGD 1927 25 Andi
IGD 1963 26 Tannov
IGD 2063 28 Tannov
IGD 2072 28 Josefina
Lt. 6 PU 665 9 Maryatun NON
238 Propranolol tab 2
IKA 2 717 10 Najib KDM
NON
239 1
Pyrazinamida tab/Pirazinamid IGD 111 2 Irja KDM
ICU 2 293 4 Yuni
Pyridostigmine Br tab/ NON
240 ICU 2 330 4 Yuni 3
Mestinon KDM
ICU 974 12 Ufi
IGD 6 1 Husnah
Lt. 4/2 13 1 Astrid
IGD 29 1 Haikal
IGD 130 2 Dian
Abd.
Lt. 1 PU 136 2 Djannah
Abd.
Lt. 5/2 175 3 Djannah
ICU 2 196 3 Ufi
Lt. 2 Jantung 214 3 Wahyu
Ranitidine tab/Rantin/ NON
241 IGD 3 Dame 56
Ulceranin KDM
IGD 256 4 Husnah
Lt. 2 Gyn 262 4 Yuda
Lt. 5/2 304 4 Christin
IGD 346 4 Dame
397 5 Erna
ICU 2 411 5 Claudia
IGD 545 7 Irja D
KB 570 8 Jimmy
KB 601 8 Farha

86 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 626 8 Yuda


IGD 644 9 Widodo
Lt. 1 Obst 651 9 Astrid
IGD 715 10 Mia
Lt. 2 PU 744 10 Mia
Lt. 5/2 781 10 Ganda
ICU 2 873 11 Yuni
Lt. 5/2 902 11 Rico
IGD 1165 15 Josefina
IGD 1297 17 Renny
Lt. 3 PU 1309 17 Renny
Lt. 2 Gyn 1315 17 Fitri
IGD 1326 17 Jimmy
IGD 1346 18 Nishal
IGD 1389 18 Mia
IGD 1405 18 Tatiyana
IGD 1406 18 Mia
IGD 1494 19 Irja D
IGD 1551 20 Shinta
Lt. 5 PU 1566 21 Dwi
Lt. 6 PU 1598 21 Erna
IGD 1600 21 Astrid
IGD 1728 23 Tannov
Lt. 2 Gyn 1756 24 Farha
Lt. 2 Gyn 1759 24 Farha
IGD 1761 24 Yulinda
IGD 1782 24 Pratiwi
IGD 1791 24 Renny
IGD 1830 Hanna
IGD 1923 25 Andi
IGD 2049 27 Shinta
IGD 2080 28 Tannov
IGD 2097 28 Renny
Lt. 2 PU 2112 29 Irja D
IGD 2141 30 Marethania
Lt. 6 PU 2154 30 Renny
IGD 2160 30 Irja D
IGD 2186 30 Irja D
IGD 3 1 Husnah
KB 78 2 Jimmy
Ranitidine inj/Rantin/ NON
242 IGD 102 2 Irja D 70
Ulceranin KDM
IGD 233 3 Dame
Lt. 6 PU 285 4 Farieda

87 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 380 5 Soroy


Lt. 3 PU 391 5 Astrid
Lt. 6 PU 448 6 Harry
Lt. 6 PU 470 6 Farieda
ICU 2 559 7 Ufi
Lt. 4 Paru 590 8 Shinta
IKA 2 609 8 Nanik
Lt. 6 PU 630 8 Dwi
Lt. 6 PU 664 9 Tannov
IKA 1 674 9 Rio
IKA 1 675 9 Catur
Lt. 3 PU 694 9 Tannov
Lt. 3 PU 696 9 Tannov
IGD 701 9 Ety
Lt. 2 Gyn 703 10 Yuda
Lt. 1 PU 725 10 Yongkie
Unit Stroke 759 10 Sholihul
IGD 778 10 Irja D
IGD 814 10 Jimmy
Unit Stroke 850 11 Azis
IGD 866 11 Martika
IKA 1 896 11 Yursal
IGD 910 11 Hanna
IGD 928 11 Hanna
Lt. 2 PU 934 11 Hanna
Lt. 6 PU 951 11 Sasmayani
Neurologi 1000 12 Abd. Hamid
OKG 1013 12 Ayu
Lt. 6 PU 1038 13 Budi
IGD 1053 Hanna
IGD 1149 15 Liza
Lt. 3 PU 1152 15 Dwi
IGD 1168 15 Ganda
Pav. Kartika 1178 15 Hanna
Lt. 3 PU 1231 16 Rita
Lt. 1 Paru 1249 17 Retno
Lt. 1 Paru 1313 17 Retno
Lt. 2 Gyn 1314 17 Fitri
IGD 1339 17 Hanna
Lt. 5/2 1473 19 Ganda
Lt. 1 Paru 1482 19 Retno
IGD 1486 19 Hanna
IGD 1516 19 Okkian

88 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 6/2 20 Marethama


IGD 1561 21 Astrid
Lt. 5 PU 1565 21 Dwi
IGD 1622 22 Ichsan
Lt. 1 Obst 1636 22 Ichsan
Lt. 5/2 1688 23 Ganda
Lt. 2 Gyn 1709 23 Jimmy
OKG 1714 23
Lt. 2 Gyn 1757 24 Farha
IKA 1 1763 24
IKA 1 1764 24
IGD 1822 24 Hanna
Lt. 2 Gyn 1836 25 Fitri
Lt. 6 PU 1910 25 Farieda
Lt. 3 PU 1935 25 Ety
IGD 1986 26 Martika
Lt. 6 PU 2045 27 Shinta
Lt. 3 PU 2088 28 Tannov
Lt. 3 PU 2100 28 Kenny
Lt. 5 PU 2126 29 Sri D
Lt. 3 PU 2134 29 Amiyati
Lt. 6 PU 2179 30 Tannov
ICU 195 3 Ufi
ICU 2 196 3 Ufi
ICU 2 339 4 Yuni
ICU 2 340 4 Yuni
ICU 2 352 4 Nanik
ICU 2 358 4 Nanik
Lt. 2 PIS 424 6 Toto
Lt. 2 PIS 487 7 Soroy
Lt. 6 PU 552 7 Maryatun
IGD 616 8 Liza
NON
243 Ringer Laktat inf/RL Lt. 2 PIS 739 10 Soroy 29
KDM
IGD 751 10 Irja D
Lt. 1 Obst 825 11 Astrid
Lt. 1 Obst 827 11 Astrid
Lt. 1 Obst 828 11 Astrid
Lt. 1 Obst 829 11 Astrid
ICU 963 12 Ufi
ICU 973 12 Ufi
Lt. 1 Obst 1042 13 Astrid
IGD 1168 15 Ganda
Lt. 3 Pav. 1175 Hanna

89 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Kartika
Pav. Kartika 1223 16
Lt. 5/2 1473 19 Ganda
Lt. 6/2 20 Marethama
KB 1606 21 Astrid
Lt. 5/2 1688 23 Ganda
IGD 1969 26 Sri D
Lt. 3 PU 2010 27 Irja D
Abd.
Pav. Kartika 2184 30 Djannah
IGD 414 5 Astrid
IGD 925 11 Hanna NON
244 Salbutamol tab/AVentolin 4
IGD 1552 20 Shinta KDM
Lt. 4/2 Astrid
ICU 2 115 2 Nadia
ICU 2 559 7 Ufi
245 Salbutamol Neb/Ventolin Neb 4 KDM
ICU 2 861 11 Yuni
Lt. 2 Jantung 2023 27 Shinta
IGD 995 12 Irja D
IGD 1084 14 Ratih
IGD 1454 18 Husnah
NON
246 Salicyl talk IGD 1761 24 Pratiwi 7
KDM
IGD 1992 26 Martika
IGD 2128 29 Husnah
IGD 2175 30 Irja D
Lt. 1 Obst 14 1 Jimmy
Lt. 2 Gyn 55 2 Gunawan
Lt. 1 Obst 59 2 Yuda
Lt. 1 Obst 60 2 Yuda
Lt. 1 Obst 61 2 Yuda
Lt. 1 Obst 62 2 Yuda
Lt. 1 Obst 63 2 Yuda
Lt. 1 Obst 64 2 Yuda
Lt. 5/2 68 2 Ichsan NON
247 Sangobion tab/Sangobiad tab 78
Lt. 5/2 69 2 Ichsan KDM
KB 154 3 Jimmy
Lt. 2 Jantung 188 3 Dame
Lt. 2 Gyn 203 3 Astrid
Lt. 2 Gyn 204 3 Astrid
Lt. 2 Gyn 205 3 Astrid
Lt. 1 Obst 267 4 Ridho
Lt. 1 Obst 272 4 Ridho
Lt. 1 Obst 273 4 Ridho

90 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 1 Obst 274 4 Ridho


Lt. 1 Obst 275 4 Ridho
Lt. 1 Obst 277 4 Ridho
Lt. 1 Obst 278 4 Ridho
Lt. 1 Obst 281 4 Ridho
Lt. 1 Obst 301 4 Yuda
Lt. 1 Obst 337 4 Yuda
Lt. 1 Obst 459 6 Farhan
Lt. 5/2 464 6 Yulinda
KB 681 9 Yuda
711 10 Fitri
Lt. 1 Obst 728 10 Fitri
Lt. 1 Obst 790 10 Fitri
KB 733 10 Yuda
Lt. 1 Obst 734 10 Fitri
Lt. 1 Obst 735 10 Fitri
KB 787 10 Fitri
Lt. 1 Obst 826 11 Astrid
Lt. 1 Obst 876 11 Farha
Lt. 2 Gyn 879 11 Farha
Lt. 1 Obst 910 11
Lt. 1 Obst 912 11 Farha
Lt. 1 Obst 960 12 Astrid
Lt. 1 Obst 1203 16 Astrid
1255 17 Fitri
1256 17 Fitri
1257 17 Fitri
Lt. 2 Gyn 1272 17 Fitri
Lt. 2 Gyn 1314 17 Fitri
Lt. 2 Gyn 1344 18 Fitri
Lt. 1 Obst 1360 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1361 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1362 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1364 18 Astrid
Lt. 1 Obst 1365 18 Astrid
IGD 1389 18 Mia
Lt. 1 Obst 1443 18 Astrid
Lt. 2 Gyn 1545 20 Yuda
Lt. 1 Obst 1609 21 Ayu
Lt. 1 Obst 1610 21 Ayu
Lt. 1 Obst 1623 22 Astrid
Lt. 1 Obst 1650 22 Ayu
Lt. 1 Obst 1727 23 Jimmy

91 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1738 24 Irja D


Lt. 5/2 1745 24 Ganda
Lt. 2 Gyn 1759 24 Farha
Lt. 1 Obst 1766 24 Farha
Lt. 1 Obst 1777 24 Farha
Lt. 1 Obst 1785 24 Farha
IGD 1790 24 Renny
IGD 1791 24 Renny
Lt. 1 Obst 1847 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1848 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1849 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1850 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1853 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1854 25 Jimmy
Lt. 1 Obst 1856 25 Jimmy
Lt. 5/2 2090 28 Agus
Lt. 2 Gyn 2118 29 Jimmy
1075 14 Prihadi
ICU 1132 15 Sri W
Pav. Kartika 1625 22 Tugas
NON
248 Simvastatin tab Lt. 2 PU 1657 22 Dwi 7
KDM
ICU 2 1977 26 Nanik
IGD 1981 26 Irja D
IGD 2003 26 Martika
NON
249 1
sistenol tab Lt. 5/2 1228 16 Terawan KDM
NON
250 Smecta scht Lt. 6 PU 343 4 Syahril 1 KDM
NON
251 SNMC inj Lt. 6 PU 1681 23 Anna 1 KDM
Unit Stroke 234 3 Azis
Lt. 3 PU 667 9 Tannov
NON
252 Spasminal tab/Spasmium Lt. 1 PU 725 10 Yongkie 5
KDM
Lt. 2 PU 744 10 Mia
IGD 1612 21 Astrid
NON
253 Spiramycin tab IGD 1803 24 Pratiwi 1 KDM
IGD 102 2 Irja D
Lt. 2 Jantung 214 3 Wahyu
NON
254 Spironolactone tab/Aldactone IKA 2 717 10 Najib 5
KDM
Lt. 2 Jantung 1199 16 Agus
ICU 2 2153 30 Nadia
IGD 130 2 Dian NON
255 Stimuno tab 2
IGD 1273 17 KDM
256 Stopfluad tab ICU 40 1 Sri w 25 NON

92 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 53 2 Josefina KDM


ICU 2 114 2 Nadia
IGD 253 4 Husnah
ICU 2 411 5 Claudia
IGD 446 6 Shinta
Lt. 1 Obst 502 7 Astrid
IGD 532 7 Irja
IGD 576 8 Liza
Lt. 3 PU 605 8 Dwi
IGD 643 9 Tannov
IGD 659 9 Tannov
818 11
Lt. 3/2 1071 14 Umar
ICU 2 1106 14 Syaufi
IGD 1229 16 Tannov
IGD 1230 16 Tannov
IGD 1293 17 Renny
IGD 1530 20 Shinta
IGD 1551 20 Shinta
Lt. 3 PU 1652 22 Dwi
IGD 1753 24 Pratiwi
IGD 1791 24 Renny
IGD 1803 24 Pratiwi
IGD 1806 24 Renny
NON
257 Strocain tab IGD 1719 23 Tannov 1 KDM
Lt. 2 PU 268 4 Lira F
Lt. 6 PU 282 4 Farieda
IGD 939 11 Lisa
Pol. Peny.
Dlm 1472 19 Syafruddin NON
258 Sucralfate tab/Ulsidex 8
KDM
Lt. 6 PU 1528 20 Velma
IGD 2093 28 Tannov
Lt. 5 PU 2126 29 Sri D
Lt. 5 PU 2158 30 Farieda
Lt. 2 Gyn 1271 17 Fitri NON
259 Sucralfate syr/Inpepsa 2
IKA 1 1835 25 Marethania KDM
Lt. 2 Gyn 380 5 Soroy
NON
260 Sulbactam inj/Sulbacef 990 12 Toto 3
KDM
Lt. 2 PIS 1004 12 Soroy
NON
261 Sulbenisillina inj/Kedacillin KB 2067 28 Farha 1 KDM
NON
262 Tegaderm Lt. 1 Obst 281 4 Ridho 1 KDM
263 Theophyllin tab IGD 414 5 Astrid 4 NON

93 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 1 Obst 816 11 Ayu KDM


ICU 2 861 11 Yuni
IGD 1552 20 Shinta
NON
264 1
Thiamphenicol kaps IGD 928 11 Hanna KDM
NON
265 Thyrax tab Lt. 5/2 687 9 Doroty 1 KDM
Lt. 5/2 201 3 Handrianto
IGD 521 7 Gusti
IGD 1074 14 Edu
Lt. 2 Gyn 1196 16 Yopie
IGD 1537 20 Marethania NON
266 Tinoridina kap/Nonflamin 10
IGD 1715 23 Ganda KDM
IGD 1881 25 Dicky
IGD 2016 27 Umar
IGD 2116 29 Yadi
IGD 2129 29 Marethania
ICU 41 1 Sri W
ICU 45 2 Sri W NON
267 Totilac inf 4
ICU 135 2 Astrid KDM
ICU 2 996 12 Ufi
ICU 47 2 D. Bima
IGD 456 Yulinda
Lt. 5/2 464 6 Yulinda
IGD 930 11 Rico
IGD 1804 24 Marethania NON
268 Tramadol tab/Tramal 10
IGD 1812 24 Marethania KDM
IGD 1828 24 Marethania
Lt. 2 Gyn 2062 28 Budi
IGD 2065 28 Tannov
IGD 2130 29 Marethania
Lt. 6 PU 999 12 Saptadi
Lt. 2 Gyn 1270 17 Fitri NON
269 Tramadol supp/Tramal 4
Lt. 2 Gyn 1271 17 Fitri KDM
Lt. 2 Gyn 1344 18 Fitri
ICU 2 116 2 Nadia
ICU 195 3 Ufi
OKG 501 7 Budi
Lt. 6 PU 528 7 Yopi
NON
270 Tramadol inj/Tramal IKA 2 609 8 Nanik 19
KDM
IGD 672 9 Yadi
IGD 701 10 Ety
Lt. 2 Gyn 882 11 Farha
ICU 973 12 Ufi

94 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Lt. 2 Gyn 1140 15 Yuda


Lt. 2 Gyn 1270 17 Fitri
Lt. 2 Gyn 1271 17 Fitri
Lt. 3/2 1312 17 Hamid
Lt. 2 Gyn 1314 17 Fitri
IGD 1392 18 Syarif
Lt. 1 Obst 1498 19 Farha
IGD 1516 19 Okkian
Lt. 5/2 1688 23 Ganda
OKG 1714 23
Lt. 5/2 70 2 Astrid
Lt. 2 Gyn 203 3 Astrid
Lt. 2 Gyn 204 3 Astrid
Tranexamic acid tab/ Lt. 2 Gyn 205 3 Astrid NON
271 8
Transamin/Kalnex KB 438 6 Farha KDM
IKA 1 1263 17 Ardika
Lt. 2 Gyn 1705 23 Jimmy
IGD 1949 26 Ichsan
ICU 41 1 Sri W
ICU 2 114 2 Nadia
ICU 2 116 2 Nadia
Lt. 2 Gyn 189 3 Astrid
ICU 195 3 Ufi
OKG 636 8 Eliza
Tranexamic acid inj/ Lt. 3 PU 955 12 Ety NON
272 14
Transamin/Kalnex 1014 12 Ayu KDM
Lt. 1 Obst 1073 14 Agus
Lt. 2 Gyn 1135 15 Yuda
IGD 1226 16 Tannov
Lt. 1 Obst 1697 23 Jimmy
Lt. 6/2 1743 24 Ichsan
Lt. 2 Gyn 1800 24 Farha
Lt. 5/2 1507 19 Tyas
Trifluoperazine HCl tab/ NON
273 Lt. 1 Paru 1684 23 Retno 3
Stelazin KDM
Lt. 1 Paru 1838 25 Retno
ICU 522 7 Ufi
Trihexyphenidyl tab/ NON
274 Lt. 6 PU 627 8 Velma 3
THP/Artane KDM
Lt. 1 Obst 1848 25 Jimmy
NON
275 Triofusin E 1000 inf Lt. 6 PU 1308 17 Anna 1 KDM
1304 17 Sri W NON
276 Tutofusin Ops inf 2
Lt. 3/2 1312 17 Hamid KDM
NON
1
277 Ultracet tab IGD 128 2 Nishal KDM

95 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IKA 2 1599 21 Novita NON


278 Urdafalk kaps 2
Lt. 6 PU 1681 23 Anna KDM
KB 18 1 Yuda
KB 22 1 Yuda
KB 54 2 Jimmy
292 4 Yuda
NON
279 Valethamate Br inj/Epidosin OKG 636 8 Eliza 9
KDM
KB 895 11 Farha
KB 1184 16 Fitri
KB 1431 18 Yuni
KB 1778 24 Farha
ICU 41 1 Sri W
NON
280 Valsartan kaps 1075 14 Prihadi 3
KDM
Lt. 2 Jantung 1199 16 Agus
IGD 32 1 Dany
Abd.
IGD 171 3 Djannah
IGD 1147 15 Liza
IGD 1531 20 Dame NON
281 Vit. B complex tab 8
KDM
IGD 1612 21 Astrid
IGD 1805 24 Pratiwi
IGD 1810 24 Renny
IGD 2131 29 Sri D
ICU 41 1 Sri W
Lt. 6 PU 212 3 Maryatun
Lt. 3 PU 696 9 Tannov NON
282 Vit. B12 tab 6
Lt. 6 PU 951 11 Sasmayani KDM
Unit Ginjal 964 12 Luki
Lt. 6 PU 1539 20 Maryatun
IGD 215 3 NON
283 Vit. B6 tab 2
Lt. 5/2 341 4 Eddy KDM
IGD 57 2 Mia
IGD 90 2 Mia
KB 373 5 Amalia
IGD 532 7 Irja D
IGD 747 10 Mia
Lt. 1 Obst 826 11 Astrid NON
284 Vit. C tab 23
ICU 2 873 11 Yuni KDM
Unit Ginjl 964 12 Luki
IGD 995 12 Irja D
IKA 1 1016 13 Rachmanto
IGD 1147 15 Liza
IGD 1278 17 Renny

96 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

IGD 1296 17 Renny


Lt. 3/2 1312 17 Hamid
IGD 1408 18 Mia
IGD 1595 21 Erna
IGD 1753 24 Pratiwi
Lt. 2 Gyn 1756 24 Farha
IGD 1795 24 Renny
IGD 1810 24 Renny
Lt. 1 Obst 1848 25 Jimmy
IGD 1864 25 Mia
IGD 1963 26 Tannov
ICU 41 1 Sri W
ICU 195 3 Ufi
Lt. 1 PU 263 4 Lira F
IGD 289 4 Irja D
Lt. 3 PU 336 4 Hanna
OKG 394 5 Fitri
OKG 501 7 Budi
ICU 514 7 Ufi
ICU 2 559 7 Ufi
599 8 Robert
KB 656 9 Yuda
ICU 677 9 Nadia NON
285 Vit. C inj 24
Lt. 6/2 821 11 Nishal KDM
Lt. 6/3 822 11 Nishal
ICU 2 863 11 Yuni
Lt. 2 PU 934 11 Hanna
ICU 963 12 Ufi
ICU 973 12 Ufi
IGD 1053 Hanna
Lt. 2 Gyn 1155 15 Toto
1161 15 Dwi
1649 22 Dwi
Lt. 1 Paru 1838 25 Retno
OKG 2120 29 Fitri
IGD 264 4 Husnah NON
286 Vit. E tab 2
IKA 2 538 7 Fenny KDM
Lt. 6 PU 665 9 Maryatun
IKA 1 1263 17 Ardika NON
287 Vit. K tab 4
IGD 1534 20 Dame KDM
IGD 1949 26 Ichsan
ICU 41 1 Sri W NON
288 Vit. K inj 15
ICU 2 114 2 Nadia KDM

97 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

ICU 2 116 2 Nadia


ICU 195 3 Ufi
Lt. 6 PU 349 4 Anna
IGD 505 7 Irja D
IKA 2 609 8 Nanik
Lt. 6 PU 630 8 Dwi
940 11 Ichsan
Lt. 3 PU 955 11 Ety
Lt. 6 PU 1214 16 Anna
IGD 1226 16 Tannov
Lt. 4 Paru 1324 17 Shinta
Lt. 6/2 1743 24 Ichsan
Lt. 3 PU 1936 25 Ety
IGD 310 4 Irja D
IGD 435 6 Liza
IGD 490 7 Irja D
IGD 491 7 Irja D
IGD 503 7 Irja D
IGD 593 8 Liza
IGD 595 8 Liza
Lt. 3 PU 667 9 Tannov
Lt. 2 PU 744 10 Mia
Vytazim tab/Trypanzim/ IGD 1297 17 Renny NON
289 19
Enzyplex KDM
IGD 1612 21 Astrid
IGD 1703 23 Irja D
IGD 1805 24 Pratiwi
IGD 1923 25 Andi
Poli Peny.
Dlm 1954 26 Diany
1971 26 Husnah
IGD 1979 26 Martika
IGD 2080 28 Tannov
IGD 2183 30 Irja D
NON
1
290 WAC tab Lt. 1 Obst 1848 25 Jimmy KDM
IGD 102 2 Irja D
Warfarin Na tab/ NON
291 Lt. 2 Jantung 214 3 Wahyu 3
Coumadin tab/Simarc KDM
IGD 673 9 Hendarmin
Lt. 2 Gyn 421 6 Yuda
NON
292 Yall Kolon Lt. 2 Gyn 462 6 Feby 3
KDM
Lt. 6 PU 528 7 Yopi
Lt. 5/2 174 3 Budiman
Yodium Povidon gargle/ NON
293 IGD 521 7 Gusti 3
Betadine/Lafiodine KDM
IKA 1 1026 13 Denny

98 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.


 

Yodium Povidon zalf/ KB 856 11 Fitri NON


294 2
Betadine KB 1184 16 Fitri KDM
IGD 94 2 Irja D
IGD 258 4 Irja D
IGD 576 8 Liza
IGD 776 10 Irja D
IGD 779 10 Irja D
IGD 1144 15 Liza
Lt. 5/2 1285 17 Ganda
IGD 1452 18 Husnah
IGD 1485 19 Hanna
IGD 1497 19 Hanna NON
295 Yudhavit tab 20
IGD 1505 19 Hanna KDM
IGD 1560 21 Liza
IGD 1600 21 Astrid
Lt. 5/2 1668 22 Ganda
Lt. 5/2 1745 24 Ganda
IGD 1807 25 Mia
IGD 1806 24 Renny
IGD 1818 24 Hanna
IGD 1830 Hanna
IGD 2163 30 Irja D
PIS 1480 19 Dara NON
296 Zidovudine kaps/Retrovir 2
PIS 1642 22 Josefina KDM

99 
 

Laporan praktek..., Dede Sunardi, FMIPA UI, 2010.

Anda mungkin juga menyukai