Anda di halaman 1dari 2

Aisyah binti Abu Bakar bin Utsman, yang memiliki sebutan Ummu Abdillah, dikenal dan digelari Ash-

Shiddiqah yang memiliki arti “wanita yang membenarkan”. Ia adalah perempuan yang lahir empat tahun
setelah Muhammad diangkat sebagai seorang nabi. Aisyah dijuluki Ummul Mukminin (ibunda kaum
mukmin) sebab kehebatannya dalam keilmuan Islam. Juga Al-Humaira’, panggilan yang sering diberikan
pada anak-anak perempuan yang pipinya terlihat kemerah-merahan. Humaira adalah sebuah kata yang
bersumber dari kata “hamra” yang berarti putih, merah muda, merah, kemerah-merahan. Warna-warna
yang menghiasi kehidupan Aisyah.

Sejarawan Sunni melihat Aisyah sebagai seorang wanita terpelajar, yang tanpa lelah meriwayatkan hadis
tentang kehidupan Muhammad. Dia merupakan salah seorang dari cendekiawan Islam awal di mana
para sejarawan menghitung sampai seperempat dari Hukum Islam berasal dari Aisyah. Aisyah adalah istri
utama Muhammad dan menjadi contoh dari jutaan wanita.

Meskipun Aisyah menjadi istri Rasulullah saat usianya masih belia, namun keteladanannya dalam
membangun rumah tangga patut dicontoh. Salah satu kisahnya dalam sejarah dikenal dengan istilah
Haditsul Ifhi (berita dusta).

Kisah ini bermula saat Rasulullah dan pasukannya pulang perang Bani Mustaliq. Aisyah yang ikut serta
dalam rombongan, kehilangan kalung yang ia pinjam dari saudaranya. Aisyah pun mencari kalung
tersebut dan rombongan kaum muslimin meneruskan pulang ke Madinah. Aisyah tertinggal rombongan.
Ia berharap rombongan kembali setelah menyadari bahwa ia tertinggal.

Saat menunggu di bawah pohon, seorang sahabat bernama Shafwan bin Mu’aththal lewat dan
menawarinya menaiki hewan tunggangannya dan ia akan menuntunnya. Beberapa hari setelah sampai di
Madinah, Aisyah dituduh telah selingkuh. Fitnah ini pun menyebar luas hingga Rasulullah SAW
mengumpulkan para sahabat dan meminta pendapat mereka terkait hal ini.

Hingga turunlah wahyu dari Allah SWT berikut :

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.
Janganlah kamu mengira bahwa berita bohong itu buruk bagimu bahkan ia adalah baik bagimu. Tiap-tiap
seorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakan. Dan siapa di antara mereka yang
mengambil bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” (QS. An-Nur:
11)

Aisyah juga tampil menjadi seorang penuntut ilmu yang senantiasa belajar dalam madrasah nubuwwah
di mana beliau menimba ilmu langsung dari sumbernya. Beliau tercatat termasuk orang yang banyak
meriwayatkan hadits dan memiliki keunggulan dalam berbagai cabang ilmu di antaranya ilmu fikih,
kesehatan, dan syair Arab. Setidaknya sebanyak 1.210 hadits yang beliau riwayatkan telah disepakati
oleh Imam Bukhari dan Muslim dan 174 hadits yang hanya diriwayatkan oleh Imam Bukhari serta 54
hadits yang hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim. Selain menjadi seorang pendamping setiap yang
selalu siap memberi dorongan dan motivasi kepada suami tercinta di tengah beratnya medan dakwah
dan permusuhan dari kaumnya, Aisyah juga tampil menjadi seorang penuntut ilmu yang senantiasa
belajar dalam madrasah nubuwwah di mana beliau menimba ilmu langsung dari sumbernya. Beliau
tercatat termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadits dan memiliki keunggulan dalam berbagai
cabang ilmu di antaranya ilmu fikih, kesehatan, dan syair Arab. Setidaknya sebanyak 1.210 hadits yang
beliau riwayatkan telah disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dan 174 hadits yang hanya
diriwayatkan oleh Imam Bukhari serta 54 hadits yang hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim. Sehingga
pembesar para sahabat kibar tatkala mereka mendapatkan permasalahan mereka datang dan merujuk
kepada Ibunda Aisyah.

Aisyah meninggal dunia di Madinah malam selasa tanggal 17 Ramadhan 57 H, pada masa pemerintahan
Muawiyah, di usianya yang ke 65 tahun, setelah berwasiat untuk dishalati oleh Abu Hurairah dan
dikuburkan di pekuburan Baqi pada malam itu juga. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhai Aisyah
dan menempatkan beliau pada kedudukan yang tinggi di sisi Rabb-Nya. Aamiin.

Beberapa teladan yang telah dicontohkan Aisyah kepada kita di antaranya:

Perlakuan baik seorang istri dapat membekas pada diri suami dan hal itu menjadi kebanggaan tersendiri
bagi seorang suami yang akan selalu ia kenang hingga ajal menjemputnya.Hendaklah para wanita
menjaga mahkota dan kesuciannya, karena kecantikan dan keelokan itu adalah amanah Allah Subhanahu
wa Ta’ala yang harus senantiasa ia jaga dan tidaklah boleh dia peruntukkan kecuali kepada yang berhak
atasnya. Hendaklah para istri mereka belajar dan mencontoh ke Shalihan suaminya. Istri, pada
hakikatnya adalah pemimpin yang di tangannya ada tanggung jawab besar tentang pendidikan anak dan
akhlaknya, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.

Anda mungkin juga menyukai