Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RAMEDIAL

Nama : PUTRI PATRICIA


Kelas : XII IIS
Mapel : Sosiologi Peminatan
Judul Tugas : Biografi Bunda Aisyah

Aisyah binti Abu Bakar adalah istri dari Nabi Muhammad salallahi alaihi
wassaalam. ‘Aisyah adalah putri dari Abu Bakar (khalifah pertama), hasil
dari pernikahan dengan isteri keduanya yaitu Ummi Ruman yang telah
melahirkan Abd al Rahman dan Aisyah. Beliau termasuk ke dalam ummul-
mu'minin (Ibu orang-orang Mukmin). Ia dikutip sebagai sumber dari banyak
hadits, dimana kehidupan pribadi Muhammad menjadi topik yang sering
dibicarakan. Aisyah binti Abu Bakar adalah satu-satunya istri Nabi
Muhammad yang saat dinikah oleh Nabi Muhammad berstatus gadis.
Sedangkan istri-istri Nabi Muhammad yang lain umumnya adalah janda.
Nama dan Nasab - Beliau adalah ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq bin
Abu Quhafah bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah
bin Ka’ab bin Lu’ay. Ibunda beliau bernama Ummu Rumman binti ‘Umair
bin ‘Amir bin Dahman bin Harist bin Ghanam bin Malik bin Kinanah.

Pernikahan dengan Nabi Muhammad SAW

‘Aisyah .ra terlahir empat atau lima tahun setelah diutusnya Rasulullah
salallahi alaihi wassaalam. Ayah Aisyah, Abu Bakar merasa Aisyah sudah
cukup umur untuk menikah, karena hal itu, Aisyah akan dinikahkan
dengan Jubayr bin Mut'im, tetapi pernikahan tersebut tidak terjadi
disebabkan Ayah Jubair, Mut‘im bin ‘Adi menolak aisyah dikarenakan Abu
Bakar telah masuk Islam pada saat itu. Istri Mut'im bin Adi mengatakan
tidak mau keluarganya mempunyai hubungan dengan para muslim, yang
dapat menyebabkan Jubair menjadi seorang Muslim. Menurut Tabari (juga
menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang
pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun, dimana
Aisyah menjadi istri ketiga Muhammad setelah Khadijah dan Saudah binti
Zam'ah. Tetapi terdapat berbagai silang pendapat mengenai pada umur
berapa sebenarnya Muhammad menikahi Aisyah? Sebagian besar referensi
(termasuk sahih Bukhari dan sahih Muslim) menyatakan bahwa upacara
perkawinan tersebut terjadi di usia enam tahun, dan Aisyah diantarkan
memasuki rumah tangga Muhammad sejak umur sembilan tahun.
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Ghulam Nabi Muslim Sahib,
dengan berdasarkan referensi dari Kitab Ahmal fi Asma’ al-Rijjal karangan
al-Khatib al-Tibrizi dimana dalam kitab tersebut disebutkan Setidaknya
Aisyah berumur 19 tahun saat menikah dengan Nabi.
Keutamaan Aisyah ra

Pribadi yang Haus Ilmu - Selama Sembilan tahun hidup dengan Rasulullah
saw. Beliau dikenal sebagai pribadi yang haus akan ilmu pengetahuan.
Ketekunan dalam belajar menghantarkan beliau sebagai perempuan yang
banyak menguasai berbagai bidang ilmu. Diantaranya adalah ilmu al-
qur’an, hadist, fiqih, bahasa arab dan syair. Keilmuan Aisyah tidak
diragukan lagi karena beliau adalah orang terdekat Rasulullah yang sering
mengikuti pribadi Rasulullah. Banyak wahyu yang turun dari Allah
disaksikan langsung oleh Aisyah ra.

“Aku pernah melihat wahyu turun kepada Rasulullah pada suatu hari yang
sangat dingin sehingga beliau tidak sadarkan diri, sementara keringat
bercucuran dari dahi beliau.“ (HR. Bukhari).

Periwayat Hadist - Aisyah juga dikenal sebagai perempuan yang banyak


menghapalkan hadist-hadist Rasulullah. Sehingga beliau mendapat gelar
Al-mukatsirin (orang yang paling banyak meriwayatkan hadist). Ada
sebanyak 2210 hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah ra. Diantaranya
terdapat 297 hadist dalam kitab shahihain dan sebanyak 174 hadist yang
mencapai derajat muttafaq ‘alaih. Bahkan para ahli hadist menempatkan
beliau pada posisi kelima penghafal hadist setelah Abu Hurairah, Ibnu
Umar, Anas bin Malik, dan Ibnu Abbas.

Kecerdasan dan keluasan ilmu yang dimiliki Aisyah ra sudah tidak


diragukan lagi. Bahkan beliau dijadikan tempat bertanya para kaum wanita
dan para sahabat tentang permasalahan hukum agama, maupun
kehidupan pribadi kaum muslimin secara umum.

Hisyam bin Urwah meriwayatkan hadis dari ayahnya. Dia mengatakan:


“Sungguh aku telah banyak belajar dari ‘Aisyah. Belum pernah aku melihat
seorang pun yang lebih pandai daripada ‘Aisyah tentang ayat-ayat Al-
Qur’an yang sudah diturunkan, hukum fardhu dan sunnah, syair,
permasalahan yang ditanyakan kepadanya, hari-hari yang digunakan di
tanah Arab, nasab, hukum, serta pengobatan."

Pribadi yang Tegas dalam Menegakkan Hukum Allah - Aisyah juga dikenal
sebagai pribadi yang tegas dalam mengambil sikap. Hal ini terlihat dalam
penegakan hukum Allah, Aisyah langsung menegur perempuan-perempuan
muslim yang melanggar hukum Allah.

Suatu ketika dia mendengar bahwa kaum wanita dari Hamash di Syam
mandi di tempat pemandian umum. Aisyah mendatangi mereka dan
berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
bersabda, ‘Perempuan yang menanggalkan pakaiannya di rumah selain
rumah suaminya maka dia telah membuka tabir penutup antara dia
dengan Tuhannya.“ (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah)

Aisyah pun pernah menyaksikan adanya perubahan pada pakaian yang


dikenakan wanita-wanita Islam setelah Rasulullah wafat. Aisyah menentang
perubahan tersebut seraya berkata, “Seandainya Rasulullah melihat apa
yang terjadi pada wanita (masa kini), niscaya beliau akan melarang mereka
memasuki masjid sebagaimana wanita Israel dilarang memasuki tempat
ibadah mereka.” Di dalam Thabaqat Ibnu Saad mengatakan bahwa Hafshah
binti Abdirrahman menemui Ummul-Mukminin Aisyah. Ketika itu Hafsyah
mengenakan kerudung tipis. Secepat kilat Aisyah menarik kerudung
tersebut dan menggantinya dengan kerudung yang tebal. Pribadi yang
Dermawan - Dalam hidupnya Aisyah ra juga dikenal sebagai pribadi yang
dermawan. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Aisyah ra pernah
menerima uang sebanyak 100.000 dirham. Kemudian beliau meminta para
pembantunya untuk membagi-bagikan uang tersebut kepada fakir miskin
tanpa menyisakan satu dirhampun untuk beliau. Padahal saat itu beliau
sedang berpuasa. Harta duniawi tidak menyilaukan Aisyah ra. Meskipun
pada saat itu kelimpahan kekayaan berpihak kepada kaum muslimin.
Aisyah ra tetap hidup dalam kesederhanaan sebagaimana yang dicontohkan
oleh Rasulullah saw. Setelah Rasulullah meninggal dunia, Aisyah ra
menghabiskan hidupnya untuk perkembangan dan kemajuan Islam.
Rumah beliau tak pernah sepi dari pengunjung untuk bertanya berbagai
permasalahan syar’iat . Sampai-sampai Khalifah Umar bin khatab dan
Usman bin Affan mengangkat beliau menjadi penasehat. Hal ini merupakan
wujud penghormatan Umar dan Ustman terhadap kemuliaan Ilmu yang
dimiliki oleh Aisyah ra.

Wafatnya ‘Aisyah .ra

‘Aisyah .ra meninggal pada malam selasa, tanggal 17 Ramadhan setelah


shalat witir, pada tahun 58 Hijriyah. Yang demikian itu menurut pendapat
mayoritas ulama. Ada juga yang berpendapat bahwa beliau wafat pada
tahun 57 H, dalam usia 63 tahun dan sekian bulan. Para sahabat Anshar
berdatangan pada saat itu, bahkan tidak pernah ditemukan satu hari pun
yang lebih banyak orang-orang berkumpul padanya daripada hari itu,
sampai-sampai penduduk sekitar Madinah turut berdatangan.

‘Aisyah .ra dikuburkan di Pekuburan Baqi’. Shalat jenazahnya diimami oleh


Abu Hurairah dan Marwan bin Hakam yang saat itu adalah Gubernur
Madinah. Sosok Aisyah ra merupakan teladan yang tepat bagi muslimah
tanpa perlu menggembar-gemborkan masalah emansipasi yang terjadi saat
ini. Keberadaan Aisyah sudah membuktikan bahwa perempuan juga
diberikan posisi yang layak di zaman Rasulullah saw dan para shahabat.

Anda mungkin juga menyukai