Anda di halaman 1dari 9

JUDUL ESAI

“MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KEMBALI PUING-PUING SAYAKAYA


(INDONESIA YANG MERDEKA SEUTUHNYA) DENGAN MEMBUDAYAKAN
BAKAT (BATIK KAMIS-JUMAT)”

Karya Ini Disusun untuk Mengikuti

Lomba Essay Competition Event Hunter Indonesia

“KEMANDIRIAN DALAM PEMBANGUNAN”

Disusun Oleh:

YUNIDAR

SMA NEGERI 5

KOTA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2016/2017


Indonesia merupakan salah satu negara yang menyimpan berjuta-juta “harta”
dunia. Negara Indonesia memiliki aset baik sumber daya alam serta sumber daya
manusia yang menyimpan banyak peluang untuk membawa Indonesia menuju
Indonesia yang sejahtera. Kemampuan dalam menciptakan peluang adalah salah satu
aspek yang diperlukan Indonesia untuk membangun puing-puing “Indonesia yang
Merdeka Seutuhnya”. Pembangunan bukan hanya dilakukan dengan cara menegakkan
tonggak-tonggak beton untuk menciptakan bangunan-bangunan penembus langit. Maka
dari itu, peningkatan kesadaran rakyat terhadap pembangunan bangsa sangat dibutuhkan
agar tercapai tujuan kemerdekaan bangsa yakni dengan mencintai produk Indonesia
adalah salah satu langkah nyata membangun Indonesia.

Fenomena unik yang merupakan rahasia publik yang sejatinya mendorong


Indonesia ke tepi jurang yaitu rakyat Indonesia baik tua, muda, remaja, hingga anak
yang duduk di bangku Taman Kanak-kanak sekalipun bangga ketika memiliki barang
impor. Dalam konteks ini, Indonesia menghadapi keadaan darurat yakni permasalahan
mengenai identitas negara melalui minimnya penggunaan produk lokal yang
menyebabkan permasalahan majemuk yang berdampak pada rakyat, pemerintahan,
pembangunan, serta perekonomian bangsa. Dewasa ini, rakyat Indonesia sedang di
guncang oleh banjirnya produk asing yang menargetkan pada remaja. Sehingga, Riskan
yang kian muncul berdampak pada seluruh komposisi rakyat Indonesia dalam bidang
kesehatan, penurunan moral, hingga lunturnya semangat nasionalisme individual.
Bahkan secara tidak langsung, penggunaan barang impor sedikit demi sedikit
mengurangi peluang Indonesia untuk menjadi negara yang di segani dunia. Maka dari
itu, upaya yang tepat adalah dengan mengurangi pemakaian barang impor. Dengan
menggunakan produk lokal berarti menekan produk impor sekaligus mendorong
tumbuhnya industri dalam rumah sendiri, yakni Indonesia.

Menggunakan produk lokal otomatis meningkatkan lapangan pekerjaan bagi


rakyat Indonesia yang merupakan salah satu aspek bagi suatu bangsa yang maju. Selain
meningkatkan ekonomi rakyat Indonesia melalui industri produk lokal, banjirnya
lapangan pekerjaan yang di sebabkan oleh derasnya penggunaan barang-barang lokal
tekhusus batik juga berdampak pada peningkatan devisa bangsa yang dipengaruhi oleh
meningkatnya ekspor serta minimnya penggunaan barang impor. Peningkatan devisa
bangsa yang dikarenakan bangsa itu sendiri akan lebih memacu kesejahteraan rakyatnya
serta memacu pembangunan dan perbaikan bangsa.

Pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sangat berpotensi dalam
pengembangan pembangunan bangsa. Indonesia menginjak urutan ke-9 kategori 10
hutan terbesar di dunia dengan luas 884.950 km persegi(wikipedia) dan luas wilayah
negara adalah 1.904.569 km persegi (CIA World Factbook). Artinya, 46,46% wilayah
indonesia adalah hutan dengan beragam hasil hayati yang mampu mendukung kegiatan
industri seperti perusahaan meubel, industri alat rumah tangga, hingga fashion. Fakta ini
adalah peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara yang sejahtera dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang beragam secara maksimal. Indonesia merupakan
salah satu negara yang menandatangani pasar bebas atau MEA. Dengan demikian,
persaingan pasar kancah internasional semakin ketat. Sebagai warga negara yang baik
diperlukan dukungan dari rakyat untuk mendobrak semangat para pengusaha lokal
dengan mendukung, mencintai, serta menggunakan produk dalam negeri. Namun, perlu
penekanan terhadap kualitas produk lokal untuk meyakinkan konsumen. Hal ini harus
diperhatikan oleh para pengusaha lokal dalam meningkatkan mutu dan kualitas barang
agar tercipta hubungan timbal balik produsen-konsumen yang stasioner. Peningkatan
mutu dan kualitas barang memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas,
berkuantitas, telaten, kreatif, serta bekerja keras sehingga memunculkan semangat
positif rakyat baik sebagai konsumen maupun tunawisma yang membutuhkan wadah
sebagai tempat menyalurkan bakat dan minat untuk memperbaiki rangkaian hidup.

Data Pengangguran di Indonesia

Tahun Tenaga Kerja (juta) Bekerja (juta) Pengangguran (juta)


2010 116,5 108,2 8,3
2011 119,4 111,3 8,1
2012 120,3 113,0 7,3
2013 120,2 112,8 7,4
2014 121,9 114,6 7,2
2015 122,4 114,8 7,6
2016 127,8 120,8 7,0
Sumber: BPS
Dari data di atas terlihat bahwa pengangguran di Indonesia selama 7 tahun
terakhir walaupun mengalami penurunan secara perlahan namun tidak dapat dipungkiri
bahwa nominal yang menyatakan jumlah pengangguran di Indonesia sangat besar.
Sehingga dibutuhkan pemusatan perhatian pada lapangan pekerjaan untuk mengurangi
dan menghapus nominal tersebut dengan inovasi yang baru untuk mewujudkan
Indonesia yang sejahtera di tahun 2030.
Pemakaian produk lokal sangat berpengaruh pada identitas suatu bangsa. Negara
yang Merdeka Seutuhnya adalah negara yang memiliki identitas jelas yang dimodelkan
dari rakyat negara itu sendiri. Salah satu produk lokal yang mendukung nama Indonesia
nan harum yakni batik. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang
memiliki nilai tersembunyi di baliknya. Batik memiliki pesan tersirat bahwa Indonesia
adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, bahasa, serta latar belakang bangsa
Indonesia. Penggunaan batik sebagai busana mampu menjadikan bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang beradab yang mampu bersaing dengan beragam jenis busana
lainnya tingkat dunia. Hal ini terbukti dengan berbagai penghargaan yang banyak diraih
para perancang busana Indonesia dengan mempertunjukkan berbagai jenis pakaian batik
di kancah Internasional.

Batik merupakan warisan leluhur Indonesia yang sudah mendarah daging dalam
perjalanan sejarah Indonesia. Hasil penelitian menyatakan bahwa Batik Indonesia
berhubungan erat dengan kerajaan Majapahit yang berkembang sejak abad-18 hingga
abad-19. Sayang teramat sayang, Indonesia sudah dalam kondisi waspada karena batik
sudah mulai di klaim negara asing, salah satunya yakni Negeri Jiran Malaysia. Dalam
hal ini, rakyat dan pemerintah harus bekerja sama dalam mempertahankan salah satu
harta Indonesia, yakni batik. Pengklaiman terhadap batik yang terjadi disebabkan karena
minimnya perhatian masyarakat terhadap eksistensi kain batik.
Data Nilai Ekspor Batik Nasional

32,28 34,41 juta


juta

20,89 12,46
juta juta

14,27
juta

(Sumber: Suara Pembaruan, 3 Oktober 2009)

Keterangan:

Tahun 2004 Tahun 2007

Tahun 2005 Tahun 2008

Tahun 2006

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ekspor batik mengalami kelabilan
dalam meraup kepopularitasan di dunia internasional. Konteks yang perlu ditekankan
adalah cara menaikkan nilai ekspor batik internasional dalam rangka menaikkan devisa
bangsa yang ditujukan untuk pembangunan dan perbaikan negara. Terlihat jelas bahwa
nilai ekspor batik nasional mengalami naik turun yang drastis selama 5 tahun berturut-
turut sejak tahun 2004. Hal ini mengharuskan rakyat untuk segera melakukan tindakan
nyata untuk mempertahankan grafik bahkan untuk terus menaikkan grafik nilai ekspor
nasional. Ekspor batik merupakan bentuk dari pertanggungjawaban anak bangsa dalam
memajukan pembangunan, ekonomi, dan segala yang berhubungan dengan “menuju
SAYA KAYA”. Aspek yang harus diperhatikan untuk menaikkan grafik nilai ekspor
batik adalah dengan meningkatkan kesadaran antar individual bahwa batik merupakan
warisan Indonesia yang mampu menunjukkan identitas Indonesia dan mampu
mendorong pembangunan bangsa serta mampu memacu pengaplikasian integritas
bangsa. Apabila nilai ekspor batik melonjak naik, maka banyak peluang yang akan
membuat Indonesia menjadi negara yang di segani bangsa lain. Dengan adanya desakan
ekspor batik, akan menghapus jumlah pengangguran di Indonesia. Pabrik-pabrik atau
para pengusaha batik akan memikirkan cara untuk memenuhi permintaan yang
melonjak. Hal ini juga akan mempertajam kreatifitas dan intelektual rakyat Indonesia
dengan berfikir kreatif, inovatif, dan kritis untuk menciptakan kain batik yang
berkualitas dan layak di jual dalam pasar internasional. Peran anak bangsa sangat
penting dalam mencari cara untuk meningkatkan kerja mesin dan mencari alternatif dan
posibilitas dalam rangka mendukung peningkatan permintaan batik dalam negeri
maupun luar negeri. Otomatis, peningkatan taraf pendidikan anak bangsa akan segera
dilaksanakan dengan adanya desakan ini. Dengan adanya peningkatan pemesanan batik
nasional dan internasional, akan membantu pelonjakan devisa bangsa yang nantinya
digunakan dalam pembangunan dan perbaikan negara.

Budaya batik memperkenalkan identitas bangsa. Dalam hal ini, inovasi yang akan
dilakukan adalah BAKAT, “Batik Kamis Jumat”, yakni penggunaan busana batik yang
dilakukan rutin 2 hari seminggu baik saat menempuh pendidikan dan sebagai pakaian
sehari-hari. Penerapan ini diwajibkan untuk membentuk jiwa kecintaan terhadap budaya
Indonesia dan menghapus fenomena sosial mengenai kemodernisasi yang semakin di
ikuti zaman semakin menghapus nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Dengan
membudayakan “Batik Kamis Jumat”, secara tidak langsung akan melunturkan
“kegengsian” anak bangsa dalam pemakaian produk lokal. Radio, televisi, dan media
pers di Indonesia hari kamis dan jumat akan selalu menyiarkan berita mengenai batik
untuk memperkuat kecintaan bangsa terhadap batik. Bangga akan batik memang sudah
seharusnya diterapkan karena batik sudah diakui UNESCO yang sudah memasukkan
Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi kriteria, antara
lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi Indonesia. Permasalahannya adalah
minimnya pengetahuan masyarakat akan hal tersebut sehingga diperlukan media siar
untuk menyebarkan berita mengenai batik, seperti televisi, radio, dan media pers
lainnya. Dengan adanya “Batik Kamis Jumat”, seluruh masyarakat Indonesia akan
memakai busana yang menggunakan unsur batik sehingga akan memunculkan perhatian
dunia pada Indonesia bahkan akan menarik para wisatawan untuk berkunjung ke
Indonesia melihat betapa cintanya Indonesia terhadap karya anak bangsa. Para
wisatawan yang berkunjung ke Indonesia secara tidak langsung akan menangkap
persepsi bahwa Indonesia adalah rakyat beradab dengan ditunjukkannya pakaian batik
yang sopan dan bernilai estetika yang tinggi. Sehingga, banyaknya wisatawan yang
tertarik akan “identitas” Indonesia ini akan menyumbangkan rupiah untuk Indonesia
yang besar serta menyebabkan dunia mengakui keberadaan batik asli Indonesia.

Disamping penerapan “Batik Kamis-Jumat”, remaja Indonesia akan dituntun


dalam penggunaan yang benar mengelola sosial media. Salah satu materi yang akan di
sampaikan dalam pelajaran tambahan Bimbingan Konseling atau BK adalah menuntut
remaja Indonesia untuk ikut serta dalam penggalakan program “Batik Kamis-Jumat”
dengan keharusan memposting gambar yang berkaitan dengan penggunaan batik dan
produk lokal Indonesia dengan menempelkan hastag “Indonesia Cinta Batik” sehingga
otomatis dengan ramainya hastag tersebut akan mencuri perhatian dunia lagi pada
betapa cintanya Indonesia terhadap produk Indonesia. Program “Posting Batik” ini
menuntut pemerintah untuk meratakan subsidi internet di seluruh pelosok negeri.
Sambil menyelam minum air, hal ini akan menyebabkan rakyat Indonesia ditekan akan
pentingnya teknologi di era sekarang karena teknologi yang baik juga berperan penting
dalam kemajuan suatu bangsa. Untuk mewujudkan kedua program ini, maka secara
otomatis rakyat Indonesia dituntut dalam meningkatkan devisa negara melalui budaya
memproduksi barang lokal serta membantu melonjakkan nilai ekspor negara dengan
berbagai aspek-aspek penting. Maka Indonesia akan menjadi negara yang seimbang
dengan perubahan besar dalam memperhatikan produk lokal dan mencintai serta mampu
menghargai karya-karya anak bangsa dan warisan nenek moyang.

Selain di bidang fashion, banyak sekali produk lokal lain yang berperan dalam
pembangunan bangsa. Bahkan beberapa produk lokal sudah diakui kualitasnya seperti
alat-alat elektronik yang memiliki spesifikasi baik. Hanya saja masyarakat masih
membudidayakan “yang branded yang berkualitas”, “strata sosial perlu dibuktikan
dengan produk impor”, dan persepsi sejenis lainnya. Hal ini menyebabkan
konsumsirisme barang impor yang berlebihan oleh masyarakat yang dapat
menyebabkan penurunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, dengan adanya inovasi
yang sudah disebutkan, diharapkan ada perluasan nilai terhadap produksi batik untuk
meningkatkan pembangunan dan perbaikan bangsa serta masyarakat dan pemerintah
yang mampu bekerja sama dalam menjaga warisan leluhur Indonesia ,yakni batik.

Peluang
Pekerjaan

Dan akibat Devisa Negara


positif lainnya Naik

Membudayakan
batik
Indonesia
Identitas
Tujuan
Indonesia
Wisatawan

SDA SDM
termanfaatkan berkualitas
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai