Disusun Oleh:
YUNIDAR
SMA NEGERI 5
KOTA BENGKULU
Pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sangat berpotensi dalam
pengembangan pembangunan bangsa. Indonesia menginjak urutan ke-9 kategori 10
hutan terbesar di dunia dengan luas 884.950 km persegi(wikipedia) dan luas wilayah
negara adalah 1.904.569 km persegi (CIA World Factbook). Artinya, 46,46% wilayah
indonesia adalah hutan dengan beragam hasil hayati yang mampu mendukung kegiatan
industri seperti perusahaan meubel, industri alat rumah tangga, hingga fashion. Fakta ini
adalah peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara yang sejahtera dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang beragam secara maksimal. Indonesia merupakan
salah satu negara yang menandatangani pasar bebas atau MEA. Dengan demikian,
persaingan pasar kancah internasional semakin ketat. Sebagai warga negara yang baik
diperlukan dukungan dari rakyat untuk mendobrak semangat para pengusaha lokal
dengan mendukung, mencintai, serta menggunakan produk dalam negeri. Namun, perlu
penekanan terhadap kualitas produk lokal untuk meyakinkan konsumen. Hal ini harus
diperhatikan oleh para pengusaha lokal dalam meningkatkan mutu dan kualitas barang
agar tercipta hubungan timbal balik produsen-konsumen yang stasioner. Peningkatan
mutu dan kualitas barang memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas,
berkuantitas, telaten, kreatif, serta bekerja keras sehingga memunculkan semangat
positif rakyat baik sebagai konsumen maupun tunawisma yang membutuhkan wadah
sebagai tempat menyalurkan bakat dan minat untuk memperbaiki rangkaian hidup.
Batik merupakan warisan leluhur Indonesia yang sudah mendarah daging dalam
perjalanan sejarah Indonesia. Hasil penelitian menyatakan bahwa Batik Indonesia
berhubungan erat dengan kerajaan Majapahit yang berkembang sejak abad-18 hingga
abad-19. Sayang teramat sayang, Indonesia sudah dalam kondisi waspada karena batik
sudah mulai di klaim negara asing, salah satunya yakni Negeri Jiran Malaysia. Dalam
hal ini, rakyat dan pemerintah harus bekerja sama dalam mempertahankan salah satu
harta Indonesia, yakni batik. Pengklaiman terhadap batik yang terjadi disebabkan karena
minimnya perhatian masyarakat terhadap eksistensi kain batik.
Data Nilai Ekspor Batik Nasional
20,89 12,46
juta juta
14,27
juta
Keterangan:
Tahun 2006
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ekspor batik mengalami kelabilan
dalam meraup kepopularitasan di dunia internasional. Konteks yang perlu ditekankan
adalah cara menaikkan nilai ekspor batik internasional dalam rangka menaikkan devisa
bangsa yang ditujukan untuk pembangunan dan perbaikan negara. Terlihat jelas bahwa
nilai ekspor batik nasional mengalami naik turun yang drastis selama 5 tahun berturut-
turut sejak tahun 2004. Hal ini mengharuskan rakyat untuk segera melakukan tindakan
nyata untuk mempertahankan grafik bahkan untuk terus menaikkan grafik nilai ekspor
nasional. Ekspor batik merupakan bentuk dari pertanggungjawaban anak bangsa dalam
memajukan pembangunan, ekonomi, dan segala yang berhubungan dengan “menuju
SAYA KAYA”. Aspek yang harus diperhatikan untuk menaikkan grafik nilai ekspor
batik adalah dengan meningkatkan kesadaran antar individual bahwa batik merupakan
warisan Indonesia yang mampu menunjukkan identitas Indonesia dan mampu
mendorong pembangunan bangsa serta mampu memacu pengaplikasian integritas
bangsa. Apabila nilai ekspor batik melonjak naik, maka banyak peluang yang akan
membuat Indonesia menjadi negara yang di segani bangsa lain. Dengan adanya desakan
ekspor batik, akan menghapus jumlah pengangguran di Indonesia. Pabrik-pabrik atau
para pengusaha batik akan memikirkan cara untuk memenuhi permintaan yang
melonjak. Hal ini juga akan mempertajam kreatifitas dan intelektual rakyat Indonesia
dengan berfikir kreatif, inovatif, dan kritis untuk menciptakan kain batik yang
berkualitas dan layak di jual dalam pasar internasional. Peran anak bangsa sangat
penting dalam mencari cara untuk meningkatkan kerja mesin dan mencari alternatif dan
posibilitas dalam rangka mendukung peningkatan permintaan batik dalam negeri
maupun luar negeri. Otomatis, peningkatan taraf pendidikan anak bangsa akan segera
dilaksanakan dengan adanya desakan ini. Dengan adanya peningkatan pemesanan batik
nasional dan internasional, akan membantu pelonjakan devisa bangsa yang nantinya
digunakan dalam pembangunan dan perbaikan negara.
Budaya batik memperkenalkan identitas bangsa. Dalam hal ini, inovasi yang akan
dilakukan adalah BAKAT, “Batik Kamis Jumat”, yakni penggunaan busana batik yang
dilakukan rutin 2 hari seminggu baik saat menempuh pendidikan dan sebagai pakaian
sehari-hari. Penerapan ini diwajibkan untuk membentuk jiwa kecintaan terhadap budaya
Indonesia dan menghapus fenomena sosial mengenai kemodernisasi yang semakin di
ikuti zaman semakin menghapus nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Dengan
membudayakan “Batik Kamis Jumat”, secara tidak langsung akan melunturkan
“kegengsian” anak bangsa dalam pemakaian produk lokal. Radio, televisi, dan media
pers di Indonesia hari kamis dan jumat akan selalu menyiarkan berita mengenai batik
untuk memperkuat kecintaan bangsa terhadap batik. Bangga akan batik memang sudah
seharusnya diterapkan karena batik sudah diakui UNESCO yang sudah memasukkan
Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi kriteria, antara
lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi Indonesia. Permasalahannya adalah
minimnya pengetahuan masyarakat akan hal tersebut sehingga diperlukan media siar
untuk menyebarkan berita mengenai batik, seperti televisi, radio, dan media pers
lainnya. Dengan adanya “Batik Kamis Jumat”, seluruh masyarakat Indonesia akan
memakai busana yang menggunakan unsur batik sehingga akan memunculkan perhatian
dunia pada Indonesia bahkan akan menarik para wisatawan untuk berkunjung ke
Indonesia melihat betapa cintanya Indonesia terhadap karya anak bangsa. Para
wisatawan yang berkunjung ke Indonesia secara tidak langsung akan menangkap
persepsi bahwa Indonesia adalah rakyat beradab dengan ditunjukkannya pakaian batik
yang sopan dan bernilai estetika yang tinggi. Sehingga, banyaknya wisatawan yang
tertarik akan “identitas” Indonesia ini akan menyumbangkan rupiah untuk Indonesia
yang besar serta menyebabkan dunia mengakui keberadaan batik asli Indonesia.
Selain di bidang fashion, banyak sekali produk lokal lain yang berperan dalam
pembangunan bangsa. Bahkan beberapa produk lokal sudah diakui kualitasnya seperti
alat-alat elektronik yang memiliki spesifikasi baik. Hanya saja masyarakat masih
membudidayakan “yang branded yang berkualitas”, “strata sosial perlu dibuktikan
dengan produk impor”, dan persepsi sejenis lainnya. Hal ini menyebabkan
konsumsirisme barang impor yang berlebihan oleh masyarakat yang dapat
menyebabkan penurunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, dengan adanya inovasi
yang sudah disebutkan, diharapkan ada perluasan nilai terhadap produksi batik untuk
meningkatkan pembangunan dan perbaikan bangsa serta masyarakat dan pemerintah
yang mampu bekerja sama dalam menjaga warisan leluhur Indonesia ,yakni batik.
Peluang
Pekerjaan
Membudayakan
batik
Indonesia
Identitas
Tujuan
Indonesia
Wisatawan
SDA SDM
termanfaatkan berkualitas
Lampiran