Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI

PERSEPSI : HALUSINASI SESI VI “MENGONTROL


HALUSINASI DENGAN MENGGAMBAR” DI
RUANG NURI RSJ DR.SOEHARTO
HEERDJAN JAKARTA
TAHUN 2020

Disusun Oleh :
Silfia Ramadani

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1 & NERS)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
BEKASI
2020
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SESI VI : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGGAMBAR

A. Metode Aktivitas Kelompok


Sesi VI : Mengontrol Halusinasi dengan menggambar
B. Tujuan
1. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
2. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.
C. Landasan Teori
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghidu tanpa
stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2014) .Halusinasi adalah persepsi yang
salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak
sesuai dengan relitas/kenyataan seperrti melihat bayangan atau suara-suara
yang sebenarnya tidak ada. Penerapan tanpa adanya rangsang apapun dari
panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun
yang disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organic atau histerik
(Wijayaningsih, 2014).
Dari enam mahasiswa yang mengkaji pasien di Ruang Nuri RSJ
Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta didapatkan sebagian besar masalah
keperawatan adalah Halusinasi. Oleh karena itu perlu adanya dilakukan
terapi aktifitas kelompok (TAK) mengenai Halusinasi.
Penatalaksanaan klien dengan Halusinasi dapat dilakukan salah satunya
dengan pemberian intervensi terapi aktivitas kelompok yang merupakan
salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara
kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, prilaku dan
pencapaian adaptasi optimal pasien.
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu jenis terapi pada
sekelompok pasien (5-12 orang) yang bersama-sama melakukan aktivitas
tertentu untuk mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif. Lama
pelaksanan TAK adalah 20-40 menit untuk kelompok yang baru terbentuk.
Untuk kelompok yang sudah kohesif, TAK dapat berlangsung selama 60-
120 menit (Budi Ana Keliat, 2014).

D. Klien
1. Karakteristik/karakteria
a) Klien yang mengalami halusinasi
b) Klien halusinasi yang sudah terkontrol
c) Klien yang dapat diajak bekerjasama
d) Kliern yang dapat mengidentifikasi halusinasinya
e) Klien halusinasi yang sudah dapat berinteraksi
f) Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang
mengidap penyakit tertentu seperti diare, typoid, dan lain-lain
2. Proses seleksi
a) Merupakan pasien kelolaan dan resume
b) Berdasarkan observasi dan wawancara
c) Menindaklanjuti asuhan keperawatan
d) Informasi dan keterangan dari klien sendiri dan perawatan
e) Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan
f) Klien cukup kooperatif dan dapat memahami pertanyaan yang
diberikan
g) Mengadakan kontak dengan klien
E. Pengorganisasian
1. Waktu
a) Hari/tanggal : Rabu,30 januari 2020
b) Waktu : pukul 09.00 s/d 09.30 WIB
c) Lama waktu tiap fase :30 menit
- Fase orientasi : 5 menit
- Fase kerja : 10 menit
- Fase terminasi : 5 menit
d) Jumlah Klien : 12 orang
e) Nama Klien :
1) Tn. Y
2) Tn. I
3) Tn. A
4) Tn. F
5) Tn. R
6) Tn. S
7) Tn. D
8) Tn. M
9) Tn. H
10) Tn. R
11) Tn. G
12) Tn. I
2. Setting tempat dan tim terapis

a. Setting tempat : peserta dan terapis duduk bersama membentuk


huruf “ U”

F F

Keterangan:
: Leader
: Co-Leader
: Observer
: Fasilitator
: Klien
F
b. Tim terapis dan uraian tugas
Leader : Silfia
- Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
- Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
- Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
- Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
- Menyampaikan Tata tertib TAK sebelum kegiatan dimulai
- Memperkenalkan diri dan anggotanya untuk saling mengenal
- Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
- Mampu memimpin TAK dengan baik
- Memberikan reinforcement positif
- Memberikan respon yang sesuai dengan atau atas perilaku anggota
- Menutup acara diskusi
Co Leader : Rizky Putri
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
klien
- Mengambil alih posisi leader jika kegiatan menyimpang
- Mengingatkan leader untuk lamanya waktu kegiatan
- Bersama leader menjadi contoh bentuk kerja sama yang baik
- Membantu leader mengorganisir klien
Fasilitator : Rizky Amelia, Rany Ega, Sri Wahyuni
- Memfasilitasi klien yang kurang aktif
- Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan
berlangsung
- Mempertahankan kehadiran peserta
- Mengatur alur permainan
- Timer (mengatur waktu)
Observer : Nita Prantika
- Mengobservasi proses kegiatan sebagai acuan untuk mengevaluasi
- Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung
3. Media dan metode
a. Alat : Buku dan alat gambar, Gambar - gambar
b. Metode : Ceramah, bermain peran
F. Proses Pelaksanaan
1. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain.
2. Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
3. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang
diinginkan saat ini.
4. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling dan
memberikan penguatan kepada klien untuk terus menggambar, jangan
mencela klien.
5. Setelah semua klien selesai menggambar terapis meminta masing-
masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang
telah dibuatnya kepada klien lain. Yang harus diceritakan adalah
gambar apa dan apa makna gambar tersebut menurut klien.
6. Kegiatan poin e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran
7. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan.
SESI VI : TAK
STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGGAMBAR

Nama Klien
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengikuti tak sampai
1.
selesai
Menggambar sampai
2.
selesai
Menyebutkan gampar
3.
apa
Menceritakan makna
4.
gambar

Anda mungkin juga menyukai