Anda di halaman 1dari 8

Nama : Novia Ayu Lestari

NIM : 451-41-007
MK : Geografi lingkungan dan
sumber daya

APLIKASI SIG UNTUK MENENTUKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN


DAN UMBER DAYA DI KABUPATEN WAJO SULAWESI SELATAAN

PENDAHULUAN
Kabupaten Wajo terletak pada koordinat antara 3"39' - 4'16' Lintang
Sefatand an 119" 53'- 120"27"BujurT imur. KabupatenW ajo memilikil uas
wilayah2 .506,19k m2 atau4 ,01 o/od ari luasw ilayahP rovinsSi ulawesSi elatan,
Can beradap ada ketinggian0 hingga5 00 m di atas perrnukaalna ut. Lahan
berbukit terbentang dari selatan ke utara. Dataran rendah terletak di bagian timur,
selatan, tengah, dan barat. Danau Tempe terletak di bagian barat sedangkanp
esisirp antaim embentangd i sebelaht imur menghadapT elukB one sepanjang1
03k m garisp antai
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mempunyai
sifat keruangan (spatial) dan merupakan lokasi aktivitas manusia. Fenomena
kebutuhan lahan akan cenderung terus meningkat sejalan dengan adanya
perkembangan pertumbuhan penduduk. Setiap aspek kehidupan dan
pembangunan, baik langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan
permasalahan lahan. Sementara itu lahan ditinjau dari ketersediaannya dalam arti
luasan terhadap batas administratif lahan bersifat terbatas.
Nilai lahan merupakan representasi dari ukuran kemampuan lahan dalam
memproduksi sesuatu yang secara langsung memberikan keuntungan, sedangkan
harga lahan merupakan ukuran harga nominal dalam bentuk satuan uang untuk
luasan tertentu yang berlaku di pasar lahan. Kedua istilah tersebut pada dasarnya
mempunyai hubungan fungsional, yaitu harga lahan merupakan fungsi dari nilai
lahan, yang mana memiliki artian bahwa naik dan turunnya harga lahan
ditentukan atau dipengaruhi oleh perubahan nilai lahan di suatu wilayah tertentu.

1
Kajian perubahan nilai lahan dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan
penggunaan lahan yang ada di suatu wilayah.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan kajian
perubahan penggunaan lahan di suatu wilayah dapat dilakukan dengan
memanfaatkan data citra penginderaan jauh resolusi tinggi. Citra resolusi tinggi
merupakan data spasial yang bermanfaat untuk deteksi objek yang terekam di
permukaan bumi yaitu, objek penggunaan lahan, jalan, sungai, dan fasilitas
umum. Citra penginderaan jauh memiliki kelebihan dalam hal penyediaan data
secara temporal, sehingga senantiasa terbaharui sesuai kondisi saat ini. Data ini
dapat diolah menggunakan aplikasi sistem informasi geografis, sehingga
memberikan informasi perubahan penggunaan lahan secara spasial dan mudah
untuk dilakukan analisis dalam kaitannya perubahan nilai lahan.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Sistem Informasi Geografi (SIG)
Jacub (1994 dalam Chaizi, 1995) Sistem Informasi Geografis atau lebih dikenal
dengan SIG yaitu suatu sistem dari perangkat keras dan lunak serta prosedur yang
didesain untuk mendukung perolehan, manajemen, manipulasi, analisis, pemodelan,
dan penampilan data yang berunjuk spasial untuk memecahkan problem perencanaan
dan pengolahan yang kompleks. Salah satu perangkat lunak yang bermanfaat untuk
mengelola data SIG yakni ArcGIS 10.1 yang dikeluarkan oleh ESRI. ArcGIS adalah
salah satu perangkat lunak yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science &
Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam
perangkat lunak GIS.
1. Perangkat Lunak Pendukung Quantum GIS (QGIS)
Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographic Information System
(GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat dijalankan di sejumlah sistem
operasi termasuk Linux. QGIS juga memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan
paket aplikasi komersil terkait. QGIS menyediakan semua fungsionalitas dan fitur-

2
fitur yang dibutuhkan oleh pengguna GIS pada umumnya. Menggunakan plugins dan
fitur inti (core features) dimungkinkan untuk menvisualisasi (meragakan) pemetaan
(maps) untuk kemudian diedit dan dicetak sebagai sebuah peta yang lengkap.
Penguna dapat menggabungkan data yang dimiliki untuk dianalisa, diedit dan
dikelola sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam QGIS, penyusunan kerja dibuat
menggunakan project. Fail project mengandungi semua dokumen yang digunakan
untuk menghasilkan kerja atau proses yang diurus. Dalam QGIS terdapat tiga jenis
dokumen: Maps, Attribute Table dan Composer. Setiap satu mempunyai fungsi yang
berbeda serta menu, buttons dan tools yang tersendiri.
Seperti pada umumnya SIG berbasis desktop lainnya Qgis memilii beberapa
fungsionalitas sebagai berikut:
1) Membuat file proyek, menyimpan tampilan sebagai citra raster dan map
file bagi aplikasi mapserver.
2) Manipulasi tampilan visual: zoom-in, zoom-out, zoom-full, extent, zoon-
select, dan zoon-layer.
3) Manipulasi layer: menambah dan menghapus layerlayer vector ,raster,
postGIS, dan WMS; dan membuat layer baru.
4) Menentukan satuan kordinat dan properties sistem proyeksi peta yang
digunakan.
5) Penyediaan beberapa fungsionalitas yang diimplementasikan dalam bentuk
plugins.
2. Daya Dukung Lingkungan
Konsep daya dukung lingkungan sudah mulai banyak diperbincangkan.
Mengingat semakin besarnya tekanan penduduk dan pembangunan terhadap
lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk dengan aktifitasnya menyebabkan
kebutuhan akan lahan bagi kegiatan sosial ekonominya (lahan terbangun) makin
bertambah dan sebaliknya lahan tidak terbangun makin berkurang. Selain itu,
pertambahan jumlah penduduk juga dibarengi dengan peningkatan konsumsi sumber
daya alam sejalan dengan meningkatnya tingkat sosial ekonomi masyarakat.

3
Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat akan
mempengaruhi daya dukung lingkungannya. Pengertian daya dukung lingkungan
(carrying capacity) dalam konteks ekologis adalah jumlah populasi atau komunitas
yang dapat didukung oleh sumberdaya dan jasa yang tersedia dalam ekosistem
tersebut. Faktor yang mempengaruhi keterbatasan ekosistem untuk mendukung
perikehidupan adalah faktor jumlah sumberdaya yang tersedia, jumlah populasi dan
pola konsumsinya.
Konsep daya dukung lingkungan dalam konteks ekologis tersebut terkait erat
dengan modal alam. Akan tetapi, dalam konteks pembangunan yang berlanjut
(sustainable development), suatu komunitas tidak hanya memiliki modal alam,
melainkan juga modal manusia, modal sosial dan modal lingkungan buatan. Oleh
karena itu, dalam konteks berlanjutnya suatu kota, daya dukung lingkungan kota
adalah jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh sumberdaya dan
jasa yang tersedia karena terdapat modal alam, manusia, sosial dan lingkungan buatan
yang dimilikinya.
Pengertian daya dukung lingkungan menurut Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu kemampuan lingkungan
untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Daya dukung
lingkungan adalah jumlah maksimum manusia yang dapat didukung oleh bumi
dengan sumberdaya alam yang tersedia. Jumlah maksimum tersebut adalah jumlah
yang tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan kehidupan di buni dapat
berlangsung secara ”sustainable”.
Dalam perkembangannya kemudian, konsep daya dukung lingkungan
diaplikasikan sebagai suatu metode perhitungan untuk menetapkan jumlah organisme
hidup yang dapat didukung oleh suatu ekosistem secara berlanjut, tanpa merusak
keseimbangan di dalam ekosistem tersebut. Penurunan kualitas dan kerusakan pada
ekosistem kemudian didefinisikan sebagai indikasi telahterlampauinya daya dukung
lingkungan.

4
Pada website carrying capacity, suatu ekosistem adalah jumlah populasi yang
dapat didukung oleh ketersediaan sumberdaya dan jasa pada ekosistem tersebut.
Batas daya dukung ekosistem tergantung pada tiga faktor yaitu:
a. Jumlah sumberdaya alam yang tersedia dalam ekosistem tersebut
b. Jumlah / ukuran populasi atau komunitas
c. Jumlah sumberdaya alam yang dikonsumsi oleh setiap individu
dalam komunitas tersebut.
3. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan oleh Sandy (1995 dalam Bambang, 2012) dimaknai sebagai
dampak dari segala kegiatan manusia diatas muka bumi yang dipengaruhi oleh
keadaan alam (fisik lingkungan) serta kegiatan sosial-ekonomi dan budaya
masyarakat suatu wilayah. Barlowe (1978 dalam Bambang, 2012)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pola penggunaan lahan
adalah faktor-faktor fisik-biologis, faktor pertimbangan ekonomi, dan faktor
institusi (kelembagaan).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan lahan yang
terjadi di suatu wilayah cenderung bersifat dinamis. Perubahan penggunaan lahan
di suatu wilayah merupakan pencerminan upaya (tindakan) dan interaksi manusia
dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam beserta kondisi
lingkungan yang menyertainya. Penggunaan lahan berfungsi sebagai media
aktivitas manusia berlangsung sehingga, akan mempengaruhi nilai suatu lahan
yaitu semakin berpotensi secara ekonomi nilai lahan tersebut maka nilai lahannya
akan semakin tinggi.
4. Ketersedian Air
Ketersediaan air dalam pengertian sumberdaya air pada dasarnya berasal dari
air hujan (atmosferik), air permukaan dan air tanah. Hujan yang jatuh di atas
permukaan pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Wilayah Sungai (WS)
sebagian akan menguap kembali sesuai dengan proses iklimnya, sebagian akan
mengalir melalui permukaan dan sub permukaan masuk ke dalam saluran, sungai atau

5
danau dan sebagian lagi akan meresap jatuh ke tanah sebagai imbuhan (recharge)
pada kandungan air tanah yang ada.
Ketersediaan air yang merupakan bagian dari fenomena alam, sering sulit
untuk diatur dan diprediksi dengan akurat. Hal ini karena ketersediaan air
mengandung unsur variabilitas ruang (spatial variability) dan variabilitas waktu
(temporal variability) yang sangat tinggi. Oleh karena itu, analisis kuantitatif dan
kualitatif harus dilakukan secermat mungkin agar dapat dihasilkan informasi yang
akurat untuk perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi data penginderaan jauh untuk
mendapatkan data digital parameter penggunaan lahan, seperti penggunaan lahan,
yang kemudian dianalisis tumpang susun atau overlay seluruh parameter nilai lahan
dengan pendekatan kuantitatif berjenjang yaitu dengan menjumlahkan faktor
penggunaan lahan, aksesibilitas positif, dan kelengkapan utilitas umum serta
dikurangi faktor aksesibilitas negatif.
HASIL DAN PEMBAHASAAN

6
Gambar 1 peta pengunaan lahan
Gambar di atas menunujukan peta penggunaan lahan di Kabupaten Wajo
Sulawesi Selatan yang terdapat sekitar 17 item pengunanaan lahan, diantaranya ada
danau, empang, padang rumput, hutan rimba, sungai, tambak rawa dan sawah. Dari
beberapa item diatas memiliki warna yang berbeda setiap itemnya disesuaikan
dengan kondisi penggunanaanya pada daerah tersebut sehingga memudahkan dalam
pembacaan pada peta yang telah dibuat.

Table 1 penggunan lahan

Table 2 ketersedian air

Rumus yang digunakan pada tabel penggunaan lahan dan ketersedian air
adalah sebagai berikut:

7
SA = 10 x C x R x A
Keterangan :
SA = ketersedian air (m3/tahun)
10 = factor konversi dan mm.ha menjadi m3
C =Koefisien limpasan tertimbang
R= curah hujan tahunan pada stasiun i
A = luas wilayah (ha)

KESIMPULAN
Pengunaan lahan untuk Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan untuk ketersedian
pengunaan lahan. Pengunaan lahan yang ada dikabupaten Wajo dan memiliki luas
dan ketersedian air yang berbeda-beda dalam menentukan ketersedian air setiap
pengunaan lahan berbeda sesuai denga luas pengunaan lahan, curah hujan rata-rata
pertahun dan koefisien limpasan tertimbang pada pengunaan lahan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistika. 2018. Kabupaten Wajo dalam angka

E. Prahasta, Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar (Perfektif Geodensi


& Geomatika), Bandung: Informatika Bandung, 2015.

Riyanto.P Eka Putra dkk.2009.Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis


Berbasis Desktop dan Web. Yogyakarta : Gava Media

Widiatmaka, dan Hardjowigeno.2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencenaan


Tata Guna Lahan.Yogyakarta : Gadja Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai