Anda di halaman 1dari 4

Pertemuan ke :8

Judul Praktikum : Garis Kontur


Hari/Tanggal : Jum’at / 22 Desember 2019
Tempat : Hutan Rusunawa UNJA
Nama : Ayunda Laila Hapsari (F1D318017)
Kelompok :4
Asisten : 1. Risky Mahardika (F1D315034)
2. Aulia Andriani (F1D315017)
3. M. Arlan Fadhli Gunawan (F1D316006)
4. Erna Y Hatasoit (F1D316016)

Prisip Teori :
Menurut Rahmat Kusnadi (2013) peta kontur adalah peta yang
menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan bumi yang bersifat alami
dengan menggunakan garis-garis kontur. Menurut Rosana (2003:99) garis kontur
adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat atau titik-titik pada peta yang 13
mempunyai ketinggian sama di atas atau di bawah suatu datun plane (bidang level).
Garis kontur adalah suatu garis yang menghubungkan tempat–tempat yang
sangat tinggi dan suatu permukaan tanah di dalam peta. Dari simbol–simbol yang ada
garis kontur yang lebih sering dipakai dalam penggambaran sebuah peta,karena
selain banyaknya elevasi yang dapat digambarkan, garis kontur merupakan petunjuk
langsung dari suatu elevasi tertentu. Garis kontur ini dapat kita bayangkan sebagai
tepi dari suatu danau atau laut. Kerapatan jarak kontur pada suatu peta dengan lainya
menunjukkan keadaan wilayah yang curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara
garis kontur pada suatu peta menunjukan bahwa daerah yang disebut termasuk
dalam kategori landai (Frick , 1991).

Garis kontur merupakan sebuah garis yang digambarkan pada daerah yang
menghubungkan semua titik yang ketinggiannya sama diatas atau dibawah datum
tertentu. Konsep garis kontur tersebut dapat dengan mudah dipahami jika kita
mempu membayangkannya. Dengan mempelajari pembuatan kontur kita dapat
mengetahui keadaan wilayah hitam yang ingin digambarkan atau dipetakan pada
ketinggian yang sama. Di dalam pembuatan kontur, terdapat beberapa sifat – sifat
garis kontur yaitu :

1. Jarak horizontal 2 buah garis kontur akan semakin rapat dengan


kontur interval.
2. Pada tanah dengan lereng seragam maka garis kontur akan semakin
sejajar dan berjarak satu sama lain .
3. Garis–garis kontur tidak akan berpotongan satu sama lain kecuali
dalam keadaan khusus.
4. Pada permukaan datar atau rata garis kontur akan merupakan suatu
garis lurus, berjarak sama dan sejajar satu sama lain.
5. Suatu garis kontur tidak akan terletak pada dua buah garis kontur yang
lebih tinggi atau lebih rendah evaluasinya.

Gariis- garis kontur memberikan informasi yang maksimum tentang daerah


peta, dan tidak menyembunyikan rincian peta lainnya yang penting garis kontur juga
memperhatikan elevasi dan konfigurasi permukaan tanah (Wongsotjtro,1980).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Melakukan perhitungan dari data yang di peroleh
2. Membuat peta kontur wilayah yang telah diukur
3. Mengetahui apa itu garis kontur
Pelaksanaan Praktikum
Alat dan Bahan

 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Alat tulis lengkap
2. Penggaris
3. Pensil Warna
4. Theodolit
5. Meteran
6. Rambu ukur
7. GPS
8. Kompa
9. Patokan
 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Kertas Hvs

Hasil dan Pembahasan


Pembahasan
Kontur merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik dengan
ketinggian yang sama, dan digolongkan dalam peta umum dan termasuk dalam peta
topografi. Pada praktikum Ilmu Ukur Tanah yang berjudul "Garis Kontur" ini, telah
dilakukan. Praktikum ini dilakukan di hutan samping Rusunawa Universitas Jambi.
Pada tempat yang di tetapkan memiliki ukuran lebar 100 meter dan panjang 40 meter
dan dibagi menjadi 4 kaplingan menjadi panjang 25 meter dan lebar 40 meter
sehingga luas kaplingannya pada tiap kelompok adalah 1000m². Peletakkan theodolit
pada stasiun ada berada pada titik koordinat X = 33541.79961 dan Y= 9821492.205.
Kontur pada wilayah pengukuran ini merupakan wilayah yang cukup curam
turun serta tanah pijakannya sedkit berlobang. Wilayah yang tidak datar dan penuh
semak belukar, alang-alang serta pepohonan membuat pengukuran sedikit
mengalami kesulitan untuk mengukur setiap plot yang telah terpasang.
Pada pengukuran ini praktikan melakukan pengukuran dengan 34 titik tembakan
theodolit. Dari 34 titik yang telah diukur menggunakan theodolit, terdapat dua titik
yang jaraknya paling jauh yaitu 14 m dan jarak terdekat titik plot ke theodolit
berjarak 3 m. Dari pengamatan dilapangan, kontur wilayah titik plot sebagian besar
di bagian wilayah yang konturnya curam turun kebawah atau didataran yang
rendahnya. Namun saat dimasukkan kedalam software terdapat kesalahan antara
hasil dilapangan dengan hasil yang berada di software kesalahan ini kemungkinan
terjadinya kesalahan praktikan saat memasukan data ke dalam Excel sehingga data
tidak sesuai dengan hasil dilapangan atau karena kesalahan pada saat perhitungan
titik balik.

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah dilakukan praktikum dilapangan praktikan melakukan perhitungan
menggunakan M. Excel agar dapat di peroleh perhitungan data-data yang
akurat untuk di masukan dalam software pemetaan.
2. Praktikan dapat mengetahui bentuk berupa letak stasiun dan titik plot yang
telah dilakukan di lapangan apakah hasil dari pengukuran mengalami
kesalahan atau tidak.
3. garis yang menghubungkan tempat-tempat atau titik-titik pada peta yang 13
mempunyai ketinggian sama di atas atau di bawah suatu datun plane (bidang
level)
Saran
Adapun saran yang dari praktikum ini adalah pada saat praktikum, praktikan
perlu ketelitian dalam melakukan penembakan ke titik ploting dan pembacaan hasil
penembakan di theodolit agar hasil datanya benar.
DAFTAR PUSTAKA

Frick, Heinz. 1991. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta : Yayasan Konisius.
Rosana. 2003. Kartografi.Bahan Ajar.FKIP UNILA. Bandar
Rahmat Kusnadi. 2013.
http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/07/petakontur.html. di akses 12
Desember 2019 pada pukul 12.16 WIB. (Internet).
Wongsotjtro,Soetomo. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai