Struktur Otot
Struktur Otot
A. PENGERTIAN OTOT
Otot adalah suatu jaringan dalam tubuh manusia maupun hewan yang berperan
sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan rangka tubuh manusia serta pergerakan dari
organ dalam tubuh. Otot merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok. Miologi
adalah istilah untuk ilmu yang mempelajari mengenai otot. Otot membentuk 43% berat badan
dan lebih dari 1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya adalah tempat terjadinya aktivitas
metabolik saat tubuh istirahat. Proses vital di dalam tubuh seperti kontraksi jantung, kontriksi
pembuluh darah, pernafasan, gerakan peristaltic usus) terjadi karena adanya aktivitas otot.
Kuat tidaknya kontraksi otot tergantung pada MCV (Maximum Contaction
Voluntary), masa otot, otot yang dipanjangkan sebelum berkontaksi, otot yang diberi beban
sebelum berkontraksi, tingkat kelelahan, tingkat keteralihan dan suhu otot. Persentase
efisiensi kerja dari otot manusia adalah sekitar 18%-26%. Efisiensi didefinisikan sebagai
rasio metabolism, berdasarkan penggunaan oksigen.
B. FUNGSI OTOT
C. JENIS-JENIS OTOT
1. Otot Polos
Otot polos terdapat di dinding usus, dinding lambung, kandung kemih,
peranakan, dinding pembuluh darah dan organ dalam lainnya. Juga berguna untuk
mengontro diameter pembuluh darah dan gerakan pupil mata. Otot ini memiliki sel
berbutir beras dan fungsinya diatur oleh sistem saraf tak sadar. Itu berarti bahwa
walaupun otot usus seseorang bergerak, yang bersangkutan tidak merasakannya.
Walaupun demikian, bila pergerakannya berlebihan maka orang tersebut akan
merasakan mulas atau colic. Berikut ciri-ciri otot polos :
Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya
menggelembung.
Mempunyai satu inti sel.
Tidak memiliki garis-garis melintang (polos).
Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak, oleh karena itu otot
polos disebut sebagai otot tak sadar.
Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih, dan lain
lain.
2. Otot Lurik
Otot satu ini mudah lelah yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat pada
sel-selnya. Pergerakan otot lurik berasal dari sinyal motorik yang berasal dari otak dan
bersifat sadar (bukan reflex).otot ini terdapat pada hampir keseluruhan tubuh bagian
luar. Berikut ciri otot lurik :
Bentuknya silindris, memanjang dan tidak bercabang.
Tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap dan
terang secara berselang-seling (lurik).
Mempunyai banyak inti sel di tepi
Bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak, oleh karena itu otot
lurik disebut sebagai otot sadar.
Penyebaran otot lurik ada pada kerangka tubuh, diafragma dan organ lain seperti
lidah, bibir dan palpebra
Otot lurik dikenal sebagai 2 tipe otot berikut :
a. Otot merah (Tipe I)
Otot merah memiliki myofibril relatif sedikit, tetapi sarkoplasma dan mitokondria
relatif banyak serta mioglobin dengan jumlah yang banyak bila dibandingkan
dengan otot pucat. Miofibril membentuk lapang Cohnheim (Cohnheim’s field),
mengelompok dengan batas yang jelas.
b. Otot pucat (Tipe II)
Otot pucat memiliki myofibril banyak dan sarkoplasma dan mitokondria relatif
sedikit. Miofibril tidak membentuk lapang Cohnheim (Cohnheim’s field) seperti
pada otot merah. Otot jenis ini memiliki kandungan mioglobin lebih sedikit dari
pada otot merah. Posisi inti lebih superficial langsung di bawah sarkolema. Otot
pucat bekerja cepat dan kuat, tetapi cepat lelah.
3. Otot Jantung
Otot yang bekerja khusus untuk memompa darah pada jantung ini adalah jaringan
otot yang sanggup berkontraksi secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak
dipengaruhi sinyal saraf pusat. Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi syaraf
simpatetik atau parasimpatetik yang memperlambat atau mempercepat laju denyut
jantung, namun tidak dapat mengontrolnya secara sadar. Berikut ciri otot jantung :
Otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Strukturnya sama seperti otot lurik,
gelap terang secara berselang seling dan terdapat percabangan sel.
Kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja sesuai
dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seperti otot lurik dan
dari proses kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga otot spesial.
Dibawah mikroskop tampak seperti otot lurik tetapi bercabang dan intinya
ditengah.
Sumber energinya dari metabolism aerobic dan membutuhkan energi lebih besar
dari otot lainnya.
Otot tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok untuk melaksanakan
gerakan dari berbagai bagian rangka tubuh. Menurut cara kerjanya, otot dibedakan
menjadi :
1. Antagonis
Dimana cara kerjanya menimbulkan efek gerak berlawanan. Cara kerja otot
antagonis dapat berupa gerakan :
Ekstenso (meluruskan), felkso (membengkakkan)
Abduktor (menjauhi tubuh), aduktor (mendekati tubuh)
Depresor (arah ke bawah), elevator (arah ke atas)
Supinator (menengadah), pronator (menelungkup)
2. Sinergis atau flexi
Cara kerjanya menimbulkan gerakan searah atau bersama-sama. Juga bekerja
untuk menstabilkan bagian-bagian anggota lain sewaktu bagian lain bergerak. Otot
yang tidak lepas dari peran saraf, dibagi kedalam dua kelompok yaitu :
Volunter => Ototnya disarafi oleh saraf somatic dan berada dalam kontrol otak.
Contohnya otot lurik.
Involunter => Otot ini disarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak berada
dibawah kontrol otak. Contohnya otot polos dan otot jantung.
E. KARAKTERISTIK OTOT
Sistem otot memiliki karakteristik tersendiri yaitu:
a. Kontrakstibilitas, kemampuan otot untuk memendek atau berkontraksi.
b. Eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls
saraf.
c. Ekstensibilitas, serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi
panjang otot saat rileks.
d. Elastisitas, serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
menegang dalam artian lain relaksasi.
A. PENGERTIAN KALSIUM
Calsium (=kalsium) adalah mineral yang amat penting bagi Manusia, antara lain
bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
Karena pentingnya calsium bagi metabolisme tersebut, maka tubuh akan
mempertahankan kandungan kalsium dalam darah 10mg / 100 ml. Dalam kondisi
berlebih, calsium akan memberi impuls bagi kelenjar tiroid untuk
mensekresi Calcitonin, hormon yang memacu proses deposisi calsium dalam tulang dan
menghambat reabsorbsi calcium dalam tubulus ginjal. Jika kalsium darah kurang, ini
merupakan impuls bagi kelenjar Paratiroid untuk mensekresi Parathormon (PTH),
hormon yang bertanggung jawab dalam :
a. Memacu reabsorbsi kalsium dari tubulus ginjal
b. bersama vitamin D memacu penyerapan (absorbsi) calsium dari saluran pencernaan
c. memacu pelepasan calcium dari tulang, sehingga kadar kalsium darah menjadi
normal.
Metabolisme kalsium mengacu pada pergerakan dan pengaturan
2+
ion kalsium (Ca ) masuk dan keluar dari berbagai kompartemen tubuh, seperti saluran
pencernaan , plasma darah , cairan ekstraseluler dan intraseluler , dan jaringan
tulang . Aspek penting dari metabolisme kalsium adalah homeostasis kalsium plasma,
pengaturan ion kalsium dalam plasma darah dalam batas yang sempit . [1] Dalam proses
ini, jaringan tulang bertindak sebagai pusat penyimpanan kalsium untuk penumpukan
dan penarikan yang dibutuhkan oleh darah, melalui remodeling tulang terus menerus.
Perpanjangan mekanisme ini menyebabkan hiperkalsemia atau hipokalsemia , yang
keduanya dapat berdampak pada kesehatan. Tingkat kalsium dalam plasma manusia
diatur oleh kalsitonin dan hormon paratiroid (PTH); kalsitonin dilepaskan oleh kelenjar
tiroid ketika tingkat plasma di atas titik normal yang ditetapkan (untuk menurunkan
kadar kalsium); PTH dilepaskan oleh kelenjar paratiroid ketika kadar kalsium turun di
bawah titik setel (untuk meningkatkannya).
Jika diilustrasikan dengan gambar tampak seperti ini:
Kalsium memiliki beberapa fungsi utama dalam tubuh. Ini mudah berikatan dengan
protein, terutama yang dengan asam amino yang rantai sampingnya berakhir pada
kelompok karboksil (-COOH) (misalnya residu glutamat). Ketika pengikatan tersebut
terjadi, muatan listrik pada perubahan rantai protein, menyebabkan struktur tersier
protein (yaitu bentuk 3 dimensi) berubah. Contoh yang baik dari ini adalah
beberapa faktor pembekuan dalam plasma darah, yang tidak berfungsi tanpa adanya ion
kalsium, tetapi menjadi berfungsi penuh pada penambahan konsentrasi garam kalsium
yang benar. Saluran ion natrium yang terjaga tegangannya di membran sel saraf dan otot
sangat sensitif terhadap konsentrasi ion kalsium dalam plasma. Penurunan kadar kalsium
terionisasi plasma ( hipokalsemia ) yang relatif kecil menyebabkan saluran-saluran ini
merembeskan natrium ke dalam sel-sel saraf atau akson, menjadikannya hiper- eksitasi
(efek bathmotropik positif ), sehingga menyebabkan kejang otot spontan ( tetany )
dan paraesthesia ( sensasi "pin dan jarum") pada ekstremitas dan mengelilingi mulut.
Ketika plasma kalsium terionisasi naik di atas normal ( hiperkalsemia ), lebih banyak
kalsium terikat pada saluran natrium ini yang memiliki efek bathmotropik negatif pada
mereka, menyebabkan kelesuan, kelemahan otot, anoreksia, konstipasi, dan emosi labil.
Karena konsentrasi ion kalsium intraseluler sangat rendah (lihat di atas) masuknya ion
kalsium dalam jumlah kecil dari retikulum endoplasma atau dari cairan ekstraseluler,
menyebabkan perubahan yang cepat, sangat nyata, dan mudah reversibel dalam
konsentrasi relatif ion-ion ini di sitosol . Oleh karena itu ini dapat berfungsi sebagai
sinyal intraseluler yang sangat efektif (atau " pembawa pesan kedua ") dalam berbagai
keadaan, termasuk kontraksi otot , pelepasan hormon (misalnya insulin dari sel beta
di pulau pankreas ) atau neurotransmiter (misalnya asetilkolin dari pre - terminal sinaptik
saraf) dan fungsi lainnya.
Berikut beberapa manfaat kalsium bagi manusia :
Mengaktifkan saraf
Melancarkan peredaran darah
Melenturkan otot
Menormalkan tekanan darah
Menyeimbangkan tingkat keasaman darah
Menjaga keseimbangan cairan tubuh
Mencegah osteoporosis (keropos tulang)
Mencegah penyakit jantung
Menurunkan risiko kanker usus
Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik
Mengatasi keluhan saat haid dan menopause
Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui
Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi
Mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kaki dan tangan
Memulihkan gairah seks yang menurun/melemah
Mengatasi kencing manis (mengaktifkan pankreas)
Adapun peran kalsium dalam tulang yaitu kalsium bertindak secara struktural
sebagai bahan pendukung dalam tulang sebagai kalsium
hidroksiapatit (Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 ). Sementara peran kalsium dalam otot yaitu berupa
ion kalsium kerangka dan otot jantung , dilepaskan dari retikulum
sarkoplasma ( retikulum endoplasma otot lurik ) berikatan dengan protein C troponin
yang ada pada filamen tipis myofibril yang mengandung aktin . Struktur
3D troponin berubah sebagai akibatnya, menyebabkan tropomyosin yang melekat
digulung menjauh dari situs pengikatan myosin pada molekul aktin yang membentuk
tulang belakang filamen tipis. Myosin kemudian dapat mengikat ke situs pengikatan
myosin pada filamen tipis, untuk menjalani serangkaian perubahan konformasi yang
disebut siklus lintas-jembatan , di mana ATP menyediakan energi. Selama siklus, setiap
protein myosin 'mengayuh' sepanjang filamen aktin tipis, berulang kali mengikat ke situs
pengikatan myosin sepanjang filamen aktin, ratcheting dan melepaskan. Akibatnya,
filamen tebal bergerak atau meluncur di sepanjang filamen tipis,
mengakibatkan kontraksi otot . Proses ini dikenal sebagai model filamen geser kontraksi
otot.
Konsentrasi kalsium terionisasi plasma diatur dalam batas yang sempit (1,3-1,5
mmol / L). Ini dicapai oleh kedua sel parafollicular kelenjar tiroid, dan kelenjar
paratiroid yang terus-menerus merasakan (yaitu mengukur) konsentrasi ion kalsium
dalam darah yang mengalir melaluinya.
Tingkat Plasma Normal
Konsentrasi kalsium total plasma dalam kisaran 2,2-2,6 mmol / L (9-10,5 mg /
dL), dan kalsium terionisasi normal adalah 1,3-1,5 mmol / L (4,5-5,6 mg /
dL). [3] Jumlah kalsium total dalam darah bervariasi dengan tingkat albumin
plasma , protein paling banyak dalam plasma, dan karenanya merupakan pembawa
utama kalsium terikat protein dalam darah. Efek biologis kalsium, bagaimanapun,
ditentukan oleh jumlah kalsium terionisasi , daripada total kalsium. Oleh karena itu
tingkat kalsium terionisasi plasma yang diatur ketat untuk tetap dalam batas yang
sangat sempit oleh sistem umpan balik negatif homeostatik.
Antara 35-50% kalsium dalam plasma terikat protein, dan 5-10% dalam bentuk
kompleks dengan asam organik dan fosfat. Sisanya (50-60%) terionisasi. Kalsium
terionisasi dapat ditentukan secara langsung oleh kolorimetri , atau dapat dibaca
dari nomograms , meskipun kegunaan yang terakhir dibatasi ketika kandungan pH
dan protein plasma menyimpang secara luas dari normal.