Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Biologi

Sistem Pencernaan
Kamis, 30 Januari 2020

Kelas XI-MIA 2
Kelompok 1
1. Alexandro Raul L. (01)
2. Bintang Ari S. (02)
3. Brigitta Emanuella Utamalie (03)
4. Calvin Kamardi (04)
5. Dwi Arnanta S. (05)
SMAK YOS SUDARSO
T.A 2019/2020
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberkati kami sehingga dari awal sampai akhirnya pembuatan laporan ini
sehingga dapat kami selesaikan dengan baik. Kami juga ingin mengucapkan terima
kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini
khususnya guru biologi kami, Pak Karlo Sihotang, S.PD dan berbagai sumber yang
telah kami pakai sebagai data dan fakta pada laporan ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan laporan ini yang telah kami selesaikan. Tidak
semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam laporan penelitian ini.
Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
Kami juga bersedia menerima kritik atau saran dari para pembaca laporan
penelitian ini sehingga dapat memotivasi kami untuk membuat yang lebih baik
lagi. Kami juga berharap supaya para pembaca laporan kami mendapat manfaat
dan ilmu yang berguna.
Daftar Isi

Judul ………………………………………………………………………………..i
Kata pengantar ……………………………………………………………………..ii
Daftar isi …………………………………………………………………………..iii
Bab I : Pendahuluan ………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Tujuan Penelitian …………………………………………………………….
Bab II : Tinjauan Pustaka ..………………………………………………………..2
A. Dasar Teori …………………………………………………………………...
Bab III : Metode Penelitian ..…..…………………………………………………..3
A. Alat dan Bahan ……………………………………………………………….
B. Langkah Kerja ………………………………………………………………..
Bab IV : Pembahasan...…………………………………………………………….4
A. Analisa Data ………………………………………………………………….
Bab V : Penutup .......……………………………………………………………….5
A. Kesimpulan …………………………………………………………………..
B. Daftar Pustaka ………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anatomi sistem pecernaan terdiri dari organ-organ pencernaan yang dibagi menjadi dua
kelompok utama, yaitu organ dalam saluran pencernaan dan organ pencernaan pelengkap.
Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal (GI), adalah saluran
panjang yang masuk melalui tubuh dari mulut ke anus. Saluran ini mencerna, memecah dan
menyerap makanan melalui lapisannya ke dalam darah. Organ dalam saluran pencernaan ini
meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir di anus.
Organ pencernaan pelengkap (aksesori) termasuk lidah, gigi, kantung empedu, kelenjar air liur,
hati, dan pankreas. Gigi dan lidah terletak di dalam mulut yang juga membantu proses
pencernaan, dalam mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi lebih halus. Sementara
kelenjar pencernaan manusia yang terdiri dari kelenjar air liur, hati, dan pankreas membantu
menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan.

Sistem pencernaan sangat penting bagi tubuh kita sehingga kita harus dapat
mengantisipasi berbagai penyakit pencernaan. Oleh sebab itu kami membuat laporan ini serta
untuk menambah pengetahuan akan penyebab dan mengatasi penyakit sistem perncernaan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyakit-penyakit pada sistem pencernaan.
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit-penyakit pada sistem pencernaan.
3. Untuk mengetahui cara mengatasi penyakit-penyakit pada sistem pencernaan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
A.Dasar Teori
1. Mulut

Proses pencernaan dimulai di mulut, di mana


pencernaan kimia dan mekanik terjadi. Di dalam mulut
terdapat organ aksesori yang membantu pencernaan
makanan, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar air liur. Mulut
berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus
dan lunak agar lebih mudah untuk ditelan dan dicerna.
Gigi memotong makanan menjadi potongan-potongan
kecil, yang dibasahi oleh air liur sebelum lidah dan otot-
otot lain mendorong makanan ke dalam faring
(Pharynx) dan melewatkannya ke dalam kerongkongan
(esophagus). Bagian luar lidah mengandung banyak
papilla kasar untuk mencengkeram makanan karena
digerakkan oleh otot lidah. Sementara, air liur yang
diproduksi oleh kelenjar air liur (terletak di bawah lidah dan dekat rahang bawah), dilepaskan ke
dalam mulut.

2. Kerongkongan (esophagus)

Esofagus (kerongkongan) adalah saluran penghubung antara mulut dengan lambung,


yang letaknya di antara tenggorokan dan lambung. Kerongkongan sebagai jalan untuk makanan
yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Otot kerongkongan dapat berkontrasksi
sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan ini disebut dengan gerak
peristaltik. Pada ujung kerongkongan terdapat sfingter (cincin otot), yang memungkinkan
makanan untuk masuk ke lambung dan kemudian menutupnya untuk mencegah makanan dan
cairan naik kembali ke kerongkongan.

3. Lambung

Lambung adalah organ berbentuk huruf “J”, yang ukurannya sekitar dua kepalan tangan.
Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus di perut bagian atas. Lambung memiliki tiga
fungsi utama dalam sistem pencernaan, yaitu untuk menyimpan makanan dan cairan yang
tertelan; untuk mencampur makanan dan cairan pencernaan yang diproduksinya, dan perlahan-
lahan mengosongkan isinya ke dalam usus kecil. Hanya beberapa zat, seperti air dan alkohol,
yang dapat diserap langsung dari lambung. Zat-zat makanan lainnya harus menjalani proses
pencernaan lambung. Dinding otot perut yang kuat mencampur dan mengocok makanan dengan
asam dan enzim, memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Makanan diolah menjadi
bentuk semi padat yang disebut chyme. Setelah makan, chyme perlahan dilepaskan sedikit demi
sedikit melalui pyloric sphincter, sebuah cincin otot antara lambung dan bagian pertama dari
usus halus yang disebut duodenum (usus 12 jari). Sebagian besar makanan meninggalkan perut
hingga empat jam setelah makan.
4. Usus halus

Usus halus berbentuk tabung tipis sekitar satu inci


dengan panjang sekitar 10 meter. Usus halus terletak hanya
lebih rendah daripada lambung dan memakan sebagian besar
ruang di rongga perut. Seluruh usus halus digulung seperti
selang dan permukaan bagian dalamnya penuh dengan banyak
tonjolan dan lipatan. Lipatan ini digunakan untuk
memaksimalkan pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi.
Pada saat makanan meninggalkan usus halus, sekitar 90 persen dari semua nutrisi telah
diekstraksi dari makanan yang masuk ke dalamnya. Usus halus terdiri dari tiga bagian,
yaitu duodenum (usus 12 jari), jejunum (bagian tengah melingkar), dan ileum (bagian terakhir).

5. Usus besar

Usus besar membentuk huruf “U” terbalik di atas usus


halus yang digulung. Ini dimulai di sisi kanan bawah tubuh dan
berakhir di sisi kiri bawah. Usus besar berukuran sekitar 5-6
meter, yang memiliki tiga bagian, yaitu sekum (cecum), kolon
dan rektum (rectum). Sekum adalah kantung di awal usus besar.
Area ini memungkinkan makanan lewat dari usus halus ke usus
besar. Kolon adalah tempat cairan dan garam diserap dan
memanjang dari sekum ke rektum. Bagian terakhir dari usus besar adalah rektum, yang mana
kotoran (bahan limbah) disimpan sebelum meninggalkan tubuh melalui anus.

6. Enzim
Enzim berasal bahasa Yunani “enzyme” yang berarti “di dalam sel”. Tahun 1978,
Wilhem Kuhne yang merupakan psikolog asal Jerman mendeskripsikan enzim sebagai “proses”.
Kemudian, istilah enzim digunakan menjadi biokatalisator yang berfungsi untuk mempercepat
reaksi biologis tanpa ikut bereaksi. Sederhananya, enzim adalah katalis yang membantu
percepatan reaksi biologis. Enzim tersusun atas dua bagian:

 Apoenzim
 Gugus prostetik

Apoenzim merupakan enzim yang tersusun dari protein. Apoenzim adalah jenis yang
paling mendominasi dari semua struktur enzim yang ada. Sifatnya yang labil menjadi mudah
berubah apabila dipengaruhi suhu dan pH. Sementara gugus prostetik adalah enzim
yang tersusun dari nonprotein. Berdasarkan bahan penyusunnya, gugus prostetik terbagi menjadi
dua: Koenzim (tersusun dari bahan organik): Tugasnya memindahkan zat kimia dari satu enzim
ke enzim lain. Contohnya FADH, NADH, Vitamin B. Kofaktor (tersusun dari bahan
anorganik) Contoh: Klor dan kalsium yang mengoptimalkan enzim ptialin dalam menguraikan
molekul gula kompleks.
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Laptop
2. Internet

B. Langkah Kerja
1. Carilah berbagai informasi tentang penyakit pencernaan (10).
2. Catatlah penyebab dan cara mengatasi penyakit tersebut.
BAB IV : PEMBAHASAN
A.Analisa data
1. Diare
Diare merupakan salah satu gangguan sistem pencernaan yang banyak dialami.
Gangguan ini terjadi karena selaput dinding usus besar si penderita mengalami iritasi. Ada
beberapa hal yang menyebabkan seseorang menderita diare, dimana salah satunya yaitu karena
penderita mengkonsumsi makanan yang tidak higenis atau mengandung kuman, sehingga dengan
begitu gerakan peristaltik usus menjadi tidak terkendali serta di dalam usus besar tidak terjadi
penyerapan air. Ada beberapa cara untuk mengatasi diare antara lain :
1) minum banyak cairan,
2) makan makanan sehat rendah serat,
3) mengonsumsi minuman, makanan, atau suplemen probiotik, dan
4) hindari makanan yang membuat diare makin parah.

2. Gastritis
Gastritis merupakan penyakit atau gangguan dimana dinding lambung mengalami
peradangan. Berikut ini sejumlah hal yang bisa menyebabkan gastritis, di antaranya:
1) infeksi bakteri H. pylori,
2) efek samping konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid secara berkala,
3) stres, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan,
4) penyalahgunaan obat-obatan,
5) reaksi autoimun, pertambahan usia, infeksi bakteri dan virus,
6) penyakit Crohn, penyakit HIV/AIDS,
7) refluks empedu,anemia pernisiosa, muntah kronis.

Berikut ini adalah cara mengatasi gastritis antara lain :


1) cobalah untuk membagi porsi makan Anda ke jadwal makan baru.
2) Hindari makanan berminyak, asam, atau pedas.
3) Kurangilah kebiasaan tersebut karena alkohol juga dapat menyebabkan gejala gastritis.
4) Kendalikan stres Anda.

3. Maag
Maag merupakan penyakit atau gangguan sistem pencernaan yang ditandai dengan
adanya rasa perih pada dinding lambung, selain itu maag juga disertai dengan adanya rasa mual
dan perut menjadi kembung.
Gangguan ini terjadi karena tingginya kadar asam lambung. Penyebab utama gangguan
ini yaitu karena pola makan penderita tidak baik atau tidak teratur, stres dan lain sebagainya.
Helicobakter pylori, merupakan bakteri penyebab terjadinya maag pada manusia. Ada beberapa
cara untuk mengatasi maag antara lain :
1) mengubah pola makan
2) gaya hidup serta terapi psikologis untuk mengatasi maag.

4. Sembelit
Sembelit merupakan salah satu gangguan pada sistem pencernaan dimana si penderita
akan mengeluarkan fases yang keras. Gangguan ini terjadi disebabkan karena usus besar
menyerap air terlalu banyak. Sembelit disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan
berserat seperti misalkan buah dan sayur atau kebiasaan buruk yang selalu menunda buang air
besar. Cara untuk mengatasinya antara lain : jangan melewatkan makan, tambah asupan serat
perlahan, konsumsi gandum, cobalah pencahar alami, keluarkan dengan banyak minum air
5. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan sistem pencernaan yang mana umbai cacing atau usus
buntu mengalami peradangan. Apendisitis ini biasanya terjadi ketika ada sisa-sisa makanan yang
terjebak serta tidak bisa keluar di umbai cacing. Sehingga lama kelamaan umbai cacing tersebut
akan menjadi busuk serta akan menimbulkan peradangan yang menjalar ke usus buntu. Jika
umbai cacing tidak segera dibuang, maka lama kelamaan akan pecah. Cara untuk mengatasinya
adalah dengan melalui prosedur operasi pengangkatan usus buntu, atau yang dikenal dengan
istilah apendektomi.
6. Tukak Lambung
Tukak lambung merupakan keadaan dimana dinding lambung terluka. Gangguan ini
disebabkan karena terkikisnya lapisan dinding lambung itu sendiri. Luka yang muncul ini juga
bisa saja muncul pada dinding duodenum atau usus kecil serta esofagus atau kerongkongan.
Penyakit yang satu ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Cara untuk
mengatasinya adalah dengan rutin cuci tangan, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet,
cuci bahan makanan dan masak hingga benar-benar matang, hindari mengonsumsi minuman
beralkohol, pastikan air yang diminum bersih dan sudah dimasak, batasi penggunaan obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
7. Wasir
Wasir adalah kondisi di mana terdapat pembengkakan pada pembuluh darah di anus dan
rektum bagian bawah. Wasir sering kali terjadi sebagai komplikasi dari sembelit, tapi dapat juga
disebabkan penyebab lain seperti diare kronis, mengejan terlalu keras, duduk lama di toilet,
obesitas, kehamilan, dan hubungan seks anal. Wasir dapat diatasi dengan prosedur minimal
invasif hingga prosedur invasif berupa operasi. Apabila ketidaknyamanan akibat wasir masih
dapat ditoleransi, maka wasir cukup diatasi dengan perawatan di rumah seperti menggunakan
obat topikal, menggunakan obat penghilang rasa sakit oral, konsumsi makanan tinggi serat, dan
berendam air panas.
8. GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau dikenal juga dengan penyakit asam
lambung adalah kondisi ketika asam lambung sering kali naik ke saluran yang menghubungkan
lambung dan mulut (kerongkongan/esofagus). Naiknya asam lambung ini kemudian
menyebabkan iritasi di lapisan esofagus. GERD disebabkan karena refluks asam sering terjadi.
Hal ini terjadi saat otot sfingter yang memungkinkan makanan mengalir ke perut melemah
sehingga asam dapat naik ke kerongkongan.
Penanganan GERD dapat menggunakan obat-obatan yang terkait dengan asam lambung.
Selain itu, kondisi ini juga dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup seperti menjaga berat
badan ideal, berhenti merokok, tidak berbaring setelah makan, mengunyah makanan perlahan
sebelum ditelan, dan menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu refluks.
9. Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan yang dapat merusak jaringan kerongkongan. Gangguan
sistem pencernaan ini paling sering disebabkan oleh refluks asam, tapi dapat juga disebabkan
faktor lain seperti pengaruh obat, alergi, hingga infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Pengobatan
esofagitis dapat meliputi pengobatan dengan obat resep maupun non-resep dan juga perubahan
gaya hidup.
10. Irritable bowel syndrome (IBS)
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan sistem pencernaan yang umum
menyerang usus besar. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kontraksi otot di usus, kelainan pada
saraf pencernaan, peradangan di usus, dan perubahan bakteri baik dalam usus. Penanganan
seperti mengatur pola makan, menerapkan hidup sehat, dan mengelola stres umumnya dapat
membantu. Gejala yang lebih parah harus dikonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan
penanganan.
BAB V : PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Anatomi sistem pecernaan terdiri dari organ-organ pencernaan yang dibagi menjadi dua
kelompok utama, yaitu organ dalam saluran pencernaan dan organ pencernaan pelengkap.
2. Saluran pencernaan adalah saluran panjang yang masuk melalui tubuh dari mulut ke
anus.
3. Saluran pencernaan berfungsi untuk mencerna, memecah dan menyerap makanan melalui
lapisannya ke dalam darah.

B. Daftar Pustaka
1. https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/anatomi-sistem-pencernaan/
2. https://blog.ruangguru.com/pengertian-dan-sifat-sifat-enzim
3. https://www.alodokter.com/gangguan-pencernaan

Anda mungkin juga menyukai