DISUSUN OLEH:
JEFRI WAHYUDI 71190891030
PEMBIMBING:
Dr. Haris Setiawan A. Hutagaol, Sp. Rad
KSM RADIOLOGI
RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan paper
dengan judul “Kista dan Blep Paru” guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior
di KSM Radiologi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Haris Setia A.
Hutagaol, Sp.Rad yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama mengikuti
Kepaiteraan Klinik Senior di KSM Radiologi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan.
Penulis menyadari bahwa paper ini memiliki banyak kekurangan baik dari kelengkapan
teori mupun penuturan bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun untuk kesempurnaan paper ini. Harapan penulis semoga paper ini
memberikan manfaat bagi kita semua.
KISTA PARU
PENDAHULUAN
Kista, menurut DR. dr. T. Z.Jacoeb, SpOG-KFER, berarti kantong abnormal yang berisi cairan
abnormal di seluruh tubuh. Jadi sebenarnya kista tak hanya bisa tumbuh di indung telur atau di
ujung saluran telur (fimbria) namun juga di kulit, paru-paru, usus bahkan otak. Bila produksi
cairan di dalam kantong kista bertambah maka kista pun akan membesar. “Lambat laun
kantong kista menipis dan sangat mungkin pecah. Sama halnya dengan balon yang rawan pecah
saat ditiup semakin besar, ” tambah Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Klinik Fertilitas &
Menoandropause, SamMarie, Jakarta ini. Faktor pemicu kista saat ini banyak sekali, di
antaranya pencemaran udara akibat debu dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap
kendaraan, misalnya, mengandung dioksin yang dapat memperlemah daya tahan tubuh,
termasuk daya tahan seluruh selnya. Kondisi ini merupakan pemicu munculnya kista. Kalau
dalam satu keluarga ada kerabat dekat, seperti adik ibu, yang mengidap kista paru, maka
gampang ditebak bahwa yang bersangkutan punya bakat kista di parunya. Makanan yang
mengandung lemak tinggi pun bisa menjadi zat penyubur tumbuhnya kista. “Itu terjadi karena
adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut yang tidak dipecah dalam proses metabolisme
tubuh.
Kelainan kongenital kista paru sering dijumpai secara tidak sengaja. Biasanya pada janin
kelainan ini ditemukan pada pemeriksaan ultrasonografi. Gejala yang ditemukan intrauterin
berupa hidrop fetalis, kelainan jantung, polihidramion dan adanya kelainan kongenital lain.
Insiden secara pasti tidak diketahui, di duga sebesar 25% dari keseluruhan kelainan kongenital
paru janin Kista paru merupakan salah satu penyakit yang cukup sering terjadi. Di kalangan
perokok khususnya, penyakit ganas ini telah menjadi ancaman utama. Kista paru ditandai oleh
adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada paru-paru.
DEFINISI
Kista paru adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh
abnormal di paru-paru. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain. Para
dokter memperkirakan adanya hubungan antara gen dengan kista paru. Untuk
membuktikannya, kemudian dilakukan berbagai penelitian baik berupa riset epidemiologik
sampai percobaan binatang.
PATOFISIOLOGI
Banyak jenis penyakit paru-paru mengarah ke pembentukan kista di paru-paru. Kelainan yang
ditandai adanya udara dalam rongga dada bisa berkembang menjadi penyakit termasuk
Langerhans sel histiocytosis, lymphaniomyomatosis, kista bronkiectasis, honeycombing dan
confluent centrilobular empisema, paraseptal empisema dan bullae.
Berbagai mekanisme pembentukan kista susulan, termasuk penyumbatan pembuluh darah atau
ischemic necrosis, dilatation bronchi, gangguan jaringan elastik paru, remodeling paru-paru,
refractile fibrosis, dan check-valve effect stenosis bronchiolar.
Perbandingan perubahan ukuran kista selama pernapasan, perlu untuk mem pertimbangkan
apakah ekspirasi memadai, dan akhirnya, intrathoracic anteroposterior atau garis tengah
melintang sudah teratur.
KLASIFIKASI
Soliter :
Kista kongenital
Kista infeksi
Kista neoplastik
ETIOLOGI
Penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Kemungkinan penyebabnya adalah suatu respon
hipersensitivitas, keturunan, infeksi maupun bahan kimia. Biasanya muncul pada usia 30-50
tahun dan sangat jarang ditemukan pada anak.
MANIFESTASI KLINIS
Banyak penderita yang tidak menunjukkan gejala dan penyakitnya ditemukan pada saat
menjalani pemeriksaan foto dada untuk keperluan lain. Jarang sampai terjadi gejala yang serus.
Gejala kista paru tergantung kepada luas dan cara penyebarannya. Biasanya gejala utama
adalah batuk yang menetap. Penderita kista paru seringkali menyadari bahwa batuknya
semakin memburuk.
Jika kista tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan nyeri dada yang menetap. Gejala
yang timbul kemudian adalah hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan dan kelemahan.
Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura),
sehingga penderita mengalami sesak nafas. Jika kista menyebar di dalam paru-paru, bisa terjadi
sesak nafas yang hebat, kadar oksigen darah yang rendah dan gagal jantung.
Gejala kista paru tergantung dari luasnya penyakit :
Batuk
sesak nafas
Rasa tidak enak badan
Demam
luka di kulit
ruam kulit
sakit kepala
gangguan penglihatan
perubahan neurologis
pembesaran kelenjar getah bening (benjolan di ketiak)
pembesaran hati
pembesaran limpa
cepat lelah
penurunan berat badan.
DIAGNOSA BANDING
1. Amoebiasis Paru
2. Ancylostoma (hookworm)
3. Bronchiectasis
4. Pneumonia and abses
PENATALAKSANAAN
Kista biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa menyumbat bronki dan lama-lama
bisa menjadi ganas. Kadang dilakukan pembedahan pada kanker selain karsinoma sel kecil
yang belum menyebar. Sekitar 10-35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan, tetapi
pembedahan tidak selalu membawa kesembuhan. Sekitar 25-40% penderita tumor yang
terisolasi dan tumbuh secara perlahan, memiliki harapan hidup sampai 5 tahun setelah
penyakitnya terdiagnosis. Penderita ini harus melakukan pemeriksaan rutin karena kanker
paru-paru kambuh kembali pada 6-12% penderita yang telah menjalani pembedahan.
Sebelum pembedahan, dilakukan tes fungsi paru-paru untuk menentukan apakah paru-paru
yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak. Jika hasilnya jelek,
maka tidak mungkin dilakukan pembedahan.
Terapi penyinaran juga bisa mengurangi nyeri otot, sindroma vena kava superior dan
penekanan saraf tulang belakang. Tetapi terapi penyinaran bisa menyebabkan peradang paru-
paru (pneumonitis karena penyinaran), dengan gejala berupa batuk, sesak nafas dan demam.
Gejala ini bisa dikurangi dengan corticosteroid (misalnya prednisone).
Untuk mengurangi gangguan pernafasan bisa diberikan terapi oksigen dan obat yang
melebarkan saluran udara (bronkodilator).
BLEP PARU
DEFINISI
Pulmonary Blebs (Bleb Paru) adalah suatu ruang kecil berdinding tipis di subpleura yang berisi
udara, ukurannya tidak lebihdari 1-2 cm (diameter) dan ketebalan dindingnya kurang dari 1
mm. Jika bleb ini ruptur akanmenyebabkan udara di dalamnya bocor ke kavum pleura dan
mengakibatkan Pneumothorax Spontan.
Epidemiologi : Bleb merupakan temuan umum pada individu normal, sering ditemukan
pada pasien muda, khususnya pasien kurus dan perokok.
Manifestasi Klinis : dalam sebagian besar kasus seringnya asimptomatik, bila bleb ini
rupturakan menghasilkan gambaran klinis pneumothorax.
Patologi : Bleb terjadi sebagai akibat dari ruptur alveolar subpleural, karena kelebihan
seratelastis.Bula paru, gambarannya seperti bleb, yaitu ruang udara kistik yang memiliki
dinding tak terlihat(kurang dari 1 mm). Perbedaan antara bleb dan bula umumnya dilihat dari
ukuran keduanya,dengan bula diameter sekitar 2 cm atau lebih. Bleb, seiring waktu, bersatu
dan membentuk bula.
Temuan Radiografi: Bleb paru tidak terlihat pada rontgen dada, tetapi bisa terlihat pada CT-
ScanParu. Pada pasien yang telah mengalami pneumothorax sekunder akibat bleb ruptur, sering
sulit,untuk menemukannya karena dekompresi disekeliling lesi oleh pneumothorax dan
telahmengempiskan paru yang berdekatan.CT-Scan : Bleb tampak sebagai ruang udara di
subpleural, ukuran kecil (<1-2 cm), terletak paling sering di apeks paru. Bleb memiliki dinding
yang tipis dan nyaris tak terlihat.
Differential Diagnosis :
Bulla: dinding tipis (<1 mm), biasanya terlihat lebih besar dari bleb (diameter > 2 cm)
Kista paru: ketebalan dinding 1-3 mm
Pneumatocele: lebih dalam di paru-paru
Gambar CT-Scan Thorax Pulmonary Bleb dengan komplikasi Pneumothorax