Anda di halaman 1dari 7

REPUBLIKA.CO.

ID, JAKARTA -- Aerodinamika adalah salah satu bidang


ilmu yang mengalami perkembangan dari masa ke masa. Cina tercatat
sebagai peradaban pertama yang memulai penelitian atau penyelidikan di
bidang ini. Pada abad kelima sebelum Masehi, Cina telah berhasil
menciptakan sebuah pesawat sederhana dan menerbangkannya.

Namun, ketika ditanya siapakah manusia pertama yang berhasil


menerbangkan pesawat, sejarah dunia mencatatkan nama Wright
Bersaudara, yakni Orville Wright dan Wilbur Wright sebagai tokohnya.
Menggunakan pesawat rancangan sendiri bernama Flyer, Wright
Bersaudara sukses mengudara di sekitar Amerika Serikat pada 1903.

Hanya, jika ditelisik kembali, jauh sebelum Wright Bersaudara


menerbangkan Flyer, terdapat tokoh lain yang telah berhasil mengudara.
Ia adalah Abbas Ibn Firnas, seorang intelektual dan ilmuwan Muslim asal
Qutuba Al-Andalus (Cordoba, Spanyol).

Abbas Ibn Firnas merupakan ahli beberapa cabang ilmu, seperti


matematika, fisika, astronomi, dan aerodinamika. Pada 875 Masehi, ia
menciptakan sebuah pesawat kayu sederhana, kemudian
menerbangkannya dengan dia sebagai pengendali atau pilotnya.

Abbas Ibn Firnas, yang bernama lengkap Abbas Abu al-Qasim Ibn Firnas
Ibn Wirdas al-Takurini, lahir di Izn-Rand Onda Al-Andalus (sekarang Ronda,
Spanyol) pada 810 Masehi. Kendati lahir di sana, Abbas Ibn Firnas
menghabiskan masa hidupnya di Cordoba, yang kala itu merupakan salah
satu pusat belajar dunia Muslim.

Berdasarkan data dan keterangan dari berbagai manuskrip,


ketertarikan Abbas Ibn Firnas terhadap ilmu aerodinamika bermula
ketika dia melihat aksi akrobatik yang dilakukan Armen Firman pada 852
Masehi. Saat itu, Armen Firman, yang dikenal sebagai seorang bernyali
besar, menggelar sebuah pertunjukan peluncuran pesawat berbahan kayu
yang ia kendalikan sendiri. Armen memang mengetahui dasar-dasar
mekanika penerbangan.
Ketika itu, Armen dikisahkan naik ke puncak menara masjid agung di
Qurtuba, lalu melompat dengan pesawat ciptaannya. Tetapi, massa yang
menyaksikan aksinya terpaksa harus menahan napas ketika Armen gagal
menerbangkan pesawatnya, kemudian terjun bebas menghunjam tanah.
Kendati demikian, Armen berhasil selamat dari insiden tersebut.

Abbas Ibn Firnas, yang berada di tengah-tengah kerumunan massa, cukup


terkesan menyaksikan aksi Armen Firman. Sejak itu ia tertarik dan
terdorong untuk mempelajari aerodinamika. Kendati demikian, memang
belum diketahui secara pasti proses belajar yang dilewati Abbas Ibn Firnas.
Adapun yang jelas, pada 875 Masehi, 23 tahun setelah pertunjukan Armen
Firman, Abbas Ibn Firnas telah menciptakan sebuah desain pesawat
berbagan kayu, dilengkapi dengan kedua sayap yang dirajut dengan sutra
dan bulu-bulu.

Seusai membangun pesawat tersebut, Abbas Ibn Firnas sendiri yang


menjajal pesawatnya. Kala itu, ia mengundang masyarakat Cordoba untuk
turut menyaksikan aksi penerbangan perdananya. Berbeda dengan Armen
Firman, Abbas Ibn Firnas memilih titik tolak yang lebih tinggi, yakni Bukit
Jabal Al-Arus (Mount of the Bride) di daerah Rusafa, dekat Cordoba.
Sebelum terjun, Abbas Ibn Firnas dikisahkan sempat mengucapkan kalimat
perpisahan guna mengantisipasi jika penerbangannya gagal dan ia harus
menjemput ajalnya.

Namun, ternyata firasatnya tak terbukti. Setelah terjun dari Bukit Jabal Al-
Arus, Abbas Ibn Firnas berhasil menerbangkan pesawat kayunya. Ia
mengudara di langit Cordoba sekitar 10 menit. Kendati demikian, Abbas
Ibn Firnas tampaknya memang belum memikirkan proses pendaratan yang
tepat. Saat hendak mendarat, ia tak mampu mengontrol kecepatan
pesawatnya yang mengakibatkan dirinya terempas ke tanah dan
mengalami cedera serius.

Namun, kecelakaan itu memberi pelajaran tersendiri untuk Abbas Ibn


Firnas. Ia menyadari bahwa desain pesawatnya belum dilengkapi bagian
untuk memperlambat kecepatan. Seekor burung harus menggunakan
sayap dan ekornya untuk menahan laju kecepatannya. Hal itu disadari oleh
Abbas Ibn Firnas bahwa dia luput atau tak merancang bagian ekor untuk
pesawatnya.

Kendati menyadari hal tersebut, Abbas Ibn Firnas tak mampu menciptakan
pesawat lain dengan desain yang lebih sempurna. Hal itu disebabkan
kondisi kesehatannya yang kian memburuk pascagagalnya uji coba
pesawat perdananya. Akhirnya ia pun meninggal pada 887 Masehi, 12
tahun setelah insiden tersebut.

Meski begitu, pengalaman atau uji coba penerbangan yang dilakukan


Abbas Ibn Firnas menjadi bahan pelajaran dan kajian bagi ilmuwan-
ilmuwan berikutnya. Gagasannya terkait pesawat pun terus dipelajari.
Sejarawan Barat, Philip K Hitti, mencantumkan nama Abbas Ibn Firnas
ketika ia menerbitkan buku berjudul History of the Arabs. Dalam bukunya,
Philip menempatkan Abbas Ibn Firnas sebagai salah satu tokoh besar Islam
sekaligus manusia pertama dalam sejarah yang melakukan uji coba
penerbangan.

Abbas bin Firnas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Abbas bin Firnas

Bismillahirahmanirahim

Abbas bin Firnas

Armen Firman Abbás Ibn Firnás (MUNCYT, Eulogia Merle).jpg

Abbás bin Firnás karya Eulogia Merle

Nama dan Gelar

Nama

Nama Abbas bin Firnas

Nama lainnya

Abu l-Qāsim Abbās ibn Firnās, Armen Firman


Kelahirannya

Tahun lahir (M) 810

Tempat lahir

Izn-Rand Onda (Ronda), Al-Andalus

Agama, Identitas, Kebangsaan

Agama Islam

Etnis (Suku bangsa)

Etnis

(Suku bangsa) Berber

Kebangsaan Andalusian (sebenarnya Spanyol)

Wilayah aktif & Hijrah

Dakwah, Ketokohan & Pengaruh

Kewafatan

Bantuan kotak info

Abbas bin Firnas (810–887 A.D.), juga dikenal sebagai Abbas Abu al-Qasim bin Firnas ibn Wirdas al-
Takurini (bahasa Arab: ‫)فرناس بن عباس‬, adalah seorang polimatik Andalusia:[1][2] seorang penemu,
fisikawan, kimiawan, teknisi, musisi Andalusia dan penyair berbahasa Arab.[2] Sering dikatakan
keturunan Berber,[3][4] ia lahir di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (sekarang Ronda, Spanyol), tinggal di
Kekhalifahan Córdoba, dan dikenal karena perupaya melakukan penerbangan.[5][6]

Kawah Ibn Firnas di Bulan dinamai untuk menghormatinya, serta Bandar Udara Ibn Firnas di
Baghdad. Salah satu jembatan di sepanjang sungai Guadalquivir di Córdoba juga dinamai untuk
menghormatinya.

Penemuan

Spesialisasi yang Abbas bin Firnas tekuni adalah ilmu mekanik. Berikut adalah beberapa penemuan
Abbas bin Firnas:

"Al-Miqatah", merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menentukan waktu yang dioperasikan
dengan tenaga air.
Maket kubah langit.

Kapal terbang dengan dua sayap yang dapat bergerak, dibuktikan dengan pengujian
menerbangkannya dari Masjid Kordoba

Abbas Ibn Firnas, Penemu Pesawat


Pertama
Penyunting
Iqbal Ramdhani
-
Kamis, 27 Desember 18 | 14:32 WIB
4208

Abbas Ibn Firnas (Foto: YouTube)


Muslim Obsession – Kalau ditanyakan siapa penemu pesawat terbang mungkin
jawabanmu adalah Wright bersaudara, Orville dan Wilbur Wright. Sejarah memang
mencatat Wright bersaudara sebagai penemu pesawat terbang.
Namun faktanya, jauh sebelum Wright bersaudara sudah ada penemu yang membuat
rancangan pertama pesawat terbang. Penemu itu ialah Abbas Ibn Firnas. Siapakah
beliau?

Dia adalah Abu al-Qasim, Abbas Ibn Firnas bin Wirdas at-Takurini al-Andalusi al-
Qurthubi. Ia merupakan seorang penemu dari Andalusia. Seorang filsuf dan juga
penyair. Ia dibina dan dididik di kota ilmu dan ulama, Takurina di wilayah Kordoba.

Abbas Ibn Firnas menyandang kedudukan sebagai penyair kerajaan di ibu kota
Kordoba. Ia merupakan sosok yang jarang ditemui karena perhatian dengan
matematika, ilmu falak, fisika, dan terkenal dengan riset tentang penerbangan. Ia
adalah pilot pertama di dunia.

Di masa hidupnya, Abbas Ibn Firnas tumbuh di pusat ilmu dan penemu. Ia tumbuh
besar di Kota Kordoba, kota yang menjadi tujuan orang-orang Arab dan non-Arab
untuk menimba ilmu pengetahuan dengan berbagai macam jurusannya.

Abbas Ibn Firnas memulai petualangannya dalam ilmu pengetahuan dengan


mempelajari Al-Quran di Kuttab wilayah Takurina. Setelah itu barulah ia turut serta
belajar di Masjid Kordoba untuk memperoleh pengetahuan Islam yang lebih luas. Fase
belajar berikutnya, ia mulai mengadakan disukusi dan dialog, mengadakan seminar
dan ceramah, dalam berbagai cabang ilmu syair, sastra, dan bahasa Arab.

Ia dikenal sebagai seorang sastrawan, penyair Andalusia dan pakar. Selain dikenal
sebagai seorang ahli bahasa dan penyair yang handal, Abbas Ibn Firnas juga menonjol
dalam ilmu falak, kedokteran, dan penemu dalam berbagai bidang. Ia juga seorang
ahli matematika dan kimia.

Abbas Ibn Firnas adalah seorang yang sangat cerdas. Ia mampu memparalelkan satu
cabang ilmu yang ia kuasai dengan cabang ilmu lainnya. Sehingga masing-masing
ilmu itu memiliki keterkaitan, memberikan kajian yang lebih luas, dan lebih terasa
manfaatnya secara ril. Misalnya, ilmu kimia yang ia pelajari sangat membantunya
dalam memahami detil pembuatan obat (farmasi), kedokteran, dan penerbangan.
Ia memberikan sumbangsih pengetahuan yang begitu besar bagi ilmuan-ilmuan
setelahnya. Para ilmuan di zamannya mengatakan, “Ia adalah seorang pakar dari para
pakar. Unggul dari para koleganya dalam ilmu eksak, Kedokteran, Kimia, Teknik,
Industri, dan para pakar sastra. Ia adalah seorang pionir yang mengejawantahkan
sebuah teori menjadi riset dan praktik. Karena itulah, ia layak digelari dengan seorang
maestronya Andalusia”.

Anda mungkin juga menyukai