Anda di halaman 1dari 2

Nama : Medina Fitri Maulida

NIM : G6401211096
Kelas : ST26

Abbas ibn Firnas


Abu al-Qasim Abbas ibn Firnas ibn Wirdas al-Takurini atau Abbas bin
Firnas adalah seorang ilmuwan Muslim yang hidup pada abad ke-9. Ia lahir di
Andalusia (sekarang Ronda, Spanyol) pada 810 M sebagai keturunan suku Berber.
Pada masa itu, Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam yang maju dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia tinggal di wilayah Cordoba yang
dikenal sebagai sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan
kesenian di era itu.
Abbas ibn Firnas awalnya mempelajari bidang kedokteran dan astrologi,
tetapi akhirnya ia lebih tertarik dengan bidang teknik dan membuat berbagai
penemuan. Penemuannya tersebut antara lain adalah Al-Maqata, jam air, dan
“batu baca”, alat bantu baca untuk penderita presbiopia. Di bidang astronomi, ia
juga mengembangkan peraga rantai cincin yang digunakan untuk menjelaskan
pola pergerakan planet-planet dan bintang-bintang. Namun, penemuannya yang
paling populer dan menghebohkan adalah alat terbang yang merupakan rancangan
pesawat terbang pertama di dunia.
Menurut beberapa sumber pihak kedua, yang menginspirasi Abbas ibn
Firnas untuk merancang alat terbang tersebut adalah seseorang bernama Armen
Firman. Pada 852 M, Armen Firman menggelar pertunjukan unjuk nyali di mana
ia meluncur dari puncak menara masjid agung di Qurtuba dengan menggunakan
kain yang diikatkan pada tongkat kayu. Meskipun tidak benar-benar terbang, ia
dapat memperlambat kecepatan jatuh dirinya sehingga hanya mengalami luka
ringan. Abbas ibn Firnas yang menyaksikan hal ini terdorong untuk mendalami
bidang aerodinamika. Sebenarnya, ada juga yang berpendapat bahwa Armen
Firman sebenarnya hanyalah latinisasi dari nama Abbas ibn Firnas dan cerita di
atas merupakan percobaan terbangnya yang pertama.
Terlepas dari yang mana di antara kedua kemungkinan tersebut yang
benar, ia berhasil merancang sendiri alat terbangnya pada 875 M. Alat terbangnya
terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kain sutra dan bulu burung. Sepasang
sayap tersebut dapat dikendalikan ketika terbang. Ia mendemonstrasikan alat
terbangnya itu di depan khalayak dengan melompat dari Bukit Jabal al-Arus dan
mengudara selama sekitar 10 menit. Namun, saat itu, ia belum memikirkan proses
pendaratan yang tepat. Alhasil, ia tidak mampu mengontrol kecepatan terbangnya
sehingga terempas ke tanah dan mengalami cedera serius di punggungnya.
Setelah kejadian tersebut, ia menyadari bahwa pada rancangan alat
terbangnya, seharusnya ia menambahkan ekor seperti pada burung untuk menahan
laju kecepatannya. Sayangnya, dalam 12 tahun sisa hidupnya, kondisi
kesehatannya kian memburuk sejak mengalami cedera. Ia juga tidak pernah lagi
melakukan percobaan penerbangan lainnya sampai akhir hayatnya pada 887 M.
Sepeninggalannya, Abbas ibn Firnas dikenang sebagai orang pertama yang
berhasil melakukan penerbangan di sejarah manusia dan perintis konsep pesawat
terbang. Ia merancang alat terbangnya enam ratus tahun sebelum Leonardo Da
Vinci dan lebih dari seribu tahun sebelum Wright Bersaudara. Untuk
menghormatinya, sebuah kawah di Bulan, sebuah bandara di Baghdad, dan salah
satu jembatan di Sungai Guadalquivir dinamakan atasnya. Pemerintah Libya juga
pernah mengeluarkan prangko bergambar Abbas Ibn Firnas untuk mengenangnya.

Anda mungkin juga menyukai