Abu al-Qasim Abbas ibn Firnas ibn Wirdas al-Takurini atau Abbas bin Firnas adalah seorang ilmuwan Muslim yang hidup pada abad ke-9. Ia lahir di Andalusia (sekarang Ronda, Spanyol) pada 810 M sebagai keturunan suku Berber. Pada masa itu, Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam yang maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia tinggal di wilayah Cordoba yang dikenal sebagai sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kesenian di era itu. Abbas ibn Firnas awalnya mempelajari bidang kedokteran dan astrologi, tetapi akhirnya ia lebih tertarik dengan bidang teknik dan membuat berbagai penemuan. Penemuannya tersebut antara lain adalah Al-Maqata, jam air, dan “batu baca”, alat bantu baca untuk penderita presbiopia. Di bidang astronomi, ia juga mengembangkan peraga rantai cincin yang digunakan untuk menjelaskan pola pergerakan planet-planet dan bintang-bintang. Namun, penemuannya yang paling populer dan menghebohkan adalah alat terbang yang merupakan rancangan pesawat terbang pertama di dunia. Menurut beberapa sumber pihak kedua, yang menginspirasi Abbas ibn Firnas untuk merancang alat terbang tersebut adalah seseorang bernama Armen Firman. Pada 852 M, Armen Firman menggelar pertunjukan unjuk nyali di mana ia meluncur dari puncak menara masjid agung di Qurtuba dengan menggunakan kain yang diikatkan pada tongkat kayu. Meskipun tidak benar-benar terbang, ia dapat memperlambat kecepatan jatuh dirinya sehingga hanya mengalami luka ringan. Abbas ibn Firnas yang menyaksikan hal ini terdorong untuk mendalami bidang aerodinamika. Sebenarnya, ada juga yang berpendapat bahwa Armen Firman sebenarnya hanyalah latinisasi dari nama Abbas ibn Firnas dan cerita di atas merupakan percobaan terbangnya yang pertama. Terlepas dari yang mana di antara kedua kemungkinan tersebut yang benar, ia berhasil merancang sendiri alat terbangnya pada 875 M. Alat terbangnya terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kain sutra dan bulu burung. Sepasang sayap tersebut dapat dikendalikan ketika terbang. Ia mendemonstrasikan alat terbangnya itu di depan khalayak dengan melompat dari Bukit Jabal al-Arus dan mengudara selama sekitar 10 menit. Namun, saat itu, ia belum memikirkan proses pendaratan yang tepat. Alhasil, ia tidak mampu mengontrol kecepatan terbangnya sehingga terempas ke tanah dan mengalami cedera serius di punggungnya. Setelah kejadian tersebut, ia menyadari bahwa pada rancangan alat terbangnya, seharusnya ia menambahkan ekor seperti pada burung untuk menahan laju kecepatannya. Sayangnya, dalam 12 tahun sisa hidupnya, kondisi kesehatannya kian memburuk sejak mengalami cedera. Ia juga tidak pernah lagi melakukan percobaan penerbangan lainnya sampai akhir hayatnya pada 887 M. Sepeninggalannya, Abbas ibn Firnas dikenang sebagai orang pertama yang berhasil melakukan penerbangan di sejarah manusia dan perintis konsep pesawat terbang. Ia merancang alat terbangnya enam ratus tahun sebelum Leonardo Da Vinci dan lebih dari seribu tahun sebelum Wright Bersaudara. Untuk menghormatinya, sebuah kawah di Bulan, sebuah bandara di Baghdad, dan salah satu jembatan di Sungai Guadalquivir dinamakan atasnya. Pemerintah Libya juga pernah mengeluarkan prangko bergambar Abbas Ibn Firnas untuk mengenangnya.