Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam memproduksi komoditas


hayati, yaitu berupa komoditas sektor pertanian. Potensi besar tersebut dapat
dilihat dari kedaan iklim dan geografis. Sektor pertanian merupakan salah satu
sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah karena perannya
sebagai sumber penghasil kebutuhan pokok, menyediakan lapangan pekerjaan
bagi sebagian besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan
nasional yang tinggi, dan memberikan devisa kepada negara. Sektor pertanian
terbagi menjadi beberapa sub sektor diantaranya meliputi sub sektor tanaman
pangan, sub sektor hortikultura, sub sektor perikanan, subsektor peternakan, dan
sub sektor kehutanan. Menurut Zulkarnain dalam Indraswari (2015) salah satu
sub sektor pertanian yang saat ini banyak digeluti masyarakat yaitu sub sektor
hortikultur. Menurut Rahardi dalam Indraswari (2015) di Indonesia,
pengembangan sub sektor hortikultura pada umumnya masih dalam skala
perkebunan rakyat yang tumbuh dan dipelihara secara alami dan tradisional.
Usaha hortikultura khususnya sayur-sayuran selama ini masih dipandang sebagai
usaha sampingan yang ditanam di pekarangan dengan luas areal sempit dan
penerapan teknik budidaya pasca panen yang masih sederhana. Menurut Rizki
dalam Fadhilah (2018) Salah satu sayuran yang memiliki kandungan gizi yang
baik bagi kesehatan adalah bayam. Bayam merupakan sayuran yang paling padat
gizi dan sangat baik sebagai sumber zat hijau atau klorofil. Beberapa vitamin dan
mineral yang terdapat dalam bayam adalah vitamin A, B kompleks, C, E, K,
karoten, mangan, kalsium, dan yodium. Bayam organik merupakan salah satu
sayuran yang didalamnya mengandung berbagai nutisi dan gizi yang diperlukan
oleh tubuh dapat terpenuhi dengan adanya pertanian organik.
Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk
usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber
daya alam (Endang, 2015). Pertanian berkelanjutan bertumpu pada kelanjutan
ekonomi, ekologi dan social. Pertanian berkelanjutan secara ekonomis
mengandung pengertian bahwa suatu kegiatan pembangunan harus mampu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapital, penggunaan
sumberdaya, serta investasi secara efisien. Berkelanjutan secara ekologis berarti
bahwa kegiatan tersebut mampu mempertahankan integritas ekosistem,
memelihara daya dukung lingkungan, dan konservasi sumberdaya alam termasuk
keanekaragaman hayati (biodiversity). Keberlanjutan secara sosial diartikan
bahwa pembangunan tersebut dapat menciptakan pemerataan hasil – hasil
pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan.
2

Adapun beberapa prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan yaitu : (1) menggunakan


sistem input luar yang efektif, produktif, murah, dan membuang metode produksi
yang menggunakan sistem input dari industri, (b) memahami dan menghargai
kearifan lokal serta lebih banyak melibatkan peran petani dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan pertanian, (c) melaksanakan konservasi sumberdaya alam
yang digunakan dalam sistem produksi (Sasongko, 2013).
Pembangunan pertanian diarahkan sebagai upaya untuk meningkatkan sebuah
produksi hasil pertanian guna untuk memenuhi kebutuhan pangan serta kebutuhan
industri dalam negeri, untuk meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan bagi
petani, memperluas kesempatan kerja, sebagai upaya untuk membuka lapangan
pekerjaan dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Pengembangan
Pertanian Organik, Tanaman Sayuran Umur Pendek di Indonesia dimulai pada
awal 1980-an yang ditandai dengan bertambahnya luas lahan pertanian organik,
dan jumlah produsen organik Indonesia dari tahun ke tahun. Berdasarkan data
Statistik Pertanian Organik Indonesia (SPOI) yang diterbitkan oleh Aliansi
Organis Indonesia (AOI) tahun 2009, diketahui bahwa luas total area pertanian
organik di Indonesia tahun 2009 adalah 231.687,11 ha. Luas area tersebut
meliputi luas lahan yang tersertifikasi, yaitu 97.351,60 ha (42 persen dari total
luas area pertanian organik di Indonesia) dan luas lahan yang masih dalam proses
sertifikasi (pilot project AOI), yaitu 132.764,85 ha (57 persen dari total luas area
pertanian organik di Indonesia). Sistem pertanian organik berorientasi pada
pemanfaatan sumber daya lokal, tanpa aplikasi pupuk buatan dan pestisida
kimiawi (kecuali bahan yang diperkenankan), sebaliknya menekankan pada
pemberian pupuk organik (alam), dan pestisida hayati, serta cara-cara budidaya
lainnya yang tetap berpijak pada peningkatan produksi dan pendapatan, serta
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (Tandisau dan Herniwati, 2009).
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama
pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan
pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak
merusak lingkungan (Mayrowani, 2012) Pertanian organik tanpa menggunakan
pupuk kimia atau bebas dari penggunaan bahan kimia perlu dibudidayakan serta
dikembangkan secara luas demi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi, vitamin serta
serat yang terkandung di dalam sayuran organik sekaligus untuk mencapai
pertanian yang berkelanjutan (Sustainble Agriculture). Oleh karena itu sangat
penting untuk menerapkan pembudidayaan sayuran organik untuk pada sektor
pertanian, terumata pada sayur organik bayam yang banyak menggandung
kandungan gizi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tujuan utama pertanian
organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan
yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak
lingkungan (Mayrowani, 2012). Pemenuhan nutrisi dan gizi yang tinggi pada
bahan pangan ataupun produk pertanian yang sehat serta penuh nutrisi dapat
3

terwujud melalui pertanian organik. Terpenuhinya kandungan nutrisi dan gizi


diperoleh dari sayuran organik menyebabkan sayuran organik sangat banyak
diminati oleh kalangan masyarakat. Dengan adanya pertanian organik terutama
sayur organik bayam kebutuhan nutrisi serta gizi dapat terpenuhi. Pangan yang
sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode pertanian organik (Yanti,
2005).
Berdasarkan pada tabel produksi sayuran di Indonesia berdasarkan urutan
kontribusi diatas produksi bayam di Indonesia sebanyak 134,159 ton dengan luas
panen 45,32 ha dan kontribusi sebanyak 1,13 persen (BPS Statistik produksi
Holtikutra 2014). Berdasarkan data pada Tahun 2014 CV kurnia Kitri Ayu Farm
memproduksi sayur bayam organik sebanyak 1200 kg setiap sekali produksi
dengan keuntungan sebesar Rp. 44.131. 466. Berdasarkan data pada tahun 2018
menunjukan bahwa Rata rata hasil produksi bayam organik yang diperoleh oleh
petani dalam gapoktan Mulyo Santoso sebesar 450 kg dengan harga jual Rp,8.500
kg. Sehingga penerimaan yang didapat oleh petani dalam gapoktan Mulyo
Santoso sebesar Rp, 3.825.000 (Ali Hidayat, dkk, 2018).
Sayuran dari jenis hortikultura merupakan salah satu jenis produk sektor
pertanian yang berkontribusi cukup besar pada tahun 2014.
Tabel 1 Produksi sayuran di Indonesia berdasarkan urutan kontribusi produksi
tahun 2014

No Komoditas Produksi Kontribusi


(Ton) (%)
1 Kubis 1.435.833 12,05
2 Kentang 1.347.815 11,31
3 Bawang Merah 1.233.984 10,35
4 Cabai Besar 1.074.602 9,02
5 Tomat 915.987 7,69
6 Cabai Rawit 800.473 6,72
7 Petsai/Sawi 602.468 5,05
8 Bawang Daun 584.624 4,91
9 Terunng 577.040 4,67
10 Wortel 495.789 4,16
11 Ketimun 477.976 4,01
12 Kacang Panjang 450.709 3,78
13 Labu Siam 357.552 3,00
14 Kangkung 319.607 2,68
15 Buncis 318.214 2,67
16 Petai 230.401 1,93
4

17 Melinjo 197.647 1,66


18 Kembang Kol 136.508 1,15
19 Bayam 134.159 1,13
20 Kacang Merah 100.316 0,84
21 Jenkol 53.661 0,45
22 Jamur 37.410 0,31
23 Lobak 31.861 0,27
24 Bawang Putih 16.893 0,14
25 Paprika 7.031 0,06
Jumlah 11.918.571 100.00
Sumber : Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014

Menurut Yang dan Kedding dalam (Dwi, 2016) tanaman bayam merupakan
salah satu jenis sayur komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan
sangat berperan penting dalam pemenuhan berbagai kebutuhan keluarga petani
ataupun kalangan masyarakat. Bayam organik merupakan salah satu produk
pertanian yang dibudidayakan tanpa menggunakan bahan kimia tetapi
memanfaatkan pupuk kandang yang bisa dibuat dari kotoran ternak, sayur organik
bayam sangat dibutuhkan untuk memenuhi sumber gizi, dengan timbulnya pola
hidup sehat mendorong para masyarakat untuk memilih sayur organik agar
kebutuhan nutrisi terpenuhi serta produk pertanian yang aman dan ramah terhadap
lingkungan. Bayam termasuk tanaman pangan tertua di dunia, tanaman pangan ini
termasuk dalam anggota sayuran daun dengan sumber gizi dan nutrisi yang sangat
tinggi sehingga banyak negara yang sangat membutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan gizi, vitamin, mineral serta nutrisi yang terkandung di dalam bayam.
Bayam merupakan salah satu tanaman pangan tertua di dunia yang berasal dari
Amerika, yang telah dibudidayakan sekitar 6700 tahun SM . Tanaman ini
tergolong sayuran daun sumber gizi bagi penduduk di negara sedang berkembang,
karena kandungan vitamin dan mineralnya yang relatif tinggi. Dalam 100 g daun
bayam (Amaranthus tricolor) terkandung 39.9 g protein, 358 mg kalsium, 2.4 mg
besi, 0.8 mg seng, 18 mg vitamin A, 62 mg vitamin C.
Menurut Kotler F dalam (Wulanadari, 2017) Saluran tataniaga adalah
seperangkat organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses
menyediakan produk atau layanan sehingga dapat digunakan atau dikonsumsi.
Saluran tataniaga atau saluran distribusi (marketing channels) adalah saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang sampai ke tangan konsumen
atau pemakai industri. Saluran tataniaga merupakan suatu pergerakan produk
pertanian dari pihak produse ke konsumen dengan melalui lembaga tataniaga.
Panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu produk hasl pertanian
5

tergantung pada beberapa faktor yaitu jarak antara produsen ke konsumen, cepat
tidaknya produk rusak, skala produksi dan posisi keuangan pengusaha.
Pemasaran merupakan fungsi distribusi dari produsen ke konsumen dengan
mengubungan produsen dan konsumen melalui produk yang akan dipasarkan atau
ditukar dalam bentuk rupiah ataupun berbentuk barang lainya. Pemasaran juga
akan mempengaruhi tingkat produksi dan harga sayuran organik bayam yang akan
dijual oleh petani. Untuk melihat keuntungan dan selisih harga produk yang dijual
oleh petani dapat dilihat dari proses pemasaran yang dilakukan, perbedaan harga
jual dan harga beli antara petani dan pedaganng tersebut, menunjukan adanya
marjin pemasaran antar petani dan pedagang. Semakin besar marjin pemasaran
maka penerimaan yang diterima petani semakin kecil. Pemasaran menjadi tolak
ukur bagi petani ke pedagang sebagai sarana untuk mengevaluasi, menggetahui
kebutuhan serta memahami seperti apa produk dan kebutuhan yang dibutuhkan
oleh pasar/konsumen. Pemasaran merupakan salah satu faktor yang terpenting
untuk menunjukan perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang
barang dan jasa. Aktivitas pemasaran sering di artikan sebagai aktivitas
menawarkan produk dan menjual produk, tapi bila di tinjau lebih lanjut ternyata
makna pemasaran bukan hanya sekedar menawarkan dan menjual produk saja,
melainkan aktivitas yang menganalisa dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan
keinginan konsumen.Tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami
pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual
dengan sendirinya, idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli
sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia ( Kotler,
2014).
Saluran pemasaran merupakan alat dan sarana yang dapat digunakan oleh
produsen untuk menyalurkan hasil produksinya hingga ke konsumen, saluran
pemasaran sebagai penghubung antara produsen dan konsumen sehingga produk
jadi ataupun setengah jadi bisa sampai ke tangan konsumen ataupun konsumen
akhir. Saluran pemasaran adalah seperangkat organisasi yang saling tergantung
yang terlibat dalam proses pembuatan produk dan jasa yang berguna untuk
dipakai atau dikonsumsi. Saluran pemasaran ada yang berbentuk sederhana dan
rumit. Hal ini tergantung dari macam komoditi, lembaga pemasaran dan struktur
pasar (Arbi. M, 2018).
CV. Kurnia Kitri Ayu Farm merupakan usaha keluarga yang dimulai sejak 6
April 2006 sampai sekarang. Bentuk usaha keluarga yang masuk dalam
keanggotaan kelompok tani. Lokasi kebun Pengamatan dan penelitian di Jl.
Rajawali No.10 Sukun, Kota Malang dengan ketinggian 444 M dpl. Sebagai
pelaku usaha pertanian organik yang aman, mandiri dan sesuai dengan prinsip
pengelolaan management dan teknis modern, dengan hasil produksi setiap
bulannya mencapai 5 ton, diharapkan dapat memproduksi pangan organik yang
aman, sehat bergizi serta ramah lingkungan sehingga dapat dipasarkan dan
memperoleh keuntungan. Pemasaran sayuran organik semakin berkembang
6

sesusai dengan kebutuhan konsumen, berkembangnya pasar ditentukan oleh


kontiyuitas dan loyalitas. Hasil survei dilakukan pada CV. Kurnia Kitri Ayu Farm,
kecamatan Sukun, Kota Malang Jawa Timur yang merupakan salah satu sentra
produksi sayur organik dimana dalam memasarkan hasil produksi umumnya
menggunakan pedagang pengumpul, yang mana harga ditentukan oleh pedagang.
Kejaidan seperti ini seringkali membuat petani mengalami kerugian dalam
memproduksi sayur organik khususnya bayam organik dimana biaya produksi
ebih mahal dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh, oleh petani tersebut.
dengan kondisi seperti ini petani harus mengikuti mekanisme pasar, sehingga
petani hanya berperan sebagai penerima harga. Berdasarkan latar belakang diatas
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Analisis Saluran Pemasaran
Bayam Organik (studi kasus pada CV. Kurnia Kitri Ayu Farm) Kecamatan
Sukun, Kota Malang, Jawa Timur”.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang
adalah :
1. Bagaimana pola saluran pemasaran bayam organik di CV. Kurnia Kitri Ayu
Farm, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur?
2. Menganalisis margin pemasaran, farmer’s share dan efisiensi saluran
pemasaran bayam organik di CV. Kurnia Kitri Ayu Farm, Kecamatan Sukun,
Kota Malang, Jawa Timur.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pola saluran pemasaran bayam organik di CV. Kurnia Kitri Ayu
Farm, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.
2. Menganalisis margin pemasaran, farmer’s share dan efisiensi saluran
pemasaran bayam organik di CV. Kurnia Kitri Ayu Farm, Kecamatan Sukun,
Kota Malang, Jawa Timur.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dibidang tataniaga pemasaran
hasil pertanian khususnya tentang saluran pemasaran bayam organik di Cv
Kurnia Kitri ayu Farm, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.
2. Bagi Peneliti
Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain atau pihak-pihak yang
berkepentingan dan berkaitan dengan masalah dalam pola saluran pemasaran
Bayam Organik di CV. Kurnia Kitri Ayu Farm, Kecamatan Sukun, Kota
Malang, Jawa Timur.
3. Bagi Petani/Perusahaan
Sebagai sumbangan pemikiran atau sebagai informasi bagi petani dalam
memutuskan langkah-langkah yang berhubungan dengan pemasaran sayur
7

organik bayam dalam rangka meningkatkan taraf pendapatan di CV. Kurnia


Kitri Ayu Farm, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


Jumiati Elly, dkk (2013). Analisis Saluran Pemasaran dan Marjin
Pemasaran Kelapa Dalam Di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur. Penilitian
ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode
Random Sampling dengan Sampling Frame, penelitian ini dilakukan secara
bertahap (Multi Stage) dan menggunakan analisis margin pemasaran, Farmer’s
Share,ratio keuntungan dan biaya pemasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui saluran pemasaran dan menganalisis efisiensi saluran
pemasaran kelapa dalam, dan untuk menganalisis marjin pemasaran kelapa
dalam. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa ada dua jenis saluran
pemasaran yaitu saluran pemasaran I petani ke pedagang pengumpul
kecamatan/desa ke pedagang pengumpul kabupatenkota ke konsumen,
sedangkan untuk saluran pemasaran II adalah dari petani ke pedagang
pengumpul kecamatan/desa ke pedagang pengumpul kabupaten/kota ke
pengecer ke konsumen. Keuntungan paling besar diterima oleh pedagang
pengecer sebesar 34,44 persen dan keuntungan yang diterima oleh pedagang
pengumpul antar kabupaten/kota sebesar 24,19 persen. Sedangkan pada urutan
ketiga ditempati oleh keuntungan yang diterima pedagang pengumpul
kecamatan/desa sebesar 15,17 persen, kemudian untuk share yang diterima
oleh petani yaitu sebesar 22,62 persen.
Indraswari Dwiyanti Sagung, dkk (2015). Saluran Pemasaran Belimbing
Organik (Averrhoa carambolaL.) pada Kelompok Tani Sekar Subak Mambal,
Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Metode yang
digunakan dalam pengumpuan data yang diperlukan dengan cara observasi,
wawancara dan studi pustaka, menggunakan empat varibel, yaitu saluran
pemasaran, margin pemasaran, farmer’s share, dan efisiensi pemasaran.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
medote deskriptif kualitatif dan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, margin pemasaran dan
efisiensi pemsaran dari masing-masing saluran pemasaran belimbing organik
Pada Kelompok Tani Sekar Sari Subak Mambal. Hasil dari penelitian ini
terdapat tiga jenis saluran pemasaran yaitu saluran I petani ke pengepul ke
pengecer ke konsumen, saluran pemasaran II petani ke pnegepul/pengecer ke
konsumen, dan saluran pemasaran III petani ke konsumen. Dari hasil tersebut
margin pemasaran yangdidapat pada saluran pemasaran I diperoleh sebesar Rp
14.000 dengan persentase margin pemasaran sebesar 58,33%. Kemudian
farmer’s share yang diterima oleh petani adalah sebesar 41,67%, margin
pemasaran yang akan diterima oleh saluran pemasaran II yaitu sebesar Rp
4.000 dengan persentase margin sebesar 28,57% dan farmer’s share sebesar
9

7,42%, margin pemasaran yang akan diperoleh saluran pemasaran III adalah
nol dengan farmer’s share yang diterima petani sebesar 100%, karena petani
tidak menanggung biaya apapun dalam proses pemasaran belimbing organik.
Efisiensi saluran pemasaran yang terdapat pada saluran I sebesar 27,12%,
efisiensi pada saluran pemasaran II sebesar 11,04% dan efisiensi saluran
pemasaran III adalah nol karena tidak ada biaya yang ditanggung oleh petani
dalam proses pemasaran blimbing organik. Berdasarkan dari ketiga hasil
perhitungan tersbut, saluran pemasaran yang paling efisiensi dari ketiga saluran
yang dilalui dalam proses pemasaran belimning organik adalah saluran
pemasaran III.
Hidayat Yayan, dkk (2017). Saluran Pemasaran Cabai Merah (Capsicum
Amnum L.) (Studi Kasus Di Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten
Ciamis). Pada penelitian ini mengunakan studi kasus. Penelitian dilakukan
dalam ruang ilmiah atau bukan buatan dan penelitian ini melakukan perlakuan
dalam pengumpulan data, rancangan analisis data nya mengunakan analisis
deskriptif, biaya pemasaran, keuntungan pemasaan, margin pemasaran, dan
farmer’s share. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui saluran
pemasaran, besarnya biaya dan keuntungan pemasaran Cabai Merah di Desa
Sukamaju Kecamatan Cihaurbetui Kabupaten Ciamis pada setiap tingkatan
lembaganya,dan besarnya bagian harga yang diterima oleh petani keseluruhan
harga yang dibayar oleh konsumen. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat
bahwa ada dua aluran pemasaran yaitu saluran I petani ke pedagang pengepul
ke pedagang pengecer ke konsumen. Sedangkan untuk saluran pemasaran II
petani ke pedagang ke pedagang besar ke pedagang pengecer ke konsumen.
Pada saluran pemasaran I terdapat biaya sebesar Rp 272,00 per kilogram dan
saluran pemasaran II sebesar Rp 629,78 per kilogram. Keuntungan yang
diperoleh saluran pemasaran I sebesar 4,100,00 per kilogram dan pada saluran
pemasaran II sevesar Rp 5,400,00 per kilogram. Untuk marjin pemasaran yang
diperoleh saluran pemasaran I sebesar Rp 4,372,00 per kilogram sedangkan
pada saluran pemasaran II sebesar Rp 5,682,00 per kilogram. Farmer’s share
atau bagian harga yang diterima oleh petani pada saluran pemasaran I adalah
sebesar 73,5 persen sedangkan pada saluran pemasaran II sebesar 64,7 persen
dari harga yang dibayangkan oleh konsumen.
Ardito.A (2017). Analisis Tataniaga Buah Naga Organik untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Petani Di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini
menggunakan metode campuran (mix method) teknik analisis kualitatif dan
kuantitatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis model
tataniaga buah naga organik yang paling effisien di Kabupaten Banyuwangi.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa effisienasi tataniaga untuk
komoditas buah naga organik adalah saluran tataniaga. Saluran tataniaga I
memiliki marjin Rp.5300/Kg, nilai farmer’s share tertinggi sebesar 80%, dan
10

memiliki nilai rasio keuntungan dan biaya terbesar yaitu 14,3 dibandingan
saluran pemasaran yang lain.
Deisana Chandra, dkk (2017) Analisis Saluran Pemasaran Biji Kopi
Robusta (Studi Kasus di Desa Kalijaya Kecamatan Banjarsari Kabupaten
Ciamis). Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah studi
Kasus. Penelitian ini dilakukan dalam ruang almiah atau bukan buatan,
penelitian ini melakukan perlakuan dalam pengumpulan sebuah data.
Sedangkan untuk mengetahui sebuah biaya pemasaran dan marjin pemasaran
di tingkat lembaga dalam saluran pemasaran dugunakan alat analisis biaya da
marjin pemasaran (cost margin analysis) yaitu dengan menghitung besarnya
sebuah biaya, keuntungan dan marjin pemasaran pada tiap lembaga perantara
pada berbagai saluran pemasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui saluran pemasaran biji kopi robusta di Desa Kalijaya Kecamatan
Banjarsari Kabupatem Ciamis, besarnya suatu biaya dan keuntungan dari
penjualan biji kopi di Desa Kalijaya Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis,
besarnya marjin pemasaran biji kopi robusta untuk setiap lembaga dan
besarnya (farmer’s share) yang diterima petani keseluruhan harga yang akan
dibayar oleh konsumen. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat dua saluran
pemasaran yaitu saluran pemasaran I dari petani ke pedagang pengumpul ke
konsumen industri dan saluran pemasaran II yaitu dari petani ke pedagang
pegempul ke pedagang besar dan ke konsumen industri. Biaya pemasaran pada
saluran pemasaran I sebesar Rp 75,00 per kilogram dan saluran pemasaran II
sebesar Rp 324,53 per kilogram. Keuntungan pemasaran pada saluran
pemasaran I sebesar Rp 645, 47 per kilogram. Marjin pemasaran pada saluran
pemasaran I sebesar Rp 310,00 per kilogram dan saluran pemasaran II sebesar
Rp 970,00 per kilogram. Farmer’s share atau bagian harga yang diterima
petani pada saluran pemasaran I adalah sebesar 98, 14 persen dan pada saluran
pemasaran II adalah sebesar 94,53 persen dari harga yang akan dibayarkan oleh
konsumen.
T Sayidatul Fadhilah,(2018). Analisis Distribusi Bayam Hijau Organik Di
Yayasan Bina Sarana Bakti. Metode analisis yang digunakan adalah metode
kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metdode observas, partisipasi aktif,
serta wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses
distribusi, menjelaskan saluran distribusi dan menganalisis penerapan fungsi-
fungsi distirbusi. Hasil dari penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui proses
ditribusi bayam hijau organik yang dilakukan YBSB meliputi pengolahan data
informasi panen, etimasi panen perminggu, input data order, data order area,
serta pengiriman. 2) bayam hijau organik memiliki 2 saluran pemasaran
distibusi yaitu langsung ke konsumen dan tidak langsung ke yaitu melalui
pedagang pengecer, 3) Penerapan fungsi-fngsi distribusi bayam hijau organik
adala informasi, promosi, negosiasi, pemesanan, pembiayaan, pengambilan
resiko, pemilihan fisik, pembayaran dan kepemilikan.
11

Arbi.M, dkk (2018). Analisis Saluran Dan Tingkat Efisiensi Pemasaran


Beras Semi Organik Di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin. Jenis
penelitian ini menggunakan pengambilan sampel, dalam penelitian ini metode
yang digunakan adalah metode Survei dan dilaukan secara bertahap dengan
menggunakan rumus slovin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui saluran pemasaran beras semi organk. Hasil dalam penelitian ini
yaitu diketahui bahwa ada dua jenis saluran pemasaran yaitu saluran 1 (petani-
pengepul tingkat desa-pengepul besar- pengecer-konsumen) dan saluran 2
(petani-pedagang pengepul-konsumen). Keuntungan yang paling besar
diterima oleh saluran pemasaran II 208,461,000,00.
Muhdiar,dkk (2018).Analisis Margin Pemasaran Beras Kecamatan Sibulue
Kabupaten Bone (Studi Kasus Di Desa Polewali – Desa Kalibong – Desa
Massenrengpulu. Jenis penelitian ini menggunakan survey dalam penelitian ini
pengumpuan data dilakukan dengan menyebar angket, observasi dan
wawancara dan pengambilan sampel populasi meggunakan sampling. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui saluran pemasaran beras, besarnya margin
pemasaran yang diperoleh setiap lembaga pemasaran pada masing-masing
saluran pemasaran bers di tiga desa di Kecamtan Sibule kabupaten Bone, yaitu
Desa Kalibong, Desa Polewal, dan Desa Massenrengpulu. Responden dari
peelitian ini adalah petani, pedagang besar dan pedagang pengecer. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa pemasaran besar di wilayah ini terdapat tiga
bentuk saluran distribusi pemasaran yaitu saluran I, petani ke konsumen.
saluran pemasaran II, petani ke pedagang besar ke pedagang pengecer ke
konsumen. Saluran pemasaran III, petani ke pedagang besar ke konsumen.
Pada saluran pemasaran I tidak mempunyai umlah margin pemasaran karena
tidak melalui perantara, pada saluran II jumlah margin yang diperoleh sebesar
Rp.1.000 terdiri dari margin pedagang besar sebesar Rp.500,00, pedagang
pengecer sebesar Rp.500,00. Sedangkan untuk saluran III jumlah margin yang
diperoleh sebesar Rp.500,00. Jadi saluran I merupakan saluran yang paling
menguntungkan.
2.2. Gambaran Umum Bayam Organik
Bayam (Amaranthus Tricolor L) merupakan jenis tanaman yang daunnya
biasa dikonsumsi sebagai sayuran, sebagai campuran sayuran lain dan bisa juga
diolah sebagai keripik, karena memiliki tekstur yang begitu lunak. Kandungan
serat yang cukup tinggi terkandung dalam bayam sehingga dapat membantu
memperlancar proses pencernaan pada tubuh. Bayam merupakan tanaman yang
kaya akan garam mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi. Bayam mengandung
beberapa vitamin, seperti vitamin A,B, dan C. Bayam merupakan sayuran yang
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan dengan jenis bayam
lainya. Hal ini disebabkan oleh besarnya permintaan yang cukup tinggi dari
beberapa supermarket, hotel dan restoran.Bayam cabut merupakan salah satu
jenis bayam yang dibudidayakan dan dikonsumsi masyarakat luas. Jenis bayam
12

ini mempunyai nilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan jenis bayam lainnya
disebabkan permintaannya yang cukup tinggi (Sunarjono, 2008) dalam
(Setiawati Tia, dkk, 2018).
Bayam mempunyai beragam fungsi dan manfaat yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia, seperti memperbaiki daya kerja ginjal serta akar yang dapat
digunakan untuk menggobati penyakit sentri. Selain itu bayam juga bermanfaat
untu mempercepat pertumbuhan sel, serta dapat mepercepat proses
penyembuhan bagi orang yang sedang menjalani perawatan setelah sakit.
Bayam merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan masakan
seperti gado-gado, sayur bning, pecel dan lain-lain. Daun bayam juga dapat
dimanfaatkan untuk membuat keripik bayam yang rasanya gurih dan renyah
(Tafajani,2011) dalam (Setiawati Tia, dkk, 2018).
2.3. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran merupakan rute dan status kepemilikan yang ditempuh
oleh suatu produk ketika disalurkan dari penyedia bahan mentah melalui
produsen hingga sampai ke konsumen akhir. Saluran pemasaran terdiri dari
sebuah lembaga atau pedagang perantara yang memasarkan atau mneyalurkan
suatu produk atau barang/jasa dari produsen hingga sampai ke konsumen.
Saluran pemasaran sangat diperlukan karena produsen menghasilkan suatu
produk dengan memberikan kegunaan bentuk (form utility) bagi konsumen
setelah produk sampai ke tangan konsumen, sedangkan lembaga penyalur
membentuk atau memberikan kegunaan waktu, tempat dan kepemilikan dari
produk tersebut (Purwanto, 2011).
Dalam penyaluran suatu barang atau produk konsumsi yang ditujukan
untuk sebuah pasar konsumen, terdapat lima macam saluran pemasaran. Pada
setiap saluran pemasaran, produsen mempunyai alternative yang sama untuk
menggunakan kantor dan cabang penjualan. Produsen dapat menggunakan
lebih darii satu pedagang besar ke pedangang besar lainnya.
Adapun beberapa macam saluran pemasaran atau saluran distribusi barang
konsumsi adalah :
1. Dari produsen ke konsumen
2. Dari produsen ke pengecer ke konsumen
3. Dari produsen ke pengecer besar ke pengecer ke konsumen
4. Dari produsen ke agen ke pengecer ke konsumen
5. Dari produsen ke agen ke pedagang besar ke pengecer ke konsumen

Saluran pemasaran merupakan sebuah separangkat organisasi yang saling


bergantung atau saling berhubungan dalam proses penyediaan suatu produk
barang/jasa hingga dapat sampai ke tangkan konsumen akhir, dengan
malakukan pemindahan barang dari podusen ke konsumen. Hal tersebut
dilakukan agar dapat mengatasi kesenjangan waktu, temat dan kepemilikan
yang memisahkan antara barang dan layanan dari mereka yang membutuhkan
13

atau menginginkan produk tersebut. Saluran pemasaran sebagai sebagai


seperangkat organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses
penyediaan produk atau layanan yang dapat digunakan atau dikonsumsi
(Fatimah,2011).
(Purwanto, 2011) angota pemasaran memilki beberapa fungsi yaitu, antara
lain sebagai berikut :
1. Informasi : pengumpulan dan penyebaran informai riset pemasaran
mengenai pelangan, pesaing dan perilku lain serta kekuatan dalam
lingkungan pemasaran yang potensial yang ada saat ini.
2. Promosi : informasi mengenai pengembangan dan penyebaran penawaran
untuk menarik pelangan.
3. Negosiasi : usaha untuk mencapai kesepakatan atau tujuan akhir.
4. Pemasaran : komunikasi terbalik dari anggota sauran pemasaran dengan
produsen mengenai minat pembeli.
5. Pembiyaan : perolehan dan pengalokasian dana ntuk membiayai
persediaan.
6. Pengambilan Resiko : asumsi resiko yang berhubungan dengan kegiatan
pemasaran.
7. Kepemilikan Fisik : kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk
fisik dari bahan mentah sampai ke konsumen akhir.
8. Pembayaran : membayar atau mentransfer biaya kepemilikan

saluran pemasaran adalah salah satu cara yang digunakan untuk


menyampaikan atau menyalurkan suatu produk dari produsen ke konsumen.
Saluran pemasaran sangat penting karena dengan adanya saluran pemasaran
harga dan masing-masing lembaga pertanian dan harga jual produk dipasaran
menjadi dapat dengan mudah dilihat. Panjang pendeknya saluran pemasaran
suatu produk pertanian tergantung pada beberapa faktor yaitu :
1. Jarak dari produsen ke konsumen
Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen maka cenderung
menciptakan saluran pemasaran yang panjang dengan aktivitas dan pelaku
bisnis yang lebih banyak.
2. Sifat komoditas
Berdasakan sifat komoditas, produk yang mudah rusak cenderung
membutuhkan saluran pemasaran yang relative pendek agar dapat segera
sampai ke tangan konsumen untuk diolah ataupun untuk langsung
dikonsumsi.
3. Skala produksi
Skala produksi yang meningkat menyebabkan saluran pemasaran dan
semakin banyak melibatkan sejumlah saluran pemasaran. Dengan
demikian kehadiran pedagang perantara diharapakan dapat memberikan
14

penyuluhan tentang produk yang akan dipasarkan sehingga saluran yang


akan dilalui cenderung lebih panjang.
4. Kekuatan modal yang dimiliki
Produsen dengan kekuatan modal yang besar akan cenderung memiliki
saluran pemasaran yang pendek karena fungsi pemasaran yang dapat
dilakukan akan lebih banyak dibandingkan produsen yang modalnya
lemah. Dengan kata lain pedagang dengan modal yang besar akan
memperpendek saluran pemasaran.
2.4. Pasar Dan Pemasaran
2.4.1. Pasar
Pasar dalam arti sempit merupakan suatu tempat dimana pada hari tertentu
para penual dan pembeli dapat bertemu untuk jual beli barang. Sedangkan
pengertian pasar dipakai dalamarti luas yaitu dimana pertemuan antara penual
dan pembeli untuk melaksanakan transaksi jual beli tidak lagi terbatas pada
suatu tempat tertentu saja maupun pada hari tertentu (Widodo, 2013).
Pasar merupakan tempat dimana penjual dan pembei bertemu dan
melakukan transaksi penjualan atau saling bertukar barang atau saja. Kemudia
akan dibayar secara tunai maupun bertukar produk/jasa yang dibutuhkan atau
yang diinginkan sehingga terjadinya sebuah transaksi jual beli.
Pasar terdiri atas pembeli dan penjual yng berbeda dalam banyak hal. Pasar
dapat dibedakan atau disegmentasikan dalam berbagai cara. Pasar dapat
diartikan sebagai orang-orang yang mempunyai kenginan untuk puas, uang
untuk belanja dan mempunyai keinginan untuk membelanjakannya
(Hartono,dkk, 2012).
2.4.2. Jenis-Jenis Pasar
Berdasarkan menurut (Widodo, 2013) ada bebrapa jenis pasar adalah :
1. Pasar yang berdasarkan atas mutu pelayanan dan menurut sifat
pendistribusiannya yaitu :
a. Pasar Modern, merupakan pasar yang dibangun oleh pemerintah,
swasta, atau koperasi yang dalam bentunya berupa Mall,
Supermarket, dimana pengelolahannya dilaksanakan secara modern,
dan lebih mengutamakan pelayanan kenyaman berbelanja dengan
manajemen berada disatu tangan, bermodal relative kuat, dan
dilengkapi label yang pasti.
b. Pasar Tradisional, adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
pemerintah, swasta, koperasi atau swadaya masyarakat dengan
tempat usaha berupa took, kios, los dan tenda yang dimiliki atau
dikelola oleh pedagang kecil dan menengah dan koperasi dnegan
usaha kecil dan modal kecil, dengan proses jual beli dilakukan
melalui tawar-menawar.
c. Pasar Grosir, pasar atau tempat dilakukannya usaha pedagang partai
besar.
15

d. Pasar Eceran, merupakan pasar yang tempatnya dilakukan usaha


perdagangan dalam partai kecil.
e. Pasar Swalayan (Super Market), merupakan pasar yang kegiatan
usahanya hanya menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari secara
langsung kepada konsumen dengan teknik pelayanan oleh konsumen
sendiri.
2. Pasar digolongkan menurut skala luas wilayahnya yaitu :
a. Skala kurang dari 800 𝑚2 disebut sebagai pasar kecil
b. Skala 800 𝑚2 – 10.000 𝑚2 disebut sebagai paar sedang
c. Skala lebih dari 10.000 𝑚2 disebut sebagai pasar skala besar.
2.4.3. Fungsi pasar
Berdasarkan menurut (Widodo, 2013) pasar dibagi atas dua fungsi yaitu :
1. Pasar Kompetitif, merupakan pasar yang menyediakan informasi atau
pengetahuan yang harus dimiliki oleh konsumen dan produsen dalam
rangka untuk memperhitungkan peningkatan atau penurunan pada suatu
barang langka atau sumebr daya produkstif umelalui penyesuaian harga
relative yang mudah untuk dipahami.
2. Pasar yang berfungsi sarana untuk memotivasi konsumen dan produsen
untuk beraksi atau memberi tanggapan secara layak informasi. Dengan
memberi imbalan yang lebih tinggi baik itu berupa upah, laba, ataupun
utilitas kepada produsen, konsumen dan produsen yang labih baik
reaksinya.
2.4.4. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang akan
membantu dalam mencipatakan nilai ekonomi. Ilia ekonomi menentukan
harga suatu barang dan jasa. Faktor yang penting dalam menciptakan nilai
pemasaran adalah peroduksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran merupakan
jembatan penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi (Hartono, dkk,
2012).
Pemasaran merupakan proses social dan manajerial yang didalamnya
terdapat individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan mencipatakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain (Hartono, dkk, 2012).
Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu
yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam
kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran
dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh
menjadi keunginan manusia. Proses dalam pemenuhan dan keinginan manusia
tersebut yang menjadi konsep pemasaran.
2.4.5. Konsep Pemasaran
Aktivitas yang dijalankan oleh sebuah perusahaan harus efisien dalam
menjalankan konsep pemasaran untuk mendapatkan suatu keuntungan yang
16

diharapkan dapat terealisasikan dengan apa yang diharapkan. Hal tersebut


menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam sebuah perusahaan harus di
koordinasikan dan dikelola dengan cara yang cukup baik.
Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberiikan kepuasan
terhadapa keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan sebuah perusahaan
yang berdasarkan pada konsep pemasaran iniharus diarahkan untuk memenuhi
tujuan perusahaan. Secara definitive dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran
adalah falsafah bisinis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat yang ekonomis dan social bagi kelangsungan
hidup perusahaan.
Konsep pamasaran merupakan kunci untuk meraih tujuan suatu
organisasinya itu menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam meadukan
kegiatan pemasaran guna mendapatkan dan memuaskan kebutuhan pasar
sasaran. Konsep pemaaran bersandar pada empat pilar, yaitu : pasar sasaran,
keutuhan pelangan, pemasaran terpadu dan profitabilitas (Hartono,dkk, 2012).
2.4.6. Peran Pemasaran
Peran pemasaran tidak hanya untuk mnyampaikan produk atau jasa hingga
sampai ke tangan konsumen tetapi juga bagaimana prodk tersebut dapat
memberikan kepuasan kepada pelangan dengan menghasilkan suatu laba.
Pemasaran mempunyai sasaran yaitu untuk marik minat pelanggan baru
dengan menyajkan nilai superior, menetapkan harga yang menarik,
mendistribusikan produk degan mudah, mmeporomosikan dengan cara yang
efektif serta mempertahnkan pelanggan yang sudah ada dengan tetap
memegang prinsip kepuasan pelanggan (Shinta, 2011).
2.4.7. Tujuan Pemasaran
Pemasaran mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Konsumen potensial megetahui secara detail produk yang kita hasilkan
dan sebuah perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka
atas produk atau jasa yang dihasilkan.
2. Perusahaan mampu menjelaskan secara detail semua kegiatan yang
berhubungan dengan pemasaran, kegiatan pemasaran ini meliputi
berbagai kegiatan, mulai dari menjelaskan mengenai produk, desaik
produk,pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, promosi
produk, hingga pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen
seara cepat dan tepat.
3. Mengenal dan memmahi karakter dari konsumen sedemikian rupa
sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan harga yang
telah ditentukan.
2.4.8. Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran merupakan suatu kegiartan atau tindakan dalam proses
pemasaran sehingga mendapatkan suatu keuntungan. Fungsi pemasaran adalah
kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses
17

pemasaran (Purwanto, 2011). Berdasarkan fungsi pemasaran dapat


diklasifikasikan sebagai berkut :
1. Fungsi Pertukaran
Fungsi pertukaran merupakan perpindahan hak milik dari barang atau
jasa yang dipasarkan. Fungsi tersebut dapat dilakukan melalui proses
penjualan dan pembelian antara lembaga yang bersangkutan.
2. Fungsi Fisik
Fungsi fisik merupakan sebuah tindakan yang berhubungan langsung
dengan baramg atau jasa sehingga dapat menimbulka suatu kegunaan
tempat, bentuk dan waktu. Fungsi ini meliputi kegiata penyimpanan,
pengangkutandan pengelolahan.
3. Fungsi Fasilitas
Semua tindakan yang bertujan untuk memperlancar suatu kegiatan
pertukaran yang terjadi antara produsen dankonsumen. Fungsi ini juga
melipti fungsi standarisasi dan grading, fungsi penanggunganresiko,
resiko pembiayaan dan fungsi informasi pasar.
2.5. Biaya Pemasaran
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam
satuan uang, terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai sebuah
tujuan tetentu. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk
pemasaran. biaya pemasaran dapat meliputi biaya angkut, biaya pengeringan,
biaya pungutan distribusi dan lain-lainya. Besarnya suatu biaya pemsaran ini
berbeda satu sama lain disebabkan karena berbeda macam komoditi, lokasi
pemasaran, macam-macam lembaga pemasaran, dan efektivitas pemasaran
yang dilakukan (Fatimah, 2011).
2.6. Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran sebagai perbedaan harga yang dibayarkan oleh pembeli
terakhir. Berdasarkan pada pengertian tersebut menunjukan selisih harga dari
dua tingkat rantai pemasaran yang saling berinteraksi. Marjin pemasaran
dinyatakan sebagai jasa-jasa pelaksaan kegiatan sejak ditingkat produsen
sampai ke tingkat konsumen (Purwanto, 2011.
Marjin pemasaran merupakan sebuah perbedaan harga diantara tingkat
lembaga dalam sistem pemasaran anatara jumlah yang dibayarkan konsumen
dan jumlah yang diterima oleh produsen atau produk pertanian yang diperjual
belikan. Selain secara variabel, marjin pemasaran dapat dinyatakan secara
matematis dan secara grafis. Metode yang digunakan untuk menghitung
sebuah marjin pemasaran terdiri dari tiga metode yaitu dengan cara memilih
dan mengikuti saluran pemasaran dari komoditi spesifik, membandingkan
harga pada berbagai level pemasaran yang berbeda, dan mengumpulkan data
penjualan dan pembelian kotor tiap jenis pedagang (Fatimah, 2011).
2.7. Efisiensi pemasaran
18

Efisiensi pemasaran merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan


dalam suatu kegiatan pemasaran. Pemasaran yang efisien akan tercipta apabila
pihak produsen dan lembaga pemasaran serta konsumen memperoleh
kepuasan dengan adanya aktifitas pemasaran yang ada. Sistem pemasaran
yang tidak efisien mengakibatkan kecilnya bagian yang diterima produsen dan
konsumen membayar tinggi.
Tingkat efisiesi pemasaran dapat dilihat dari beberapa hal yaitu, perhitungan
marjin pemasaran,besarnya biaya pemasaran, keuntungan pemasaran,
besarnya bagian yang diterima oleh petani (Farmer’s share) dan besarnya
bagian yang diterima oleh lembaga pemasaran (trader’s share) serta tingkat
efisiensi masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses
tataniaga (Arbi. M, 2018).
2.8. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka dapat dibuat
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis saluran pemasaran bayam
organik pada CV. Kurnia Kitri Ayu Farm, Kecamatan Sukun, Kota Malang,
Jawa Timur. Kerangka pemikiran bertujuan untuk menemukakan secara
umum mengenai objek yang akan diteiti, penelitian yang dilakukan dalam
kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan demikian kerangka pemikirian
ini dikemukakan oleh variabel yang akan diteliti yaitu mengenai saluran
pemasaran bayam organik yang ada pada CV. Kurnia Kitri Ayu Farm.
Saluran pemasaran merupakan rute dan status kepemilikan yang ditempuh
oleh suatu produk ketika disalurkan dari penyedia bahan mentah melalui
produsen hingga sampai ke konsumen akhir. Saluran pemasaran terdiri dari
sebuah lembaga atau pedagang perantara yang memasarkan atau mneyalurkan
suatu produk atau barang/jasa dari produsen hingga sampai ke
konsumen.Saluran pemasaran sangat diperlukan karena produsen
menghasilkan suatu produk dengan memberikan kegunaan bentuk (form utility)
bagi konsumen setelah produk sampai ke tangan konsumen, sedangkan
lembaga penyalur membentuk atau memberikan kegunaan waktu, tempat dan
kepemilikan dari produk tersebut (Purwanto, 2011).
Dalam menganalisis saluran pemasaran bayam organik pada CV. Kurnia
Kitri Ayu Farm peneliti terlebih dahulu menelusuri saluran pemasaran bayam
organik sehingga dapat ditemukan ada berapa saluran pemasaran yang
digunakan untuk memasarkan bayam organik tersbut. Bayam organik pada CV.
Kurnia Kitri Ayu Farm ini ada dua saluran pemasaran yang pertama yaitu,
saluran pemasaran I ( langsung ke tangan konsumen ) dan sauran pemasaran II
yaitu, ( dari prodes akan disaluran kepada distribusi-supermarket-konsumen).
Analisis margin pemasaran merupakan selisih harga yang dibayarkan oleh
konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Untuk mengetahui
selisih harga yang akan dibayarkan oleh konsumen maka untuk itu akan
19

dilakukan analisis margin pemasaran pada setiap saluran pemasaran yang


digunakan.
Farmer’s share merupakan bagian harga yang diterima oleh
petani/konsumen, jadi untuk mengetahui berapa bagian harga yang diterima
oleh produsen bayam organik dengan melakukan analisis farmer’s share pada
tingkat lembaga pemasaran.
Efisiensi pemasaran merupakan biaya pemasaran dengan nilai produk
yang dinyatakan dengan persen. Efisiensi pemasaran dapat dilihat dari besar
kecilnya marjin serta farmer’s share yang diterima oleh produsen.

CV. Kurnia Kitri


Ayu Farm

Analisis Saluran Pemasaran


Bayam organik

Saluran Pemasaran Saluran Saluran


I Pemasaran Pemasaran II
IczC
Analisis Margin
Pemasaran

Analisis Farmer’s
Share

Efisiensi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Analisis Saluran Pemasaran Bayam Organik


20

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada usaha agribisnis sayuran organik di CV. Kurnia
Kitri Ayu Farm yang terletak di Jl. Rajawali No.10 Kecamatan Sukun, Kota Malang
Jawa Timur. Waktu pelaksaaannya sealama 2 buln yaitu mulai bulan Janari-Febuari
2020. Dengan alasan CV Kurnia Kitri Ayu Farm merupakan salah satu sentra
produksi sayur organik di Kecamatan Sukun Kabupaten Malang Jawa Timur.
3.2.Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
kasus, yaitu dengan mengambil sebuah kasus pada suatu usaha pertanian yaitu pada
CV Kurnia Kitri Ayu Farm di Jl. Rajawali No.10 Kecamatan Sukun, Kota Malang
Jawa Timur. Menurut Iskandar (2009) dalam (Aziz Saepul, 201) menyatakan bahwa
studi kasus bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien,
penelitian ini mengadakan telaah secara mendalam, kesimpulan haya berlaku atau
terbatas pada suatu kasus tertentu atau tidak dapat digeneralisasikan sehingga
produktivitas penelitian lebih tinggi. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data
mengenai saluran pemasaran bayam organik yang diperoleh dari hasil
wawancara,observsi dan dokumentasi.
3.3.Metode Pengumulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan data dalam satu penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih jenis
data penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan
spesifik, metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Obsevasi merupakan metode pengupulan data dengan pengamatan secara
langsung ke lapangan pada tempat penelitian dengan cara mengamati langsung
terhadap CV. Kurnia Kitri Ayu Farm yang terletak di Jl. Rajawali No.10
Kecamatan Sukun, Kota Malang Jawa Timur.
2. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan tanay jawab
secara langsung keapada supervisior CV. Kurnia Kitri Ayu Farm, dengan tujuan
untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan degan masalah yang
diteliti.
3. Dokumentasi metode ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder sebagai dta
pedukung untuk menyempurnakan penelitian. Adapun metode dokumentasi yang
digunakan peneliti yaitu menggunakan alat bantu kamer dimana mengambil
gambar dari lokasi penelitan yang dijadikan saran peneliti.
4. Kuisioner metode ini dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada
produsen dan lembaga pemasaran dengan pendekatan esidental yaitu dilakukan
pada waktu tertentu atau sewaktu-waktu.
5. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akan diperoleh dari
bahan pustaka, hasil peneitian terdahulu, maupun dokumentasi dari intstansi
terkait.
21

3.4. Sumber Data


Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, yang
dimaksud dengan data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama melalui
prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa interview, observasi,
maupun penggunaan instrument pengukuran yang secara khusus dirancang sesuai
kebutuhannya. Data primer berupa pengamatan dan wawancara langsung kepada
petani, pedagang perantara dan pedagang lain.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang
biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Data sekunder diperoleh
dari instans-instansi terkait, seperti Kantor Desa, kantor Kecamatan, Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Jawa Timur, Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang,
Perpustakaan dan media elektronika seperti internet.
3.5. Metode Analisis Data
Dalam penelitan ini peneliti menggunakan analisis data yang dilakukan secara
kuantitatif untuk mengetahui marjin pemasaran, farmer’s share dan analisis efisiensi,
serta kualitatif untuk mengetahui alur saluran pemasaran. Analisis data kuantitatif
digunakan untuk menganaisis marjin pemasaran, pengolahan data analisis kuantitatif
menggunakan kalkulator, program komputer Microsoft Excel, dan sistem tabulasi
data.
3.6. Analisis Marjin Pemasaran
Marjin pemasaan merupakan selisih harga ditingkat konsumen dan harga ditingkt
produsen. Untuk menghitung marjin dari setiap lembaga pemasaran digunakan
rumus:
Mp = Pr – Pf atau Mp= Bp=Kp
Keterangan :
Mp = Marjin Pemasaran (Rp/Kg)
Pr = Harga ditingkat Konsumen (Rp/kg)
Pf = Harga ditingkat produsen (Rp/Kg)
Bp = Biaya Pemasaran (Rp/Kg)
Kp = Keuntungan Pemasaran (Rp/Kg)
Sumber (Jumiati Elly, 2013).
3.7. Analisis Farmer’s Share
Farmer’s share merupakan bagian harga yang diterima oleh petani/konsumen,
jadi untuk mengetahui berapa bagian harga yang diterima oleh produsen bayam
organik dengan melakukan analisis farmer’s share pada tingkat lembaga pemasaran.
untuk menghitung farmer’s Share dari setiap lembaga pemasaran digunakan rumus:
𝑃𝑓
Fs = 𝑃𝑟 x 100 %
Keterangan :
Fs = Farmer’s Share Pr = Harga yang dibayar oleh konsumen akhir
22

Pf = Harga ditingkat Petani


3.8. Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran
Efisiensi pemasaran merupakan biaya pemasaran dengan nilai produk yang
dinyatakan dengan persen. Efisiensi pemasaran dapat dilihat dari besar kecilnya
marjin serta farmer’s share yang diterima oleh produsen. Untuk mengetahui efisiensi
pemasaran secara ekonomis dapat dilakukan analisis marjin pemasaran dan
memperhitungkan bagian yang diterima oleh patani (farmer’s share). Dapat dihitung
dengan rumus:
𝑀𝑝
F = (1 − )x 100%
𝑃𝑟
Keterangan :
F : Bagian yang diterima oleh petani bayam organk (%)
Mp : Marjin Pemasaran bayam organik (%)
Pr : Harga bayam organik ditingkat konsumen (Rp/Kg)
23

IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


CV. Kurnia Kitri Ayu Farm adalah salah satu sentra produksi sayur organik yang ada
dikecamatan Sukun Kabupaten Malang yang terletak di belahan wilayah Kabupaten
Malang. CV. Kurnia Kitri Ayu Farm merupakan usaha keluarga yang dimulai sejak 6
April 2006 sampai sekarang. Bentuk usaha keluarga yang masuk dalam keanggotaan
kelompok tani. Lokasi kebun Pengamatan dan penelitian di Jl. Rajawali No.10 Sukun,
Kota Malang dengan ketinggian 444 M dpl dengan hasil produksi setiap bulannya
mencapai 5 ton. Tidak hanya bayam organik yang diproduks melainkan banyak jenis
sayur-sayuran lainnya yang dibudidakan serta diproduksi kemudian dipasarkan dengan
lebel sayur organik.
4.2. Visi dan Misi
Visi : "Sebagai pelaku usaha pertanian organik yang aman, mandiri sesuai dengan
prinsip pengelolaan management dan teknis modern."
Misi : - Memproduksi pangan organik yang aman, sehat dan bergizi,
- Meningkatkan pendapat petani
- Menciptakan lapang kerja dan keharmonisan kehidupan sosial di pedesaan
- Meminimalkan polusi dan melestarikan sumber daya alam
4.3. Struktur Kerja Kebun Inti Kurnia Kitri Ayu Fram
Farm Manager :
Hary Soejanto, ir.

Administrasi :
Sumardi, S.E.

Pengendali Mutu:
Hary Soejanto, Ir.

Quality Control:
Herlina, S.Pt.
Budidaya : Pemasaran :
Henni, S.P. Hendra, S.E

Panen dan Pasca Panen :


Kasiyah

KEBUN

Gambar 2 Struktur Kerja CV. Kurnia Kitri Ayu Farm


24

4.3. Penangung Jawab Pelaksanaan Tugas Kebun Kurnia Farm


1. Pimpinan Kebun/Farm Manager
Nama : Hary Soejanto, Ir
Fungsi : Pimpinan Kebun
Tugas : Pennagung jawab seluruh kegiatan kebun
2. Pengendali Mutu
Nama : Hary Soejanto,Ir
Fungsi : Mengendalikan dan mengawasi mutu keorganikan budidaya
tanaman sampai pemasaran
Tugas : Memberikan rekomendasi/kepastian pengunaan lahan budidaya
tanaman organik kebun dari pencemaran dan sisa residu pestisida
sintetik maun bahan-bahan sintetik yang lain.
3. Administrasi dan Manager Personalia
Nama : Sumardi, SE.
Fungsi : Melaksanakan tugas administrasi umum dan administrasi keuangan
Tugas :Menyiapkan dana unutk operasional sesui dengan rencana program
Kerja.
4. Quality Control (OQ)
Nama : Herlina KP, Spt.
Fungsi : Memberikan petunjuk dan mengawasi pelaksanaan budidaya, panen,
Pasca panen untuk mendapatkan produk yang berkualitas
Tugas : Memberikan petunjuk dan memeriksa hasil pengolahan tanah sesuai
Dengan GAP.
5. Budidaya/Pengurus Kebun Inti
Nama : Henni KW, SP.
Fungsi : Memberikan petunjuk bagaimana membudidayakan serta merawat
Kebun dengan baik.
Tugas : Mengawasi hasil kinerja membudidayakan
6. Pemasaran
Nama : Hendra KD, SE.
Fungsi : Mengurusi tentang pemasaran sayur organik
Tugas : memberikan petunjk dan memeriksa hasil pemasaran
7. Panen dan Pasca Panen
Nama : Kasiyah
Fungsi : Memberikan petunjuk dan mengawasi bagaimana panen dan pasca
agar mendapatkan produk yang berkualitas
Tugas : Memeriksa sarana dan peralatan yang digunakan untuk budidaya dan
Panen, pasca panen dan pengiriman.
4.4. Keadaan Pertanian Dan Ekonomi
CV. Kurnia Kitri Ayu Farm merupakan salah satu sentra produksi sayur organik
yang berada di Jawa Timur tepatnya di kecamatan Sukun Kota Malang kawasan yang
terletak dengan daerah yang dekat dengan jalan raya dan kodisi lahan yang sangat baik
untuk sektor pertanian organik khususnya bayam organik. Pada perkembangannya,
kawasan pertaian ini menjadi produksi sayur orgaik dan kawasan belajar tentang pertania
25

organik karena letaknya yang sangat strategis tidak jauh dari jalan raya dan sangat
memudahkan untuk mencari transortasi umum.
Hal ini menjadi sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat serta meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di
kecamatan Sukun, kota Malang Jawa Timur.
4.5. Data Produksi Sayur Bayam Organik Tahun 2019 Kitri Ayu Farm
4.5.1 Data Produksi Bayam Organik Pemasaran Tidak Langsung
Tabel 2 Data produksi (kg) perbulan sayur bayam organik ke supermarket tahun 2019

Bayam
No Bulan Bayam Hijau Merah Jumlah
1 Januari 20.00 20.00 40.00
2 Febuari 18.00 18.00 36.00
3 Maret 10.00 20.00 30.00
4 April 20.00 20.00 40.00
5 Mei 20.00 18.00 38.00
6 Juni 14.00 0.00 14.00
7 Juli 19.00 16.00 35.00
8 Agustus 11.00 20.00 31.00
9 September 14.20 20.00 34.20
10 Oktober 15.40 20.00 35.40
11 November 20.00 20.00 40.00
12 Desember 20.00 20.00 40.00
Jumlah 201.60 212 413.60
Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan data diatas dapat dilihat hasil produksi sayur bayam organik yang akan
dikirimkan pada supermarket yaitu bayam hijau dan bayam merah dengan luas 100𝑚2
dan jumlah produksi bayam hijau sebanyak 201.60 dan untuk bayam merah sebanyak
212 dalam tahun 2019. Dengan jumlah produksi diatas dapat dilihat bahwa untuk
pengeiriman sayur bayam organik ke supermarket dengan jumlah keseluruhan
pengeiriman selama tahun 2019 sebanyak 413.60 tentu saja dengan menyesuaikan
dengan kebutuhan akan sayur bayam organik setiap bulannya yang terkadang naik turun
terhadap bayam organik, hasil produksi akan dikirm pada malam hari menggunakan
mobil box yang sudah disediakanoleh pihak supermarket dengan menguatamakan
standar kualitas yang baik.
26

4.5.2. Data Produksi Bayam Organik Pemasaran Langsung (Dor To Dor)


Tabel 2 Data produksi (kg) perbulan sayur bayam organik untuk langsung (dor to dor)
tahun 2019

Bayam Bayam
No Bulan Hijau Merah Jumlah

1 Januari 64.00 68.00 132.00


2 Febuari 64.00 68.00 132.00
3 Maret 65.00 66.00 131.00
4 April 65.00 67.00 132.00
5 Mei 65.00 68.00 133.00
6 Juni 64.00 68.00 132.00
7 Juli 64.40 68.00 132.40
8 Agustus 65.20 67.00 132.20
9 September 64.00 68.00 132.00
10 Oktober 65.20 68.00 133.20
11 November 65.20 67.00 132.20
12 Desember 64.40 68.00 132.40
Jumlah 775.40 811.00 1586.40
Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan data diatas dapat dilihat hasil produksi sayur bayam organik yang akan
akan dijual secara langsung (dor to dor) yaitu bayam hijau dan bayam merah dengan
luas lahan 100𝑚2 . Dilihat dari tabel diatas bayam hijau diproduksi sebanyak 775.40 dan
produksi bayam organik sebanyak 811.00 jumlah tersebut dilihat dari hasil penjualan
selama satu tahun. Untuk jumlah keseluruhan produksi bayam hijau dan bayam merah
yaitu sebanyak 1586.40 selama tahun 2019 dengan menyesuaikan kebutuhan akan sayur
bayam organik tersebut.
Dari kedua tabel diatas dapat dilihat perbedaan hasil produksi dari kedua saluran
pemasaran yang digunakan oleh CV. Kurnia Kitri Ayu Farm yaitu saluran pemasaran
langsung dan tidak langsung. Pemasaran langsung adalah pemasaran yang menyalurkan
secara langsung haril produksi atau hasil pertanian nya ke tangan konsumen tanpa
peratara, sedangkan saluran pemasaran tidak langsung adalah saluran pemasaran yang
hasil produksinya disalurkan melalu perantara (dari produsen akan disaluran kepada
distribusi-supermarket-konsumen).
4.6. Saluran Pemasaran Bayam Organik
Dalam sebuah saluran pemasaran ada beberapa lembaga pemasaran yang terlibat
dalam pemasaran bayam organik di CV. Kurnia Kitri Ayu Farm yang berapa di
kecamatan Sukun kota Malang Jawa Timur hingga sampai ke tangan konsumen. pada
umumnya produsen ini sudah mempunyai pelanggan. Mereka datang ke Cv. Kurnia Kitri
Ayu Farm untuk membeli dan memilih sendiri sayur bayam organik sesuai jumlah yang
27

diinginkan konsumen dengan harga yang sudah ditentukan oleh oleh produsen. Namun
ada juga sayur bayam organik yang disalurkan ke supermarket melalui distribusi
kemdian dikirimkan ke supermarket hingga akhirnya ke tangan konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat ada dua (2) saluran pemasaran yang
digunakan oleh CV. Kurnia Kitri Ayu Farm dalam memasarkan sayur bayam organik.
Saluran pemasaran yang pada proses pemasaran bayam organik dapat dilihat pada
gambar berikut ini :

Petani Kemitraan Bayam


Organik

Saluran I Saluran II Saluran II


CV. Kurnia Kitri
CV. Kurnia Kitri CV. Kurnia Kitri Ayu Ayu Farm (KKAF)
Ayu Farm (KKAF) Farm (KKAF)

Sales
Distributor

Supermarket
Konsumen

Gambar 3 Saluran Pemasaran Bayam Organik di CV. Kurnia Kitri Ayu Farm

Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat bahwa pemasaran bayam organik di CV. Kurnia
Kitri Ayu Farm mempunyai 2 (dua) saluran pemasaran yaitu sebagai berikut :
4.6.1. Pola Saluran Pemasaran I
Petani CV. Kurnia Konsumen
Kemitraan Kitri Ayu Farm

Saluran pemasaran I yaitu hanya terdiri dari petani kemitraan - KKAF –konsumen.
Saluran pemasaran yang pertama ini langsung memasarkan atau menyalurkan sayur
bayam organik secara langsung (dor to dor) kepada konsumen dalam jumlah yang
cukup besar perbulannya. Pada saluran pemasaran yang pertama ini, harga jual bayam
organik dari produsen ke konsumen sebesar Rp 25.000 perkilonya.
28

4.6.2. Pola Saluran Pemasaran II

Petani CV. Kurnia Kitri Sales Konsumen


Kemitraan Ayu Farm

Saluran pemasaran II yaitu terdiri dari petani kemitraan – KKAF – sales – konsumen.
pada saluran pemasaran ini, KKAF umumnya membeli bayam organik langsung dari
petai mitra, dibeli oleh sales kemudian dijual langsung kepada konsumen. penelitian ini
menunjukan bahwa kehadiran Sales sebagai perantara bagi KKAF untuk menyalurkan
bayam organik hingga sampai tangan konsumen dalam jumlah besar atau kecil. Petani
kemitraan menjual bayam organik kepada KKAF sebanyak 1kg dengan harga sebesar Rp
8500, sedangkan KKAF menjual ke sales sebesar Rp 25.000/kg, kemudian menjual ke
konsumen dengan harga Rp 35.000/kg.
4.6.3. Pola Saluran Pemasaran III

Petani CV. Kurnia Kitri


Distributor Supermarket Konsumen
Kemitraan Ayu Farm

Saluran pemasaran II yaitu terdiri dari petani kemitraan – KKAF – distributor –


supermarket – konsumen. Pada saluran pemasaran ini, KKAF umumnya membeli bayam
organik langsung dari petani kemitraan bayam organik dengan harga Rp 8500kg.
Penelitian ini menunjukan bahwa kehadiran distributor oleh produsen bayam organik
sebagi perantara bagi supermarket sebagai pembeli bayam organik dalam jumlah besar
atau kecil. Demikian, seorang produsen bayam organik akan memiliki lebih banyak
akses untuk menjual bayam organik melalui distributor ke supermarket hingga ke tangan
konsumen.
Pertimbangan lain dengan adanya distributor sebagai perantara untuk mengirimkan
bayam organik ke supermarket adalah utuk menghadang calon pembeli yang akan
membeli bayam organik dari pesaingnya. Distributor sendiri memiliki kebijakan harga
yang berbeda-beda terhadap pembelinya. Distributor tersebut membeli bayam organik
dari KKAF dengan harga jual Rp 15.000 kemudian distributor akan menjual dengan
harga yang lebih mahal kepada supermarket karena adanya biaya transportasi yang
dikenakan dalam pengiriman bayam organik ke supermarket sehingga harga jual
supermarket akan lebih mahal untuk konsumen. Harga bayam organik di tingkat
distributor kepada supermarket berkisar antara Rp 28.500/kg, dan harga jual supermarket
kepada konsumen sebesar Rp 50.000/kg. Meningkatnya harga jual ditingkat konsumen
oleh supermarket disebabkan oleh biaya transportasi yang cukup mahal karena jarak
yang ditempuh cukup jauh yaitu dari CV. Kurnia Kitri Ayu Farm yang terletak di kota
Malang sedangkan supermarket tersbut terletak di kota Surabaya.
29

4.7. Analisis Biaya, Margin Pemasaran Dan Farmer’s Share


4.7.1. Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share Saluran I
Tabel 3 biaya, margin pemasaran dan farmer’s share bayam organik saluran I

Lembaga Pemasaran Rp/Kg


Petani
Biaya Produksi 4500
Harga Jual 8500
KKAF
Biaya Pengemasan 1000
Biaya Sertifikat 3000
Biaya Cargo/Tenaga Kerja 1500
Administrasi 1000
Subtotal Biaya Pemasaran 6500
Harga Beli 8500
Harga Jual 25000
Keuntungan 10000
Margin Pemasaran 16500
Total Biaya Pemasaran 6500
Total Margin 16500
Total Keuntungan 10000
Farmer's Share 34%
Sumber : Data Primer, olahan 2020
Pada saluran I perantara yang terlibat dalam pemasaran bayam organik terdiri dari
petani dan KKAF. Saluran pemasaran I mempunyai saluran yang labih pendek daripada
saluran pemasaran yang lainnya, petani menjual bayam organik ke KKAF (CV. Kurnia
Kitri Ayu Farm) dengan harga jual Rp 8500/kg. Sedangkan KKAF menjual kepada
konsumen dengan harga Rp 25.000/kg sehingga saluran pemasaran I memperoleh marjin
pemasaran sebesar Rp 16.500.
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh KKAF adalah biaya pengemasan, biaya
sertifikat, biaya cargo/tenaga kerja dan biaya administrasi. Biaya pengemasan yang
dikeluarkan sebesar Rp 1.000/kg, biaya sertifikat yang dikeluarkan sebesar Rp 3.000,
biaya cargo/tenaga kerja sebesar Rp 1.500 dan biaya administrasi yang dikeluarkan
sebesar Rp 1.000/kg. Total biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk saluran pemasaran I
yaitu sebesar Rp 6.500, total keuntungan yang diperoleh saluran pemasaran I adalah
sebesar Rp 10.000 dan total marjin sebesar Rp 16.500 sedangkan bagian yang diterima
oleh petani (farmer’s share) pada saluran pemasaran I adalah sebesar 34%.
30

4.7.2. Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share Saluran II


Tabel 4 biaya, margin pemasaran dan farmer’s share bayam organik saluran II

Lembaga Pemasaran Rp/Kg


Petani
Biaya Produksi 4500
Harga Jual 8500
KKAF
Biaya Pengemasan 1000
Biaya Sertifikat 3000
Biaya Cargo/Tenaga Kerja 1500
Administrasi 1000
Sub Total Biaya Pemasaran 6500
Harga Beli 8500
Harga Jual 25000
Keuntungan 10000
Marjin Pemasaran 16500
Sales
Biaya Transportasi 2000
Biaya Tenaga Kerja 2500
Sub Total Biaya Pemasaran 4500
Harga Beli 25000
Harga Jual 35000
Keuntungan 5500
Marjin Pemasaran 10000
Total Biaya Pemasaran 11000
Total Margin 26500
Keuntungan 15500
Farmer's Share 24.28%
Sumber : data primer, olahan 2020

Pada saluran pemasaran II perantara yang terlibat dalam pemasaran terdiri dari
petani, KKAF dan Sales. Pada saluran pemasaran II, petani menjual bayam organik ke
KKAF (CV. Kurnia Kitri Ayu Farm) dengan harga jual Rp 85.00/kg kemudian KKAF
menjual kepada sales dengan harga Rp 25.000/kg dengan marjin sebesar Rp 16.500 ,
kemudian sales menjual kepada konsumen dengan harga sebesar Rp 35000/kg dan
memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp 10000.
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh KKAF (Cv. Kurnia Kitri Ayu Farm) adalah
biaya pengemasan sebesar Rp 1000, biaya sertifkat Rp 3000, biaya cargo/tenaga kerja Rp
1500 dan biaya administrasi sebesar Rp 1000. Total biaya yang dikeluarkan untuk saluran
31

pemasaran II yaitu sebesar Rp 11000, total keuntungan yang diperoeh dari saluran
pemasaran II sebesar Rp 15500 dan total marjin pemasaran dari saluran pemasaran II
sebesar Rp 26500, kemudian untuk farmer’s share pada saluran pemasaran II sebesar
24,28%.
4.7.3. Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran Dan Farmer’s Share Saluran Pemasaran III
Tabel 5 biaya, margin pemasaran dan farmer’s share bayam organik saluran III
Lembaga Pemasaran Rp/Kg
Petani
Biaya Produksi 4500
Harga Jual 8500
KKAF
Biaya Transportasi 1000
Biaya Pengemasan 1000
Biaya Sertifikat 3000
Biaya Cargo/Tenaga Kerja 1500
Administrasi 1000
Sub Total Biaya Pemasaran 7500
Harga Beli 8500
Harga Jual 15000
Keuntungan 1000
Marjin Pemasaran 6500
Distributor
Biaya Transportasi 1000
Biaya Tenaga Kerja 2000
Biaya Retribusi 1000
Biaya Kemasan 1000
Biaya Penyimpanan 1000
Sub Total Biaya Pemasaran 6000
Harga Beli 15000
Harga Jual 28500
Keuntungan 7500
Marjin Pemasaran 13500
Supermarket
Biaya Tenaga Kerja 2500
Biaya Penyimpanan 3000
32

Biaya Oprasional & Lain Lain 4000


Biaya Retribusi 2000
Sub Total Biaya Pemasaran 11500
Harga Beli 28500
Harga Jual 50000
Keuntungan 10000
Marjin Pemasaran 21500
Total Biaya 25000
Total Margin 41500
Total Keuntungan 18500
Farmer's Share 17%
Sumber : data primer, olahan 2020

Pada saluran III perantara yang terlibat dalam pemasaran terdiri dari petani, KKAF,
distributor dan supermarket. Pada saluran pemasaran III, petani menjual bayam organik
ke KKAF (CV. Kurnia Kitri Ayu Farm) dengan harga jual Rp 85.00/kg kemudian KKAF
menjual kepada distributor dengan harga Rp 15.000/kg dengan marjin sebesar Rp 6.500 ,
distributor menjual kepada supermarket sebesar Rp 28.500/kg dan memperoleh marjin
sebesar Rp 13.500, kemudian supermarket menjual bayam organik ke konsumen dengan
harga jual Rp 50.000/kg dan memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp 21.500.
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh KKAF (Cv. Kurnia Kitri Ayu Farm) adalah
biaya transportasi sebesar Rp 1000, biaya pengemasan Rp 1000, sertifikat 3000, biaya
cargo/tenaga kerja Rp 1500 dan biaya administrasi sebesar Rp 1000.
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh distributor adalah biaya transportasi, biaya
tenaga kerja, biaya retribusi, biaya kemasan, dan biaya penyimpanan. Biaya transportasi
yang dikeluarkan sebesar Rp 1000, biaya tenaga kerja sebesar Rp 2000, biaya retribusi
sebesar Rp 1000, biaya kemasan sebesar Rp 1000 dan biaya penyimpanan Rp 1000.
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh supermarket adalah biaya tenaga kerja,
biaya penyimpanan, biaya oprasional dan lain-lain dan biaya retribusi. Biaya tenaga kerja
sebesar Rp 2500, biaya penyimpanan Rp 3000, biaya oprsional dan lain-lain sebesar Rp
4000 dan biaya retribusi sebesar Rp 2000. Total marjn yang diterima oleh saluran
pemasaran III adalah sebesar Rp 41500/kg. Keuntungan yang diterima sebesar Rp
18500/kg. Farmer’s share atau bagian yang diterma oleh pada saluran III sebesar Rp 17%.
4.8. Farmer’ Share
Farmer’s share merrupakan presentase harga yang diterima oleh petani
dibandingkan dengan harga jual pada pedagang pengecer. Farmer’s share yaitu suatu
kegiatan didalam pemasaran dapat dijadikan dasar atau tolak ukur efisiensi pemasaran .
semakin tinggi tingkat persentase farmer’s share yang diterima petani maka akan
dikatakan semakin efisiensi suatu kegiatan pemasaran yang dilakukan dan begitupun
33

sebaliknya semakin rendah pula tingkat efisiensi dari suatu pemasaran maka semakin
tidak efisien salura tersebut.
4.8.1. Farmer’s Share, Keuntungan, Biaya Dan Marjin Pemasaran
Tabel 6 Farmer’s share, keuntungan, biaya dan marjin pemasaran tiap saluran pemasaran

Saluran Marjin
pemasaran Farmer’s Keuntungan Pemasaran Biaya
Share Pemasaran
Saluran I 34% 10.000 16500 6500
Saluran II 24.28% 15.500 26500 11000
Saluran III 17% 18.500 41500 25000
Sumber : Data primer, olahan 2020

Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa secara keseluruhan dari pemasaran bayam
organik dipasarkan melalui 3 saluran pemasaran telah efisien. Hal ini ditunjukan dari 3
saluran pemasaran bayam organik bagian harga yang diterima oleh petani (farmer’s
share), dimana pada saluran I farmer’s share nya sebesar 34%, saluran pemasaran II
sebesar 24.28%, dan pada saluran pemasaran III sebesar 17%. Saluran pemasaran I
lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran II dan III dikarenakan saluran
pemasarannya lebih pendek dan bagian yang diterima petani juga lebih besar dari
saluran pemasaran II dan III. Untuk marjin pemasarannya yang paling tinggi terdapat
pada saluran pemasaran III sebesar Rp 41500. Hal ini menunjukan bahwa supermarket
menjual bayam organik kepada konsumen dengan harga yang cukup tinggi yaitu sebesar
Rp 50000/kg sehingga dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 18500/kg dan biaya
pemasaran pada saluran I lebih sedikit dibandingkan saluran II dan III dikarenakan
petani dan KKAF (CV. Kurnia Kitri Ayu Farm) menangung semua biaya pemasaran
dan menjualkan langsung bayam organik kepada konsumen.

4.9. Tingkat Efisiensi Saluran Pemasaran dan Lembaga Pemasaran


34

DAFTAR PUSTAKA

Agito, A & Setiawan, J. (2018).Metode Penelitian Kualitatif.CV Jejak:Sukabumi.


https://books.google.co.id/books?id=59V8DwAAQBAJ. Diakses tanggal 22 oktober
2019
Aziz Saepul, Rusman Yus & Sudradjat. 2017. Analisis Saluran Pemasaran Keripik Ubi
Kayu (Studi Kasus Pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan
Cipaku
KabupatenMalang).https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/agroinfogaluh/article/downl
oadSuppFile/68/52. Diakses tanggal 18 november 2019
Ali Hidayat, Mahfudz, M & Siswandi, B. 2018. Analisis Produksi Usahatani Bayam
Organik Di Ke
.http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/article/download/2105/2009. Diakses
tanggal 10 oktober 2019
Arbi, M. Thritawati & Junaidi Y. 2018. Analisis Saluran Dan Tingkat Efisiensi Pemasaran
Beras Semi Organik Di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin.Volume 11.
Nomor1Maret2018.https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JSEP/article/download/7151/5
524/. Diakses tanggal 10 oktober 2019
Ardito, A & Kurniawan. M.N. 2017. Analisis Tataniaga Buah Naga Organik Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Petani di Kabupaten Banyuwangi. http://research-
report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/download/1257/1475. Diakses
tanggal 10 Oktober 2019.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014.Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014. Jakarta:
Direktorat Jenderal Hortikultura Kementrian pertanian.
http://hortikultura.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/02/Statistik-Produksi-
2014.pdf. Diakses tanggal 12 oktobe r 2019.
Desiana,Chandra; Rochdiani, dini; Pardani, Cecep. 2017. Analisis Saluran Pemasaran Biji
Kopi Robusta (Studi Kasus di Desa Kalijaya Kecamatan Banjarsari Kabupaten
Ciamis).Universitas Galuh Jawa Barat.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/agroinfogaluh/article/download/710/614.
Diakses tanggal 12 novmber 2019
Dlamini, D. F., & Kongolo, M. 2014. Resource Use Efficiency in Organic Vegetable
Production: A Case Study of Manzini Region, Swaziland. Journal of Agricultural
Studies.http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.841.5383&rep=rep
1&type=pdf. Diakses tanggal 11 oktober 2019
Fatimah, Siti Nurlita. 2011. Analisis Pemasaran Kentang (Solanum Tuberesum L).
Universitas Sebelas Maret. Surkarta. http://jim.unsyiah.ac.id/JFP/article/view/1993.
Diakses tanggal 13 oktober 2019.
Hidayat, Yayan; Rusman, Yus; Noormansyah, Zulfikar. Saluran Pemasaran Cabai Merah
(Capsicum Annum L.) (Studi Kasus di Desa Sukamaju kecamatan Cihaurbeuti
KabupatenCiamis).UniversitasGaluhJakarta.https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/agro
infogaluh/article/view/828. Diakses tanggal 15 oktober 2019.
35

Hartono, Hendry; Karyana Utomo; Marshelia Mayangsari.2012.Pengaruh Strategi


Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Pada Perusahaan Dengan
Menetapkan Alumni Dan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Sebagai Objek
Penelitian.
UnviversitaBinaNusantara.Jakarta.https://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/v
iew/1271. Diakses tanggal 3 november 2019
Indraswari Dwiyanti Sagung. Sumba Ketut & Dewi Listia. A.I.2015. Saluran Pemasaran
Belimbing Organik (Averrhoa carambolaL.) pada Kelompok Tani Sekar Subak
Mambal, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Vol 04. Nomor
05. Tahun. Diakses tanggal 19 november 2019. 2015. Diakses tanggal 15 november
2015. https://media.neliti.com/media/publications/44885-ID-saluran-pemasaran-
belimbing-organik-averrhoa-carambola-l-pada-kelompok-tani-seka.pdf
Jumiati, Elly; Dwidjono Hadi Darwanto; Slamet hartono; Masyhuti. 2013. Analisis Saluran
Pemasaran Dan Marjin Pemasaran Kelapa Dalam Di Daerah Perbatasan
Kalimantan Timur. Universits Borneo. Kalimantan Timur. Jurnal Agrifor. Vol. 12.
No.1, Maret 2013. https://media.neliti.com/media/publications/30052-ID-analisis-
saluran-pemasaran-dan-marjin-pemasaran-kelapa-dalam-di-daerah-perbatasa.pdf.
Diakses tanggal 19 november 2019.
Kotler, Philip and Gary Amstrong. (2014). Principle of Marketing . 14 Edition. England :
Pearson Education, Inc.
https://books.google.co.id/books?id=EKAnlwEACAAJ&dq=buku+Kotler,+Philip+an
d+Gary+Armstrong.+(2014).+Principle+of+Marketing+.+14+Edition.+England+:+Pe
arson+Education,+Inc&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjstNaii5vmAhW9_XMBHeTW
AOwQ6AEIKTAA. Diakses tanggal22 november 2019
Mudihar & Halimah. 2018. Margin Pemasaran Beras Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone
(Studi Kasus di Desa Polewati-Desa Kalibong-Desa Massaenrengnulu). Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian. Volume 04. 2018.
file:///C:/Users/axioo/AppData/Local/Temp/6235-14733-1-SM.pdf. Diakses tanggal
20 november 2019.
Mayrowani Henny. 2012. Pengembangan Pertanian Organi di Indonesia.The Devolopment
Of Organic Agricultur In Indonesia.
https://media.neliti.com/media/publications/69780-none-da945e16.pdf. Diakses
tanggal 10 november 2019.
Purwanto. 2011. Efisiensi Pemasaran kayu Jenis Sengon (Paraserianthes) (Studi Kasus
Hutan Rakyat Kecamatan Leuwisadeng kabupaten Bogor. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/205/1/101198-
PURWANTO-FST.PDF. Diakses 25 november 2019.
Setiawan Tia, Rahmawati Fitryasari & Supriatun Titin. 2018. Pertumbuhan Tanaman
Bayam Cabut (Amaranthus Tricolor L.) Dengan Aplikasi Pupuk Organik Kascing dan
Mulsa Serasah Daun Bambu. Vol.19. No.1. Januari 2018.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID/article/download/5305/5069. Diakses tanggal
16 november 2019
36

Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. Perpustakaan Naasional: Katalog Dalam


Terbitan (KDT). Universitas Brawijaya. Malang. https://docplayer.info/20610770-
Manajemen-pemasaran-oleh-ir-agustina-shinta-m-p-manajemen-pemasaran-ir-
agustina-shinta-m-p.html. Diakses tanggal 18 november 2019
T Sayidatul Fadhilah, Unteawati Bina & Zaini Muhammad. (2018). Analisis Distribusi
Bayam Hijau Organik Di Yayasan Bina Sarana Bakti.
http://eprints.jeb.polinela.ac.id/394/1/Karya%20Ilmiah%20Mahasiswa-
Analisis%20Distribusi%20Bayam%20Hijau%20Organik%20di%20Yayasan%20Bina
%20Sarana%20Bakti.pdf . Diakses Tanggal 20 november 2019
Tandisau, P. Dan Herniwati. 2009. Prospek pengembangan pertanian organik di Sulawesi
Selatan.Prosiding Seminar Nasional Serealia.
https://www.yumpu.com/id/document/read/15014399/prospek-pengembangan-
pertanian-organik-di-sulawesi-balitsereal. Diakses tanggal 17 november 2019
Wulandari, Tri Agus. 2016. Analisis Rantai Pasok Dan Rantai Nilai Komoditas Kentang Di
Desa Ngantru Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Universitas Tribhuwana
Tunggadewi. Malang.
Widodo, Tri. 2013. Studi Tentang Peranan Unit Pasar Dalam Pengelolaan Sampah Di
Pasar Merdeka Kota Samarinda. ejournal Administrasi Negara. Kalimantan Timur.
https://docplayer.info/59608394-Studi-tentang-peranan-unit-pasar-dalam-pengelolaan-
sampah-di-pasar-merdeka-kota-samarinda.html. Diakses tanggal 20 november 2019
Yanti, R. 2005. Aplikasi teknologi pertanian organik: penerapan pertanian organik oleh
petani padi sawah Desa Sukorejo Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Jakarta:
PascasarjanaUI. www.lib.ui.ac.id › abstrakpdf . Diakses tanggal 19 november 2019.
Yang R, Keding GB (2009). Nutritional contributions of important African indigenous
vegetables. In: Shackleton CM, Pasquini MW, Drescher A (eds) African indigenous
vegetables in urban agriculture. Earthscan, London, UK.
https://www.researchgate.net/profile/Ray_Yu_Yang/publication/240098514_Nutrition
al_Contributions_of_Important_African_Indigenous_Vegetables/links/02e7e52fb2d04
c6fd0000000.pdf#page=138. Diakses tanggal 14 november 2019
http://eprints.undip.ac.id/40568/1/006-Sasongko_Putra.pdf. sasongko
https://media.neliti.com/media/publications/69780-none-da945e16.pdf henny mayroni

Anda mungkin juga menyukai