BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Yang dan Kedding dalam (Dwi, 2016) tanaman bayam merupakan
salah satu jenis sayur komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan
sangat berperan penting dalam pemenuhan berbagai kebutuhan keluarga petani
ataupun kalangan masyarakat. Bayam organik merupakan salah satu produk
pertanian yang dibudidayakan tanpa menggunakan bahan kimia tetapi
memanfaatkan pupuk kandang yang bisa dibuat dari kotoran ternak, sayur organik
bayam sangat dibutuhkan untuk memenuhi sumber gizi, dengan timbulnya pola
hidup sehat mendorong para masyarakat untuk memilih sayur organik agar
kebutuhan nutrisi terpenuhi serta produk pertanian yang aman dan ramah terhadap
lingkungan. Bayam termasuk tanaman pangan tertua di dunia, tanaman pangan ini
termasuk dalam anggota sayuran daun dengan sumber gizi dan nutrisi yang sangat
tinggi sehingga banyak negara yang sangat membutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan gizi, vitamin, mineral serta nutrisi yang terkandung di dalam bayam.
Bayam merupakan salah satu tanaman pangan tertua di dunia yang berasal dari
Amerika, yang telah dibudidayakan sekitar 6700 tahun SM . Tanaman ini
tergolong sayuran daun sumber gizi bagi penduduk di negara sedang berkembang,
karena kandungan vitamin dan mineralnya yang relatif tinggi. Dalam 100 g daun
bayam (Amaranthus tricolor) terkandung 39.9 g protein, 358 mg kalsium, 2.4 mg
besi, 0.8 mg seng, 18 mg vitamin A, 62 mg vitamin C.
Menurut Kotler F dalam (Wulanadari, 2017) Saluran tataniaga adalah
seperangkat organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses
menyediakan produk atau layanan sehingga dapat digunakan atau dikonsumsi.
Saluran tataniaga atau saluran distribusi (marketing channels) adalah saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang sampai ke tangan konsumen
atau pemakai industri. Saluran tataniaga merupakan suatu pergerakan produk
pertanian dari pihak produse ke konsumen dengan melalui lembaga tataniaga.
Panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu produk hasl pertanian
5
tergantung pada beberapa faktor yaitu jarak antara produsen ke konsumen, cepat
tidaknya produk rusak, skala produksi dan posisi keuangan pengusaha.
Pemasaran merupakan fungsi distribusi dari produsen ke konsumen dengan
mengubungan produsen dan konsumen melalui produk yang akan dipasarkan atau
ditukar dalam bentuk rupiah ataupun berbentuk barang lainya. Pemasaran juga
akan mempengaruhi tingkat produksi dan harga sayuran organik bayam yang akan
dijual oleh petani. Untuk melihat keuntungan dan selisih harga produk yang dijual
oleh petani dapat dilihat dari proses pemasaran yang dilakukan, perbedaan harga
jual dan harga beli antara petani dan pedaganng tersebut, menunjukan adanya
marjin pemasaran antar petani dan pedagang. Semakin besar marjin pemasaran
maka penerimaan yang diterima petani semakin kecil. Pemasaran menjadi tolak
ukur bagi petani ke pedagang sebagai sarana untuk mengevaluasi, menggetahui
kebutuhan serta memahami seperti apa produk dan kebutuhan yang dibutuhkan
oleh pasar/konsumen. Pemasaran merupakan salah satu faktor yang terpenting
untuk menunjukan perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang
barang dan jasa. Aktivitas pemasaran sering di artikan sebagai aktivitas
menawarkan produk dan menjual produk, tapi bila di tinjau lebih lanjut ternyata
makna pemasaran bukan hanya sekedar menawarkan dan menjual produk saja,
melainkan aktivitas yang menganalisa dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan
keinginan konsumen.Tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami
pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual
dengan sendirinya, idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli
sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia ( Kotler,
2014).
Saluran pemasaran merupakan alat dan sarana yang dapat digunakan oleh
produsen untuk menyalurkan hasil produksinya hingga ke konsumen, saluran
pemasaran sebagai penghubung antara produsen dan konsumen sehingga produk
jadi ataupun setengah jadi bisa sampai ke tangan konsumen ataupun konsumen
akhir. Saluran pemasaran adalah seperangkat organisasi yang saling tergantung
yang terlibat dalam proses pembuatan produk dan jasa yang berguna untuk
dipakai atau dikonsumsi. Saluran pemasaran ada yang berbentuk sederhana dan
rumit. Hal ini tergantung dari macam komoditi, lembaga pemasaran dan struktur
pasar (Arbi. M, 2018).
CV. Kurnia Kitri Ayu Farm merupakan usaha keluarga yang dimulai sejak 6
April 2006 sampai sekarang. Bentuk usaha keluarga yang masuk dalam
keanggotaan kelompok tani. Lokasi kebun Pengamatan dan penelitian di Jl.
Rajawali No.10 Sukun, Kota Malang dengan ketinggian 444 M dpl. Sebagai
pelaku usaha pertanian organik yang aman, mandiri dan sesuai dengan prinsip
pengelolaan management dan teknis modern, dengan hasil produksi setiap
bulannya mencapai 5 ton, diharapkan dapat memproduksi pangan organik yang
aman, sehat bergizi serta ramah lingkungan sehingga dapat dipasarkan dan
memperoleh keuntungan. Pemasaran sayuran organik semakin berkembang
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7,42%, margin pemasaran yang akan diperoleh saluran pemasaran III adalah
nol dengan farmer’s share yang diterima petani sebesar 100%, karena petani
tidak menanggung biaya apapun dalam proses pemasaran belimbing organik.
Efisiensi saluran pemasaran yang terdapat pada saluran I sebesar 27,12%,
efisiensi pada saluran pemasaran II sebesar 11,04% dan efisiensi saluran
pemasaran III adalah nol karena tidak ada biaya yang ditanggung oleh petani
dalam proses pemasaran blimbing organik. Berdasarkan dari ketiga hasil
perhitungan tersbut, saluran pemasaran yang paling efisiensi dari ketiga saluran
yang dilalui dalam proses pemasaran belimning organik adalah saluran
pemasaran III.
Hidayat Yayan, dkk (2017). Saluran Pemasaran Cabai Merah (Capsicum
Amnum L.) (Studi Kasus Di Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten
Ciamis). Pada penelitian ini mengunakan studi kasus. Penelitian dilakukan
dalam ruang ilmiah atau bukan buatan dan penelitian ini melakukan perlakuan
dalam pengumpulan data, rancangan analisis data nya mengunakan analisis
deskriptif, biaya pemasaran, keuntungan pemasaan, margin pemasaran, dan
farmer’s share. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui saluran
pemasaran, besarnya biaya dan keuntungan pemasaran Cabai Merah di Desa
Sukamaju Kecamatan Cihaurbetui Kabupaten Ciamis pada setiap tingkatan
lembaganya,dan besarnya bagian harga yang diterima oleh petani keseluruhan
harga yang dibayar oleh konsumen. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat
bahwa ada dua aluran pemasaran yaitu saluran I petani ke pedagang pengepul
ke pedagang pengecer ke konsumen. Sedangkan untuk saluran pemasaran II
petani ke pedagang ke pedagang besar ke pedagang pengecer ke konsumen.
Pada saluran pemasaran I terdapat biaya sebesar Rp 272,00 per kilogram dan
saluran pemasaran II sebesar Rp 629,78 per kilogram. Keuntungan yang
diperoleh saluran pemasaran I sebesar 4,100,00 per kilogram dan pada saluran
pemasaran II sevesar Rp 5,400,00 per kilogram. Untuk marjin pemasaran yang
diperoleh saluran pemasaran I sebesar Rp 4,372,00 per kilogram sedangkan
pada saluran pemasaran II sebesar Rp 5,682,00 per kilogram. Farmer’s share
atau bagian harga yang diterima oleh petani pada saluran pemasaran I adalah
sebesar 73,5 persen sedangkan pada saluran pemasaran II sebesar 64,7 persen
dari harga yang dibayangkan oleh konsumen.
Ardito.A (2017). Analisis Tataniaga Buah Naga Organik untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Petani Di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini
menggunakan metode campuran (mix method) teknik analisis kualitatif dan
kuantitatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis model
tataniaga buah naga organik yang paling effisien di Kabupaten Banyuwangi.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa effisienasi tataniaga untuk
komoditas buah naga organik adalah saluran tataniaga. Saluran tataniaga I
memiliki marjin Rp.5300/Kg, nilai farmer’s share tertinggi sebesar 80%, dan
10
memiliki nilai rasio keuntungan dan biaya terbesar yaitu 14,3 dibandingan
saluran pemasaran yang lain.
Deisana Chandra, dkk (2017) Analisis Saluran Pemasaran Biji Kopi
Robusta (Studi Kasus di Desa Kalijaya Kecamatan Banjarsari Kabupaten
Ciamis). Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah studi
Kasus. Penelitian ini dilakukan dalam ruang almiah atau bukan buatan,
penelitian ini melakukan perlakuan dalam pengumpulan sebuah data.
Sedangkan untuk mengetahui sebuah biaya pemasaran dan marjin pemasaran
di tingkat lembaga dalam saluran pemasaran dugunakan alat analisis biaya da
marjin pemasaran (cost margin analysis) yaitu dengan menghitung besarnya
sebuah biaya, keuntungan dan marjin pemasaran pada tiap lembaga perantara
pada berbagai saluran pemasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui saluran pemasaran biji kopi robusta di Desa Kalijaya Kecamatan
Banjarsari Kabupatem Ciamis, besarnya suatu biaya dan keuntungan dari
penjualan biji kopi di Desa Kalijaya Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis,
besarnya marjin pemasaran biji kopi robusta untuk setiap lembaga dan
besarnya (farmer’s share) yang diterima petani keseluruhan harga yang akan
dibayar oleh konsumen. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat dua saluran
pemasaran yaitu saluran pemasaran I dari petani ke pedagang pengumpul ke
konsumen industri dan saluran pemasaran II yaitu dari petani ke pedagang
pegempul ke pedagang besar dan ke konsumen industri. Biaya pemasaran pada
saluran pemasaran I sebesar Rp 75,00 per kilogram dan saluran pemasaran II
sebesar Rp 324,53 per kilogram. Keuntungan pemasaran pada saluran
pemasaran I sebesar Rp 645, 47 per kilogram. Marjin pemasaran pada saluran
pemasaran I sebesar Rp 310,00 per kilogram dan saluran pemasaran II sebesar
Rp 970,00 per kilogram. Farmer’s share atau bagian harga yang diterima
petani pada saluran pemasaran I adalah sebesar 98, 14 persen dan pada saluran
pemasaran II adalah sebesar 94,53 persen dari harga yang akan dibayarkan oleh
konsumen.
T Sayidatul Fadhilah,(2018). Analisis Distribusi Bayam Hijau Organik Di
Yayasan Bina Sarana Bakti. Metode analisis yang digunakan adalah metode
kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metdode observas, partisipasi aktif,
serta wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses
distribusi, menjelaskan saluran distribusi dan menganalisis penerapan fungsi-
fungsi distirbusi. Hasil dari penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui proses
ditribusi bayam hijau organik yang dilakukan YBSB meliputi pengolahan data
informasi panen, etimasi panen perminggu, input data order, data order area,
serta pengiriman. 2) bayam hijau organik memiliki 2 saluran pemasaran
distibusi yaitu langsung ke konsumen dan tidak langsung ke yaitu melalui
pedagang pengecer, 3) Penerapan fungsi-fngsi distribusi bayam hijau organik
adala informasi, promosi, negosiasi, pemesanan, pembiayaan, pengambilan
resiko, pemilihan fisik, pembayaran dan kepemilikan.
11
ini mempunyai nilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan jenis bayam lainnya
disebabkan permintaannya yang cukup tinggi (Sunarjono, 2008) dalam
(Setiawati Tia, dkk, 2018).
Bayam mempunyai beragam fungsi dan manfaat yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia, seperti memperbaiki daya kerja ginjal serta akar yang dapat
digunakan untuk menggobati penyakit sentri. Selain itu bayam juga bermanfaat
untu mempercepat pertumbuhan sel, serta dapat mepercepat proses
penyembuhan bagi orang yang sedang menjalani perawatan setelah sakit.
Bayam merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan masakan
seperti gado-gado, sayur bning, pecel dan lain-lain. Daun bayam juga dapat
dimanfaatkan untuk membuat keripik bayam yang rasanya gurih dan renyah
(Tafajani,2011) dalam (Setiawati Tia, dkk, 2018).
2.3. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran merupakan rute dan status kepemilikan yang ditempuh
oleh suatu produk ketika disalurkan dari penyedia bahan mentah melalui
produsen hingga sampai ke konsumen akhir. Saluran pemasaran terdiri dari
sebuah lembaga atau pedagang perantara yang memasarkan atau mneyalurkan
suatu produk atau barang/jasa dari produsen hingga sampai ke konsumen.
Saluran pemasaran sangat diperlukan karena produsen menghasilkan suatu
produk dengan memberikan kegunaan bentuk (form utility) bagi konsumen
setelah produk sampai ke tangan konsumen, sedangkan lembaga penyalur
membentuk atau memberikan kegunaan waktu, tempat dan kepemilikan dari
produk tersebut (Purwanto, 2011).
Dalam penyaluran suatu barang atau produk konsumsi yang ditujukan
untuk sebuah pasar konsumen, terdapat lima macam saluran pemasaran. Pada
setiap saluran pemasaran, produsen mempunyai alternative yang sama untuk
menggunakan kantor dan cabang penjualan. Produsen dapat menggunakan
lebih darii satu pedagang besar ke pedangang besar lainnya.
Adapun beberapa macam saluran pemasaran atau saluran distribusi barang
konsumsi adalah :
1. Dari produsen ke konsumen
2. Dari produsen ke pengecer ke konsumen
3. Dari produsen ke pengecer besar ke pengecer ke konsumen
4. Dari produsen ke agen ke pengecer ke konsumen
5. Dari produsen ke agen ke pedagang besar ke pengecer ke konsumen
Analisis Farmer’s
Share
Efisiensi
BAB III
METODE PENELITIAN
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Administrasi :
Sumardi, S.E.
Pengendali Mutu:
Hary Soejanto, Ir.
Quality Control:
Herlina, S.Pt.
Budidaya : Pemasaran :
Henni, S.P. Hendra, S.E
KEBUN
organik karena letaknya yang sangat strategis tidak jauh dari jalan raya dan sangat
memudahkan untuk mencari transortasi umum.
Hal ini menjadi sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat serta meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di
kecamatan Sukun, kota Malang Jawa Timur.
4.5. Data Produksi Sayur Bayam Organik Tahun 2019 Kitri Ayu Farm
4.5.1 Data Produksi Bayam Organik Pemasaran Tidak Langsung
Tabel 2 Data produksi (kg) perbulan sayur bayam organik ke supermarket tahun 2019
Bayam
No Bulan Bayam Hijau Merah Jumlah
1 Januari 20.00 20.00 40.00
2 Febuari 18.00 18.00 36.00
3 Maret 10.00 20.00 30.00
4 April 20.00 20.00 40.00
5 Mei 20.00 18.00 38.00
6 Juni 14.00 0.00 14.00
7 Juli 19.00 16.00 35.00
8 Agustus 11.00 20.00 31.00
9 September 14.20 20.00 34.20
10 Oktober 15.40 20.00 35.40
11 November 20.00 20.00 40.00
12 Desember 20.00 20.00 40.00
Jumlah 201.60 212 413.60
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan data diatas dapat dilihat hasil produksi sayur bayam organik yang akan
dikirimkan pada supermarket yaitu bayam hijau dan bayam merah dengan luas 100𝑚2
dan jumlah produksi bayam hijau sebanyak 201.60 dan untuk bayam merah sebanyak
212 dalam tahun 2019. Dengan jumlah produksi diatas dapat dilihat bahwa untuk
pengeiriman sayur bayam organik ke supermarket dengan jumlah keseluruhan
pengeiriman selama tahun 2019 sebanyak 413.60 tentu saja dengan menyesuaikan
dengan kebutuhan akan sayur bayam organik setiap bulannya yang terkadang naik turun
terhadap bayam organik, hasil produksi akan dikirm pada malam hari menggunakan
mobil box yang sudah disediakanoleh pihak supermarket dengan menguatamakan
standar kualitas yang baik.
26
Bayam Bayam
No Bulan Hijau Merah Jumlah
Berdasarkan data diatas dapat dilihat hasil produksi sayur bayam organik yang akan
akan dijual secara langsung (dor to dor) yaitu bayam hijau dan bayam merah dengan
luas lahan 100𝑚2 . Dilihat dari tabel diatas bayam hijau diproduksi sebanyak 775.40 dan
produksi bayam organik sebanyak 811.00 jumlah tersebut dilihat dari hasil penjualan
selama satu tahun. Untuk jumlah keseluruhan produksi bayam hijau dan bayam merah
yaitu sebanyak 1586.40 selama tahun 2019 dengan menyesuaikan kebutuhan akan sayur
bayam organik tersebut.
Dari kedua tabel diatas dapat dilihat perbedaan hasil produksi dari kedua saluran
pemasaran yang digunakan oleh CV. Kurnia Kitri Ayu Farm yaitu saluran pemasaran
langsung dan tidak langsung. Pemasaran langsung adalah pemasaran yang menyalurkan
secara langsung haril produksi atau hasil pertanian nya ke tangan konsumen tanpa
peratara, sedangkan saluran pemasaran tidak langsung adalah saluran pemasaran yang
hasil produksinya disalurkan melalu perantara (dari produsen akan disaluran kepada
distribusi-supermarket-konsumen).
4.6. Saluran Pemasaran Bayam Organik
Dalam sebuah saluran pemasaran ada beberapa lembaga pemasaran yang terlibat
dalam pemasaran bayam organik di CV. Kurnia Kitri Ayu Farm yang berapa di
kecamatan Sukun kota Malang Jawa Timur hingga sampai ke tangan konsumen. pada
umumnya produsen ini sudah mempunyai pelanggan. Mereka datang ke Cv. Kurnia Kitri
Ayu Farm untuk membeli dan memilih sendiri sayur bayam organik sesuai jumlah yang
27
diinginkan konsumen dengan harga yang sudah ditentukan oleh oleh produsen. Namun
ada juga sayur bayam organik yang disalurkan ke supermarket melalui distribusi
kemdian dikirimkan ke supermarket hingga akhirnya ke tangan konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat ada dua (2) saluran pemasaran yang
digunakan oleh CV. Kurnia Kitri Ayu Farm dalam memasarkan sayur bayam organik.
Saluran pemasaran yang pada proses pemasaran bayam organik dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Sales
Distributor
Supermarket
Konsumen
Gambar 3 Saluran Pemasaran Bayam Organik di CV. Kurnia Kitri Ayu Farm
Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat bahwa pemasaran bayam organik di CV. Kurnia
Kitri Ayu Farm mempunyai 2 (dua) saluran pemasaran yaitu sebagai berikut :
4.6.1. Pola Saluran Pemasaran I
Petani CV. Kurnia Konsumen
Kemitraan Kitri Ayu Farm
Saluran pemasaran I yaitu hanya terdiri dari petani kemitraan - KKAF –konsumen.
Saluran pemasaran yang pertama ini langsung memasarkan atau menyalurkan sayur
bayam organik secara langsung (dor to dor) kepada konsumen dalam jumlah yang
cukup besar perbulannya. Pada saluran pemasaran yang pertama ini, harga jual bayam
organik dari produsen ke konsumen sebesar Rp 25.000 perkilonya.
28
Saluran pemasaran II yaitu terdiri dari petani kemitraan – KKAF – sales – konsumen.
pada saluran pemasaran ini, KKAF umumnya membeli bayam organik langsung dari
petai mitra, dibeli oleh sales kemudian dijual langsung kepada konsumen. penelitian ini
menunjukan bahwa kehadiran Sales sebagai perantara bagi KKAF untuk menyalurkan
bayam organik hingga sampai tangan konsumen dalam jumlah besar atau kecil. Petani
kemitraan menjual bayam organik kepada KKAF sebanyak 1kg dengan harga sebesar Rp
8500, sedangkan KKAF menjual ke sales sebesar Rp 25.000/kg, kemudian menjual ke
konsumen dengan harga Rp 35.000/kg.
4.6.3. Pola Saluran Pemasaran III
Pada saluran pemasaran II perantara yang terlibat dalam pemasaran terdiri dari
petani, KKAF dan Sales. Pada saluran pemasaran II, petani menjual bayam organik ke
KKAF (CV. Kurnia Kitri Ayu Farm) dengan harga jual Rp 85.00/kg kemudian KKAF
menjual kepada sales dengan harga Rp 25.000/kg dengan marjin sebesar Rp 16.500 ,
kemudian sales menjual kepada konsumen dengan harga sebesar Rp 35000/kg dan
memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp 10000.
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh KKAF (Cv. Kurnia Kitri Ayu Farm) adalah
biaya pengemasan sebesar Rp 1000, biaya sertifkat Rp 3000, biaya cargo/tenaga kerja Rp
1500 dan biaya administrasi sebesar Rp 1000. Total biaya yang dikeluarkan untuk saluran
31
pemasaran II yaitu sebesar Rp 11000, total keuntungan yang diperoeh dari saluran
pemasaran II sebesar Rp 15500 dan total marjin pemasaran dari saluran pemasaran II
sebesar Rp 26500, kemudian untuk farmer’s share pada saluran pemasaran II sebesar
24,28%.
4.7.3. Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran Dan Farmer’s Share Saluran Pemasaran III
Tabel 5 biaya, margin pemasaran dan farmer’s share bayam organik saluran III
Lembaga Pemasaran Rp/Kg
Petani
Biaya Produksi 4500
Harga Jual 8500
KKAF
Biaya Transportasi 1000
Biaya Pengemasan 1000
Biaya Sertifikat 3000
Biaya Cargo/Tenaga Kerja 1500
Administrasi 1000
Sub Total Biaya Pemasaran 7500
Harga Beli 8500
Harga Jual 15000
Keuntungan 1000
Marjin Pemasaran 6500
Distributor
Biaya Transportasi 1000
Biaya Tenaga Kerja 2000
Biaya Retribusi 1000
Biaya Kemasan 1000
Biaya Penyimpanan 1000
Sub Total Biaya Pemasaran 6000
Harga Beli 15000
Harga Jual 28500
Keuntungan 7500
Marjin Pemasaran 13500
Supermarket
Biaya Tenaga Kerja 2500
Biaya Penyimpanan 3000
32
Pada saluran III perantara yang terlibat dalam pemasaran terdiri dari petani, KKAF,
distributor dan supermarket. Pada saluran pemasaran III, petani menjual bayam organik
ke KKAF (CV. Kurnia Kitri Ayu Farm) dengan harga jual Rp 85.00/kg kemudian KKAF
menjual kepada distributor dengan harga Rp 15.000/kg dengan marjin sebesar Rp 6.500 ,
distributor menjual kepada supermarket sebesar Rp 28.500/kg dan memperoleh marjin
sebesar Rp 13.500, kemudian supermarket menjual bayam organik ke konsumen dengan
harga jual Rp 50.000/kg dan memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp 21.500.
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh KKAF (Cv. Kurnia Kitri Ayu Farm) adalah
biaya transportasi sebesar Rp 1000, biaya pengemasan Rp 1000, sertifikat 3000, biaya
cargo/tenaga kerja Rp 1500 dan biaya administrasi sebesar Rp 1000.
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh distributor adalah biaya transportasi, biaya
tenaga kerja, biaya retribusi, biaya kemasan, dan biaya penyimpanan. Biaya transportasi
yang dikeluarkan sebesar Rp 1000, biaya tenaga kerja sebesar Rp 2000, biaya retribusi
sebesar Rp 1000, biaya kemasan sebesar Rp 1000 dan biaya penyimpanan Rp 1000.
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh supermarket adalah biaya tenaga kerja,
biaya penyimpanan, biaya oprasional dan lain-lain dan biaya retribusi. Biaya tenaga kerja
sebesar Rp 2500, biaya penyimpanan Rp 3000, biaya oprsional dan lain-lain sebesar Rp
4000 dan biaya retribusi sebesar Rp 2000. Total marjn yang diterima oleh saluran
pemasaran III adalah sebesar Rp 41500/kg. Keuntungan yang diterima sebesar Rp
18500/kg. Farmer’s share atau bagian yang diterma oleh pada saluran III sebesar Rp 17%.
4.8. Farmer’ Share
Farmer’s share merrupakan presentase harga yang diterima oleh petani
dibandingkan dengan harga jual pada pedagang pengecer. Farmer’s share yaitu suatu
kegiatan didalam pemasaran dapat dijadikan dasar atau tolak ukur efisiensi pemasaran .
semakin tinggi tingkat persentase farmer’s share yang diterima petani maka akan
dikatakan semakin efisiensi suatu kegiatan pemasaran yang dilakukan dan begitupun
33
sebaliknya semakin rendah pula tingkat efisiensi dari suatu pemasaran maka semakin
tidak efisien salura tersebut.
4.8.1. Farmer’s Share, Keuntungan, Biaya Dan Marjin Pemasaran
Tabel 6 Farmer’s share, keuntungan, biaya dan marjin pemasaran tiap saluran pemasaran
Saluran Marjin
pemasaran Farmer’s Keuntungan Pemasaran Biaya
Share Pemasaran
Saluran I 34% 10.000 16500 6500
Saluran II 24.28% 15.500 26500 11000
Saluran III 17% 18.500 41500 25000
Sumber : Data primer, olahan 2020
Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa secara keseluruhan dari pemasaran bayam
organik dipasarkan melalui 3 saluran pemasaran telah efisien. Hal ini ditunjukan dari 3
saluran pemasaran bayam organik bagian harga yang diterima oleh petani (farmer’s
share), dimana pada saluran I farmer’s share nya sebesar 34%, saluran pemasaran II
sebesar 24.28%, dan pada saluran pemasaran III sebesar 17%. Saluran pemasaran I
lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran II dan III dikarenakan saluran
pemasarannya lebih pendek dan bagian yang diterima petani juga lebih besar dari
saluran pemasaran II dan III. Untuk marjin pemasarannya yang paling tinggi terdapat
pada saluran pemasaran III sebesar Rp 41500. Hal ini menunjukan bahwa supermarket
menjual bayam organik kepada konsumen dengan harga yang cukup tinggi yaitu sebesar
Rp 50000/kg sehingga dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 18500/kg dan biaya
pemasaran pada saluran I lebih sedikit dibandingkan saluran II dan III dikarenakan
petani dan KKAF (CV. Kurnia Kitri Ayu Farm) menangung semua biaya pemasaran
dan menjualkan langsung bayam organik kepada konsumen.
DAFTAR PUSTAKA