Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRESENTASI BIOLOGI

“EKSKRESI”
(Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum)

disusun oleh:
Desi Deranengsih 1306826/2013
Feronica Chyntia 1303857/2013
Fissa Viantina F.A 1300808/2013
Kartiko Adi P. 1304844/2013
Pramita 1306279/2013
Rahmaditha Murida 1307163/2013
Rena Rizky 1307767/2013
Sinta Asiah 1302157/2013
Suci Asyiah 1304965/2013
Vivi Afianti 13/2013

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
BIODATA KELOMPOK
1. Ketua
Nama : Kartiko Adi Poerbo
NIM/Angkatan : 1304844/2013
Kelas : Kimia C 2013
No. HP : 08987092764
Alamat : Jln. Gunung Batu No. 27
Kontribusi : Pemateri (paru-paru: bagian-bagian, fungsi,
kelainan,pengobatan, pencegahan penyakit paru-
paru), mencari materi dan video, membuat PPT

2. Anggota :
2.1.Nama : Fissa Vuantina Fauzan Azima
NIM/Angkatan : 1300808/2013
Kelas : Kimia C/ 2013
No. HP : 085721034349
Alamat : Jln. Pojok tengah No.118
Kontribusi : Pemateri (pengertian ekskresi, organ-organ
ekskresi, bagian ginjal dan fungsinya, dan fungsi
ginjal), mencari materi, membuat PPT

2.2.Nama : Desi Deranengsih


NIM/Angkatan : 1306826/2013
Kelas : Kimia C/ 2013
No. HP :
Alamat : Gang Geger Suni 1 no 43 C
Kontribusi : Pemateri (proses pembentukan urine, faktor yang
mempengaruhi jumlah urine, eksresi belalang dan
moluska), mencari materi, membuat laporan
2.3.Nama : Parmita Utami
NIM/Angkatan : 1306279/2013
Kelas : Kimia A 2013
No. HP :
Alamat : jln. Cilimus
Kontribusi : Pemateri (faktor pemicu keringat, macam-macam
penyakit pada kulit, cara mengatasi penyakit kulit),
mencari materi

2.4.Nama : Feronika Cinthya M


NIM/Angkatan : 1303857/2013
Kelas : Kimia C 2013
No. HP : 085221595925
Alamat : Cipaku Permai no 1
Kontribusi : Pemateri (struktur kulit, proses pengeluaran
keringat), mencari materi

2.5.Nama : Suci Asyiah


NIM/Angkatan : 1304965/2013
Kelas : Kimia C 2013
No. HP :
Alamat : Cilimus
Kontribusi : Pemateri (Kelainan-kelainan pada ginjal dan cara
mengobatinya), mencari materi

2.6.Nama : Sinta asiah


NIM/Angkatan : 1302157/2013
Kelas : Kima B 2013
No. HP :
Alamat : Geger Arum Baru no.3
Kontribusi : Pemateri (sistem ekskresi pada hewan vetebrata),
membuat PPT, mencari materi

2.7.Nama : Rena Rizky Fajriyah


NIM/Angkatan : 1307767
Kelas : Kimia C 2013
No. HP : 085317584302
Alamat : Ciwidey
Kontribusi : Pemateri (fungsi hati, gangguan pada hati dan cara
mengatasinya), mencari materi

2.8.Nama : Vivi Afianti


NIM/Angkatan : 130/2013
Kelas : Kimia B 2013
No. HP :
Alamat :
Kontribusi : Pemateri (sistem ekskresi pada cacing pipih),
membuat laporan

2.9.Nama : Rahmaditha Murida


NIM/Angkatan : 1307163/2013
Kelas : Kima C 2013
No. HP : 081909663222
Alamat : Gegerkalong Girang 52 B
Kontribusi : Moderator, membuat laporan, mencari materi dan
video
SISTEM EKSKRESI

Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi


mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang
keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu tubuh kita.

A. SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA


1. GINJAL

Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi


mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang
keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu tubuh kita.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di rongga perut
sebelah kanan dan kiri ruas tulang belakang. Letak ginjal sebelah kiri
lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan. Itu karena di atas ginjal sebelah
kanan terdapat hati yang berukuran besar. Bentuk ginjal seperti biji
kacang berwarna merah keunguan dengan panjang sekitar 10 cm dan berat
sekitar 200 gram. Ginjal dibungkus oleh semacam selaput tipis yang
disebut ‘kapsul’.

1.1 Bagian-bagian Ginjal


a. Korteks (kulit ginjal), terdapat jutaan nefron yang terdiri dari
badan malphigi. Badan malphigi tersusun atas glomerulus yang
diselubungi kapsula Bowman dan tubulus(saluran) yang terdiri dari
tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus
kolektivus.
b. Medula (sumsum ginjal), terdiri atas beberapa badan berbentuk
kerucut (piramida). Di sini terdapat lengkung henle yang
menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus
distal.
c. Rongga ginjal (pelvis), merupakan tempat bermuaranya tubulus
yaitu tempat penampungan urin sementara yang akan dialirkan
menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh
melalui uretra.

1.2 Fungsi Ginjal

a. Menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah yang


dikeluarkan dalam bentuk urin.
b. Mempertahankan dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
c. Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur konsentrasi garam
dalam tubuh.
d. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dengan cara
mengeluarkan kelebihan asam atau basa melalui urin.
e. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, dan
amonia melalui urine.

1.3 Proses Pembentukan Urine


Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui
serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.

a. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan
darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus
yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada
glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan
kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein
plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah,
seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat
dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus
atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium,
kalium, dan garam-garam lainnya.

b. Penyerapan kembali (reabsorbsi)


Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer
akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di
tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan
asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air
melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus
proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam
amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti
penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan
bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan
urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan
lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat
racun bertambah, misalnya urea.

c. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea
yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga
ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal.
Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih
akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan
keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air,
garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang
berfungsi memberi warna dan bau pada urin.

1.4 Faktor yang memengaruhi jumlah urine yang keluar:

a. Jumlah air yang diminum.


b. Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar
osmosisnya seimbang.
c. Pengaruh hormon antidiuretik(ADH) atau hormon vasopresin.
Yaitu hormon yang mengatur kadar air dalam darah.
d. Iklim/musim/cuaca. Ketika musim hujan(dingin) produksi urin
berlebihan, ketika musim kemarau(panas) produksi urin berkurang.
e. Stimulus atau saraf.

1.5 Gangguan dan kelainan pada ginjal:


1. Uremia tertimbunnya urea dalam darah sehingga
mengakibatkan keracunan.
2. Albuminuria urine mengandung albumin(protein) yang
disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.

3. Diabetes insipidus penyakit kekurangan hormon vasopresin atau


hormon antidiuretik(ADH) yang mengakibatkan
hilangnya kemampuan mereabsorpsi cairan.
Akibatnya, penderita bisa mengeluarkan urine
berlimpah mencapai 20 liter.

4. Diabetes melitus terdapat glukosa dalam urine. Terjadi karena


menurunnya hormon insulin yang dihasilkan
pankreas.

5. Nefritis gangguan pada ginjal karena infeksi bakteri


streptococcus sehingga protein masuk ke dalam
urine.

6. Batu ginjal adanya endapan garam kalsium di dalam kantong


kemih

7. Gagal ginjal ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan


baik sehingga harus dibantu dengan cuci darah
atau cangkok ginjal.

8. Hematuria urin mengandung darah karena adanya kerusakan


pada glomerulus.

1.6 Pengobatan pada Kerusakan Ginjal

a. Cuci darah atau Hemodialisis adalah suatu proses penyaringan


darah yang dilakukan oleh mesin dengan mengeluarkan darah kotor
dari pembuluh darah Arteri dan kemudian disaring dan dibersihkan
oleh mesin tersebut hingga bersih lalu darah dimasukan kembali
lewat pembuluh darah Vena. Setiap kali proses berlangsung sekitar
3-5 jam
b. Transplantasi ginjal adalah proses pencangkokan ginjal sehat dari
donor ke dalam tubuh seseorang yang mengalami gagal ginjal
melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru bersama ginjal lama
yang fungsinya sudah memburuk akan bekerja bersama-sama untuk
mengeluarkan sampah metabolisme dari dalam tubuh.

2. PARU-PARU

Paru-paru sebagai organ untuk bernapas mengeluarkan zat sisa


pernapasan berupa CO2 dan uap air. Zat-zat ini berasal dari jaringan tubuh
yang dibawa oleh darah dan dikeluarkan oleh paru-paru.

2.1 Fungsi Paru-paru

Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan


karbondioksida yang tidak dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak lagi
fungsi paru-paru diantaranya penjaga keseimbangan asam basa tubuh. bila
terjadi acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi dengan mengeluarkan
banyak karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh.

2.2 Gangguan pada Paru-paru

a. Asma atau sesak nafas. Disebabkan alergi terhadap benda-benda


asing yang masuk hidung.
b. Kanker paru-paru. Disebabkan oleh kebiasaan merokok atau terlalu
banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan
radiasi ionisasi yang memengaruhi pertukaran das di paru-paru.
c. Emfisema adalah penyakit pembengkakan alveolus yang
menyebabkan saluran pernafasan menyempit.

2.3 Cara Mengatasi Kelainan pada Paru-Paru

Upaya menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru


adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, diantaranya:

a. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat


dan bergizi secara teratur
b. Berolah raga dengan teratur
c. Istirahat minimal 6 jam per hari
d. Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan
narkoba
e. Hindari Stress

3. HATI
Hati merupakan salah satu alat ekskresi karena hati mengeluarkan
urea dan amonia ke luar tubuh. Hati terletak di rongga perut bagian kanan
di bawah diafragma. Hati berwarna merah tua kecoklatan dengan berat
sekitar 2 kg.

3.1 Fungsi hati:

a. Menyimpan glikogen(gula otot) yang merupakan hasil pengubahan


dari glukosa karena hormon insulin.
b. Menetralkan racun.
c. Membentuk protrombin(untuk pembekuan darah).
d. Tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A.
e. Tempat pembentukan urea dan amonia yang berasal dari
pemecahan protein yang rusak yang selanjutnya dikeluarkan dari
tubuh melalui urin.
f. Tempat pembentukan sel darah merah pada janin.
g. Sebagai organ ekskresi yang bertugas merombak eritrosit(sel darah
merah).

3.2 Gangguan pada hati:


a. Penyakit wilson merupakan penyakit keturunan dengan kadar zat
tembaga dalam tubuh yang berlebihan sehingga mengakibatkan
gangguan fungsi hati.
b. Hepatitis merupakan radang atau pembengkakan hati.
c. Sirosis merupakan penyakit hati yang kronis dan mengakibatkan
guratan pada hati sehingga hati menjadi tidak berfungsi.

3.3 Mengatasi Kelainan-Kelainan pada Hati

Cara mengatasi kelainan-kelainan pada hati diantaranya :


a. Pemberian vaksinasi
b. Makan makanan yang sehat
c. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang
d. Berolahraga dengan teratur
e. Sterilisasi penggunaan jarum suntik
f. Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan)

4. KULIT
Kulit mempunyai fungsi utama sebagai pelindung tubuh. Kulit
melindungi tubuh dari perubahan lingkungan, sinar yang membakar tubuh,
kuman penyakit, dan zat-zat kimia. Kulit pun dapat berfungsi sebagai alat
ekskresi. Struktur kulit terdiri atas lapisan epidermis dan dermis.

4.1 Bagian-bagian kulit

1. Epidermis(lapisan kulit ari)


Merupakan bagian terluar yang sangat tipis. Bagian ini terdiri dari dua
lapisan, yaitu:
a) Lapisan tanduk/stratum korneum
 Lapisan paling luar dan tersusun dari sel yang telah
mati. Mudah terkelupas.
 Tidak memiliki pembuluh darah dan syaraf sehingga
tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan darah bila
lapisan ini mengelupas.
b) Lapisan malpighi
 Tersusun dari sel-sel hidup.
 Terdapat pigmen yang memberikan warna kulit dan
melindungi dari sinar matahari.
 Terdapat ujung syaraf.
2. Dermis(lapisan kulit jangat)

Lapisan dermis lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis. Di


lapisan ini terdapat bagian-bagian berikut:
 Pembuluh darah untuk mengangkut zat-zat makanan ke rambut.
 Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang dikeluarkan
melalui pori-pori kulit.
 Ujung syaraf. Yang terdiri dari korpuskulus pacini(reseptor
tekanan), korpuskulus meissner’s(reseptor raba/sentuhan),
korpuskulus ruffini(reseptor panas), reseptor rasa nyeri, dan
korpuskulus krause(reseptor dingin).
 Kelenjar minyak. Menghasilkan minyak yang berfungsi untuk
meminyaki rambut dan kulit agar tidak kering.
 Kantong rambut merupakan tempat tertanamnya akar rambut.

3. Jaringan bawah kulit(subkutaneus)


Pada jaringan ini terdapat lemak yang berfungsi menahan panas
tubuh dan melindungi tubuh bagian dalam dari benturan.

4.2 Fungsi kulit


a. Alat pengeluaran(ekskresi) dalam bentuk keringat.
b. Pelindung tubuh dari gangguan fisik(sinar, tekanan, dan suhu),
gangguan biologis(jamur), dan gangguan kimiawi.
c. Mengatur suhu badan.
d. Tempat pemberntukan vitamin D dari provitamin D dengan
bantuan sinar matahari.
e. Tempat menyimpan kelebihan lemak.
f. Sebagai indra peraba.

4.3 Proses Pembentukan Keringat

Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita
tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini
mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena
pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka
terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat.
Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang
merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa
panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap
normal.

4.4 Faktor-faktor Pemicu Keringat


a. Peningkatan aktifitas tubuh
b. peningkatan suhu lingkungan
c. guncangan emosi
d. syaraf

4.5 Gangguan pada Kulit


a. Jerawat merupakan gangguan pada kelenjar minyak yang
umumnya dialami oleh anak remaja.
b. Scabies atau kudis merupakan penyakit kulit karena
tungau(Sarcoptes scabies).
c. Pruvitus kutanea merupakan penyakit kulit dengan gejala timbul
rasa gatal yang dipicu oleh iritasi saraf sensorik perifer.
d. Eksim atau alergi merupakan penyakit kulit karena infeksi atau
iritasi bahan luar yang termakan atau menyentuh kulit.
e. Gangren adalah kelainan pada kulit yang disebabkan oleh matinya
sel-sel jaringan tubuh. Ini disebabkan oleh suplai darah yang buruk
di bagian tertentu salah satunya akibat penekanan pada pembuluh
darah tertentu(seperti balutan yang terlalu ketat).

4.6 Mengatasi Kelainan pada Kulit


Kulit perlu mendapat perawatan yang tepat agar senantiasa sehat.
Berikut 4 langkah perawatan kulit yang sangat mendasar:
a. Makan Makanan Yang Mengandung Nutrisi
Kulit seperti juga organ tubuh lain, terdiri atas sel-sel yang
berkembang dan membutuhkan berbagai nutrisi. Nutrisi pada kulit
digunakan untuk mengaktifkan sirkulasi darah ke kulit, menjaga
kelenturan dan kekencangan kulit serta mencegah oksidasi lemak
yang menyebabkan kulit menjadi kering.
b. Minum Air Putih Minimal 8 Gelas Setiap Hari
Air berfungsi sebagai media untuk mengangkut dan membuang zat-
zat yang tidak dibutuhkan tubuh dan mencegah kekeringan. Selain
8 gelas air segar setiap hari, asupan cairan yang baik bagi kulit bisa
didapatkan dari buah dan sayuran.
c. Berolahraga dengan Teratur
Olahraga teratur 3 kali seminggu akan membantu kelancaran
sirkulasi darah, sehingga asupan nutrisi kulit terpenuhi.
d. Mandi untuk Membersihkan Badan
Mandi secara teratur menggunakan sabun, bermanfaat
menghilangkan lemak dan kotoran pada permukaan kulit. Namun
kita perlu berhati-hati dalam memilih sabun, karena detergen yang
terkandung di dalamnya cenderung meningkatkan pH kulit
sehingga dapat menyebabkan kekeringan pada kulit.

B. SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN


1. Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata
Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan
organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari
keempat organ tersebut adalah ginjal.

1.1 Sistem Ekskresi pada Aves

Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-


paru dan kulit. Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna coklat.
Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin
pada bagian akhir usus (kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa
asam urat dan garam. Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga
hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir tidak
memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat
pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-
bulunya.

1.2 Sistem Ekskresi pada Ikan


Ikan mempunyai sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang
pengeluaranyang disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang
tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat
dibelakang anus.

Ginjal pada ikan yang hidup di air tawar dilengkapi dengan


sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang
hidup dia air lautmemiliki sedikit glomelurus sehingga penyarinagn sisa
hasil metabolisme berjalan lambat.

1.3 SistemEksresi pada Amfibi

Salauran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru, dan kulit.


Saluran ekskresi pada katak jantan dan betina memiliki perbedaan. Pada
katak jantan saluran kelamin dan saluran urin bersatu dengan ginjal,
sedangkan pada katak betina kedua salruran itu terpisah. Walaupun begitu,
alat lainnya bernuara pada satu saluran dan lubang enegluaran yang
disebut kloaka.

1.4 Sistem Ekskresi pada Reptil

Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan


kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-
zat hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya
berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat
berwarna putih.

2. Sistem Eksresi pada Hewan Invertebrata


Sistem ekskresi inveterbrata berbeda dengan sistem ekskresi pada
vetebrata. Invetebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna
seperti pada vetebrata. Pada umumnya, invetebrata memiliki sistem
ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ekskresi ini berbeda antara
inbetebrata satu dengan invetebrata lainnya.

Alat ekskersinya ada yang berupa saluran malpighi, nefridium, dan


sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari srtuktur ekskresi khusus
pada invetebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing
pipih (Planaria), cacing gilih (Annelida), dan belalang.

2.1 Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai


protonefridium.Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung
membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api
yang dilengkapi dengan silia.

Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti


gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api.
Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel
api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran
bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di
permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang
nefridiofora ini.

Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi.


Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat
mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.

2.2 Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska

Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut


metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida,
setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium,
kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa
corong, disebut nefrostom(di bagian anterior) dan terletak pada segmen
yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh
(pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan.
Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada
segmen berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini membesar seperti
gelelmbung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh
melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua disebut
nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium
oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang
nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan
ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu
menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan
sedikit air tesisa di nefridium akan di ekskresikan ke luar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakan
sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Caiaran dalam organ tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat
sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang
toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam
lingkunagn yang lembab, annelida mendifusikan sisa amonianya di dalam
tanah, tetapi ureum dikeskresikan lewat sistem ekskresi.

2.3 Sistem Ekskresi pada Belalang (Insekta)

Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi. Yaitu alat


pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vetebrata. Pembuluh
malpighi berupa benang halus yang berwarna putih kekuningan dan
pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Disamping pembuluh
Malpighi, seranggajuga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat
sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini befungsi seperti
paru-paru pada vetebrata.

Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus


memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang
diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut
asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.

Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus


belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak
lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung
nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam
diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan
sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam
urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.

Anda mungkin juga menyukai