Contoh Laporan KP Manajemen Proyek PDF
Contoh Laporan KP Manajemen Proyek PDF
15
utama itu harus diingat beberapa hal yaitu tujuan yang ditetapkan harus
realitis, spesifik, terukur, dan terbatas waktu.
2. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan tindakan proses manajemen yang sangat
penting karena mengandung berita, asumsi maupun fakta kegiatan yang
memerlukan logika pemikiran untuk direalisasikan pada waktu yang akan
datang. Bentuk tindakan tersebut antara lain :
a. Menetapkan tujuan dan sasaran usaha.
b. Menyusun rencana induk jangka panjang dan jangka pendek.
c. Menetapkan strategi dan prosedur operasi.
d. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan.
3. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan tindakan-tindakan dengan tujuan
mempersatukan kegiatan dengan pengaturan peranan masing-masing
anggota dari organisasi yang memiliki rincian kerja dan tanggung jawab
untuk tercapai tujuan bersama.
4. Pengisian Staf (Staffing)
Pengisian staf adalah pengerahan, penempatan, pelatihan dan
pengembangan tenaga kerja dengan tujuan dihasilkan kondisi personil yang
tepat (right people), tepat posisi (right position) dan waktu yang tepat (right
time).
5. Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah sebagai kegiatan mobilisasi sumber-sumber daya
yang dimiliki agar dapat bergerak secara satu kesatuan sesuai rencana yang
telah dibuat, termasuk didalamnya melakukan motivasi dan koordinasi
terhadap seluruh stafnya.
6. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan memanfaatkan sumber daya yang ada sesuai
perencanaan dan melalui kerja sama seluruh anggota organisasi hingga
tercapainya efisiensi pekerjaan dan tujuan bersama.
7. Pengawasan (Supervising)
Pengawasan adalah sebagai interaksi langsung antara individu-individu
dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan organisasi. Proses ini
berlangsung secara continue dari waktu ke waktu guna mendapatkan
16
keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
8. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian merupakan tindakan memonitor, memantau dengan cara
mengukur kualitas penampilan dan penganalisaan serta pengevaluasian
penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil
terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi).
9. Koordinasi (Coordinating)
Koordinasi adalah spesifikasi pekerjaan, membandingkan realisasi
dengan rencana, pengambilan langkah-langkah yang diperlukan, dan jika
perlu diadakan perencanaan ulang (Replanning).
17
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu
diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai.
d. Memilih alternatif
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang
paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan
memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif
yang dipilih tidak merugikan kelak.
e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat
dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan.
18
Keterangan :
: Garis Instruksi
: Garis Koordinasi
19
berlangsungnya pembangunan proyek. Berikut penjelasan mengenai tugas dan
wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan.
A. Tugas dari pemilik proyek
1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
2. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik
segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.
3. Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan
kewajiban sesuai prosedur.
4. Mengadakan kegiatan administrasi proyek, termasuk dalam hal
perizinan, persyaratan dan hal-hal lain yang terkait dalam pelaksanaan
pembangunan proyek.
5. Memberikan tugas kepada kontraktor atau pelaksana pekerjaan proyek.
6. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
20
A. Tugas dari manajemen konstruksi
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan seperti halnya
kontraktor, konsultan manajemen konstruksi juga membuat laporan
kemajuan pekerjaan di lapangan.
2. Mengawasi kualitas dan kuantitas pekerjaan di lapangan.
3. Membuat dan memeriksa laporan perkembangan kemajuan dan hasil
pekerjaan kontraktor.
4. Memeriksa gambar pelaksanaan (shop drawing) dan as built drawing.
5. Mengarahkan dan mengendalikan seluruh pekerjaan dan sumber daya
untuk mencapai keberhasilan dalam aspek mutu, biaya, waktu dan
keselamatan dalam pekerjaan.
6. Melaporkan jika ada kekurangan yang terjadi pada proyek kepada pihak
owner.
21
dokumen perencana, dokumen lelang, dokumen pelaksanaan dan memberi
penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan serta terhadap persoalan
perancangan yang timbul selama proses konstruksi berlangsung. Konsultan
perencana juga bertanggung jawab secara konstruktual kepada pimpinan proyek
atas hasil hitungan perencanaan yang dikerjakannya. Pada proyek
pembangunan Southgate, konsultan perencana adalah PT. Stadin (Struktur), PT.
Airmas Asri (Arsitek), PT. Metakom Pranata (M/E/P).
22
Struktur organisasi PT. Tatamulia Nusantara Indah dalam proyek
pembangunan Southgate hingga tanggal 30 Maret 2018 dapat digambarkan
seperti bagan sebagai berikut : (dilampirkan)
23
laporan baik harian, mingguan, ataupun bulanan. Sistem pelaporan pada proyek
pembangunan Southgate diantara lain, sebagai berikut:
a. Laporan Harian
Laporan harian ini berisikan monitoring pekerjaan yang disusun oleh pihak
pelaksana proyek dengan cara pemetaan gambar dan tertulis dalam waktu satu
hari. Laporan dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk mempertanggung
jawabkan hal-hal yang telah dikerjakan apakah sesuai dengan rencana atau
tidak, mengontrol peningkatan pelaksanaan proyek, dan mendapatkan gambaran
seberapa jauh hasil pekerjaan yang telah dicapai dalam masa satu hari. Hal-hal
yang dilaporkan berisikan mengenai antara lain :
1. Pekerjaan yang dilaksanakan
2. Daftar peralatan dan material yang tersedia dan yang digunakan.
3. Waktu kerja.
4. Jumlah tenaga kerja.
5. Kejadian khusus lain yang terjadi di lokasi proyek.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan harian selama 7 hari yang
disusun secara tertulis untuk mengetahui peningkatan pelaksanaan pekerjaan
proyek di lapangan. Laporan mingguan yang dilaksanakan di proyek
pembangunan Southgate antara konsultan manejemet konstruksi (PT. Wiratman
Cipta Manggala) dan pihak kontraktor (PT. Tatamulia Nusantara Indah) berisi
hal-hal berikut, yaitu :
1. Jenis pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
2. Volume dan persentase kerja selama seminggu.
3. Progress dalam jangka satu minggu dan persentasi akumulasi
pekerjaan yang telah diselesaikan hingga minggu tersebut.
c. Laporan Bulanan
Hasil dari monitoring harian yang telah disusun menjadi laporan mingguan
selanjutnya disusun menjadi laporan bulanan yang menunjukkan tingkat
peningkatan pekerjaan dalam kurun waktu satu bulan. Laporan bulanan dibuat
dengan maksud agar pemilik proyek dapat mengontrol penggunaan dana dan
prestasi kerja selama satu bulan sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui
dalam tender proyek.
Isi laporan bulanan mencakup hal-hal, sebagai berikut :
24
1. Rangkuman pekerjaan selama satu bulan dan perbandingannya
terhadap rencana yang telah ditetapkan.
2. Progress pelaksanaan dalam kurun waktu satu bulan disesuaikan
dengan s curve rencana (planning and actual).
3. Status gambar yang telah selesai dibuat (drawing status).
4. Penjelasan atas usaha yang dilakukan untuk mengurangi
ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang
direncanakan, temasuk penjelasan upaya antisipasi dan perbaikan.
5. Kondisi cuaca harian dalam satu bulan.
6. Foto – foto dokumentasi bangunan yang dilihat dari berbagai sisi (photo
progress) sebagai tolak ukur kemajuan.
7. Rencana kerja untuk bulan selanjutnya.
25
Tabel 3.1 Jadwal Masuk Harian PT. Tatamulia Nusantara Indah
Hari Jam Keterangan
26
pelaksanaan dan ketidaksesuaian material dengan yang diinginkan. Semua
hambatan yang terjadi dalam masa pelaksanaan pembangunan Southgate
menjadi tanggung jawab bagi kontraktor utama yaitu PT. Tatamulia Nusantara
Indah.
27
dengan spesifikasi yang ditentukan. Mutu beton yang digunakan dalam
pengecoran proyek Southgate, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Mutu Fc’ Beton dalam Proyek Southgate
No Nama Lantai Struktur Fc’ Beton
1 Basement 3 Pile Cap 35 MPa
Tie Beam 35 MPa
Raft 35 MPa (INT)
Foundation
Kolom 50 MPa
Shear wall 50 MPa
Retaining wall 45 MPa (INT)
28
Gambar 3.1 Slump Test
Sumber: Dokumen Pribadi
b. Crushing Test
Test kuat tekan dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton pada
umur tertentu dan untuk mengetahui apakah campuran beton yang ada telah
sesuai atau tidak dengan karakteristik dan mutu dari perencanaan awal.
Pada proyek pembangunan Southgate, uji tekan dilakukan di laboratorium
beton PT. Mixindo Abadi Karya, Tangerang Selatan. Pengujian dilakukan
untuk percobaan kekuatan selama 7 hari, 14 hari dan khusus untuk 28 hari
dilakukan di laboratorium supplier.
29
baja untuk bangunan gedung). Pada proyek pembangunan Southgate
menggunakan mutu baja tulangan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Mutu Tulangan Baja
Tulangan Baja Tulangan Mutu Baja (fy)
Pondasi Raft 400 Mpa
Lt.B3 sampai Lt B1 400 Mpa
Lt.1 sampai Lt.atap 400 Mpa
Sengkang 400 Mpa & 500 MPa
30
3.6 KENDALA DI LAPANGAN DAN SOLUSI MANAJEMEN PROYEK
Tidak akan pernah ada suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang selalu
berjalan mulus tanpa adanya hambatan apapun. Tentu akan dijumpai beberapa
permasalahan yang akan menghambat pelaksanaan dan mengurangi waktu
kerja efektif. Seluruh masalah yang muncul pada saat pelaksanaan menjadi
tanggung jawab kontraktor pelaksana yaitu PT. Tatamulia Nusantara Indah.
Pada bagian ini akan dibahas pula mengenai upaya penyelesaian masalah yang
terjadi dalam proyek pembangunan Southgate selama masa kerja praktek di
pihak kontraktor sehubungan dengan manajemen proyek. Kendala dan solusi
selama masa kerja praktek di PT. Tatamulia Nusantara Indah di lapangan,
sebagai berikut :
1. Kendala di Lapangan
a. Material bekisting tidak mencukupi
Material yang menghambat pekerjaan plat dan balok selama kerja
praktek di proyek Southgate adalah bekisting. Permasalahan bekisting
yang terjadi akibat kurangnya bekisting karena kebutuhan di lapangan
lebih besar dibandingkan dengan material bekisting yang ada di
gudang.
31
Gambar 3.4 Ketidaksesuaian material yang diinginkan
Sumber: Dokumen Pribadi
2. Solusi di Lapangan
a. Menyediakan persedian material bekisting yang banyak dan
gunakan bekisting lama untuk tipe bangunan yang typical
sehingga bekisting tidak dipindah-pindah dan diubah dimensinya.
b. Sebelum material datang, perwakilan proyek (staff divisi gudang)
datang ke supplier dan menyortir material yang dipesan.
32