Anda di halaman 1dari 1

Contoh: Kutipan Tidak Langsung (Model 1)

Dari Buku
Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa puisi itu
memiliki banyak tafsir (Suharianto, 2009:22).
Kutipan Tidak Langsung
Suharianto (2009:22) menyepakati pandangan umum
yang menyatakan bahwa puisi—sebagai salah satu jenis karya
sastra—bersifat multitafsir. Artinya, saat dua orang membaca
sebuah puisi yang sama, penafsiran atau pemahaman
keduanya terhadap puisi tersebut mungkin saja berbeda
(bergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-
masing pembaca).

Contoh: Kutipan Tidak Langsung (Model 2)


Dari Buku
Seperti yang kita ketahui, dalam menafsirkan puisi,
seorang penafsir dituntut memberikan alasan atau
argumentasi atas tafsirannya itu. Alasannya itu pun harus
berdasar yang dapat dirunut alur pikirnya. Dengan ungkapan
lain, penafsirannya itu harus dapat dipertanggungjawabkan.
Apakah tafsiran dan pertanggungjawabannya itu betul atau
tidak yang paling tahu tentulah si penulis puisi yang
bersangkutan (Suharianto, 2009:22).

Kutipan Tidak Langsung


Penafsiran puisi harus berdasarkan pada kelogisan
argumentasi, kerunutan alur pikir, dan pertanggungjawaban
tafsir (Suharianto, 2009:22).

Anda mungkin juga menyukai