Anda di halaman 1dari 9

AUDIT KEUANGAN NEGARA

Audit Atas Transaksi Investasi dan Dana Cadangan

Kelompok 11

Nama Anggota :

 Raymond Bernardus T (1202154383)

 Rizki Agus Putra (1202135376)

Universitas Riau

Fakultas Ekonomi

2014/2015

1
‘’Audit Atas Transaksi Investasi dan Dana Cadangan”

I. SIFAT TRANSAKSI

1. Investasi

 Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik

seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat

meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat.

 Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar sedangkan

investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar. Investasi yang

dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri atas :

a) Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat

diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);

b) Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh

pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia

(SBI).

2
 Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu

permanen dan nonpermanen. Investasi Permanen adalah investasi jangka

panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan

Investasi Nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan

untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

 Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang

tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen

dan/atau pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga

hubungan kelembagaan. Investasi permanen ini dapat berupa :

a) Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/ daerah, badan

internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara;

b) Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan

pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

 Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat

berupa:

a) Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk

dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah;

b) Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada

pihak ketiga;

3
c) Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti

bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat;

d) Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki

pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan

untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.

2. DANA CADANGAN

Dana Cadangan adalah

 Dana yang disisihkan untuk membiayai kebutuhan yang memerlukan dana yang

cukup besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran ;

 Dana Cadangan dibukukan tersendiri, terpisah dari rekening Kas Daerah ; Untuk

pelaksanaan program/kegiatan maka Dana Cadangan dimaksud terlebih dahulu

dipindah bukukan ke Rekening penerimaan pembiayaan Dana Cadangan.

 Dana Cadangan disimpan di Bank Pemerintah dalam bentuk Deposito ;

 Penerimaan jasa bunga atas pendayagunaan Dana Cadangan menambah

penerimaan dan dibukukan pada rekening penerimaan pembiayaan Dana

Cadangan. Penatausahaan pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai dari

Dana Cadangan diperlakukan sama dengan penatausahaan pelaksanaan

program/kegiatan lainnya.

Saldo akhir Dana Cadangan pada akhir tahun anggaran berjalan dicatat sebagai

saldo awal pada tahun anggaran berikutnya pada rekening pembiayaan Dana

4
Cadangan.Posisi Dana Cadangan dilaporkan sebagai bagian tidak terpisahkan dari

laporan pertanggungjawaban APBN/APBD.

Dana cadangan bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah kecuali dana

alokasi khusus, pinjaman daerah dan penerimaan lainnya yang penggunaannya dibatasi

untuk pengeluaran tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Kontribusi Tahunan Penerimaan APBN/APBD yang akan disisihkan ke Dana

Cadangan dicantumkan dalam Peraturan tentang APBN/APBD. Dana Cadangan yang

terbentuk bersifat kumulatif sejak dilakukan penyisihan.

II. KEGIATAN PENGENDALIAN

Perancangan Program Audit Untuk kegiatan Pengendalian:

1) Fungsi terkait.

2) Dokumen.

3) Catatan Akuntansi.

4) Bagan alir Sistem Informasi Akuntansi.

5) Salah saji potensial, aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit

untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor.

6) Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan.

5
7) Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi

yang bersangkutan.

8) Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi yang

bersangkutan.

III. MENDAPAT PEMAHAMAN DAN MENILAI RESIKO

PENGENDALIAN

 Pemahaman faktor Lingkungan pengendalian relevan bagi audit atas siklus

investasi dan dana cadangan.

Contoh : wewenang dan tanggung jawab atas transaksi investasi dan dana

cadangan harus ditetapkan pada pejabat pemerintah seperti bendaharawan.

 Sistem informasi dan komunikasi : mencakup dan menyimpan semua data

tentang harga pokok, nilai wajar dan data lainnya yang diperlukan untuk setiap

metode akuntansi bagi berbagai kategori investasi dalam sekuritas ekuitas dan

dana cadangan, baik pada tanggal akuisisi maupun tanggal pelaporan

berikutnya.

6
IV. PENGUJIAN PENGENDALIAN

Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang digunakan untuk

menentukan efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian intern atau prosedur

pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian)

Pengujian tersebut meliputi jenis prosedur audit sebagai berikut :

 Meminta keterangan dari personil klien

 Menguji dokumen, arsip, dan laporan

 Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian

 Melaksanakan kembali prosedur klien

Dua prosedur yang pertama sama dengan jenis bahan bukti yang diperoleh

dalam memahami struktur pengendalian intern. Sehingga, penetapan resiko

pengendalian dan pengujian atas pengendalian dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari

prosedur audit yang digunakan untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian

intern. Perbedaan utama adalah bahwa dengan pengujian atas pengendalian tersebut,

tujuan menjadi lebih spesifik dan pengujian menjadi ekstensif.

7
V. PROSEDUR ANALISIS

a) Hitung ratio-ratio :

 Ratio investasi sementara dengan aktiva lancar. ( Investasi Sementara / Total

Aktiva Lancar )

 Ratio investasi jangka panjang dengan aktiva lancar (Investasi Jk. Panjang / Tot.

Akt. Lancar)

 Rate of returns tiap-tiap golongan investasi (Pendapatan bunga / Rata•investasi

golongan investasi tertentu)

 Ratio dana cadangan.

b) Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada

data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan atau data lain nya.

VI. PENGUJIAN SUBSTANTIVE

Program pengujian substantif terhadap investasi berisi prosedur audit yang

dirancang untuk mencapai tujuan pemeriksaan seperti yang telah diuraikan di atas.

Prosedur awal

8
Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan oleh klien di dalam

neracanya sesuai dengan investasi yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor

melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang dicantumkan di neraca dengan

catatan akuntansi yang mendukungnya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam

prosedur audit berikut ini di dalam melakukan rekonsiliasi informasi investasi di neraca

dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :

Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun investasi yang akan diuji lebih lanjut.

a. Usut saldo investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang

bersangkutan dalam buku besar.

b. Hitung kembali saldo akun investasi di dalam buku besar.

c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting

dalam akun investasi.

d. Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.

e. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi ke dalam jurnal yang

bersangkutan.

f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar ke buku pembantu

investasi.

Anda mungkin juga menyukai