Anda di halaman 1dari 2

Sirup kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat

akan digunakan, sediaan tersebut dibuat pada umumnya untuk bahan obat yang tidak
stabil dan tidak larut dalam pembawa air, seperti ampisilin, amoksilin, dan lain-
lainnya (Ofner et al., 1989)
Komposisi suspensi sirup kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi,
pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa/aroma buffer dan zat warna. Sediaan
dalam bentuk suspensi untuk oral biasanya lebih efektif dibandingkan dengan bentuk
tablet atau kapsul, karena lebih mudah diterima terutama untuk anak-anak atau bayi
(Ofner, et al., 1989).
Alasan suatu obat dibuat sirup kering adalah karena bahan aktif tidak stabil
dalam penambahan air apabila ditambahkan dengan air akan terjadi penguraian.
Sehingga untuk menjaga stabilitas bahan aktif dalam sediaan obat dibuat serbuk atau
granul dan di direkonstitusi saat akan di serahkan ke pasien (Pharm.Dosage Forms
:Disperse System, 1989, Vol 2, hal 318, hlm 317)

Terdapat beberapa pengujian Quality Control (QC) yang dilakukan pada


praktikum ini seperti pengujian organoleptis, sifat alir, uji kejernihan, dan pH. Untuk
uji alir sendiri dilakukan dengan menimbang sebanyak 50 gram sirup kering.
Kemudian, sirup kering tersebut dituang melalui tepi corong secara perlahan-lahan
kedalam corong yang bagian bawahnya tertutup. Tutup corong bagian bawah dibuka
secara perlahan-lahan dan pati dibiarkan mengalir keluar. Dicatat waktu yang
diperlukan sampai semua pati melewati corong dengan menggunakan stopwatch.
Kecepatan alir yang baik adalah 4-10 gram/detik (Martin, Alferd. 1994)
Selanjutnya dilakukan pengujian pH. Penetapan pH dalam hal ini dilakukan
agar dapat diketahui pH dari sediaan yang dibuat untuk selanjutnya stabilitas pH dari
sediaan dapat dipertahankan pada suatu rentang pH tertentu. Untuk sirup kering
cefradoxil memiliki rentang pH stabilitas dari 5,5 – 6, sehingga pada saat penetapan
rentang pH ini tidak boleh berubah. Penetapan pH dengan menggunakan pH meter.
Hasil dari penetapan pH adalah 6.95.Hal ini menunjukan bahwa pH yang didapat
belum memasuki rentang pH yang diinginkan. Ketidaksesuaian dalam pembuatan
sediaan mungkin menjadi alasan pH yang didapatkan melebihi dari target. Selain itu
tidak digunakannya larutan penyangga dalam formula dapat menyebabkan pH tidak
stabil. Sehingga dapat ditambahkan larutan penyangga dalam formula.
Kemudian dilakukan uji organoleptis dari sediaan sirup yang ada. Penilaian
yang dilakukan meliputi rasa, warna, dan aroma. Pada hasil uji organoleptis di
dapatkan bentuk serbuk kering dengan granul yang halus. Selain itu rasa dan bau dari
serbuk kering sesuai yang diinginkan berupa rasa raspberry dengan warna merah
muda. Dilakukan uji kejernihan dari sediaan sirup kering yang sudah dibuat larutan.
Hasil dari uji yang dilakukan adalah didapatkan larutan yang homogen setelah
dilakukan pengocokan selama 1 menit.
Selain itu dilakukan pengujian rekonstitusi dari sediaan sirup kering.
Pengujian rekonstitusi dilakukan dengan menimbang berat awal sediaan basah
sebelum di oven dan menimbang berat akhir sediaan setelah dilakukan pengeringan.

Ofner III, C.M., Schnaare, R.L., dan Schwartz, J.B. 1989. Pharmaceutical
Suspensions.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta
Martin, Alferd. 1994. Farmasi Disik. Jakarta: UI Press

Anda mungkin juga menyukai