Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan


EVALUASI SEDIAAN HASIL
Warna Kuning
Uji Organoleptik Bau Jeruk
Bentuk Cair
Uji pH 4
59
Uji Volume Terpindahkan 100% = 98,3%
60
Uji Dispersibilitas 14 detik

IV.2 Pembahasan
Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut yang terdispersi pada fase
cair. Sediaan suspensi dapat diberikan secara oral dan parenteral.
Pada percobaan kali ini dibuat suspensi oral dengan metode dispersi.
Metode dispersi meliputi penambahan bahan obat ke dalam mucilago
yang kemudian baru diencerkan.
Simplisia yang digunakan dalam praktikum ini sebagai bahan aktif
adalah rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Rimpang
temulawak dikumpulkan, lalu disortasi basah untuk membersihkannya
dari benda asing, kemudian pencucian dengan air mengalir,
perajangan, pengeringan dan sortasi kering. Setelah kering simplisia
diekstraksi dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi dan
pelarut alkohol 70%.
Fungsi bahan lain dalam formula ini adalah sebagai zat tambahan.
Natrium benzoat digunakan sebagai pengawet untuk mencegah
pertumbuhan mikroba pada suspensi. Pemanis dalam formula ini
digunakan sorbitol guna memperbaiki rasa pada suspensi, selain itu
sorbitol juga dapat mencegah pembentukan kristal pada tutup botol.
Oleum citri digunakan sebagai pengaroma karena warna suspense
yang terbentuk adalah kuning. Polisorbat-80 dalam hal ini berguna
sebagai agen pembasah sedangkan Natrium CMC sebagai agen
pensuspensi yang akan memodifikasi viskositas dan menstabilkan zat
(yang tidak dalam medium dispersi) dan Aquadest digunakan sebagai
pembawa atau pelarut serta berguna sebagai pencukup volume
suspensi yang akan dibuat.
Selain itu, dilakukan juga evaluasi suspensi atau kontrol kualitas.
Kontrol kualitas yang dilakukan meliputi, organoleptik, pH, volume
terpindahkan, dan dispersibilitas.
Pengujian organoleptik dilakukan untuk mengetahui sifat fisik
pada sediaan yang meliputi bau, warna dan bentuk/tekstur dari
sediaan Hasil dari uji organoleptik adalah suspensi berbau jeruk karena
penambahan oleum citri sebagai pegaroma, berwarna kuning karena
penambahan ekstrak rimpang temulawak sebagai bahan aktif dan
berbentuk cair sesuai bentuk sediaan suspensi.
Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman
atau kebasaan dari sediaan suspensi yang dihasilkan. Untuk
kebanyakan obat kestabilan pH optimum adalah pada saat situasi asam
antara pH 5-6 (Ansel, 1989). pH standar suspensi antara 5-7
(Kulshreshtha, 2010). Hasil dari uji pH pada suspensi menunjukkan pH
5 sehingga suspensi dapat dikatakan stabil dalam pengujian nilai pH
serta baik digunakan dan dapat diabsorpsi dengan baik oleh tubuh.
Pengujian volume terpindahkan dilakukan untuk mengetahui
volume suspensi ketika dipindahkan dari wadah asli akan memberikan
volume sediaan seperti yang tertera pada etiket. Hasi dari uji volume
terpindahkan adalah 59 ml, sehingga persentasi yang didapat adalah
98,3% volume terpindahkan.
Pengujian dispersibiltas dilakukan untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan sediaan suspensi untuk terdispersi kembali secara
sempurna. Hasil uji dispersibilitas adalah 15 detik.
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut yang terdispersi pada fase
cair. Suspensi yang diperoleh adalah suspensi berbau jeruk, berwarna
kuning, dan berbentuk cair dengan pH 5. Volume terpindahkan sebesar
98,3% dan membutuhkan waktu 15 detik untuk endapan terdispersi
kembali.

V.2 Saran
Diharapkan kepada semua mahasiswa/i untuk lebih banyak
belajar mengenai sifat, stabilitas, tipe suspensi maupun cara
melarutkan dan penyimpanannya. Pada saat pembuatan suspensi,
praktikan harus mengetahui kelarutan dari bahan-bahan obat yang
dikerjakan. Praktikan juga harus mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi stabilitas suspensi, agar dapat mengahasilkan suspensi
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai