Anda di halaman 1dari 3

KUMBAKARNA GUGUR

Alkisah didalam keraton kerajaan Alengka. Prabu Rahwana seorang raja sakti mandraguna
yang mempunyai ajian Dasamuka, karena ajian tersebut Rahwana terkenal dengan nama Prabu
Dasa Muka yang juga mempunyai ilmu panca sona. Di dalam keraton, Prabu Dasa Muka sengaja
mengundang senapati perang yaitu Sayung Srana yang juga merangkap sebagai pengamat dan
salah satu tokoh kepercayaan raja.
Sayung Srana pun datang menghadap Prabu Dasa Muka dan bertanya “ada apa Prabu ?”.
Prabu Dasa Muka mengungkapkan kekecewaannya tentang keadaan kerajaannya yang sedang
berperang dengan Batara Rama kepada Sayung Srana. Hampir semua keluarganya dan para
prajurit gugur di medan perang.
“Tingali ka Beulah kulon karaton ges tutung diduruk ku si Hanoman tea, Hanoman monyet
bodas”. Ceuk Dasa Muka teh
Dan hal yang juga membuatnya bersedih adalah pamannya sendiri yaitu Patih Prahasta
telah dibunuh dengan cara tragis, Sapakinaka, adik perempuan satu-satunya yang paling dicintai
pun telah tewas. Yang paling membuat sakit hati dan kecewa adalah kegagalan peperangan ini
diakibatkan adiknya yang bernama Gunawan Wibiksana, yang telah membelot kepada pihak
musuh, membuka rahasia, kelemahan dan strategi Prabu Dasa Muka kepada Batara Rama.
Sayung Srana pun berkata kepada Prabu Dasa Muka bahwa dia hanya menunggu komando
raja tentang apa yang harus dilakukannya saat ini. Walaupun kerajaan yang terlihat berantakan,
hampir seluruh keluarga tewas, dan rakyat pun sengsara, Prabu Dasa Muka tetap bertekad untuk
mempertahankan cintanya kepada Dewi Shinta yang telah direnggutnya dari Batara Rama.
Prabu Dasa Muka mengungkapkan besarnya rasa cinta dan sayang terhadap Dewi Shinta
dengan linangan air mata dan tidak bisa diungkapkan dengan kata, bahkan Prabu Dasa Muka
membandingkan rasa cintanya terhadap Dewi Shinta dengan istri selir lainnya yang berjumlah 80,
sungguh sangat jauh berbeda. Tetapi sayangnya rasa cinta Prabu Dasa Muka tidak disambut oleh
Dewi Shinta walaupun sudah berberapa kali mendatangkan orang yang ahli agar bisa merubah
hatinya Dewi Shinta.
Ternyata Prabu Dasa Muka masih mempunyai adik yang sangat kuat yang bernama Arya
Kumbakarna. Dia memerintahkan anaknya yaitu Raden Indrajit untuk membangunkan
Kumbakarna yang kebiasaannya adalah tukang tidur. Keadaan didalam keratin menjadi gaduh
karena adiknya Prabu Dasa Muka yaitu Arya Kumbakarna sedang mengejar Raden Indrajit putra
mahkota kerajaan,
Saying Srana diperintah untuk untuk mempersiapkan makanan dan secepatnya
dihidangkan kepada Arya Kumbakarna. Setelah Sayung Srana pergi, Raden Indrajit datang
menghadap Prabu Dasa Muka dan melaporkan bahwa dirinya telah diancam oleh Kumbakarna
karena sudah berani membangunkannya yang sedang tidur bukan pada waktunya. Prabu Ddasa
Muka memerintahkan kepada Indrajit agar bersembunyi, lalu pengejaran Kumbakarna terhenti
karena rasa hormat kepada kakaknya, Prabu Dasa Muka.
Prabu Dasa Muka meminta maaf atas tindakan tidak sopan Indrajit yang membuat
Kumbakarna emosi. Setelah itu, Prabu Dasa Muka memperlihatkan dinding keratin sebelah utara
yang telah hancur dibakar oleh Hanoman atas utusan Batara Rama. Lalu Kumbakarna pun bertanya
pada Prabu Dasa Muka.
“Kunaon tutung kitu? Diduruk ku saha?”. Tanya Kumbakarna pada Prabu Dasa Muka
“Haaaah Kumbakarna, kumonyet bodas Kumbakarna”. Jawabnya dengan nada kesal
“Ku monyet bodas?”. Tanya Kumbakarna deui
“Ngarana Hanoman Perbancana Suta utusan si Batara Rama”. Ceuk Prabu Dasa Muka
Prabu Dasa Muka menceritakan sebab kehancuran keratin yang di sebelah utara. Diawali
atas laporan Sarpakinaka bahwa ditengah hutan Pancawati ada seorang wanita cantik yang
bernama Dewi Shinta. Pada saat itu Prabu Dasa Muka menculik Dewi Shinta dibantu oleh Marica
yang ,erubah wujudnya jadi kijang untuk menarik perhatian Batara Rama, Marica pun tewas
dipanah olehnya.
Kerena besarnya cinta Dasa Muka, saat ini Dewi Shinta ditempatkan di taman bunga Arga
Soka. Sekarang Btara Rama berkomplot dengan raja kera dari Kerajaan Gua Kiskenda yang
bernama Sugriwa adik resi Sobali gurunya Dasa Muka.
Pasukan kera dari Gua Kiskenda membuat jembatan Bandalayu atas perintah Batara Rama
untuk menyerang kerajaan Alengka dan membawa kembali Dewi Shinta. Dasa Muka juga
memberitahukan adik bungsunya yang bernama Gunawan Wibiksana telah membelot ke pihak
musuh. Maka Dasa Muka mengatakan kehancuran kerajaan Alengka pasti karena Gunawan
membuka semua rahasia dan kelemahan kerajaan kepada musuh.
Arya Kumbakarna sengaja diundang kehadapan raja karena harus berperang melawan
musuh yang kini sedang merusak negaranya. Tubuh Kumbakarna merinding setelah mendengar
berita dari Dasa Muka. Prabu Dasa Muka memohon pada Kumbakarna untuk berperang.
“Tulung Kmbakarna pang modarankeun si Batara Rama, si Laksmana, si Gunawan adi
urang nu jadi pembelot si bangsat”. Ceuk Prabu Dasa Muka tea
Mendengar seperti itu, Kumbakarna berdoa dalam hatinya kepada allah agar menyadarkan
kakaknya yang dipandangnya lemah hatinya, dan menyimpulkan bahwa kejadian peperangan ini
akibat dari kesalahan Prabu Dasa Muka yang salah mengambil keputusan.
Kumbakarna menyarankan jalan satu-satunya untuk menyelesaikan peperangan ini adalah
Prabu Dasa Muka harus mengembalikan Dewi Shinta kepada Batara Rama. Prabu Dasa Muka
murka setelah mendengar saran dari adiknya, harga dirinya sebagai raja merasa direndahkan, dia
merasa hidupnya lebih berpengalaman daripada Kumbakarna. Kumbakarna pun mencoba
menenangkan kakaknya itu.
Demi Negara dan bangsa, Kumbakarna rela berseteru dengan Prabu Dasa Muka karena
menurut pandangannya Kerajaan Alengka hancur oleh tindakan rajanya sendiri. Kumbakarna
menyatakan dengan tegas bahwa musuh sebenarnya adalah Pprabu Dasa Muka.
Kumbakarna telah bersumpah akan membela negaranya, demi sumpah itu dia menantang
kakaknya karena telah dianggap musuh. Prabu Dasa Muka terdiam mendengar tantangan
Kumbakarna. Dasa Muka memohon kepada Kumbakarna agar membela negaranya yang sudah
hancur oleh pasukan Batara Rama.
Kumbakarna akhirnya menuruti perkataan Prabu Dasa Muka untuk maju ke medan
tempur, sebelum itu Kumbakarna kembali ke Palebur Gangsa untuk meminta izin kepada istrinya.
Sebelum berangkat, Prabu Dasa Muka mengajak kumbakarna untuk makan bersama mengenang
masa-masa yang telah dilalui bersama.
Kumbakarna menatap bangunan keratin yang hancur terbakar, dalam hati Kumbakarna
mengucapkan selamat tinggal kepada semua yang dipandangnya sebagai kenangan hidup dimasa
kecil hingga sekarang.
Disisi lain di kaki Gunung Suwela terlihat kemah pasukan kera yang sedang
mempersiapkan diri untuk berperang. Batara Rama telah mendapat Informasi dari Gunawan
Wibiksana bahwa serangan berikutnya akan terasa berat karena akan melawan pasuka Palebur
Gangsa yang dipimpin oleh Arya Kumbakarna.
Batara Rama memerintahkan Prabu Sugriwa untuk melawan Kumbakarna, selanjutnya
Raden Hanoman dan Raden Hanggada sedang mengatur rencana untuk peperangan ini. Pada saat
suasana tegang, Astrajingga dan Dawala muncul untuk membuat suasana seperti semula dengan
cara ngabodor, setelah semua tenang lalu Astrajingga dan dewala pun pergi.
Setelah menjelaskan semuanya, Hanoman pergi untuk melihat serangan Alengka dari balik
awan. Hanoman mengabarkan bahwa sema harus siaga karena pasukan Kumbakarna telah
mendekati medan perang. Setibanya di medan perang, Kumbakarna yang berada dibaris terdepan
melihat banyak korban bersimbah darah hasil dari keserakahan Prabu Dasa Muka.
Arya Kumbakarna bertemu dengan Prabu Sugriwa dan menanyakan keberadaan serta ingin
dipertemukan dengan adiknya yaitu Gunawan Wibiksana juga dengan Batara Rama. Namun Prabu
Sugriwa menolak permintaan Kumbakarna, karena Kumbakarna adalah musuh. Kumbakarna
menjelaskan bahwa ia tidak membela Prabu Dasa Muka tetapi untuk membela negaranya.
Perang pun dimulai, Prabu Sugriwa dihadapkan dengan Kumbakarna, namun akhirnya
Kumbakarna kesakitan karena telinga dan hidungnya di gigit sangat kencang oleh Prabu Sugriwa
dank arena kesakitannya itu Prabu Sugriwa sampai mental jauh ke udara. Sementara itu Hanoman
berhasil menyelamatkan Prabu Sugriwa yang terpental itu.
Dengan keadaannya yang seperti ini, Kumbakarna sangat ingin menemui adiknya,
Gunawan Wibiksana yang pada saat itu tidak ingin bertemu dengannya karena tidak tega melihat
kakaknya bersimbah darah seperti itu. Lalu diselingi oleh Astrajingga yang muncul untuk memuji
perjuangan Kumbakarna.
Lalu kembali pada keadaan Kumbakarna yang bertambah tragis setelah kedua tangannya
terkena anak panah Laksmana yang meleset, kemudian diikuti oleh kedua kakinya sehingga saat
ini Kumbakarna hanya mempunyai kepala dan badan. Melihat itu Gunawan Wibiksana
memberanikan diri untuk bertemu dengan Kumbakarna dan memeluknya, Kumbakarna merasa
sangat senang karena dapat bertemu adiknya yang sangat ia rindukan untuk terakhir kalinya.
Lalu muncul Dawala yang terkesima oleh perjuangan yang dilakukan Kumbakarna. Karena
kehabisan darah, Kumbakarna pun mati setelah menitipkan adiknya kepada Batara Rama yang
dianggapnya sebagai dewa penolong bagi adiknya. Batara Rama dan semar melihat sesuatu keluar
dari raga Kumbakarna, dengan berdoa Batara Rama mengiringi kepergian Kumbakarna.

Anda mungkin juga menyukai