Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II

UJI KUALITAS AIR

Disusun Oleh :

Muhammad Nur Fauzi (17513081)

Hani Rilisavitri (17513082)

Fariz Triadhi (17513089)

Mokh. Satya Noor Febriansyah (17513098)

As’ad Mubarak (17513113)

Fadhiil Rahadian Malik (17513123)

Dosen Pengampu :

Elita Nurfitriyani Sulistyo, S.T., M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2019
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan
ridho-Nya kepada kita semua, sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan
Praktikum Teknik Lingkungan II.

Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
laporan ini agar kedepannya menjadi lebih baik. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dalam
pembuatan laporan ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis


yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis
harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun agar menyempurnakan laporan ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 30 Oktober 2019

Tim Penyusun

i
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II

Disusun oleh:

Kelompok 4D

M. Nur Fauzi (17513081) Mokh. Satya Noor F (17513098)


Hani Rilisavitri (17513082) As’ad Mubarak (17513113)
Fariz Triadhi (17513089) Fadhiil Rahadian Malik (17513123)

Yogyakarta, 1 November 2019

Disetujui,
Dosen Pembimbing,

Elita Nurfitriyani Sulistyo, S.T., M.Sc.


NIK 185130402

ii
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

BAB I ...................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2. Tujuan ....................................................................................................... 3
1.3. Ruang Lingkup ......................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 5

2.1. Identitas Sampel ....................................................................................... 5


2.2. Kondisi Sekitar di Titik Sampling ............................................................ 5
2.3. Parameter Sampling ................................................................................. 6
2.4. Alat dan Bahan ......................................................................................... 9
2.5. Peta Area Sungai Code ........................................................................... 10
2.6. Titik Pengambilan Sampel dan Area Sumber Pencemar Sungai Code .. 11
2.7. JSA (Job Safety Analysis)....................................................................... 15
2.8. Pembagian Kerja .................................................................................... 16
BAB III ................................................................................................................. 17

3.1 Metode Sampling ........................................................................................ 17


3.2 Hasil Pengamatan ........................................................................................ 17
BAB IV ................................................................................................................. 30

Pembahasan ........................................................................................................... 30

4.1 Pembahasan ................................................................................................. 30


4.2 Kesimpulan .................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33

ii
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

LAMPIRAN .......................................................................................................... 34

vii
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Peta Area Sungai Code (Sumber: SAS.Planet) ................................ 10

Gambar 2. 2 Titik Pengambilan Sampel dan Area Sumber Pencemar Sungai Code

(Sumber: SAS.Planet) ........................................................................................... 11

Gambar 2. 3 Titik Sampling 1 ............................................................................... 12

Gambar 2. 4 Titik Sampling 2 ............................................................................... 13

Gambar 2. 5 Titik Sampling 3 ............................................................................... 13

Gambar 2. 6 Titik Sampling 4 ............................................................................... 14

Gambar 2. 7 Titik Sampling 5 ............................................................................... 14

Gambar 2. 8 Titik Sampling 6 ............................................................................... 14

vi
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kondisi Sekitar di Titik Sampling ......................................................... 5

Tabel 2. 2 Parameter Sampling ............................................................................... 6

Tabel 2. 3 JSA (Job Safety Analysis).................................................................... 15

Tabel 2. 4 Pembagian Kerja di Lapangan ............................................................. 16

Tabel 2. 5 Pembagian Kerja di Laboratorium ....................................................... 17

vii
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi manusia
khususnya dan makhluk hidup yang ada dimuka bumi umumnya. Pada manusia
air merupakan penyusun lebih dari 70% tubuh yang beredar pada sistem
metabolisme tubuh. Tingkat kualitas air secara umum menunjukan kondisi air
tersebut yang dapat dikaitkan dengan hasil dari suatu kegiatan atau keperluan-
keperluan tertentu. Dari hal ini dapat menunjukan kualitas air pada setiap badan
air akan memiliki tingkat kualitas air yang berbeda. Kualitas suatu badan air
dipengaruhi oleh lingkungan sosial seperti kepadatan penduduk dan kepadatan
sosial.

Jenis air di bumi 97% air asin di laut, 2% es, 0,0009% air di danau,
0,00009% air tawar di sungai, dan sisanya adalah air permukaan yang dapat
dimanfaatkan oleh makhluk hidup di daratan. Rasa air berhubungan dengan bau
air. Bau air disebabkan oleh bahan kimia terlarut, ganggang, plankton,
tumbuhan air dan hewan air, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati
(Nugroho, 2006).

Pemanfataan air di daerah perkotaan khususnya di Daerah Istimewa


Yogyakarta (DIY) biasanya bersumber dari air tanah atau berasal dari PDAM
yang dalam penggunaannya diperuntukan untuk berbagai macam seperti
kegiatan rumah tangga, industri kecil maupun besar, kegiatan perhotelan dan
lain sebagainya. Air yang digunakan oleh kegiatan tersebut hamper seluruhnya
dikembalikan pada lingkungan melalui saluran-saluran air hingga berujung
pada aliran besar atau sungai. Permasalahan timbul ketika air buangan
mengandung bahan-bahan berbahaya atau zat yang dapat mempengaruhi
ekosistem sungai secara signifikan. Oleh sebab itu perlu melakukan
pengambilan sampel air sungai untuk di uji guna mengetahui kualitas air sungai.

1
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Adapun proses pengambilan sampel merupakan salah satu peranan


penting dalam memantau kualitas air. Dalam melakukan pengambilan sampel
perlu ketelitian analisis dan ketepatan sistem pengambilan sampel,
Pengambilan sampel yang salah akan mempengaruhi kualitas data dari air
sungai. Dari data yang salah akan memungkinkan memberikan kesimpulan
yang juga salah.

Dalam melakukan pengambilan sampel guna mendapatkan data yang


akurat maka perlu diperhatikan beberapa hal seperti :

a. Pemilihan lokasi pengambilan sampel yang tepat


b. menentukan frekuensi pengambilan sampel
c. Metode pengambilan sampel
d. Perlakuan sampel setelah diambil

Sampling bukan termasuk pengembangan modern namun merupakan


pendahuluan metode statistik dan kontrol kualitas di dalam berbagai bidang
industri dan memiliki peranan penting bagi kehidupan saat ini. Pengambilan
sampel dibutuhkan tenaga ahli yang sudah berpengalaman. Dalam melakukan
sampling, terdapat istilah yang harus diperhatikan seperti sampel merupakan
bagian yang diambil dari suatu materi. Sampel harus dapat mewakili seluruh
sifat dari materi (Khopkar, 2003).
Dalam penggunaan metode pengambilan sampel uji dimaksudkan
sebagai pegangan dalam pengambilan contoh air dilapangan untuk
mendapatkan contoh yang andal untuk uji kualitas air. Dengan adanya metode
pengambilan sampel ini agar menjadi acun dalam pengambilan sampel aii
sungai yang selanjutnya di uji kualitasnya. Penggunaan metode pengambilan
sampel ini meliputi didalamnya persyaratan dan tata cara dalam melakukan
pengambilan sampel air guna keperluan pemeriksaan kualitas air yang
mencakup pemeriksaan sifat fisik, kimia, biologi dan lain-lain sebagainya.
Dalam pengambilan sampel ini berlokasi di Yogyakarta di aliran sungai code
dimulai pada titik kordinat -7.777480, 110.371310 sebagai titik awal

2
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

pengambilan sampel hingga titik kordinat -7.778612, 110.370416 sebagai titik


terakhir pengambilan sampel dengan panjang total sekitar 325 meter.

1.2. Tujuan
Tujuan dari laporan Praktikum Teknik Lingkungan II adalah:

a. Mahasiswa mampu membuat rencana kegiatan sampling pada suatu badan


air secara mandiri.
b. Mahasiswa mampu melakukan analisis daya tamping beban pencemaran
badan air.

1.3. Ruang Lingkup


Metode pengambilan sampel guna menguji kualitas air yang berasl dari
sungai Code dengan pengujian beberapa parameter yakni seperti suhu,
kekeruhan COD, dan TSS. Adapun dalam melakukan pengambilan sampel ini
berpaku pada :

 SNI 6989.57:2008 : Metoda Pengambilan Contoh Air


Permukaan
 SNI 699.59:2008 : Metoda Pengambilan Contoh Air Limbah
 SNI 6989.2:2009 : Cara Uji Kebutuhan COD
 SNI 06-6989.11-2004 : pH
 SNI 06-6989.03-2004 : TSS
 SNI 06-6989.25-2005 : Kekeruhan
 SNI 06-6989.25-2009 : COD
 SNI 8066-2015 : Debit Sungai

3
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB II
ISI

2.1. Identitas Sampel


Sungai Code atau Sungai Boyong (bagian hulu) yang bermata air di
kaki Gunung Merapi ini merupakan salah satu sungai yang memiliki arti yang
sangat penting bagi penduduk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
khususnya daerah yang dilalui oleh sungai ini. Dengan mata air yang berada di
salah satu gunung yang aktif di dunia, mata airnya dimanfaatkan untuk
pengairan persawahan di Sleman dan Bantul serta dipergunakan juga sebagai
sumber air minum.

Lokasi penelitian terletak di Bantaran Sungai Code, tepatnya di bawah


Jembatan Jetis yang berlokasi di Jalan Pasiraman no.2, Terban, Kec.
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jembatan ini
memiliki panjang kurang lebih 100 meter. Kedalaman sungai pada saat
sampling kurang lebih 2 meter dengan lebar sungai <30meter. Kali Code atau
Sungai Code merupakan sebuah sungai yang terentang dari utara ke selatan
membelah kota Jogja. Bantaran Kali Code dijadikan sebagai suatu wilayah
permukiman kumuh dan kali Code sendiri dijadikan sebagai salahsatu tempat
pembuangan sampah oleh warga disekitarnya dan menjadi aliran limbah
misalnya yang berasal dari Rumah Sakit Sardjito.

2.2.Kondisi Sekitar di Titik Sampling


Tabel 2. 1 Kondisi Sekitar di Titik Sampling

Nama
Titik Titik Kordinat Deskripsi Kondisi Sekitar
Adanya kegiatan mencuci dan mandi di pinggiran
sungai
Titik
Terdapat vegetasi di sekitar sungai
1
-7.777480, Air sungai yang relative tenang dan jauh dari
110.371310 limpasan

5
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Air relatif lebih jernih


Titik adanya limpasan air yang berasal dari rumah
2 -7.777642, warga dan rumah makan
110.371248 kondisi air lebih keruh dari sebelumnya
kondisi air yang sedikit keruh
Titik terdapat kandang unggas dipinggir sungai
3 -7.777880, sebagian badan sungai digunakan dibendung dan
110.371049 digunakan untuk kolam/ternak ikan
Titik -7.778335, adanya limpasan air yang berasal dari rumah
4 110.370645 warga dan rumah makan
Titik -7.779727, Terdapat lubang sewerage yang berasal dari
5 110.370301 daerah perkotaan gondokusuman.
Titik -7.779947, Air jernih, tidak terdapat kandang ternak, aliran
6 110.370145 steady dan laminer.

2.3. Parameter Sampling


Tabel 2. 2 Parameter Sampling

Titik Parameter Metode Keterangan


Sampling

Semua pH Elektrometri Metode pengukuran pH


titik berdasarkan pengukuran
aktifitas ion hidrogen secara
potensiometri/elektrometri
dengan menggunakan pH
meter.
Semua Temperatur Termometer Pengukuran dilakukan
titik dengan menggunakan
thermometer dengan skala
celcius (0C)
Semua Kekeruhan Turbidimetri Dilakukan denga
titik menggunakan turbidimeter

6
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

dimana Intensitas cahaya


contoh uji yang di serap
dan dibiaskan,
dibandingkan terhadap
intensitas cahaya suspensi
baku.
Semua Debit Metode Prinsip Pelaksanaan
titik Langsung pengukuran debit adalah
mengukur kecapatan
aliran, luas penapang basah
dan kedalaman
Titik 1 TSS Gravimetri Sampel uji yang telah
dan 3. homogen disaring dengan
kertas saring yang telah
ditimbang. Residu yang
tertahan pada saringan
dikeringkan sampai
mencapai berat konstan
pada suhu 103ºC sampai
dengan 105ºC. Kenaikan
berat saringan mewakili
padatan tersuspensi total
(TSS). Jika padatan
tersuspensi menghambat
saringan dan memperlama
penyaringan, diameter
pori-pori saringan perlu
diperbesar atau
mengurangi volume contoh
uji. Untuk memperoleh
estimasi TSS, dihitung

7
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

perbedaan antara padatan


terlarut total dan padatan
total.
Titik 1 COD Spektrofotometri penentuan kebutuhan
dan 3. oksigen kimiawi (COD)
dalam air dan air limbah
dengan refluks tertutup
secara titrimetri dan
mengguakan
spektofotometer dimana
Senyawa organik dan
anorganik, terutama
organik, dalam contoh uji
dioksidasi oleh Cr2O72-
dalam refluks tertutup
selama 2 jam menghasilkan
Cr3+. Kelebihan kalium
dikromat yang tidak
tereduksi, dititrasi dengan
larutan Ferro Ammonium
Sulfat (FAS) menggunakan
indikator ferroin. Jumlah
oksidan yang dibutuhkan
dinyatakan dalam
ekuivalen oksigen (O2
mg/L).

8
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.4. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan untuk sampling pada Praktikum Teknik
Lingkungan II adalah:

A. Lapangan:
1. Turbidimeter
2. Stopwatch
3. Meteran Pengukur
4. Alat pengukur parameter lapangan: DO meter, pH meter,
turbidimeter, konduktimeter, termometer, 1 set alat pengukur debit
5. APD (sepatu, sarung tangan, masker)
6. Alat pendingin (ice box)
7. Kertas tissue
8. Kertas label
9. Wadah sampel (botol)
10. Alat pengambil sampel
B. Laboratorium:
1. Spektrofotometer
2. Thermoreaktor
3. Pipet ukur 5 mL dan 10 mL
4. Erlenmeyer
5. Tabung refluks
6. Pipet tetes
7. Desikator
8. Oven
9. Timbangan analitik
10. Gelas ukur
11. Penjepit

Bahan yang digunakan untuk sampling pada Praktikum Teknik


Lingkungan II adalah:

1. Sampel air sungai

9
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2. Bahan pengawetan contoh: H2SO4, es batu, HNO3


3. Bahan pencuci wadah contoh: Air bebas analit (aquademineral),
deterjen bebas fosfat, asam nitrat (HNO3): Air bebas analit (1:1), asam
klorida (HCl): Air bebas analit (1:1)

2.5. Peta Area Sungai Code

Gambar 2. 1 Peta Area Sungai Code (Sumber: SAS.Planet)

10
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.6. Titik Pengambilan Sampel dan Area Sumber Pencemar Sungai


Code

Gambar 2. 2 Titik Pengambilan Sampel dan Area Sumber Pencemar Sungai Code
(Sumber: SAS.Planet)

11
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Titik pengambilan sampel dibagi berdasarkan titik:

Gambar 2. 3 Titik Sampling 1

12
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 2. 4 Titik Sampling 2

Gambar 2. 5 Titik Sampling 3

13
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 2. 6 Titik Sampling 4

Gambar 2. 7 Titik Sampling 5

14
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 2. 8 Titik Sampling 6

2.7.JSA (Job Safety Analysis)


Tabel 2. 3 JSA (Job Safety Analysis)

Langkah Kerja Identifikasi Potensi Prosedur Kerja Aman


Bahaya
Praktikkan menyiapkan Praktikan tidak Menyiapkan dengan
alat yang di butuhkan membawa alat secara baik alat yang akan
lengkap digunakan ketika di
lapangan
Praktikkan Alat terjatuh sehingga Berhati-hati saat
mendistribusikan alat ke pecah atau rusak pada pendistribusian alat
lokasi pengambilan saat proses
sampel pendistribusian
Praktikkan melakukan Praktikkan terpeleset di Berhati-hati dan hindari
pengambilan sampel air sungai sehingga bercanda pada saat
sungai sesuai titik praktikan terluka dan pengambilan sampel air
sampling yang telah di apabila praktikan sungai
tentukan membawa alat,
praktikan akan tertimpa
alat sehingga akan
terluka
Praktikkan melakukan Peralatan yang Berhati-hati dan hindari
pengukuran parameter digunakan saat bercanda pada saat
lapangan mengukur terjatuh dan pengukuran parameter
rusak lapangan
Praktikkan melakukan Praktikkan terpapar Berhati-hati pada saat
pengawetan sampel air bahan kimia yang melakukan pengawetan
sungai yang telah di tumpah sehingga sampel air agar tidak
ambil menimbulkan iritasi terpapar bahan kimia.
maupun luka pada kulit, Jika terpapar bahan
mata, ataupun organ kimia segera basuh
pernapasan dengan air yang
mengalir, apabila terjadi
luka yang serius segera
bawa ke dokter

Praktikkan mengawetkan Botol sampel air terjatuh Berhati-hati dan hindari


sampel air di dalam ice dan pecah, sehingga bercanda pada saat
box dapat melukai praktikan melakukan pengawetan
sampel air

15
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Praktikan melakukan Alat dan bahan kimia Berhati-hati pada saat


pengukuran parameter terjatuh serta tumpah, melakukan
laboratorium sehingga dapat melukai pengengukuran
dan menyebabkan iritasi parameter laboratorim;
bagi praktikan menggunakan APD
dengan baik dan benar;
jika sudah terluka dan
terpapar bahan kimia
segera basuh dengan air
yang mengalir, apabila
terjadi luka yang serius
segera bawa ke dokter

2.8. Pembagian Kerja


A. Lapangan

Tabel 2. 4 Pembagian Kerja di Lapangan

PEMBAGIAN KERJA
NAMA
Tahap 1
As’ad Mubarak, M.
Melakukan pengambilan sampel air
Satya Noor F dan
sungai dan temperatur pada titik 1, 2, 3,
Fadhiil Rahadian
4 dan 5
Malik
Muhammad Nur
Melakukan pengukuran terhadap suhu,
Fauzi dan Faris
pH dan Kekeruhan
Triadhi

Hani Rilisavitri Mencatat segala hasil yang diperlukan

16
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

B. Laboratorium

Tabel 2. 5 Pembagian Kerja di Laboratorium

NAMA PEMBAGIAN KERJA

Hani Rilisavitri, As'ad


Mubarak dan M. Satya Noor Melakukan Pengujian kadar
F. COD pada titik 1, 2, 3, 4, dan 5

Fadhiil Rahadian M dan Fariz Melakukan Pengujian TSS pada


Triadhi titik 1, 2, 3, 4, dan 5

Mencatat Segala hasil yang


Muhammad Nur Fauzi
diperlukan

17
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Metode Sampling

KOMPOSIT SAMPLING

Berdasarkan SNI 6989.57:2008 metode yang digunakan adalah Komposit


Sampling dimana sampel campuran dari beberapa waktu pengambilan dengan kata
lain grab sampel yang diulang , Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan
secara manual atau otomatis dengan menggunakan peralatan yang dapat mengambil
air pada waktu waktu tertentu sekaligus dapat mengukur debit air . Pengambilan
sampel secara otomatis hanya dilakukan jika ingin mengetahui gambaran
karakteristik air secara terus menerus .

3.2 Hasil Pengamatan


Jarak (m)
 Kecepatan aliran sungai =
waktu (s)
Jarak segmen pada sungai adalah 300 meter dengan waktu aliran dari segmen
1 hingga segmen 6 adalah 23 menit 27 detik, sehingga kecepatan alirannya
yaitu
325 𝑚
𝑣= = 0,232 𝑚/𝑠
1396,2 𝑑𝑡
 Debit Sungai = 𝐴 × 𝑉
1) Pada titik 1 diketahui kedalaman (D) sebesar 0,2 m dan lebar sungai (L)
sebesar 8 m, maka debitnya adalah
𝑄 = 0,2𝑚 × 8𝑚 × 0,232 𝑚⁄𝑠
3
= 0,371 𝑚 ⁄𝑠
2) Pada titik 2 diketahui kedalaman (D) sebesar 0,4 m dan lebar sungai (L)
sebesar 10 m, maka debitnya adalah
𝑄 = 0,4𝑚 × 10𝑚 × 0,232 𝑚⁄𝑠
3
= 0,928 𝑚 ⁄𝑠

3) Pada titik 3 diketahui kedalaman (D) sebesar 0,4 m dan lebar sungai (L)
sebesar 6,5 m,maka debitnya adalah
𝑄 = 0,4𝑚 × 6,5 𝑚 × 0,232 𝑚⁄𝑠
3
= 0,603 𝑚 ⁄𝑠

17
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4) Pada titik 4 diketahui kedalaman (D) sebesar 0,2 m dan lebar sungai (L)
sebesar 8 m,maka debitnya adalah
𝑄 = 0,2𝑚 × 8 𝑚 × 0,232 𝑚⁄𝑠
3
= 0,371 𝑚 ⁄𝑠
5) Pada titik 5 diketahui kedalaman (D) sebesar 0,4 m dan lebar sungai (L)
sebesar 10 maka debitnya adalah
𝑄 = 0,4𝑚 × 10 𝑚 × 0,232 𝑚⁄𝑠
3
= 0,928 𝑚 ⁄𝑠
 TSS
a) Data percobaan TSS
Tabel 4.1 Data Percobaan TSS
Berat Kertas+Residu tersuspensi
total Volume TSS
Berat Berat Berat sampel
Berat
Kertas Kertas Kertas (ml)
Kertas
Saring Saring + Saring +
Titik Saring
Kosong, Residu, Residu,
Kosong
Oven 60 Oven 15 Oven 10
(B)
Mnt Mnt Mnt (gram)
(gram) (gram) (A) (X2)
(X1)
1 1113 mg 1232 1122 1120 20 ml 681
3 1096 mg 1441 1119 1102 20 ml 615

- Titik 1 (Upstream)

(𝐴1 − 𝐵1)
𝑇𝑆𝑆 = × 1000
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

(1120 − 1113)
𝑇𝑆𝑆 = × 1000
20

𝑇𝑆𝑆 = 350 𝑚𝑔/𝐿

- Titik 3 (downstream)

(𝐴1 − 𝐵1)
𝑇𝑆𝑆 = × 1000
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

(1102 − 1096)
𝑇𝑆𝑆 = × 1000
20

18
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

𝑇𝑆𝑆 = 300 𝑚𝑔/𝐿

b) Data percobaan TDS


Tabel 4.2 Data Percobaan TDS
Titik Pembacaan Alat Ukur Rata-rata TDS
(mg/l) (mg/l)
1 331 323
3 315

c) Total TS
Tabel 4.2 Total TS
Titik Hasil TSS Hasil TDS (mg/l) TS (mg/L)
(mg/l)
1 350 323 681
3 300 615

- Titik 1 (Upstream)

𝑇𝑆 = 𝑇𝑆𝑆 + 𝑇𝐷𝑆

𝑇𝑆 = 350 + 331

𝑇𝑆 = 681 𝑚𝑔/𝐿

- Titik 3 (Downstream)

𝑇𝑆 = 𝑇𝑆𝑆 + 𝑇𝐷𝑆

𝑇𝑆 = 300 + 315

𝑇𝑆 615 𝑚𝑔/

Berdasarkan pengukuran Total Solid (TTS) yang dilakukan menunjukkan


bahwa nilai total suspended solid tiap titik pengambilan tidak melebihi standar baku
mutu air sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 dengan baku mutu
400mg/L. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 nilai total solid
yang didapatkan masing berada di bawah baku mutu yaitu pada kelas IV. Nilai Total
tertinggi terdapat pada titik 1, dikarenakan pada titik ini terdapat effluent dari limbah

19
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

domestik. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan total solid dapat disebabkan
oleh adanya buangan air dari Selain itu juga dapat disebabkan adanya erosi tanah dan
erosi saluran sungai.

 COD

Kurva Kalibrasi Standard dan Konsentrasi COD

Panjang Gelombang
No Kode Konsentrasi (x)
(y)
1 Standar 1 10 0,177
2 Standar 2 20 0,162
3 Standar 3 30 0,137
4 Standar 4 50 0,087
5 Standar 5 60 0,066
6 Standar 6 70 0,046
7 titik 1 46,61 0,096
8 titik 3 81,39 0,016

KURVA KALIBRASI STANDAR


0.2 y = -0,0023x + 0,2032
R² = 0,9969
0.15
Absorbansi (Y)

0.1

0.05

0
0 20 40 60 80
Konsentrasi (X)

Jadi, untuk persamaan regresi liniernya adalah y = -0,0023x + 0,2032

Data pengujian sampel

COD :

-titik 1

y = -0,0023x + 0,2032

20
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

0,096 = -0,0023x + 0,2032

x = 46,61 𝑚𝑔/𝐿

-titik 3

y = -0,0023x + 0,2032

0,016 = -0,0023x + 0,2032

x = 81,39 𝑚𝑔/𝐿

Pada perhitungan konsentrasi diperoleh konsentrasi COD pada sampel air di titik 1
sebesar 46,1 mg/L dan titik 3 sebesar 81,39 mg/L, sehingga sampel air tersebut layak
digunakan karena masih memenuhi syarat baku mutu untuk masuk ke kelas IV
dengan batas maksimum 100mg/L

 Data Parameter Lapangan dan Laboratorium

Akumulasi Suhu Kekeruhan DHL TDS TSS TS


Titik pH COD
jarak (m) (◦c) (ppm) (µs/cm) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
1 0 6 30 2,4 420 331 350 681 46,61
2 70 6 30 5,69 407 321
3 110 6 30 13,87 399 315 300 615 81,39
4 180 6 30 3,03 404 328
5 230 6 30 1,67 391 309
6 325 6 30 1,72 394 313

21
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Grafik Persebaran (Jarak dengan Parameter)

Grafik Antara Jarak dan pH


7
6
5
4
pH

3
2
1
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Jarak (m)

Dari grafik pada gambar 1 dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak sampel, nilai pH
tidak memiliki perubahan yang signifikan, yakni cenderung pada pH 6. Nilai pH
tersebut masih berada di dalam kisaran Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. pH yang
diperbolehkan yaitu 6-9.

Grafik Antara Jarak dan Suhu


35

30

25
Suhu (◦c)

20

15

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Jarak

Dari grafik pada gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak sampel, nilai suhu
tidak memiliki perubahan yang signifikan, yakni cenderung pada suhu 30’C. Kadar
suhu air sumur gali tersebut masih dibawah nilai ambang batas untuk standar menurut
Permenkes No. 416 Tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih. Sedangkan
suhu air dilokasi penelitian masuk dalam kategori suhu normal, dikarenakan batas

22
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

standar suhu air adalah ± 5 dari suhu udara menurut Permenkes No. 416 tahun 1990
tentang kualitas air bersih. Sorense (1991) dalam Fauziah (2012) menyatakan bahwa
peningkatan suhu perairan cenderung menaikkan akumulasi dan toksisitas logam
berat, hal ini terjadi karena meningkatnya laju metabolisme dari organisme air.
Sarjono (2009), kenaikan suhu tidak hanya akan meningkatkan metabolisme biota
perairan, namun juga dapat meningkatkan toksisitas logam berat diperairan.

Grafik Antara Jarak dan TDS


335

330

325
TDS (mg/L)

320

315

310

305
0 50 100 150 200
Jarak (m) 250 300 350

Dari karakteristik data pada gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa nilai TDS atau
jumlah zat yang terlarut pada air yang paling tinggi terletak pada saat jarak sungai 0
m dari titik yang dijadikan hulu, yakni sebesar 330 mg/L. Sedangkan nilai TDS
terendah berada pada saat jarak titik sampel 230 m dari titik 1 atau hulu, dengan nilai
TDS sebesar 309 mg/L. Kadar TDS tersebut masih berada di bawah kisaran Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air. Nilai TDS yang diperbolehkan yaitu 2000 mg/L pada
kelas IV.

23
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Grafik Antara Jarak dan Kekeruhan


16
14

Kekeruhan (ppm)
12
10
8
6
4
2
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Jarak (m)

Dari data pada gambar 4 dapat dilihat bahwa nilai kekeruhan pada air yang paling
tinggi terletak pada saat jarak sungai 110 m dari titik yang dijadikan hulu, yakni
sebesar 13,87 ppm. Sedangkan nilai kekeruhan terendah berada pada saat jarak titik
sampel 230 m dari titik 1 atau hulu, dengan nilai kekeruhan yaitu 1,67 ppm. Kadar
kekeruhan berdasarkan Permenkes Republik Indonesia No.32 Tahun 2017 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air unutk
keperluan higiene sanitasi, kolam renang, dan pemandian umum yaitu 0,5 NTU.

Grafik Antara Jarak dan DHL


425
420
415
DHL (µs/cm)

410
405
400
395
390
385
0 50 100 150 200 250 300 350
Jarak (m)

Dari data pada gambar 5 dapat dilihat bahwa nilai DHL pada badan air yang paling
tinggi terletak pada saat jarak titik berada pada 0 m dari titik yang dijadikan hulu,
yakni sebesar 420 µs/cm. Sedangkan nilai DHL terendah berada pada saat jarak titik
sampel 230 m dari titik 1 atau hulu, dengan nilai kekeruhan yaitu 391 µs/cm.

24
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Analisis Penentuan Status Air dengan Metode Indeks Pencemaran

Berdasarkan Baku Mutu pada PP No 82 Tahun 2001 Terkait dengan


Kelas Air, maka sampel air yang di uji termasuk kedalam Kelas Air IV atau
dengan kata lain, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut. Adapun refrensi yang digunakan yakni
berdasarkan pada :

25
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

a. Titik 1

b. Titik 2

26
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

c. Titik 3

d. Titik 4

27
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

e. Titik 5

f. Titik 6

28
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Evaluasi berdasarkan Indeks Pencemaran

Berdasarkan hasil perhitungan indeks pencemaran didapatkan bahwa parameter


disetiap titik yang diuji telah memenuhi baku mutu (kondisi baik) dengan nilai
PI pada titik 1 adalah 0,72; titik 2 adalah 0,76; titik 3 adalah 0,77; titik 4 adalah
0,76; titik 5 adalah 0,76; dan titik 6 adalah 0,76. Dimana 0 ≤ PI ≤1 yang
airtinya memenuhi baku mutu (kondisi baik)

29
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB IV

Pembahasan
4.1 Pembahasan
Pada praktikum teknik lingkungan II yakni melakukan kegiatan
rencana sampling di sungai tepatnya di Jembatan Jetis, Kali Code, yang sungai ini
sangat berdekatan dengan permukiman penduduk. Sampling sungai ini dilakukan
pada tanggal 06 November 2019 yang sebelumnya telah ditentukan titik sampling
dan parameter yang di uji. Kondisi air sungai tersebut secara fisik berwarna
kecokelatan, keruh, dan pada titik tertentu berbau tidak sedap. Pada awal praktikum
dilaksanakan dengan cuaca yang cerah sehingga praktikum berjalan dengan lancar.

Pada metode penelitian bahwa metode dalam pengambilan sampling yang


digunakan adalah Komposit Sampling. Berdasarkan SNI 6989.57:2008 metode
yang digunakan adalah Komposit Sampling dimana sampel campuran dari beberapa
waktu pengambilan dengan kata lain grab sampel yang diulang , Pengambilan sampel
komposit dapat dilakukan secara manual atau otomatis dengan menggunakan
peralatan yang dapat mengambil air pada waktu waktu tertentu sekaligus dapat
mengukur debit air . Pengambilan sampel secara otomatis hanya dilakukan jika ingin
mengetahui gambaran karakteristik air secara terus menerus .

Hasil dari praktikum sampling air permukaan yaitu berupa pengamatan


dan pengukuran lapangan serta laboratorium,pada pengamatan dan pengukuran
lapangan yaitu terdapat pH dengan menggunakan indicator pH yang mana
didapatkan dari masing-masing titik yaitu memiliki pH yang sama yakni pH 6,
selanjutnya kekeruhan menggunakan turbidimeter dengan nilai kekeruhan dari
masing-masing secara berurutan yakni sebesar 2,4 NTU, 5,69 NTU, 13,87 NTU, 3,03
NTU, 1,67 NTU dan 1,72 NTU. Pada pengukuran suhu yakni menggunakan
thermometer dengan nilai suhu dari masing-masing titik sampling secara berurutan
yakni sebesar 30 0C, 30 0C, 30 0C, 30 0C, 30 0C dan 30 0C. Dalam pengukuran DHL
menggunakan konduktivitimeter dari masing-masing titik sampling sebesar 420
µs/cm, 407 µs/cm, 399 µs/cm, 404 µs/cm, 391 µs/cm dan 394 µs/cm, serta
pengukuran TDS juga menggunakan konduktivitimeter dengan masing-masing titik

30
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

sebesar 331 mg/l, 321 mg/l, 315 mg/l, 328 mg/l, 309 mg/l dan 313 mg/l. Sedangkan
pada pengujian laboratorium yakni COD dan TSS yang mana COD hanya dilakukan
pada titik 1 dan 3 saja dimana menggunakan spektrofotometri dengan mencari
konsentrasi menggunakan persamaan kurva kalibrasi yang didapatkan berturut-turut
sebesar COD : 46,61 mg/l dan 81,39 mg/l, dan pada TSS : 350 mg/l dan 300 mg/l.

Berdasarkan data tersebut, maka didapatkan grafik persebaran terhadap


jarak dengan masing-masing parameter yang telah diukur dan diamati. Pada jarak
terhadap pH bahwa realita di lapangan terjadi stagnan terhadap pH baik dari titik 1
sampai dengan titik 6. Pada jarak terhadap suhu, juga tidak terjadi perubahan yakni
tetap pada suhu 30 0C. Pada jarak terhadap kekeruhan, terlihat seperti grafik bahwa
mengalami naik dan turun, ini dapat dimungkinkan terjadi akibat limpasan yang
mengandung polutan yang berbeda-beda pada setiap titik yang di uji. Pada jarak
terhadap TDS, semakin jauh dari titik sampling air sungai terjadi naik dan turunnya
grafik ini dapat disebabkan oleh padatan terlarut yang terkandung di dalam sampel
yang mana dominannya terkontaminasi oleh sisa-sisa limbah domestic. Pada jarak
terhadap DHL pada titik 1 hingga 3 secara umum mengalami penurunan namun pada
titik 4 terjadi kenaikan, tetapi terjadi penurunan kembali pada titi 5 dan ada sedikit
kenaikan pada titik 6, nilai konduktivitas listrik pada perairan dipengaruhi oleh
jumlah ion yang terkandung pada perairan tersebut.

Berdasarkan analisis kesesuaian sampel jika dibandingkan pada baku


mutu yang berpaku pada PP No 82 Tahun 2001 dapat ditarik kesimpulan bahwa
secara keseluruhan telah memenuhi baku mutu berdasarkan pada kelas air 4.
Berdasarkan hasil perhitungan indeks pencemaran didapatkan bahwa parameter
disetiap titik yang diuji telah memenuhi baku mutu (kondisi baik) dengan nilai PI
pada titik 1 adalah 0,72; titik 2 adalah 0,76; titik 3 adalah 0,77; titik 4 adalah 0,76;
titik 5 adalah 0,76; dan titik 6 adalah 0,76. Dimana 0 ≤ PI ≤1 yang airtinya
memenuhi baku mutu (kondisi baik)

31
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.2 Kesimpulan

Berdasarkan Baku Mutu pada PP No 82 Tahun 2001 Terkait dengan Kelas


Air, maka sampel air yang di uji disemua titik termasuk kedalam Kelas Air IV atau
dengan kata lain, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.

32
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.

Khopkar, SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Jakarta: Universitas Trisakti.

PP No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian


Pencemaran Air

Rahayu, S., Widodo, R. H., Noordwijk, M. V., Suryadi, I., dan Verbist, B. 2009.
Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor: World Agroforestery
Centre.

Raini, M, et al. 2004. Kualitas Fisik dan Kimia Air PAM di Jakarta, Bogor,
Tangerang,Bekasi Tahun 1999 – 2001. Media Litbang Kesehatan Volume
XIV No.3 Tahun 2004.

SNI 06-6989.03-2004 : TSS.

SNI 06-6989.11-2004 : pH.

SNI 06-6989.25-2005 : Kekeruhan.

SNI 06-6989.73-2009 : COD.

SNI 6989.2:2009 : Cara Uji Kebutuhan COD.

SNI 6989.57:2008 : Metoda Pengambilan Contoh Air Permukaan (Reisi dari SNI 06-
2412-1991 : Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air).

SNI 6989.72:2009 : Cara Uji Kebutuhan BOD.

SNI 699.59:2008 : Metoda Pengambilan Contoh Air Limbah.

SNI 8066-2015 : Debit Sungai

33
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

LAMPIRAN

Dokumentasi

34
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Laporan Sementara

35
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN II
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

36

Anda mungkin juga menyukai