PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak 2 jam setelah post partum
dan berakhir setelah 6 minggu melahirkan. Dimana pada masa ini hanya timbul
keluhan-keluhan atau komplikasi masa nifas seperti pembengkakan pada ekstermitas
bawah (DVT). DVT (Deep venosus trombosis) merupakan pembentukan bekuan
darah didalam pembuluh darah vena bagian dalam. DVT sering juga disebut bekuan
darah di kaki.
DVT paling banyak terjadi di vena-vena bagian dalam kaki dan paha.
Pembuluh vena dalam ini khusus terbungkus oleh otot-otot paha dan tungkai bawah
mempunyai semacam saluran berdinding kenyal di sekat-sekat oleh katup yang
membuat aliran darah berjurusan searah. Darah akan dibawa ke atas, atau dari kaki
ke arah jantung.
Pembengkakan pada wajah dan ekstermitas Bila terjadi gejala ini periksa
adanya varises, periksa kemerahan pada betis, dan periksa apakah tulang kering,
pergelangan kaki, atau kaki mengalami edema. Oedema atau sembab merupakan
meningkatnya volume cairan ekstra seluler dan ekstra seluler yang disertai dengan
penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa
1
1.3 Tujuan
A. Untuk Mengetahui Apa Itu Pembengkakan Pada Ibu Nifas
B. Untuk Mengetahui Penyebab Dari Pembengkakan Pada Wajah dan
Ekstremitas Ibu Nifas
C. Untuk Mengetahui Tanda Dan Gejala Dari Pembengkakan
D. Untuk Menegtahui Gejala Pembengkakan
E. Untuk Mengetahui Cara Mengatasi Bengkak Pada Ibu Nifas
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kaki bengkak atau oedema tungkai adalah hal yang normal dan umumnya akan
mereda tidak lama setelah melahirkan. Selain terjadi dikaki, pembengkakan setelah
melahirkan itu juga bisa muncul di tangan, wajah,tungkai, serta pergelangan tungkai
kaki. Oedema dapat terjadi karena peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh
hormonal dan tekanan dari pembesaran uterus pada vena cava inferior ketika
berbaring.
2. Cairan infus
Selama proses persalinan, terutama menjalani caesar, barangkali menerima
cairan infus, sehingga cairan tubuh akan bertambah
3
Saat mengejan pada persalinan normal, terjadi peningkatan tekanan
keberbagai area ditubuh sehingga bisa menyebabkan cairan menumpuk pada
wajah, lengan, dan kaki
5. Pengaruh hormon
Tubuh menghasilkan sejumlah besar progesteron selam kehamilan.
Kelebihan progesteron menyebabkan retensi air dan natrium dalam tubuh,
yang menyebabkan pembengkakan.
1. Kesulitan bernafas
2. Nafas pendek-pendek ketika berbaring
3. Batuk
4. Tangan serta kaki jika di sentuh atau di pegang terasa dingin
4
D. Gejala
1. Kulit pada bagian kaki akan terlihat lebih hitam, mengkilat kemudian
menjadi bengkak
2. Jika bagian kulit ditekan, maka akan meninggalkan bekas yang dalam dan
sulit untuk kembali
3. Ibu akan lebih sering buang air kecil karena ginjal bekerja sangat keras untuk
menghilangkan akumulasi cairan dalam tubuh
4. Tubuh ibu akan lebih berkeringat karena tubuh berusaha mengeluarkan
cairan lewat pori-pori kulit
5
Keadaan pembengkakan wajah dan ekstermitas sering menyertai kelinan- kelainan
pada masa nifas sebagai berikut :
1. Eklamsi postpartum
selain pembengkakan di wajah dan ektermitas adapun gejala- gejala yang
menyertai eklmasi postpartum adalah
a) Peningkatan tekanan darah, diastolic > 90 mmHg
b) Oluguria
c) Peningkatan jumlah proteinuri ( karena vasospasme akut )
d) Sakit kepala berat dan persisten
e) Rasa ngantuk
f) Penglihatan kabur
g) Mual muntah
h) Nyeri epigastrik
i) Hiperefleksi
Faktor resiko :
a) Primigravida
b) Wanita dengan hipertensi esensial
c) Wanita dengan kehamilan kembar
d) Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa, polihidramnion
e) Wanita dengan riwayat eklamsi dan pre eklamsi pada kehamilan
sebelumnya
f) Riwayat keluargaa eklamsi
6
Peran bidan :
2. Syndrom nefrotik
Syndrom nefrotik adalah suatu spektrun penyakit ginjal yang
menyebabkan beragam. Pada gambaran miskroskopis ginjal, terdapat kelinan
pada sawar dinding kapiler glomerulus yang menyebabkan filtrasi protein
plasma berlebihan.
Gejala yang menyertai syndrom nefrotik ini selain dari pembengkakan wajah
dan ektermitas antara lain :
a. Proteinuria > 3gr/hari
b. Hipoalbuminemia
Adalah kondisi dengan kadar albumin dalam darah di bawah normal.
Kondisi ini umumnya terjadi akibat penyakit berat atau penyakit kronis
yang sudah berlangsung lama. Albumin sendiri adalah protein yang
memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh dan juga membentuk
sebagian besar plasma darah. Dalam tubuh, albumin diproduksi oleh hati.
Dengan kisaran antara 3,5 sampai 4,5 mg/dL sebagai kadar normal
albumin dalam darah. Saat kadar albumin sangat rendah dari kisaran
normal, maka terjadi hipoalbuminemia.
1) Penyebab hipoalbuminemia
a) Diabetes
b) Sirosis, yaitu terbentuknya jaringan parut pada hati akibat
kerusakan jangka panjang.
2) Gejala hipoalbuminea
a) Diare
7
b) Penumpukan cairan pada wajah dan tungkai
c) Nafsu makan berkurang
d) Mual muntah
e) Hipotensi
f) Gangguan irama jantung
3) Diagnosis hipoalbuminea
a) Pemeriksaan darah
b) Biopsi, dengan mengambil jaringan hati atau ginjal untuk
diteliti lebih lanjut di laboratorium
4) Pengobatan hipoalbuminea
a) Makan kaya protein
b) Pemberian obat kortikosteroid, yang dapat mencegah
turunya kadar albumin.
c) Pemberian tranfusi albumin melalui infus di rumah sakit
dalam pengawasan dokter
5) Pencegahan hipoalbuminea
Menghindari pola hidup yang dapat memicu penyakit
yang dapat berakibat hipoalbuminea serta menghindari minum-
minuman beralkohol.
c. Hiperlipidemia
Adalah istilah medis untuk kondisi kadar lemak dalam darah meningkat
tinggi atau tidak normal, lebih dikenal dengan istilah kolesterol tinggi.
1) Faktor resiko
a) Gaya hidup tidak sehat
b) Keturunan
c) Obat-obat tertentu
2) Cara mengatasi
a) Menerapkan gaya hidup sehat
b) Obat medis
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan jaringan dan
biasanya dapat diketahui dari pembengkakan kaki, jari tangan dan luka.
Biasanya hal ini dapat terjadi sejak saat kehamilan. Pada setelah persalinan
edema bisa hilang tetapi membutuhkan waktu beberapa hari untuk kembali ke
semula.
B. Saran
Sebaiknya untuk ibu setelah melahirkan atau dalam masa nifas jika mengalami
gejala pembengkakan seperti diatas dan tidak kunjung sembuh dalam beberapa
hari segera konsultasikan kepada dokter.
9
Daftar Pustaka
10