Anda di halaman 1dari 2

Askep Helminth Usus

Helminth usus adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing yang paling banyak terjadi di
daerah tropis (tempat yang baik untuk cacing hidup dan berkembang biak). Cacing ini dapat
menginfeksi manuasia dewasa maupun anak-anak, namun kebanyakan menyerang anak-anak
ditinjau dari cara penularan telur cacing melalui kontak dengan tanah, air rumah tangga, feses
manusia yang dibuang ke tanah, juga melalui perantara serangga.

Ada beberapa jenis cacing yang bersifat parasit pada tubuh manusia diantaranya nematoda
atau cacing bulat, cestoda atau cacing pita dan trematoda atau cacing daun. Parasit ini
menyerang usus dan menginfeksi bagian usus dalam fase lanjut dapat menginfeksi bagian
tubuh lain seperti hati dan organ pernafasan. Berikut beberapa jenis cacing usus, diantaranya;

1. Cacing gelang (Ascaris lumbricoides) adalah jenis cacing yang paling banyak menyerang
manusia di bandingkan jenis cacing yang lain. Cacing ini menular melalui tinja penderita
yang dibuang ke tanah kemudian di tanah berkembang menjadi emrio cacing dan menjadi
larva yang apabila tertelan oleh manusia larva tersebut akan menetas di usus kemudian
larva tersebut keluar menembus dinding usus menuju peredaran darah yang selanjutnya
menuju paru, trakea faring yang kemudian tertelan kembali masuk ke esofagus hingga
usus, di sinilah larva menjadi cacing dewasa.
Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan karena infeksi cacing ini yaitu pada infeksi
ringan tanda-tandanya sulit ditemukan, pada infeksi lanjut penderita mulai merasakan
batuk kering dan sesak napas, rasa kembung dan mules pada perut bagian atas, anoreksia,
kolik abdomen hingga riwayat berak dan muntah cacing.

2. Cacing cambuk (Trichuris trichiura) juga merupakan cacing yang paling banyak
menyerang manusia selain cacing gelang. Habitat cacing ini di dalam usus besar yaitu
caecum namun dapat pula pada colon dan appendix. Penularannya sama dengan cacing
gelang, yang apabila larva tertelan oleh manusia maka larva akan menetas pada mukosa
usus halus selanjutnya larva tersebut akan bergerak menuju sekum dan kolon asendens,
cacing dewasa akan menetap didalam sekum bertahun-tahun dan meletakkan telurnya
pada sekum yang kemudian akan keluar bersama tinja.
Penyakit ini biasanya tanpa gejala namun pada infeksi berat bisa menyebabkan anemia
ringan dan diare berdarah karena cacing ini menghisap darah, penderita juga mengalami
penurunan berat badan dan peradangan appendix.

3. Cacing tambang (Necator americanus) adalah jenis cacing yang dapat hidup di daerah
tropis dan sub tropis. Ada beberapa jenis cacing tambang yang dapat menginfeksi
manusia diantaranya, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, dan Ancylostoma
ceylonicum, di Indonesia sendiri spesies yang paling banyak ditemukan adalh jenis
Necator americanus. Cacing ini hidup di dalam usus yang kemudian bertelur dan keluar
melalui tinja dan larva akan berkembang biak di tanah. Larva ini dapat memasuki tubuh
melalui kulit terutama telapak kaki kemudian menuju peredaran darah selanjutnya ke
saluran pernapasan kemudian tertelan ke usus.
Biasanya penyakit cacing tanpa gejala, gejala yang muncul berdasarkan keparahan
infeksi. Umumnya terdapat keluhan dikulit seperti gatal, penderita juga bisa demam,
batuk dan gangguan saluran perncernaan seperti anoreksia, mual, muntah, nyeri perut dan
diare. Pada infeksi kronis penderita dapat merasa anemia.

4. Cacing kremi (Oxyuris vermicularis) secara klinis infeksi ini tidak berbahaya namun
menimbulkan ketidaknyamanan pada penderit. Manusia terinfeksi dengan menelan telur
cacing yang biasanya terbawa di kuku jari, pakaian dan seprei. Kemudian telur menetas di
lambung dan larvanya menyebar ke sekum dan berkembang menjadi cacing dewasa.
Cacing dewasa betina umumnya akan berimigrasi pada malam hari ke daerah disekitar
anus untuk bertelur, sehingga penderita akan merasa gatal pada malam hari umumnya di
daerah anus.
Selain gatal pada malam hari, penderita juga akan merasa tidak nyaman saat malam,
kurang tidur dan kelemahan.

5. Cacing pita. Cacing ini banyakl ditemukan di daging babi (Taenia solium), daging sapi
(Taenia saginata), pada ikan (Diphyllobothrium latum) dan pada tikus. Cara penularan
cacing ini melalui tinja manusia yang kemudian tertelan oleh babi atau sapi yang
kemudian dalam tubuh babi/sapi telur menetas dan menjadi larva. Apabila manusia
memakan daging yang mengandung larva cacing maka larva tersebut akan masuk ke usus
kemudian berkembang menjadi cacing dewasa.
Gejala yang muncul karena infeksi cacing ini adalah gangguan saluran cerna, juga pada
infeksi tingkat lanjut bisa menyebabkan anemia.

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus infeksi cacing adalah:

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


2. Kerusakan integritas kulit
3. Gangguan pola tidur
4. Gangguan rasa nyaman

Pencegahan uang bisa dilakukan untuk menghindari infeksi cacing adalah dengan
memperbaiki kebersihan tubuh, rajin mencuci tangan dan memperbaiki sanitasi lingkungan.
Sedangkan untuk pencegahan cacing pita sendiri adalah dengan memperhatikan konsumsi
daging, ikan dengan memperbaiki cara mengolah bahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai