Anda di halaman 1dari 24

REVISI

UJI ASAM AMINO (MILLON, NINHIDRIN, DAN XANTOPROTEIN)


LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia yang diampu oleh :
Dr. Mimin Nurjhani K., M.Pd
Dr. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc
Drs. Suhara, M.Pd

oleh :
Pendidikan Biologi A 2017
Kelompok 3

Ariyanti Viani (1703661)


Jielda Aulia Kusuma (1703221)
Luniar Abdullah (1700677)
Rizaldi Nurdin Firdaus (1700957)
Vira Berliani (1701410)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. Judul Laporan
Uji Asam Amino (Uji Millon, Uji Ninhidrin dan Uji Xantoprotein).

B. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis, 20 September 2018
Pukul : 13.00 – 15.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) UPI

C. Tujuan : Untuk mengetahui dan membuktikan adanya ikatan-ikatan


peptida, asam amino bebas pada protein

D. Dasar Teori
1. Asam Amino
Asam amino merupakan monomer penyusun protein. Protein pada
semua spesies, dari bakteri sampai manusia, disusun atas rangkaian 20 jenis
asam amino standar yang sama. Sembilan belas dari asam amino tersebut
termasuk α asam amino primer yang memiliki gugus amina (-NH3) dan
asam karboksilat (-COOH) yang berikatan pada atom karbon yang utama,
yang disebut atom C α sebab atom tersebut berbatasan dengan gugus
karboksilat (Gambar D.1). Pada atom C α juga berikatan atom Hidrogen dan
gugus samping R yang berbeda. Kecuali asam amino prolin yang berbeda
dengan struktur α asam amino, karena prolin digolongkan sebagai asam
amino sekunder dan biasa disebut α – asam amino. Nama-nama asam amino
biasanya disingkat, misalnya untuk alanine disingkat Ala atau A, prolin
disingkat Pro atau P. (Suhara, 2008)
Gambar D.1 Struktur umum asam amino yang memperlihatkan empat
gugus yang berbeda berikatan dengan atom karbon α (C α).
(Nafiun, 2013)

Ditinjau dari segi struktur, asam amino diklasifikasikan ke dalam tujuh


kelompok (Tabel D.1). Klasifikasi ini didasarkan atas sifat kimia gugus R
sehingga memudahkan dalam mengingat sifat-sifat umum masing-masing
asam amino. Oleh karena itu, klasifikasi gugus R ini dapat digunakan untuk
merancang metode analisis suatu asam amino (Tabel D.2). (Anonim, 2015)

Tabel D.1 Klasifikasi Asam Amino berdasarkan sifat kimia gugus R.


Sifat kimia gugus R Contoh asam amino
Alifatik Gly, Ala, Val, Leu
Aromatik Phe, Tyr, Trp
Hidroksilik Ser, Thr
Karboksilik Asp, Glu
Mengandung Sulfur Cys, Met
Imino Pro, Hyp
Amino Lys, Arg
Amida Asn, Gln
Tabel D.2 Beberapa reaksi untuk mendeteksi asam amino berdasarkan
gugus R.
Asam Amino
Nama Reaksi Kondisi Reaksi Warna
yang dideteksi
Millon HgNO3 dalam asam Tyr Merah
sitrat dengan sedikit
asam nitrit
Xantoprotein Pendidihan dalam Tyr, Trp, Phe Kuning
asam nitrat pekat
Hopkins-Cole Asam glioksilat Trp Ungu
dalam H2SO4 pekat
Sakaguci α- naftol dan natrium Arg Merah
hipoklorit
Nitroprusida Natrium nitroprusida Cys Merah
dalam NH2 encer
Pauly Asam sulfanilat His, Tyr Merah
terdiazotasi dalam
larutan basa
Ninhidrin Selain atom nitrogen α- amino Ungu
terkonveksi menjadi
aldehid dan
karbondioksida
Folin-Cioalteu Asam Tyr Biru
fosfomolibdotungstat
2. Uji Asam Amino
2.1 Uji Millon
Uji millon umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya asam
amino tirosin pada suatu zat. Uji millon bekerja terhadap Hiderivat-derivat
monofenol seperti tirosin. Pereaksi yang digunakan merupakan larutan
merkuri (Hg) dalam asam nitrat (HNO3). Tirosin akan ter-nitrasi oleh asam
nitrat sehingga memperoleh penambahan gugus N=O, gugus tersebut secara
reversibel (bolak-balik) dapat berubah menjadi N-OH (hidroksifenil).
Merkuri dalam pereaksi millon akan bereaksi dengan gugus hidroksifenil
dari tirosin membentuk warna merah. (Panji Tok, 2013)

Gambar D.2.1 Reaksi Uji Millon (Panji Tok, 2013)

2.2 Uji Ninhidrin


Uji Ninhidrin digunakan untuk identifikasi asam amino bebas yang
terdapat dalam sampel. Asam amino bebas adalah asam amino yang gugus
aminonya tidak terikat (Robinson, 1995). Ninhidrin adalah reagen yang
berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya
dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila
bereaksi dengan asam amino akan menghasilkan zat warna ungu. Hanya
atom nitrogen dari zat warna ungu yang berasal dari asam amino, selebihnya
terkonversi menjadi aldehid dan karbondioksida. Jadi, zat warna ungu yang
sama dihasilkan dari semua asam amino α dengan gugus amino primer dan
intensitas warnanya berbanding lurus dengan konsentrasi asam amino yang
ada (Hart, 2003)
.
Gambar D.2.2 Reaksi Uji Ninhidrin (Ilmi dkk, 2015)

2.3 Uji Xantoprotein


Uji xanthoprotein digunakan untuk menunjukkan adanya asam
amino tirosin, fenilalanin, dan triptofan dalam protein. Inti benzen yang
terdapat di dalam molekul tirosin, fenilalanin, dan triptofan akan ter-nitrasi
dengan penambahan HNO3. Senyawa nitro yang terbentuk berwarna kuning
dan dalam lingkungan alkalis akan terionisasi dengan bebas dan warnanya
menjadi lebih tua atau berubah menjadi jingga. (Panji Tok, 2013).

Gambar D.2.3 Reaksi Uji Xantorpotein (Panji Tok, 2013)

E. Alat dan Bahan


Tabel E.1 Alat Uji Ninhidrin
No. Alat Jumlah
1. Tabung reaksi 8 buah
2. Pipet tetes 9 buah
3. Rak tabung 1 buah
4. Penjepit tabung 1 buah
5. Handphone 1 unit
6. Kertas putih 1 lembar
7. Label 1 lembar
8. Waterbath 1 unit
Tabel E.2 Bahan Uji Ninhidrin
No. Bahan Jumlah
1. Lisine 1 botol
2. Asam glutamate 1 botol
3. β – alanine 1 botol
4. α – alanine 1 botol
5. Tirosin 1 botol
6. Glisin 1 botol
7. Triptofan 1 botol
8. Histidin 1 botol
9. Ninhidrin 1 botol

Tabel E.3 Alat Uji Xantoprotein


No. Alat Jumlah
1. Tabung reaksi 8 buah
2. Pipet tetes 10 buah
3. Plat tetes 1 buah
4. Rak tabung reaksi 1 buah
5. Penjepit tabung reaksi 1 buah
6. Handphone 1 unit
7. Kertas putih 1 lembar
8. Label 1 lembar
9. Waterbath 1 unit

Tabel E.4 Bahan Uji Xantoprotein


No. Bahan Jumlah
1. Lisine 1 botol
2. Asam glutamat 1 botol
3. β - alanin 1 botol
4. α - alanin 1 botol
5. Tirosin 1 botol
6. Glisin 1 botol
7. Triptofan 1 botol
8. Histidin 1 botol
9. HNO3 1 botol
10. NaOH 1 botol
11. Lakmus merah 1 lembar

Tabel E.5 Alat Uji Millon


No. Alat Jumlah
1. Tabung reaksi 8 buah
2. Pipet tetes 10 buah
3. Rak tabung reaksi 1 buah
No. Alat Bahan
4. Penjepit tabung reaksi 1 buah
5. Handphone 1 unit
6. Kertas putih 1 lembar
7. Label 1 lembar
8. Waterbath 1 unit

Tabel E.6. Bahan Uji Millon


No. Bahan Jumlah
1. Lisine 1 botol
2. Asam glutamat 1 botol
3. β - alanin 1 botol
4. α - alanin 1 botol
5. Tirosin 1 botol
6. Glisin 1 botol
7. Triptofan 1 botol
8. Histidin 1 botol
9. Na. Nitrit 1 botol
10. Millon 1 botol

F. Langkah Kerja
Diagram F.1 Langkah Kerja Uji Ninhidrin

Dimasukan larutan Diteteskan 5 Dipanaskan


asam amino yang tetes Ninhidrin larutan selama
akan diuji ke dalam ke dalam 2 menit.
tabung reaksi yang masing-masing Kemudian
berbeda masing- larutan asam dimati
masing sebanyak 2 amino. perubahan
ml. warna yang
terjadi.
Diagram F.2 Langkah Kerja Uji Xantoprotein

Dimasukan Ditambahkan 0,5 Diteteskan


larutan asam ml HNO3 pekat NaOH 10 M ke
amino yang ke dalam setiap dalam larutan
akan diuji ke tabung. Kemudian asam amino
dalam tabung Larutan sampai larutan
reaksi yang dipanaskan selama dalam tabung
berbeda 2 menit, lalu menjadi basa.
masing- dinginkan. Kemudian
masing Kemudian diamati diamati
sebanyak 0,5 perubahan yang perubahan yang
ml. terjadi. terjadi.

Diagram F.3 Langkah Kerja Uji Millon

Dimasukan Diteteskan Na.


larutan asam Dipanaskan Nitrit sebanyak
amino yang akan larutan ke dalam 10 tetes.
diuji ke dalam penangas air Kemudian
tabung reaksi selama 10 diamati
yang berbeda menit. perubahan
masing-masing Kemudian warna yang
sebanyak 1 ml. dinginkan pada terjadi (warna
Kemudian temperatur merah bata
diteteskan masing- kamar. menandakan
masing 5 tetes reaksi positif).
pereaksi Millon
G. Hasil Pengamatan
G.1 Uji Ninhidrin
Tabel G.1 Hasil Pengamatan Uji Ninhidrin

No. Kode Warna Larutan Gambar Sebelum Gambar Sesudah

1. A Ungu Glisin

Gambar 1.1 Glisin Gambar 1.10 Glisin


(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3
2018)

Beta
2. B Bening
Alanin

Gambar 1.2 Beta Alanin Gambar 1.11 Beta


(Dok Kelompok 3 2018) Analin
(Dok Kelompok 3
2018)

3. C Ungu Tirosin

Gambar 1.3. Tirosin Gambar 1.12 Tirosin


(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3
2018)

Ungu
4. D Sedikit Triptofan
Pekat
Gambar 1.4. Triptofan Gambar 1.13
(Dok Kelompok 3 2018) Triptofan
(Dok Kelompok 3
2018)
Ungu
5. E
Pekat
Histidin

Gambar 1.5. Histidin Gambar 1.14 Histidin


(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3
2018)

Ungu Alfa
6. F
Pekat Alanin
Gambar 1.6 Alfa Alanin Gambar 1.15 Alfa
(Dok Kelompok 3, 2018) Alanin
(Dok Kelompok 3,
2018)

7. G Ungu Lisin

Gambar 1.7 Lisin Gambar 1.16 Lisin


(Dok Kelompok 3, 2018) (Dok Kelompok 3,
2018)

Asam
8. H Ungu
Glutamat
Gambar 1.8 Asam Glutamat Gambar 1.17 Asam
(Dok Kelompok 3, 2018) Glutamat
(Dok Kelompok 3,
2018)
G.2 Uji Xantoprotein
Tabel G.2 Hasil Pengamatan Uji Xantoprotein
No. Kode Warna Larutan Gambar Sebelum Gambar Sesudah

1. A Bening Glisin

Gambar 2.1 Glisin Gambar 2.19 Glisin


(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3 2018)

Beta
2. B Bening
Alanin

Gambar 2.2 Beta Alanin Gambar 2.10 Beta


(Dok Kelompok 3 2018) Alanin
(Dok Kelompok 3 2018)

3. C Kuning Tirosin

Gambar 2.3 Tirosin Gambar 2.11 Tirosin


(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3 2018)

Merah
Ke-
4. D Triptofan
coklat-
an

Gambar 2.4 Triptofan Gambar 2.12 Triptofan


(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3 2018)
5. E Bening Histidin

Gambar 2.13 Histidin


Gambar 2.5 Histidin (Dok Kelompok 3 2018)
(Dok Kelompok 3 2018)

Alfa
6. F Bening
Alanin

Gambar 2.6 Alfa Alanin Gambar 2.14 Alfa


(Dok Kelompok 3 2018) Alanin
(Dok Kelompok 3 2018)

7. G Bening Lisin

Gambar 2.7 Lisin Gambar 2.15 Lisin


(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3 2018)

Asam
8. H Bening
Glutamat

Gambar 2.8 Asam Gambar 2.16 Asam


Glutamat Glutamat
(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3 2018)
G.3 Uji Millon
Tabel G.3 Hasil Pengamatan Uji Millon

No. Kode Warna Larutan Gambar Sebelum Gambar Sesudah

1. A Bening Glisin

Gambar 3.1 Glisin Gambar 3.9 Glisin


(Dok Kelompok 3, 2018) (Dok Kelompok 3,
2018)

Beta
2. B Bening
Alanin
Gambar 3.2 Beta Alanin Gambar 3.10 Beta
(Dok Kelompok 3 2018) Alanin
(Dok Kelompok 3,
2018)

Merah +
3. C Tirosin
Endapan

Gambar 3.3 Tirosin Gambar 3.11 Tirosin


(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3 2018)
Coklat +
4. D Triptofan
Endapan

Gambar 3.4 Triptofsn Gambar 3.12 Triptofan


(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3 2018)

Bening
5. E + Histidin
Endapan

Gambar 3.5 Histidin Gambar 3.13 Histidin


(Dok Kelompok 3 2018) (Dok Kelompok 3 2018)

Alfa
6. F Bening
Alanin
Gambar 3.6 Alfa Alanin Gambar 3.14 Alfa
(Dok Kelompok 3, 2018) Alanin
(Dok Kelompok 3,
2018)

7. G Bening Lisin

Gambar 3.7 Lisin Gambar 3.15 Lisin


(Dok Kelompok 3,
(Dok Kelompok 3, 2018) 2018)
Asam
8. H Bening
Glutamat
Gambar 3.8 Asam Gambar 3.16 Asam
Glutamat Glutamat
(Dok Kelompok 3, 2018) (Dok Kelompok 3,
2018)

H. Pembahasan
H.1 Uji Ninhidrin
Uji ninhhidrin ini didasarkan pada reaksi yang terjadi antara asam
amino dengan ninhidrin.Asam amino akan bereaksi dengan ninhidrin
membentuk aldehida dengan satu atom C yang lebih rendah dan
melepaskan molekul NH3 dan CO2. Selain melepaskan NH3 dan CO2,
asam amino yang bereaksi dengan ninhidrin akan membentuk warna
ungu atau biru.Warna yang dihasilkan tersebut disebabkan karena
molekul ninhidrin dan hidratin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam
amino tersebut dioksidasi.
Uji ninhidrin ini dilakukan dengan menggunakan 8 jenis asam amino
yang berbeda mulai dari A sampai H, dengan hasil sebagai berikut :
a. Asam amino A setelah ditambahkan ninhidrin dan dipanaskan
memberikan reaksi positif sehingga mengalami perubahan warna
menjadi ungu pucat.
b. Asam amino B setelah ditambahkan ninhidrin dan dipanaskan
memberikan reaksi negatif sehingga tidak mengalami perubahan
warna menjadi ungu (warnanya tetap bening).
c. Asam amino C setelah ditambahkan ninhidrin dan dipanaskan
memberikan reaksi positif sehingga mengalami perubahan warna
menjadi ungu pucat.
d. Asam amino D setelah ditambahkan ninhidrin dan dipanaskan
memberikan reaksi positif sehingga mengalami perubahan warna
menjadi ungu.
e. Asam amino E setelah ditambahkan ninhidrin dan dipanaskan
memberikan reaksi positif sehingga mengalami perubahan warna
menjadi ungu pekat.
f. Asam amino F setelah ditambahkan ninhidrin dan dipanaskan
memberikan reaksi positif sehingga mengalami perubahan warna
menjadi ungu pekat.
g. Asam amino G setelah ditambahkan ninhidrin dan dipanaskan
memberikan reaksi positif sehingga mengalami perubahan warna
menjadi ungu pucat.
h. Asam amino H setelah ditambahkan ninhidrin dan dipanaskan
memberikan reaksi positif sehingga mengalami perubahan warna
menjadi ungu pucat.
Berdasarkan hasil dari ketiga uji diatas maka dapat ditentukan bahwa :
1. Asam amino A adalah glisin, memberikan reaksi positif dan
mengalami perubahan warna menjadi ungu pucat
2. Asam amino B adalah β-alanin, memberikan reaksi negative sehingga
tidak mengalami perubahan warna menjadi ungu (tetap bening)
3. Asam amino C adalah tirosin, memberikan reaksi positif dan
mengalami perubahan warna menjadi ungu pucat
4. Asam amino D adalah triptofan, memberikan reaksi positif dan
mengalami perubahan warna menjadi ungu
5. Asam amino E adalah histidin, memberikan reaksi positif dan
mengalami perubahan warna menjadi ungu pekat
6. Asam amino F adalah α-alanin, memberikan reaksi positif dan
mengalami perubahan warna menjadi ungu pekat
7. Asam amino G adalah lisin, memberikan reaksi positif dan mengalami
perubahan warna menjadi ungu pucat
8. Asam amino H adalah asam glutamate, memberikan reaksi positif dan
mengalami perubahan warna menjadi ungu pucat

H.2 Uji Xantoprotein


Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang
digunakan untuk menunjukan keberadaan gugus benzene. Indikator uji
ini adalah jika asam amino mengandung cincin aromatik membentuk
turunan nitro yang berwarna kuning pada pemanasan dengan asam nitrat
pekat. Garam-garam dari turunannya berwarna jingga (oranye).

Pada uji ini digunakan 8 asam amino yang berbeda, dan hasilnya
adalah sebagai berikut :
a. Asam amino A setelah ditambahkan HNO3, dipanaskan, kemudian
ditambahkan NaOH memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
b. Asam amino B setelah ditambahkan HNO3, dipanaskan, kemudian
ditambahkan NaOH memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
c. Asam amino C setelah ditambahkan HNO3, dipanaskan, kemudian
ditambahkan NaOH memberikan reaksi positif sehingga mengalami
perubahan warna menjadi berwarna kuning.
d. Asam amino D setelah ditambahkan HNO3, dipanaskan, kemudian
ditambahkan NaOH memberikan reaksi positif sehingga mengalami
perubahan warna menjadi berwarna jingga pekat.
e. Asam amino E setelah ditambahkan HNO3, dipanaskan, kemudian
ditambahkan NaOH memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
f. Asam amino F setelah ditambahkan HNO3, dipanaskan, kemudian
ditambahkan NaOH memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
g. Asam amino G setelah ditambahkan HNO3, dipanaskan, kemudian
ditambahkan NaOH memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
h. Asam amino H setelah ditambahkan HNO3, dipanaskan, kemudian
ditambahkan NaOH memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
Berdasarkan hasil dari ketiga uji diatas maka dapat ditentukan bahwa :
1. Asam amino A adalah glisin, memberikan reaksi negatif sehingga
tidak mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening
2. Asam amino B adalah β-alanin, memberikan reaksi negatif sehingga
tidak mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening
3. Asam amino C adalah tirosin, memberikan reaksi positif sehingga
mengalami perubahan warna menjadi berwarna kuning
4. Asam amino D adalah triptofan, memberikan reaksi positif sehingga
mengalami perubahan warna menjadi berwarna jingga pekat.
5. Asam amino E adalah histidin, memberikan reaksi negatif sehingga
tidak mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
6. Asam amino F adalah α-alanin, memberikan reaksi negatif sehingga
tidak mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening
7. Asam amino G adalah lisin, reaksi negatif sehingga tidak mengalami
perubahan warna dan warnanya tetap bening
8. Asam amino H adalah asam glutamate, memberikan reaksi negatif
sehingga tidak mengalami perubahan warna dan warnanya tetap
bening

H.3 Uji Millon


Uji millon umumnya digunakan untuk menunjukan adanya asam
amino tirosin pada suatu zat. Prinsipnya senyawa yang mengandung
gugus radikal hidroksi benzen, bereaksi dengan reagen millon
membentuk senyawa kompleks berwarna merah. Hanya asam amino
tirosin dan turunannya yang bereaksi positif.
Pada uji ini juga digunakan 8 jenis asam amino yang berbeda. Hasil
yang didapat adalah sebagai berikut :
a. Asam amino A setelah ditambahkan millon, dipanaskan, kemudian
ditambahkan larutan nitrit memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
b. Asam amino B setelah ditambahkan millon, dipanaskan, kemudian
ditambahkan larutan nitrit memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
c. Asam amino C setelah ditambahkan millon, dipanaskan, kemudian
ditambahkan larutan nitrit memberikan reaksi positif sehingga
mengalami perubahan warna menjadi merah dan terbentuk endapan.
d. Asam amino D setelah ditambahkan millon, dipanaskan, kemudian
ditambahkan larutan nitrit memberikan reaksi positif sehingga
mengalami perubahan warna menjadi coklat dan terbentuk endapan.
e. Asam amino E setelah ditambahkan millon, dipanaskan, kemudian
ditambahkan larutan nitrit memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna, namun terbentuk endapan berwarna
putih.
f. Asam amino F setelah ditambahkan millon, dipanaskan, kemudian
ditambahkan larutan nitrit memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
g. Asam amino G setelah ditambahkan millon, dipanaskan, kemudian
ditambahkan larutan nitrit memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
h. Asam amino H setelah ditambahkan millon, dipanaskan, kemudian
ditambahkan larutan nitrit memberikan reaksi negatif sehingga tidak
mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
Berdasarkan hasil dari ketiga uji diatas maka dapat ditentukan bahwa :
1. Asam amino A adalah glisin, memberikan reaksi negatif sehingga
tidak mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
2. Asam amino B adalah β-alanin, memberikan reaksi negatif sehingga
tidak mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
3. Asam amino C adalah tirosin, memberikan reaksi positif sehingga
mengalami perubahan warna menjadi merah dan terbentuk endapan.
4. Asam amino D adalah triptofan, memberikan reaksi positif sehingga
mengalami perubahan warna menjadi coklat dan terbentuk endapan.
5. Asam amino E adalah histidin, memberikan reaksi negatif sehingga
tidak mengalami perubahan warna, namun terbentuk endapan
berwarna putih.
6. Asam amino F adalah α-alanin, memberikan reaksi negatif sehingga
tidak mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.
7. Asam amino G adalah lisin, memberikan reaksi negatif sehingga
tidak mengalami perubahan warna dan warnanya tetap bening.

8. Asam amino H adalah asam glutamate, memberikan reaksi negatif


sehingga tidak mengalami perubahan warna dan warnanya tetap
bening.

I. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan pada pengujian beberapa asam amino
yang tersedia yaitu larutan A, B, C, D, E, F, G, dan H.

Seperti terlihat pada gambar hasil Uji Ninhidrin, terlihat asam amino tirosin
tidak mengalami perubahan warna begitu pun dengan asam glutamat yang tidak
menunjukan perubahan warna. Pada asam amino glisin mengalami perubaha warna,
tetapi bukan warna ungu melainkan warna kecoklatan yang hampir mirip seperti
warna teh. Hal ini menunjukan bahwa asam amino glisin tidak mengandung
senyawa asam alfa alanin karena yang menjadi indikator dari asam alfa alanin yaitu
warna ungu.Selanjutnya untuk triptofan alfa alanin histidin, setelah dipanaskan
dengan ninhidrin, asam amino tersebut mengalami perubahan warna menjadi ungu.
Terlihat pada asam amino histidin warna ungunya pekat, dan pada triptofan
warnanya tidak begitu ungu, sedangkan pada alfa alanin warna ungu.

Pada uji xantoprotein asam amino yang menunjukan reaksi positif untuk adalah
munculnya gumpalan atau seperti cicin berwarna kuning. Perubahan itu terlihat
pada asam amino C berwana kuning dan asam amino D terlihat munculnya
gumpalan. Pada uji milon setalah kami melakukan identifikasi dari hasil
pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa asam amino yang mengandung gugus
hidroksil benzen yaitu asam amino C dan asam amino D. Hal tersebut ditandai
dengan adanya perubahan warna dari warna asal asam amino tersebut yang setelah
diberi perlakuan terdapat perubahan warna yaitu menjadi warna merah bata.

Jadi setelah diidentifikasi dapat disimpulkan bahwa larutan A adalah Glisin,


larutan B adalah Beta Alanin, larutan C adalah Tirosin, larutan D adalah Triptofan,
larutan E adalah Histidin, larutan F adalah Alfa Alanin, larutan G adalah Lisin, dan
larutan H adalah Asam Glutamat.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Ilmi Y., dkk. (2015). PROTEIN (1) (Uji Millon, Uji Hopkins-Cole, Uji
Ninhidrin, Uji Belerang, Uji Xantoproteat, Uji Biuret). [online].
https://www.academia.edu/11460032/LAPORAN_PROTEIN_1_Uji_Millon
_Uji_Hopkins-
Cole_Uji_Ninhidrin_Uji_Belerang_Uji_Xantoproteat_Uji_Biuret_ diakses
pada tanggal 24 September 2018 pukul 14.28 WIB
Anonim. (2015). PERCOBAAN 1 PROTEIN: REAKSI UJI TERHADAP ASAM
AMINO DAN PENENTUAN KONSENTRASI PROTEIN. [online].
http://biochem.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/Modul-1.pdf
diakses pada tanggal 24 September 2018 pukul 14.34 WIB.
Suhara. (2008). Dasar- Dasar Biokimia. Bandung: Presma Press.
Tok, Panji. (2013). Uji Millon. [online]. https://www.edubio.info/2013/12/uji-
millon.html diakses pada tanggal 24 September 2018 pukul 14.35 WIB
Tok, Panji. (2013). Uji Xantoprotein. [online].
https://www.edubio.info/2013/12/uji-xanthoprotein.html diakses pada
tanggal 24 September 2018 pukul 14.29 WIB.
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR

Gambar C.1 Struktur umum asam amino yang memperlihatkan empat gugus yang
berbeda berikatan dengan atom karbon α (C α).
Nafiun. (2013). Pengertian Protein, Contoh, Struktur, Sifat, Bentuk, Jenis, Fungsi,
Denaturasi, Renaturasi, Kimia. [online].
http://www.nafiun.com/2013/10/pengertian-protein-contoh-struktur-sifat-
jenis-fungsi.html diakses tanggal 24 September 2018 pukul 14.22 WIB
Gambar C.2 Reaksi Uji Millon
Tok, Panji. (2013). Uji Millon. [online]. https://www.edubio.info/2013/12/uji-
millon.html diakses pada tanggal 24 September 2018 pukul 14.25 WIB
Gambar C.3 Reaksi Uji Ninhidrin
Amalia, Ilmi Y., dkk. (2015). PROTEIN (1) (Uji Millon, Uji Hopkins-Cole, Uji
Ninhidrin, Uji Belerang, Uji Xantoproteat, Uji Biuret). [online].
https://www.academia.edu/11460032/LAPORAN_PROTEIN_1_Uji_Millon
_Uji_Hopkins-
Cole_Uji_Ninhidrin_Uji_Belerang_Uji_Xantoproteat_Uji_Biuret_ diakses
pada tanggal 24 September 2018 pukul 14.28 WIB
Gambar C.4 Reaksi Uji Xantoprotein
Tok, Panji. (2013). Uji Xantoprotein. [online].
https://www.edubio.info/2013/12/uji-xanthoprotein.html diakses pada tanggal 24
September 2018 pukul 14.29 WIB.

Anda mungkin juga menyukai