Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI KARBOHIDRAT

Nama : Gusti Ayu Putu Intan Pandini


NIM : 1808531033
Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2019

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
I. JUDUL PRAKTIKUM
Uji Iodium Karbohidrat

II. TUJUAN
Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif karbohidrat

III. DASAR TEORI


Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus
empirik (CH2O)n, dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara
hidrolisis, disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk
sebagai oligosakarida. Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan
maupun jaringan tumbuh-tumbuhan, dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat
dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati (Aulana, 2005).
Polisakarida adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh
monosakarida yang berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari
6 molekul monosakarida, contohnya glikogen dan pati merupakan polimer
glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan karbohidrat. Terdapat beberapa buku
yang membahas secara umum mengenai analisis karbohidrat. Disamping
metode buku kimia organik, banyak sekali uji warna yang telah
dikembangkan untuk berbagai golongan karbohidrat (Harjadi, 1994).
Reaksi umum yang diberikan oleh semua karbohidrat ialah
pembentukan warna jika dipanaskan dengan asam sulfat dan fenol seperti
resorsinol, antron, α-naftol, timol, dan sebagainya (Winarno, 1997). Pati
dengan iodium memberikan warna biru yang disebabkan oleh komponen
amilosa. Amilopektin memberikan warna lembayung merah dengan iodium.
Pentosa dan polisakarida yang mengandung pentosa menghasilkan warna
ungu merah dengan floroglusinol dalam asam hidroklorida. Asam uronat pun
memberikan uji positif, tetapi dapat dibedakan karena tidak memberikan
reaksi bial (warna biru jika dipanaskan dengan orsinol dan FeCl3 dalam asam
hidroklorida) (Southgate, 1976).
Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati
dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa
yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan
warna biru sampai tidak berwarna. Kondensasi iodium dengan karbohidrat
pada uji iodium, monosakarida dapat menghasilkan warna yang khas
(Hartati, 2003).
Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit
glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat
membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam
spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut
(Apriyanto,, 1989).
Disamping itu, banyak agen pengoksidasi yang membutuhkan suatu
larutan basa untuk bereaksi dengan iodium, natrium thiosulfat (Na2S2O3)
biasanya dipergunakan sebagai titrannya ( Aulana, 2005). Natrium thiosulfat
mudah larut dalam air dan tidak dapat larut dalam etanol, di dalam
laboratorium bahan kimia ini digunakan sebagai pereaksi dan larutan baku
sekunder Reaksi antara iodium dengan natrium thiosulfat (Na2S2O3) adalah
sebagai berikut,
I2 + Na2S2O3 NaI + Na2 S4O6 (Swantara, 1995).

IV. CARA KERJA


Alat dan bahan disiapkan yaitu, dua buah tabung reaksi, pipet tetes,
gelas ukur, gelas beaker, pati 1%, larutan iodiumium 0,01 M dan larutan
Na2S2O3 1%. Diambil dua buah tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi
larutan pati 1%, kedalam tiap-tiap tabung reaksi ditambahkan tiga tetes
larutan iodium 0,01 M, kemudian diaduk sampai terjadi perubahan
warna.Tabung pertama dipanaskan dengan kompor sampai warna biru
menghilang (lebih kurang 10 menit), lalu didinginkan dan diamati perubahan
yang terjadi. Tabung kedua ditambahkan larutan Na2S2O3 1% tetes demi tetes
sampai warna biru menghilang, kemudian diamati perubahan yang terjadi.
V. HASIL PENGAMATAN
Gambar
No Keterangan
Sebelum Sesudah
1. Perlakuan: Pemanasan
Pati yang ditetesi
iodium terjadi
perubahan warna
dari bening menjadi
biru, setelah
Pati Ditetesi dipanaskan berubah
Iodium warna
dari biru menjadi
bening dan terdapat
sedikit endapan
berwarna biru.
2. Perlakuan: ditambahkan Na2 S2 O3
Pati yang ditetesi
iodium terjadi
perubahan warna
dari bening menjadi
biru, setelah
Pati Ditetesi ditambahkan
Iodium Na2 S2 O3
terjadi perubahan
warna dari biru
menjadi bening.

VI. PEMBAHASAN
Percobaan uji iodium ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan
karbohidrat, yang secara spesifik dapat digunakan untuk memisahkan antara
polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna
kompleks dengan polisakarida, tidak memberikan warna pada monosakarida
maupun disakarida. Amilum atau pati memberikan warna biru pada iodium,
sedangkan glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian
(eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, iodium yang dicampurkan
dengan pati menghasilkan larutan yang berwarna biru, dengan demikian uji
positif mengandung karbohidrat dan termasuk polisakarida. Larutan berubah
warna menjadi biru disebabkan karena dalam larutan pati terdapat unit-unit
glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat
membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam
spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.
Hasil percobaan selanjutnya yaitu larutan warna biru pada pati yang telah
ditambahkan iodium kemudian dipanaskan, terjadi perubahan warna dari biru
menjadi bening dan terdapat sedikit endapan berwarna biru pada dasar tabung,
kemudian setelah larutan didinginkan terjadi perubahan warna menjadi biru
kembali.
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi
senyawa yang lebih sederhana yang akan memberikan warna biru sampai tidak
berwarna. Jika amilosa direaksikan dengan iodium maka akan berwarna biru,
sedangkan jika amilopektin direaksikan dengan iodium akan memberikan
warna ungu kehitaman. Perubahan warna menjadi bening disebabkan karena
adanya pemutusan ikatan iodium dengan glukosa tadi atau terjadi penguraian
ion (pelepasan iodium dari amilum) karena adanya perubahan suhu yang
tinggi. Larutan bewarna biru setelah didinginkan menunjukkan bahwa ikatan
antara iodium dan amilum berupa ikatan semu karena dapat putus saat
dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat didinginkan. Adapun endapan
yang muncul di dasar tabung ini disebabkan karena proses hidrolisis pati yang
tidak sempurna. Endapan ini merupakan sisa dari butir-butir amilum.
Percobaan pada tabung kedua yaitu, sampel pati yang dicampurkan
dengan iodium juga menghasilkan larutan berwarna biru yang membuktikan
adanya karbohidrat golongan polisakarida pada sampel. Larutan berwarna biru
tersebut kemudian ditetesi dengan natrium thiosulfat (Na2S2O3) sampai larutan
berwarna bening. Fungsi penambahan Na2S2O3 adalah untuk memberikan
suasana basa pada uji iodium. Adapun reaksi yang terjadi antara iodium dan
Na2S2O3 adalah sebagai berikut,
I2 + Na2S2O3 NaI + Na2 S4O6
Pada pengujian larutan pati dan iodium‚ Na2S2O3 menghalangi
terjadinya reaksi antara pati dengan iodium. Hal ini disebabkan karena iodium
bereaksi dengan basa sehingga tidak mengalami reaksi dengan pati dan
menyebabkan tidak adanya perubahan warna yang terjadi.

VII. KESIMPULAN
Uji iodium dapat digunakan untuk pengujian secara kualitatif adanya
kandungan karbohidat yang memberikan warna kompleks pada polisakarida
seperti larutan pati dengan iodium yang dapat membentuk kompleks berwarna
biru.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, A. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Aulana, L. 2005. Pemanfaatan hidrolisis pati sagu untuk produksi asam laktat oleh
Lactobassilus casei FNCC 266. [Skripsi]. Departemen Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Harjadi, W. 1994. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
Hartati, NS. 2003. Analisis Kadar Pati dan Serat. Kanisius. Yogyakarta.
Southgate ,D. 1976. Determination of Food Carbohydrates. Applied Science
Publisher Ltd. London.
Swantara, DIM. 1995. Kromatografi Cair Kerja Tinggi Beberapa Senyawa
Monosakarida dan Dosakarida serta Penerapannya Untuk Analisis Madu
dan bahan Jenis Lainnya. [Tesis]. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Winarno, 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
LAMPIRAN

Gambar L.1. Larutan Pati/Amilum 1%; Larutan Iodium; Larutan Na2S2O3

Gambar L.2. Tabung Reaksi

Gambar L.3. Tabung Ukur; Pipet Tetes, Gelas Ukur

Anda mungkin juga menyukai