PUISI
PUISI
Maaf, Ayah.
Karena sakit di dadamu itu bagian yang selalu saja ku masukkan setiap hari.
Maaf, karena anakmu ini selalu gagal menyimpan amarahmu.
Aku tau betapa dalam sakit menusuk rusukmu, saat aku memalingkan wajah
hanya karna aku sedang malas berbicara.
Aku mengerti, lebam yang merangsuk tertiup duri saat anakmu tak
menghiraukan teguranmu.
Maaf, Bu. Maaf karna yang paling sederhana pun tak bisa ku kerjakan.
Melengkungkan senyum di tepian bibirmu.
Aku paham, betapa besar amarah meradang di jantungmu, yang sengaja kau
redam.
Saat kerja kerasmu berserimbah peluh, menjadi sia-sia karna aku tak
mampu meluruhkan keluhanmu.
Tentang anakmu yang tak kunjung membuatmu bahagia, atau anakmu yang
tidak juga menjadikanmu bangga.
Untuk Ibu dan Ayahku, maafkan anakmu, yang selalu memaksamu meliarkan
amarah yang menahan tangis.
Sumber : https://www.kompasiana.com/fasihradiana/55101bbc8133115334bc61f5/maaf-untuk-
ayah-dan-ibu
Puisi Maafkan Kami, Guru
Mei 18, 2010
Kami tahu...
Kami tahu,
Kami tahu,
Namun,
inilah kami
remaja
Apa reaksinya?
kami takut,
Kami,
benar-benar khilaf
siapapun kami
maafkan kami
Sumber : https://www.nadiakhadijah.com/2010/05/kami-tahu.html