Anda di halaman 1dari 13

Veneer

Veneer adalah lapisan bahan sewarna gigi yang diaplikasikan pada gigi untuk

merestorasi defek lokal atau menyeluruh dan diskolorasi intrinsik [lihat Gambar 12-7,

12-33, 12-34, 12-35 dan 12-41]. Umumnya, veneer dibuat dengan mengaplikasikan

komposit secara langsung, komposit yang diolah, porselen, bahan keramik pressed.

Indikasi umum veneer antara lain gigi-geligi yang permukaan fasialnya mengalami

malformasi, diskolorasi, abrasi, erosi, atau memiliki restorasi yang rusak [Gambar 12-

31].

Ada dua tipe veneer estetik, yaitu (1) veneer parsial dan (2) full veneer

[Gambar 12-32]. Veneer parsial diindikasikan untuk merestorasi defek lokal atau

daerah diskolorasi intrinsik [Gambar 12-33; lihat juga Gambar 12-1]. Full veneer

diindikasikan untuk restorasi defek yang luas atau daerah staining intrinsik pada

sebagian besar permukaan fasial gigi [lihat Gambar 12-7, 12-35, 12-36, 12-37, dan

12-41]. Ada beberapa faktor penting, seperti usia pasien, oklusi, kesehatan jaringan,

posisi dan kesejajaran gigi, serta oral higiene yang harus dievaluasi sebelum

mengaplikasikan full veneer sebagai perawatan

Full veneer membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Untuk kasus pada anak-

anak atau satu gigi yang berubah warna, atau jika waktu dan keuangan pasien

terbatas, hindari veneer yang dibuat di lab, teknik direct merupakan pilihan yang

lebih baik. Veneer indirect membutuhkan dua kali kunjungan namun biasanya

1
memberikan tiga keuntungan dibandingkan full veneer yang diaplikasikan secara

langsung.

Gambar 12-31. Contoh klinis indikasi perawatan veneer, antara lain gigi-geligi yang
mengalami staining obat tetrasiklin (A), fluorosis atau hipoplasia email (B), erosi
akibat asam [seperti, kebiasaan mengkonsumsi lemon (C), dan veneer yang defektif
atau yang tidak dibuat dengan baik [perhatikan overhang gingival yang signifikan dan
eksudat purulen yang muncul] (D).
Gambar 12-32. Empat jenis veneer. A, tampilan fasial veneer parsial yang tidak
meluas ke subgingiva atau mengenai sudut insisal. B, full veneer dengan desain
preparasi window/jendela yang meluas ke crest gingiva dan berakhir di sudut fasio-
insisal. C, full veneer dengan desain preparasi butt-joint incisal atau incisal-lapping
yang meluas ke subgingival dan mengenai semua permukaan insisal. [perluasan
subgingival hanya diindikasikan untuk preparasi gigi yang terkena stain gelap/hitam
dan bukanlah prosedur rutin]. D-G, potongan melintang 4 tipe veneer. D, partial
veneer. E, full veneer dengan desain preparasi window; F, full veneer dengan desain
preparasi butt-joint incisal. G, full veneer dengan desain preparasi incisal-lapping.

Jika memilih full veneer, prosedurnya harus dilakukan dengan hati-hati untuk

memperoleh kontur fisiologis yang baik, terutama di daerah gingiva, untuk menjamin

kesehatan gingiva. Salah satu contoh veneer yang konturnya buruk ditampilkan dalam

Gambar 12-31, D, iritasi gingiva parah nampak di sekitar veneer yang over-

contoured; nampak ada eksudat purulen pada saat probing tepi-tepinya menggunakan

sonde.

Full veneer dapat dibuat menggunakan teknik direct ataupun indirect. Jika

dipasangkan pada beberapa gigi atau jika permukaan fasial tidak seluruhnya rusak

2
[yaitu, veneer parsial], veneer komposit yang diaplikasikan secara langsung dapat

diselesaikan di kursi unit dalam satu kali kunjungan.

1. Veneer yang dibuat secara tidak langsung tidak sensitif terhadap teknik operator.

Membutuhkan keahlian artistik dan kecermatan agar diperoleh veneer direct yang

memuaskan secara estetik dan fisiologis. Veneer indirect dibuat oleh teknisi lab

dan umumnya lebih estetik.

2. Jika veneer akan dipasangkan pada banyak gigi, umumnya veneer indirect dapat

dipasangkan lebih cepat.

3. Umumnya veneer indirect bertahan lebih lama dibandingkan veneer direct,

terutama jika terbuat dari porselen atau pressed ceramic.

Ada beberapa kontroversi tentang luas preparasi gigi yang dibutuhkan dan banyaknya

penutupan veneer yang dibuat secara direct ataupun indirect [lihat Gambar 12-32].

Beberapa operator cenderung memilih untuk mengetsa email yang ada dan

mengaplikasikan veneer [tipe direct ataupun indirect] pada seluruh permukaan fasial

yang ada tanpa preparasi gigi. Keunggulan veneer “tanpa preparasi” ini adalah hanya

sedikit atau bahkan, tidak ada struktur gigi yang dibuang. Dan, jika terjadi kegagalan

atau jika pasien tidak puas dengan veneer-nya, ia bisa dilepaskan [reversibel],

meskipun kenyatannya, veneer yang dilekatkan ini tidak selalu mudah dibongkar

tanpa disertai pembuangan struktur gigi [lihat juga bagian Teknik Veneer Indirect;

Veneer tanpa-preparasi].

3
Ada beberapa masalah yang signifikan dalam metode ini. Pertama, untuk

memperoleh hasil yang estetis, jika giginya memiliki kontur normal, permukaan

fasial restorasi tersebut akan over-contoured, nampak dan terasa tidak alami.

Observasi tersebut berlaku pada veneer direct ataupun indirect. Veneer over-

contoured cenderung mengakibatkan iritasi gingiva disertai hiperemi dan perdarahan

yang disebabkan oleh kontur yang cembung/bulat dan menekan gingiva. Kedua, pada

direct veneer, veneer akan mudah lepas jika tidak dilakukan pembuangan struktur

gigi sebelum prosedur pengetsaan dan bonding dilakukan. Jika veneer hilang, ia bisa

diganti. Namun, pasien akan hidup dalam kegelisahan jika veneer-nya hilang lagi,

dan dapat menimbulkan rasa malu.

Dari sudut pandang psikologis, reversibilitas veneer tanpa-preparasi

cenderung menguntungkan dan diinginkan oleh pasien; namun, beberapa pasien yang

memilih veneer ingin kembali ke kondisi semula. Selain itu, pembongkaran full

veneer tanpa merusak gigi di bawahnya yang tidak dipreparasi, seperti yang telah

diuraikan di atas, merupakan hal yang sangat sulit, bahkan tidak mungkin. Untuk

memperoleh hasil yang konsisten dan memuaskan secara estetis dan fisiologis,

umumnya diindikasikan untuk melakukan preparasi intra-email. Satu-satunya

pengecualian adalah dalam kasus dimana aspek fasial gigi mengalami under-

contoured akibat abrasi atau erosi parah. Dalam kasus ini, email harus dikasarkan

dan tepi-tepinya dikasarkan.

4
Preparasi intra-email [atau pengasaran permukaan di daerah under-contoured]

sebelum veneer diaplikasikan sangat dianjurkan untuk beberapa alasan berikut ini:

1. Memberi ruang untuk bonding dan bahan veneer agar memperoleh estetik yang

maksimal tanpa over-contouring.

2. Untuk membuang lapisan email luar, kaya-fluorida yang lebih resisten terhadap

etsa-asam.

3. Menciptakan permukaan yang kasar untuk membantu bonding.

4. Menciptakan finish line definitif.

Jika defek atau diskolorasi tidak diperluas ke subgingival, tepi veneer sebaiknya tidak

diperluas ke subgingival. Posisi gingival margin veneer ditentuka oleh luas defek atau

diskolorasi dan banyaknya struktur gigi yang nampak saat tersenyum lebar. Jika

pasien memiliki garis senyum yang tinggi sehingga seluruh permukaan fasial gigi

nampak dan jika defek seperti stain fluorosis luas, maka tepi veneer harus diletakkan

pada batas crest jaringan untuk mengoptimalkan estetik. Namun, satu-satunya alasan

logis untuk memperluas adalah jika daerah gingiva karies atau defektif,

membutuhkan restorasi, atau jika terdapat diskolorasi gelap yang signifikan dan

menimbulkan gangguan estetik yang signifikan. Tidak ada bahan restorasi yang

sebagus struktur gigi normal, dan jaringan gingiva tidak akan pernah sehat jika

berkontak dengan bahan artifisial.

5
Ada tiga desain preparasi dasar untuk full veneer, yaitu (1) preparasi

window/jendela; (2) butt-joint incisal preparation, dan (3) incisal-lapping preparation

[lihat Gambar 12-32]. Preparasi window direkomendasikan untuk sebagian besar

veneer komposit direct. Ia juga sering digunakan dalam kasus veneer indirect dimana

outline form gigi kaninus masih utuh dan pasien canine guided. Desain preparasi

intra-email ini mempertahankan permukaan lingual dan insisal gigi-geligi anterior

rahang atas yang fungsional, melindungi veneer dari beban oklusal yang signifikan.

kualitas ini sangat penting untuk veneer komposit direct.

Gambar 12-33. Veneer parsial direct. A, pasien dengan full veneer direct yang over-
contoured. B, Setelah veneer lama dibongkar, nampak white spot lokal. C, model
yang mengilustrasikan kegagalan (x) dan preparasi kavitas (y). Tepi chamfer memiliki
outline ireguler/tidak beraturan. D, preparasi intra-email untuk restorasi veneer
parsial. E, hasil estetik konservatif veneer parsial.
Desain preparasi window juga dianjurkan untuk veneer porselen indirect pada

pasien yang pada pasien yang memiliki pola guidance lateral canine-guided dan

pasien yang gigi kaninus rahang atasnya memiliki kontur normal disertai keausan

insisal dan notching. Dengan menggunakan preparasi window, permukaan fungsional

tetap berada di email [lihat Gambar 12-32 E, dan 12-41, I]. Desain ini mengurangi

potensi percepatan keausan gigi-geligi antagonis yang akan terjadi jika jalur

fungsionalnya mengenai aspek lingual dan insisal porselen, seperti yang terjadi pada

desain incisal butt-joint atau incisal-lapping.

Pada sebagian besar veneer porselen indirect, digunakan desain butt-joint

incisal atau incisal-lapping. Desain butt-joint incisal sering digunakan pada kasus

6
tanpa defek di sepanjang aspek lingual tepi insisal. Ini merupakan desain yang paling

sederhana dan digunakan untuk mempermudah reduksi gigi dan mengakomodasi

kebutuhan kekuatan veneer porselen di daerah preparasi tersebut [lihat Gambar 12-

32, F]. Preparasi incisal-lapping diindikasikan jika gigi yang akan di-veneer perlu

diperpanjang atau jika defek insisal harus direstorasi. Luas lapping [tumpang-tindih]

pada aspek lingual umumnya ditentukan oleh luas defek insisal di bagian lingual atau

banyaknya resistensi bentuk fasiolingual yang diinginkan untuk memperkuat tepi

insisalnya [lihat Gambar 12-32, G dan 12-40].

Preparasi dan restorasi gigi untuk pemasangan veneer sebaiknya dilakukan

sedemikian rupa sehingga memberikan fungsi, estetik, retensi, kontur fisiologis, dan

ketahanan yang optimal. Semua tujuan tersebut harus dicapai tanpa mengganggu

kekuatan struktur gigi yang tersisa. Jika veneer mengalami keretakan, berubah warna

atau aus, umumnya bisa diperbaiki atau diganti.

Gigi yang berwarna gelap, terutama gigi yang berubah warna akibat

tetrasiklin, jauh lebih sulit di-veneer menggunakan full veneer, dibandingkan dengan

gigi-geligi yang memiliki defek luas namun warna di bawahnya normal [lihat Gambar

12-44]. Kesulitan tersebut bertambah jika daerah servikal mengalami diskolorasi

parah. Umumnya, hanya 6 gigi anterior rahang atas yang membutuhkan koreksi

karena gigi-geligi tersebut paling nampak saat seorang individu tersenyum atau

berbicara. Gigi premolar satu rahang atas [dan, gigi premolar dua] juga termasuk,

namun, jika mereka terlihat juga pada saat tersenyum.

7
Gigi-geligi anterior rahang bawah yang berubah warna jarang diindikasikan

untuk pemasangan veneer karena aspek fasio-insisalnya tipis dan . . . . Saat veneer

defektif dilepaskan, akan nampak white spot lokal [lihat Gambar 12-33, B]. Model

ilustrasi preparasi yang benar ditampilkan dalam Gambar 12-33, C. Outline form

hanya ditentukan oleh luas defek dan harus mengenai semua daerah diskolorasi.

Klinisi harus menggunakan instrumen diamond bulat atau elips yang kasar disertai

pendingin air untuk membersihkan defek. Penggunaan semprotan udara juga harus

dilakukan agar gigi tetap terhidrasi. Jika terjadi dehidrasi, ia akan membuat white

spot terlihat, yang merupakan suatu artifak dan akan mempersulit penilaian defek

[lihat Gambar 12-33, D]. Pasca preparasi, pengetsaan dan restorasi daerah defektif

[seperti yang akan diuraikan dalam paragraf berikut], akan nampak veneer parsial

yang telah selesai [lihat Gambar 12-33, E].

Umumnya, semua email yang berubah warna harus dibuang menuju ke pulpa.

Jika seluruh defek atau stain dibersihkan, sebaiknya gunakan komposit microfilled

untuk merestorasi preparasi tersebut. Microfill adalah bahan “pengganti email” yang

sempurna karena sifat optisnya. Jika gigi tetap terhidrasi, komposit microfilled bisa

dicobakan untuk mengukur keakuratan warnanya sebelum restorasi akhirnya dibuat.

Komposit nanofilled juga merupakan pilihan bahan yang tepat untuk teknik ini. Jika

masih ada residu white spot atau email yang memiliki stain, maka dapat digunakan

komposit yang kurang translusen di bagian dalam, bukan memperluas preparasi

sampai ke dentin untuk mengeliminasi defeknya. Sebagian besar komposit

8
mengandung filler radiopak [seperti, barium glass] yang secara optis, nampak opak

dan memiliki kualitas masking/penyamaran intrinsik [selain radiopak]. Penggunaan

komposit jenis ini paling efektif untuk merestorasi preparasi yang memiliki residu

stain dan mempertahankan struktur gigi. Dalam kasus semacam ini, semua restorasi

tersebut terbuat dari komposit microfilled light-cured.

Gigi-geligi anterior rahang bawah jarang diindikasikan untuk veneer karena

bagian fasio-insisalnya tipis dan umumnya terkena tekanan gigit dan atrisi. Veneering

gigi-geligi rahang bawah tidak boleh dilakukan pada gigi-geligi yang kontak

oklusalnya normal karena sangat sulit untuk mereduksi emailnya dan mengimbangi

ketebalan bahan veneer. Dan, jika veneer porselen akan dipasangkan pada gigi-geligi

rahang bawah, veneer tersebut justru akan mempercepat keausan gigi-geligi rahang

atas antagonisnya karena porselen memiliki sifat abrasif. Dalam sebagian besar kasus,

bibir bawah akan menyembunyikan gigi-geligi tersebut, dan estetiknya tidak menjadi

masalah yang signifikan. sebagian besar pasien merasa puas dengan pendekatan

konservatif veneer yang hanya dilakukan pada gigi-geligi anterior rahang atas.

Teknik Veneer Direct

Veneer parsial direct

Diskolorasi intrinsik lokal yang kecil atau defek yang dikelilingi oleh email sehat

idealnya dirawat dengan veneer parsial direct [lihat Gambar 12-1, B dan C].

9
Umumnya, praktisi membuat full veneer meskipun hanya parsial veneer saja yang

diindikasikan. Keempat gigi anterior pada Gambar 12-33, A mengilustrasikan teknik

klinis pembuatan veneer parsial. Defek ini dapat direstorasi dalam satu kali

kunjungan menggunakan komposit light-cured. Langkah awalnya, antara lain

pembersihan, pemilihan warna, dan isolasi menggunakan kapas gulung atau rubber

dam. Umumnya tidak perlu dilakukan anestesi kecuali jika defeknya dalam dan

meluas sampai ke dentin.

Gambar 12-33, A menampilkan empat gigi anterior yang telah dipasangi

veneer komposit direct tanpa preparasi email untuk merestorasi lesi white spot

developmental. Namun, bahkan setelah pemasangan veneer, white spot tersebut

masih nampak. . . .

Direct Full Veneer

Hipoplasia email yang luas pada semua gigi anterior rahang atas dirawat dengan

mengaplikasikan full veneer direct pada kasus ini [Gambar 12-34, A]. diantara gigi

insisivus sentralis juga terdapat diastema. Pasien ingin hipoplasia dan diastemanya

dikoreksi; pemeriksaan menunjukkan prognosis yang baik. Teknik direct digunakan

menggunakan komposit microfilled light-cured. Aplikasi full veneer komposit direct

sangat memakan waktu. Meskipun keenam gigi bisa direstorasi dalam satu kali

kunjungan, tidak ada salahnya jika veneer diaplikasikan dalam dua kali kunjungan.

10
Dalam contoh tersebut, gigi insisivus sentralis direstorasi pada kunjungan pertama,

sedangkan gigi insisivus dan kaninus direstorasi pada kunjungan kedua.

Setelah gigi-geligi yang akan dipasangi veneer dibersihkan dan telah

dilakukan pemilihan warna, daerah tersebut diisolasi menggunakan kapas gulung dan

benang retraksi. Gigi insisivus sentralis dipreparasi menggunakan instrumen diamond

berujung-bulat yang kasar. Umumnya dibuat preparasi window sampai kedalaman

tertentu yang kurang lebih sama dengan separuh kedalaman email fasial, mulai dari

0,5 sampai 0,75 mm di mid-fasial dan meruncing ke kedalaman 0,3 sampai 0,5 mm di

sepanjang gingival margin, tergantung pada ketebalan emailnya [lihat Gambar 12-

32]. Chamfer berbatas tegas pada batas gingival crest digunakan sebagai tepi

preparasi definitif untuk prosedur finishing selanjutnya. Tepi-tepinya tidak bisa

diperluas ke subgingival karena daerah tersebut tidak defektif. Preparasi semua tipe

veneer [direct ataupun indirect] normalnya diakhiri tepat di aspek fasial kontak

proksimal, kecuali pada kasus diastema [lihat Gambar 12-34, B].

Gambar 12-34. Direct full veneer menggunakan komposit light-cured. A, hipoplasia


email pada gigi-geligi anterior rahang atas. B, preparasi aspek fasial full veneer. C,
preparasi diperluas ke aspek mesial untuk menutup diastema. D, full veneer untuk
merestorasi kontak proksimal. E, pengetsaan preparasi pada gigi insisivus sentralis. F,
veneer yang dipasangkan pada gigi insisivu sentralis rahang atas. G, perawatan
diakhiri dengan memasangkan full veneer pada gigi-geligi anterior rahang atas yang
lain.

11
Ekstensi preparasi ke lingual ini membantu pembuatan-kembali seluruh

kontur proksimal gigi pada restorasi akhir. Dalam contoh tersebut, tepi insisalnya

tidak disertakan dalam preparasi karena tidak ada diskolorasi. Selain itu, tepi insisal

yang tetap dipertahankan akan melindungi veneer dari tekanan fungsional yang berat,

seperti yang ditunjukkan sebelumnya dalam preparasi window.

Gigi-geligi yang akan dirawat harus direstorasi dalam satu kali kunjungan.

Setelah prosedur pengetsaan, pembilasan, dan pengeringan [lihat Gambar 12-34, E],

dokter gigi mengaplikasikan dan mempolimerisasi resin bonding agent. Dokter gigi

mengaplikasikan komposit pada gigi per lapisan, terutama di sepanjang margin

gingiva, untuk mengurangi efek penyusutan polimerisasi. Komposit sedikit

dilebihkan agar bebas membentuk konturnya. Permukaan fasial harus diperiksa dari

aspek insisal menggunakan kaca mulut untuk mengevaluasi konturnya sebelum

polimerisasi. Setelah veneer pertama selesai, gigi kedua direstorasi dengan cara

serupa [lihat Gambar 12-34, F]. Dalam kasus ini, keempat gigi anterior lainnya

direstorasi menggunakan veneer komposit direct [lihat Gambar 12-34, G] pada

kunjungan kedua. Bab 9 mendeskripsikan prosedur yang digunakan untuk

menginsersikan dan finishing restorasi komposit. Contoh veneer komposit direct

lainnya ditampilkan dalam Gambar 12-35.

12
Teknik Veneer Indirect

Banyak dokter gigi yang merasa kesulitan, kelelahan dan membutuhkan waktu

banyak utnuk melakukan preparasi, pemasangan, dan finishing beberapa veneer direct

dalam satu kali kunjungan. Sebagian pasien juga merasa tidak nyaman dan gelisah

selama kunjungan yang panjang tersebut. Selain itu, . . . .

Veneer Tanpa-Preparasi [No-Prep Veneer]

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya [lihat bagian berjudul Veneer], salah satu

metode yang digunakan dalam veneer indirect adalah mengaplikasikannya pada gigi-

geligi tanpa preparasi. Meskipun metode “no-prep” ini diinginkan, ia bisa

menimbulkan masalah di kemudian hari jika pemilihan kasusnya tidak dilakukan

dengan benar. No-prep veneer sebaiknya digunakan jika gigi-geligi under-contoured,

jika ada ruang interdental atau embrasur insisal, atau jika ada kedua kondisi tersebut.

Beberapa contoh pembuatan no-prep veneer yang berhasil, berdasarkan panduan

tersebut, ditampilkan dalam Gambar 12-36 dan 12-37.

13

Anda mungkin juga menyukai