Laporan LBP R. Neuro (Isna Uwen)
Laporan LBP R. Neuro (Isna Uwen)
A. Definis
Low Back Pain (LBP) atau dalam bahasa indonesia adalah nyeri
punggung bawah (NPB) adalah suatu gejala berupa nyeri dibagian
pinggang yang dapat menjalar ke tungkai kanan atau kiri. Dapat
merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya.
Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah
yaitu didaerah lumbal atau lumbosakral dan sering disertai dengan
penjalaran nyeri ke arah tungkai. Nyeri yang berasal dari daerah punggung
bawah dapat dirujuk ke daerah lain atau sebaliknya nyeri yang berasal dari
daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (refered pain)
(Muttaqien, 2016).
D. Komplikasi
Skoliosis merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan
pada penderita nyeri punggung bawah karena Spondilosis. Hal ini terjadi
karena pasien selalu memposisikan tubuhnya kearah yang lebih nyaman
tanpa mempedulikan sikap tubuh normal. Hal ini didukung oleh
ketegangan otot pada sisi vertebra yang sakit (Risky 2016).
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan (Muttaqin, 2016)
Informasi dan edukasi.
a. Pada NPB akut: Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan
berat badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas
dan dingin) masase, traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan :
jalan, naik sepeda, berenang (tergantung kasus), alat Bantu (antara lain
korset, tongkat)
b. NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas
termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat
badan posisi tubuh dan aktivitas
2. Medis (Harsono, 2016)
a. Formakoterapi.
1) NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri
berat), injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri
radikuler
2) NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan
(gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha
blocker (klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan)
b. Invasif non bedah
1) Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
2) Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung
bawah yang intractable)
c. Bedah
HNP, indikasi operasi :
1) Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat
minggu: nyeri berat/intractable / menetap / progresif.
2) Defisit neurologik memburuk.
3) Sindroma kauda.
4) Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil
5) Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan
neurofisiologik dan radiologic.
H. Prognosis
Prognosis sangat baik, akan mengalami perbaikan nyata dari cedera
lumbal strain atau sprain. Dengan fisiotherapy dan pemberian
medikamentosa secara adekuat, 90% pasien mengalami penyembuhan
dalam waktu 1 bulan. Namun demikian nyeri pinggang strain dapat
menjadi kronik bila tidak dilakukan penglolaan secara benar termasuk
perubahan perilaku yng dapat menyebabkan strain atau sprain lumbal
(Risky, 2015).
BAB II KONSEP KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data fokus yang perlu dikaji:
1. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian)
2) Riwayat penyakit sekarang
a) Diskripsi gejala dan lamanya
b) Dampak gejala terhadap aktifitas harian
c) Respon terhadap pengobatan sebelumnya
d) Riwayat trauma
3) Riwayat Penyakit Sebelumnya
a) Immunosupression (supresis imun)
b) Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker)
c) Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker
atau infeksi.
d) Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau
infeksi) atau pengurangan nyeri (hernia nudeus pulposus /
HNP)
e) Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati
seronegatif: ankylosing spondyli-tis, artristis psoriatic,
spondiloartropati reaktif, sindroma fibromialgia)
f) Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis
kanal, kelahinan otot paraspinal, kelainan sendi sakroilikal,
spondilosis / spondilolisis / spondilolistesis, NPB-spesifik)
g) Adanya demam (infeksi)
h) Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause
/andropause)
i) Keluhan visceral (referred pain)
j) Gangguan miksi
k) Saddle anesthesia
l) Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi
kauda ekwina)
m) Lokasi dan penjalaran nyeri.
2. Aktivitas dan istirahat
Gejala: Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat,
duduk, mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan papan/matras
waktu tidur, penurunan rentang gerak dari ekstrimiter pada salah satu
bagian tubuh, tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya
dilakukan.
Tanda:Atropi otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam
berjalan.
3. Eliminasi
Gejala: Konstribusi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya
inkontenensia/retensi urine
4. Integritas Ego
Gejala: Ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah
pekerjaan, finansial keluarga.
Tanda: Tampak cemas, defresi, menghindar dari keluarga/orang
terdekat
5. Neurosensori
Gejala: Kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki
Tanda: Penurunan refleks tendon dalam, kelemahan otot, hipotania,
nyeri tekan/spasme pavavertebralis, penurunan persesi nyeri (sensori)
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala: Nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk
dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat
defekasi, mengangkat kaki, atau fleksi pada leher, nyeri yang tidak
ada hentinya atau adanya episode nyeri yang lebih berat secara
interminten; nyeri menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atau
bahu/lengan; kaku pada leher (servikal).
Terdengar adanyasuara“krek” saat nyeri baru timbul/saat
traumaataumerasa “punggung patah”, keterbatasan
untukmobilisasi/membungkuk kedepan.
Tanda Sikap: dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena,
perubahan cara berjalan: berjalan dengan terpincang-pincang,
pinggang terangkat pada bagian tubuh yang terkena, nyeri pada
palpasi.
7. Keamanan
Gejala: Adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi
8. Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala: Gaya hidup ; monoton atau hiperaktif
Pertimbangan: DRG menunjukan rata-rata perawatan:10,8 hari
Rencanapemulangan:Mungkin memerlukan batuan transportasi,
perawatan diri dan penyelesaian tugas-tugas.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien LBP:
1. Nyeri akut b/d agen injuri (fisik, kelainan muskuloskeletal dan system
syaraf vaskuler.
2. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal,
kekakuan sendi atau kontraktur.
3. Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman
C. Inervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Intervensi
o Keperawatan
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri
injuri (fisik, kelainan tindakan 1. Lakukanpengkajian
muskuloskeletal dan keperawatan selama nyeri
system syaraf 3 x 24 jam nyeri secarakomprehensif
Vaskuler berkurang / hilang (lokasi, karateristik,
Batasan dengan kriteria : durasi, frekuensi,
Karakteristik Tingkat nyeri kualitas, dan faktor
Verbal 1. Melaporkan nyeri presipitasi).
1. Menarik napas berkurang / 2. Observasi reaksi non
panjang dan hilang verbal dari
merinti 2. Frekuensi nyeri ketidaknyamanan.
2. Mengeluh nyeri berkurang / 3. Gunakan teknik
Motorik hilang komunikasi terapetik
1. Menyeringaikan 3. Lama nyeri untuk mengetahui
wajah berkurang pengalaman nyeri klien.
2. Langkah yang 4. Ekspresi oral 4. Evaluasi pengalaman
terseok-seok berkurang / nyeri masa lampau.
3. Postur yang kaku/ hilang 5. Evaluasi bersama klien
tidak stabil 5. Ketegangan otot dan tim kesehatan lain
4. Gerakan yang berkurang / tentang ketidak efektifan
amat lambat atau hilang kontrol nyeri masa
terpaksa 6. Dapat istirahat lampau.
Respon autonom 7. Skala nyeri 6. Bantu klien dan keluarga
- Perubahan vital berkurang / untuk mencari dan
sign menurun menemukan dukungan.
Kontrol nyeri 7. Kontrol lingkungan
1. Mengenal faktor- yang dapat
faktor penyebab mempengaruhi nyeri
2. Mengenal onset (suhu ruangan,
nyeri pencahayaan, dan
3. Jarang / tidak kebisingan)
pernah 8. Kurangi faktor
menggunakan presipitasi nyeri.
analgetik 9. Pilih dan lakukan
4. Jarang / tidak penanganan nyeri
pernah (farmokologi, non
melaporkan farmakologi dan
nyeri kepada tim interpersonal)
kesehatan. 10. Kaji tipe dan sumber
5. Nyeri terkontrol nyeri untuk menentukan
Tingkat intervensi.
kenyamanan 11. Ajarkan tentang teknik
1. Klien melaporkan non farmakologi.
kebutuhan 12. Berikan analgetik untuk
istirahat tidur mengurangi nyeri.
tercukupi 13. Evaluasi keefektifan
2. Melaporkan kontrol nyeri
kondisi fisik 14. Tingkatkan istirahat
baikMelaporkan 15. Kolaborasi dengan
kondisi psikis dokter jika ada keluhan
baik dan tindakan nyeri tidak
berhasil
16. Monitor penerimaan
klien tentang
manajemen nyeri.
Administrasi analgeik
1. Tentukan lokasi,
karateristik kualitas, dan
derajat nyeri sebagai
pemberian obat
2. Cek riwayat alergi
3. Pilih analgenik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgetik
ketika pemberian lebih
dari satu.
4. Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri.
5. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
6. Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat.
7. Evaluasi efektifitas
analgesik tanda dan
gejala (efek sampingan).
2 Hambatan mobilitas Setelah dilakukan 1. Koreksi tingkat
fisik b.d nyeri, tindakan kemampuan mobilisasi
kerusakan keperawatan selama dengan sekala 0-4
muskuloskeletal, 3 x 24 jam klien 0: Klien tidak tergantung
kekakuan sendi atau mampu mencapai pada orang lain
kontraktur. mobilitas fisik 1: Klien butuh sedikit
Batasan dengan kriteria : bantuan
karakteristik Mobiliti level 2: Klien butuh bantuan
1. Postur tubuh 1. Klien dapat sederhan
kaku tidak stabil. melakukan 3 : Klien butuh bantuan
2. Jalan terseok- mobilitas secara banyak
seok bertahap dengan 4 :Klien sangat
3. Gerak lambat tanpa merasakan tergantung pada
4. Membatasi nyeri pemberian pelayanan
perubahan gerak 2. Penampilan 2. Atur posisi klien
yang mendadak seimbang 3. Bantu klien melakukan
atau cepat 3. Menggerakkan perubahan gerak.
otot dan sendi 4. Observasi / kaji terus
4. Mampu pindah kemampuan gerak
tempat tanpa motorik, keseimbangan
bantuan 5. Ukur tanda-tanda vital
5. Berjalan tanpa sebelum dan sesudah
bantuan melakukan latihan.
6. Anjurkan keluarga klien
untuk melatih dan
memberi motivasi.
7. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain
(fisioterapi untuk
pemasangan korset)
8. Buat posisi seluruh
persendian dalam letak
anatomis dan nyaman
dengan memberikan
penyangga pada lekukan
lekukan sendi serta
pastikan posisi
punggung lurus.
PATHWAY
Kontraksi punggung
Otot abdominal & thoraks Terjadi perubahan struktur dengan discus susun
melemah atas fibri fertilago dan matrik gelatinus
Pelepasan
Jarang bergerak
neurotransmitter
DI SUSUN OLEH :