PERTANYAAN ARGUMENTASI
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2019
A. SISTEM PERIODIK UNSUR
Jawaban
Q dan S
Pembutian/ data:
P: 2 8 2 golongan IIA
Q: 2 8 6 golongan VIA
R: 2 8 8 1 golongan IA
S: 2 8 18 6 golongan VIA
T: 2 8 18 18 7 golongan VIIA
Sumber
Erfan, P., dkk., Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : CV Mediatama
Penjelasan
Unsur gas mulia adalah unsur-unsur yang berada dalam golongan 8A yang semua
unsurnya memiliki subkulit p yang telah terisi penuh kecuali He yang hanya memiliki
subkulit s yang telah terisi penuh.
Unsur transisi adalah unsur-unsur yang terletak dalam golongan 1B, 3B, 4B, 5B, 6B,
7B, dan 8B, diamana setiap unsurnya memiliki subkulit d yang belum terisi penuh.
Sedangakn lantanida dan aktinida adalah unsur-unsur yang memiliki subkulit f yang
belum terisi penuh atau bisa disebut sebagai unsur transisi blok-f.
Jadi, jika jumlah elektron luar yang mengisi orbital dalam subkulit sama dengan
bilangan kuantum utama, maka atom tersebut pasti terletak pada golongan yang sama.
Sedangkan bilangan kuantum utama (n) yang tersebar menunjuk nomor periode unsur
tersebut ke dalam sistem periodik unsur. Pembagian unsur-unsur berdasarkan
orbital s, p, d, f dapat digambarkan sebagai berikut.
Li dan Na
Pembuktian/data
Sumber
Erfan, P., dkk., Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : CV Mediatama
Penjelasan
Pada tahun 1866, John A.R Newlands seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris
mengemukakan bahwa unsur-unsur yang disusun berdasarkan urutan kenaikan massa
atomnya mempunyai sifat yang akan berulang tiap unsur kedelapan.
Artinya, unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan
unsur kesembilan, dan seterusnya.
Sifat keperiodikan unsur berdasarkan urutan kenaikan massa atom setiap kelipatan
delapan dinamakan hukum oktaf. Saat itu, baru ditemukan 60 unsur. Gas mulia tidak
termasuk dalam pengelompokan sistem oktaf karena belum ditemukan .
Kelemahan hukum oktaf Newlands. Hukum oktaf ini mempunyai kelemahan karena
hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, ternyata kemiripan sifat
terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan Be,
Mg, dan Ca.
3. Manakah yang memiliki energy ionisasi lebih tinggi antara 2P, 19U, 11V, dan 10T ?
Jawaban
Pembuktian/data
P: 2 (gol IIA, Per 1)
T: 2 8 (gol VIIIA, per 2)
U: 2 8 8 1 (gol IA, per 4)
V: 2 8 1 (gol IA, per 3)
Sumber
Erfan, P., dkk., Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : CV Mediatama
Penjelasan
Energy ionisasi adalah energy minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud
gas untuk melepaskan satu electron sehingga membentuk ion positif.
Untuk unsur-unsur dalam satu periode dalam tabel periodik unsur, dengan naiknya
nomor muatan inti efektif semakin membesar secara kontinu, yaitu naik kira-kira
sebesar 0,65 satuan untuk setiap tambahan satu elektron, yang berakibat jari-jari atom
semakin pendek. Dengan demikian, elekton terluar semakin sukar dikeluarkan yang
berarti energi ionisasi semakin besar. Jadi, unsure-unsur alkali mempunyai energi
ionisasi terendah sedangkan unsur-unsur gas mulia mempunyai energi ionisasi
tertinggi. Namun demikian, terdapat beberapa kekecualian yaitu naiknya energi
ionisasi unsur-unsur dalam satu periode ternyata tidak menunjukkan alur yang mulus.
Pembuktian/data
S: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 (per 4, gol VB)
Sumber
Erfan, P., dkk., Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : CV Mediatama
Penjelasan
5. Diketahui: 11Na, 15P, 20Ca manakah yang memiliki bilangan kuantum magnetic -1?
Jawaban
Unsur Ca
Pembuktian/data
- Buat konfigurasi elektronya
2 2 6 1
11Na = 1s 2s 2p 3s
2 2 6 2 3
15P = 1s 2s 2p 3s 3p
2 2 6 2 6 2
20Ca = 1s 2s 2p 3s 3p 4s
Erfan, P., dkk., Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : CV Mediatama
Penjelasan
Bilangan kuantum adalah bilangan yang menentukan letak keberadaan
electron suatu atom. Ada 4 macam bilangan kuantum,yaitu:
1. Bilangan kuantum utama adalah bilangan kuantum primer yang difungsikan
untuk menyatakan berapa tingkat energi yang telah dimiliki oleh elektron
didalam sebuah atom. Perlu diingat, bahwa bilangan kuantum tidak pernah
bernilai nol (0). Nilai bilangan kuantum terdiri dari bilangan-bilangan positif,
yakni : 1,2,3,4, dst. Kelopak atom itu sendiri dinyatakan menggunakan huruf-
huruf seperti : K,L,M,N dst. Jika dijabarkan maka:
2. Bilangan kuantum azimuth (l) menyatakan subkulit tempat terdapatnya
electron.
Jika electron berakhir disubkulit s, maka l= 0
Jika electron berakhir disubkulit p, maka l= 1
Jika electron berakhir disubkulit d, maka l= 2
Jika electron berakhir disubkulit f, maka l= 3
Nilai l yang mungkin adalah dari 0 sampai n-1
3. Bilangan kuantum magnetic (m) menyatakan orbital tempat terdapatnya
electron.
Pembuktian/data
Sumber
https://www.e-sbmptn.com/2014/02/soal-reaksi-redoks-dan-penyetaraan.html?m=1
Penjelasan
Terlihat:
Br mengalami kenaikan bilangan oksidasi, dari −1 pada HB rmenjadi 0 pada Br2. S
mengalami penurunan bilok sdari +6 pada H2SO4 menjadi +4 pada SO2.
Sehingga:
a) oksidator adalah H2SO4 karena mengalami reduksi atau penurunan biloks.
CATATAN :
mengapa biloks Br dari -1 menjadi 0 dan S dari +6 menjadi +4 Biloks Br pada HBr.
Aturan :
Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah nol
karena jumlah biloks pada HBr harus nol
H disini biloksnya +1, agar totalnya 0, maka biloks Br adalah -1
Biloks Br pada Br2
Aturan :
Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi 0
jadi biloks Br ada Br2 = 0
Biloks S pada H2SO4
H2SO4 terdiri dari ion H+ dan SO42-
lihat H2SO4
Aturan :
Jumlah biloks pada ion poliatom = muatanya
Sehingga jumlah bilangan oksidasi pada SO42- = -2
Biloks O disini adalah -2 sehingga biloksnya S nya
(-2 x 4 ) = biloks S = -2
-8 + biloks S = -2
Biloks S = +6
2. ReaksiBerikut :
CuO+CO Cu2O + CO2
Dan
CuO + HCl CuCl2 + H2O
Dari reaksi tersebut manakah yang bukan reaksi redoks ?
Jawaban
Pembuktian/data
Biloks Cu dalam senyawa CuO
Biloks Cu + Biloks O = 0
Biloks Cu + (-2) = 0
Biloks Cu = +2
Sumber
https://jempolkimia.com
Penjelasan
Dimana reaksi redoks ditandai dengan terjadinya kenaikan biloks dan
penurunan biloks secara bersamaan dalam satu tahap reaksi. Maka pada reaksi
CuO + HCl → CuCl2 + H2O tidak terdapat perubahan bilangan oksidasi.
Sebab bilangan oksidasi kedua spesies adalah sama sebelum dan sesudah
reaksi. Biloks Cu sebelum reaksi adalah +2 dan sesudah bereaksi tetapyaitu
+2.
3. Elektrode yang digunakan dalam aki adalah Pb dan PbO2. Biloks Pb pada
kedua electrode ini berturut-turut adalah?
Jawaban
0 dan +4
Pembuktian/data
Biloks PbO2 = 0
Biloks Pb + 2 Biloks O = 0
Biloks Pb + 2 (-2) = 0
Biloks Pb = +4
Sumber
https//jempolkimia.com
Penjelasan
Pb adalah unsure bebas maka berdasarkan ketetapan bilangan oksidasi.
BiloksPb adalah 0 (nol) sedangkan biloks Pb didalam senyawa PbO2 yang
merupakan suatu senyawa dengan biloks total +4
Pembuktian/data
Elektroda Pb (anoda)
Pb (s) Pb2+(aq) + 2e selanjutnya ion Pb2+ bereaksi dengan SO42- yang ada dalam
larutan sehingga terbentuk PbSO4 Pb2+(aq)+ SO42-(aq) PbSO4(s)
Elektroda Pb (katoda)
Dengan berubahnya kedua elektroda Pb dan PbO2 menjadi PbSO4 setelah pemakaian
maka daya aki makin berkurang secara singkat reaksi pemakaian dan pengisisan aki
tersebut diatas dapat ditulis
Sumber
https://jempolkimia.com
Penjelasan
Sel-sel aki terdiri dari elektroda-elektroda Pb dan PbO2 yang tercelup
dalam larutan asam sulfat. Sesuai dengan prinsip pada selvolta, elektroda
negative Pb sebagai anoda sedangkan elektroda positif PbO2
sebagaikatoda. Jika kedua elektroda ini dihubungkan akan dihasilkan
perbedaaan potensial kira-kira 2 volt
Saat pemakaian aki (aki digunakan untuk bekerja) arus listrik searah
mengalir dari kutub negative atau dalam arah yang berlawanan dengan
saat pengisisan aki,sehingga terjadi reaksi kebalikannya.
Saat pemakaian aki
5. Dari reaksi berikut unsure apa yang mengalami reduktor atau reaksi
oksidasi?
Jawaban
UNSUR K
Pembuktian/data
4K + O2 2K2 O
K oksidasi (0 +1)
O reduksi (0 -2)
Sumber
https://jempolkimia.com
Penjelasan
Dari reaksi diatas merupakan reaksi oksidasi dengan kemampuan menerima
atau melepaskan oksigen dengan ditandai kenaikan biloks dan penurunan
biloks secara bersamaan dalam satu tahap reaksi
C. SEL VOLTA
Potensial standar yang lebih tinggi, yaitu potensial standar Aluminium atau Al dan
zink atau Zn
Pembuktian/data
Pertama, harus di tentukan terlebih dahulu diagram sel volta yang dapat dibuat dari
soal diagram sel volta hanya bisa dibuat dari dua elektrode, sehingga ada 3 diagram
sel volta.
Ssel ke-1 : E0sel = E0katoda – E0anoda = E0Cu – E0Zn = +0.34 v – (-0.76v) =1.1 V
Sel ke-2 : E0sel = E0katoda - E0anoda = E0Zn – E0Al = -0.76v – (-1.66v) = 0,9V
Sel ke-3 : E0sel = E0katoda - E0anoda = E0Cu – E0Al = +0.32v – (-1.66v) = 1.98V
Maka, potensial sel yang lebih tinggi yaitu potensial sel ketiga
Sumber
(https://tanya-tanya.com/contoh-soal-pembahasan-sel-volta-bagian/)
Penjelasan
. Reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrokimia dituliskan dengan aturan tertentu.
Misalnya, sel elektrokimia yang tersusun dari elektrode Zn dalam larutan ZnSO4 dan
elektrode Cu dalam larutan CuSO4. Aturan penulisan selnya sebagai berikut.
Reaksi pada anode dituliskan terlebih dahulu (sisi kiri) diikuti reaksi pada katode (sisi
kanan). Kedua sisi dipisahkan oleh dua buah garis yang menyatakan rangkaian dalam
dan rangkaian luar.
Terminal sel atau elektrode dituliskan di ujung-ujung notasi sel, garis tunggal antara
elektrode dan larutan menyatakan batas fasa (padat dan cair). Misalnya, untuk anoda :
Zn(s) || Zn2+(aq)
Terminal Batas fasa Larutan
Kemudian ditentukan potensial standar dari ketiga reaksi tersebut.
Nilai potensial sel sama dengan selisih potensial kedua elektrode. Menurut
kesepakatan, potensial elektrode standar mengacu pada potensial reaksi reduksi.
Pembuktian/data
Sumber
https://www.studiobelajar.com/sel-volta/
Penjelasan
Kespontanan reaksi redoks dapat diprediksi dari nilai potensial reaksi redoks tersebut.
Nilai potensial reaksi redoks sama dengan nilai potensial sel, yaitu selisih antara
potensial reduksi katode (reaksi reduksi) dengan potensial reduksi anode (reaksi
oksidasi). Suatu reaksi redoks akan berlangsung spontan ke arah pembentukan produk
bila potensial reaksinya bernilai positif.
Pembuktian/data
1. Sn2+ + Zn → Sn + Zn2+
E°sel = E°katode – E°anode
= -0.14-(-0.76)
= +0.62V
2. Zn2+ + Pb → Zn + Pb2+
E°sel = E°katode – E°anode
= -0.76-(-0.13)
= -0.63V
Sumber
https://kimiaokepintar.blogspot.com/2017/08/pembahasan-soal-soal-sel-volta.html
Penjelasan
Dalam deret volta, semakin kekanan nilai E0sel semakin besar.
Reaksi yang dapat berlangsung adalah yang memiliki harga E0sel = ++. Maka reaksi
yang dapat berlangsung spontan yaitu reaksi (1), namun untuk reaksi nomor 2, harga
E0selnya = --- (negatif artinya reaksi tidak berlangsung secara spontan
4. Berikut adalah data potensial reduksi standar (E0) untuk beberapa kation.
Sn2+ + 2e– → Sn E0 = –0,14 V
Mg2+ + 2e– → Mg E0 = –2,37 V
Ni2+ + 2e– → Ni E0 = –0,25 V
Fe2+ + 2e– → Fe E0 = –0,44 V
Cu2+ + 2e– → Cu E0 = +0,34 V
Jawaban
Pembuktian/data
Sumber
https://www.urip.info/2018/12/pembahasan-soal-kimia-nomor-38-sbmptn.html
Penjelasan
Korosi adalah proses reaksi oksidasi. Korosi besi berarti oksidasi Fe.
5. Berikut ini adalah data potensial reduksi standar (E0) untuk beberapa kation.
Jawaban
Sel volta yang memiliki potensial paling besar yaitu
b. Fe|Fe2+ || Sn2+|Sn
Pembuktian/data
a. Fe|Fe2+||Cd2|Cd
E0 sel = (+0,44 – 0.40) V
= +0.04 V
b. Fe|Fe ||Sn2+| Sn
2+
= +0.30 V
Sumber
https://www.urip.info/2018/12/pembahasan-soal-kimia-nomor-38-sbmptn.html
Penjelasan
Untuk mengetahui kespontanan reaksi pada sel Volta atau mengetahui
pasangan reaksi yang memiliki potensial sel paling besar atau paling kecil
sebaiknya dibuat analisis seperti tabel diatas.
Bila hasil hitung E0 sel bernilai positif (+) maka diperkirakan reaksinya akan
berlangsung spontan