Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KIMIA ANORGANIK II

PERTANYAAN ARGUMENTASI

SISTEM PERIODIK UNSUR, REDOKS, DAN SEL VOLTA

DISUSUN OLEH :

LAMIA AMELIA (RSA1C117004)

ANIS NABILA (RSA1C117014)

TIURMA REFINA LESTARI SILABAN (RSA1C117011)

DOSEN PENGAMPU :

Drs. ABU BAKAR, M.Pd


M. HARIS EFFENDI HSB, S.Pd., M.Si.,Ph.D.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
A. SISTEM PERIODIK UNSUR

1. Diantara unsure-unsur P, Q, R, S, dan T. manakah unsure yang terletak pada


golongan yang sama dalam sistem periodic unsur?

Jawaban

Q dan S

Pembutian/ data:
P: 2 8 2 golongan IIA
Q: 2 8 6 golongan VIA
R: 2 8 8 1 golongan IA
S: 2 8 18 6 golongan VIA
T: 2 8 18 18 7 golongan VIIA

Sumber
Erfan, P., dkk., Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : CV Mediatama

Penjelasan

Berdasarkan konfigurasi elektron dan diagram orbital unsur-unsur dibagi menjadi 5


golongan yang terdiri dari golongan utama, gas mulia, unsur transisi, lantanida, dan
aktinida. Unsur golongan utama adalah unsur-unsur yang berada dalam golongan 1A-
7A, yang semua unsurnya memiliki sub kulit s dan/atau p yang belum terisi penuh.

Unsur gas mulia adalah unsur-unsur yang berada dalam golongan 8A yang semua
unsurnya memiliki subkulit p yang telah terisi penuh kecuali He yang hanya memiliki
subkulit s yang telah terisi penuh.

Unsur transisi adalah unsur-unsur yang terletak dalam golongan 1B, 3B, 4B, 5B, 6B,
7B, dan 8B, diamana setiap unsurnya memiliki subkulit d yang belum terisi penuh.

Sedangakn lantanida dan aktinida adalah unsur-unsur yang memiliki subkulit f yang
belum terisi penuh atau bisa disebut sebagai unsur transisi blok-f.

Untuk dapat menentukan golongan suatu unsur dalam sistem periodik


berdasarkan konfigurasi elektron, kita harus melihat jenis dan jumlah elektron valensi
yang menempati kulit yang sama.

Jadi, jika jumlah elektron luar yang mengisi orbital dalam subkulit sama dengan
bilangan kuantum utama, maka atom tersebut pasti terletak pada golongan yang sama.

Sedangkan bilangan kuantum utama (n) yang tersebar menunjuk nomor periode unsur
tersebut ke dalam sistem periodik unsur. Pembagian unsur-unsur berdasarkan
orbital s, p, d, f dapat digambarkan sebagai berikut.

2. Diketahui 10 unsur diurutkan berdasarkan kenaikan nomor massanya sebagai


berikut:

Manakah dari unsure tersebut yang mengikuti hukum oktaf?


Jawaban

Li dan Na

Pembuktian/data
Sumber

Erfan, P., dkk., Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : CV Mediatama

Penjelasan

Pada tahun 1866, John A.R Newlands seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris
mengemukakan bahwa unsur-unsur yang disusun berdasarkan urutan kenaikan massa
atomnya mempunyai sifat yang akan berulang tiap unsur kedelapan.

Artinya, unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan
unsur kesembilan, dan seterusnya.

Sifat keperiodikan unsur berdasarkan urutan kenaikan massa atom setiap kelipatan
delapan dinamakan hukum oktaf. Saat itu, baru ditemukan 60 unsur. Gas mulia tidak
termasuk dalam pengelompokan sistem oktaf karena belum ditemukan .

Kelemahan hukum oktaf Newlands. Hukum oktaf ini mempunyai kelemahan karena
hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, ternyata kemiripan sifat
terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan Be,
Mg, dan Ca.

Jadi, berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Li dan Na mempunyai


kemiripan sifat sehingga termasuk dalam hukum oktaf.

3. Manakah yang memiliki energy ionisasi lebih tinggi antara 2P, 19U, 11V, dan 10T ?
Jawaban

Yang memiliki energy ionisasi lebih tinggi adalah P

Pembuktian/data
P: 2 (gol IIA, Per 1)
T: 2 8 (gol VIIIA, per 2)
U: 2 8 8 1 (gol IA, per 4)
V: 2 8 1 (gol IA, per 3)
Sumber

Erfan, P., dkk., Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : CV Mediatama

Penjelasan

Energy ionisasi adalah energy minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud
gas untuk melepaskan satu electron sehingga membentuk ion positif.

a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energy ionisasinya semakin


kecil.
b. Dalam suatu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasinya semakin besar.
Untuk unsur-unsur dalam satu golongan dalam tabel sistem periodik unsur,
pengaruh muatan inti efektif terhadap elektron valensi relatif konstan atau naik sangat
sedikit dengan naiknya nomor atom karena bertambahnya muatan inti diimbangi pula
dengan bertambahnya fungsi perisai elektron (screening / shielding effect) sedangkan
jari-jari atom bertambah secara tajam dengan bertambahnya kulit elektron utama.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa secara umum energi ionisasi menurun
dengan bertambahnya nomor atom.

Untuk unsur-unsur dalam satu periode dalam tabel periodik unsur, dengan naiknya
nomor muatan inti efektif semakin membesar secara kontinu, yaitu naik kira-kira
sebesar 0,65 satuan untuk setiap tambahan satu elektron, yang berakibat jari-jari atom
semakin pendek. Dengan demikian, elekton terluar semakin sukar dikeluarkan yang
berarti energi ionisasi semakin besar. Jadi, unsure-unsur alkali mempunyai energi
ionisasi terendah sedangkan unsur-unsur gas mulia mempunyai energi ionisasi
tertinggi. Namun demikian, terdapat beberapa kekecualian yaitu naiknya energi
ionisasi unsur-unsur dalam satu periode ternyata tidak menunjukkan alur yang mulus.

Jadi, berdasarkan pembuktian diatas didapatkan unsure P yang memiliki energy


ionisasi paling tinggi. Sebenarnya yang paling kanan adalah unsure T, tetapi tidak
diikut sertakan karena unsure T sudah dalam keadaan stabil

4. Dibawah ini terdapat susunan electron beberapa unusr


P: 1s2 2s2 2p6 3s1
Q: 1s2 2s2 2p6 3s2
S: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2
Berdasarkan susunan electron diatas, unsure yang paling mudah menjadi ion
positif adalah?
Jawaban

Yang paling mudah menjadi ion positif adalah S

Pembuktian/data

P: 1s2 2s2 2p6 3s1 (per 3, gol IA)

Q: 1s2 2s2 2p6 3s2 (per 3, gol IIA)

S: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 (per 4, gol VB)

Sumber

Erfan, P., dkk., Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : CV Mediatama
Penjelasan

Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu unsure untuk menarik electron dalam


molekul suatu senyawa (dalam ikatannya).

a. Dalam suatu golongan dari atas kebawah, harga keelektronegatifan semakin


kecil
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, harga keelektronegatifan semakin
besar.

Jadi, berdasarkan pembuktian diatas, semakin kekiri dan semakin kebawah


maka didapatkanlah Unsur S yang memiliki electron negatifitas yang paling
kecil. Semakin besar keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudah
membentuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung
makin sulit membentuk ion negatif, dan cenderung semakin mudah
membentuk ion positif.

5. Diketahui: 11Na, 15P, 20Ca manakah yang memiliki bilangan kuantum magnetic -1?
Jawaban

Unsur Ca

Pembuktian/data
- Buat konfigurasi elektronya
2 2 6 1
11Na = 1s 2s 2p 3s
2 2 6 2 3
15P = 1s 2s 2p 3s 3p
2 2 6 2 6 2
20Ca = 1s 2s 2p 3s 3p 4s

- Bilangan kuantum utama


3s1 n= 3
3
3p n= 3
2
4s n= 4

- Bilangan kuantum azimuth


3s1 l= 0
3
3p l= 1
2
4s l= 0

- Bilangan kuantum magnetic


3s1 m= +1
3
3p m= +1
2
4s m= -1
Sumber

Erfan, P., dkk., Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : CV Mediatama

Penjelasan
Bilangan kuantum adalah bilangan yang menentukan letak keberadaan
electron suatu atom. Ada 4 macam bilangan kuantum,yaitu:
1. Bilangan kuantum utama adalah bilangan kuantum primer yang difungsikan
untuk menyatakan berapa tingkat energi yang telah dimiliki oleh elektron
didalam sebuah atom. Perlu diingat, bahwa bilangan kuantum tidak pernah
bernilai nol (0). Nilai bilangan kuantum terdiri dari bilangan-bilangan positif,
yakni : 1,2,3,4, dst. Kelopak atom itu sendiri dinyatakan menggunakan huruf-
huruf seperti : K,L,M,N dst. Jika dijabarkan maka:
2. Bilangan kuantum azimuth (l) menyatakan subkulit tempat terdapatnya
electron.
 Jika electron berakhir disubkulit s, maka l= 0
 Jika electron berakhir disubkulit p, maka l= 1
 Jika electron berakhir disubkulit d, maka l= 2
 Jika electron berakhir disubkulit f, maka l= 3
Nilai l yang mungkin adalah dari 0 sampai n-1
3. Bilangan kuantum magnetic (m) menyatakan orbital tempat terdapatnya
electron.

4. Bilangan kuantum spin (s) menyatakan arah electron dalam orbital


B. REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI (REDOKS)
1. Diberikan persamaan reaksi redoks sebagai berikut!
2HBr + H2SO4 → Br2 + SO2 + 2 H2O
Tentukan zat manakah yang merupakan:
a) oksidator
b) reduktor
Jawaban
a) oksidator adalah H2SO4
b) Reduktor adalah HBr

Pembuktian/data

Sumber

https://www.e-sbmptn.com/2014/02/soal-reaksi-redoks-dan-penyetaraan.html?m=1
Penjelasan
Terlihat:
Br mengalami kenaikan bilangan oksidasi, dari −1 pada HB rmenjadi 0 pada Br2. S
mengalami penurunan bilok sdari +6 pada H2SO4 menjadi +4 pada SO2.

Sehingga:
a) oksidator adalah H2SO4 karena mengalami reduksi atau penurunan biloks.

b) reduktor adalah HBr karena mengalami oksidasi atau kenaikan biloks.

CATATAN :

mengapa biloks Br dari -1 menjadi 0 dan S dari +6 menjadi +4 Biloks Br pada HBr.

Aturan :
Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah nol
karena jumlah biloks pada HBr harus nol
H disini biloksnya +1, agar totalnya 0, maka biloks Br adalah -1
Biloks Br pada Br2
Aturan :
Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi 0
jadi biloks Br ada Br2 = 0
Biloks S pada H2SO4
H2SO4 terdiri dari ion H+ dan SO42-
lihat H2SO4

Aturan :
Jumlah biloks pada ion poliatom = muatanya
Sehingga jumlah bilangan oksidasi pada SO42- = -2
Biloks O disini adalah -2 sehingga biloksnya S nya
(-2 x 4 ) = biloks S = -2
-8 + biloks S = -2
Biloks S = +6

Biloks S adalah SO2


Total biloksnya adalah nol dan biloks O disini adalah -2 jadi biloks S nya
(-2 x 2 ) + biloks S = 0
-4 + biloks S = 0
Biloks S = +4

2. ReaksiBerikut :
CuO+CO Cu2O + CO2
Dan
CuO + HCl CuCl2 + H2O
Dari reaksi tersebut manakah yang bukan reaksi redoks ?
Jawaban

CuO + HClCuCl + H2O

Pembuktian/data
 Biloks Cu dalam senyawa CuO

Biloks total CuO = 0

Biloks Cu + Biloks O = 0

Biloks Cu + (-2) = 0

Biloks Cu = +2

 Biloks Cu dalam senyawa CuCl2 (Biloks Cl adalah -1)


Biloks Cu + 2 (biloks Cl) =0
Biloks Cu + 2 (-1) = 0
Biloks Cu + (-2) = 0
Biloks Cu = +2
 Biloks Cl didalam HCl (Biloks H = +1)
Biloks H + Biloks H = 0
Biloks Cl = -1
 Biloks Cl dalam CuCl2 adalah -1
Maka dari reaksi ini tidak terdapat perubahan bilangan oksidasi

Sumber
https://jempolkimia.com

Penjelasan
Dimana reaksi redoks ditandai dengan terjadinya kenaikan biloks dan
penurunan biloks secara bersamaan dalam satu tahap reaksi. Maka pada reaksi
CuO + HCl → CuCl2 + H2O tidak terdapat perubahan bilangan oksidasi.
Sebab bilangan oksidasi kedua spesies adalah sama sebelum dan sesudah
reaksi. Biloks Cu sebelum reaksi adalah +2 dan sesudah bereaksi tetapyaitu
+2.

3. Elektrode yang digunakan dalam aki adalah Pb dan PbO2. Biloks Pb pada
kedua electrode ini berturut-turut adalah?
Jawaban

0 dan +4

Pembuktian/data

Biloks PbO2 = 0

Biloks Pb + 2 Biloks O = 0

Biloks Pb + 2 (-2) = 0

Biloks Pb = +4

Sumber
https//jempolkimia.com

Penjelasan
Pb adalah unsure bebas maka berdasarkan ketetapan bilangan oksidasi.
BiloksPb adalah 0 (nol) sedangkan biloks Pb didalam senyawa PbO2 yang
merupakan suatu senyawa dengan biloks total +4

4. Aki mobil mempunyai elektroda Pb dan PbO2. Sewaktu aki menghasilkan


arus listrik terjadi perubahan ?
Jawaban

Pb dan PbO akan menjadi PbSO4

Pembuktian/data

Elektroda Pb (anoda)

Pb (s)  Pb2+(aq) + 2e selanjutnya ion Pb2+ bereaksi dengan SO42- yang ada dalam
larutan sehingga terbentuk PbSO4 Pb2+(aq)+ SO42-(aq)  PbSO4(s)
Elektroda Pb (katoda)

PbO2(s) 4H+(aq) + 2e  Pb2+(aq)+2H2O(l) disamping itu ion PB2+ bereaksi dengan


ion SO42-

Pb2+ (aq) + SO42-(aq)  PbSO4(s)

Dengan berubahnya kedua elektroda Pb dan PbO2 menjadi PbSO4 setelah pemakaian
maka daya aki makin berkurang secara singkat reaksi pemakaian dan pengisisan aki
tersebut diatas dapat ditulis

Pemakasian Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq)  2PbSO4(s) + 2H2O(l)

Sumber

https://jempolkimia.com

Penjelasan
 Sel-sel aki terdiri dari elektroda-elektroda Pb dan PbO2 yang tercelup
dalam larutan asam sulfat. Sesuai dengan prinsip pada selvolta, elektroda
negative Pb sebagai anoda sedangkan elektroda positif PbO2
sebagaikatoda. Jika kedua elektroda ini dihubungkan akan dihasilkan
perbedaaan potensial kira-kira 2 volt
 Saat pemakaian aki (aki digunakan untuk bekerja) arus listrik searah
mengalir dari kutub negative atau dalam arah yang berlawanan dengan
saat pengisisan aki,sehingga terjadi reaksi kebalikannya.
 Saat pemakaian aki

5. Dari reaksi berikut unsure apa yang mengalami reduktor atau reaksi
oksidasi?
Jawaban

UNSUR K

Pembuktian/data
4K + O2  2K2 O

K oksidasi (0  +1)
O reduksi (0  -2)

Sumber

https://jempolkimia.com

Penjelasan
Dari reaksi diatas merupakan reaksi oksidasi dengan kemampuan menerima
atau melepaskan oksigen dengan ditandai kenaikan biloks dan penurunan
biloks secara bersamaan dalam satu tahap reaksi

C. SEL VOLTA

1. Diketahui potensial elektrode zink, tembaga, dan aluminium sebagai berikut:


Zn2+ + 2e  Zn E0 = -0.76 V
Cu2+ + 2e  Cu E0 = +0.34 V
Al3+ + 3e  Al E0 = -1.66
Tentukan potensial standar yang lebih tinggi dari sel berikut!
Sel ke-1 : Zn|Zn2+||Cu2+|Cu
Sel ke-2 : Al|Al3+||Zn2+|Zn
Sel ke-3 : Al|Al3+||Cu2+|Cu
Jawaban

Potensial standar yang lebih tinggi, yaitu potensial standar Aluminium atau Al dan
zink atau Zn

Pembuktian/data

Pertama, harus di tentukan terlebih dahulu diagram sel volta yang dapat dibuat dari
soal diagram sel volta hanya bisa dibuat dari dua elektrode, sehingga ada 3 diagram
sel volta.

Sel ke-1 : Zn|Zn2+||Cu2+|Cu


Sel ke-2 : Al|Al3+||Zn2+|Zn
Sel ke-3 : Al|Al3+||Cu2+|Cu

Ssel ke-1 : E0sel = E0katoda – E0anoda = E0Cu – E0Zn = +0.34 v – (-0.76v) =1.1 V
Sel ke-2 : E0sel = E0katoda - E0anoda = E0Zn – E0Al = -0.76v – (-1.66v) = 0,9V

Sel ke-3 : E0sel = E0katoda - E0anoda = E0Cu – E0Al = +0.32v – (-1.66v) = 1.98V

Maka, potensial sel yang lebih tinggi yaitu potensial sel ketiga

Sumber
(https://tanya-tanya.com/contoh-soal-pembahasan-sel-volta-bagian/)

Penjelasan

. Reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrokimia dituliskan dengan aturan tertentu.
Misalnya, sel elektrokimia yang tersusun dari elektrode Zn dalam larutan ZnSO4 dan
elektrode Cu dalam larutan CuSO4. Aturan penulisan selnya sebagai berikut.

Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)

Reaksi pada anode dituliskan terlebih dahulu (sisi kiri) diikuti reaksi pada katode (sisi
kanan). Kedua sisi dipisahkan oleh dua buah garis yang menyatakan rangkaian dalam
dan rangkaian luar.

Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)

Anode Rangkaian Katode

Terminal sel atau elektrode dituliskan di ujung-ujung notasi sel, garis tunggal antara
elektrode dan larutan menyatakan batas fasa (padat dan cair). Misalnya, untuk anoda :

Zn(s) || Zn2+(aq)
Terminal Batas fasa Larutan
Kemudian ditentukan potensial standar dari ketiga reaksi tersebut.

Nilai potensial sel sama dengan selisih potensial kedua elektrode. Menurut
kesepakatan, potensial elektrode standar mengacu pada potensial reaksi reduksi.

E°sel = E°katode – E°anode


Katode adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih besar (positif), sedangkan anode
adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih kecil (negatif).

2. Diketahui potensial elektrode aluminium dan perak sebagai berikut.

Al3+(aq) + 3e− → Al(s) E° = −1,66 V


Ag+(aq) + e− → Ag(s) E° = +0,80 V

Prediksikan apakah reaksi Al(NO3)3(aq) + 3Ag(s) → Al(s) + 3AgNO3(aq)


berlangsung spontan pada keadaan standar
Jawaban

Reaksi tidak berlangsung spontan

Pembuktian/data

Katode(red): 3Ag+(aq) + 3e− → 3Ag(s) E°red = +0,80 V

Anode(oks): Al(s) → Al3+(aq) + 3e− E°red = −1,66 V

E0sel (redoks): 3Ag+(aq) + Al(s) → 3Ag(s) + Al3+(aq) E°sel= -2,46 V

Sumber

https://www.studiobelajar.com/sel-volta/

Penjelasan

Reaksi Redoks Tidak berlangsung Spontan

Kespontanan reaksi redoks dapat diprediksi dari nilai potensial reaksi redoks tersebut.
Nilai potensial reaksi redoks sama dengan nilai potensial sel, yaitu selisih antara
potensial reduksi katode (reaksi reduksi) dengan potensial reduksi anode (reaksi
oksidasi). Suatu reaksi redoks akan berlangsung spontan ke arah pembentukan produk
bila potensial reaksinya bernilai positif.

Redoks spontan: E°redoks > 0

Redoks tidak spontan: E0 redoks < 0


3. Berdasarkan data sbb:
Fe2+ + 2e → Fe E0 = -0,44 V
Pb2+ + 2e → Pb E0 = -0,13 V
Zn2+ + 2e → Zn E0 = -0,76 V
Sn2+ + 2e → Sn E0 = -0,14 V
Maka tentukan reaksi yang tidak dapat berlangsung dalam keadaan standar
1. Sn2+ + Zn → Sn + Zn2+
2. Zn2+ + Pb → Zn + Pb2+
Jawaban
Reaksi yang tidak berlangsung secara spontan, yaitu reaksi 2.

Pembuktian/data
1. Sn2+ + Zn → Sn + Zn2+
E°sel = E°katode – E°anode
= -0.14-(-0.76)
= +0.62V
2. Zn2+ + Pb → Zn + Pb2+
E°sel = E°katode – E°anode
= -0.76-(-0.13)
= -0.63V

Sumber

https://kimiaokepintar.blogspot.com/2017/08/pembahasan-soal-soal-sel-volta.html

Penjelasan
Dalam deret volta, semakin kekanan nilai E0sel semakin besar.
Reaksi yang dapat berlangsung adalah yang memiliki harga E0sel = ++. Maka reaksi
yang dapat berlangsung spontan yaitu reaksi (1), namun untuk reaksi nomor 2, harga
E0selnya = --- (negatif artinya reaksi tidak berlangsung secara spontan

4. Berikut adalah data potensial reduksi standar (E0) untuk beberapa kation.
Sn2+ + 2e– → Sn E0 = –0,14 V
Mg2+ + 2e– → Mg E0 = –2,37 V
Ni2+ + 2e– → Ni E0 = –0,25 V
Fe2+ + 2e– → Fe E0 = –0,44 V
Cu2+ + 2e– → Cu E0 = +0,34 V

tentukan Logam yang dapat melindungi besi terhadap korosi

Jawaban

Logam yang dapat melindungi besi terhadap korosi yaitu Mg

Pembuktian/data

Mg yang paling negatif, Mg yang dapat melindungi Fe terhadap korosi

Sumber

https://www.urip.info/2018/12/pembahasan-soal-kimia-nomor-38-sbmptn.html

Penjelasan
Korosi adalah proses reaksi oksidasi. Korosi besi berarti oksidasi Fe.

Yang dapat melindungi Fe dari korosi bila dibuat rangkaian yang


menempatkan Fe sebagai katode. sehingga Fe tidak mengalami oksidasi. Besi
mengalami reduksi. Spesi lain yang harus mengalami oksidasi.

Yang paling mudah mengalami oksidasi adalah yang memiliki E0 paling


negatif. Yang paling negatif akan lebih mudah mengalami oksidasi dan
ditempatkan sebagai anode.

5. Berikut ini adalah data potensial reduksi standar (E0) untuk beberapa kation.

Fe2+ + 2e– → Fe E0 = –0,44 V


Sn2+ + 2e– → Sn E0 = –0,14 V
Cd2+ + 2e– → Cd E0 = –0,40 V

tentukan Sel Volta yang memiliki potensial sel paling besar.


(a) Fe|Fe2+ || Cd2+|Cd
(b) Fe|Fe2+ || Sn2+|Sn

Jawaban
Sel volta yang memiliki potensial paling besar yaitu

b. Fe|Fe2+ || Sn2+|Sn

Pembuktian/data
a. Fe|Fe2+||Cd2|Cd
E0 sel = (+0,44 – 0.40) V
= +0.04 V
b. Fe|Fe ||Sn2+| Sn
2+

E0 sel = (+0.44 – 0.14)

= +0.30 V

Sumber

https://www.urip.info/2018/12/pembahasan-soal-kimia-nomor-38-sbmptn.html

Penjelasan
Untuk mengetahui kespontanan reaksi pada sel Volta atau mengetahui
pasangan reaksi yang memiliki potensial sel paling besar atau paling kecil
sebaiknya dibuat analisis seperti tabel diatas.
Bila hasil hitung E0 sel bernilai positif (+) maka diperkirakan reaksinya akan
berlangsung spontan

Anda mungkin juga menyukai