(Keju Cheddar)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Produksi
Disusun Oleh:
Adinda Desfianingrum (153020065)
Bismillahirahmanirahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi karena atas rahmat dan hidayah-Nya serta
kesempatan yang telah diberikan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Mata
Kuliah Manajemen Produksi. Laporan Mata Kuliah Manajemen Produksi ini disusun untuk memenuhi
persyaratan kurikulum yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa di Program Studi Teknologi
Penyusun,
ii
Daftar Isi
iii
7.1 Struktur Organisasi......................................................................................................................... 37
7.1.1 Pengertian Perusahaan ............................................................................................................... 37
7.1.2 Tujuan Managemen dan Organisasi ........................................................................................... 37
7.1.3 Struktur Organisasi...................................................................................................................... 37
BAB VIII .............................................................................................................................................. 40
MATERIAL HANDLING .................................................................................................................... 40
8.1 Perhitungan Ongkos Material Handing....................................................................................... 40
8.2 Alat Angkut yang Dipergunakan ................................................................................................ 40
8.3. Jarak pengangkutan .................................................................................................................... 41
8.4 Sketsa Material Handling ............................................................................................................ 44
BAB IX ................................................................................................................................................. 45
PENJADWALAN MESIN DAN STASIUN KERJA........................................................................... 45
9.1 Penjadwalan Mesin ..................................................................................................................... 45
9.2 Penjadwalan Mesin Keju Cheddar .............................................................................................. 45
BAB X .................................................................................................................................................. 48
ACTIVITY RELATION CHART (ARC) ............................................................................................ 48
10.1 Activity Relation Chart (ARC) ............................................................................................. 48
10.2 Layout Pabrik ........................................................................................................................ 50
BAB XI ................................................................................................................................................. 51
LUAS LANTAI .................................................................................................................................... 51
BAB XII ................................................................................................................................................ 61
DESAIN PRODUK .............................................................................................................................. 61
BAB XIII .............................................................................................................................................. 62
ANALISIS EKONOMI ........................................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 66
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Checiss merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 2019 oleh mahasiswa
Universitas Pasundan Bandung Jurusan Teknologi pangan. Perusahaan ini bergerak dibidang
makanan yang memiliki prinsip utama yaitu halal, aman dan bergizi.
Direktur Utama
Manager Manajer
Manager Research
Pemasaran Produksi
and Development
Mr. X Nurlela
Sri Nurlela
Wulandari
Tenaga kerja dibutuhkan dalam pengelola usaha berkaitan dengan running bisnis .
Tenaga kerja mliputi tebaga kerja yang bertanggung jawab terhadap usaha dan tenaga
kerjabyang secara langsung menngni produk .Dalam perusahaan ini ada beberapa bagian
penanggung jawab utama perusahaan . Berikut uraian pembagian tugas :
Direktur
Direktur disini merupakan pemilik usaha juga memiliki modal dan pemegang
kendali terhadap jalan perusahaan .
Manager produksi
1
Manager produksi bertugas mengawasi seluruh kegiatan produksi yang
berlangsug mulai dari bahan baku hingga menjadi produk . manager produksi juga
mengkoordinir setiap pekerjaan dan menentukan pembagian tugas serta
mengevaluasi seluruh kegiatan produksi .
Manager Human Resource and Development (HRD)
HRD bertugas mengelola kegiatan bagian personalia dan umum , mengatur
kelancaran kegiatan ketenagakerjaan , hubungan industrial dan umum ,serta
bertanggung jawab atas penngrekrutan , proosi dan kinerja karyawan .
ManagerResearch and Development
ManagerResearch and Development (RND) berperan dalam melakukan
kegiatan riset dan pengembangan untuk menghasilkan suatu produk dan kegiatan
konsumen .
Manager Pemasaran
Manager Pemasaran merupakan salah satu bagian dari usaha yang memiliki
peran penting dalan menentukan kemajuan usaha tersebut karena dalam hal
pemasaran berfungsi untu menghasilkan pemasukan bagi perusahaan .
Manger Adminitrsi dan Keuangan
Manger Adminitrsi dan Keuangan bertugas untuk bertanggung jawab atas arsip-
arsip,surat-surat perusahaan yang masuk dan keluar serta bertugas sebagai pengatur
pembukuan keuangan baik pengeluranmaupun pemasukan yang diperoleh
perusahaan .
2
BAB II
LOKASI PABRIK
The Food and Agricultural Organization (FAO) mendefinisikan keju sebagai produk
segar atau hasil pemeraman yang didapatkan dengan penirisan sesudah terjadinya koagulasi
susu segar, krim dan skim atau campurannya. Keju adalah salah satu bahan pangan yang
mempunyai daya simpan yang baik dan kaya akan protein, lemak, kalsium, fosfor, riboflavin,
dan vitamin-vitamin lain dalam bentuk pekat, dibandingkan dengan susu yang memiliki
kandungan air yang sangat tinggi (Daulay 1991). Keju memiliki hampir semua zat gizi pada
susu, seperti protein 12-16%, lemak 0-12%, kalsium 0,8%, vitamin A 0-1% , riboflavin 2,8%,
yang bermanfaat bagi kesehatan (Winarno dan Fernandez, 2007)
Bahan baku pembuatan keju alami adalah susu yang merupakan suatu makanan atau
minuman bergizi yang banyak mengandung mineral dan protein, sehingga baik bagi tubuh
terutama dalam masa pertumbuhan sangat baik pengaruhnya terhadap kecerdasan kita. Dengan
mengubah susu menjadi bahan pangan yang lebih padat, lebih bergizi dan tidak cepat rusak,
sehingga keju memiliki citarasa yang enak. Pada dasarnya, pembuatan keju terdiri dari
penggumpalan susu untuk membentuk dadih susu, pemotongan padatan menjadi potongan
kecil, pengeringan whey dari tahu keju dan pengemasan (Buckle, 1987).
Menurut Nelson dan Trout (1951), Keju cheddar dibuat dari susu segar atau susu
pasteurisasi dengan penambahan sejumlah kecil kultur bakteri asam laktat. Pembentukan dadih
umumnya dilakukan dengan menggunakan koagulan rennet yang diikuti dengan pemanasan
dadih. Keju Cheddar memiliki karakteristik khas yang disebabkan oleh adanya proses
“cheddaring” dalam pembuatannya (Kosikowski,1982).
Cara membuat keju cheddar dari susu pasteurisasi yaitu pertama melalui proses
penggumpalan, pemotongan, dan pemasakan, sebelum pembuatan keju, susu biasanya
menjalani perlakuan pendahuluan untuk menciptakan kondisi optimum selama proses
produksi.
Salah satu langkah unik dalam membuat keju cheddar adalah cheddaring. dimana balok
dadih ditumpuk di atas satu sama lain untuk mengeluarkan kelembaban. Kemudian dadih
digiling dan ditumbuk menjadi potongan potongan kecil, dicetak dan ditekan untuk
memberikan tekstur rapuh pada keju akhir (meier,j,2013). Whey dikeringkan dan potongan
3
dadih dipotong menjadi potongan potongan besar yang ditumpuk. Bagian ini bercampur lagi
dan kemudian menyebar perlahan-lahan menjadi lembaran tipis yang dipotong potong lagi
menjadi strip dan menumpuk. Produksi asam selama cheddaring sangat penting, ketika ph
turun dadih mengeluarkan whey dan pentingnya pengasaman disini akan mempengaruhi
kelembaban akhir dan tekstur keju (walstra et al., 2006).
Salah satu bahan utama pembuatan keju cheddar adalah susu dimana susu merupakan
suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut. Agar lemak dan
air dalam susu tidak mudah terpisah, maka protein susu bertindak sebagai emulsifier (zat
pengemulsi). Kandungan air di dalam susu sangat tinggi, yaitu sekitar 87,5%, dengan
kandungan gula susu (laktosa) sekitar 5%, protein sekitar 3,5%, dan lemak sekitar 3-4%. Susu
juga merupakan sumber kalsium, fosfor, dan vitamin A yang sangat baik. Mutu protein susu
sepadan nilainya dengan protein daging dan telur, dan terutama sangat kaya akan lisin, yaitu
salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh (Widodo, 2002).
Susu memiliki umur simpan yang terbatas jumlah konsumsi susu dan olahan susu yang
masih sedikit dan tidak seimbangnya dengan ketersediaan susu segar di indonesia ini
memungkinkan adanya peluang pembuatan keju untuk memperpanjang umur simpan keju,
mengembangkan jenis keju, meningkatkan konsumsi olahan susu, dan menarik minat
masyarakat indonesia untuk mengkonsumsi olahan susu khususnya keju yang memiliki nilai
gizi tinggi
Keju yang dibuat di PT Checiss berasal dari susu pilihan yang telah melalui tahap
pengecekan kualitas susu sebelum diolah menjadi keju yang diperoleh dari peternakan sapi di
daerah sekitar lokasi pabrik.
4
Pasteurisasi susu dilakukan untuk membunuh mikroorganisme patogen yang terdapat
dalam susu dengan metode High Temperature Short Time dengan suhu 73°C selama 15
detik. Kegunaannya menjaga susu agar hilang dari mikroorganisme dan pathogen yang
dapat mengganggu proses selanjutnya.
c) Fermentasi
Tujuan fermentasi susu adalah untuk produksi curd yang melibatkan pencampuran
starter suhu diatur 30°C yang merupakan suhu optimum untuk starter berkerja.
Sistem harus mampu menyediakan sebuah lingkungan biologis yang
dapat menunjang terjadinya reaksi biokimia dari bahan mentah menjadi bahan yang
dikehendaki.
d) Pemasakan
Perlakuan panas dan penambahan rennet diperlukan selama pembuatan keju untuk
mengatur ukuran dan pengasaman. Serta, pertumbuhan bakteri pemroduksi asam
dibatasi oleh panas, sehingga digunakan untuk mengatur produksi asam laktat. Selain
efek bakteriologi, panas juga mendukung pemadatan curd.
e) Sentrifugasi
Tujuan sentrifugasi adalah mengeluarkan atau memisahkan whey dan curd dari susu
yang telah difermentasi dan dimasak. Fungsinya adalah menghasilkan curd yang telah
terpisah dari whey
f) Pencampuran
Tujuan mixer adalah untuk membuat proses cheddaring. Fungsi dari mixer adalah
membuat curd menjadi balok-balok dengan proses cheddaring. Menggunakan alat
mesin cheddaring, Dengan prinsip dimana conveyor pertama akan membuat drainase
whey, Lalu conveyor kedua akan membuat curd lebih menyatu untuk membentuk keju
cheddar Pressing
g) Pressing
Merupakan tahap mengeluarkan air dan juga whey dengan memaksa partikel yang
sudah melalui tahap milling dan salting menjadi sebuah butiran butiran kecil, untuk
memberikan bentuk akhir keju. Serta berfungsi untuk membentuk menjadi bentuk
produk akhir keju cheddar natural yang diinginkan. Alat yang digunakan yaitu cheese
block conveyor press dimana prinsipnya yaitu, keju cheddar dimasukan kedalam alat
cetakan dengan conveyor otomatis lalu jika cetakan sudah terisi alat akan mengeluarkan
gaya tekan sehingga keju cheddar akan terbentuk sesuai dengan cetakan.
5
2.2 Tujuan Pembuatan Produk
1. Membuat olahan susu yang masih jarang di Indonesia
2. Membuat keju natural dalam negeri
3. Menciptakan produk yang bergizi
4. Memanfaatkan potensi hasil ternak peternak sapi yang ada di Indonesia
6
berlokasi dekat bahan mentah , tetapi bila produk jadi lebih berat, besar, dan bernilai
rendah maka lokasi dipilih sebaliknya. Lebih dekat dengan bahan mentah dan para
penyedia (supplier) memungkinkan suatu perusahaan mendapatkan pelayanan supplier
yang lebih baik dan menghemat biaya pengadaan bahan.
5. Fasilitas dan biaya transportasi, tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara
dan air akan melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk
perusahaan.
6. Tara sumber bahan mentah dan pasar yang meminimumkan biaya transportasi. Dekat
dengan bahan mentah akan mengurangi biaya pengangkutan bahan mentah, tetapi biaya
pengangkutan pengiriman produk jadi meningkat. Sebaliknya, lokasi dekat pasar akan
menghemat biaya pengangkutan produk jadi tetapi menaikkan biaya pengangkutan bahan
mentah.
7. Sumber daya-sumber daya (alam) lainnya, hampir setiap industri memerlukan baik tenaga
yang dibangkitkan dari aliran listrik, disel, air, angin dan lain-lain. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan tersedianya sumber daya-sumber daya (alam) dengan murah dan mencukupi.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut maka kami memilih tiga lokasi untuk
lokasi pendirian pabrik pembuatan Keju cheddar ini. Dalam hal ini kami memilih tiga kota
yang memiliki lingkungan yang baik, keadaan iklim yang baik, kedekatan dengan pasar, serta
fasilitas dan biaya/cost, antara lain yaitu :
1. Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi merupakan sebuah Kabupaten di Tatar Pasundan,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Kota Palabuhanratu. Kabupaten
bSukabumi merupakan kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten
Banyuwangi di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Bogor di Utara, Kabupaten Cianjur di Timur, Samudra Hindia di Selatan, serta
Kabupaten Lebak di Barat. Wilayah Utara Sukabumi terdapat pegunungan, wilayah
Tengah terdapat bukit-bukit, dan wilayah Selatan memiliki tofografi yang
bergelombang.
Kabupaten sukabumi berada di bagian selatan Jawa Barat, Berada di kaki
Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada ketinggian 584 meter di atas permukaan
laut (koordinat 106 ˚45’50” Bujur Timur dan 106˚45’10” Bujur Tim. ur, serta 6˚50’44”
Lintang Selatan. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya
meliputi permukaan yang bergelombang di bagian selatan dan bergunung di bagian
7
utara dan tengah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 2.960 m. Kondisi permukaan
tanah di Kabupaten Sukabumi bervariasi.
Daerah kabupaten sukabumi merupakan daerah dataran tinggi dengan keadaan
lokasi dekat dengan pegunungan. Sehingga dengan Kondisi lokasi tersebut tidak
terdapat kemungkinan terkena banjir . Keadaan iklim disekitar pabrik merupakan iklim
tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dengan suhu rata-
rata 29C.
2. Tasikmalaya
Tasikmalaya adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Barat. Kota ini terletak
pada 108° 08′ 38″ – 108° 24′ 02″ BT dan 7° 10′ – 7° 26′ 32″ LS di bagian Tenggara
wilayah Provinsi Jawa Barat. Kota ini dahulu adalah sebuah kabupaten, namun seiring
dengan perkembangan, maka terbentuklah 2 buah bentuk pemerintahan yaitu
Pemerintahan Kabupaten dan Pemerintahan Kota Tasikmalaya.
Hampir 70%, pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di
priangan timur dan selatan berada di kota Ini. Kota Tasikmalaya membuka peluang
yang sebesar - besarnya bagi para investor untuk berinvestasi di kota ini. Kota
Tasikmalaya sendiri berpenduduk sekitar 700 ribuan, sehingga sangat potensial untuk
dijadikan pangsa pasar investasi.
3. Kabupaten Boyolali
Letak kabupaten boyolali sangat strategis. Terletak di 110°22’- 110°50’ bujur
timur dan 70°36’- 7°71’ lintang selatan. Secara administratif boyolali berbatasan
dengan ; sebelah utara : kabupaten grobogan dan kabupaten semarang. Sebelah timur
kabupaten karanganyar, kabupatem sragem dan kabupaten sukoharjo. Sebelah selatan
berbatasan dengan kabupaten klaten dan daerah istimewa yogyakarta. Erta sebelah
barat berbatasan dengan kabupaten magelang dan kabupaten semarang. Kabupaten
boyolali memiliki luas wilayah 101.510.,20 Ha yang terdiri tanah sawah 22.830 Ha dan
tanah kering. 78.679,37 Ha
Secara topografi wilayan kabupaten boyolali merupakan wilayah rendah dengan
perbukitan dan pegunungan, berada pada ketinggian rata rata 700 meter diatas
permukaan laut . titik tertinggi berada pada 1500 meter yaitu di kecamatan selo dan
terendah 75 meter di Kecamatan Banyudono.
Kabupaten boyolali terdiri atas 19 kecamatan dan 267 desa/kelurahan
merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di jawa tengah. Selain potens pertanian
8
dan peternakan, potensi yang dimiliki oleh kabuoaten boyolali adalah kawasan industri.
Sebagai daerah yang menjadi jalur transportasi nasional dan regional yang
menghubungkan Surakara – Semarang – dan surakarta Yogyakarta, kabupaten boyolali
menjadi daerah yang sangat strategis dalam roda perekonomian di Jawa Tengah
2.6 Analisis Biaya
2.6.1 Perolehan Data
Dalam pemilihan dan pembuatan lokasi pabrik untuk pembuatan keju cheddar
ditentukan luas lahan yang dibutuhkan adalah 5000 m2 dan tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah 1 orang direktur 1 orang sekretaris 8 orang tenaga kerja proses, 36
orang tenaga kerja non proses termasuk kepala bagian masing masing divisi.
2.6.2 Harga Tanah
Tabel Harga Tanah Pemilihan Lokasi Pabrik
2.6.3 Gaji
Tabel Daftar Gaji Tenaga Kerja per satu bulan pada Tahun 2018
kabupaten Direktur Sekretaris Proses non proses Total
9
Kabupaten 10.000.000 4.000.000x1= 1.790.000 4.000.000 x 172.320.000
Boyolali x1= 4.000.000 x 8 = 36 =
(C) 10.000.000 14.320.000 144.000.000
10
TCA = 12.245.954.400 + 653.500.000
= 12.899.454.400
TCB = 13.108.354.400 + 1.253.500.000
=14.361.854.400
TCC = 15.106.874.400 + 1.253.500.000
= 16.360.374.400
Variable Cost
Fix Cost
Total Cost
Berdasarkan grafik di atas, yang akan dipilih dengan 1000 Ton susu adalah
Kabupaten Sukabumi karena memiliki biaya total lebih minim dari pada kota Tasikmalya dan
Boyolali.
Keputusan Penetapan Lokasi
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dan grafik, maka dapat disimpulkan
bahwa lokasi yang akan dipilih untuk membangun Pabrik CHECHIS (Cheddar Cheese)
adalah Kabupaten Sukabumi.
11
BAB III
OPC DAN MPPC
3.1 Pengertian Operation Process Chart (OPC)
Operation Process Chart dalah diagram yang menggambarkan langkah-
langkah proses pengerjaan material , mulai dari bahan baku ( material ) hingga menjadi
komponen atau produk jadi. OPC memuan informasi informasi yang diperlukan untuk analisis
lebih lanjut diantaranya
Waktu yang dihabiskan, material yang digunakan dan tempat atau mesin yang dipakai
untuk memproses material,. Jadi, dalam suatu Operation Chart yang dicatat adalah hanyalah
kegiatan kegiatan operasi dan pemeriksaan, terkadang pada akhir operasi dicantumkan
kegiatan penyimpanan
12
6. Untuk memperoleh peta proses operasi yang baik, produk yang biasanya paling
banyak memerlukan operasi, harus dipetaka terlebih dahulu. Dipetakan dengan
garis vertikal disebelah kanan halaman kertas.
3.4 Tujuan Operation Process Chart (OPC)
1. Sebagai sarana untuk menguraikan singkat, jelas, dan sistematis, tahapan-tahapan
yang harus dilalui oleh masing – masing komponen benda kerja secara grafis
simbolis.
2. Sebagai alat analisis peramalan kebutuhan mesin/peralatan kerja dan kebutuhan
bahan baku.
3. Sebagai alat analisis perbaikan metoda kerja dan latihan bagi tenaga kerja.
4. Dapat dijadikan dasar dalam menetukan tata letak pabrik.
3.5 Tahapan-tahapan penyusunan OPC
1. Menyusun benda kerja yang akan dibuat atau gambar teknis yang dibuat desainer.
2. Menguraikan menjadi elemen-elemen penyusunya.
3. Analisa tahapan-tahapan pengerjaan.
4. Bahan baku yang digunakan berikut dimensinya.
5. Peralatan atau mesin yang digunakan.
6. Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan.
7. Presentase Scrap.
8. Analisa ulang.
9. Ringkasan aktifitas.
13
3.7 Simbol-Simbol Aktivitas Dalam Pembuatan Operation Process Chart
Bagian-bagian proses digunakan untuk menggambarkandan memperbaiki proses
transformasi dalam sistem-sistem produktif. Bagian aliran proses memerinci proses kedalaman
unsur-unsur dan simbol-simbol, seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar Keterangan
Operasi
Transportasi
Pemeriksaan
Aktivitas Gabungan
Pengangkutan
Keterlambatan
14
3.8 Bagan OPC dan MPPC
Operation Process Chart
Nama Objek : Susu Total Waktu : 20 Menit
Nomor Peta : 01 Nama Alat : vertical milk storage
01
10’ Penyimpanan dingin
5’ Storage
02
15’ Pasteurisasi
5’ Storage
03
15’ Tempering
5’ Storage
15
Operation Process Chart
Nama Objek : Susu Total Waktu : 35 Menit
Nomor Peta : 04 Nama Alat : fermentor
04
30’ Fermentasi
5’ Storage
30’ 05 Fermentasi
5’ Storage
06
30’ Pemasakan
5’ Storage
16
Operation Process Chart
Nama Objek : Enzim Rennet Total Waktu : 35 Menit
Nomor Peta : 07 Nama Alat :cooking vat
06
30’ Pemasakan
5’ Storage
25’ 07 Pemisahan
Storage
5’
17
Operation Process Chart
Nama Objek : Keju Total Waktu : 35 Menit
Nomor Peta : 08 Nama Alat : cheddaring vat
08
30’ Cheddaring
5’ storage
30’ Cheddaring
09
5’ storage
60’ 10 Pengepresan
5’ Storage
18
Kode Jenis Jenis mesin Jumlah Waktu Mesin kapasitas
Kegiatan Kegiatan (ton/hari)
Penyimpanan Vertical Milk 5 30’ 100
Dingin susu Storage
19
Flowsheet pembuatan Keju Cheddar
F H L
A B C D E G I K M N P
Penyimpanan
Pasteurisasi Pendinginan Fermentor Pemasakan Sentifugasi Pencampuran Pressing Pematangan
Susu
J O
20
Keterangan Flowsheet Pembuatan Keju Cheddar
21
Multi Product Process Chart (MPPC)
Multi Product Process Chart (MPPC) merupakans uatu diagram yang menunjukan
urutan-urutan proses untuk masing-masing komponen yang akan diproduksi. Informasi yang
diperolehdari MPPC adalah sebagai berikut :
Waktu Kapasitas
Jenis Kegiatan Jenis mesin Jumlah
No Mesin (Ton/hari)
Penyimpanan Dingin susu Vertical Milk Storage 5 30’ 100
1
22
BAB IV
ROUTING SHEET
Ada beberapa informasi yang dapat diperoleh dari routing sheet, yaitu :
Produk Yang
Produk Yang
Waktu Operasi
Mesin
Nama Alat
Disiapkan
Kapasitas
Deskripsi
Produksi
% Scrap
Diminta
Mesin
Mesin
No.
Teoritis Aktual
23
Berisi nama operasi yang dilakukan pada urutan nomor urut operasi.
c. Kolom 3 : Nama Mesin
Berisi nama mesin yang digunakan pada setiap operasi.
d. Kolom 4 : Kapasitas Mesin
Berisi kemampuan setiap mesin per jam dalam melakukan setiap operasi secara
teoritis, dimana mesin bekerja dengan kapasitas penuh tanpa delay.
e. Kolom 5 : Waktu Operasi
Berisi waktu proses operasi (menit) setiap komponen yang dibuat sesuai dengan
urutan aliran proses.
f. Kolom 6 : Produksi Mesin
Berisi jumlah produksi yang dihasilkan mesin per hari
g. Kolom 7 : Efisiensi Mesin
Berisi tentang produk yang efisien, yang diperoleh dari:
100
𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 ×
% 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
h. Kolom 8 : Scarp (Buangan)
Jumlah buangan bahan baku atau prosentase kerusakan yang diperkirakan, yang
dilakukan dalam satu operasi tertentu (dalam %).
i. Kolom 9 Dan 10 : Jumlah Barang Yang Diminta Dan Harus Disiapkan
Informasi ini berada pada kolom yang berbeda, tetapi mempunyai keterkaitan
dalam perhitungannya. Kolom jumlah bahan yang diminta, berisi data jumlah
bahan-bahan yang diharapkan tersedia setelah operasi tertentu, sedangkan kolom
jumlah barang yang harus disiapkan, berisi jumlah bahan yang harus tersedia
dengan mempertimbangkan persen scrap sebelum melakukan proses operasi
tertentu.
100
Jumlah produk yang harus disiapkan = × jumlah bahan yang harus tersedia
100 − % Scrap
j. Kebutuhan Mesin
Berisi tentang jumlah mesin secara teoritis dan aktual untuk setiap operasi. Jumlah
ini diperoleh dari:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 × 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 =
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 × 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
24
ROUTING SHEET
wakt
Spesifikasi alat (cm) u mesin
oper produk efisie
kapasitas asi si nsi produk teo
mesin (jam mesin/ mesi scr produk yang yang riti akt
No. Deskripsi P L T nama alat /jam ) hari n ap diminta disiapkan s ual
15 5.88
Keju Cheddar 85% 5000 Kg Kg
% 2
Cheese 8.000 15 Kg 5.88 Kg
0-11 Pengepresan Keju 105 115 180 20.000L 1 85% 5000 2 2,9 3
Press Kg %
100.00 15 Kg 9.41 Kg
0-4 Penambahan Starter 154 122 226,7 Fermentor 10000 L 0,5 85% 8.000 1 8,8 9
0L %
Double Pipe Kg Kg
824,5 100.00 15 80.00 94.1 1,1
0-3 Tempering 800 600 Heat 50000 L 0,5 85% 2
7 0L % 0 17 7
Exchanger
Double Pipe 80.00 Kg 94.1 Kg
824,5 100.00 15 1,1
0-2 Pasteurisasi 800 600 Heat 50000 L 0,5 85% 0 17 2
7 0L % 7
Exchanger
Vertical Milk 100.00 15 80.00 Kg 94.1 Kg 1,1
0-1 Penyimpanan dingin 264 560 20.000L 0,5 85% 0 17 2
Storage 0L % 7
25
BAB V
PERAMALAN PRODUKSI
26
b. Model Ekonometrik
Menggunakan serangkaian persamaan-persamaan regresi dimana terdapat variabel-
variabel tidak bebas yang menstimulasi segmen-segmen ekonomi seperti harga dan
lainnya.
c. Model Time Series Analysis (Deret Waktu)
Memasang suatu garis trend yang representatif dengan data-data masa lalu (historis)
berdasarkan kecenderungan datanya dan memproyeksikan data tersebut ke masa yang
akan datang.
2. Metode kualitatif
Metode ini digunakan dimana tidak ada model matematik, biasanya dikarenakan data
yang ada tidak cukup representatif untuk meramalkan masa yang akan datang (long term
forecasting). Peramalan kualitatif menggunakan pertimbangan pendapat-pendapat para pakar
yang ahli atau experd di bidangnya. Adapun kelebihan dari metode ini adalah biaya yang
dikeluarkan sangat murah (tanpa data) dan cepat diperoleh. Sementara kekurangannya yaitu
bersifat subyektif sehingga seringkali dikatakan kurang ilmiah.
Salah satu pendekatan peramalan dalam metode ini adalah Teknik Delphi, dimana
menggabungkan dan merata-ratakan pendapat para pakar dalam suatu forum yang dibentuk
untuk memberikan estimasi suatu hasil permasalahan di masa yang akan datang.
27
et = Y(t) – Y’(t)
[Y (t ) Y ' (t )] 2
SEE i 1
n2
n
dE
E [Y (t ) a ]2
n
0 diperoleh 2 [Y (t ) a] 0
i 1 da i 1
n n n
Y (t ) a 0 maka Y (t ) na 0
i 1 i 1 i 1
Y (t )
Sehingga: i 1
a , dimana n = jumlah periode peramalan
n
28
Jadi, apabila pola data berbentuk konstan, maka peramalannya dapat didekati dengan harga
rata-rata dari data tersebut.
2. Model siklis (musiman)
Untuk pola data yang bersifat siklis atau musiman, persamaan garis yang mewakili dapat
didekati dengan fungsi trigonometri, yaitu :
2 2
Y ' (t ) a u cos t v sin t , dimana n adalah jumlah periode peramalan
n n
Jumlah Kuadrat Kesalahan Terkecil didefinisikan sebagai:
n
2 2 2
E [Y (t ) a u cos t v sin t )]
i 1 N N
Maka: n 0 0 k 0 0 k n 0 k n 0
n 2 n 2 2 2 2 n
k' 0 0 1 k cos t 0 cos t k cos t 0 0 sin t k cos t 0 0
2 N 2 N N N N 2
n 2 n 2 n 2
0 0
2
k sin N t 0
2
k sin N t 0 2
k sin N t 0 0
b i 1 i 1
2
i 1
Y (t ) b t
n
n a i 1 i 1
n t 2 t
i 1 i 1 n
4. Model rata-rata bergerak (moving average)
a. Simple Moving Average
Yt Yt 1 Yt 2 .... Yt n1
(SMAt) =
n
b. Centered moving average
Yt (( L 1/ 2) ........Yt ........ Yt (( L 1) / 2
CMAt
L
Dimana: Yt = nilai tengah dari interval L data observasi.
(L-1)/2 = data sebelum dan sesudahnya.
c. Weighted Moving Average
29
n
Ft w1 At 1 w2 At 2 ....... wn At n dan w
i 1
i 1
Y (t ) Y ' (t )
Mean Absolute Deviation (MAD) : MAD t 1
n
5.6 Ramalan Penjualan Produk Masa Depan
Untuk menentukan peramlan produksi perusahaan kami, digunakan Moving Average.
30
Moving Average Graph
24,400
24,300
24,200
24,100
24,000
23,900
23,800
Februari Maret April Mei Juni Juli
Aktual Forecasting
31
BAB VI
INVENTORY
32
a. Jumlah Yang Dipesan
Perusahaan harus dapat menentukan jumlah bahan yang dipesan untuk menutupi
kebutuhan perusahaannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengatur dan menyesuaikan
pesanan yang dilakukan dengan fasilitas-fasilitas produksi perusahaan dan menjaga agar
pemesanan yang dilakukan dapat membuat keadaan persediaan berada pada biaya minimum.
Mengenai banyaknya bahan yang dipesan dimaksudkan untuk menutupi jumlah persediaan
bahan-bahan yang telah dipakai untuk proses produksi. Oleh karena itu jumlah yang dipesan
pada suatu waktu ditentukan dngan melihat besarnya kebutuhan bahan untuk proses produksi
dalam jangka waktu tertentu.
b. Cara-Cara Pemesanan Dalam Pengawasan Pengendalian
Pemesanan bahan yang dibutuhkan pada saat persediaan mencapai titik tertentu (order
point system) dan pemesanan yang dilakukan pada saat dimana waktu tertentu yang telah
ditetapkan tercapai (order cycle system).
Order Point System : suatu cara pemesanan bahan dimana pemesanan dilakukan apabila
persediaan yang ada telah mencapai suatu atau tingkat tertentu. Jadi dengan order point
system ditentukan jumlah persediaan pada tingkat tertentu yang merupakan batas waktu
dilakukannya pemesanan yang disebut order point atau recorder point.
Order Cycle System : suatu sistem atau cara pemesanan bahan dimana jarak atau interval
waktu dari pemesanan tetap, misal tiap-tiap minggu atau tiap-tiap bulan. Jadi dengan
order cycle system ditentukan waktu pemesanan dnegan jarak yang tetap. Sedangkan
tiap-tiap pemesanan mempunyai jumlah barang yang berfruktuasi tergantung pada
banyaknya pemakaian bahan dalam jarak atau interval waktu antara pesanan yang lalu
dan pesanan berikutnya. Order cycle system dapat digunakan untuk mengawasi
persediaan barang-barang yang banyak jenisnya serta lebih tinggi nilainya. Pengawasan
dilakukan sekaligus pada setiap periode tertentu.
c. Jumlah Pemesanan Yang Ekonomis
Jumlah atau besarnya pesanan yang diadakan hendaknya menghasilkan biaya-biaya yang
timbul dalam penyediaan adalah minimal. Dalam penentuan atau pemecahan jumlah pesanan
yang ekonomis dapat dilakukan dengan cara :
Tubular Approach
Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis ditentukan dengan tubular approach
yang dilakukan dengan cara menyusun satu daftar atau tabel pesanan dan jumlah
33
pesanan pertahun. Tentunya jumlah pesanan yang mengandung jumlah biaya yang
terkecil merupakan jumlah pesanan yang ekonomis (economis order quantity).
3.001.500
1 20.000 10.000 3.000.000 1.500
1.503.000
2 10.000 5.000 1.500.000 3.000
1.004.500
3 6.667 3.333 1.000.000 4.500
756.000
4 5.000 2.500 750.000 6.000
607.500
5 4.000 2.000 600.000 7.500
509.000
6 3.333 1.667 500.000 9.000
439.071
7 2.857 1.429 428.571 10.500
387.000
8 2.500 1.250 375.000 12.000
346.833
9 2.222 1.111 333.333 13.500
315.000
10 2.000 1.000 300.000 15.000
289.227
11 1.818 909 272.727 16.500
34
Keterangan : Ongkos Simpan/Unit = Rp. 150
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya jumlah pesanan maa
ongkos simpan terus menurun sedangkan ongkos pesan terus menaik. Untuk mencari
Total Cost yang rendah, dimana disini dicapai pada ongkos simpan sebelas kali Rp
272.727-, . Jadi jumlah atau banyaknya barang pesanan yang ekonomis adalah 1.818
unit dan didalam satu minggu terdapat sebelas kali pesanan.
Graphical Approach
Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis dengan graphical approach dapat
dilakukan dengan cara menggambarkan garfik-grafik ongkos pesan, ongkos simpan,
dan total cost dalam satu gambar.
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
total cost
3,000,000
ongkos pesan
2,000,000 ongkos simpan
1,000,000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah Pesanan
Formula Approach
Cara penentuan jumlah pesanan yang ekonomis dengan menurunkan didalam
rumus-rumus matematika dapat dilakukan dengan memperhatikan bahwa jumlah biaya
persediaan yang minimum terdapat jika biaya pesan sama dengan biaya simpan, maka
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
𝟐𝑫𝑨
𝑿= √
𝑪𝑰
35
Dimana :
D = Demand (Permintaan Pasar)
A = Ongkos Pesan
C = Ongkos Simpan
I = Tingkat Suku Bunga
X = Banyak Jumlah Yang Dipesan
6.5 Perhitungan Data Inventory
Ongkos pemesanan keju cheddar Rp. 1.500/pesanan
Tingkat suku bunga 12%
2×20000×1500
X=√ = 1.826 unit
150×12%
D 20.000
Berapa X pemesanan = = = 11 kali pemesanan
X 1.826
D A
Total Cost = × 2 + XC
X
1500
= 11 × + (1826 × 150 × 12%)
2
= Rp 41.079
2×20000×1500
X1 = √3.000.000 ×12% = 13 unit
2×10.000 ×3.000
X2 = √ 1.500.000 ×12%
= 18 unit
2×6.667 ×4.500
X3 = √1.000.000 ×12%
= 22 unit
2×5.000 ×6.000
X4 = √ 750.000 ×12%
= 26 unit
2×4.000 ×7.500
X5 = √ 600.000 ×12%
= 29 unit
2×3.333 ×9.000
X6 = √ 500.000 ×12%
= 32 unit
2×2.857 ×10.500
X7 = √ 428.571 ×12%
= 34 unit
2×2.500 ×12.000
X8 = √ 375.000 ×12%
= 37 unit
2×2.222 ×13.500
X9 = √ 333.333 ×12%
= 39 unit
2×2.000 ×15.000
X10 = √ 300.000 ×12%
= 41 unit
2×1.818 ×16.500
X11 = √ 272.727 ×12%
= 43 unit
36
37
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Organisasi sangat penting untuk semua bidang, karena dari organisasi dapat
diketahui apa yang dilakukan oleh masing-masing bagian baik sendiri atau bersama
bagian lain untuk mencapai tujuan. Dalam menangani masalah rumah tangga yang
terkait. Untuk melaksanakan aktivitas dalam organisasi tersebut diperlukan area
yang relevan dan memadai, baik area untuk aktivitas secara langsung (dalam arti
area untuk perkantoran) maupun untuk pendukung aktivitas.
Struktur organisasi adalah suatu susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan
hubungan-hubungan yang menyatakan seluruh kegiatan untuk mencapai suatu
sasaran. Struktur organisasi merupakan pola yang perusahaan keluarga, maka
pemilik perusahan merangkap sebagai pimpinan perusahaan dan penanggung jawab
produksi secara keseluruhan. Bentuk struktur organisasinya berbentuk garis dimana
kekuasaan berjalan secara langsung dari atasan ke bawahan. Perintah berasal dari
pimpinan sampai pada setiap orang yang berada pada jabatan rendah. Masing-
masing dihubungkan dengan satu garis perintah. Struktur Organisasi ini dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
pabrik.
2. Departemen Personalia/Umum
3. Departemen Produksi
a. Penggudangan
38
39
Staff Production dan Inventory Control yang bertugas merencanakan dan mengendalikan
b. Keteknikan (Engineering)
Keteknikan dipimpin oleh Maintenace Service Manajer yang bertanggung jawab atas
MATERIAL HANDLING
Di dalam merancang Tata Letak Pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan (material
handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan dan
diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu
memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang harus
diperhatikan adalah type lay out yang akan digunakan.
Ongkos material handling adalah ongkos yang dikeluarkan untuk melakukan
pemindahan material dari satu departemen menuju departemen yang lain untuk dilakukannya
proses produksi selanjutnya.
Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut :
Pemindahan bahan dari gudang bahan baku (Receiving) menuju departemen pabrikasi
maupun departemen assembling.
Pemindahan bahan yang terjadi dari satu departemen menuju departemen yang
lainnya.
Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang bahan jadi (Shipping).
40
41
Penyimpanan
2 Pasteurisasi Susu Pompa 100.000 1250 5
dingin 6250
Pemisahan 100.000
8 keju dengan cheddaring Susu hasil pemasakan Pompa 750 3
whey 2250
42
43
Keju Walky
9 Cheddaring Cheese press 8000 450 3 1350
fallet
Keju Walky
10 Chesse Press Pengemas 6000 450 3 1350
fallet
Penyimpanan Walky
11 Pengemas Keju 6000 450 3 1350
dingin fallet
Mobil
pengangkut
Penyimpana
n dingin
Pasteurisasi
Penyimpanan dingin
Gudang bahan baku
Tempering
Susu
Fermentasi Pengemasan
Pemisahan
Pemasakan keju dengan Cheddaring pengepressan
whey
44
45
BAB IX
PENJADWALAN MESIN DAN STASIUN KERJA
Cheddaring Vat 30
Chesse Press 60
Meja pengemasan 60
Total 6 Jam
TABEL PENJADWALAN
70
60
50
40
30
20
10
0
Waktu
46
47
Tabel Penjadwalan mesin yang digunakan dalam produksi ini sebagai berikut :
M7 Waktu M8
(menit) Waktu
(menit)
Cheddaring 30 Chesse Press 60
vat
BAB X
ACTIVITY RELATION CHART (ARC)
Teknik yang digunakan sebagagi alat untuk menganalisa hubungan antara aktifitas yang
ada adalah activity relation ship chart ( ARC ).
48
49
Direktur
RuangTamurecepcionis
RuangPemasaran
Ruang QC
RuangProduksi
Ruang HRD
RuangGudangBahan Baku
Ruangpenyimpananproduk
Ruang Meeting
kantin
Mushola
Toilet Wanita
Toilet Pria
Parkiran
PosSatpam
RuangStaffProduksi
TempatPembuanganSampah
10.2 Layout Pabrik
50
51
BAB XI
LUAS LANTAI
Sehingga jika dijumlahkan, material yang tergambar sesuai dengan material persatu
periode yang akan disimpan. Demikian juga untuk model rak, luas lantai yang dibutuhkan
adalah lahan yang diperlukan berdasarkan kebutuhan hasil perhitungan setelah disimpan dalam
rak sesuai dengan tinggi dan lebar maksimum dari rak serta cara penyimpanan dalam rak.
11.1.3 Luas Lantai Mesin
Luas lantai mesin perlu diperhitungkan dalam mencari tata letak pabrik dan
pemindahan bahan. Data-data yang diperlukan untuk menghitung luas lantai mesin departemen
pabrikasi adalah sebagai berikut :
Deskripsi.
Nama mesin atau peralatan.
Jumlah mesin atau peralatan .
Ukuran mesin atau peralatan.
Tipe bahan atau material.
Luas mesin.
Luas seluruh mesin.
Toleransi.
Luas toleransi..
Allowance.
Luas Allowance.
Total Luas lantai.
Langkah –langkah perhitungan luas lantai mesin adalah :
1) Tentukan jumlah mesin yang digunakan (dapat diperoleh dari Routing sheet)
52
53
2) Tentukan luas lantai mesin, yaitu kebutuhan lahan untuk meletakkan sejumlah mesin
pada pabrikasi.
3) Tentukan luas seluruh mesin yaitu luas yang diperlukan secara keseluruhan dengan
memperhatikan jumlah mesin yang digunakan.
4) Tentukan toleransi bahan, yaitu kelonggaran yang diberikan untuk menyimpan
sementara bahan yang akan diproses. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan besarnya toleransi bahan adalah :
Ukuran material atau bahan.
Karakteristik material atau bahan.
5) Tentukan allowance, yaitu kelonggaran yang diberikan untuk material handling .
6) Tentukan total luas lantai mesin, yaitu kebutuhan lahan untuk menetapkan mesin atau
peralatan setelah ditambah toleransi bahan dan allowance.
Untuk deskripsi dan nama mesin dilihat dai OPC dimana jumlah mesinnya diperoleh dari
perhitungan Routing sheet. Untuk ukuran sudah diketahui yaitu panjang dan lebarnya. Dan
untuk luas mesin diperoleh dari perkalian ukuran mesin yaitu panjang kali lebar. Untuk Luas
Seluruh diperoleh dari perkalian jumlah mesin dengan luas mesin.
Data-data yang diperlukan untuk menghitung luas lantai barang jadi adalah
Nomor komponen
Nama komponen
Tipe barang jadi
Langkah-langkah untuk menghitung luasa lantai barang jadi adalah sebagai berikut:
1. Tentukan ukuran kemasan, yaitu ukuran atau dimensi dari kemasan untuk tempat produk
jadi perusahaan. Ukuran kardus atau kemasan ditentukan oleh :
Ukuran produk jadi
Jumlah produk jadi dalam satu kemasan
Allowance
2. Tentukan produk jadi per satu produk, yaitu produk yang dihasilkan untuk periode, yaitu
berdasarkan produk perjam dari perusahaan. Penentuan periode didasarkan pada:
Periode pengiriman produk jadi ke pasaran
Kapasitas maksimum bahan
Karakteristik produk jadi
3) Tentukan volume kemasan total, yaitu volume kebutuhan untuk produk jadi per periode
tertentu.
4) Tentukan luas lantai, yaitu lahan yang dibutuhkan berdasarkan volume kemasan total,
setelah ditumpuk sesuai dengan tinggi maksimum tumpukan yang diizinkan dan cara
penumpukannya.
5) Tentukan allowancenya yaitu kelonggaran yang diberikan untuk kelancaran dalam
menentukan barang jadi.
6) Tentukan total luas lantai keseluruhan yang diperlukan untuk penyimpanan barang jadi
(shipping) dalam suatu gudang.
Dalam perhitungan luas lantai, terlebih dahulu harus diketahui bagian-bagian dari
perkantoran dan pelayanan pabrik, yaitu :
Bagian umum, merupakan fungsi yang melayani seluruh pabrik, misalnya Tool room
(tempat penyimpanan peralatan), Tool crib (tempat menyimpan atau memperbaiki
peralatan yang rusak), ruang rapat, ruang tunggu dan sebagainya.
Bagian produksi, merupakan bagian yang melayani organisasi produksi, misalnya
Teknik Industri (standar kerja,metode, material handling, proses), Quality control
(receiving, in process, finished good), plan engineering.
Bagian personil, merupakan fungsi yang melayani atau menangani kebutuhan orang
misalnya, fasilitas kesehatan, kantin, WC atau toilet, daerah rekreasi atau taman,
lapangan parkir, telepon umum dan lain-lain. Bangunan fisik, merupakan bagian yang
berhubungan dengan kebutuhan fasilitas fisik bangunan, peralatan, utilitas dan juga
fasilitas pemasaran, pembangkit tenaga, garasi, pemadam kebakaran, bengkel
peralatan, dan sebagainya. Yang harus diperhatikan dalam menyusun perkantoran :
Departemen yang berhubungan ditempatkan berdekatan satu sama lain.
Lebar lubang minimal 0,9 meter.
Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan merupakan dasar departementasi.
Tiap pekerja membutuhkan minimal kira-kira 4,5 sampai 25 m2.
Cahaya yang datang dari kiri dan atau dari belakang lebih baik.
Bila pekerja harus duduk saling membelakangi maka harus dipisahkan minimal
melebar 1 meter diantara kursi.
Persyaratan Umum Perkantoran
54
55
Satu kantor yang luas merupakan unit kerja yang efisien daripada sejumlah ruangan-
ruangan kecil dengan luas yang sama, karena memudahkan pengawasan, komunikasi
bias lebih lancar, cahaya dan ventilasi bias lebih baik.
Lebar lorong untuk sirkulasi utama 1,5 sampai 2,5 m, jika tidak seberapa penting
cukup 1 sampai 1,5 m.
Jarak meja dengan kursi minimal 45 cm.
Jarak antara meja atau dengan tembok berkisar antara 60 sampai 90 cm.
Untuk menghindari kebisingan, maka peralatan seperti mesin tik dan mesin stensil
sebaiknya diletakkan terpisah.
Perkantoran diperlukan oleh banyak orang baik dari dalam maupun dari luar orang
pabrik dengan berbagai maksud dan tujuan. Pada pabrik yang kecil umumnya kantor digabung
menjadi satu tempat untuk memudahkan komunikasi antar pegawai. Tempat ini sering terletak
dibagian depan bangunan pabrik untuk memudahkan para pengunjung. Pada pabrik agar besar
pada umumnya, kantor umum atau administrasi mungkin dibagian depan bangunan pabrik dan
kantor pelayanan produk dan pegawai dapat ditempatkan dalam daerah produksi.
No. Nama Ruangan Jumlah Ukuran (meter) Total luas Allowance Total Luas +
P L (m2) 75% Allowence
(m2)
1 gudang bahan baku 1 7 4 28 14 42
2 ruang penyimpanan 2 15 8 120 60 180
3 toilet umum 2 4 3 12 6 18
4 mushola 1 15 8 120 60 180
5 ruang penanganan limbah 1 8 6 48 24 72
6 parkir depan 1 10 10 100 75 175
7 parkir samping 1 20 30 600 450 1050
8 taman 1 6 6 36 18 54
9 pos satpam 1 4 4 16 8 24
10 laboratorium 1 8 6 48 24 72
11 ruang ganti 2 10 8 80 40 120
12 aula 1 20 10 200 100 300
13 kantin 1 20 10 200 100 300
14 poliklinik 1 10 10 100 50 150
15 area utilitas 1 4 4 16 8 24
56
57
No. Nama Ruangan Jumlah Ukuran (meter) Total Luas Allowance Total Luas +
(m2) 150% Allowence
(m2)
1. Ruangan direktur 1 5 5 25 18,75 43,75
2. Sekretaris 1 3 2 6 4,5 10,5
3. Bagian keuangan 1 3 3 9 6,75 15,75
4. Bagian pemasaran 1 4 3 12 9 21
5. Kabag produksi 1 4 3 12 9 21
6. Kabag administrasi 1 3 3 9 6,75 15,75
7. Staff 1 15 12 180 135 315
Jumlah 442,75
58
59
Nama alat ukuran alat jumlah luas allowance total luas + allowence
Panjang lebar tinggi Diameter
5 34,85 17,425 52,275
Vertical Milk Storage 560 264
800 600 824,57 2 96 48 144
Double Pipe Exchanger
800 600 824,57 2 96 48 144
Double Pipe Exchanger
154 122 226,7 5 5,85 2,925 8,775
Fermentor
284 366 680 3 42,39 21,195 63,585
Cooking Vat
141 75 193,38 5 5,3 2,65 7,95
Sentrifuge Separator
475 115,41 194,14 1 5,48 2,74 8,22
Chedarring vat
105 115 180 1,21 0,605 1,815
Cheese Press 1
430,62m2
total
LUAS LANTAI GUDANG BAHAN BAKU
Nama Ukuran Luas Kapasitas Banyak Susunan Luas Lantai Allowence Total
Barang P (m) L (m) T (m) /unit (m3) Maximum (m2) 150 % Luas
(unit) (m2)
starter, 10 10 5 500m3 25000 unit 10 x 5 I unit dus = 500 45 75
garam, Diperlukan
enzim 25000 kemasan=
rennet 30 m
Nama Ukuran Luas Kapasitas Banyak Susunan Luas Lantai Allowence Total
Barang P (m) L (m) T (m) /unit (m3) Maximum (m2) 150 % Luas
(unit) (m2)
Keju 10 10 5 500m3 25000 unit 10 x 5 I unit dus = 500 45 75
cheddar Diperlukan 25000
kemasan= 30 m
Luas tanah yang dibutuhkan untuk mendirikan Pabrik keju cheddar adalah 4144,37
60
61
BAB XII
DESAIN PRODUK
Spesifikasi Produk : Keju cheddar dibuat dari susu segar atau susu pasteurisasi
dengan penambahan sejumlah kecil kultur bakteri asam laktat. Pembentukan dadih
umumnya dilakukan dengan menggunakan koagulan rennet yang diikuti dengan
pemanasan dadih. Keju Cheddar memiliki karakteristik khas yang disebabkan oleh
adanya proses “cheddaring” dalam pembuatannya
Kegunaan :
indonesia
.
Komposisi : susu, starter, enzim rennet, garam
Berat Bersih : kemasan 250 gram
BAB XIII
ANALISIS EKONOMI
13.1 Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap
4 PBB 14.000.000
5 Asuransi 150.000.
6 Transportasi 400.000.000
7 Gaji 180.400.000
8 Perizinan 1.000.000
Jumlah 12.245.954.400
Biaya tetap
No. Uraian Lokasi pabrik
Tasikmalaya
1 Mesin & Peralatan 5 % 428.277.720
2 PBB 14.000.000
3 Asuransi 5 % 428.277.720
4 Transportasi 5 % 20.000.000
5 Gaji 180.400.000
Jumlah 1.070.955.440
62
63
3 Kemasan Rp.200.000.000
TOTAL Rp653.500.000
= 1.070.955.440+ 653.500.000
= 1.724.455.440
= 3628,9
Total FC
2. BEP unit =
Harga jual
12.852.465.280
=
5100
= 2.520.091,2
FC
3. BEP rupiah = VC
1−
P
12.852.465.280
= 7.842.000.000
1−
29.077.140.000
= 17.598.797.667.06
4. Profit = (Q – BEP) × P
=( 5.702.400- 2.520.091,2) × 5100
= 16.229.774.880
Profit
5. Profit (%) = × 100%
BEP×P
64
65
16.229.774.880
= × 100%
2.520.091,2 × 5100
= 126.3 %
= 1,275
= 0,75~ 9 bulan
Kesimpulan :
Berdasarkan Analisis biaya diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan layak didirikan
dengan modal kembalinya adalah 9 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI
Blackie Acad. Prof
Buckle, K, A., Edward, R,A. Fleet, G, H. And Wottom, M,. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah
Hari Purnomo dan Adiono Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Handoko, T. Hani. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi.Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA
Kosikowski, F.V.1982. Cheese and Fermented Milk Foods 2nd edition. New York :
Cornell University Ithaca.
Tamime, A.Y and V.M.E Marshall .2011. Microbiology and Technology of Fermented
Milks, In Microbiology and Biochemistry of Cheese and Fermented Milk. London:
Eds.B.A. Law,
Walstra, P and R James. 2006. Dairy Chemistry and Physics. New York : John Willey and
sons Inc.
Widodo,W. 2002. Bioteknologi Fermentasi Susu. Malang : Pusat Pengembangan
Bioteknologi Universitas Muhammadiyah
Winarno, F.G.2000. Kimia pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
66